Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas kajian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil evaluasi aspek teknis menunjukkan penyebab banjir dan genangan yang
terjadi pada daerah Air Tawar Ganting adalah masih terdapat pada beberapa
ruas yang belum memiliki saluran drainase, sementara pada beberapa titik
yang telah memiliki saluran drainase kapasitas saluran yang tidak sesuai
dengan debit yang harus dialirkan.. Tidak terjadi back water pada saat banjir,
karena elevasi muka air pada saluran lebih tinggi dari elevasi air pasang yang
terjadi pada outlet saluran.
2. Hasil evaluasi aspek pembiayaan, biaya yang harus dikeluarkan dalam upaya
penanganan banjir dan genangan yang terjadi pada daerah Air Tawar
Ganting sebesar Rp. 21.471.135.000,00 dan biaya untuk operasional dan
pemeliharaan pada tahun pertama sebesar Rp. 81.908.310,00. Hasil analisis
kelayakan ekonomi menunjukkan kegiatan peningkatan saluran drainase Air
Tawar Ganting layak untuk dilakukan. Hal ini terlihat dari nilai B/C ratio
lebih besar dari 1 dan nilai NPV yang positif.
3. Hasil evaluasi aspek kelembagaan menunjukkan bahwa posisi bidang
pengelola drainase Kota Padang berada pada kuadran I, yaitu pertumbuhan
agresif

yang

memanfaatkan

seluruh

kekuatan

untuk

merebut

dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


4. Hasil evaluasi aspek peran serta masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat
yang ada di sekitar daerah Air Tawar Ganting sangat baik. Masyarakat
sudah sangat berperan dalam pemeliharaan drainase yang dibuktikan dengan
diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan saluran setiap bulannya.
Hal ini perlu dilakukan pembinaan oleh pemerintah.

6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa
hal yang dapat disarankan yang diberikan untuk penanggulangan banjir dan
genangan yang terjadi pada daerah Air Tawar Ganting yang dituangkan dalam
bentuk kebijakan program yaitu :
1. Perlu dilakukan pembangunan saluran drainase pada beberapa ruas yang
belum memiliki saluran drainase
2. Pada daerah yang sudah memiliki saluran drainase perlu dilakukan usaha
peningkatan kapasitas saluran dengan cara memperlebar, memperdalam, atau
merubah slope saluran sehingga kapasitas saluran drainase yang ada bisa
memenuhi untuk mengalirkan air yang ada.
3. Pada lokasi yang memiliki kapasitas drainase mencukupi, perlu dilakukan
pemeliharaan sebaik mungkin, agar kapasitas drainase yang ada tidak
berkurang akibat adanya pengendapan/sedimentasi.
4. Karena adanya keterbatasan dana APBD maka Pemerintah Daerah Kota
Padang harus melakukan upaya pencarian dana di luar APBD dan APBN,
yaitu melalui pinjaman bank dengan bunga bank yang tidak melebihi nilai
IRR atau pinjaman lunak dari pemerintah pusat. Untuk itu perlu dilakukan
kajian lebih dalam tentang model pembiayaan pembangunan dan pengelolaan
drainase yang tidak mengandalkan anggaran dari pemerintah (APBD dan
APBN).
5. Alternatif lain adalah melakukan upaya pembangunan saluran drainase secara
swadaya masyarakat pemberian dana stimulan. Diharapkan pemberian dana
stimulan tersebut dapat menjaring peran serta masyarakat yang ada pada
daerah Air Tawar - Ganting.
6. Mendorong dan memfasilitasi partisipasi masyarakat dengan membentuk
suatu wadah/badan sehingga dapat mengarahkan dan membina kreativitas dan
produktivitas masyarakat yang ada untuk mendukung kegiatan pembangunan
di Kota Padang. Untuk itu perlu dilakukan kajian sosial pada saat
pembentukan

wadah/badan

dalam

produktivitas

peran

masyarakat

serta

pembangunan di Kota Padang.

126

rangka

membina

untuk

kreativitas

mendukung

dan

kegiatan

7. Mengusulkan untuk membuat suatu bentuk kerjasama dengan pihak swasta


untuk memanfaatkan drainase makro yang ada sebagai lokasi wisata air.
Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai model kerjasama
dalam pemanfaatan drainase makro sebagai lokasi wisata air.
8. Memperbanyak usulan kegiatan pengelolaan drainase kepada Pemerintah
Pusat dan Propinsi pada daerah-daerah rawan banjir.
9. Mengusulkan kegiatan agar program kali bersih (Prokasih) dilakukan pada
kawasan wisata yang dapat mendukung industri pariwisata di Kota Padang.
10. Melakukan studi banding pada daerah-daerah yang sudah berhasil melakukan
pengelolaan drainase.
11. Melakukan kegiatan penyuluhan mengenai kebersihan drainase kepada
masyarakat sehingga terjadi peningkatan kualitas lingkungan.
12. Mengusulkan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang untuk
dapat melayani pengangkutan sampah pada daerah yang belum terlayani
terutama pada lokasi rawan banjir.
13. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan yang mudah dimengerti oleh
masyarakat akan pentingnya sarana drainase yang baik. Penyuluhan dilakukan
pada kelompok pengajian ibu-ibu (majlis taklim), sekolah-sekolah, RT, RW
dan kelurahan.
14. Pendekatan melalui lembaga adat yang ada (Kerapatan Adat Nagari/KAN)
untuk menyalurkan dan menampung ide dari pemerintah kota dan masyarakat
menyangkut pembangunan, pengawasan dan pendanaan prasarana.
15. Mengusulkan agar dilakukan lomba K3 setiap tahunnya. Hal ini dilakukan
agar masyarakat yang ada turut merasa bertanggung jawab terhadap
kebersihan lingkungan di sekitarnya.
16. Mengusulkan pembuatan kelurahan percontohan dalam hal pengelolaan
kebersihan terutama kebersihan drainase.

127

DAFTAR PUSTAKA
Al Layla, M.A., Ahmad S. and Middlebrooks, E.J. (1978), Water Supply
Engineering Design, Ann Arbor Science, Michigan, U.S.A.
Asdak, C. (1995), Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Blank, L.T. and Tarquin A.J. (1998), Engineering Economy, Mc. Graw-Hill
International Company Singapore.
Chow, V.T., Maidment, D.R. and Mays, L.W.

(1988), Applied Hydrology,

McGraw-Hill Inc, Singapore.


Chow, V.T. (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta.
Kodoatie, R.J. dan Sugiyanto. (2002), Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya

dalam

Perspektif

Lingkungan,

Pustaka

Pelajar,

Yogyakarta.
Masduki, H.S. (1988), Drainase Permukiman, ITB, Bandung.
Pandebesie, E.S. (2002), Perencanaan Pengelolaan Sistem Drainase dan Air
Limbah, Pusdiktek Dep. Kimpraswil, Bandung.
Rangkuti, F. (2001), Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Riduwan. (2004), Metode dan Teknik Penyusunan Thesis, Alfabeta, Bandung.
Seyhan, E. (1983) Aplication Of Statistical Methods To Hydrology, Mc. Graw Hill
Book, London.
Soetrisno, L. (1995), Menuju Masyarakat Partisipatif, Penerbit Kanisius.

Soewarno. (1995),

Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data,

Penerbit Nova, Bandung.


Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. (1985), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradya
Paramita, Jakarta.
Subarkah, I. (1980), Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea Dharma,
Bandung.
Subramanya, K. (1992), Engineering Hydrology, Tata McGraw Hill Publishing
Company Limited, New Delhi.
Suripin. (2004), Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi,
Yogyakarta.
Varshney, R.S., Gupta, S.C. and Gupta, R.L. (1993), Theory and Design of
Irrigation Structures, Nem Chand & Bros Roorkee, India.
Anonim. (2005), Padang dalam Angka 2004, Badan Pusat Statistik Kota Padang.
Anonim. (2005), DED Drainase Kawasan Siteba, Dinas Kimpraswil Kota
Padang.
Anonim. (2004),

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang 2004 2013,

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Padang.


Anonim. (2002), Perencanaan Teknis (DED) Drainase Kota Padang, Dinas
Kimpraswil Kota Padang.
Anonim. (1999), Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan
Bidang ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan, Volume 1, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.

130

Anonim. (1998), Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem


Penyediaan Air Minum Perkotaan, Volume V, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Anonim. (1996), Pedoman Pengendalian Banjir, Volume III, Pedoman
Perencanaan dan Pelaksanaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1994), Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI 033424-1994, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1990), Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan SK
SNI T-07-1990-F, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim. (1986), Standard Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian
Bangunan , Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

131

Anda mungkin juga menyukai