Disusun Oleh:
Kelompok 1
Reyhan Regisha (D101181020)
Putri Lestari Agus ( D101181326)
Nur Azizah ( D101181007)
Erlis Estri Lestari (D101181505)
Nur Ilmi ( D101181004)
Muh. Rio Mirza (D101181334)
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Banjir meruapakan sesuatu yang sudah tak lazim lagi di telinga masyarakat
Indonesia. Setidaknya hampir di seluruh kota besar mengalami bencana alam
ini. Meski dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun suatu hal yang tidak bisa
dipungkiri bahwa banjir datang dikarenakan kurangnya perhatian manusia
terhadap lingkungan sekitarnya.
Kota Makassar sendiri yang notabene nya jarang memiliki kasus banjir yang
memakan korban jiwa, terus menerus melakukan mitigasi terhadap bencana ini.
Sayangnya, di beberapa kecamatan dan atau kelurahan di Makassar masih
seringkali menjadi langganan banjir. Mahardy (2014), mengatakan bahwa di
Kota Makassar, wilayah dengan tingkat area terdampak akan banjir tertinggi
berada di wilayah Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala.
Adapun luas area yang terdampak akan banjir di Kelurahan Tamangapa
dapat mencapai 573 Ha. Tinggi banjir juga bermacam-macam mulai dari 50cm-
100 cm. Tentu saja, kerugian yang ditimbulkan oleh banjir sangat besar, baik
dari segi ekonomi ataupun fisik wilayah yang membahayakan keselamatan
masyarakat.
Pemerintah dalam melakukan mitigasi terhadap bencana banjir kemudian
mengadopsi konsep Water Sensitive Urban Design (WSUD) dari Australia,
dimana konsep ini merekayasa pendekatan keteknikan dan mengintegrasikan
siklus air perkotaan, mulai dari air hujan, air tanah dan pengelolaan air limbah
dan air bersih, kedalam desain perkotaan dengan tujuan untuk meminimalkan
kerusakan lingkungan dan menarik estetika dan rekreasi.
Dengan menganalisis ketersediaan komponen-komponen dari Water
Senstive Urban Design (WSUD) di Kelurahan Tamangapa, diharapkan menjadi
sebuah solusi terhadap arahan-arahan ataupun kebijakan dalam menangani
kasus banjir yang ada disana. Kemudian, secara tidak langsung dapat
menciptakan siklus kehidupan yang berkelanjutan.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian kali ini yaitu:
a) Apa saja komponen Water Sensitive Urban Design (WSUD) di Kelurahan
Tamangapa?
b) Bagaimana ketersediaan komponen Water Sensitive Urban Design
(WSUD) di Kelurahan Tamangapa?
c) Bagaimana peran komponen Water Sensitive Urban Design (WSUD)
dalam menangani banjir di Kelurahan Tamangapa?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah :
a) Untuk mengetahui apa saja komponen Water Sensitive Urban Design
(WSUD) di Kelurahan Tamangapa.
b) Untuk mengetahui ketersediaan komponen Water Sensitive Urban Design
(WSUD) di Kelurahan Tamangapa.
c) Untuk mengetahui peran komponen Water Sensitive Urban Design
(WSUD) dalam menangani banjir di Kelurahan Tamangapa.
1.4.Manfaat Penelitian
Penilitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :
a) Bagi Pemerintah
Studi penerapan konsep Water Sensitive Urban Design (WSUD) di
Kelurahan Tamangapa ini dapat menjadi informasi dan dapat menjadi salah
satu pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam menangani kasus
banjir di Kelurahan Tamangapa.
b) Bagi Swasta
Manfaat laporan ini bagi pihan swasta, yaitu dapat memberikan informasi
kepada pihak swasta sehingga lebih mudah dalam merencanakan
pembangunan dan pengembangannya.
c) Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat, yaitu memberikan informasi dan pemahaman
tentang manfaat dan peranan konsep Water Sensitive Urban Design
(WSUD) dalam mencegah banjir.
d) Bagi Akademik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih
luas dan pembelajaran mengenai konsep Water Sensitive Urban Design.
1.5.1. Materi/Substansi
1.5.2. Lokasi
Wilayah penelitian terletak di Kelurahan Tamangapa, dengan total
luas wilayah yakni 7,62 km2 , dengan batas-batas wilayah yakni:
Timur: Kab.Gowa
Barat: Kel. Bangkala
Utara: Kel. Manggala
Selatan: Kab. Gowa
1.6. Sistematika Penulisan