Anda di halaman 1dari 78

ABSTRAK

Jakarta adalah kota metropolitan yang sibuk dan mempunyai beragam permasalahan seperti
kota-kota besar lainnya, masalah yang sering terjadi di jakarta adalah masalah lingkungan dan
masalah sosial, masalah ingkungan contohnya adalah banjir yang sering melanda daerah-daerah
di jakarta terutama pada daerah pemukiman yang terletak di pinggiran sungai, pada saat musim
hujan tiba daerah tersebut sudah menjadi langganan banjir. Gubernur Jakarta saat ini sedang
gencar melaksanakan naturalisasi waduk-waduk yang ada di jakarta, dengan keluarnya Peraturan
Gubernur No. .31 Tahun 2019 yang berisi tentang naturalisasi waduk yang melibatkan kegiatan
masyarakat didalamnya dan sebagian di jadikan area rekreasi agar masyarakat dekat dengan air.

Dengan adanya program tersebut wisada edukasi air adalah yang paling dominan karena sudah
jelas konteksnya adalah waduk. Untuk menarik minat masyarakat agar tertarik dengan IPAL dan
waduk maka fungsi wisata rekreasi adalah solusi yang tepat.

Maka dari itu penulis mencoba mengamati apakah wisata waduk dan edukasi IPAL ini cocok di
bangun di waduk cimanggis, dan bagaimana perencanaannya?

Kata Kucni : Wisata, Edukasi, Waduk, IPAL

1
WISATA WADUK DAN EDUKASI IPAL CIMANGGIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam mendukung program kebutuhan air bersih dan pengolahan air limbah di Provinsi DKI
Jakarta maka pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat waduk sebagai sarana pengolahan
air limbah serta penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakatnya. Selain untuk
penyediaan air, waduk juga berfungsi sebagai pengatur volume air yang masuk ke DKI
Jakarta maupun yang ada di dalamnya agar tidak terjadi banjir di saat musim hujan karena
DKI jakarta termasuk daerah yang rawan banjir di saat musim hujan.
Seperti kota-kota lainnya, Kota Jakarta memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
karena bisa di bilang Jakarta adalah kota yang sangat banyak di datangi oleh masyarakat luar
daerah, oleh sebab itu Jakarta harus menjadi contoh kota-kota lainnya yang ada di Indonesia.
Masyarakat Jakarta cenderung masuk kedalam golongan Ekonomi menengah dimana
kebanyakan dari mereka bekerja kantoran dan menghabiskan waktunya di dalam kantor, oleh
sebab itu sebagai Ibu kota Jakarta harus memperbanyak ruang publik agar masyarakatya
tidak selalu menghabiskan waktunya di kantor karena ruang publik seperti taman dan ruang
publik lainnya bermanfaat untuk menghilangkan penat ketika bekerja.
Dengan keluarnya Peraturan Gubernur No.31 Tahun 2019 yang berisi tentang naturalisasi
waduk yang melibatkan kegiatan masyarakat didalamnya di harapkan bisa menangulangi
permasalahan bajnir. Dalam mengatasi banjir perlu juga adanya edukasi untuk masyarakat
tentang bagaimana cara mencegah, menanggulangi, dan memanfaatkannya, oleh sebab itu
agar masyaraat teredukasi perlu adanya wisata yang memberi pengetahuan tentang air
diantaranya wisata edukasi pengolahan air limbah (IPAL) yang di kelola oleh pemerintah
dan terbuka untuk publik agar masyarakat teredukasi bagaimana cara mengolah air limbah,
dan bukan hanya itu, wisata edukasi air ini juga berisi tentang bagaimana cara mencegah
banjir, menanggulangi banjir, dan bagaimana cara mendapatkan air jika terjadi kekeringan
karena masyarakat Jakarta kelak akan mengalami perubahan musim dan tidak selamanya
hidup di Jakarta, kelak mereka akan hidup di berbagai tempat yang memiliki kondisi alam
yang berbeda dengan Jakarta. Oleh karena itu dengan hadirnya wisata edukasi waduk IPAL
di waduk Cimanggis ini di harapkan bisa menambah wawasan masyarakat kota Jakarta,
bahkan masyarakat wisatawan dari luar Jakarta.

2
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1. Menambah ruang terbuka publik yang dekat dengan air sebagai sarana kegiatan
bersosial.
2. Menjadikan Tempat pengolahan air minum sebagai sarana edukasi tentang
bagaimana proses pengolahan air bersih di lakukan.
3. Membuat Masyarakat sadar akan pentingnya sumberdaya air bagi kelangsungan
hidup mereka.
4. Mengetahui proses perencanaan waduk

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanaka proses perencanaan waduk?
2 Apa dampak positif adanya ruang publik di dalam waduk pengolahan air?
3 ruang apa sajakah yang di butuhkan oleh masyarakat di dalam ruang publik ?
4 Ruang publik yang seperti apa yang dapat menarik minat masyarakat?

1.4 PENDEKATAN / SASARAN PENELITIAN

1.4.1 Pendekatan terhadap Sosial


Dengan adanya ruang publik di dalam pusat pengolahan air ini di harapkan bisa
Menjadi sarana masyarakat untuk berinteraksi agar saling mengenal satu sama lain.
Selain itu diharapkan bisa menambah indeks kebahagiaan warga Jakarta khususnya
Jakarta timur.

1.4.2 Pendekatan terhadap Ekonomi


Dengan adanya ruang publik di dalam pusat pengolahan air ini di harapkan bisa
meningkatkan pendapatan masyarakat lokal lewat kuliner maupun produk serta jasa yang
bisa mendukung kegiatan masyarakat yang ada di ruang publik tersebut.

1.4.3 Pendekatan terhadap Ruang Publik


Dengan adanya ruang publik di dalam pusat pengolahan air ini di harapkan dapat
menambah ruang publik baru yang bisa mendekatkan aktivitas masyarakat dengan air.

1.4.4 Pendekatan terhadap lingkungan


Dengan adanya ruang publik di dalam pusat pengolahan air ini diharapkan bisa membuat
masyarakat sadar akan pentingnya menjaga sumberdaya air serta menjaga lingkungan di
sekitarnya

1.4.5 Pendekatan terhadap Pendidikan


Dengan adanya ruang publik di dalam pusat pengolahan air ini di harapkan bisa menjadi
sarana pembelajaran dan pengamatan di luar sekolah ataupun kampus. Serta bisa
mengedukasi masyarakat agar masyarakat tau proses pengolahan air limbah menjadi air
baersih.

3
1.5 LINGKUP / BATASAN
a. Kajian tentang ruang publik
b. Kajian tentang Waduk
c. Kajian tentang sistem pengolahan air bersih
d. Kajian tentang elemen-elemen arsitektur lokal Betawi

1.6 NAMA PENELITI

Nama : Esa Muzamil ‘Alim


NPM : 22315275
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Gunadarma
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan : Teknik Arsitektur

Alamat Perguruan Tinggi : Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Tugu, Cimanggis, Kota
Depok, Jawa Barat

TTL : Indramayu, 3 Oktober 1996

Alamat / Tempat Tinggal : Jl. H. M. Alif, RT.04/RW.05, Kelurahan Kukusan,


Kec. Beji, Kota Depok, Jawa Barat

1.7 METODE PENELITIAN


Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kajian dan studi literature,
pengumpulan data dari observasi dan mewawancarai partisipan seperti warga serta para tokoh
masyarakat yang tinggal di sekitar waduk, kemudian menyusun data dan dokumentasi

1.8 JANGKA WAKTU PENELITIAN


Penelitian di lakukan pada hari Kamis 7 Februari 2019 sampai dengan hari Senin tanggal 18
Februari 2019

1.9 LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian berada di waduk IPAL Cibubur Jl. Radar Auri, RT.3/RW.14, Kelurahan
Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur

1.10 HASIL YANG DI HARAPKAN DARI PENELITIAN

1.10.1 Hasil Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pembelajaran atau penerapan ruang
publik secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan
ilmiah dalam bidang pendidikan arsitektur dan perencanaan di Indonesia.

1.10.2 Hasil Praktis


4
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ruang publik di dalam waduk IPAL ini di harapkan bisa
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan agar masyarakat mau beraktifitas di luar
ruangan sehingga akan tercipta aktifitas sosial yang bisa menumbuhkan berbagai hal
positif seperti saling kenal satu sama lain dan mewujudkan sila ke – 3 yaitu persatuan
Indonesia.

3. Bagi Pemerintah Provinsi


Dengan adanya penelitian ruang publik di dalam waduk IPAL ini di harapkan bisa
menjadi tolak ukur bagi pemerintah untuk merencanakan waduk-waduk lainnya sebagai
ruang publik guna menambah ruang publik bagi warga Jakarta.

4. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ruang publik di dalam waduk IPAL ini di harapkan bisa
menambah wawasan tentang teori-teori ruang publik serta menambah wawasan baru
dalam berarsitektur.

1.11 KERANGKA BERFIKIR

Wisata waduk dan IPAL Cimanggis


Waduk
C Cimanggis

JAKARTA
TIMUR
WISATA &
EDUKASI

ANALIS KONSEP METODE


PERANCANGAN
- Programatik
ANALIS DASAR
- Problem Solving
- Kontekstual
- Lokasi

- Fung & Aktivitas - Analogi

- Struktur &
Utilitas

BAB II
5
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Daerah

2.1.1 Geografi

a. Geografi

Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Provinsi DKI


Jakarta yang terletak antara 106°49’35’’ Bujur Timur dan 06°10’37’’ Lintang Selatan dengan
ketinggian di atas permukaan laut sekitar 16 meter, memiliki luas wilayah 188,03 km2. Luas
wilayah itu merupakan 28,39 persen wilayah Provinsi DKI Jakarta yang sebesar 662,33
km2. Secarageografis,memilikiperbatasansebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara
dan Kota Administrasi Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat),
sebelah selatan dengan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat dengan Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari
pantai, tercatat 5 sungai mengaliri Kota Administrasi Jakarta Timur.

Gambar 2.1 Peta DKI Jakarta

Sumber : BPS DKI Jakarta

b. Iklim

6
Jakarta Timur, seperti pada umumnya seluruh daerah di Indonesia, mempunyai dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Total hari hujan sepanjang tahun 2017 sebanyak
139 hari dengan rata-rata curah hujan sebesar 171 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Maret sebesar 423 mm yang terjadi selama 24 hari. Sedangkan di bulan
September sepanjang bulan tidak terdapat curah hujan.

Menurut data BMKG, sepanjang tahun 2017 rata-rata suhu udara Jakarta Timur adalah sebesar
30,2°C. Suhu yang relatif sedang untuk daerah tropis, dimana suhu rata-rata tertinggi terjadi
di bulan September sebesar 30,9°C. Sementara kecepatan angin sepanjang tahun 2017 berkisar
antara 4 sampai dengan 10 knot.

2.1.2 Demografi
Gambar 2.2 Iklim di DKI Jakarta

7 Sumber : BPS DKI Jakarta


a. Demografi

Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan kota yang paling luas di antara
kota-kota lainnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Timur juga
memiliki jumlah penduduk yang paling banyak.

Dalam struktur wilayah


administrasi, Kota
Administrasi Jakarta Timur
terbagi menjadi 10
kecamatan, yaitu
Kecamatan Pasar Rebo,
Ciracas, Cipayung, Makasar,
Kramat Jati,
Jatinegara, Duren Sawit,
Gambar 2.3 Tabel Presentase Luas Jakarta Timur
Cakung, Pulo Gadung dan Matraman. Kecamatan yang mempunyai luas wilayah terbesar
km2),: BPS
adalah Kecamatan Cakung (42,28Sumber sedangkan
DKI Jakarta yang terkecil adalah Kecamatan
2
Matraman (4,88 km ).
Dari 10 kecamatan tersebut terbagi menjadi 65 kelurahan. Secara struktural kelurahan di
Jakarta Timur dibagi menjadi Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Keberadaan
RW dan RT sangat membantu pemerintah daerah dalam koordinasi pelayanan terhadap
masyarakat. Sampai dengan tahun 2017 di Jakarta Timur ada 707 RW dan 7.919 RT.

b. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Jakarta Timur terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, baik
dikarenakan pertumbuhan alami maupun karena faktor migrasi. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk dari hasil proyeksi Sensus Penduduk
2010, jumlah penduduk Jakarta Timur tahun 2015 sebesar 2,84 juta jiwa, tahun 2016 sebesar
2,86 juta jiwa dan tahun 2017 meningkat menjadi
2,89 juta jiwa. Dapat dikatakan selama dua tahun terakhir, secara rata-rata penduduk Jakarta
Timur bertambah 134 orang setiap harinya atau 6 orang setiap jamnya.

Gambar 2.4 Jumlah Penduduk Jakarta Timur


Jakarta Timur merupakan wilayah dengan penduduk terbesar di DKI Jakarta, dimana
kepadatannya mencapai 15,39 ribu jiwa/km2 pada tahun 2017. Angka ini terus meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Dengan jumlah penduduk sebesar 151 ribu jiwa dan luas wilayah yang hanya sebesar 4,88
km2, Kecamatan Matraman menjadi kecamatan terpadat di Jakarta Timur dengan kepadatan
mencapai lebih dari 30 ribu jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Makasar mempunyai kepadatan
yang paling kecil yaitu 9 ribu jiwa/km2.

Gambar 2.5 Tabel Piramida Penduduk Jakarta Timur

Sumber : BPS DKI Jakarta

Pada tahun 2017, jumlah penduduk Jakarta Timur yang mencapai 2,89 juta jiwa tersebar di
10 kecamatan. Dilihat dari penyebaran penduduknya, Kecamatan Cakung memiliki jumlah
penduduk terbesar dibanding kecamatan lainnya dengan jumlah 532.787 jiwa (18,42 persen),
disusul Kecamatan Duren Sawit dengan 398.299 jiwa (13,77 persen).

9
Sex Rasio atau perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan di Jakarta Timur
tahun
2017 sebesar 102, artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Dapat dikatakan bahwa di setiap
100 pasang laki-laki dan perempuan, terdapat 2 orang laki-laki yang tidak mempunyai
pasangan. Pasangan disini tidak serta merta menunjukkan keduanya membentuk suatu
rumahtangga. Dengan demikian pertumbuhan alamiah masih cukup terkendali.

2.1.3 Sosial & Ekonomi

a. Pembangunan Manusia

Angka IPM Jakarta Timur selalu berada di posisi tertinggi kedua setelah Jakarta Selatan. Hal
ini didukung oleh kemajuan dalam berbagai bidang dengan sarana dan prasarana kesehatan,
pendidikan serta perekonomian di Jakarta

Timur yang semakin baik, sehingga akses untuk mendapatkan kesehatan, pendidikan dan
ekonomi di Jakarta Timur cukup mudah dan terjangkau.

Gambar 2.6 Tiga Dimensi dasar Prmbangunan Manusia

Sumber : BPS DKI Jakarta

Kualitas penduduk Jakarta Timur mengalami peningkatan dari waktu ke waktu yang
tercermin dari pertumbuhan IPM selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Pertumbuhan IPM
tersebut menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Jakarta Timur telah membuahkan hasil.
Pada tahun 2015, IPM Jakarta Timur telah mencapai level 80,73, angka ini meningkat sebesar
0,55 poin di tahun 2016 menjadi 81,28, sedangkan di tahun 2017 mencapai
81,61 atau meningkat sebesar 0,33 poin.

10
Gambar 2.7 Indeks Pembangunan Manusia Jakarta Timur 2017

Sumber : BPS DKI Jakarta

Jika dilihat dari komponen pembentuknya, pada tahun 2017 Angka Harapan Hidup saat
Lahir (AHH) mencapai 74,18 tahun, Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 13,26
tahun, Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 11,60 tahun, sementara itu
Pengeluaran per kapita yang disesuaikan mencapai 17,01 juta rupiah per kapita per tahun.

b. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia produktif yang bekerja dan mencari
kerja. Sebagai bagian dari jumlah penduduk, jumlah angkatan kerja tergantung pada besarnya
jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk,

11
Gambar 2.8 Statistik Ketenagakerjaan Jakarta Timur 2017

Sumber : BPS DKI Jakarta

jumlah angkatan kerja juga semakin besar. Besarnya jumlah angkatan kerja mencerminkan
besarnya jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja untuk bekerja atau mencari kerja.
Penduduk bekerja adalah salah satu faktor yang sangat berperan terhadap pertumbuhan
ekonomi, baik dalam ruang lingkup regional maupun nasional. Penduduk yang dianggap
angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas. Jumlah penduduk Jakarta Timur usia
15 tahun ke atas tahun 2017 tercatat sebanyak 2,16 juta jiwa, dari jumlah tersebut yang
merupakan angkatan kerja ada sebanyak 1,27 juta jiwa dan yang tidak termasuk angkatan kerja
ada sebanyak 886 ribu jiwa.

Gambar 2.9 Statistik Bekerja Dan Pengangguran di jakarta Timur 2017

Sumber : BPS DKI Jakarta

Dari 1,27 juta jiwa angkatan kerja, 92,20 persennya bekerja. Jika dilihat dari jenis kelamin,
penduduk laki-laki yang bekerja lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu 66,11 persen
penduduk laki-laki dan 33,19 persen penduduk perempuan. Hal tersebut wajar karena laki-laki
sebagai tulang punggung dalam keluarga yang punya kewajiban untuk mencari nafkah. Namun
12
saat ini sudah banyak juga perempuan yang bekerja untuk membanatu penghasilan rumah
tangga. Sementara itu, angka pengangguran di Jakarta Timur mencapai 99 ribu orang. Secara
persentase, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jakarta Timur sebesar 7,80 persen di tahun
2017. Angka 7,80 persen berarti bahwa pada tahun 2017 dari sebanyak 1000 penduduk usia
kerja di Jakarta Timur 78 diantaranya adalah pengangguran.

Berdasarkan pendekatan tiga sektor utama (Agriculture, Manufacture dan Services), sektor jasa-
jasa atau tersier mendominasi penyerapan tenaga kerja di Jakarta Timur. Pada tahun 2017,
sektor Services (perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa) mampu menyerap sebesar
78,47 persen. Berkembangnya Jakarta sebagai pusat perdagangan, bisnis dan berbagai
jenis jasa mampu menyerap tenaga kerja termasuk yang berasal dari luar Jakarta. Selain itu
sektor Services mempunyai peluang terbesar, baik yang bersifat formal maupun informal,
serta mampu menampung pekerja yang mempunyai kualifikasi pendidikan rendah dan skill yang
kurang memadai Sementara itu sektor Manufacture (industri, konstruksi dan LGA) menempati
urutan kedua yaitu sebesar 20,59 persen. Sektor Agriculture (pertanian dan pertambangan) hanya
menyerap sebesar 0,93 persen.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dapat dilihat dari
meningkatnya UpahGambar Minimum
2.10 TabelProvinsi (UMP).
Penduduk Yang BekerjaNilai UMP
Menurut DKI Jakarta
Pendidikan Tinggi tidak pernah
mengalami penurunanyang dan diterus menunjukkan tren meningkat. Hal ini membuat DKI Jakarta
Tamatkan
semakin menjadi magnet bagi para pencari kerja. UMP DKI Jakarta tahun 2010 hanya
sebesar 1,12 juta rupiah kemudian
Sumber meningkat 3 kali lipat menjadi 3,36 juta rupiah pada
: BPS DKI Jakarta
tahun 2017. Peningkatan UMP tersebut ternyata sejalan dengan peningkatan jumlah angkatan
kerja serta peningkatan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), dimana TPAK
mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi atau yang bekerja di
suatu wilayah. Pada tahun 2017, TPAK di Jakarta Timur sebesar 58,90 persen.

13
c. Kesehatan

Gambar 2.11 Tabel Keluhan Kesehatan Jakarta Timur

Sumber : BPS DKI Jakarta

Pada tahun 2017, sebanyak 23,91 persen penduduk Jakarta Timur mengalami keluhan kesehatan.
Jika dibandingkan tahun 2016, persentase ini mengalami penurunan, dimana penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan mencapai 26,46 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa derajat
kesehatan dan kepedulian penduduk Jakarta Timur terhadap kesehatan juga meningkat. Selain
itu, fasilitas kesehatan juga semakin baik, apalagi saat ini sudah tidak dipungut biaya sehingga
masyarakat tidak sungkan untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas ataupun Rumah
Sakit.

e. Kemiskinan

Pada tahun 2017 GK di Jakarta Timur tercatat sebesar 456 ribu rupiah per kapita per bulan, lebih
tinggi dibandingkan GK tahun 2016 yang sebesar
433 ribu rupiah per kapita per bulan. Peningkatan GK sebesar 22 ribu rupiah ini menambah
jumlah penduduk miskin di Jakarta Timur sebanyak 4,30 ribu orang, sehingga penduduk miskin
di Jakarta Timur tahun 2017 menjadi sebanyak 95,67 ribu orang atau sebesar 3,31 persen.

14
Gambar 2.12 Tabel Indikator Kemiskinan Jakarta Timur

Sumber : BPS DKI Jakarta

Permasalahan kemiskinan tidak hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin,
tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan juga merupakan unsur lain yang harus
diperhatikan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan
penanggulangan kemiskinan juga sekaligus harus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan
keparahan kemiskinan. Untuk menghitung kedalaman dan keparahan kemiskinan digunakan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(Proverty Severity Index-P2).
Indeks Kedalaman Kemiskinan tahun 2017 sebesar 0,46 meningkat 0,20 poin dibandingkan
tahun
2016. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan juga meningkat sebesar 0,06 poin menjadi
sebesar 0,10 pada tahun 2017. Peningkatan kedua indeks tersebut mengindikasikan bahwa rata-
rata pengeluaran penduduk miskin semakin menjauhi Garis Kemiskinan, demikian pula halnya
pada ketimpangan pengeluaran, dimana diantara penduduk miskin terjadi variasi yang semakin
besar.

f. Pengeluaran Penduduk
Tingkat konsumsi masyarakat dapat mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu
daerah. Semakin tinggi tingkat konsumsi merupakan indikator kesejahteraan penduduk
membaik, terutama bila konsumsi non makanan meningkat dan konsumsi makanan cenderung
menurun. Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Jakarta Timur tahun 2017
sebesar Rp.1.787.787,-. Sebagian besar pengeluaran penduduk Jakarta Timur digunakan untuk
konsumsi non makanan yaitu 55,30 persen dari total pengeluaran dan sisanya sebanyak 44,70
persen untuk konsumsi makanan. Secara nominal, rata-rata pengeluaran rumah tangga per
kapita.

15
per bulan di Jakarta Timur untuk non makanan sebesar Rp. 799.209,- dan untuk makanan
sebesar Rp. 1.110.770,-.

Gambar 2.13 Pengeluaran per Kapita per Bulan Jakarta Timur 2017

Sumber : BPS DKI Jakarta

Jika dirinci menurut jenis pengeluarannya, untuk pengeluaran konsumsi makanan, yang paling
banyak adalah pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi yaitu sebesar 40,96 persen,
sedangkan pengeluaran untuk makanan yang lainnya hanya kurang dari 10 persen.
Sementara pengeluaran untuk kelompok non makanan yang paling banyak adalah pengeluaran
untuk perumahan dan fasilitas rumahtangga yaitu sebesar 54,28 persen, kemudian pengeluaran
untuk aneka barang dan jasa sebesar 27,02 persen, sementara pengeluaran non makanan lainnya
hanya kurang dari 10 persen.
“Sekitar 55,30 persen pendapatan penduduk Jakarta Timur digunakan untuk pengeluaran non
makanan dan sisanya untuk pengeluaran makanan“

2.1.4. Tata Ruang

16
Gambar 2.13 Peta Tata Ruang Jakarta Timur

Sumber : Dinas Cipta Karya DKI Jakarta

- Struktur Ruang

Struktur ruang pada area site di dukung dengan Jl. Radar Auri yaitu jalan penghubung antara
Kota Depok, Kota Jakarta, dan Cileungs, area site juga dekat dengan pintu tol.

Elemen pendukung di luar bangunan ada are Pendidikan. yang fungsi keduanya bisa saling
berhubungan.

- Pola Ruang

Area waduk di dalam peta zonasi Kec. Ciracas di terketak di perbatasan antara Kota Depok dan
Kota Jakarta Timur yaitu terletak pada sub zona terbuka biru (B.1), dimana area tersebut di
kelilingi oleh sub zona ruang pemukiman KDB rendah pada zonasi (R.9), kemudian terdapat
areal sub zona permakaman (H.3) yang berada di sisi selatan luar eksisting waduk, terdapat juga
sub zona taman kota / lingkungan (H.3) yang berada di sebelah barat luar eksisting waduk.

2.1.5 Sarana dan Prasarana

17
a. Transportasi

Salah satu sarana transportasi yang bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu
lintas adalah pembangunan jalan tol dalam kota. Jumlah kendaraan yang melalui jalan tol (Tol
Cabang Jagorawi dan Lingkar Dalam Kota) mengalami penurunan dari 421,46 juta unit
kendaraan di tahun 2016 menjadi 404,94 juta unit kendaraan di tahun 2017 atau menurun
3,92 persen. Ini berarti ada 1,1 juta kendaraan yang melalui jalan tol setiap harinya.

Gambar 2.14 Jumlah Kendaraan Yang Melalui Jalan Tol

Sumber : BPS DKI Jakarta

Alat transportasi masal Bus Trans Jakarta (Busway) adalah salah satu layanan publik yang
disediakan oleh Pemerintah DKI Jakarta bagi warganya. Selama tahun 2017, busway yang
melewati jalur di wilayah Jakarta Timur (7 koridor) melayani 55,65 juta penumpang atau
sebanyak 152 ribu penumpang setiap harinya
Alternatif transportasi masal selain busway adalah kereta api. Kereta Rel Listrik (KRL) atau
kereta Commuter Line telah menjadi primadona transportasi masyarakat. Saat ini, KRL telah
menjadi andalan bagi masyarakat Jakarta dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Di Jakarta
Timur terdapat 6 stasiun kereta api, dimana salah satunya adalah stasiun Jatinegara yang
merupakan salah satu stasiun kereta api yangterbesar di DKI Jakarta.

Untuk angkutan udara, di Jakarta Timur terdapat Bandara Halim Perdana Kusuma. Bandara
Halim Perdana Kusuma adalah sebuah bandar udara di Jakarta Timur, tepatnya di Kecamatan
Makasar. Bandara ini juga digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I
(Koops AU I) TNI-AU, sebelumnya bandar udara ini bernama Lapangan Udara Cililitan.
Bandara Halim Perdana Kusuma sebelumnya merupakan bandara yang hanya melayani
penerbangan VVIP dan charter flight, tapi mulai tanggal 10 Januari 2014 Bandara Halim
Perdana Kusuma beroperasi menjadi bandara komersial untuk membantu penerbangan di
Bandara Soekarno – Hatta yang telah padat. Mulai tahun
2013 Bandara Halim Perdana Kusuma juga melayani penerbangan haji yang dialihkan dari
Bandara Soekarno – Hatta akibat dari revitalisasi yang sedang dilakukan bandara tersebut.

18
Sejak menjadi bandara komersil, jumlah penumpang yang datang dan berangkat melalui bandara
ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Selama tiga tahun terakhir jumlah
penumpang yang berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma menunjukkan peningkatan
yang signifikan, dari 3,27 juta di tahun 2015 meningkat cukup tinggi sekitar 74 persen menjadi
5,69 juta penumpang di tahun 2016. Sementara di tahun
2017 kembali meningkat sebesar 23,14 persen menjadi 7,01 juta penumpang, dengan demikian
setiap harinya ada sekitar 19 ribu penumpang yang berangkat dari Bandara Halim Perdana
Kusuma.
Pemanfaatan teknologi informasi oleh penduduk Jakarta Timur relatif tinggi. Hal ini terlihat dari
tingginya persentase rumah tangga yang menguasai telepon seluler, yakni sebesar
77,37 persen. Sebaliknya penggunaan telepon rumah di Jakarta Timur cenderung berkurang dari
tahun ke tahun, pada tahun 2017 hanya sebesar
13,07 persen.

2.2 Deskripsi Proyek Penelitian

2.2.1 Kepemilikan

19
Waduk IPAL Cimanggis adalah Proyek yang di miliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yang di tangani oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta dan di kelola oleh Bidang
Sistem Aliran Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur.

2.2.2 Sejarah

Ketika banjir besar pada tahun 2007 dan 2012 warga di sekitar wilayah Cibubur dan bantaran
sungai Cipinang mengalami dampak luapan air sungai Cipinang yang sudah melebihi kapasitas
volume debit air, peristiwa tersebut sering terjadi ketika musim hujan tiba.

Kemudian pemerintah mulai merencanakan program pembangunan waduk-waduk baru sebagai


pengendali banjir salah satunya yaitu waduk Cibubur hingga akhir februari 2017 waduk tersebut
mulai di bangun

2.2.3 Pengelolaan

Waduk ini di kelola oleh Bidang Sistem Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta baik
dari segi pembangunan, perawatan, dan pengelolaan.

2.2.4 Pendanaan

Pendanaan untuk pembangunan waduk di ambil dana APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
dimana sistem pendanaan tidak mengikuti perencanaan / perhitungan perkiraan RAB tetapi
pemerintah Provinsi akan memberikan dana kepada pihak pengelola ketika desain sudah ada dan
pemerintah hanya memberikan perkiraan batas minimum dan batas maksimum dana yang akan
di berikan untuk pembangunan waduk. Jika RAB melebihi batas maksimum maka akan di
potong dan di bahas ulang oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemerintah Provinsi.

2.2.4 Kegiatan

Adanya waduk dan ruang publik adalah guna sebagai pengendali banjir dan juga sebagai sarana
pendukung kegiatan masyarakat untuk melakuka interaksi di dalam kawasan waduk

2.3 Deskripsi Lokasi Obyek Penelitian

Nama Lokasi Penelitian : Waduk IPAL Cimanggis

20
Lokasi : Jl. Radar Auri, Kel. Cibubur, Kec. Ciracas, Jakarta Timur

Luas Eksisting : 4.33 Ha

Luas Rencana : 4.69 Ha

Latitude : -6.367149

Longitude : 106.884007

Luas Badan Air : 0 (Belum Terlaksana)

Nama Pengelola Bidang : Bidang Sistem Aliran Timur

Status : Proses Pembebasan Lahan, Tahap Pembangunan

BATAS SITE

Timur : (Perbatasan Kota Depok – Kota Jakarta Timur)

Selatan : Pemukiman Penduduk KDB Rendah

Barat : Permakaman

Utara : Pemukiman Penduduk KDB Rendah

KDB : 30 %

KLB : 0,90

KB :3

KDH : 45 %

Tipe :T

2.4 Kondisi Eksisting

21
Gambar 2.15 Kondisi Eksisting Site Waduk Cimanggis

Sumber : Data Pribadi

Sisi utara site terdapat sekolaahan kosong yang lahannya sudah di bebaskan untuk pembuatan
waduk oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta, rencananya lahan sekolahan ini akan di bangun
sebagai tempat / kantor pengelola.

Gambar 2.16 Kondisi Eksisting Site Waduk Cimanggis

Sumber : Data Pribadi

Kondisi eksisting pada akses masuk menuju waduk yaitu berupa jalan kecil yang hanya bisa di
lalui oleh satu mobil saja.

22
Gambar 2.17 Kondisi Eksisting Site Waduk Cimanggis

Sumber : Data Pribadi

Kondisi eksisting pada akses pintu selatan berupa jalan kecil yang hanya bisa d lalui oleh 1
mobil saja.

Gambar 2.18 Kondisi Eksisting Site Waduk Cimanggis

Sumber : Data Pribadi

Kondisi eksisting tanggul di sisi waduk yang sudah di lakukan landclearing, ukuran lebar
tanggul kurang lebih 7 meter.

23
Gambar 2.19 Kondisi Eksisting Site Waduk Cimanggis

Sumber : Data Pribadi

Kondisi eksisting area basah pada waduk IPAL Cibubur

24
BAB III

DESKRIPSI PROYEK

4.1 Definisi
4.1.1 Definisi Wisata / Pariwisata

Pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari 2 bagian yaitu “pari” dan
“wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling, sedangkan kata
“wisata” memiliki pengertian perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian
melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat
yang lain.

- Menurut Undang-undang
pariwisata adalah segala macam kegiatan wisata yang dilayani oleh pemerintah, masyarakat,
atau pengusaha beserta dengan fasilitasnya.

- Menurut Robert McIntosh


pariwisata adalah gabungan dari interaksi antara pemerintah selaku tuan rumah pariwisata,
bisnis, dan wisatawan.

- Richard Sihite
pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan dalam jangka waktu pendek atau
sementara dengan tujuan selain mencari nafkah.

4.1.2 Definisi Edukasi


edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukanyang bertujuan untuk
mendidik, memberikan ilmu pengetahuan, mengembangkan potensi diri pada manusia
serta mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik. 

4.1.3 Definisi Waduk


Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti
"gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau
pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di
lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik
konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir'
dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air
di bawah sumur minyak atau sumur air.

25
4.1.4 Definisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (wastewater treatment plant, WWTP)


adalah sebuah struktur teknik dan perangkat peralatan beserta perlengkapannya yang
dirancang secara khusus untuk memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa
proses tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan. Cairan sisa proses atau limbah bisa
berasal dari proses industri, pabrik, pertanian, dan perkotaan yang tidak lain merupakan
hasil limbah rumah tangga. Hasil dari pembuangan tersebut dapat membahayakan manusia
maupun lingkungan, oleh karena itu diperlukan proses pengolahan lebih lanjut sebelum
dibuang ke saluran pembuangan.

Menyaring dan membersihkan cairan yang sudah tercemar baik oleh pencemar organik atau
kimia industri menjadi tujuan utama IPAL. Oleh sebab itu, IPAL memiliki urgensi untuk
dilakukan. IPAL yang dikelola secara benar pun menjanjikan sejumlah manfaat atau
kegunaan.

4.2 Tipologi
4.2.1 Tipologi Wisata / Pariwisata
a. Berdasarkan Letak Geografis
- Wisata Lokal (Local Tourism)
Pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam
tempat-tempat tertentu saja. Contohnya Wisata Baduy
- Wisata Regional (Regional Tourism).
Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas
bila dibandingkan dengan local tourism, tetapi lebih sempit bila dibandingkan dengan
national tourism, Contohnya Wisata dalam suatu lingkup kota seperti Bandung
- Wisata Nasional
Pariwisata Nasional dalam arti luas Kegiatan pariwisata yang berkembang dalam wilayah
suatu negara, selain kegiatan domestic tourism juga dikembangkan foreign tourism, di mana
di dalamnya termasuk in bound tourism dan out going tourism. Jadi, selain adanya lalu
lintas wisatawan di dalam negeri sendiri, juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri,
maupun dari dalam negeri ke luar negeri. Contohnya Bali
- Regional-International Tourism.
Kegiatan Pariwisata yang berkembang di suatu wilayah international yang terbatas, tetapi
melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya
pariwisata kawasan ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat, dan lain-lain.
- International Tourism.
Kegiatan pariwisata yang berkembang di seluruh negara di dunia termasuk regional-
international tourism dan national tourism.

b. Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran

- In Tourism atau Pariwisata Aktif.

Dikatakan sebagai pariwisata aktif karena dengan masuknya wisatawan asing, berarti dapat
memasukkan devisa bagi negara yang dikunjungi yang tentunya secara otomatis akan

26
memperkuat posisi Neraca Pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan tersebut. Bila
ditinjau dari segi pemasukan devisa maka jenis pariwisata ini harus mendapat perhatian
utama untuk dikembangkan, karena sifatnya yang quick yielding tersebut.

- Out-going Tourism atau Pariwisata Pasif

Dikatakan sebagai pariwisata pasif, karena bila ditinjau dari segi pemasukan devisa bagi
negara. Kegiatan ini merugikan negara asal wisatawan karena uang yang seharusnya
dibelanjakan di dalam negeri dibawa ke luar negeri dan tidak ada arti ekonominya bagi
negara tersebut.

c. Berdasarkan Alasan/Tujuan Pariwisata

- Business Tourism

Jenis Pariwisata di mana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang

berhubungan dengan pekerjaan, meeting, insentif, convention, exhabition (MICE).

- Vacational Tourism

Jenis Pariwisata di mana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-
orang yang sedang berlibur atau memanfaatkan waktu luang.

- Educational Tourism

Jenis Pariwisata di mana pengunjung melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau
mempelajari sesuatu di bidang ilmu pengetahuan. Educational Tourism meliputi study tour
atau darmawisata. Dalam bidang bahasa dikenal istilah polly glotisch, yaitu orang-orang
yang tinggal sementara waktu di suatu negara untuk mempelajari bahasa negara tersebut.

d. Berdasarkan Jenis dan Macam Wisata Menurut Saat atau Waktu Berkunjung

- Seasonal Tourism

Jenis Pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musimmusim tertentu.Termasuk ke

Dalam kelompok ini adalah Summer Tourism atau Winter Tourism yang biasanya ditandai

Dengan kegiatan olah raga.

- Occasional Tourism

Jenis Pariwisata di mana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occasion)


maupun suatu event. Misalnya Galunggan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogyakarta,

Panjang Jimat di Cirebon, Cherry Blossom Festival di Tokyo, Pesta Air di India, dan lain-
lain.

27
e. Berdasarkan Objeknya.

- Cultural Tourismt

Jenis Pariwisata di mana perjalanan dilakukan karena adanya motivasi untuk melihat daya
tarik dari seni-budaya suatu tempat atau daerah. Objek kunjungannya adalah warisan nenek
moyang dan benda-benda kuno. Seringkali terbuka kesempatan bagi wisatawan untuk
mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudayaan di tempat yang dikunjunginya.

- Recuperational Tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan wisatawan melakukan perjalanan


adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit.

- Commercial Tourism

Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan
kegiatan perdagangan nasional atau internasional, di mana sering diadakan expo, fair,
exhibition, dan lain-lain.

- Sport Tourism

Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga. Orang-orang yang melakukan
perjalanan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu event olah raga di suatu tempat
atau negara (dapat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut). Misalnya Olimpiade,
All England, Pertandingan Tinju atau sepak bola.

- Political Tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu perjalanan yang tujuannya untuk
melihat atau menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
Misalnya kemerdekaan suatu negara (Parade 1 Mei di Tiongkok, Parade 1 Oktober di Rusia,
dan lain-lain).

- Social Tourism

Pariwisata sosial jangan diasosiasikan sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri.
Pengertian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan pada
usaha untuk mencari keuntungan. Misalnya study tour, youth tourism yang dikenal dengan
istilah pariwisata remaja.

- Religion Tourism

Jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau
menyaksikan upacara-upacara keagamaan. Seperti halnya Ibadah Haji atau Umrah ke
Mekah bagi penganut agama Islam, kunjungan ke Lourdes bagi penganut agama Katolik,
dan lain-lain.

28
f. Berdasarkan Jumlah Orang yang Melakukan Perjalanan

- Individual Tourism

Di sini yang melakukan perjalanan wisata adalah seorang wisatawan secara mandiri
(seorang diri) atau satu keluarga yang berwisata bersama.

- Group Tourism

Jenis wisatawan di mana yang melakukan perjalanan wisata itu terdiri dari beberapa orang
yang tergabung dalam satu rombongan atau kelompok (group) yang biasanya diorganisir

oleh suatu pihak tertentu, misalnya tour operator atau travel agent.

4.2.2 Jenis-jenis Edukasi


a. Berdasarkan Pelaksanaannya

- Edukasi Formal

Edukasi Formal adalah proses pembelajaran yang umumnya diselenggarakan di sekolah-


sekolah dan terdapat peraturan yang berlaku dan wajib untuk di ikuti apabila anda berada
dalam pembelajaran di sekolah, kemudian terdapat pihak terkait dalam pengawasan proses
pembelajaran di sekolah .
Dalam proses pembelajarannya  yang di selenggarakan disekolah terdapat jejang pendidikan
yang jelas mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA) sampai pada pendidikan tinggi (Mahasiswa).

- Edukasi Non-Formal
Edukasi non-formal adalah sebuah pembelajaran yang di lakukan di luar pendidikan formal
seperti sekolah, biasanya ditemukan di lingkungan tempat kita sendiri, kegiatan /aktivitas
edukasi non-formal ini contohnya :
Taman Pendidikan Al Quran (TPA),yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu,
yang terdapat di semua Gereja. Selain itu ada juga tempat kursus musik dan semacamnya.

- Edukasi Informal
informal adalah jalur pendidikan yang berada di dalam keluarga dan lingkungan itu sendiri.
Dalam edukasi informal ini proses kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri dan
dilakukan dengan kesadaran dan bertanggung jawab.
Sebenarnya untuk edukasi informal dan formal, keduanya hampir mirip. karena pemerintah
mengagas pendidikan informal adalah:
Anak harus dididik dari lahir, Pendidikan dimulai dari keluarga
Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasonal dimulai dari
keluarga.

29
b. Berdasarkan Konten
- Edukasi kesehatan
Edukasi kesehatan adalah sebuah proses pembelajaran&pendididkan yang diberikan oleh
narasumber yang kredibel kepada para peserta,dimana seseorang belajar kepada suatu
narasumber yang kredibel tersebut tentang segala hal yang berkaitan dengan kesehatan
seperti bagaimana menjaga kesehatan yang baik&hal-hal yang harus dilakukan agar
kesehatan tetap terjaga,dan lebih khusus lagi tentang bagaimana meningkatkan kesehatan
mereka.Disinilah terjadi interaksi antara narasumber dan para peserta,dan narasumber ini
bertugas untuk memberikan ilmu pengetahuannya kepada para peserta.Contoh narasumber
dokter,bidaan dll.

- Edukasi Bisnis
Edukasi Bisnis adalah sebuah proses pembelajaran&pendidikan yang diberikan oleh
narasumber yang kredibel,dimana seseorang belajar kepada suatu narasumber yang kredibel
tersebut tentang bagaimana membangun suatu bisnis yang baik,mengelolanya, serta cara
memajukan bisnis tersebut,dan narasumber tersebut berinteraksi dengan para peserta yang
bertugas untuk memberikan ilmu pengetahuan kepadanya.Contoh narasumber konsultan
bisnis atau pengusaha sukses

- Edukasi Gizi
Edukasi Gizi adalah sebuah proses dimana seseorang narasumber yang kredibel
memberikan ilmu pengetahuan kepada  suatu peserta/audiens tentang apa saja kandungan
nutrisi dan zat yang terkandung dalam suatu makananan&minuman serta manfaat gizi
tersebut bagi kesehatan.

- Edukasi Bencana
Edukasi bencana adalah sebuah proses pembelajaran&pendidikan yang diberikan oleh
narasumber yang kredibel kepada para peserta yang berkaitan dengan bencana alam,seperti
bagaimana aksi tanggap darurat bencana alam yang harus dilakukan jika bencana alam
tersebut datang.contoh narasumber Basarnas&BNPB

- Edukasi Lingkungan
Edukasi lingkungan adalah suatu proses pembelajaran&pendidikan yang diberikan oleh
narasumber yang kredibel kepada para peserta tentang segala hal yang berkaitan dengan
lingkungan alam di bumi ini,seperti memberikan ilmu pengetahuan kepada para peserta
untuk bagaimana membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampah itu
sendiri,bagaimana teknik menanam pohon yang baik serta cara merawatnya kepada para
peserta.       

4.2.3 Tipologi Waduk


a. Waduk Lembah

Bendungan juga dibangun di lembah dengan memanfaatkan topografinya dan


mendapatkan air untuk waduk. Bagian pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok
dan bendungannya terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya memberikan
kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak tempat, pembangunan
waduk lembah melibatkan pemindahan penduduk dan artifak bersejarah, seperti
misalnya pemindahan kuil Abu Simbel saat pembangunan Bendungan
Aswan.Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat prosesnya,

30
biasanya dengan membangun terowongan atau saluran khusus. Di wilayah berbukit,
bendungan biasanya dibangun dengan memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi
lokasinya kurang cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya dibangun
dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga waduk, Waduk Llwyn-
on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons.

b. Waduk Sisi Sungai


Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk seperti ini
biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada bagian tanggul yang biasanya
mencakup lebih dari 6 km. Air yang disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan
selama beberapa bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara
alami.

c. Waduk Pelayanan
Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik distribusi, dengan air
yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk pelayanan biasanya dibangun
berbentuk menara air yang dibangun di atas pilar beton di wilayah datar. Beberapa
lainnya dibangun di bawah tanah, terutama untuk waduk pelayanan di negara-negara
yang dipenuhi bukit atau pegunungan.

4.2.4 Perbedaan Antara Danau, Bendngan, Bendung, Waduk, Embung, dan


Telaga
a. Danau
Danau Adalah Cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air, baik air asin ataupun
air tawar, yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi daratan. Contohnya: Danau Laut
Kaspia di Rusia, Danau Toba di Sumatra Utara, dan Situ Patengan di Jawa Barat.
b. Bendungan (DAM)
Bentuk fisik atau bangunan yang dibuat untuk menghalangi atau menahan aliran air. Air
yang ditahan ini akan terkumpul dalam satu tempat penampungan air yang ukurannya besar.
Bendungan (dam) biasanya dilengkapi dengan pintu air yang berukuran raksasa, yang
fungsinya untuk mengendalikan air yang keluar dari waduk.
c. Bendung
Bentuk fisik atau bangunan yang dibuat untuk menghalangi atau menahan aliran air. Air
yang ditahan ini akan terkumpul dalam satu tempat penampungan airyang ukurannya besar.
Bendungan (dam) biasanya dilengkapi dengan pintu air yang berukuran raksasa, yang
fungsinya untuk mengendalikan air yang keluar dari waduk.
d. Waduk
Waduk adalah tempat penampungan air yang sangat besar yang dibuat dengan cara
membendung aliran sungai. Air yang sudah ditampung dalam waduk lantas dimanfaatkan
untuk bahan baku air minum untuk irigasi pertanian, pembangkit listrik, dan budidaya
perikanan. Sedasnghkan tempatnya yang indah dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata.
e. Embung

31
Embung adalah kolam buatan untuk menampung air hujan, sehingga bisa dimanfaatkan
pada saat musim kemarau. Embung bisanya dibuat di daerah pegunungan.
f. Telaga
Telaga adalah genangan air semacam danau kecil yang terbentuk karena aliran sungai
memenuhi sebuah cekungan dan keluar lagi menjadi sungai. Telaga atau situ biasanya
dimanfaatkan untuk obyek wisata.

4.2.5 Jenis-jenis Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL)

a. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap
awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri
patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebagai berikut. Air limbah yang
berasal dari rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung
ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar
untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di
pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan
tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 % . Air limpasan
dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air
limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat
organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat
organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan
demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah
yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguaraikan senyawa polutan
yang ada di dalam air limbah.

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak
aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan(over flow) dari bak pengendap akhir
dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang
keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.
Dengan proses ini air limbah rumah sakit dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt dapat di
turunkan kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt. Surplus lumpur dari bak pengendap awal
maupun akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya
ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini
adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar, sehingga tidak
memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah
dalam jumlah yang besar. Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni
kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur
yang dihasilkan cukup besar.

32
b. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Reaktor Biologis Putar (Rotating
Biological Contactor, Rbc)

Reaktor biologis putar (rotating biological contactor) disingkat RBC adalah salah satu
teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik yang tinggi secara
biologis dengan sistem biakan melekat (attached culture). Prinsip kerja pengolahan air
limbah dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan
dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada permukaan media di
dalam suatu reaktor.

Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau
plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk
suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan
tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor
tersebut.

Dengan cara seperti ini mikro-organisme miaslanya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan
lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu
lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikro-
organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta
mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya,
sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah berkurang.

Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup
kedalam air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air
limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di atas
permuaan air, mikro-organisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut
dalam air untuk menguraikan senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik
tersebut digunakan oleh mikro-organisme untuk proses perkembang-biakan atau
metabolisme.

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan
terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga
yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS) akan tertahan pada
pada permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut
dalam air.

Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal, sampai
akhirnya karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa
aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan tumbuh lagi
dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik
yang ada dalam air limbah. Secara sederhana proses penguraian senyawa organik oleh
mikro-organisme di dalam RBC.

Keunggulan dari sistem RBC yakni proses operasi maupun konstruksinya sederhana,
kebutuhan energi relatif lebih kecil, tidak memerlukan udara dalam jumlah yang besar,
lumpur yang terjadi relatf kecil dibandingkan dengan proses lumpur aktif, serta relatif tidak
menimbulkan buih. Sedangkan kekurangan dari sistem RBC yakni sensitif terhadap
temperatur.

33
c. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Aerasi Kontak

Proses ini merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif dan proses biofilter.
Pengolahan air limbah dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni
pengolahan primer dan pengolahan sekunder.

- Pengolahan Primer

Pada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah
melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel
lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai
bak pengontrol aliran.

- Pengolahan sekunder

Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (anoxic) dan bak
kontaktor aerob. Air limpasan dari bak pengendap awal dipompa dan dialirkan ke bak
penenang, kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke bak kontaktor anaerob
dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob
ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam bak aerasi ini
diisi dengan media dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil
diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik. Proses ini sering di namakan
Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak
aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak
khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor
untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah
proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi
proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), cara
ini dapat menurunkan konsentrasi nutrient (nitrogen) yang ada dalam air limbah. Dengan
proses ini air limbah rumah sakit dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt dapat di turunkan
kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt. Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun
akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung
kembali di bak penampung air limbah.

34
d. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter "Up Flow"

Proses pengolahan air limbah dengan biofilter "up flow" ini terdiri dari bak pengendap,
ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah,
plastik atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan
oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Bak pengendap terdiri atas 2 ruangan, yang
pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai pengendap kedua dan
penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama, dan air luapan dari bak
pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke atas.

Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum
sempat terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan
khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang
langsung ke sungai atau saluran umum. Skema proses pengolahan air limbah dengan
biofilter "Up Flow".

Biofilter "Up Flow" ini mempunyai 2 fungsi yang menguntungkan dalam proses pengolahan
air buangan yakni antara lain :

- Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter lama
kelamaan mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang
disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum
teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses
penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah
dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas
bidang kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.
Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD cara ini dapat juga mengurangi
konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) dan konsentrasi total nitrogen
dan posphor.

- Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah
melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar
karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah
ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel
yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter Up
Flow ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa
membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan
kapasitas yang tidak terlalu besar.

35
e. Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob 

Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari
proses proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan
proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal,
biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi
dengan bak kontaktor khlor.

Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar screen)
untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll.
Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan,
sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob
ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik
yang belum sempat terurai pada bak pengendap

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak
kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu apung
atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam
air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses
nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak
aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak
khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor
untuk membunuh micro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke
sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain
dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS),
phospat dan lainnya.

36
4.3 Studi Banding Proyek Sejenis
4.3.1Setu Babakan (Studi Banding Langsung)
a. Deskripsi Proyek Sejenis

Setu Babakan adalah sebuah danau buatan yang dijadikan tempat wisata oleh warga
setempat. Sebenarnya fungsi utama dari danau ini bukanlah untuk destinasi wisata. Pada
awal pembangunanya, danau ini berfungsi sebagai penampung air resapan, tetapi seiring
berjalannya waktu, danau ini kemudian berfungsi sebagai pusat pelestarian warisan budaya
Jakarta yang umum disebut dengan perkampungan Budaya Betawi dan juga tempat
wisata.Perkampungan Budaya Betawi ini pertama kali diresmikan oleh Bapak Sutiyoso
yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur, yaitu pada tanggal 18 agustus tahun 2000.

Lokasi : Jalan Moch Kahfi II, RT.13/RW.8, Srengseng Sawah, Kec.


Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta

Luas Wilayah : 674,70 Ha

Batas Wilayah :- Utara : Kel. Lenteng Agung & Kel. Jagakarsa

- Timur: Kali Ciliwing

- Selatan : Kota Adm. Depok – Jawa Barat.

- Barat : Kel. Jagajarsa, Kel. Ciganjur & Kel. Cipedak

b. Analisis Orientasi Kawasan

37
Orientasi kawasan di hadapkan ke arah setu yang menjadi atraksi utama dari kawasan
Setu Babakan.
c. Analisis Zoning Tapak

Zona pada kawasan Setu Babakan di bagi menjadi 4 zona yang memiliki fungsi berbeda
beda pada setiap zonanya. Zona tersebut yaitu Zona A, Zona B, Zona C, dan Zona
Embrio.

- Zona A

38
Zona A di fungsikan sebagai pusat pengembangan kebuddayaan Betawi dimana zona ini
adalah main enterance dari kawasan Setu Babakan, Zona A berisi rumah-rumah adat
betawi dan fungsi pendukung seperti ampitheater, pusat administrasi dll.
Zona A biasanya ramai di kunjungi pada hari minggu, dimana banyak sekali aktivitas
pagelaran yang di lakukan di zona ini seperti penampilan lenong, pencak silat dll.

- Zona B

Zona B di fngsikan sebagai area service dari kawasan Setu Babakan. Dimana area ini
terdapat kios-kios souvenir dan food court makanan daerah khas Betawi .

- Zona C

39
Zona C adalah sebuah pulau buatan di bangun di tengah-tengah setu dengan luas total
3.2 Ha rencananya zona ini akan di fungsikan sebagai resort, convention, restoran dan
fungsi komersial lainnya.

d. Analisis Sirkulasi

Zona
Zona A
Embrio

ENTERANCE Setu

Zona B Zona C

Sirkulasi yang di gunakan pada kawasan Setu babakan adalah sirkulasi radial, dimana
tanggul setu di jadikan jalan yang menghubungkan zona-zona yang terdapat di dalam
kawasan.

e. Analisis Bentuk

40
Bentuk bangunan yang berada di dalam kawasan Setu Babakan merupakan adaptasi dari
bentuk rumah adat Suku Betawi yaitu rumah Kebaya dan rumah-rumah adat betawi
lainnya.
f. Kesimpulan

Secara garis besar, penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo antara lain:

(A) organisasi massa dan ruang luar diorientasikan ke arah setu

(B) Alur sirkulasi adalah radial membentuk ring yang mengitari waduk dan
menghubungkan antar zona.

(F) memperbaiki jaringan jalan pejalan kaki serta memperhatikan jalur orang berkebutuhan
khusus

Sedangkan kesimpulan untuk pengembangan pariwisata, antara lain:

41
(A) Memiliki 2 konteks yaitu Setu Babakan dan Budaya Betawi

(B) Seluruh zona di orientasikan ke arah Setu

(C) memberikan fasilitas untuk berwisata sehingga dapat mewadahi kegiatan wisatawan,
seperti: dermaga, pemancingan, piknik, playground, sepeda air, dan watersport,
pertunjukan budaya, kuliner dll.

4.3.2Wisata Waduk Selorejo (Data Skunder)


a. Deskripsi Proyek Sejenis

Lokasi yang di jadikas studi yaitu area Wisata Waduk Selorejo yang memiliki
aktifitas serta fasilitas wisata dengan total luas tapak terpilih sebesar 4,48 Ha.

Gambar 4.1 Lokasi Waduk Selorejo

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf

42
b. Analisis orientasi kawasan

Gambar 4.2 Analisis Orientasi Kawasan

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf

Dengan melihat dari akses masuk serta potensi tapak maka orientasi kawasan
ditetapkan ke area waduk

43
c. Analisis zoning tapak

Gambar 4.3 Analisis Zoning Tapak

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf

Penentuan zoning tapak didasari dari pola hubungan ruang antar setiap fasilitas yang
menjadi kebutuhan ruang pada area wisata Waduk Selorejo, selanjutnya dilakukan berbagai
macam analisis yang berhubungan terhadap tapak dan fasilitas yang akan dikembangkan,
hasil dari analisis tersebut dapat digunakan dalam menentukan penzoningan pada tapak
dengan memperhatikan pola hubungan ruang

c. Analisis sirkulasi

Gambar 4.4 Analisis Zoning Tapak

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf
Sirkulasi dirancang dengan pola radial yang mengikuti bentuk tapak. Pada bagian
tengah tapak terdapat pola memusat lalu menyebar menuju ke berbagai fasilitas wisata
hingga menuju tepian waduk dengan pola linier.
f. Analisis bentuk

Konsep bentuk foodcourt Konsep bentuk watersport off

Konsep bentuk kios souvenir Konsep bentuk mushola

Konsep bentuk stage Konsep bentuk promenade tepian waduk

Gambar 4.5 Analisis Bentuk

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf
g. Penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo

Perancangan kawasan wisata Waduk Selorejo memperhatikan hubungan ruang


setiap masing-masing fungsi, sehingga penataan massa bangunan dan ruang luar dapat
saling mendukung satu dengan yang lainnya. Dalam penataan fasilitas wisata Waduk
Selorejo perlu memperhatikan program ruang serta melihat kondisi tapak dengan
menganalisa orientasi kawasan dan massa bangunan, pengolahan kontur, sirkulasi, view,
analisis matahari, analisis hujan, serta sosial budaya masyarakat setempat.
h. Hasil Perancangan Pada Aspek Penataan Elemen Fisik Wisata Waduk
Selorejo

1. Organisasi Ruang

Organisasi massa dan ruang luar yang diterapkan pada perancangan


menggunakan pola organisasi radial dengan memperhatikan potensi view ke area

waduk.

Gambar 4.6 Organisasi Ruang

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf
2. Jaringan Jalan dan Parkir

Jaringan jalan dan parkir di rancang dengan memisahkan ruang gerak sirkulasi
antara kendaraan dengan manusia Dengan membedakan material serta level
lantai antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. Sirkulasi di area
taman di desain dengan orientasi yang jelas menuju ke area tepian waduk,

Gambar 4.7 Jariangn Jalan dan Parkir

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
wisata-waduk-selorejo.pdf

3. Street furniture

Penambahan street furniture berupa lampu jalan dan lampu taman, selain
sebagai penerangan dimalam hari, lampu taman juga menjadi elemen estika
pada area luar.
tempat sampah di tata menyebar pada tapak, perletakan tempat sampah di
tempatkan pada setiap area yang memiliki aktifitas. Tempat sampah dibagi
menjadi dua, yaitu sampah basah dan sampah kering,

penataan kembali bangku taman pada area-area ruang luar, bangku taman di
desain semenarik mungkin mengikuti tema yang seirama dengan elemen fisik
kawasan lainnya serta menambah shelter sebagai area naungan.

4. Signage

Signage di tata menyebar pada tapak, perletakan signage di tempatkan pada area
yang mudah dilihat dan area-area yang membutuhkan penanda sehingga dapat
memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi melalui penanda
tersebut. Gambar 4.8 Street Furniture
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/115193-ID-penataan-fasilitas-
5 Vegetasi
wisata-waduk-selorejo.pdf
Dalam menata vegetasi pada tapak perlu memperhatikan kondisi tapak dengan
melihat kondisi vegetasi yang ada pada tapak sebelumnya serta melihat fungsi
dari vegetasi tersebut sehingga vegetasi yang akan ditata menjadi
berkesinambungan dengan lingkungan dan fungsi dari vegetasi itu sendiri.
i. Hasil Perancangan Pada Aspek Prinsip Pengembangan Pariwisata.

1. Something to See

Pengambangan pariwisata Waduk Selorejo pada poin ini yaitu dengan


mengoptimalkan potensi panorama alam Waduk Selorejo, hal ini berkaitan erat

dengan penataan elemen fisik yang akan diterapkan pada wisata Waduk Selorejo
sehingga dapat meningkatkan keindahan serta kenyamanan dalam menikmati
panorama wisata waduk.

2. Something to Buy

Pengembangan pariwisata Waduk Selorejo pada poin ini yaitu dengan


memberikan fasilitas toko souvenir dan warng kuliner (foodcourt). Fasilitas ini
nantinya akan menjual barang, makanan atau minuman yang merupakan ciri khas

kawasan tersebut. Dengan adanya fasilitas seperti ini pengunjung dapat membeli
susuatu yang mereka butuhkan seperti makanan ataupun minuman serta barang
yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh.
3. Something to Do
Pengambangan pariwisata Waduk Selorejo pada poin ini yaitu dengan
memberikan fasilitas untuk berwisata atau rekreasi yang dapat digunakan untuk
mewadahi aktivitas wisata pengunjung, seperti: dermaga, area pemancingan,
playground, area piknik, sepeda air dan waterspot
4.3.3Kesimpulan Studi Banding
Secara garis besar, penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo antara lain:

(A) organisasi massa dan ruang luar diorientasikan ke arah waduk,

(B) Memperjelas alur sirkulasi yang memiliki orientasi alur utama ke arah
perairan waduk,

(C) memberikan signage dengan desain yang seirama dan menata pada lokasi
yang membutuhkan infomasi kawasan,

(D) menata dan menambahkan vegetasi sebagai penaung dan penghias


kawasan, (E) menata dan menambahkan bangku taman di area taman dan
sirkulasi, serta menambahkan lampu dan tempat sampah sebagai pelengkap,

(F) memperbaiki jaringan jalan pejalan kaki serta memperhatikan jalur orang
berkebutuhan khusu.

Sedangkan kesimpulan untuk pengembangan pariwisata, antara lain:

(A) mengoptimalkan atraksi utama yaitu Waduk Selorejo,

(B) menyediakan dan menata kios souvenir, kios makanan, penataan ini
dilakukan dengan memaksimalkan potensi view Waduk,

(C) memberikan fasilitas untuk berwisata sehingga dapat mewadahi kegiatan


wisatawan, seperti: dermaga, pemancingan, piknik, playground, sepeda air,
dan watersport.

51
BAB IV

ELABORASI TEMA
6.1 Tema

Tema yang di pilih adalah Arsitektur Organik.

Pemilihan tema ini karena mempertimbangkan konteks alam yang ada di dalam
site yaitu elemen air yang di jadikan orientasi utama oleh aktivitas wisata edukasi
IPAL, hal tersebut selaras dengan prinsip-prinsip arsitektur organik dimana alam
membentuk suatu pola dari bangunan baik secara citra visual, ruang, dan struktur.

6.2 Definisi dan Interpretasi Tema

Arsitektur Organik adalah  arsitektur yang membentuk keselarasan antara tempat


tinggal manusia dan alam. Harmoni tersebut dicapai dengan menerapkan desain
yang sesuai dan terintegrasi dengan sebuah site, sehingga bangunan, perabotan,
dan lingkungan menghasilkan sebuah komposisi yang terpadu dan saling
berkesinambungan.

pengertian Arsitektur Organik menurut Fleming, Honour & Pevsner :

Arsitektur Organik adalah sebuah istilah yang diaplikasikan pada bangunan atau
bagian dari bangunan yang terorganisir berdasarkan analogi biologi atau yang
dapat mengingatkan pada bentuk natural. Misalnya arsitektur yang menggunakan
bentuk-bentuk biomorfik

6.3 Studi banding Tema Sejenis

a. Studi Banding Tema Sejenis Dari Pengamatan Langsung

Nama Bangunan : Crystal Of Knowledge (Perpustakaan Universitas


Indonesia)

Arsitek : DCM (Duta Cermat Mandiri) / Budiman Hendro Purnomo

Lokasi : Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

Luas Lahan : ± 2.5 Ha

Luas Bangunan : ± 33.000 m2

Dibangun : 2009

Diresmikan : 13 Mei 2011

Kapasitas : 10.000 Pengunjung.

52
Biaya Pembangunan : Rp 175 Miliar

Pemilik : Rektorat Universitas Indonesia

Secara umum, perpustakaan ini memiliki 5 fungsi, yakni :

1. Sumber informasi. Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan


karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta
karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. Dalam kaitannya
dangan fungsi simpan, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil
masyarakat.
2. Sarana pendidikan dan pembelajaran. Perpustakaan merupakan sarana
pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat
belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan
pendidikan sekolah.
3. Penelitian. Perpustakaan sebagai penunjang kegiatan penelitian dalam
rangka fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi, menjadi sumber  informasi yang
menjadi acuan dalam mencari literatur.
4. Pengabdian masyarakat. Perpustakaan menjadi sarana pendukung dalam
pelaksanaan salah satu fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi.

53
5. Rekreasi. Perpustakaan sebagai tempat untuk menikmati rekreasi kultural
dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan perpustakaan. Fungsi rekreasi ini
tampak nyata pada perpusakaan umum.

- Sirkulasi dan Pencapaian

Layout sirkulasi dan pencapaian di desain berdasarkan letak bangunan disekitar


site dan merespon sirkulasi jalan utama yang di hubungkan melalui jalur
pedestrian yang terhubung langsung ke bangunan.

Letak sikulasi pedestrian di letakan persis di tepi danau sehingga pengunjung bisa
merasakan dan melihat langsung Danau Kenanga.

54
- Bentuk

Massa bangunan terbentuk berdasarkan apa yang ada di dalam eksisting, seperti
mempertahankan pohon yang ada di seketar guna untuk mereduksi cahaya
matahari yang masuk kedalam bukaan bangunan. Pohon yang ada di eksisting
juga di gunakan sebagai media pendukung interaksi publik sebagai media
peneduh dari sinar matahari dan menambah kesan sejuk.

55
- Orientasi

Orientasi Bangunan di hadapkan ke arah danau yang luas untuk menambahkan


atraksi dari konteks yang ada di sekitar site. Danau juga di jadikan potensi untuk
membuat ruang publik seperti taman dan plaza.

56
- Pencahayaan

Sisi banguna yang menghadap ke danau di buat banyak bukaan untuk merespon
sinar matahari pagi sehingga memperbanyak pencahayaan alami dan
meminimalisir pencahayaan buatan. Bukaan di sisi danau juga untuk merespon
potensi danau sebagai media reduksi suhu panas, suhu anas di pantulkan ke danau
dan masuk ke dalam ruangan.

Pencahayaan alami juga di terapkan menggunakan skylight yang terdapat pada


atap bangunan.

57
- Landscape

Pola landscape yang di terapkan di luar bangunan adalah pola-pola organik yang
tidak beraturan, pola tersebut merespon pohon yang sudah ada di lam eksisting
dan memanfaatkannya dengan menambahkan tempat duduk untuk berinteraksi
dan menjadikan pohon sebagai media untuk berteduh.

58
- Material

Material yang di gunakan ada bangunan adalah dominan batu alam ekspose yang
di tempel pada area luar untuk menambahkan kesan natural. Penggunaan batu
alam ekspose guna merespon bangunan di sekitar kampus Universitas Indonesia
yang kebanyakan menggunakan batu bata ekspose, dan penggunaan batu alam
juga untuk merespon mengendalikan suhu di dalam ruangan agar tetap sejuk.

59
BAB V

PERENCANAAN DAN PROGRAM

5.1 Pengguna dan Fasilitas

Pengguna ruang publik pada waduk Cimanggis ini dapat di gunakan oleh semua
umur dan golongan lapisan masyarakat karena waduk mempunyai fasilitas ruang
publik yang bersifat terbuka untuk umum.

Pemberian fasiltas pada area waduk yaitu beruapa taman yang berguna untuk
mewadahi aktivitas masyarakat di luar ruangan, dermaga, pemancingan, water
sport, bazar, dan lain-lain

5.2 Jenis dan Pengelompokan Kegiatan

Jenis dan pengelompokan kegiatan ini dilakukan berdasarkan fungsi kedua elemen
yaitu waduk dan ruang publik

Gambar 5.1 Kelompok Ruang

Sumber : Dokumen Pribadi

Kegiatan basah yaitu kegiatan yang berhubungan langsung dengan air waduk, area
kegiatan basah tidak di hubungkan tangsung dengan kegiatan pengolahan dan
kegiatan kering.

Kegiatan Kering yaitu kegiatan segala kegiatan yang tidak berghubungan dengan
air waduk, area kegiatan kering tidak berhubungan dengan area kegiatan basah
tetapi berhubungan dengan area kegiatan pengolahan.

Kegiatan pengolahan yaitu kegiatan yang ada di dalam IPAL seperti pengolahan
air, pengendapan lumpur, dan lain-lain. Area kegiatan pengolahan tidak
berhubungan dengan area kegiatan basah namun berhubungan dengan area

60
kegiatan kering karena agar pengunjung bisa tau proses pengolahan air itu seperti
apa.

5.3 Kebutuhan Ruang

a. Kebutuhan Ruang Di Dalam Bangunan

- Kantor Pengelola

- Lobby

- Mushola

- Toilet

- Ruang Pompadan tanki

- Perpustakaan

b. Kebutuhan Di Luar Bangunan

- Bazar

- Area Taman

- Parkiran

- Flying Fox

- Dermaga

- Pusat Kuliner

- River Side

61
5.4 Program Ruang dan Kebutuhan Ruang

Publik  Lobby
 Plaza
 Amphitetaer
 Galeri IPAL
Administrasi  R. Pengelola
 R. Kepala Staff
 R. Arsip
 Kantor Staff
 R. Rapat
 R. Tunggu Tamu Pengelola
 R. Locker Karyawan
 Toilet Pengelola
 R. Keamanan
 Dapur Pengelola
 Parkir Pengelola
Service  Toilet Umum Wanita
 Toilet Umum Pria
 Mushola
Wisata  Kuliner
 Parkir Mobil
 Parkir Motor
 Deramaga
 R. Souvenir
 Genset

Gambar 5.2 Program Ruang dan Kebutuhan Ruang

Sumber : Dokumen Pribadi

62
5.5 Hubungan Ruang

a. Makro

Gambar 5.3 Hubungan Ruang Makro

Sumber : Dokumen Pribadi

Hubungan ruang secara makro di bagi menjadi 4 kegiatan yaitu kegiatan basah,
kegiatan kering, kegiatan service, kegiatan pengolahan.

Kegiatan basah adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan air waduk,
kegiatan ini tidak berhubungan langsung dengan kegiatan kering, kegiatan service
dan kegiatan pengolahan.

Kegiatan Kering adalah kegiatan yang tidak berhubungan dengan air, kegiatan
iniberhubungan dengan kegiatan pengolahan dan kegiatan service, namun tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan basah.

Kegiatan pengolahan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan


waduk seperti ruang instalasi dan lain-lain. Kegiatan ini berhubungan dengan
kegiatan service dan kegiatan keringa, namun tidak berhubungan lansung dengan
kegiatan basah.\

Kegiatan Service adalah kegiatan yang sifatnya pendukung kegiatan ruang-ruang


yang ada di ruang publik kawasan waduk. Kegiatan ini berhubungan dengan
kegiatan kering dan kegiatan pengolahan, namu tidak berhubungan langsung
dengan kegiatan basah.

63
d. Mikro

Gambar 5.4 Hubungan Ruang Mikro

Sumber : Dokumen Pribadi

Hubungan ruang mikro adalah hasil dari respon kebutuhan ruang dan
pengembangan ruang dari hubungan ruang secara makro.

5.6 Sirkulasi

Kendaraan

Untuk sirkulasi kendaraan, kendaraan tidk boleh masuk kedalam site kecuali
kendaraan milik pengelola yang di sediakan tempat parkir dan pintu masuk
khusus kendaraan pengelola, untuk kendaraan pengunjung hanya boleh drop off di
depan pintu masuk karena lahan yang sempit jadi tidak di sediakan lahan parkir
untuk pengunjung.

64
Gambar 5.5 Sirkulasi Kendaraan

Sumber : Dokumen Pribadi

65
BAB VI

KONSEP PERANCANGAN

6.1 Konsep Dasar Perancangan

Konsep Dasar di dalam perencanaan ini bersumber pada “FLOW” yang berarti
mengalir. Mengalir di sisni di artikan seperti mengalir mengikuti lingkungan yang
ada, mengalir mengikuti aktivitas pengguna, mengalir mengikuti peraturan-
peraturan di dalam perencanaan.

Konsep tersebut di tuangkan dengan :

- Meminimalisir Footprint

Gambar 6.1 Diagram Meminimalisir Footprint

Sumber : Dokumen Pribadi

Meminimalisisr footprint ini respon dari garis sempadan danau dan untuk
menambahan kesan menjaga tanggul waduk agar tetap natural.

- Bentukan bangunan sebagai simbol

Gambar 6.2 Diagram Bentuk Bangunan Mengikuti Simbol

Sumber : Dokumen Pribadi

66
Bentukan bangunan sebagai landmark / simbol agar pengunjung mudah
membedakan setiap fungsi dari bangunan.

- Menerapkan kendaraan air

Gambar 6.3 Diagram Kendaraan Air

Sumber : Dokumen Pribadi

Kendaraan air sebagai sarana penghubung anatara tempat parkir dan wisata guna
memberi pengalaman ruang bagi pengunjung, selain itu kendaraan air ini bisa di
fungsikan sebagai outbond dan menjadi daya tarik tersendiri.

- Menggunakan Natural Landscaping

Gambar 6.4 Diagram Natural Landscaping

Sumber : Dokumen Pribadi

Element hard dan soft landscaping mengambil dari maerial alam dan vegetasi-
vegetasi yang mendukung biota yang ada di sekitar waduk agar kesan naturalisasi
waduknya bisa muncul.

67
6.2 Konsep Tapak

a. Enterance dan Sirkulasi dalam tapak

Gambar 6.5 Gambar Enterance Site

Sumber : Dokumen Pribadi

Enterance di bagi 2, yaitu enterance untuk pengunjung dan enterance untuk


pengelola.

Enterance pengunjung masuk dari Jl.Radar Auri yang masuk melalui pintu
air menuju tanggul waduk, dan untuk enterance pengelola masuk melalui Jl.
Mualim Aminudin. Enterance dipisah agar menjaga fungsi pengelola
menjadi privat.

68
b. Tata Letak Massa Bangunan

Gambar 6.6 Tata Letak Bangunan

Sumber : Dokumen Pribadi

Massa bangunan di letakan secara terpisah berjajar terhadap tanggul waduk


agar bisa mengajak pengunjuk untuk mengeksplore dan mengelilingi
waduk.

Massa di bagi 9 fungsi yaitu:

1. Dermaga Penyebrangan
2. Kantor
3. Musholla
4. Pusat Kuliner
5. Cafe & Dermaga Wisata Air
6. Menara Pandang & Flying Fox
7. Toilet Umum
8. Perpustakaan
9. IPAL

69
c. Tata Letak Ruang Luar dan Parkir

Ruang Parkir di rancang memisahkan antara jalur motor dan mobil,


kemudian di jalur mobil terdapat 2 enterance, yaitu mobil pribadi dan mobil
bus, kemudian di dalam enterance mobil bus terdapat akses loading dock.

d. Lansekap dan Vegetasi

Hard material pada lansekap banyak menggunakan material-material ekpose


agar menambah kesan natural yang menyatu dengan lingkungan waduk
seperti batu alam, kayu, dan gravel. Sedangkan untuk soft material banyak
menggunakn vegetasi air yang berguna untuk menjaga kualitas air di waduk.

Material yang di terapkan pada Landscape :

- WPC Decking

- Batu Alam

- Konblok

- Gravel

70
- Stepping Stone

Vegetasi Yang Di terapkan Pada Landscape :

- Eceng Gondok

- Red Grass

- Sledri Air

- Pohon Ketapang

6.3 Konsep Bangunan

a. Gubahan Massa

Bangunan terbentuk dari sirkulasi yang merespon tanggul waduk dan


membentuk bangunan yang melingkar.

Bangunan yang terbentuk kemudian di tambahkan inner park untuk


membuat orientasi kedalam.

71
Untuk membuat modul struktur grid maka garis as di buat berdasarkan jari-
jari lingkaran. Kemudian dari garis as tersebut di tambahkan bukaan untuk
menambah kesan orientasi keluar bangunan.

Menambahkan Secondary skin untuk meminimalisir paparan sinar matahari


yang masuk kedalam bangunan.

c. Penataan Ruang
Ruang di dalam site di kelompokan berdasarkan fungsi dan membentuk
suatu massa bangunan sehingga setiap ruangnya terpisah dan di
hubungkan lewat landscaping.

72
d. Ekspresi Bangunan

Material luar bangunan menggunakan secondary skin yang terbuat dari


kayu agar menambah kesan natural,

Interior menggunakan bahan-bahan alam seperti kayu, karamik wett stone


dan memanfaatkan void diatas untuk pencahayaan.

e. Bahan Bangunan

Bahan bangunan untuk Hard material menggunakan material-material alam


untuk menambah kesan natura, namun untuk pemakaian dengan sekala
besar sebagian menggunakan material sintetis. Material yang digunakan
diantaranya:

73
- Kayu jati

- WPC Decking

- Semen Ekspose

- Batu alam

- Atap Tegola

- Atap Viber

74
f. Sistem Struktur

Sistem struktur yang di gunakan adalah struktur grid.

Struktur grid merupakan jarak perletakan komponen perkuatan bangunan


(Kolom dan balok) dengan modul mengikuti as bangunan. Material yang di
gunakan pada desain adalah profil baja wf sebagai balok dan kolom beton
sebagai kolom struktur.

75
g. Sistem Utilitas

- Air Bersih

Penyediaan air bersih menggunakan sistem gravitasi, air diambil dari PDAM
yang kemudian masuk melalui meteran dan masuik ke dalam torent untuk di
tampung, kemudian baru di alirkan menggunakan gravitasi ke ruang yang
membutuhkan air bersih.

- Air Limbah

Air limbah bekas cuci akan di olah pada ipal dengan di tampung terlebih
dahulu ke dalam menhole lalu dialrkan menuju IPAL untuk di olah menjadi
limbah baku yang nantinya akan di alirkan kembali ke waduk.

- Air Kotor

- Elektikal

- Penangkal Petir

76
Sistem penangkal petir pada bangunan menggunakan sistem ground, cara
kerja sistem ini yaitu menangkap petir lewat splitzen lalu di alirkan ke
dalam tanah menggunakan federal kabel menuju grounding yang di tanam
ke tanah sehingga energinya menjadi netral.

77
Daftar Pustaka

- Drs. Sukadi. 1998. Langkah-langkah Perencanaan dan Perancangan


Sebuah Bendungan / Waduk. Bandung
- Chapter II. 2015. “Ruang Publik”,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66915/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y, di akses pada 18 Februari 2016
pukul 01.20
- Jakarta Open Data, 2018, “Data Waduk di DKI Jakarta Tahun 2018”,
http://data.jakarta.go.id/dataset/data-waduk-di-dki-
jakarta/resource/62f096af-7a49-4898-9478-f3e3c0e9eab4,
Di akses pada 18 Februari 2018 pukul 03.00
- Santosa, Bayu. Ernawati, Jenny. Santosa, Herry.2015. Penataan Fasilitas
Waduk Selorejo. Malang
- http://pdsahabat.com/2018/09/28/instalasi-sistem-penangkal-petir-bagi-
sebuah-bangunan-grounding-system/

78

Anda mungkin juga menyukai