Anda di halaman 1dari 161

LAPORAN HASIL TUGAS AKHIR

(LANDASAN KONSEPTUAL)
REVITALISASI KAWASAN KUMUH DI DUSUN WANASARI
(KAMPUNG JAWA) DENPASAR BERKONSEP WATERFRONT

Disusun oleh:

I Kadek Wahyu Sanjaya

1705521076

Dosen Pembimbing:

1. Tri Anggraini Prajnawrdhi, ST., MT., MURP., Ph.D.


2. I Wayan Yuda Manik, ST., MT.

Dosen Penguji:

1. Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT.


2. Dr. I Dewa Gede Agung Diasana Putra, ST., MT.
3. I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST., MT.,Ph.D.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK 30 Desember 2020
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Kampus Bukit Jimbaran, Bali Telp : (0361) 703384, Fax : 703384
Laman: www.ar.unud.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tugas Akhir : Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung
Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront
Tahun : 2020
Mahasiswa : I Kadek Wahyu Sanjaya
NIM : 1705521076
Program Studi : Arsitektur

Laporan ini telah disetujui dan layak untuk diujikan sebagai Ujian Hasil Tugas Akhir
(Landasan Konseptual Perancangan),
Tanggal : 27 Desember 2020

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Tri Anggraini Prajnawrdhi, I Wayan Yuda Manik, ST., MT.


NIP.198204192008121002
ST., MT., MURPH., Ph.D.
NIP.197301012000122001
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
dengan rahmat yang diturun-Nya Laporan Hasil Tugas Akhir dengan judul
“Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar
Berkonsep Waterfront” dapat terselesaikan. Laporan ini disusun guna melengkapi
syarat dari Mata Kuliah Seminar 2020, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana. Seperti halnya pepatah “tiada gading yang tak retak” begitu juga
proses dari penyusunan proposal ini yang menemui berbagai masalah, dan jauh dari
kata sempurna, namun masalah-masalah tersebut pada akhirnya dapat terselesaikan.

Laporan hasil Tugas Akhir ini bertujuan mengetahui perancangan mengenai


revitalisasi kawasan kumuh. Adapun beberapa isi dari laporan ini seperti latar belakang
dari pemilihan proyek, pengertian, fungsi-fungsi yang diwadahi, pemahaman umum,
spesifikasi khusus, metode penelitian dan metode perencanaan. Proyek revitalisasi
kawasan kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar berkonsep waterfront
ini merupakan sebuah perencanaan penataan kawasan kumuh yang menjadikan
kawasan yang layak untuk hunian, kegiatan komersil, dan menghidupkan ruang publik
di bantaran sungai agar kualitas hidup dan perekonomian masyarakat meningkat.

Laporan Hasil Tugas Akhir ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
disampaikan kepada:

1. Ibu Tri Anggraini Prajnawrdhi, ST., MT., MURP., Ph.D. dan Bapak I Wayan
Yuda Manik, ST., MT., selaku dosen pembimbing I dan II yang tidak henti
memberikan ilmunya dan memberikan penulis wawasan yang lebih luas, dalam
proses pembuatan Laporan Hasil l Tugas Akhir ini, serta dengan sabar dalam
memberikan bimbingan kepada penulis. Sehingga Laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Ir Putu Rumawan Salain, M.Si., selaku dosen penguji Seminar
1 Kelompok 2 yang telah memberikan saran yang membantu penulis
memahami kekurangan dari laporan ini.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront ii
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku dosen koordinator
Seminar Tugas Akhir Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana.
4. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk bisa
menyelesaikan Laporan Hasil Tugas Akhir ini.
5. Teman-teman arsitektur angkatan 2017 yang berjuang bersama dalam
Matakuliah Seminar ini, yang memberikan dukungan, bantuan, dan semangat
kepada penilis selama proses pembuatan Laporan Hasil Tugas Akhir ini.
6. Seluruh pihak yang turut membantu penulis secara langsung maupun tidak
langsung baik.

Terselesaikannya Laporan Hasil Tugas Akhir ini, penulis berharap agar


dilancarkan untuk tahap selanjutnya, dan dapat menjadi wawasan baru bagi para
pembaca dikemudian harinya.

Gianyar, 28 Desember 2020

Penulis

I Kadek Wahyu Sanjaya


NIM 1705521076

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront iii
ABSTRAK
Kota Denpasar diketahui dari penetapan lokasi lingkungan perumahan dan
pemukiman kumuh di Denpasar, yang memiliki 36 kawasan kumuh yang tersebar di 4
kecamatan, kecamatan yang paling banyak adalah Denpasar Utara 10 kawasan di.
Salah satu kawasan kumuh di Denpasar Utara yaitu Dusun Wanasari (Kampung Jawa).
Tujuan dari revitalisasi ini yaitu upaya untuk memvitalkan kembali sungai dan
kawasan kumuh di sekitar bantarain sungai. Dengan adanya penataan kawasan tersebut
agar lebih layak huni dan layak untuk kegiatan komersil dan juga akan menghidupkan
ruang publik yang ada pada kawasan tersebut. Dan dengan revitalisasi berkonsep
mixed-used waterfront menjadikan sungai dan bantaran sungai menjadi lebih tertata.
Selain itu, memadukan beberapa fungsi seperti pemukiman, kegiatan komersil,
perkotaan, rekreasi, dan yang lainnya. Dalam pendekatan penelitian, dilakukan metode
pengumpulan data-data yang dapat dibagi berdasarkan sumbernya (data primer dan
data sekunder) dan sifatnya (data kuantitatif dan data kualitatif). Metode Perancangan
yang digunakan adalah metode yang digunakan oleh Duerk dalam bukunya
Architectural Programming: Information Management for Design (2013). Evaluasi
purna huni (1) Aspek Teknis, kondisi kumuh pada perumahan, tempat komersi,
kandang ternak, dan sungai (2) aspek Aktivitas, ativitas komersil dan aktivitas hunian,
(3) Aspek Fungsional, fungsi dari setiap tipologi rumah. Dengan itu Revitalisasi
Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront,
menjadi solusi dari masalah tersebut.
Kata Kunci: Revitalisasi, kawasan kumuh, waterfront, ruang publik

ABSTRACT
Denpasar City is known from the location of housing neighborhoods and slum
settlements in Denpasar, which has 36 slum areas spread over 4 sub-districts, the most
of which are North Denpasar 10 areas in. One of the slum areas in North Denpasar is
Dusun Wanasari (Kampung Jawa). The purpose of this revitalization is an effort to
revitalize rivers and slum areas around the riverbanks. With the arrangement of the
area so that it is more livable and feasible for commercial activities and will also
enliven the existing public space in the area. And with the revitalization of the mixed-
used waterfront concept, rivers and riverbanks become more organized. In addition,
it combines several functions such as housing, commercial activities, urban areas,
recreation, and others. In the research approach, data collection methods are carried
out which can be divided based on their source (primary data and secondary data)
and their nature (quantitative data and qualitative data). The design method used is
the method used by Duerk in his book Architectural Programming: Information
Management for Design (2013). Post-occupancy evaluation (1) technical aspects,
slum conditions in housing, commercial places, cattle sheds, and rivers (2) activity
aspects, commercial activities and residential activities, (3) functional aspects, the
function of each typology of the house. With that the Revitalization of the Slum Area
of Wanasari Hamlet (Kampung Jawa) Denpasar with a Waterfront Concept, is a
solution to this problem.
Keywords: Revitalization, slum area, waterfront, public space

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 14
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 14
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 17
1.3 Tujuan 17
1.4 Sasaran .................................................................................................. 17
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP REVITALISASI KAWASAN KUMUH
DI DUSUN WANASARI (KAMPUNG JAWA) DENPASAR BERKONSEP
WATERFRONT ...................................................................................................... 19
2.1 Pemahaman Umum Revitalisasi Kawasan Kumuh ............................... 19
2.1.1 Pemahaman Revitalisasi ............................................................ 20
2.1.2 Pengertian Kawasan .................................................................. 20
2.1.3 Pemahaman Waterfront ............................................................. 22
2.1.4 Pemahaman Revitalisasi di Kawasan Waterfront ..................... 23
2.2 Pemahaman Khusus Revitalisasi Kawasan Kumuh .............................. 23
2.2.1 Kreteria Waterfront ................................................................... 24
2.2.2 Aspek Perencanaan Waterfront ................................................. 24
2.2.3 Aspek Pengembangan Waterfront ............................................. 25
2.2.4 Aspek - Aspek Revitalisasi........................................................ 26
2.2.5 Peraturan Sempadan Sungai ...................................................... 26
2.2.6 Isu dan Permasalahan Revitalisasi Kawasan ............................. 27
2.2.6 Tujuan dan Sasaran dari Revitalisasi Kawasan ......................... 28
2.3 Pengertian Kawasan Kumuh ................................................................. 29
2.4 Pemahaman Ruang Publik .................................................................... 31
2.4.1 Tujuan Ruang Publik ................................................................. 33
2.4.2 Aktivitas Ruang Publik ............................................................. 33
2.5 Peternakan ............................................................................................. 34
2.5.1 Peternakan Ayam ...................................................................... 34
2.5.2 Peternakan Kambing ................................................................. 38
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront v
2.6 Penanganan Sampah Sungai.................................................................. 41
2.7 Eksisting Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) ........... 41
2.7.1 Lokasi ........................................................................................ 42
2.7.2 Batas-Batas Lokasi Site ............................................................. 42
2.7.3 Eksisting pada Lokasi ................................................................ 43
2.7.4 Kepemilikan Lahan ................................................................... 43
2.8 Evaluasi Purna Huni .............................................................................. 44
2.8.1 Aspek Teknis ............................................................................. 44
2.8.2 Aspek Aktivitas ......................................................................... 47
2.8.3 Aspek Fungsional ...................................................................... 47
2.9 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis ......................................................... 51
2.9.1 Tukad Badung (Taman Kumbasari) .......................................... 51
2.9.2 Kawasan Kumuh Kali Code ...................................................... 54
2.9.3 Karangwaru Riverside ............................................................... 59
2.9.4 Sungai Cheonggyecheon Korea Selatan.................................... 63
2.9.5 Kesimpulan Fasilitas Sejenis ..................................................... 67
2.10 Permasalahan dan Solusi pada Lokasi....................................... 69
2.11 Spesifikasi Umum Proyek Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront ......... 71
2.11.1 Pengertian Proyek...................................................................... 71
2.11.2 Tujuan Proyek ........................................................................... 71
2.11.3 Fungsi Proyek ............................................................................ 71
2.11.4 Aktivitas .................................................................................... 72
2.12 Spesifikasi Khusus Proyek Revitalisasi Kawasan Kumuh di
Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfont ..... 72
2.12.1 Ruang Lingkup Proyek .............................................................. 72
2.12.2 Sasaran Proyek .......................................................................... 72
2.12.3 Fungsi Proyek ............................................................................ 73
2.12.4 Civitas ........................................................................................ 73
2.12.5 Fasilitas ...................................................................................... 74
BAB III METODE PENDEKATAN .................................................................... 75
3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 75
3.1.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 76
3.1.2 Sumber Data .............................................................................. 80
3.1.3 Sifat Data ................................................................................... 81
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront vi
3.1.4 Instrument Data ......................................................................... 81
3.1.5 Analisis Data ............................................................................. 82
3.2 Metode Perancangan ............................................................................. 82
3.2.1 Permasalahan Perancangan ....................................................... 83
3.2.2 Solusi Perancangan.................................................................... 83
3.2.3 Kesimpulan Perancangan .......................................................... 86
BAB IV PROGRAM REVITALISASI KAWASAN KUMUH DI DUSUN
WANASARI (KAMPUNG JAWA) BERKONSEP WATERFRONT ................ 87
4.1 Program Fungsional ............................................................................... 87
4.1.1 Identifikasi Fungsi ........................................................................ 87
4.1.2 Identifkasi Civitas ........................................................................ 88
4.1.3 Identifkasi Aktivitas ..................................................................... 88
4.1.4 Alur Aktivitas Civitas................................................................... 89
4.1.5 Kesimpulan................................................................................... 93
4.2 Program Performansi ............................................................................. 94
4.2.1 Sifat Ruang ................................................................................... 95
4.2.3 Suasana Ruang ............................................................................. 95
4.2.4 Persyaratan Ruang ........................................................................ 95
4.2.5 Program Performansi Ruang ........................................................ 96
4.3 Program Arsitektural ............................................................................ 101
4.3.1 Kapasitas Hunian........................................................................ 101
4.3.2 Kapasitas Pekerjaan yang difasilitasi ......................................... 102
4.3.3 Kapasitas Pengunjung ................................................................ 103
4.3.4 Studi Besaran Ruang .................................................................. 104
4.4 Hubungan Ruang.................................................................................. 109
4.4.1 Hubungan Ruang Makro ............................................................ 109
4.4.2 Hubungan Ruang Mikro ............................................................. 109
4.5 Organisasi Ruang dan Sirkulasi Ruang ............................................... 112
4.6 Program Tapak ..................................................................................... 115
4.6.1 Eksisting Tapak .......................................................................... 115
4.6.2 Analisis Lokasi ........................................................................... 119
4.6.2 Bentuk, Dimensi dan Buildup Area ........................................... 120
4.6.3 Analisis View ............................................................................. 121
4.6.4 Analisis Hidrologi, Geologi, Topografi ..................................... 123

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront vii
4.6.5 Analisis Sirkulasi........................................................................ 124
4.6.6 Analisis Klimatologi .................................................................. 125
4.6.7 Utilitas ..................................................................................... 126
4.6.8 Vegetasi ...................................................................................... 127
4.6.9 Bising ......................................................................................... 128
4.6.10 Karakteristik Tapak .................................................................. 130
BAB V KRITERIA DAN KONSEP PERANCANGAN ................................... 131
5.1 Kriteria Perancangan ........................................................................... 131
5.2 Konsep Perancangan ........................................................................... 133
5.2.1 Sirkulasi...................................................................................... 133
5.2.2 Privasi ......................................................................................... 137
5.2.3 Keamanan ................................................................................... 140
5.2.4 Tampilan..................................................................................... 143
5.2.5 Visibilitas ................................................................................... 146
5.2.6 Fleksibelitas................................................................................ 148
5.2.7 Zoning ........................................................................................ 150
5.2.8 Penggunaan energi ..................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 157
LAMPIRAN .......................................................................................................... 158

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront viii
DAFTAR GAMBAR

BAB II
Gambar 2. 1 Elemen-elemen Pendukung Kawasan................................................ 21
Gambar 2. 2 Peta Lokasi Dusun Wanasari ............................................................. 42
Gambar 2. 3 Peta Batas Lokasi Site ....................................................................... 42
Gambar 2. 4 Peta Ekisting Lokasi Site ................................................................... 43
Gambar 2. 5 Pemukiman ........................................................................................ 44
Gambar 2. 6 Kondisi Pemukiman Kumuh Kampung Jawa .................................... 45
Gambar 2. 7 Kondisi Kandan Ternak ..................................................................... 45
Gambar 2. 8 Warung Warga ................................................................................... 46
Gambar 2. 9 Sungai ................................................................................................ 46
Gambar 2. 10 Aktivita Warga................................................................................. 47
Gambar 2. 11 Masterplan ....................................................................................... 51
Gambar 2. 12 Lokasi Tukad Badung ...................................................................... 52
Gambar 2. 13 Jembatan Apung dan Layang .......................................................... 52
Gambar 2. 14 Tempat Duduk ................................................................................. 53
Gambar 2. 15 Spot Foto .......................................................................................... 53
Gambar 2. 16 Spot Mancing ................................................................................... 54
Gambar 2. 17 Lokasi Kali Code ............................................................................. 55
Gambar 2. 18 Ruang Serba Guna ........................................................................... 55
Gambar 2. 19 Perumahan Kali Code ...................................................................... 56
Gambar 2. 20 Parkir ............................................................................................... 56
Gambar 2. 21 Toilet ................................................................................................ 57
Gambar 2. 22 Pedestrian......................................................................................... 57
Gambar 2. 23 Talut dan Penghijauan ..................................................................... 58
Gambar 2. 24 Bangunan Konstruksi Kayu ............................................................. 58
Gambar 2. 25 Bangunan Material Bambu dan Batu Bata ...................................... 59
Gambar 2. 26 Penutup Atap Genteng dan Asbes ................................................... 59
Gambar 2. 27 Lokasi Karangwaru Riverside ......................................................... 60
Gambar 2. 28 Pedestrian Karangwaru Riverside ................................................... 60
Gambar 2. 29 Taman Karangwaru Riverside ......................................................... 61

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront ix
Gambar 2. 30 Shelter Bambu Kwarangwaru Riverside ......................................... 61
Gambar 2. 31 Foodcourt ......................................................................................... 62
Gambar 2. 32 Masterplan Kawasan Karangwaru Riverside................................... 62
Gambar 2. 33 Desain Karangwaru Riverside ......................................................... 63
Gambar 2. 34 Lokasi Sungai Cheonggyecheon...................................................... 64
Gambar 2. 35 Jembatan Sungai Cheonggyecheon ................................................. 64
Gambar 2. 36 Tempat Duduk Sungai Cheonggyecheon ........................................ 65
Gambar 2. 37 Water Fountain Sungai Cheonggyecheon ....................................... 65
Gambar 2. 38 Pedestrian Ways Sungai Cheonggyecheon ...................................... 65
Gambar 2. 39 Masterplan Sungai Cheonggyecheon .............................................. 66
Gambar 2. 40 Perubahan Eksisting Bangunan ....................................................... 66
Gambar 2. 41 Desain Sungai Cheonggyecheon ..................................................... 67
Gambar 2. 42 Lokasi Rusunawa ............................................................................. 70
Gambar 2. 43 Lokasi Ternak Sementara ................................................................ 70
BAB III
Gambar 3. 1 Peta Kota Denpasar ........................................................................... 76
Gambar 3. 2 Peta Kecamatan Denpasar Utara ....................................................... 77
Gambar 3. 3 Data Klimatologi ............................................................................... 78
Gambar 3. 4 Pencapaian ke Lokasi ........................................................................ 79
Gambar 3. 6 Skema Pendekatan Menggunakan Metode Glass Box ...................... 84
BAB IV

Gambar 4. 1 Alur Aktivitas Warga ......................................................................... 89


Gambar 4. 2 Alur Aktivitas Pedagang Satai ........................................................... 90
Gambar 4. 3 Alur Aktivitas Pedanga Kios ............................................................. 90
Gambar 4. 4 Alur Aktivitas Peternak Kambing ..................................................... 91
Gambar 4. 5 Alur Aktivitas Peternak Ayam........................................................... 91
Gambar 4. 6 Alur Aktivitas Pembeli ...................................................................... 92
Gambar 4. 7 Alur Aktivitas Pengunjung ................................................................ 92
Gambar 4. 8 Alur Aktivitas Servis ......................................................................... 93
Gambar 4. 9 Hubungan Ruang Makro ................................................................. 109
Gambar 4. 10 Hubungan Ruang Fungsi Utama (Hunian & Tempat Usaha) ........ 110
Gambar 4. 11 Hubungan Ruang Penunjang (Ruang Publik & Pengolahan Limbah)
111
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront x
Gambar 4. 12 Hubungan Ruang Fungsi Pelengkap (Perawatan) ......................... 112
Gambar 4. 13 Sirkulasi Ruang.............................................................................. 113
Gambar 4. 14 Organisasi Ruang ........................................................................... 114
Gambar 4. 15 Fasilitas Sekitar Tapak ................................................................... 115
Gambar 4. 16 Batas Tapak ................................................................................... 116
Gambar 4. 17 Persebaran Usaha yang ada di Tapak ............................................ 116
Gambar 4. 18 Lokasi Detail Tapak ....................................................................... 119
Gambar 4. 19 Sempadan Jalan dan Sempadan Sungai ......................................... 120
Gambar 4. 20 Buildup Area .................................................................................. 121
Gambar 4. 21 View Keluar Tapak ........................................................................ 122
Gambar 4. 22 View ke Sungai Tukad Badung ..................................................... 122
Gambar 4. 23 Kontur Tapak ................................................................................. 123
Gambar 4. 24 Sirkulasi Eksisting ......................................................................... 124
Gambar 4. 25 Output Sirkulasi ............................................................................. 124
Gambar 4. 26 Analisis Matahari dan Anngin ....................................................... 125
Gambar 4. 27 Eksisting Utilitas............................................................................ 126
Gambar 4. 28 Output Utilitas ............................................................................... 127
Gambar 4. 29 Vegetasi Eksisting ......................................................................... 127
Gambar 4. 30 Output Vegetasi ............................................................................. 128
Gambar 4. 31 Input Kebisingan ............................................................................ 128
Gambar 4. 32 Output Kebisingan ......................................................................... 129
Gambar 4. 33 Karakteristik Tapak ....................................................................... 130
BAB IV

Gambar 5. 1 Sirkulasi Konsep 1 ............................................................................. 134


Gambar 5. 2 Sirkulasi Konsep 2 ............................................................................. 134
Gambar 5. 3 Penempatan Pohon Parkir Konsep 1 ................................................. 135
Gambar 5. 4 Pedestrian Ways Konsep 2 ................................................................ 135
Gambar 5. 5 Perkerasan Bata Konsep 3 ................................................................. 135
Gambar 5. 6 Sirkulasi Kegiatan Peternakan Konsep 1 ........................................... 136
Gambar 5. 7 Side Entrance Konsep 2 ..................................................................... 136
Gambar 5. 8 Pembatas Tumbuhan Konsep 3 ......................................................... 136
Gambar 5. 9 Konsep Tempat Duduk dan Pedestrian Ways ................................... 137

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront xi
Gambar 5. 10 Konsep Batas Visual ........................................................................ 138
Gambar 5. 11 Konsep Privasi Pada Hunian ........................................................... 139
Gambar 5. 12 Penetapan Utilitas Konsep 1 ............................................................ 140
Gambar 5. 13 Railling pada Tangga dan Ramp...................................................... 141
Gambar 5. 14 Penggunaan Perkerasan Bata Pedestrian Ways ............................... 141
Gambar 5. 15 Sistem Ruspin Konsep 2 .................................................................. 142
Gambar 5. 16 Pondasi Footplat dan Menerus......................................................... 142
Gambar 5. 17 Entrance Konsep 1 ........................................................................... 143
Gambar 5. 18 Entrance Konsep 2 ........................................................................... 144
Gambar 5. 19 Tampilan Bangunan Konsep 1......................................................... 146
Gambar 5. 20 Konsep Rainwater Haversting, Jaring Sampah dan Bioswale ......... 147
Gambar 5. 21 Zoning Hunian Maisonet ................................................................. 148
Gambar 5. 22 Penempatan Ruang Maisonet .......................................................... 148
Gambar 5. 23 Jenis Hunian Maisonet ..................................................................... 149
Gambar 5. 24 Pengolahan Kotoran Ternak ............................................................ 149
Gambar 5. 25 Zoning Konsep 1.............................................................................. 150
Gambar 5. 26 Zoning Konsep 2.............................................................................. 151
Gambar 5. 27 Zoning Konsep 3.............................................................................. 151
Gambar 5. 28 Pola Massa Konsep 1 ....................................................................... 152
Gambar 5. 29 Pola Massa Konsep 2 ....................................................................... 152
Gambar 5. 30 Konsep Bukaan, Ventilasi, dan Overstek ........................................ 153
Gambar 5. 31 Penetapan Bak Sampah Konsep 1 ................................................... 154
Gambar 5. 32 Sistem IPAL Konsep 2 .................................................................... 155
Gambar 5. 33 Penetapan Jaringan Utilitas.............................................................. 156

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront xii
DAFTAR TABEL

BAB II
Tabel 2. 1 Tipologi rumah di Dusun Wanasari atau Kampung jawa ...................... 48
Tabel 2. 2 Kesimpulan Objek Fasilitas Sejenis ....................................................... 67
Tabel 2. 3 Kawasan Kumuh di Kecamatan Kota Denpasar tahun 2018 ................. 69
BAB III
Tabel 3. 1 Luas Wilayah Kecamatan Denoasar Utara ............................................. 77
Tabel 3. 2 Jumlah Penduduk di Denpasar Menurut Jenis Kelamin......................... 79
Tabel 3. 3 Kepadatan Penduduk Kota Denpasar ..................................................... 80
BAB IV
Tabel 4. 1 Nama Ruang ........................................................................................... 93
Tabel 4. 2 Program Performansi.............................................................................. 96
Tabel 4. 3 Data Penduduk Dusun Wanasari Desa Dauh Puri Kaja ....................... 102
Tabel 4. 4 Data Pekerjaan yang difasilitasi ........................................................... 103
Tabel 4. 5 Asumsi Jumlah Parkir .......................................................................... 104
Tabel 4. 6 Hunian Warga....................................................................................... 104
Tabel 4. 7 Pedagang Satai ..................................................................................... 105
Tabel 4. 8 Pedagang Kios ...................................................................................... 105
Tabel 4. 9 Peternak Kambing ................................................................................ 106
Tabel 4. 10 Peternak Ayam ................................................................................... 106
Tabel 4. 11 Pembeli ............................................................................................... 107
Tabel 4. 12 Pengunjung ......................................................................................... 107
Tabel 4. 13 Servis .................................................................................................. 108
BAB V
Tabel 5. 1 Kriteria Perancangan ............................................................................ 132

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront xiii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada Bab ini memaparkan tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, tujuan, sasaran dan metode pendekatan yang dicapai dari judul Revitalisasi
Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront.

1.1 Latar Belakang


Sungai sebagai tempat mengalirnya air dari dataran tinggi menuju dataran rendah
dan berujung di muara, biasanya juga dijadikan pembungan drainase ketika hujan.
Menurut Hamzah (2009), sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih
rendah dari tanah dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau
atau sungai. Seiring berkembangnya pembangunan dan padatnya penduduk suatu
daerah yang menjadi faktor maraknya bangunan liar yang tidak sesuai dengan
peraturan yang ada, secara tidak langsung sungai dijadikan tempat pembuangan
limbah – limbah rumah tangga dan kawasan sungai menjadi kawasan kumuh begitu
juga pemukiman yang ada disekitar sungai.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 14
Di Bali sendiri mempunyai daerah kumuh seperti halnya di kota – kota besar lainya
di Indonesia. Khususnya di Kota Denpasar diketahui dari Keputusan Walikota
Denpasar tanggal 23 Juli 2012 No. 188.45/509/HK/2012 tentang penetapan lokasi
lingkungan perumahan dan pemukiman kumuh di Denpasar, yang memiliki 36
kawasan kumuh yang tersebar di 4 kecamatan di Denpasar yaitu, 9 kawasan di
Denpasar Timur, 9 kawasan di Denpasar Barat, 8 kawasan di Denpasar Selatan, 10
kawasan di Denpasar Utara. Kawasan kumuh tersebut rata – rata di lahan yang
disewakan. Kecamatan Denpasar Utara menjadi kawasan kumuh paling banyak yaitu
10 kawasan. Salah satu kawasan kumuh di Denpasar Utara yaitu Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) yang terletak di Jalan Meduri. Awal mulanya kampung jawa, dimulai
dari masuknya umat Islam di Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja, berkaitan erat dengan
Pasar Payuk pasar ini cikal bakal Pasar Kumbasari. Sebanyak 75% masyarakat Pasar
Payuk menempati Dusun Wanasari dikarenakan dekat dengan sungai dan air adalah
sumber dari kehidupan. Dan dilihat dari Denpasar sebagai Ibu Kota dari Provinsi Bali
mulai dari pusat pemerintahan, pusat pariwisata serta pusat perdagaan, hal ini yang
menyebabkan orang luar Bali melihat Dusun Wanasari sebagai tempat yang cukup
strategis untuk dijadikan tempat tinggal. (Pemkot Denpasar, 2 Agustus 2019)

(Fitria dan Setiawan, 2014) Karakteristik kawasan kumuh seperti (1) Bangunan
sangat padat di area tanah kecil, (2) Mudah menemukan bencana sosial dan bencana
lingkungan, (3) Kualitas bangunan sangat rendah, (4) Tidak dilayani dengan gaya
hidup standar fasilitas, (5) Biasanya membahayakan penghuninya dengan sifat
hidupnya. Dengan ini pendudukan kawasan Dusun Wanasari di jalan Meduri disebut
sebagai pemukiman kumuh. Mempunyai jumlah penduduk 2.813 kepala keluarga,
kebanyakan rumah yang di tempati adalah semi permanen, dan tidak berlantaikan
keramik atau ubin yang layak. Luas Dusun Wanasari mencapai 8,945 m2, dengan luas
tersebut setiap keluarga menempati area 0.87 m2 (Prabawa, Gunawarman 2020: 66-
68). Luasan area tersebut yang bahkan tidak mencapai 1 m2 per area, angka ini jauh
dari Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 9 m2 luas hunian per jiwa (4 jiwa/rumah).
Penduduk di daerah kampung jawa membayar sewa tanah dengan harga yang sangat
murah yaitu Rp. 500.000 pertahun, namun pemilik tanah sendiri tidak terlibat dengan
pembangunan yang ada, dan juga limbah-limbah yang dibuang ke sungai contohnya
seperti limbah rumah tangga, limbah kotoran ternak dan limbah lainnya, ini yang

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 15
menyebabkan kawasan Dusun Wanasari (Kampung Jawa) menjadi kumuh. Kawasan
kumuh sepanjang bantaran sungai merambat sampai melewati batas Dusun Wanasari
mencapai 1.5 hektar yang ada sepanjang bantaran sungai.

Revitalisasi (Revitalization) adalah salah satu upaya dalam meningkatkan nilai


lahan / kawasan melalui pembanguanan kembali suatu kawasan yang meningkatkan
nilai lahan / kawasan serta meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya, menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan. Menurut Tahir (2005) menjelaskan tentang pengertian waterfront adalah
area atau lahan yang terletak pada perbatasan langsung dengan perairan, yang terutama
merupakan bagian dari kota, dan berorientasi langsung dengan perairan antara lain
laut, sungai, danau atau sejenisnya Dengan malukan revitalisasi yang berkonsepkan
waterfront mixed-used waterfront pada suatu kawasan sungai menjadikan fungsi dan
nilai dari sungai serta kawasan di pinggiran sungai kembali lebih tertata dari berbagai
macam fungsi diantaranya pemukiman, pasar, perkatoran, serta fungsi yang lainnya di
sekitar sungai.

Didasari dengan adanya Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 1 tahun 2019
tentang pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penataaan kawasan kumuh. Dengan itu Revitalisasi Kawasan
Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront sebagai
upaya untuk memvitalkan kembali sungai dan kawasan kumuh di sekitar bantarain
sungai. Dengan adanya penataan atau memvitalkan kembali kawasan akan
memperindah kawasan tersebut serta membuat kawasan tersebut lebih layak huni dan
layak untuk kegiatan komersil dan juga secara tidak langsung akan menghidupkan
ruang publik yang ada pada kawasan tersebut. Dan dengan revitalisasi berkonsep
mixed-used waterfront menjadikan sungai dan bantaran sungai menjadi lebih tertata.
Selain itu, memadukan beberapa fungsi seperti pemukiman, kegiatan komersil,
perkotaan, rekreasi, dan yang lainnya yang ada pada kawasan waterfront, serta
memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia yang ada di kawasan tersebut,
begitu pula dengan produktifitas yang ada pada kawasan kumuh yang mencapai 1.5
hektar.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 16
1.2 Rumusan Masalah
Didasari dengan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang ditimbulkan
adalah bagaimana merancang revitalisasi kawasan kumuh yang kebanyakan terdapat
pada lahan sewa di Dusun Wanasari serta sungai?. Agar dapat terciptanya lingkungan
sungai dengan visual yang lebih baik dan layak huni untuk kawasan di bantaran sungai,
dengan ini pula sekaligus dapat mengurangi limbah yang dibaung ke sungai.

1.3 Tujuan
Didasari uraian rumusan masalah diatas, maka dapat penjabaran tujuan dari
Revitalisasi Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep
Waterfront adalah untuk mengetahui aspek – aspek dalam merancang penataan
kawasan sungai dan penataan bangunan di sekitar sungai agar mengurai kawasan
kumuh di Denpasar Utara dan meningkatkan kualitas kesehatan bagi warga setempat,
serta menjadikan lingkungan sungai dengan visual yang indah dan layak huni untuk
kawasan di bantaran sungai dengan ini juga sekaligus dapat mengurangi limbah yang
di buang ke sungai, dan meningkatkan produktivitas penduduk di Dusun Wanasari.

1.4 Sasaran
Berdasarakan penjabaran tujuan di atas, dapat diperoleh sasaran dari rancangan
penataan kawasan ini sebagai berikut:
a. Sirkulasi
Menciptakan pola sirkulasi yang baik dan mudah bagi manusia dan
b. Privasi
Menjaga privasi agar tidak terganggun dengan kegiatan lainya.
c. Keamanan
Membuat terjaganya keamanan bagi pengunjung dan warga yang beraktivitas.
d. Tampilan
Membuat tampilan yang menyesuaikan dengan lokalitas dan perpaduan
e. Visibilitas
Mengoptimalkan respon bangunan pada iklim tropis
f. Fleksibilitas
Memberikan penataan bangunan yang meningkatkan kualitas hidup civitas.
g. Zoning

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 17
Penataan zoning untuk mempermudah akses dari fasilitas yang ada pada
kawasan.
h. Penggunaan energi
Meminimalisir penggunaan energi untuk kegiatan yang ada pada kawasan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 18
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP
REVITALISASI KAWASAN KUMUH DI DUSUN
WANASARI (KAMPUNG JAWA) DENPASAR
BERKONSEP WATERFRONT

Pada Bab ini memaparkan mengenai pemahaman lebih lanjut terhadap


Revitalisasi di Kawasan Waterfront Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar
Berkonsep waterfront. Serta memaparkan mengenai pemahaman umum dan
pemahaman khusus dari pemahaman terhadap Revitalisasi di Kawasan Kumuh Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront.

2.1 Pemahaman Umum Revitalisasi Kawasan Kumuh


Pemahaman umum terkait revitalisasi kawasan kumuh dan yang lebih terinci
mengenai revitalisasi kawasan kumuh berkonsep waterfornt,

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 19
2.1.1 Pemahaman Revitalisasi
Revitalisasi Kawasan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan umum No. 18
tahun 2018 mengenai Pedoman Revitalisasi Kawasan, (pasal 1 ayat 1) Revitalisasi
yaitu suatu upaya untuk meningkatkan nilai lahan atau kawasan melalui pembangunan
kembali pada suatu kawasan dan meningkatkan fungsi dari kawasan yang sebelumnya
terbengkalai. (Pasal 1 ayat 4) menyebutkan pengertian dari kawasan adalah suatu
wilayah yang mempunyai fungsi utama sebagai budidaya.
Dari uraian pengertian menurut Peraturan Meraturan Pekerjaan Umum No. 18
tahun 2010 dapat disimpulkan pengertian dari revitalisasi kawasan adalah suatu
langkah atau upaya menghidupkan lagi atau memperbaiki kembali suatu kawasan yang
dulunya pernah hidup atau fungsi dari suatu kawasan berjalan seperti biasa lagi, atau
pengembangan potensi yang ada pada suatu kawasan sehingga meningkatkan kualitas
lingkungan kawasan dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup penghuni
dari suatu kawasan tersebut.

2.1.2 Pengertian Kawasan


Kawasan merupakan suatu wilayah yang batasnya dapat ditentukan dari aspek
fungsional serta mempunyai fungsi utama tertentu seperti pemukiman, perdagangan,
serta yang lainnya. Beberapa ahli memaparkan pendapatnya mengenai pemahaman
dari kawasan yaitu:

a. Menurut Roger Trancik, perencanaan suatu kawasan difokuskan pada


rencana. Sedangkan perancangan lebih menekankan pada desain. (Trancik,
1986) mempertimbangkan yaitu:
 Menghargai struktur utama kawasan
 Menghargai pola-pola karakteristik kawasan
 Menghargai genius loci, brati suatu tempat sebagai tempat hidup.
 Partisipasi terhadap public domain serta privat domain dalam suatu
shared enviroment.
b. Menurut Kevin Lynch, identitas suatu kawasan terbentuk dari 5 elemen.
Kelima elemen ini membentuk peta mental (mental map) untuk memudahkan
mengingat elemen – elemen fisik suatu kawasan. Elemen – elemen tersebut
antara lain;

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 20
 Path yaitu jalan atau akses sirkulasi atau koridor linier contohnya,
jalan, jalur kerata api, trotoar dan lainnya.
 Landmark, yaitu penanda bagi orang – orang yang melewati suatu
kawasan, contohnya bangunan, monument, pohon, patung dan yang
lainnya.
 Edges yaitu tepian atau batas wilayah yang dapat memutus
kontinuitas ruang serta kegiatan pada kawasan, contohnya tepian
sungai, tepian pantai, serta yang lainnya.
 District yaitu wilayah yang homogen atau sejenis contohnya, pusat
perdagangan, perkantoran, pemerintahan dan yang lainnya.
 Nodes yaitu simpul daerah yang strategis dimana arah dan
aktivitasnya bertemu dapat diubah ke aktivitas lainnya. Dapat
dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Elemen-elemen Pendukung


Kawasan Sumber: Diastawa 2014

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 21
2.1.3 Pemahaman Waterfront
Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia yaitu area tepian air atau laut
bagian daratan yang berbatasan langsung dengan air (Echols, 2003) dan masih banyak
lagi pemaparan mengenai pengertian waterfront sebagai berikut:

a. Menurut Tahir (2005) menjelaskan tentang pengertian waterfront adalah area


atau lahan yang terletak pada perbatasan langsung dengan perairan, yang
terutama merupakan bagian dari kota, dan berorientasi langsung dengan
perairan antara lain laut, sungai, danau atau sejenisnya.
b. Menurut Setyaningsih (2017) memberikan penjelasan mengenai waterfront
merupakan kawasan yang berbatasan secara langsung dengan perairan, laut,
sungai, maupun danau.
c. Menurut Carr dalam Setyaningsih (2017), memaparkan pengertian waterfront
adalah suatu kawasan tepian air yang berbatasan langsung dengan air, dengan
pengembangannya mampu meningkatkan nilai manusia, pembangunan
kawasan tepian berhubungan erat dengan berbagai aktivitas manusia yang
berhubungan langsung dengan tepi air tersebut.

Dari pemaparan pengertian waterfront menurut para ahli tersebut ditarik


kesimpulan yaitu waterfront adalah suatu kawasan yang berada atau letaknya langsung
berbatasan dengan tepi air antara lain sungai, pantai, danau. Thomas Balsley (2011)
pada bukunya yang berjudul “Waterfront landscape” mengemukakan dalam
merancang kawasan waterfront sama seperti merancang pada kawasan yang masih
alami yang membutuhkan proses yang berliku dalam prosesnya, termasuk dalam
hubungan dan kolaborasi antar elemen – elemen didalamnya. Waterfront juga dapat
menampilkan bentuk tunggal dari tranformasi dalam skala besar diantara landscape,
infrastruktur, serta urbanisme menjadu satu kesatuan. Waterfront yang berdasarkan
tipe dari proyeknya dapat dibagi menjadi 3 jenis antara lain:
a. Konservasi adalah suatu penataan waterfront yang kuno atau tempo dulu
yang masih ada sampai sekarang dan menjaganya agar nantinya bisa terus
dinikmati oleh masyarakat
b. Redevelotment adalah suatu upaya membangun atau menghidupkan
kembali dari fungsi-fungsi waterfront yang masih digunakan untuk

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 22
aktifitas dari masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali
fasilitas yang ada pada kawasan waterfront.
c. Development adalah usaha untuk menciptakan sutau kawasan waterfront
yang dapat mecakupi kebutuhan kota saat ini salah satu cara dengan
mereklamasi patai.

Sedangkan waterfront berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu


(Breen, 1996):

a. Mixed-used waterfront adalah kombinasai dari perumahan, perkantoran,


restoran, pasar, atau tempat-tempat kebudayaan.
b. Recrational waterfront adalah kawasan waterfront untuk recreasi seperti
taman, pemancingan, arena bermain, serta fasilitas kapal pesiar.
c. Residential waterfront adalah kawasan waterfront yang dibangun perumahan,
apartemen, resort yang dibangun dekat dengan perairan.
d. Working Waterfront adalah kawasan waterfront yang difungsikan sebagai
tempat penanganan kapal, reparasi kapal, industri berat, serta fungsi pelabuhan.

2.1.4 Pemahaman Revitalisasi di Kawasan Waterfront


Berdasarkan uraian mengenai pemahaman revitalisasi, kawasan serta
waterfront dapat disimpulkan bahwa Revitalisasi Kawasan Kumuh Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) Denpasar berkonsep Waterfront adalah suatu kegiatan atau upaya
untuk menghidupkan kembali atau memperbaiki kembali kawasan yang dulunya
pernah hidup pada kawasan tepian perairan, dengan tujuan mengindahkan kembali
lingkungan kumuh yang ada pada kawasan tepian sungai serta mengangkat kulitas
hidup masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut. Dan pula menjadikan kawasan
yang hijau berketahanan ilkim dan bencana.

2.2 Pemahaman Khusus Revitalisasi Kawasan Kumuh


Pemahaman lebih khusus mengenai revitalisasi kawasan kumuh, memaparkan
aspek-aspek yang yang mempengaruhi revitalisasi kawasan kumuh berkonsepkan
waterfront.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 23
2.2.1 Kreteria Waterfront
Waterfront memiliki beberapa kreteria dalam dalam penataan dan desain waterfront
antara lain (Prabudiantoro, 1997):

a. Berlokasi berada pada tepian atau pinggiran suatu wilayah perairan (laut,
danau, sungai, dan lainya)
b. Biasanya merupakan area perdangan, pariwisata, pelabuhan dan pemukiman.
c. Fungsi utama sebagai tempat rekreasi, pemukiman, industri dan juga
pelabuhan.
d. Pemandangan berorientasi pada perairan
e. Pembangunan dilakukan kea rah vertical dan horizontal.

2.2.2 Aspek Perencanaan Waterfront


Perencanan waterfront memiliki 3 aspek yang paling dominan yaitu (Wren dan Toree
2006):

a. Aspek Arsitektural yaitu barkaitan dengan pembentukan citra dari kawasan


waterfront dan menciptakan kawasan waterfront yang mempunyai estetika.
b. Aspek Keteknikan berhubungan dengan perencanaan struktur, teknologi
konstruksi, yang dapat mengatasi kendala-kendala dalam perancangan
waterfront.
c. Aspek Sosial Budaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat pada
kawasan waterfront.

Sedangkan menurut Wren dan Toree dalam Tangkuman, et al (2011) ada 2 aspek
penting dalam perencanaan kawasan waterfront, yaitu:

a. Faktor Geografis, yaitu berbagai faktor di bidang geografi. Faktor-faktor


seperti (jenisnya dimensi, konfigurasi, pasang surut, serta kualitas airnya, air
lahan (ukuran, daya dukung tanah, dan kepemilikan), dan iklim (musim, sinar
matahari, temperature, angina, serta curah hujan)
b. Kontek Perkotaan, yaitu faktor-faktor yang memberi identidas bagi kawasan
waterfront, terdiri dari beberapa aspek
a. Pemakai, yaitu civitas yang tinggal, berekreasi atau bekerja pada
kawasan waterfront
b. Pencapaian dan sirkulasi, yaitu Akses menuju kawasan
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 24
c. Karakter visual, yaitu menjadikan kawasan memiliki karakter atau ciri
khas tersendiri. Dapat dibentuk dari vegetasi, material, atau juga
kegiatan yang unik pada kawasan
d. Khasanah sejarah dan budaya, yaitu kawasan bangunan bersejarah.

Dengan pemaparan kedua aspek perencanaan kawasan waterfront tersebut


dapat tarik kesimpulan, aspek perencanaan dominan terdapat 3 point, aspek
arsitektural, aspek keteknikan, dan aspek sosial budaya. Sedangkan dari segi aspek
penting perencanaan waterfront dibagi menjadi 2, faktor gografis dan kontek
pertokoan yang terdiri dari aspek pemakai, pencapai, karakter visual, serta khasanah
sejarah dan budaya yang ada pada kawasan waterfront

2.2.3 Aspek Pengembangan Waterfront


Pengembangan kawasan waterfront melibatkan beberapa aspek diantaranya yaitu
(Tahir 2005):

a. Aspek ekonomi
Pengembangan kawasan waterfront memerlukan banyak biaya, dengan
berbagai hal, yaitu relokasi fungsi yang telah ada maupun menggunakan
teknologi baru.
b. Aspek Sosial
Aspek sosial yang meliputi pengembangan fasilitas rekreasi di suatu kawasan
waterfront. Hal ini dapat meningkakan kualitas dari fasilitas-fasilitas
waterfront.
c. Aspek lingkungan
Pengembangan berorientasikan ke badan air harus memperhatikan bagaimana
mengontrol kebersihan lingkungan.
d. Aspek Preservasi
Ciri khas dari suatu kawasan waterfront yang perlu dikembangkan, sehingga
manjadi daya tarik sendiri.

Pemaparan dari pengembang waterfront sendiri mempunyai 4 aspek yang


terkait yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, aspek lingkungan dan aspek preservasi, yang
berada pada kawasan waterfront.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 25
2.2.4 Aspek - Aspek Revitalisasi
Revitalisasi melalui beberapa tahapan serta membutuhkan kurun waktu tertentu
juga meliputi beberapa tahapan sebagai berikut (Danisworo,2000):

1. Intervensi Fisik
Menginggkatkan citra kawasan dengan meningkatkan visual dari kawasan itu
sendiri. Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi meliputi,
berbaikan, dan peningkatan kualitas dan serta kondisi fisik bangunan, tata
hijau, system penghubung, system tanda dan ruang terbuka pada kawasan.
2. Rehabilitasi Ekonomi
Diawali dengan proses peremajaan artefak urban mendukung proses
rehabilitasi kegiatan ekonomi, perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa
mendorong terjadinya kegiatan ekonomi.
3. Revitalisasi Sosial
Lingkungan yang menarik menjadi tolak ukur revitalisasi pada sebuah
kawasan. Hal ini juga dapat meningkatkan produktifitas kehidupan sosial
masyarakat (public realms). Perencanaan dan pembangunan kota untuk
memperbaiki lingkungan sosial yang lebih berjati diri.

Dalam proses revitalisasi ada beberapa aspek tahapan yang harus dipenuhi
antara lain intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan revitalisasi sosial agar nantinya
kawasan yang di revitalisasi dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar

2.2.5 Peraturan Sempadan Sungai


Sempadan sungai adalah sebagai penyangga antara ekosistem pada sungai dan
daratan yang ada, agar fungsi dari sungai dan kegiatan civitas tidak saling terganggu.
Sempadan sungai biasanya berisi tanggul yaitu konstruksi untuk mencegah terjadinya
banjir. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38, tahun 2011 pasal 17
ayat 1 menyatakan bahwa bangunan yang ada pada sempadan sungai maka bangunan
tersebut dinyatakan dalam statua quo dan secara bertahap harus ditertibkan agar fungsi
dari sempadan sungai kembali sebagaimana mestinya.

Garis sempadan sungai menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No


38, tahun 2011 pasal 11 dan 12 yaitu garis sempadan sungai bertanggul yang berada

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 26
di kawasan perkotaan berjarak 3 meter dari tepi luar tanggul sepanjang alur sungai.
Dan garis sempadan sungai bertanggul namun tidak di kawasan perkotaan dengan
jarak 5 meter dari tepi luar tanggul

2.2.6 Isu dan Permasalahan Revitalisasi Kawasan


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2010 tentang
pedoman revitalisasi kawasan. Menyebutkan revitalisasi kawasan perlu dilakukan
dikarenakan adanya isu dan permasalahan yang ada pada suatu kawasan antara lain:
1. Isu
a. Penurunan vitalitas atau produktivitas pada kawasan terbangun perkotaan.
b. Pentingnya peningkatan ekonomi lokal
c. Pemerdayaan pasar dan masyarakat
d. Degradasi kualitas lingkungan
e. Pentingnya kebhinekaan budaya
f. Meningkatkan peran pemangku kepentingan
g. Pergeseran peran dan tanggung jawab dari pusat ke daerah
2. Permasalahan Pembangunan Kawasan Terbangun
a. Penurunan pada vitalitas ekonomi kawasan terbangun, yang dapat
disebabkan oleh:
1) Sedikitnya lapangan kerja
2) Kurangnya jumlah usaha
3) Sedikitnya variasi usaha yang ada pada kawasan
4) Adanya ketidakstabilan kegiatan ekonomi
5) Laju pertumbuhan ekonomi menurun
6) Adanya penurunan produktivitas ekonomi
7) Dis-ekonomi kawasan
8) Nilai properti pada kawasan rendah
b. Kantong kumuh, yang disebabkan oleh:
1) Kawasan tidak tertembus secara spasial
2) Sarana prasarana tidak terhubung dengan system kota
3) Kegiatan ekonomi, sosial dan budaya cenderung tidak terkait
dengan lingkungan sekitarnya
c. Sarana dan Prasarana yang kurang memadai.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 27
d. Degradasi kualitas lingkungan
1) Kerusakan ekonomi perkotaan
2) Kerusakan fasilitas kenyamanan
e. Bentuk dan ruang kota yang dirusak oleh:
1) Perusakan sendiri (Self destruction)
2) Perusakan akibat kreasi baru (creative destruction)
f. Tradisi sosial dan budaya yang ada pada kawasan pudar
g. Manajemen kawasan yang diabaikan
h. Kurangnya kompetisi dan komitmen pemda.

Dengan isu dan permasalahan revitalisasi kawasan menurut Peraturan Menteri


Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2010 yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan
kawasan Dusun Wanasari (Kampung Jawa) perlu dilakukan revitalisasi kara
memenuhi isu dan permasalahan tersebut.

2.2.6 Tujuan dan Sasaran dari Revitalisasi Kawasan


Tujuan dan sarsaran dalam melakukan revitalisasi kawasan menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2010 tentang pedoman revitalisasi kawasan
yaitu sebaigai berikut:

a. Tujuan revitalisasi kawasan


Tujuan dari revitalisasi kawsan yaitu untuk mengangkat vitalitas kawasan
yang sudah terbangun melalui campur tangan dari pemerintah dan masyarkat
pada kawasan dan mampu meningkatkan perekonomian lokal, menjadi
pembaharuan hingga terjadi satu kesatuan dengan sistem kota, layak huni,
berkeadilan sosial, serta berwawasan budaya dan lingkungan.
b. Sasaran dari Revitalisasi kawasan
1) Meningkatkan stabilitas dari perekonomian kawsan melalui intervensi
a. Memacu kegiatan yang mampu menciptakan lapangan kerja ataupun
memacu peningkatan jumlah usaha yang produktif.
b. Menstimulasi faktor-fakor yang meningkatkan produktifitas kawsan.
c. Meningkatkan investasi yang masuk ke kawsan
2) Menciptakan iklim yang kondusif dan berkelanjutan bagi usaha.
3) Meningkatkan nilai properti dari suatu kawasan dengan mengurangi
faktor penghambat kawasan untuk berkembang.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 28
4) Menjadi pembaharuan dari kawasan kumuh hingga terjadi satu
kesatuan dengan sistem kota dari segi spasial, prasarana, sarana,
ekonomi serta sosial budaya.
5) Kualitas dan kuantitas prasarana lingkungan lebih meningkat seperti
jalan, jembatan, air bersih, drainase, sampah, dan sanitasi. Dan
meningkatnya sarana dari kawsan seperti pasar, ruang industri,
ekonomi, dan fasilitas dari sosial dan budaya.
6) Meningkatnya kualitas dari fasilitas kenyamanan kawasan agar
mengurangi resiko kerusakan ekologi lingkungan.
7) Pelestarian aset dari warisan budaya perkotaan dengan mencegah
terjadinya self destruction dan creative destraction, melestarikan
kawasan, serta mendorong pertumbuhan sosial budaya yang ada pada
kawasan.
8) Penguatan kelembagaan yang mengelola, memelihara lingkungan
revitalisasi.
9) Penguatan kelembagaan meliputi sumber daya manusia, peraturan atau
ketentuan perundang-undangan yang mengatur
10) Membangun kesadaran untuk meningkatkan potensi pemda.

Dengan mengetahui tujuan dan sasaran dalam merevitalisasi suatu kawasan,


mempermudah untuk merancang kawasan yang layak huni dan dapat meningkatkan
produktifitas perekonomian pada kawasan, kulitasn dan kuantitas dari fasilitas yang
ada dan mendorong pertumbuhan sosial budaya, serta mengurangi kerusakan
lingkungan.

2.3 Pengertian Kawasan Kumuh


Kawasan kumuh merupakan suatu kawasan yang memiliki kondisi rumah dan
hunian masyarakat sangat buruk dan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Standar
yang berlaku seperti standar kebutuhan, kebutuhan air bersih, kepadatan bangunan,
persyaratan ruang terbukan, sarana air bersih dan yang lainnya.

Ciri-ciri dari pemukiman kumuh diungkapkan oleh Prof. DR. Parsudi Suparlan
yaitu:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 29
1. Fasilitas umum dengan kondisi tidak memadai.
2. Kondisi hunian, penggunaan ruang yang mencerminkan pemiliknya kurang
mampu.
3. Adanya kepadatan yang tinggi, hingga penggunaan ruang dengan volume yang
tinggi
4. Pemukiman kumuh merupakan satuan kolektif yang memiliki batas-batas
kebudayaan dan sosial yang jelas.
a. Komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, sehingga dapat disebut
hunian liar.
b. Komoniti tunggal yang merupakan bagian dari RT atau RW
c. Sebuah satuan komuniti, yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW sampai
kelurahan dan bukan hunian liar.
5. Penghuni kawsan kumuh secara perekonomian dan sosial tidak homogen. Dengan
tingkat kepadatan dan mata pencaharian yang beranekaragam.
6. Sebagian besar penghuni kawasan kumuh bekerja di sektor informal.

A. Kriteria Pemukiman Kumuh

Kreteria pemukiman kumuh menurut pedoaman indentifikasi permukiman kumuh


direktorat pengembangan pemukiman yaitu:

1. Kriteria Vitalitas Non Ekonomi


a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam RTRW atau RDTJ
b. Fisik Bangunan tidak layak huni berdasarkan intensitas bangunan yang ada di
dalamannya.
c. Kondisi kependudukan, berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk.
2. Kriteria Vitalitas Ekonomi
a. Tingkat kepentingan kawasan dengan letaknya pada wilayah kota. Dan
kestrategisan kawasan
b. Fungsi kaawasan dalam peruntukan ruang kota
c. Jarak jangkau dengan tempat mata pencaharian.
3. Kriteria Status Tanah
a. Status kepemilikan lahan kawasan
b. Status sertifikat tanah yang ada

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 30
4. Kriteria Kondisi Prasarana dan Sarana
a. Kondisi jalan.
b. Drainase
c. Air bersih
d. Air limbah
5. Kriteria Komitmen Pemerintah Setempat
a. Keinginan pemerintah untuk penanganan kawasan kumuh, dengan indikasi
penyediaan dana.
b. Ketersediaan perangkat penanganan kawasan kumuh seperti, grand scenario
kawasan dan rencana induk atau masterplan kawasan.

Dari pemaparan ciri pemukiman kumuh dan kriteria pemukiman kumuh dapat
digunakan untuk menentukan seberapa layak pemukiman disebut kumuh. Dengan
menyesuaikan teori dengan keadaan dilapangan.

2.4 Pemahaman Ruang Publik


Ruang publik merupakan suatu wadah atau ruang untuk menampung aktivitas
individu ataupun kelompok dan bentuk ruang publik ini tergantung penataan pola
dan massa bangunan (Rusnam, Hakim 1987). Ruang publik terdapat tipologi
menurut tipe dan karakternya (Carr 1992):

A. Taman Umum
a. Taman Nasional yaitu taman yang mempunyai pelayanan tingkat nasional,
dan lokasinya biasanya terletak di pusat kota contohnya Monumen
Nasional (Monas)
b. Taman Pusat Kota yaitu taman yang berada di kawasan pusat kota,
lapangan hijau yang dikelilingi oleh pohon – pohon peneduh.
c. Taman Lingkungan yaitu adalah ruang terbuka yang berada di lingkungan
perumahan masyarakat, seperti yaman komplek perumahan.
d. Taman kecil yaitu taman kecil yang dikelilingi oleh bangunan – bangunan.
B. Lapangan dan Plasa
a. Lapangan pusat kota yaituraung publik yang berada di pusat kota yang
sering dikudakan untuk kegiatan formal upacara bendera.
b. Plasa Pengikat yang merupakan plasa pengikat dari bangunan komersial
yang berlokasi dipusat kota.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 31
C. Peringantan
Peringantan yaitu ruang publik yang digunakan untuk memperingati memori
kejadian penting yang bersejarah bagi manusia atau masyarakat setempat.
Contohnya adalah: Puputan Badung, Puputan Margarana.
D. Pasar
Suatu ruang terbuka yang digunakan untuk pasar. Bersifat temporer dan
berlokasi di ruang yang tersedia, seperti jalan, plasa atau lapangan parkir.
E. Jalan
a. Pedestrian Sisi Jalan yaitu bagian ruang publik kota yang banyak dilalui
orang yang sedang berjalan kaki.
b. Mal Pedestrian yaitu, jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor dan
diperuntukkan bagi pejalan kaki.
c. Mal Transit merupakan pencapaian transit untuk kendaraan umum pada
penggal jalan tertentu yang telah dikembangkan sebagai pedestrian area.
d. Jalur Lambat merupakan jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka dan
diolah dengan desain pedestrian, agar lalu lintas kendaraan terpaksa
berjalan lamban.
e. Gang Kecil Kota yang merupakan jaringan jalan yang menghubungkan ke
berbagai elemen kota satu dengan elemen yang lain.
F. Tempat Bermain
a. Tempat Bermain yaitu ruang publik sebagai tempat bermain anak-anak
maupun orang dewasa.
b. Halaman Sekolah yaitu ruang publik yang berada di sekolah yang lengkap
dengan fasilitas pendidikan lingkungan dan ruang berinteraksi
G. Ruang Komunitas
Yaitu raung publik yang berada dilingkungan masyarakan dan di kembangkan
oleh masyarakat setempat.
H. Jalan Hijau dan Jalan Taman.
Yaitu jalan pedestrian yang menghubungkan antara tempat rekreasi dan ruang
publik.
I. Antrium atau Pasar Indor
a. Antrium merupakan raung dalam suatu bangunan yang berfungsi
sebagai atrium serta untuk pengikat ruang-ruang sekitarnya
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 32
b. Pasar yaitu wadah untuk kegiatan komersil
J. Ruang di Lingkungan Rumah
Merupakan raung terbuka yang paling mudah dicapai, yang biasany sebagai
tempat bermain anak-anak.
K. Waterfront
Merupakan ruang terbuka yang berada pada tepian air, seperti pelabuhan,
bantaran sungai, bantaran danau, yang di kembangkan sebagai taman.

2.4.1 Tujuan Ruang Publik


Secara umum, tujuan ruang terbuka publik (Carr dkk,1992) adalah:):

1. Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan


masyarakat menjadi motivasi dasar dalam penciptaan dan pengembangan ruang
terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan
tempat untuk merasa bebas dan santai.
2. Peningkatan Visual,
keberadaan ruang publik di suatu kota akan meningkatkan kualitas visual kota
tersebut menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.
3. Peningkatan Lingkungan (Environmental Enhancement)
Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga
paru-paru kota yang memberikan udara segar di tengah-tengah polusi.
4. Pengembangan Ekonomi (Economic Development)
Pengembangan ekonomi adalah tujuan yang umum dalam penciptaan dan
pengembangan ruang terbuka publik.
5. Peningkatan Kesan (Image Enhancement)
Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan
suatu ruang terbuka publik namun selalu ingin dicapai. Dengan komponen
rekreasi yang dijabarkan tersebut dapat disimpulkan komponen dibagi menjadi
komponen fisik alami dan komponen buatan.

2.4.2 Aktivitas Ruang Publik


Aktivitas pada ruang publik diungkapkan oleh Gehl dalam Zhang dan Lawson
(2009) yang membagi aktivitas di ruang luar dalam tiga kategori, antara lain:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 33
a. Aktivitas Penting.
Setiap orang memiliki kegiatan rutin yang harus dilaksanakan dalam segala kondisi,
seperti bekerja, bersekolah, berbelanja dan juga melibatkan aktivitas dalam sistem
pergerakan seperti berjalan menuju halte bus, berjalan menuju tempat bekerja dan
lain sebagainya. Aktivitas pengunjung adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh
pengunjung dalam kawasan rekreasi
b. Aktivitas Pilihan.
Memiliki tingkat prioritas di bawah aktivitas penting. Kita dapat memilih untuk
berjalan santai pada sore hari atau menangguhkannya apabila hari tidak cerah.
Dengan demikian, pilihan untuk melakukan aktivitas ini tergantung pada kondisi
lingkunganAktivitas penunjang yaitu aktivitas yang dapat menunjang kegiatan
pengunjung.
c. Aktivitas Sosial
Terjadinya proses sosial, baik dalam bentuk kontak fisik maupun kontak pasif.
Aktivitas sosial ini dapat terjadi secara paralel dengan aktivitas penting dan
aktivitas pilihan. Aktivitas sosial dapat diartikan sebagai kegiatan yang
membutuhkan kehadiran orang lain. Kegiatan ini dapat berupa perbincangan santai
di pinggir jalan, bertatap muka maupun kegiatan anak-anak bermain di taman kota.

Berdasarkan pemaparan mengenai aktivitas ruang publik dapat disimpulkan


aktivitas ada tiga yaitu aktivitas penting, aktivitas pilihan, dan aktivitas sosial.

2.5 Peternakan
Peternakan yang dipaparkan terdapat 2 jenis yaitu peternakan ayam dan
peternakan kambing dan juga membahas mengenai syarat kandang ternak sampai
pengolahan limbah ternak.

2.5.1 Peternakan Ayam


Peternak ayam pedaging atau sering disebut dengan ayam boiler yang merupakan
jenis ayam pedaging yang produktivitasnya cukup tinggi, terutama memproduksi
daging. Dengan waktu pemeliharaan yang singkat yaitu 5 sampai 6 minggu sudah bisa
dipanen mengakibatkan banyak peternak baru atau peternak musiman dengan mudah
bermunculan.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 34
A. Manejemen Pemeliharaan dan Pakan

Pemeliharaan ternak ayam pedaging atau boiler yang dipelihara haruslah


memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Ayam ternak harus sehat serta tidak cacat pada fisiknya.


b. Pertumbuhan dan perkembangan ternak ayam boiler harus normal.
c. Ternak ayam boiler berasal dari pembibitan yang unggul.
d. Pada ayam boiler tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk ayam boiler terdapat beberapa pedoman teknis
untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:

a. Anak ayam boiler berasal dari induk yang sehat.


b. Bulu ayam boiler halus dan memenuhi tubuh ayam serta baik pertumbuhannya.
c. Anak ayam boiler tidak ada cacat pada tubuhnya.
d. Anak ayam boiler memiliki nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35 gram sampai 40 gram.
f. Pada anak ayam tidak ada lekatan tinja diduburnya.

Perawatan bibit dan calon induk ayam boiler dilakukan setiap saat, bila ada gejala
keanehan atau kelainan pada ayam ternak, diberi perhatian secara khusus dan
diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan atau dokter hewan setempat.
Pemberian pakan pada ayam boiler terdapat dua fase seperti fase starter dan fase
finisher yang di jelaskan sebagai berikut:

A. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter, sebagai berikut:


a) Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%,
serat kasar 4%.
b) Kuantitas pakan terbagi menjadi 4 golongan yaitu minggu pertama pada ayam
berumur 1 sampai 7 hari diberikan 17 gram/hari/ekor, minggu kedua ayam berumur
8 sampai 14 hari diberikan 43 gram/hari/ekor, selanjutnya minggu ke-3 ketika ayam
umur 1 sampai 21 hari diberikan 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 umur 22-29
hari 91 gram/hari/ekor. Jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur
4 minggu sebesar 1.520 gram.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 35
B. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher, sebagai berikut:
a) Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak
2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME)
2900-3400 Kcal.
b) Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu, ketika
minggu ke-5 ayam berumur 30 sampai 36 hari diberikan 111 gram/hari/ekor,
ketika minggu ke-6 ayam berumur 37 sampai 43 hari diberikan 129
gram/hari/ekor, ketika minggu ke-7 ayam berumur 44-50 hari diberikan 146
gram/hari/ekor dan pada minggu ke-8 ayam berumur 51 sampai 57 hari diberikan
161 gram/hari/ekor. Jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829
gram.

B. Manejemen Kandang
Temperatur suhu yang tepat untuk ayam broiler setelah periode pemeliharaan
brooding yaitu 23ºc sampai 26º c (Fadilah, 2004). Kandang tertutup banyak
memiliki kelebihan seperti situasi suhu dan kelembaban kandang lebih di perkecil.
Sistem kandang tertutup, kondisi udara tidak dapat masuk kecuali masuk dari inlet
dan keluar dari outlet yang sudah dibuat dalam suatu sistem ventilasi. Kandang
tertutup mempunyai 3 komponen yaitu: sistem ventilasi, sistem evavorasi dan
sistem tirai. Sistem ventilasi digunakan sebagai outlet udara dengan komponen
utama kipas angin, sistem evavorasi sebagai inlet udara dengan komponen udara
colling net, sistem tirai digunakan sebagai penutup seluruh sisi kandang (Dahlan
dkk, 2011). Kandang yang baik harus memiliki sirkulasi udara yang relatif lancar,
mudah dilakukan sanitasi kandang dan isi kandang sesuai dengan kapasitas ayam.

Atap kandang ayam yang baik didaerah tropis harus menggunakan atap tipe
monitor agar sirkulasi udara lebih baik serta panas dan gas beracun bisa keluar dari
kandang (Prihandanu dkk, 2005). Bahan atap kandang ayam yang digunakan
sebaiknya ringan dan tidak mengantarkan panas seperti genteng, rumbia ataupun
anyaman daun kelapa paling bagus disarankan memakai atap dari genting karena
tidak mudah bocor, tahan lama, daya refleksi terhadap panas matahari cukup bagus
dan tidak menjadi sarang tikus (Ardana, 2011).

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 36
Untuk daerah panas dinding berlubang dan daerah dingin dinding kandang
dibuat rapat (Sudrajad, 2003). Material untuk dinding kandang pada bagian bawah
dinding yaitu gedhek sedangkaan bagian atasnya dibuat dari potongan bambu yang
dibelah bambu berjarak kira-kira 5 cm sampai 6 cm atau menggunakan kawat bila
menggunakan bilah dan tinggi 1,8m (Rasyaf, 2008).

Sistem lantai rapat (litter) ini menggunakan lantai tanah yang sudah dipadatkan
atau semen plester, dan ditaburi dengan bahan litter atau sekam diatasnya. Untuk
lantai dari tanah yang dipadatkan dan tanah dicampur dengan pasir dan kapur agar
lebih bisa menyerap air dan menetralisir amonia sedangkan bahan litter yang
digunakan umumnya adalah sekam padi, juga bisa digunakan serbuk gergaji
(Muharlien dan Rachmawati, 2011).

C. Pengolahan Limbah

Peternakan ayam menggunakan sekam (kulit padi) sebagai alas kandang. Selama
usia pemeliharaan ayam ras pedaging (sekitar 25–30 hari), sekam akan bercampur
dengan kotoran ayam. Ketika usia panen tiba, kandang akan dikosongkan. Sekam yang
bercampur dengan kotoran dan bulu ayam dapat langsung dijadikan sebagai pupuk
organik. Biasanya, peternakan akan menjualnya atau membiarkan warga sekitar untuk
mengambilnya. Harga satu kantong pupuk organik ayam sekitar 7.000 rupiah. Limbah
kotoran peternakan ayam biasanya lebih diminati warga karena tidak perlu diolah
kembali (tidak seperti kotoran sapi) sebelum dijadikan pupuk organik.

Ayam potong yang dicabuti bulunya dapat dimanfaatkan kembali. Bulu yang

telah dicabut atau diplucker ini memiliki kandungan protein yang tinggi. Limbah bulu
ayam diolah menjadi pangan ayam. Ayam pedaging memerlukan pangan dengan
kebutuhan protein sebanyak 20% sementara ayam bertelur memerlukan kandungan
protein sebanyak 17–19%.

Cangkang telur ayam memiliki nilai kalsium yang tinggi. Limbah ini akan
dihaluskan menjadi tepung agar dapat dijual kembali. Limbah ini lalu dimanfaatkan
kembali menjadi campuran pangan hewan ternak atau serbuk yang dimasukkan ke
dalam minuman ayam. Untuk ayam pedaging, limbah cangkang telur akan diolah

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 37
menjadi crumble. Sementara itu untuk ayam bertelur, limbah cangkang akan diolah

menjadi tepung atau mesh.

2.5.2 Peternakan Kambing


Peternakan kambing adalah salah satu sektor pertanian yang mendukung pangan
yang berasal dari ternak yang mempunyai gizi dan daya saing tinggi serta bisa juga
menciptakan lapangan pekerjaan pada bidang agribisnis peternakan (Pakage, 2008).

A. Manejemen Pemeliharaan
Pada manajemen pemeliharaan kebersihan kandang kambing dilakukan setiap
hari agar tetap terjaganya kebersihan dan dapat meningkatkan kualitas daging
kambing itu sendiri. Kebersihan sekitar kandang juga perlu dilakukan agar
terhindarnya dari bakteri-bakteri yang ada, yang perlu dibersihkan seperti semak-
semak yang tumbuh liar pada sekitar kandang (Sarwono, 2002). Pembersihan
tempat pakan juga harus rutin dilakukan setiap hari dengan melakukan pencucian
sebelum diberikan pakan dan minum. (Sodiq, Abidin 2008).
Menurut Sarwono (2007) Kambing paling responsif terhadap pakan yang
diberikan dimulai sejak fase remaja yaitu berumur 7-8 bulan sampai ternak berumur
1-1,5 tahun tetap responsive terhadap pakan. Waktu pemilihan panen disesuaikan
dengan Hari Raya Qurban, kambing yang digemukan selama 5 bulan maka bibit
yang dibelikan kisaran berumur 7 bulan dan sedangkan kambing yang digemukan
selama 7 bulan maka bibit yang dibeli berkisaran berumur 5 bulan. Lama
pemeliharaan ternak disesuaikan dengan kondisi minat pasar.
B. Manejemen Pakan
Menurut Mulyono dan Sarwono (2007), pakan kambing yang bersumber dari
lingkungan sekitar merupakan langkah pertama untuk pakan kambing. Langkah
selajutnya yaitu memberi pakan konsentrat atau pakan ternak bernilai gizi tinggi
yang bias any tersusun dari beberapa bahan pakan dengan proporsi dan jumlah
nutrisi yang berimbang dan tepat. Pengelolaan pakan hijau dapat menjamin
ketersediaan pakan yang baik sepanjang tahun dan ternak kambing lebih menyukai
daun-daunan hijau dari pada rerumputan.
Pemberian konsentrat atau pakan penguat untuk penambahan berat badan
perhari lebih tinggi sehingga untuk mencapai berat badan tertentu menjadi lebih

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 38
singkat dan pemberian konsentrat lebih baik diselingi dengan pakan hijau (Mulyono
dan Sarwono 2007), pemberian konsentrat yang baik adalah pada kambing yang
sudah banyak mengkonsumsi hijauan namun belum terlihat kenyang, pemberian ini
untuk mempertahankan keberadaan zat-zat makanan yang terkandung didalam
konsentrat.
C. Manejemen Kandang
Lokasi kandang sebaiknya tidak terlalu jauh dari rumah untuk memudahkan
pengawasan dan penjagaan dari berbagai gangguan hewan lain dan hal-hal yang tak
terduga lainnya. sedangkan kedudukan kandang ternak kambing sejajar dengan
permukaan tanah sekitar. Kandang sebaiknya didirikan diatas tanah yang lebih
tinggi dengan kondisi yang padat, kering, tidak becek diwaktu hujan (Sarwono,
2007).
Setiap ekor kambing dewasa membutuhkan ruang dengan luas minimal 1-
1,5m2/ekor (Sarwono 2007). Sodiq dan Abidin (2007) menyatakan bahwa standart
luas untuk seekor kambing adalah 1,5m2. Kandang sebaiknya kokoh, awet dipakai,
memenuhi syaat kesehatan dan nyaman dihuni oleh ternak (Sarwono, 2007).
Menurut Sodiq dan Abidin (2008), kandang harus kuat meskipun menggunakan
bahan yang tidak seluruhnya baru. Tiang-tiang kandang harus dapat menyangga
keseluruhan bangunan kandang sehingga kandang dapat berfungsi baik dan tahan
lama. Konstruksi kandang dibuat panggung di mana di bawah lantai kandang
terdapat kolong untuk menampung kotoran. Dengan adanya kolong berfungsi untuk
menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar
penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5–2 m dari permukaan tanah
(Mulyono dan Sarwono, 2007). Kemudahan akses jalan memudahkan peternak
dalam pemasaran ternaknya. Tempat pakan hijauan didesain khusus di depan
kandang. Sodiq dan Abidin (2007) menyatakan bahwa tempat pakan sebaiknya
didesain khusus berupa kotak atau bak yang hanya memberi ruang bagi kepala
kambing untuk masuk dan mengambil pakan yang diletakan di dalam kotak atau
bak.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 39
D. Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah ternak kambing dibedakan menjadi dua yaitu pengolahan


kotoran kambing menjadidi pupuk kompos dan pengolahan urine kambing
menjadi pupuk cair.

a) Pupuk dari kotoran kambing

Pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk kompos dengan melalui beberapa


tahapan sebagai berikut:

1) Sediakan media pembuatan pupuk dan tempatkan media tersebut di tempat sejuk
tanpa terkena sinar matahari langsung dan air hujan.
2) Buat larutan dekomposer dari campuran EM4, gula dan air.
3) Kotoran hewan dicampurkan dengan arang sekam dan aduk hingga rata.
4) Taburkan dekomposer dan aduk sampai rata.
5) Selanjutnya ditaburkan jerami, dedak, dan dedaunan atau bubuk gergaji sebagai
lapisan kedua, kemudian siram dengan dekomposer yang sudah dibuat
sebelumnya.
6) Tutup rapat bahan-bahan dengan jerami atau bisa juga menggunkan karung goni.
7) Aduk adonan pupuk ini hingga merata di hari kedua dan tutup kembali secara
rapat-rapat.
8) Secara berkala dilakukan pengecekan hasil adonan, jika tangan menjadi sangat
panas ketika mengaduk adonan pupuk ini yang artinya pupuk belum siap untuk
digunakan.
9) Pengecekan kembali di hari keempat, yang mana biasanya saat mengaduk adonan
pupuk dengan tangan tidak akan terasa panas seperti sebelumnya. Jika begini,
berarti pupuk organik siap untuk kamu gunakan
b) Pupuk dari urune kambing

Pupuk organik cair dari limbah ternak kambing diawali dengan menyiapkan
alat dan bahan berupa tempat penampungan untuk urine kambing, kain saring,
urine kambing, molasses dan EM4 atau campuran mikroorganisme. Proses
pembuatan pupuk organik cair (POC) melalui beberapa tahapan yang di bagi
sebagai berikut:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 40
1) Urine kambing disiapkan dalam wadah kemudian disaring untuk menghilangkan
kotoran. Urine kambing yang sudah disaring disimpan di tempat yang tertutup
serta ditambahkan probiotik (EM4) sebanyak 1% dan molasses sebanyak 2%.
2) Larutan urine tersebut diaduk merata dan ditutup dengan rapat dengan plastik dan
di ikat karet pada pinggirannya agar mempermudah fermentasi anaerob.
3) 8 hari kemudian, jika terdapat endapan putih seperti jamur maka tanda pupuk
terfermentasi baik dan jika dibuka tutupnya akan tercium aroma tape dan warna
pupuk terlihat jernih.
4) Penyaringan pada pupuk cair dan menutup kembali tetapi tidak secara rapat lagi
dan dilakukan pengadukan setiap hari selama 7 sampai 10 hari, jika bau tape dari
pupuk sudah tidak menyengat lagi, hilangnya bau urine maka pupuk cair siap
digunakan.

2.6 Penanganan Sampah Sungai


Pada permasalahaan pada sampah sungai tukad badung yang mengalir melewati
tapak dengan melakukan perbandingan pada sungai-sungai di Kota Denpasar yang
sudah ditata atau direvitalisasi. Pada sungai Tukad Bindu dan Tukad Pancing yang
dipecahkan dengan melakukan penjaringan sampah pada hulu sungai setiap jangka
waktu tertentu sampah yang menyangkut pada jaring diangkut dan di buang ke tempat
pembuangan sampah. Sistem jaring sampah ini yang akan diterapkan pada
perencanaan revitalisasi kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar
Berkonsep Waterfront.

2.7 Eksisting Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa)


Eksisting pada kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) dijabarkan
menjadi, lokasi, fasilitas, dan yang lainnya yang terdapat di Kawasan kumuh Dusun
Wanasari.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 41
2.7.1 Lokasi
Kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) terletak pada Desa Dauh
Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Lokasi Dusun Wanasari
sendiri cukup dekat dengan pusat Kota Denpasar dan Taman Kota Denpasar.

Bali

Dusun Wanasari
Desa Dauh Puri Kaja
Kota Kec. Denpasar Utara
Denpasar

Gambar 2. 2 Peta Lokasi Dusun Wanasari


Sumber: Diolah dari Google Earth

2.7.2 Batas-Batas Lokasi Site


Pada kawasan kumuh Dusun Wanasari dibatasi oleh beberapa fasilitas umum,
pertokoan, tempat ibadah, serta rumah warga, rumah sakit dan yang lainnya.

Gambar 2. 3 Peta Batas Lokasi Site


Sumber: Diolah dari Observasi dan Google Earth

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 42
Fasilitas-fasilitas yang ada tersebut mempermudah kehidupan sehari-hari masarakat
setempat seperti misalnya mempermudah aktivitas ibadah karena dekat dengan Masjid
Raya Baiturrahmah.

2.7.3 Eksisting pada Lokasi

Gambar 2. 4 Peta Ekisting Lokasi Site


Sumber: Diolah dari Observasi dan Google Earth

2.7.4 Kepemilikan Lahan


Kepemilikan lahan di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) ini adalah milik
perorangan dengan harga sewa yang ditetapkan yaitu untuk per meter perseginya Rp.
500.000 per tahun. Dengan harga sewa tersebut dapat dihitung harga tanah dan
bangunannya dengan menggunakan metode cap rate yaitu metode untuk menghitung
harga sewa dengan presentase menyesuaikan fungsi lahan ataupun yang sudah ada
bangunan diatasnya, untuk cap rate bangunan hunian 1% - 5% dengan rumus sebagai
berikut.

Harga Bangunan x cap rate = Harga sewa


X x 5% = 500.000
X = 5%: 500.000

X = 10.000.000

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 43
Dari Rumus cap rate didapatkan harga tanah dan bangunan m2 yaitu Rp.
10.000.000 dengan luas total Dusun wanasari yaitu 8.945 m2 dengan harga total
menjadi Rp. 89.450.000.000. Perkiraan harga seluruh tanah di Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) Denpasar.

2.8 Evaluasi Purna Huni


Evaluasi purna huni (post occupancy evaluation) adalah sautu proses evaluasi
bangunan dengan sistem dan cara yang ketat setelah bangunan selesai dibangun dan
dihuni selama beberapa waktu. Kegiatan ini fokus pada penghuni dan kebutuhan
bangunan. Pengetahuan ini membentuk dasar kuat untuk menciptakan bangunan yang
lebih baik di masa depan. Dalam menggunakan beberapa aspek menurut Rabinowitz
(dalam Sudibyo,1989) membedakan POE (Post Occupancy Evaluation) dalam 3 aspek
yaitu: aspek fungsional, aspek teknis, dan aspek perilaku. Masing-masing mempunyai
lingkup dan spesifikasi dalam kegiatannya, meskipun secara proses garis besarnya
sama. Dalam pelaksanaan kegiatan POE, evaluator dapat melakukan satu atau lebih
aspek yang hendak dievaluasi

2.8.1 Aspek Teknis


Aspek Teknis berisikan kondisi fisik fasilitas-fasilitas, aktivitas, dan isu
arsitektural pada kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar.

A. Pemukiman
Pemukiman kumuh terlihat jelas dari Jalan Maruti, tampak dari kepadatan pada
kawasan dan menjadikan setiap rumah memiliki luas yang sangat jauh dari standar.
Hal ini juga menjadikan pemukiman melanggar dari sempadan sungai yang harusnya
berjarak minimal 3 meter dari tanggul. dan dengan utilitas bangunan yang sangat tidak
memadai, limbah rumah tangga, limbah ternak dan limbah lainnya dibuang ke sungai.

Gambar 2. 5 Pemukiman
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 44
Gambar 2. 6 Kondisi Pemukiman Kumuh Kampung Jawa
Sumber: Prabawa, Gunawarman 2020

B. Peternakan
Fasilitas kandang dari ternak-ternak yang ada, bersebelahan dengan tempat tidur
ataupun dapur dari rumah warga. Ini membuktikan pola hidung warga setempat sangat
buruk.

Gambar 2. 7 Kondisi Kandan Ternak


Sumber: Prabawa, Gunawarman 2020

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 45
C. Pedagang
Sama seperti kandang ternak sebelumnya, pedang juga membuka warungnya yang
berada dirumah mereka, warung dan rumah menjadi satu tempat, ini menjadikan
rumah meraka mulitifungsi karena kekurangannya lahan.

Gambar 2. 8 Warung Warga


Sumber: Prabawa, Gunawarman 2020
D. Sungai
Sungai dijadikan fasilitas untuk mencuci, mandi, memancing, sampai digunakan
untuk tempat pembuangan limbah rumah tangga, sampai dengan limbah ternak yang
dibuang ke sungai. Hal ini menjadikan sungai tercemar dari limbah-limbah tersebut.

Gambar 2. 9 Sungai
Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 46
2.8.2 Aspek Aktivitas
Dari pemaparan eksisting diatas, dapat dilihat untuk aktivitas penduduk setempat
antara lain akitivitas jual beli baik dilihat dengan adanya warung warung kecil yang
berada dirumah warga dan kandang ternak yang ada pada rumah warga. Aktivitas
mencuci baju sampai mandi yang dilakukan di sungai. Dan Aktivitas keluarga yang
ada di dalam rumah.

Gambar 2. 10 Aktivita Warga


Sumber Prabawa, Gunawarman 2020

2.8.3 Aspek Fungsional


Aspek fungsional pemukiman pada Dusun Wanasari rata-rata pemukiman
kumuh yang berada pada kawasan bantaran sungai. Penduduk kebanyakan bekerja
menjadi penjual kambing, ayam, satai, serta yang lainnya. Karena kawasan kumuh
berada di bantaran sungai, kebanyakan limbah dibuang ke sungai mulai dari limbah
rumah tangga sampai limbah ternak. Maka dari itu aspek fungsional dapat dibedakan
menjadi pengelompokan masing-masing rumah menurut pekerjaan masing-masing
civitas yang mempengaruhi pola ruang pada bangunan hunian.

A Tipologi Rumah pada Dusun Wanasari


Rumah tinggal pada Dusun Wanasari ini dapat dikelompokan sesuai dengan
pekerjaan masyarakat setempat seperti, pedagang, peternak ayam, peternak kambing,
penjual sate, dan penjaga toko, yang dimana hal ini dapat mempengaruhi tata letak
ruang dan bentuk rumah warga setempat. (Prabawa, Gunawarman 2020: 66-68).

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 47
Tabel 2. 1 Tipologi rumah di Dusun Wanasari atau Kampung jawa

Pemilik
Jumlah Layout
Rumah
No Penghuni
(Pekerjan)

15 orang
1. Subandi maksimal.
(Pedagang) Hari biasa
8 orang

Luas Total : 57.60 m2

Ahmad
2. (Peternak 3 orang

Kambing)

Luas Total : 59.75 m2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 48
Antok
3. (Petermak 3 orang
Ayam)

Luas Total : 17.37 m2

Niati
4. (Penjual 3 orang
Sate)

Luas Total : 19.87 m2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 49
Siti
5. (Penjual 4 orang
Toko)

Luas Total: 18.76 m2

Sumber: Prabawa, Gunawarman 2020: 66-68)

Dari tipologi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap rumah tidak ada
yang mampu memenuhi kebutuhan ruang yang cukup dan memenuhi standar. Seperti
kasus no. 1 rumah dari Subandi yang menampung 8 orang pada satu rumah dengan
luas rumah 57.60 m2 tapi pada hari-hari tertentu orang pada satu rumah bisa bertambah
mencapai 15 orang. Pada kasus no.2 rumah dari Bapak Ahmad, tempat tidur yang ada
bersebelahan langsung dengan kandang kambing. Pekerjaannya sebagai peternak
kambing membuat rumah mereka dijadikan satu dengan kandang kambing. Pada kasus
no. 3 yaitu rumah Bapak Antok yang bekerja sebagai peternak ayam yang juga
membuat rumah mereka dijadikan satu dengan kandang ayam. Pada Kasus no. 4 yaitu
rumah Ibu Niati dengan satu ruang tidur, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar
mandi serta satu teras yang digunakan untuk menaruh gerobak jualan sate. Pada Kasus
yang terakhir, yaitu rumah Ibu Siti yang bekerja sebagai penjual toko menggunakan
ruang tamunya sebagai ruang yang multifungsi sebagai area jualan toko.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 50
2.9 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis
Kajian terhadap fasilitas sejenis dilakukan di beberapa tempat yaitu Bali, Jawa,
dan di luar Indonesia sebagai objek pembanding dalam perencanaan revitalisasi di
kawasan kumuh Dusun wanasari (kampung jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront.

2.9.1 Tukad Badung (Taman Kumbasari)


Tukad Badung (Sungai Badung) merupakan salah satu sungai yang di wilayah
Denpasar dengan panjang kurang lebih 22 km dari hulu sampai hilir. Tukad badung
membelah Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang terletak di Jl. Gajah Mada,
Denpasar. Dengan adanya penataan dan revitalisasi dari Pemerintah Kota Denpasar,
Tukad Badung awalnya tidak tertata, kini menjadi salah satu daya tarik bagi
masyarakat maupun turis untuk menikmati keindahan dari Tukad Badung. Hal ini juga
yang menyebabkan Tukad Badung disebut sebagai “Tukad Korea”. Penataan dan
revitalisasi ini dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat untuk lebih
memperhatikan kebersihan di area bantaran sungai Tukad Badung dan mampu
mejadadi tujuan wisata yang baru.

Gambar 2. 11 Masterplan
Sumber: www.arsitag.com/project/penataan-alur-sungai-tukad-badung-1

Nama Objek: Tukad Badung


Tahun Projek: 2017
Lokasi: Jl. Gajah Mada, Dauhpuri Kaja, Denpasar Utara.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 51
7. Lokasi Tukad Badung
Tukad Badung terletak di Kota Denpasar tepatnya di Jalan Gajah Mada,
Denpasar yang diapit oleh Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.

Gambar 2. 12 Lokasi Tukad Badung


Sumber: Google Earth

8. Fasilitas Tukad Badung


Tukad Badung terdapat beberapa fasilitas yang mendukung aktivitas dari
pengunjung yaitu sebagi berikut:
d. Jembatan
Terdapat jembatan untuk penyebrangan baik pengendara kendaraan
bermotor maupun jembatan untuk pejalan kaki dan juga ada jembatan
apung untuk penyebrangan pengunjung.

Gambar 2. 13 Jembatan Apung dan Layang


Sumber: Dokumentasi pribadi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 52
e. Tempat duduk
Tempat duduk juga disedaikan untuk pengunjung yang ingin bersantai
santai

Gambar 2. 14 Tempat Duduk


Sumber: Dokumentasi pribadi

f. Spot foto
Tempat yang tertata dengan baik menjadikan banyak spot foto yang
menarik bagi pengunjung, banyak spot-spot p

Gambar 2. 15 Spot Foto


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 53
g. Spot mincing
Sungai Tukad Badung juga di jadikan tempat mancing di sepanjang
sungai ini.

Gambar 2. 16 Spot Mancing


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.9.2 Kawasan Kumuh Kali Code


Dulunya Kali Code merupakan daerah yang hijau tidak sepadat sekarang. Dari
waktu ke waktu banyak masyarakat yang pindah ke bantaran Kali Code dan
mendirikan hunian tanpa izin, dan dengan lingkungan yang tidak sehat dengan proses
pembangunan tanpa perencanaan. Selain itu bencana banjir sering terjadi pada
kawasan Kali Code, membuat revitalisasi mulai direncanakan. Dengan rencana
penataan desain yang baru bangunan-bangunan dibantaran sungai. Revitalisasi
horizontal dilakukan pada bantaran aliran sungai dengan pembuatan talut serta
diimbangi dengan penghijauan pada bantaran sungai tersebut. Revitalisasi Vertikal
dilakukan dengan penataan bangunan-bangunan dan fasilitas yang ada di
permukiman. Arsitek dari revitalisasi Kali Code ini yaitu Romo Mangun yang
berdedikasi membangun kawasan kumuh Kali Code dan kini sudah menjadi
kampung wisata Code.

1. Lokasi
Kali Conde terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, DIY
Yogyakarta. Lebih tepatnya di sebelah selatan jembatan Gondolayu di Jl Jenderal
Sudirman.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 54
Gambar 2. 17 Lokasi Kali Code
Sumber: Googel Maps

2. Fasilitas
Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan ketika mengunjungi Kali Conde
antara lain:
a. Ruang Serbaguna
Terdapat raung serbaguna yang bisa digunakan oleh warga setempat untuk
kegiatan yang dilakukannya. Ruang serbaguna ini memiliki motif yang
unik dengan memanfaatkan material lokal yang ada.

Gambar 2. 18 Ruang Serba Guna


Sumber: pelukishujan.wordpress

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 55
b. Perumahan
Bangunan perumahan yang di cat berwarna-warni memberi kesan unik
pada kawasan. Dengan awalnya perumahan yang tepat berada di bantaran
sungai di mundurkan agar tercapainya pedestrian pada pinggiran sungai.

Gambar 2. 19 Perumahan Kali Code


Sumber: sudiana1526.wordpress.com

c. Parkir
Pada Museum Bahari ini terdapat biota laut yang diawetkan dan juga
terdapat informasi mengenai persebaran ikan di Indonesia serta terdapat
prahu yang dulu digunakan VOC.

Gambar 2. 20 Parkir
Sumber: sejarahlnegkap.com

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 56
d. Toilet
Dibangun tahun 1640, yang awalnya memang digunakan sebagai tempat
penyimpanan berbagai jenis wayang. Dalam museum ini juga terdapat
karya seni dari negara lain.

Gambar 2. 21 Toilet
Sumber: Dewi, Aini, Rahman 2015

e. Pedestrian
Bangunan ini dulunya adalah kantor Dinas Kesehatan Jepang yang
dibangun pada tahun 1730. Sekarang toko ini sering digunakan sebagai
tempat pameran dan konfrensi.

Gambar 2. 22 Pedestrian
Sumber: travel.tempo.co

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 57
3. Kajian Arsitektur
a. Talut dan Penghijauan
Sebagai salah satu upaya pencegahan banjir pada kali code dan juga sekaligus
akibat dari lahar dingin.

Gambar 2. 23 Talut dan Penghijauan


Sumber: Dewi, Aini, Rahman 2015

b. Bangunan Konstruksi Kayu


Beberapa bangunan dibuat dengan konstruksi kayu mulai dari kolom, balok,
dan rangka atap dan menggunakan anyaman bambu untuk penutup dinding
dan di cat dengan warna warni sehingga terlihat lebih menarik dan tidak
terlihat kumuh dan kusam.

Gambar 2. 24 Bangunan Konstruksi Kayu


Sumber: https://iplbi.or.id/

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 58
c. Bangunan dengan Kombinasi Kayu dan Bata
Ada beberapa yang menggabungkan antara material bamboo dengan batu
bata. Serta ada juga yang menggunakan bata secara keseluruhan.

Gambar 2. 25 Bangunan Material Bambu dan Batu


Bata Sumber: Dewi, Aini, Rahman 2015

d. Atap Bangunan dengan Material Genteng dan Asbes


Rangka atap menggunakan kayu di bantaran sungai Kali Coden dengan
material penutupnya genteng dan asbes. Dan juga dilakukan pengecatan
penutup atap agar mengurangi kesan kumuh dan kusam pada bangunan
hunian yang ada di Kali Code

Gambar 2. 26 Penutup Atap Genteng dan Asbes


Sumber: Dewi, Aini, Rahman 2015

2.9.3 Karangwaru Riverside


Karangwarung riverside dulunya adalah kawasan kumuh yang berada di
bantaran sungai Kali Buntung, sungai yang membelah Blunnyahrejo dan Kawangwaru
kelurahan di Yogyakarta. Awalnya sungai ini tidak bisa dilewati dikarenakan cukup
curam dan terdapat pemukiman kumuh di bantaran sungai. Setelah dilakukannya
penataan, sungai menjadi lebih indah dan pemukiman kumuh mulai tertata lebih baik.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 59
1. Lokasi
Karangwaru berada di daerah Yogyakarta tepatnya di Tegalrejo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 2. 27 Lokasi Karangwaru Riverside


Sumber: google.earth

2. Fasilitas
a. Pedestrian

Pedestrian yang berada di kanan dan kiri sungai yang dihiasi dengan tanaman hijau
mempercantik pedestrian. Serta adanya railing besi yang di cat untuk keamanan
pengunjung yang melewati pedestrian.

Gambar 2. 28 Pedestrian Karangwaru Riverside


Sumber: seruji.co.id

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 60
b. Taman
Taman untuk kegiatan rekreasi dan ada juga taman anak-anak yang tersedia.

Gambar 2. 29 Taman Karangwaru Riverside


Sumber: seruji.co.id

c. Shelter Bambu
Shelter ini untuk pemberhentian pejalan kaki ketika lelah berjalan. Shelter ini
terbuat dari bambu menambah kesan alami.

Gambar 2. 30 Shelter Bambu Kwarangwaru Riverside


Sumber: seruji.co.id

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 61
d. Foodcourth

Terdapat juga foodcourt untuk pengunjung yang datang ke karangwaru riverside,


dan juga dapat memajukan perekomomian lokal.

Gambar 2. 31 Foodcourt
Sumber: youtube.kotaku.nasional

3. Tinjauan Aristektural
a. Masterplan Kawasan
Masterplan kawasan Karangwaru Riverside ini dibagi menjadi 6 segmen

Gambar 2. 32 Masterplan Kawasan Karangwaru Riverside


Sumber: www.slideshare.net

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 62
b. Desain Kawasan

Gambar 2. 33 Desain Karangwaru Riverside


Sumber: www.slideshare.net

2.9.4 Sungai Cheonggyecheon Korea Selatan


Sebelum direvitalisasi yang dimulai pada tahun 2005, sungai Cheonggyecheon
merupakan sungai yang tertutup oleh overpass atau jalan laying dengan struktur jalan
yang dibangun diatas sungai. Saat ini tempat tersebut sudah berubah menjadi kawasan
rekreasi publik termoderen di pusat kota Seoul dengan panjang 10.9 km. Namun,
dengan seiring waktu, overpass sudah melewati umur rencana. Banyak kerusakan-
kerusakan struktur yang terdapat pada overpass tersebut yang sangat mengancam
terhadap keselamatan pemakainya. Dengan dorongan terhadap isu pembangunan yang
ramah lingkungan serta perubahan sosial dalam perkembangan perekonomian di
perkotaan.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 63
1. Lokasi
Sungai Cheonggyecheon terletak di pusat Kota Seul, Korea Selatan. Kawasan
ini merupakan salah satu pusat bisnis yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pada masanya, jalan arteri yang dibangun di atas sungai
Cheonggyecheon sangat penting untuk jalur transportasi dan logistik

Gambar 2. 34 Lokasi Sungai Cheonggyecheon


Sumber: google.earth

2. Fasilitas
a. Jembatan

Gambar 2. 35 Jembatan Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 64
b. Tempat duduk

Gambar 2. 36 Tempat Duduk Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com
c. Water fountain

Gambar 2. 37 Water Fountain Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com
d. Pedestrian

Gambar 2. 38 Pedestrian Ways Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 65
Cheonggyecheon yang daerah sekitarnya merupakan aset yang dimiliki oleh
swasta. Kondisi ini akan menyebabkan pembengkakan anggaran dalam ganti rugi
lahan serta revisi rencana tata kota yang akan menyita waktu. Oleh karena itu,
pemerintah Seoul mengambil kebijakan bahwa revitalisasi ini harus melibatkan sektor
Publik dan Swasta agar pembangunan kedepannya berjalan lancar. Selain itu dengan
melibatkan sektor-sektor tadi akan memberikan revitalisasi pusat kota yang
menguntungkan kedua belah pihak.

3. Tinjauan Arsitektural
a. Masterplan

Gambar 2. 39 Masterplan Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com

b. Perubahan Bangunan Eksisting


Adanya perubahan pada berapa bangunan eksisting dan ada juga penambahan
bangunan baru dikarenakan sebelumnya terdapat jalan diatas sungai, segingga

Gambar 2. 40 Perubahan Eksisting Bangunan


Sumber: pinterest.com

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 66
Mengharuskan untuk mengbongkar beberapa bangunan dan membangun
bangunan baru serta adapun yang direnovasi agar terlihat lebih menarik

c. Desain
Menambahkan tanaman dan pedestrian dari sungai yang dulunya ditutupi oleh
jalan yang berada diatasnya, dan juga terdapat tempat-tempat untuk duduk
disepanjang bantaran sungai.

Gambar 2. 41 Desain Sungai Cheonggyecheon


Sumber: pinterest.com

2.9.5 Kesimpulan Fasilitas Sejenis


Kesimpulan dari empat objek fasilitas sejenis yang ditinjau, maka dapatkan
perbandingan sebagai berikut.

Tabel 2. 2 Kesimpulan Objek Fasilitas Sejenis

Objek 4
Objek 1 Objek 2 Objek 3 Sungai
N
Kriteria Sungai Tukad Kawasan Karangwaru
o Cheonggyecheo
Badung KumuhKali Code Riverside
n
1 Lokasi Jalan Gajah Kali Conde terletak Karangwaru Sungai
Mada, Denpasar di Kelurahan berada di daerah Cheonggyecheo
Kotabaru, Yogyakarta
n terletak di
Kecamatan tepatnya di
Gondokusuman, Tegalrejo, Kota pusat Kota Seul,
DIY Yogyakarta. Yogyakarta, Korea Selatan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 67
2 Aktivitas - Rekreasi - Pemukiman - Pemukiman - Bisnis
- Perbelanjaan - Rekreasi - Rekreasi - Rekreasi

3 Fasilitas - Tempat duduk - Pedestrian ways - Pedestrian - Jembatan


- Jembatan - Pemukiman ways - Pedestrian
- Spot Foto - Parkir - Pemukiman
ways
- Spot - Ruang Serbaguna - Shelter Bambu
Memancing - Toilet - Taman - Tempat duduk
- Pasar - Foodcourt - Water fountain
- Pedestrian
ways

4 Penataan Menata sungai Penataan sungai Penataan hunian Penataan


yang dulunya dan pemukiman dengan dengan
kumuh sebagai dengan mengorientasika melakukan
tempat rekreasi mengembalikan n banguan ke pembongkaran
yang dibarengi sempadan sungai sungai dan jalan layang
dengan yang digunakan memberikan diatas sungai.
pembangunan untuk pedestrian mural pada Dan
Pasar Badung. Dan bangunan dinding membangun
hunian di cat warna bangunan yang eksisting
warni dan mural menghadap gedung yang
untuk mengurangi kesungai baru agar telihat
kesan kumuh lebih tertata

5 Kelebihan Area sungai Fungsi kawasan Kawasan tetap Terdapatnya


tertata cukup yang tetap menjadi menjadi fungsi pebangunan
rapi. Dengan fungsi permukiman permukiman gedung yang
tempat yang tanpa adanya dengan baru dan
cukup sejuk dan penggusuran paksa. mengorientasika renovasi besar
indahnya lampu n bangunan ke pada gedung
pada saat malam sungai. yang diperlukan
hari.
6 Keguranga Karena Penataan Perawatan Berada
n berdekatan pemukiman kumuh kondisi pada dikawasan
dengan pasar yang kurang teratur fasilitas yang bisnis dan diapit
kebisingan sehingga susah ada kurang oleh dua jalan
cukup keras dan membedakan akses terjaga. raya menjadikan
bau dari pasar menuju sungai kawasan ini
itu sendiri. dengan akses untuk cukup dipadati
menuju rumah kendaraan
penduduk.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 68
2.10 Permasalahan dan Solusi pada Lokasi
Pada tahun 2018 (Kotaku.Denpasar) kawasan kumuh di Kota Denpasar tersebar
di 4 kecamatan antara lain Denpasar Barat luas kawsan kumuh 5.5 hektar yang berada
di 9 titik, Denpasar utara dengan luas kawasan kumih 38.2 hektar tersebar di 10 titik,
Denpasar Selatan luas kawasan kumih 10.2 hektar tersebar di 8 titik, dan Denpasar
Timur dengan luas kawasan kumuh 3.4 hektar dengan tersebar di 8 titik. Di Kawasan
waterfront Dusun Wanasari merupakan pemukiman kumuh yang berada di Kecamatan
Denpasar Utara yaitu kecamatan yang paling banyak menyumbang pemukiman kumuh
di Denpasar.

Tabel 2. 3 Kawasan Kumuh di Kecamatan Kota Denpasar tahun 2018

Kawasan Kumuh
No Kecamatan
Luas (ha) Jumlah Titik
1 Denpsar Barat 5.5195 9
2 Denpasar Utara 38.235 10
3 Denpasar Selatan 10.2817 8
4 Denpasar Timur 3.4307 8
Total 57.4662 ha 35 titik
Sumber: Kotaku.Denpasar

Dengan luas kawasan kumuh di Denpasar Utara yang paling tinggi, hal ini
menjadikan pemilihan lokasi di Kecamatan Denpasar Utara tepatnya di Dusun
Wanasari (Kampung Jawa), Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Kawasan
kumuh juga mendatangkan masalah lain yaitu masalah limbah yang dibuang ke sungai,
mulai dari limbah rumah tangga, limbah ternak, limbah cucian, sampai limbah plastik
dibuang ke sungai. Dan permasalahan kepemilikan kawsan kumuh berada di lahan
sewa menjadikan revitalisasi cukup sulit dilaksanakan.

Permasalahan-permasalahan yang yang diuraikan diatas dapat disimpulkan


pemecahan masalahnya masing-masing, dengan merevitalisasi berkonsepkan mixe-
used waterfront yang memadukan hunian dan kawasan komersil dengan penataan
yang baik dan mengurangi limbah yang dibuang ke sungai, sedangkan pemukiman
kumuh yang ada pada kawasan dipindahkan sementara ke Rusunawa Pemprov Bali
Jalan Nagasari, Penatih, Denpasar Timur yang dikabarkan sepi peminat, dan ternak
dari masyarakat yang ada ditempatkan pada lahan kosong yang berada pada sisi barat
site. Untuk biaya perpidahan semuanya ditanggung Pemerintah Kota Denpasar.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 69
Gambar 2. 42 Lokasi Rusunawa
Sumber: Google.maps

Lokasi yang cukup dengat dengan Dusun Wanasari (Kampung Jawa) dengan
jarak 8.4 km yang bisa ditempung dalam waktu 20 menit menuju lokasi. Pemilihan
lokasi Rusunawa Pemprov Bali ini dikarenakan dari tahun 2016 rusun ini diresmikan
untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) sampai tahun 2020 ini masih sepi peminat
walaupun dengan harga yang terjangkau Rp. 150.000 per kamar dan terdapat 90
kamar, maka dari itu pemerintah dapat mealokasikan penghuni kawasan kumuh Dusun
Wanasari ke Rusunawa Pemprov Bali, dengan cara bertahap sesuai dengan proyek
revitalisasi dilakukan secara bertahap.
Lokasi ternak dipindahkan dari rumah warga ke sebelah barat site yang
merupakan lahan kosong dengan luas 500 m2 untuk menampung ternak kambing dan
ayam mayarakat yang telah dialokasikan. Lokasi ini dipilah karena dekat dengan lokasi
awalnya agar mempermudah peternak memindahkan ternaknya dan mempermudah
pembeli untuk mengakses lokasi perpindahan ternak tersebut.

Alokasi Ternak

Area Site

Gambar 2. 43 Lokasi Ternak Sementara


Sumber: Diolah dari Google.maps

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 70
2.11 Spesifikasi Umum Proyek Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront
Spesifikasi umum proyek Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront, membahas terkait dengan
pengertian proyek, tujuan proyek, fungsi proyek, dan fasilitas proyek.

2.11.1 Pengertian Proyek


Revitalisasi kawasan kumuh di Dusun Wanasari (kampung jawa) denpasar
berkonsepkan waterfront adalah suatu proyek merevitalisasi sungai dan kawasan
kumuh yang berada di bantaran sungai itu sendiri, dengan mengunakan konsep mixed-
used waterfront agar memberikan dampak lingkungan yang tertata dengan baik dan
lingkungan terjaga dengan tetap memperhatikan fungsi dari kawasan seperti hunian
layak sampai kegiatan perekonomian yang ada pada kawasan. Untuk hunian sendiri
direncanakan secara vertikal agar meminimalisir penggunaan lahan yang sudah cukup
padat.

2.11.2 Tujuan Proyek


Tujuan perencanaan revitalisasi kawasan kumuh di Dusun Wanasari (kampung
jawa) denpasar berkonsepkan waterfront adalah untuk mengangkat vitalitas kawasan
yang sudah terbangun melalui campur tangan dari pemerintah dan masyarkat pada
kawasan dan mampu meningkatkan perekonomian lokal, menjadi pembaharuan
hingga terjadi satu kesatuan dengan sistem kota, layak huni, berkeadilan sosial, serta
berwawasan budaya dan lingkungan.

2.11.3 Fungsi Proyek


Fungsi dari perencanaan revitalisasi kawasan kumuh di Dusun Wanasari
(kampung jawa) denpasar berkonsepkan waterfront antara lain:

a. Fungsi Permukiman, yaitu memberikan hunian yang layak huni untuk


masyarakat setempat.
b. Fungsi Komersil, yaitu meningkatkan perekonomian pada masyarakat setempat
yang bekerja sebagai pedagang satai, pedagang toko, peternak ayam, dan
peternak kambing

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 71
c. Fungsi Ruang Publik
Sungai dimanfaatkan sebagai ruang publik agar terciptanya ruang hijau yang
tertata dengan baik.

2.11.4 Aktivitas
Terdapat beberapa aktivitas yang berlangsung yaitu aktivitas utama yang
dimana untuk hunian dan aktivitas komersil yang dilakukan masyarakat setempat. dan
penunjang yaitu aktifitas rekreasi yang dilakukan di bantaran sungai yang bisa menjadi
daya tarik wisata nantinya.’

2.12 Spesifikasi Khusus Proyek Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun


Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfont
Spesifikasi khusus proyek revitalisasi kawasan kumuh di Dusun Wanasari
(kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront, membahas terkait dengan pengertian
proyek, tujuan proyek, fungsi proyek, dan fasilitas proyek.

2.12.1 Ruang Lingkup Proyek


Ruang lingkup perancangan Revitalisasi di Kawasan Kumuh Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront, yaitu merevitalisasi sungai
yang mengalir di Dusun Wanasari dan menata kawasan kumuh di bantaran sungai. Jadi
secara ruang lingkup proyek perencanaan ini dari sungai yang melewati Dusun
Wanasari serta kawasan kumuh di bantaran sungai Dusun Wanasari tersebut.

2.12.2 Sasaran Proyek


Sasaran dari perencanaan Revitalisasi di kawasan kumuh Dusun Wanasari
(kampung jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront antara lain:

1) Meningkatkan stabilitas dari perekonomian kawasan melalui intervensi


a. Memacu kegiatan yang mampu menciptakan lapangan kerja ataupun memacu
peningkatan jumlah usaha yang produktif.
b. Menstimulasi faktor-fakor yang meningkatkan produktifitas kawsan.
c. Meningkatkan investasi yang masuk ke kawsan.
2) Menciptakan iklim yang kondusif.
3) Meningkatkan nilai properti dari suatu kawasan dengan mengurangi faktor
penghambat kawasan untuk berkembang.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 72
4) Menjadi pembaharuan dari kawasan kumuh hingga terjadi satu kesatuan dengan
sistem kota dari segi spasial, prasarana, sarana, ekonomi serta sosial budaya.
5) Kualitas dan kuantitas prasarana lingkungan lebih meningkat seperti jalan,
jembatan, air bersih, drainase, sampah, dan sanitasi. Dan meningkatnya sarana
dari kawsan seperti pasar, ruang industri, ekonomi, dan fasilitas dari sosial dan
budaya.
6) Meningkatnya kualitas dari fasilitas kenyamanan kawasan agar mengurangi
resiko kerusakan ekologi lingkungan.
7) Pelestarian aset dari warisan budaya perkotaan dengan mencegah terjadinya self
destruction dan creative destraction, melestarikan kawasan, serta mendorong
pertumbuhan sosial budaya yang ada pada kawasan waterfront Dusun Wanasari.
8) Penguatan kelembagaan yang mengelola, memelihara lingkungan revitalisasi.
9) Penguatan kelembagaan meliputi sumber daya manusia, peraturan atau ketentuan
perundang-undangan yang mengatur.
10) Membangun kesadaran untuk meningkatkan potensi kawsan waterfront Dusun
Wanasari.

2.12.3 Fungsi Proyek


Fungsi khusus dari perencanaan revitalisasi di kawasan kumuh dusun
wanasari (kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront antara lain:

1. Fungsi Utama
Fungsi utama dari perencanaan ini adalah hunian, agar mengurangi pemukiman
kumuh yang ada di Kecamatan Denpasar Utara.
2. Fungsi Penunjang
Fungsi Penunjang dari proyek ini yaitu sebagai kawasan komersil dikarenakan
kebanyakan penduduk setempat melakukan kegiatan komersil di kawsan
tersebut.
3. Fungsi Pelengkap
Fungsi pelengkap dari proyek ini yaitu sebagai sebuah ruang publik yang ada di
tepi sungai sebagai sarana untuk kegiatan rekreasi.

2.12.4 Civitas
Civitas yang ada dalam kawasan waterfront Dusun Wanasari (Kampung
Jawa) Denpasar di bagi menjadi 2 yaitu:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 73
a. Pemilik Rumah
Pemilik rumah yaitu civitas yang mempunyai rumah di lahan sewa kawasan
kumuh Dusun Wanasari.
b. Pengunjung
Civita pengunjung dibagi 2 yaitu:
1) Pembeli
Civitas pembeli adalah civitas yang tujuan utamanya untuk melakukan
perbelajaan
2) Pengunjung sungai
Civitas pengunjung sungai adalah civitas yang tujuannya mengunjungi
sungai.

2.12.5 Fasilitas
Dalam perencanaan proyek revitalisasi di kawasan kumuh Dusun Wanasari
(kampung jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront meliputi:

1. Fasilitas Umum
a. Fasilitas Parkir, dimana fasilitas ini digunakan oleh civitas pengunjung yang
awalnya pada kawasan kumuh belum tersedianya fasilitas parkir ini.
b. Jalur Pedestrian, yang mana fasilitas ini digunakan oleh semua civitas yang
ada di sungai maupun jalan menuju sungai.
c. Toilet Umum, dengan adanya toilet umum civitas pengunjung
menggunkannya
2. Fasilitas Khusus
a. Fasilitas Hunian, untuk penduduk yang tinggal di kawasan waterfront Dusun
Wanasari agar kawasan yang dulunya kumuh bisa tertata dengan baik.
b. Fasilitas Kios, fasilitas ini diberikan untuk penduduk yang bekerja sebagai
pedagang.
c. Fasilitas Kandang Ternak, faasilitas ini digunakan oleh penduduk yang
bekerja sebagai peternak.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 74
BAB III

METODE PENDEKATAN

Pada bab ini akan membahas terkait metode pendekatan perancangan yang
digunakan dalam proses prencanaan Revitalisasi di Kawasan Kumuh Dusun Wanasari
(Kampung Jawa) Denpasar Berkonsepkan Waterfront. Dengan memaparkan lainnya
seperti, lokasi proyek, jenis dan sumber data, instrument penelitian dan analisis data.

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk bisa mendapatkan data
yang diperlukan dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2), dalam
penyusun laporan ini, jenis data yang digunakan yaitu berdasarkan sumbernya dan
berdasarkan sifatnya. Metode penelitian ini biasanya digunakan sebagai pelengkap
data yang melalui beberapa tahapan untuk menginterprestasikan data menjadi sebuah
laporan yang terorganisir (Duerk (1993: 80-88, 91-104). Berikut Jenis data tersebut
yang dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 75
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian berada di Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara,
Kota Denpasar. Dengan luas kawasan kumuh di Denpasar Utara yang paling tinggi,
hal ini menjadikan pemilihan lokasi di Kecamatan Denpasar Utara tepatnya di Dusun
Wanasari (Kampung Jawa). Adapun data-data yang didapatkan dari lokasi yaitu data
kondisi fisik dan data kondisi non fisik.

1. Kondisi fisik
Kondisi fisik yang dibahas terkait dengan Kota Denpasar, Kecamatan Denpasar
Utara, dan Dusun Wanasari (Kampung Jawa)
A. Letak Geografis
Dusun Wanasari secara umum terletak di Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan
Denpasar Utara, Kota Denpasar. Berdasarkan letak goegrafis Kota Denpasar berada
diantara 08 35’ 31”- 08 44’ 49” Lintang Selatan dan 115 10’ 23”-115 16’ 27” Bujur
Timur dengan luas wilayah 127,78 km2. Kecamatan Denpasar Utara sendiri terletak
di 08035’31” - 08044’49” Lintang selatan dan 115012’09”-115014’39” Bujur Timur
dengan luas wilayah 31,12 km2. Adapun batas-batas Kota Denpasar yaitu:
- Batas Utara, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung
- Batas Timur, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar,
- Batas Selatan, Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung dan Teluk Benoa.
- Batas Barat, Kecamatan Kuta Utara dan Kuta Kabupaten Badung

Gambar 3. 1 Peta Kota Denpasar


.Sumber: RTRW Kota Denpasar Tahun 2011-2031

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 76
Dan selanjutnya batas-batas wilayah Kecamatan Denpasar Utara yaitu:

- Batas Utara, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung


- Batas Selatan, Kecamatan Denpasar Barat
- Batas Timur, Kecamatan Denpasar Timur
- Batas Barat, Kecamatan Denpasar Selatan

Gambar 3. 2 Peta Kecamatan Denpasar Utara


Sumber: Diolah dari RTRW Kota Denpasar Tahun 2011-2031
B. Luas Wilayah
Luas Wilayah di Kecamatan Denpasar Utara secara menyeluruh sampai desa dan
kelurahan yang ada dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3. 1 Luas Wilayah Kecamatan Denoasar Utara

Sumber: sippa.ciptakarya.pu.go.id

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 77
C. Morfologi

Kota Denpasar merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan antara 0-8%.
Tetapi pada daerah-daerah tertentu, misalkan pada daerah Kecamatan Denpasar Barat
terdapat beberapa daerah yang memiliki kemiringan antara 8 – 15 %. Kondisi ini juga
terdapat di daerah sempadan sungai yaitu Tukad Badung, Tukang Ayung dan Tukad Mati
serta beberapa sungai lainnya. Jika ditinjau dari topografinya, Kota Denpasar secara umum
memiliki kemiringan kearah selatan dengan ketinggian berkisar 0.75m diatas permukaan
laut.
D. Klimatologi
Kota Denpasar yaitu daerah beriklim tropis, dipengaruhi angin musin sehingga
memiliki musim kemarau dengan angin timur mulai bulan Juni – Desember dan musim

Gambar 3. 3 Data Klimatologi


Sumber: pustakadata.denpasar.kota 2016
hujan dengan angin barat mulai bulan September – Maret, serta diselingi oleh musin
Pancaroba. Klasifikasi iklim menurut (Schmidt, Fergusson 1959), Kota Denpasar
termasuk iklim tipe C yaitu agak basah. Suhu rata-rata berkisar antara 25,4 derajat
Celsius – 28,5 derajat Celsius dengan suhu maksimum jatuh pada bulan Januari,
sedangkan suhu minimum pada bulan Agustus. Jumlah curah hujan di Kota Denpasar
berkisar 0-406 mm dan rata-rata 97,1 mm. Bulan basah (curah hujan >100 mm/bl)
selama 4 bulan dari bulan November sampai dengan Februari. Sedangkan bulan kering
curah hujan <100 mm/bl selama 8 bulan jatuh pada bulan Maret sampai Oktober.
Curah hujan tertinggi terjadi pada pada bulan Februari 406 mm dan terendah terjadi
pada bulan Oktober 0 mm.
E. Pencapain ke Lokasi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 78
Lokasi dari Dusun Wanasari ini sangat strategis sangat dekat dengan Puputan
Badung, Bajra Sandhi, Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Rumah Sakit Manuaba,
Rumah Sakit Wangaya, dan lainnya ini menjadikan kawasan yang mudah mencapai
tempat-tempat yang strategis lainnya. Dari titik 0 kilometer Bali hanya membutuhkan
waktu 6 menit menggunakan kendaraan dengan jarak 2,7 km

Gambar 3. 4 Pencapaian ke Lokasi


Sumber: Google.maps
2. Kondisi Non Fisik
Kondisi Non fisik memaparkan mengenai Kota Denpasar, Kecamatan Denpasar
Utara, dan Dusun Wanasari (Kampung Jawa).
A. Faktor Internal
1) Sumber Daya Manusia
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Stastistik Kota Denpasar tahun 2018,
jumlah penduduk di Kota Denpasar 647.954 jiwa dengan uraian laki-laki 324.447
jiwa dan perempuan 323.507 jiwa
Tabel 3. 2 Jumlah Penduduk di Denpasar Menurut Jenis Kelamin

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2018

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 79
Tabel 3. 3 Kepadatan Penduduk Kota Denpasar

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2016

2) Sosial, Budaya, dan Ekonomi


Kondisi fisik pada Dusun Wanasari (Kampung Jawa) dipengaruhi faktor non fisik
yaitu sosial, budaya, dan ekonomi. Pada Dusun ini erat terkait dangan faktor sosial dan
budayanya dikarenakan tempat yang strategis seperti dekat dengan dengan sungai,
masjid, dan pemakaman oleh sebab itu, kegiatan masyarakat menjadi lebih mudah
karena tempat yang strategis. Tempat yang strategis ini dimanfaatkan sebagian
masyarakat untuk kegiatan perekonomian seperti penjual sate, penjaga toko, dan juga
peternak. Dekat dengan tempat-tempat strategis tersebut membuat aktivitas budaya
seperti nyekar ke makam pada hari-hari tertentu lebih mudah dan kegiatan keagamaan
dipermudah dengan adanya masjid.

3.1.2 Sumber Data


Berdasarkan sumber data, data penelitian dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu data
primer dan data sekunder, sebagai berikut:

a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, data ini
diperoleh melalui:
a) Observasi
Jenis observasi dilakukan dengan terjun langsung ke lokasi dan terlibat
langsung dengan sumber data. Observasi lapangan dilakukan langsung ke
Dusun Wanasari oleh penulis sebagai lokasi proyek.
b) Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dengan sebelumnya
sudah menyiapkan daftar pertanyaan secara terstruktur yang akan ditanyakan
kepada narasumber yang ada di Dusun Wanasari baik itu warga atau Kepala
Desa Dauh Puri Kaja.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 80
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data penelitian diperoleh dari media perandatara atau secara
tidak langsung dengan mencari teori – teori yang berkaitan dengan judul proposal,
yang didapatkan dari media cetak berupa buku, ataupun media online berupa e jurnal,
dan e-book.

3.1.3 Sifat Data


Berdasarkan sifatnya data dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data bersifat
kuantitatif dan kualitatif.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang bersifat dapat diukur, dan obyektif. Data jenis ini
umumnya disajikan dalam bentuk perhitungan berupa angka, diagram, tabel, atau
gambar yang mendukung data tersebut. Data kuantitaif diperoleh melalui pengukuran
langsung atau juga bisa berdasarkan suatu hasil penelitian ilmiah. Salah satu data
kuantitatif yang ditemukan oleh penulis yaitu berupa persentase dan terkait jumlah-
jumlah data seperti geografis, klimatologi, morfologi dan yang lainnya, mengenai
kawasan waterfront Dusun Wanasari (Kampung Jawa).

2. Kualitatif

Data kualitatif ini bersifat tidak pasti, tidak terukur, dan bersifat subyektif. Data ini
umumnya disajikan melalui kata-kata, foto, gambar atau ilutrasi. Data kualitatif ini
dapat diperoleh melalui pengamatan langsung oleh penulis dengan
mendokumentasikan kondisi dari lokasi agar bisa dikembangkan nantinya.

3.1.4 Instrument Data


Instrumen dapat diartikan sebagai alat untuk mengerjakan suatu hal, contohnya
seperti dokter yang menggunakan alat bedah untuk membantunya dalam proses
operasi. Dan pengertian lainnya dari instrumen yaitu sebagai sarana penelitian untuk
mengumpulkan data. Dengan demikian, instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan oleh seorang penulis atau peneliti untuk membantunya dalam proses
penelitian. Instrumen data yang digunakan penulis adalah:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 81
a. Komputer, digunakan untuk mengolah berbagai data yang diperoleh, menyusun
data yang telah diolah, kemudian membuatnya dalam bentuk laporan dan
menyimpannya.
b. Alat rekam gambar, ini digunakan untuk mengambil foto-foto dan video pada
obyek yang dituju. Sehingga data yang didapatkan penulis melalui foto atau video
tersebut dapat dijadikan penguat bukti dari suatu obyek bahasan.
c. Sketchbook, ini digunakan sebagai catatan dan sebagai media sketsa lapangan
yang menggambarkan pemetaan berbagai fungsi bangunan atau fasilitas di lokasi.
d. Literatur, ini digunakan sebagai pendukung penulisan dalam bentuk data-data
kuantitatif maupun kualittatif dari berbagai sumber.

3.1.5 Analisis Data


Analisis data adalah proses untuk mengolah dan mengorganisasikan data
sehingga menciptakan pola, kategori, dan uraian dasar tertentu. Adapun analisis data
yang dilakukan penulis yaitu:

a. Analisis Fungsi, fungsi yang ada pada suatu proyek. Fungsi dibagi ke dalam tiga,
yaitu fungsi utama, fungsi penunjang, dan fungsi pelengkap.
b. Analisis Tapak, untuk menganalisis bagaimana rekomendasi desain yang dapat
digunakan berdasarkan kondisi lokasi dari tapak, agar bisa merespon aspek seperti
kondisi iklim atau cuaca, topografi, vegetasi, pencapaian, utilitas, peraturan
setempat, dan sosial budaya.
c. Analisis Ruang, menganalisis besaran ruang yang dibutuhkan dalam ruang. Output
dari besaran raung berupa angka luas m2, besaran ruang dapat berpedoman pada
standar-standar seperti Neuvert Arsitek Data yang telah ditetapkan terhadap suatu
aktivitas, sehingga ruang tersebut nyaman dan fungsional.

3.2 Metode Perancangan


Pada perancangan revitalisasi di kawasan waterfront Dusun Wanasari (Kampung
Jawa) Denpasar, metode yang dilandasi dari adanya permasalahan yang selanjutkan akan
dijadikan acuan dalam proses perancangan (Duerk,1993). Metode ini kemudian dibagi
menjadi tiga tahapan, antara lain permasalahan perancangan atau isu, solusi perancangan
atau tujuan, dan kesimpulan perancangan atau kreteria. Metode perancangan diterapkan
pada tahapan pemrograman ruang dan tapak, yang didasari sebagai data input yang
akan diproses nantinya sehingga dapat mengasilkan suatu kreteria desain bangunan
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 82
dan tapak. Yang selanjutnya kreteria desain yang telah didapatkan tersebut bisa
dijadikan data input untuk di tahapan transformasi dalam rancangan nantinya.

3.2.1 Permasalahan Perancangan


Permasalahan perancangan dalam revitalisasi di kawasan waterfront Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar, secara umum yaitu kawasan kumuh dan
pencemaran sungai, permasalahan ini dapat diimbangin dengan adanya potensi dari
kawasan yaitu akses menuju tempat peribadahan dan pekerjaan berada pada satu
kawasan. Hal ini menyebabkan perlunya melakukan revitalisasi sungai dan kawasan
kumuh yang ada pada Dusun Wanasari. Permasalahan dan pemecahannya telah di
bahas pada Bab II subbab Permasalahan dan Pemecahan Lokasi

3.2.2 Solusi Perancangan


Solusi perancangan memberikan jalan keluar dari permasalahan yang ada pada
lokasi, solusi perancangan ini menggunkan metode glassbox. Metode glassbox ini
merupakan metode yang dilakukan secara rasional dan logis yang melalui tahapan-
tahapan perancangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengarui
perancangan. Motode ini dipilih dikarenakan dapat diuji kebenarannya. (Miles,
Huberman 1992), Ada 3 tahapan dalam perancangan yaitu pemograman, kriteria
desain dan konsep desain, serta pengembangan perancangan.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 83
Gambar 3. 5 Skema Pendekatan Menggunakan Metode Glass Box
Sumber: Dokumentasi penulis

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 84
A. Programming
Setelah melewati tahapan dari metode penelitian, selanjutnya dilakukan metode
perancangan, yang diawali dari penyusunan program raung dan program tapak,
berkut penjelasannya:
1. Program ruang yang dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti, program fungsional,
program performansi, dan program arsitektural. Diawali dengan program
fungsional yang menjabarkan penentuan fungsi, civitas yang terkait, aktivitas yang
ada pada kawasan, dari penentuan fungsi, civitas dan aktivitas selanjutnya dapat
menentukan kebutuhan ruang untuk aktivitas civitas itu sendiri. Pada revitalisasi
kawasan waterfront Dusun Wanasari secara umum yaitu fungsi utama sebagai
hunian, fungsi penunjang seperti kegaitan komersil, dan fungsi pelengkap yaitu
ruang publik. Civitas yang ada yaitu Penghuni rumah, pembeli, dan pengunjung
raung publik. Dan aktivitas yang ada yaitu kegitan rumah tangga, kegiatan komersil
dan kegiatan rekreasi.
Program Performansi, tahapan ini dilakukan setelah mendapatkan data dari
program fungsional. Tahap ini juga untuk mengetahui bagaimana performa dari
masing-masing ruang, dari pengelompokan ruang (publik, semi publik, dan privat),
kebutuhan kebisangan ruang, kebutuhan pencahayaan, kebutuhan penghawaan,
kebutuhan nuansa dari ruang. Tujuan dari performansi ini untuk mengeahui
kebutuhan kenyamanan di masing-masing ruang yang disediakan. Pada revitalisasi
kawasan waterfront Dusun Wanasari secara umum di dikelompokan menjadi area
publik (area komersil, pertokoan dan ruang terbuka hujau), area semi privat
(perumahan warga)
Program Arsitektural, dimana tahapan ini dilakukan setelah mendapatkan
performansi dari masing-masing ruang, yang selanjutnya menentukan kebutuhan
besaran dari masing-masing ruang yang disediakan. Besaran ruang didapatkan dari
standar raung dari buku Neuvert Arsitek Data.
2. Program Tapak, yaitu tahapan untuk melakukan analisis terhadap kondisi eksisting
tapak pada kawasan, agar nantinya desain bisa menyesuikan kondisi eksisting
tapak. Analisis yang dilakukan antara lain seperti, klimatologi, geografis, debit air
sungai, vegetasi, topografi, geologi dan lainya

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 85
B. Kreteria dan Konsep Perancangan

Setelah medapatkan output dari program ruang dan program tapak, dapat dilanjutkan
dengan tahap menentukan kriteria dan konsep perancangan. Kriteria dan konsep
perancangan dapat diperoleh dengan mengacu pada sasaran yang telah ditetapkan pada
Bab I, seperti: zoning, sirkulasi, orientasi massa, utilitas, pola massa, tampilan bangunan,
ruang luar, dan keamanan serta kenyamanan. Kriteria yang dihasilkan dari masing-masing
sasaran ini kemudian dijabarkan lebih terperinci di dalam konsep perancangan. Adapun
input yang digunakan yaitu mengacu pada hasil dari penyusunan program ruang
(organisasi ruang) dan program tapak (karakteristik tapak) serta isu/permasalahan yang
ada di kawasan revitalisasi.

3.2.3 Kesimpulan Perancangan


Permasalahan yang telah di dapatkan pada lokasi yang di bahas pada Bab II
diselesaikan dengan metode glass box dikarenakan metode ini lebih rasional, logis dan
sistematis. Melalui tahapan pemograman, tahapan kreteria dan konsep desain, serta
tahapan pengembangan perancangan (Miles, Huberman 1992). Proses dari
pemograman ruang dan tapak yang akan di bahas pada Bab IV, kemudian penentuan
dan konsep perancangan yang dibahas pada Bab V.

Pada tahapan kreteria perancangan, digunakan acuan tirnitas dari virtuvius yaitu
fungsi, firmitas, dan venustas serta kenyamanan aspek bagi civitas. Dengan kreteria
perancangan tersebut, dapat dikembangkan ke konsep perancangan, output dari
pemograman dan kreteria perancangan disatukan untuk mendapatkan menjadi konsep
perancangan.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 86
BAB IV
PROGRAM REVITALISASI KAWASAN KUMUH
DI DUSUN WANASARI (KAMPUNG JAWA)
BERKONSEP WATERFRONT

Pada Bab ini memparkan tahapan pemrograman yang berisi program fungsional,
program performansi, program arsitektural dan program tapak serta memaparkan
kriteria dari perancagan Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung
Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront.

4.1 Program Fungsional


Pada sub Bab ini memaparkan mengenai identifikasi fungsi, civitas, dan aktivitas
pada proyek revitalisasi kawasan kumuh di dusun wanasari (kampung jawa) denpasar
berkonsep waterfront.

4.1.1 Identifikasi Fungsi


Identifikasi fungsi pada proyek revitalisasi kawasan kumuh di dusun wanasari
(kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront yaitu:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 87
a. Fungsi Utama, yaitu sebagai tempat hunian atau perumahan yang layak dan
memenuhi standar hunian serta menjadi tempat usaha yang ada, seperti pedagang
satai, pedagang warung, peternak kambing dan peternak ayam yang menjadi
pekerjaan pokok bagi warga Dusun Wanasari.
b. Fungsi Penunjang yaitu sebagai ruang publik untuk warga setempat dan masyarakat
luar yang mau berkunjung ke bantaran sungai yang berada pada Dusun Wanasari.
Dan menjadi tempat pengolahan limbah ternak yang ada bagi peternak kambing,
peternak ayam dan limbah sungai.
c. Fungsi Pelengkap, yaitu sebagai tempat perawatan bagi ruang publik dan bagi
tempat pengolahan limbah ternak kambing dan ternak ayam agar rutin mendapatkan
mentenace tempat dan peralatan yang digunakan, dimana perawatan ini dilakukan
oleh warga lokal untuk memberikan lapangan pekerjaan yang baru.

4.1.2 Identifkasi Civitas


Identifikasi Civitas atau pelaku kegiatan pada proyek proyek revitalisasi kawasan
kumuh di dusun wanasari (kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront sebagai
berikut:

a. Warga, yang dimaksudkan adalah warga yang mempunyai rumah dan tinggal di
Dusun Wanasari dan warga ini juga dapat dibedakan menurut pekerjaannya yaitu:
1. Pedagang satai
2. Pedagang Kios
3. Peternak Kambing
4. Peternak Ayam
b. Pembeli yaitu civitas yang membeli sesuatu yang dijual pedagang seperti satai,
kambing, dan ayam.
c. Pengunjung yaitu civitas yang mengunjungi ruang publik di bantaran sungai Dusun
Wanasari.
d. Servis yaitu civitas yang mengolah limbah yang ada pada kawasan seperti limbah
peternakan ayam, peternak kambing, dan limbah sungai.

4.1.3 Identifkasi Aktivitas


Identifikasi aktivitas atau pelaku kegiatan pada proyek proyek revitalisasi kawasan
kumuh di dusun wanasari (kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront sebagai
berikut:
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 88
a. Aktivitas Utama yaitu berkaitan dengan aktivitas rumahan seperti memasak,
makan, berkumpul dengan keluarga, beristirahat dan serta menjadi tempat kegitan
komersil yang menjadi pekerjaan pokok bagi warga setempat.
b. Aktivitas Penunjang yaitu aktivitas yang ada pada ruang publik di bantaran sungai
yang berada pada Dusun Wanasari, dan aktivitas penanggulangn sampah sungai
serta limbah ternak yang ada seperti ternak kambing, dan ternak ayam.
c. Aktivitas Pelengkap yaitu aktivitas perawatan bagi ruang publik dan serta
penanganan sampah yang mengalir pada sungai dan mengangkut sampah-sampah
rumah tangga yang ada pada dusun wanasari agar rutin mendapatkan mentenace
tempat, peralatan yang digunakan.

4.1.4 Alur Aktivitas Civitas


Ada bebberapa alur aktivitas dari civitas yang ada pada proyek revitalisasi
kawasan kumuh di dusun wanasari (kampung jawa) denpasar berkonsep waterfront
sebagai berikut:

A. Warga
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang menghuni Dusun Wanasari bisa
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 1 Alur Aktivitas Warga

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 89
B. Pedagang Satai
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai pedagang satai
di Dusun Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 2 Alur Aktivitas Pedagang Satai

C. Pedagang Kios
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai pedagang kios
di Dusun Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 3 Alur Aktivitas Pedanga Kios

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 90
D. Peternak Kambing
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai peternak
kambing di Dusun Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 4 Alur Aktivitas Peternak Kambing

E. Peternak Ayam
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai peternak ayam
di Dusun Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 5 Alur Aktivitas Peternak Ayam


Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 91
F. Pembeli
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai pembeli atau
pengunjung di Dusun Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 6 Alur Aktivitas Pembeli

G. Pengunjung
Alur civitas pengunjung ruang publik dibantaran sungai yang ada di Dusun
Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 7 Alur Aktivitas Pengunjung


Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 92
H. Servis
Alur civitas dan kebutuhan ruang warga yang bekerja sebagai Servis di Dusun
Wanasari bisa dilihat pada gambar berikut

Gambar 4. 8 Alur Aktivitas Servis

4.1.5 Kesimpulan
Dari data program fungsional didapatkan kesimpulan mengenai jenis kebutuhan
ruang di Dusun Wanasari.

Tabel 4. 1 Nama Ruang

Kelompok
No Nama Ruang
Aktivitas
1 Warga Rumah:
 Ruang Tidur
 Dapur
 Ruang Tamu
 Tempat Makan
 Ruang Keluarga
 Toilet
 Tempat Cuci Pakian
 Tempat Jemur
 Teras
 Parkir

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 93
2 Pedagang Satai  Dapur atau pantry
 Gerai
 Toilet
 Tempat cuci piring

3 Pedagang Kios  Dapur atau Pantry


 Tempat duduk
 Gerai
 Toilet

4 Peternak Kambing  Kandang Kambing


 Tempat Memotong Kambing
 Kasir
 Toilet
 Tempat pengolahan limbah

5 Peternak Ayam  Kandang Ayam


 Tempat Memotong ayam
 Kasir
 Toilet
 Tempat pengolahan limbah

6 Pembeli  Tempat makan


 Tempat duduk
 Toilet
 Parkir
 Entrance
7 Pengunjung  Tempat duduk
 Parkir
 Spot photo
 Pedestrian ways

8 Servis  Ruang penyimpanan


 Toilet
 Parkir

4.2 Program Performansi


Program performansi didapatkan setelah kebutuhan ruang telah ditetapkan, tujuan
dari program performansi untuk dapat merancang kenyamanan bagi setiap ruang yang
ada seperti sifat ruang, suasana ruang, persyaratan raung dalam proyek rancangan
revitalisasi kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar berkonsep
waterfront.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 94
4.2.1 Sifat Ruang
Sifat ruang memaparkan mengenai tingkat privasi dari ruang tersebut bagian-
bagiannya sebagai berikut:

a. Ruang publik yaitu ruang yang dapat diakses atau dicapai oleh seluruh civitas
Dusun Wanasari maupun civitas luar dusun.
b. Ruang semi publik yaitu ruang yang hanya dapat digunakan oleh sebagain
civitas yang memang beraktivitas disana.
c. Ruang privat yaitu ruang bisa digunakan oleh orang-orang tertentu dan hanya
orang-orang tersebut dapat mengkases ke ruang privat ini.

4.2.3 Suasana Ruang


Suasana ruang didapatkan menyesuaikan fungsi dari masing-masing ruang,
suasana ruang dijelaskan sebagai berikut:

a. Tenang yaitu ruang yang terbebas dari gangguan dan jauh dari aktivitas yang
padat dan tanpa kebisingan, biasanya suasana tenang terdapat pada raung
privasinya tinggi.
b. Semi tenang yaitu ruang yang didalamnya terdapat cukup padat kegiatan
namun tidak terlalu menggangu kegiatan lainnya.
c. Bising yaitu ruang dimana paling banyak terdapat aktivitas dan yang dapat
menimbulkan suara yang cukup keras.

4.2.4 Persyaratan Ruang


Persyaratan ruang membahas mengenai pencahayaan dan penghawaan pada
ruang untuk kenyamanan dari ruang itu sendiri. Persyaratan ruang tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a. Pencahayaan, pencahayaan dapat dibagi menjadi pencahayaan alamni dan


buatan, ini dapat membantu kenyamanan kegiatan ruang yang ada.
b. Penghawaan, penghawaan dapat dibagi menjadi penghawaan alami dan
buatan, penghawaan ini dapat memberi kenyamanan dalam aktivitas civitas
ataupun membantu pertumbuhan ternak warga setempat.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 95
4.2.5 Program Performansi Ruang
Tabel 4. 2 Program Performansi

Sifat Pencahayaan Pengahwaan Kebisingan Keterangan


Nama Raung
Ruang
Rumah Warga
 Mudah
dicapai
 Terlindung
dari panas
Garasi Publik Alami Alami Bising matahari
 Disesuaikkan
dengan
ukuran
kendaraan.
 Mudah
Alami & dicapai
Teras Publik Alami Semi bising  Terlindung
buatan
dari panas
matahari
 Nyaman
 Dapat
menampung
Alami & beberapa
Ruang Tamu Publik Alami Bising
buatan tamu
 Mudah
dicapai

 Nyaman
 Dimensi
Alami & ruang sesuai
Ruang Tidur Privat Alami Tenang standar SNI
buatan
 Menampung
furnitur yang
ada
 Nyaman
 Dimensi
Semi Alami &
Rung makan Alami Tenang ruang sesuai
Publik buatan standar SNI
 Dekat dengan
Dapur
 Nyaman
Semi Alami &  Dimensi
Dapur Alami Semi bising ruang sesuai
Publik buatan
standar SNI

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 96
 Nyaman
 Dimensi
Alami &
Toilet Privat Alami Tenang ruang sesuai
buatan standar SNI
 Mudah
dicapai
Tempat Cuci  Nyaman
Privat Alami Alami Semi bising  Mudah
Pakian
dicapai
 Nyaman
Tempat Jemur Privat Alami Alami Semi Bising  Mudah
dicapai
Pedagang Satai
 Nyaman
untuk
beraktivitas
Alami &
Dapur Privat Alami Semi bising  Hanya
Buatan pedagang
yang bisa
memasuki
dapur
 Nyaman
untuk
Tempat Alami & beraktivitas
Privat Alami Semi bising  Hanya
mencuci piring Buatan
pedagang
yang bisa
memasuki.
 Nyaman
untuk
Alami & beraktivitas
Gerai Penjual Publik Alami Bising  Hanya
Buatan
pedagang
yang bisa
memasuki.

Alami &  Nyaman


Toilet Privat Alami Tenang  Mudah
Buatan
dicapai

Pedagang Kios
 Nyaman
untuk
Alami & beraktivitas
Gerai penjual Publik Alami Bising  Hanya
Buatan
pedagang
yang bisa
memasuki.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 97
 Nyaman
untuk
Alami & beraktivitas
Tempat Cuci Privat Alami Semi bising  Hanya
Buatan
pedagang
yang bisa
memasuki.
Alami &  Nyaman
Toilet Privat Alami Tenang  Mudah
Buatan
dicapai
Peternak Kambing
 Nyaman
 Mudah
dicapai
 Jauh dari
Kandang kebisingan
Semi Alami &
Kambing Alami Tenang  Agak jauh
privat Buatan dari
pemukiman
 Tempat agak
tinggi dari
permukaan
tanah
 Nyaman
 Mudah
Tempat
dicapai
Memotong Semi Alami &
Alami Semi bising  Jauh dari
Kambing privat Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman
 Nyaman
 Mudah
dicapai
Kasir Alami &
Publik Alami Bising  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman
 Nyaman
 Mudah
dicapai
Toilet Alami &
Privat Alami Tenang  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman
 Nyaman
Side Semi Alami &
Alami Semi bising  Mudah
Entrance privat Buatan dicapai

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 98
 Nyaman
 Mudah
Tempat dicapai
Alami &  Jauh dari
pengolahan Privat Alami Tenang kebisingan
Buatan
limbah  Agak jauh
dari
pemukiman
 Tertutup
Peternak Ayam

 Nyaman
 Mudah
Kandang dicapai
Semi Alami & Alami &
Ayam Tenang  Jauh dari
privat Buatan Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman

 Nyaman
 Mudah
Tempat dicapai
Semi Alami &
Memotong Alami Tenang  Jauh dari
ayam privat Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman

 Nyaman
 Mudah
dicapai
Alami &
Kasir Publik Alami Bising  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman

 Nyaman
 Mudah
dicapai
Alami &
Toilet Privat Alami Tenang  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Agak jauh
dari
pemukiman
Semi
 Nyaman
pri Alami &
Side Entrance Alami Semi bising  Mudah
Buatan dicapai
vat

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 99
 Nyaman
 Mudah
Tempat dicapai
pengolahan Alami &  Jauh dari
Privat Alami Tenang kebisingan
limbah Buatan
 Agak jauh
dari
pemukiman
 Tertutup
Pembeli

 Nyaman
 Mudah
Tempat dicapai
Alami &
makan Publik Alami Semi bising  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Cukup dekat
dengan
pemukiman

 Nyaman
 Mudah
dicapai
Toilet Alami &
Privat Alami Tenang  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Cukup dekat
dengan
pemukiman
 Nyaman
Parkir Alami &  Mudah
Publik Alami Tenang dicapai
Buatan
 Jauh dari
kebisingan
Alami &  Mudah
Entrance Publik Alami Bising dicapai
Buatan

Pengunjung
 Mudah
Jogging track Alami & dicapai
Publik Alami Bising
Buatan  Nyaman

 Mudah
Tempat duduk Alami & dicapai
Publik Alami Bising
Buatan  Cukup sejuk

 Mudah
Parkir Alami & dicapai
Publik Alami Bising  Menampung
Buatan
cukup banyak
kendaraan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 100
 Mudah
Spot photo Alami &
Publik Alami Bising dicapai
Buatan  Memiliki
estetika
 Mudah
Alami & dicapai
Pedestrianways Publik Alami Bising  Nyaman bagi
Buatan pejalan kaki

Servis

 Nyaman
 Mudah
Ruang dicapai
Alami &
penyimpanan Privat Alami Tenang  Jauh dari
Buatan kebisingan
 Cukup dekat
dengan
pemukiman
 Nyaman
Toilet Alami &  Mudah
Privat Alami Tenang dicapai
Buatan
 Jauh dari
kebisingan
 Mudah
dicapai
Alami &  Menampung
Parkir Publik Alami Bising
Buatan cukup banyak
kendaraan

4.3 Program Arsitektural


Program arsitektural membahas studi besaran ruang untuk kenyamanan aktivitas
hunian, komersil dan juga aktivitas yang ada pada ruang publik yang direncanakan
dalam proyek revitalisasi kawasan kumuh di dusun wanasari (kampung jawa) denpasar
berkonsep waterfront.

4.3.1 Kapasitas Hunian


Dusun Wanasari yang dihuni 2.805 kepala keluarga dengan jumlah total 10.186
jiwa yang menghuni di kawasan dengan luas 8.945 m2 (Desa Dauh Puri Kaja, 2020),
begitu tinggi kepadatanan pada Dusun Wanasari dapat dilihat dari pertumbuhan
penduduk Dusun Wanasari setiap tahunnya pada tabel 4.3 berikut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 101
Tabel 4. 3 Data Penduduk Dusun Wanasari Desa Dauh Puri Kaja

Tahun
Dusun/RT 2017 2018 2019 2020
Lk Pr Lk Pr Lk Lp Lk Pr
Wanasari 5.167 4.907 5.246 5.070 5.205 5.043 5.128 5.004
RT 1 853 797 843 783 855 751 893 820
RT 2 677 641 694 652 717 674 678 647
RT 3 222 219 256 727 211 233 193 210
RT 4 419 447 408 441 407 446 404 439
RT 5 518 531 518 536 519 537 513 534
RT 6 508 513 538 533 225 226 528 524
RT 7 556 474 532 488 529 480 539 492
RT 8 841 773 1.094 1.030 924 893 863 814
RT 9 573 512 363 335 518 463 571 524
Total 1.650 10.316 10.248 10.186
Jumlah 2.766 2.840 2.807 2.805
KK
Sumber: Desa Dauh Puri Kaja

Dengan jumlah kepala keluarga 2.805 dan dengan jumlah total 10.186 jiwa jadi
untuk rata-rata pada satu rumah dihuni oleh 4 orang. Revitalisasi yang dilakukan pada
kawasan kumuh Dusun Wanasari tepatnya berada pada RT 1, RT 3, RT 6, RT 7 ke-
empat RT tersebut berada di bantaran sungai aliran Tukad Badung. Total revitalisasi
kawasan kumuh yang dilakukan yaitu pada 94 keluarga dengan jumlah penduduk 2164
jiwa (Desa Dauh Puri Kaja, 2020), dalam satu keluarga dengan jumlah anggota keluar
yang berbeda-beda, dari data yang di dapat diasumsikan menjadi pada satu hunian
maksimal 4 orang maka didapatkan 541 hunian yang dibutuhkan. Dari permasalahan
ini, dipecahkan dengan hunian vertikan untuk meminimalisir penggunaan site.

4.3.2 Kapasitas Pekerjaan yang difasilitasi


Warga Dusun Wanasari yang menurut jenis pekerjaannya dapat dibagi menjadi
beberapa jenis pekerjaan antara lain pedagang kios, pedagang satai, peternak ayam,
peternak kambing, pekerja bangunan, dan pekerja serabutan. Data jenis pekerjaan
Warga Dusun Wanasari dapat dilihat lebih detailnya dan pekerjaan yang difasilitasi
pada kawasan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 102
Tabel 4. 4 Data Pekerjaan yang difasilitasi

NO Pekerjaan Warga Dusun Wanasari Jumlah Fasilitas Kawasan


1 20
Pedagang Kios Difasilitasi
2 15
Pedagang satai Difasilitasi
3 12
Peternak ayam Difasilitasi
4 Peternak Kambing 16 Difasilitasi
5 625 -
Pekerja Bangunan
6 319 -
Pekerja Serabutan
Jumlah 1.010
Sumber: Desa Dauh Puri Kaja

4.3.3 Kapasitas Pengunjung


Kapasitas pengunjung ke ruang publik di bantaran sungai pada Dusun
Wanasari yang didapatkan dari rata-rata kunjungan ke objek ruang publik sejenis
seperti Taman Kumbasari (Tukad Badung) dan Tukad Bindu. Pada tukad badung
kunjungan perharinya mencapai 550 orang dan Tukad Bindu kunjungan perharinya
mencapai 350 orang, dari data ini di dapat perhitungan kunjungan ruang publik yang
ditawarkan sebagai berikut:

𝛼1 + 𝛼2
Ζ=
2

350 + 550
Ζ=
2

Ζ = 450 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Dari perhitungan tersebut didapatkan rata-rata kunjungan ke ruang publik baru


yang direncanakan pada bantaran sungai Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar
dengan kunjungan rata-rata 450 perharinya.

Kapasitas parkir pengunjung dilihat dari banyaknya kendaraan di Kota


Denpasar dan jumlah pengguna kendaraan motor sebanyak 1.038.345 unit dan
kendaraan mobil 51.074 unit. Dengan persentase 5% untuk mobil dan 95% untuk
motor. Dengan perancangan parkir yang menampung setengah dari total maksimal

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 103
kendaraan pengunjung pada tapak dan sisanya menggunakan parkir pada badan Jl.
Maruti. Berikut asumsi parkir pengunjung pada tabel 4.5

Tabel 4. 5 Asumsi Jumlah Parkir

Jenis Kendaraan Asumsi Jumlah


5% dari jumlah pengunjung
Mobil 22
5% x 450
95% dari jumlah pengunjung
Motor 428
95% x 450

4.3.4 Studi Besaran Ruang


A. Hunian Warga
Tabel 4. 6 Hunian Warga

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 2 motor 1,68 m2 DA 3,36 m2
Garasi
2 2 orang 2 m2 DA 4 m2
Teras
3 4 orang 2 m2 DA 8 m2
Ruang Tamu

4 2 orang 2 m2 DA 16 m2
Ruang Tidur dengan
jumlah 4 unit
5 Rung makan 4 orang 2 m2 DA 8 m2
6 Dapur 2 orang 2,3 m2 HAB 4 m2
7 Toilet 1 orang 2 m2 DA 4 m2
8 Tempat Cuci 1 orang 2 m2 DA 2 m2
Pakian
9 Tempat Jemur 1 orang 2 m2 DA 2 m2
Jumlah 51 m2
Sirkulasi 10,2 m2
20%
Total 61,2 m2
Jumlah Total Luasan Untuk 541 Hunian 33.109 m2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 104
B. Pedagang Satai
Tabel 4. 7 Pedagang Satai

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 2 orang 2 m2 A 4 m2
Dapur
atau lebih

2 Tempat mencuci
1 orang 2 m2 A 2 m2
atau lebih
piring

3 2 orang 2 m2 A 4 m2
Gerai Penjual
atau lebih
4 Toilet 1 orang 2 m2 DA 4 m2
Jumlah 14 m2
Sirkulasi 1.4 m2
10%
Total 15,4 m2

C. Pedagang Kios
Tabel 4. 8 Pedagang Kios

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 2 orang 2 m2 A 4 m2
Gerai penjual
atau lebih
2 1 orang 2 m2 A 2 m2
Pantry atau lebih

3 1 orang 2 m2 DA 4 m2
Toilet

Jumlah 10 m2
Sirkulasi 1 m2
10 %
Total 11 m2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 105
D. Peternak Kambing
Tabel 4. 9 Peternak Kambing

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 80 Kambing 1,5 m2 DA 120 m2
betina
Kandang Kambing
80 Kambing 2,2 m2 DA 176 m2
Jantan
2 Tempat 2,2 m2 A 25,6 m2
Memotong 8 Kambing kambing
Kambing 4 orang 2 m2
manusia
3 Kasir 2 m2 A 4 m2
2 orang

4 Toilet 1 orang 2 m2 DA 4 m2

5 Side Entrance 2 pickup 4 m2 A 8 m2


6 Tempat 6 orang 2 m2 A 12 m2
pengolahan limbah
Jumlah 349.6 m2
Sirkulasi 174,8
50%
Total 524,4 m2

E. Peternak Ayam
Tabel 4. 10 Peternak Ayam

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 10 m2 DA 150 m2
Kandang Ayam 300 ayam untuk 20
ayam
2 2 m2 A 4 m2
Tempat Memotong
ayam 2 orang

3 Kasir 2 m2 A 4 m2
2 orang

4 Toilet 1 orang 2 m2 DA 4 m2
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 106
5 Side Entrance 2 pickup 4 m2 A 8 m2
6 Tempat pengolahan 6 orang 2 m2 A 12 m2
limbah

Jumlah 178 m2
Sirkulasi 89 m2
50%
Total 267 m2

F. Pembeli
Tabel 4. 11 Pembeli

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 2m2 A 500 m2
Tempat makan 450 orang

2 Toilet 8 orang 2 m2 DA 16 m2

3 Jumlah 516 m2
Sirkulasi 258 m2
50%
Total 774 m2
4 Parkir 22 mobil 13.75 m2 A 302,5 m2

1.7 m2 A 727, 6 m2
428 motor

5 Entrance 2 mobil 4 m2 A 8 m2
Jumlah 1.038,1 m2
Sirkulasi 519 m2
50%
Total 1.557 m2

G. Pengunjung
Tabel 4. 12 Pengunjung

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 Tempat duduk 2 m2 A 900 m2
450 orang

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 107
2 Spot photo 10 orang 2 m2 A 20 m2

3 Pedestrianways 450 orang 2 m2 A 900 m2


Jumlah 1820 m2
Sirkulasi 1456 m2
80 %
Total 3.276 m2

H. Servis
Tabel 4. 13 Servis

No Nama ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Ruang


1 Ruang
penyimpanan 4 orang 2 m2 A 8 m2

2 Toilet
1 orang 2 m2 DA 4 m2
4 Parkir 1 pickup 4 m2 A 8 m2
Jumlah 20 m2
Sirkulasi 1 m2
20%
Total 21 m2

Rekapitulasi Besaran Ruang


Hunian : 33.109 m2
Pedagang Satai : 15,4 m2
Pedagang Kios : 11 m2
Peternak Kambing : 524,4 m2
Peternak Ayam : 267 m2
Pembeli : 774 m2
Parkir : 1.557 m2
Pengunjung : 3.276
Servis : 21 m2
Jumlah Total : 39.554 m2 = 3,95 Ha

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 108
4.4 Hubungan Ruang
Hubungan ruang pada kawasan yang direncanakan terbagi atas 2 yaitu hubungan
ruang makro dan hubungan ruang mikro. Hubungan ruang tersebut dipengaruhi oleh
aktivitas kegiatan keterkaitannya, suasana dan tuntutan ruang. Adapun penjabarannya
dijelaskan sebagai berikut:

4.4.1 Hubungan Ruang Makro


Hubungan ruang makro ini dibagi atas kelompok ruangnya. Adapun hubungan
ruang makro dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4. 9 Hubungan Ruang Makro


4.4.2 Hubungan Ruang Mikro
A. Fungsi Utama (Hunian dan Tempat Usaha)
Fungsi utama ini terdiri dari fasilitas hunian dan tempat usaha dan dapa
dilihat hubungan ruang sebagai berikut:

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 109
Gambar 4. 10 Hubungan Ruang Fungsi Utama (Hunian & Tempat Usaha)

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 110
B. Fungsi Penunjang (Ruang Publik & Pengolahan Limbah)
Fungsi penunjang terdapat fasilitas ruang publik dan pengolahan limbah
yang ada pada kawasan, hubungan ruang dari fasilitas tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.11 sebagai berikut

Gambar 4. 11 Hubungan Ruang Penunjang (Ruang Publik & Pengolahan Limbah)

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 111
C. Fungsi Pelengkap (Perawatan)
Fungsi pelengkap lebih ke fasilitas untuk perawatan dari fungsi penunjang
yang ada, hubungan ruang dari fasilitas ini dapat dilihat sebagai gambar 4.12
berikut.

Gambar 4. 12 Hubungan Ruang Fungsi Pelengkap (Perawatan)

4.5 Organisasi Ruang dan Sirkulasi Ruang


Oroganisasi ruang dan sirkulasi ruang didapatkan dari data hubungan ruang dan
fungsi ruang yang di kelompokan. Berikut Organisasi ruang dan Sirkulasi ruang
perencanaan Revitalisasi Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa)
Denpasar Berkonsep Waterfornt

a. Sirkulasi Ruang
Sirkulasi ruang merupakan sintesis dari analisis alur kegiatan civitas dengan hasil
kebutuhan ruang yang ada. Sirkulasi ruang pada Revitalisasi Kawasan Kumuh Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfornt akan ditampilkan pada
gambar 4.13 berikut.
Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 112
Gambar 4. 13 Sirkulasi Ruang

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 113
b. Organisasi Ruang
Organisasi ruang ruang berdasarkan hubungan ruang dan sirkulasi ruang serta
kelompok fungsinya. Organisasi ruang pada Revitalisasi Kawasan Kumuh Dusun
Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfornt akan ditampilkan pada
gambar 4.14 berikut

Gambar 4. 14 Organisasi Ruang

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 114
4.6 Program Tapak
Program tapak memaparkan mengenai analisis yang dilakukan terhadap tapak
yang terdiri dari beberapa aspek yang dianalisis diantaranya ada lokasi, bentuk,
dimensi, buildup area, view, hidrologi, geologi, topografi, sirkulasi, klimatologi,
utilitas vegetasi. Aspek aspek tersebut dianalisa dan memberikan output bagi desain.

4.6.1 Eksisting Tapak


Tapak sangat strategis bagi warga Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar
karena berdekatan dengan tempat ibadah dan sekolah-sekolah dari SD, SMP dan
SMA/SMK ada dekat dengan lokasi tapak. Serta dekat dengan pemakaman muslim
yang memudahkan warga untuk berziarah ke makam. Dengan kemudahan akses
menuju fasilitas-fasilitas tersebut menjadikan lokasi tapak padat dengan penduduk
pendatang yang beragama muslim. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.15
berikut.

Gambar 4. 15 Fasilitas Sekitar Tapak

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 115
1. Batas dan Populasi pada Tapak

Pada lokasi tapak sendiri lebih detail batasnya antara lain disebelah timur ada
permukiman penduduk dan pertokoan di sebelah selatan terdapat permukiman
penduduk disebelah barat terdapat tempat pemakaman muslim, Kantor Dinas
Kesehatan dan Rumah Sakit Manuaba. Dengan jumlah kepala keluar pada tapak 94 kk
dengan 2164 jiwa masalah ini diatasi dengan hunian vertikal untuk mehemat tempat.
Lebih jelasnya mengenai batasan tapak dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut.

94 KK

2164 jiwa

Gambar 4. 16 Batas Tapak


2. Persebaran pekerjaan
Pada tapak terdapat pekerjaan-pekerjaan warga yang tersebar pada beberapa
titik yang menjadi satu tempat pada hunian warga, pekerjaan-pekerjaan seperti
pedagang kios, pedagang satai, peternak kambing dan ayam, implikasi pada desainnya
untuk bisa menempatkan zona kegiatan komersil dan peternakan secara khusus untuk
memberikan kemudahan mengakses zona tersebut, berikut titik-titik persebaran
pekerjaan warga pada gambar 4.17 berikut.

Gambar 4. 17 Persebaran Usaha yang ada di Tapak

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 116
3. Material Hunian
Hunian pada tapak yang semua merupakan permukiman kumuh dengan
menggunakan material bangunan seperti asbes, seng, genteng, batako, bata, keramik
dan kayu. Dari material hunian tersebut dapat dimaanfaatkan lagi sebagai material
bangunan agar lebih menghemat biaya material bangunan. Selain mengurangi biaya
dapat juga mengurangi sampah konstruksi pada saat pembongkaran yang di lakukan.

Gambar 4. 18 Material Hunian


4. Aktivitas Kebudayaan

Aktivitas ini termasuk aktivitas ibadah yang ada pada Masjid Raya Baiturrahmah
yang dilakukan setiap hari dan setiap hari raya, ini menyebabkan kepadatan terjadi
pada area masjid pada hari-hari raya tertentu. Pun pada pemakaman umum muslim
terdapat kegiatan ziarah pada hari-hari tertentu yang menyebabkan kepadatan
kendaraan yang parkir pada badan Jalan Maruti. Pada aktivitas komersil yang ada tidak
menimbulkan kepadatan kendaraan yang cukup signifikan. Implikasi pada desain
nantinya direncanakan parkir badan jalan yang lebih teratur untuk merespon kepadatan
yang ada pada Jalan Maruti. Berikut titik aktivitas kebudayaan pada gambar 4.19.

Gambar 4. 19 Aktivitas Kebudayaan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 117
5. History Timeline

Sejarah dari Kampung Jawa di Dusun Wanasari sendiri dimulai dari zaman
penjajahan dan di Bali masih dipimpin oleh raja-raja yang berkembang menjadi
permukiman kumuh saat ini, berkut history timline dari kampung jawa pada gambar
4.20.

Awal mula kampung jawa Dusun


Wanasari dimulai dari datangnya
1906 pedagang dari Jawa, Madura, dan
Palembang yang berjualan di
Pasar Payuk (Pasar Kumbasari).

Pada Tahun 1910 Pedagang


dipindahkan ke Dusun Wanasari
1910 (Kampung Jawa) atas perintah
Raja Badung

Masjid Raya Baithurahman

1926 didirikan dari ijin Raja Badung


sebagai tanda toleransi agama
yang ada di Bali.

Awal mulanya Makam Muslim


1929 pertama di Denpasar yang
bersebelahan dengan tapak.

Kondisi Kampung Jawa (Dusun

2020
Wanasari) Denpasar pada tahun
2020

Gambar 4. 20 History Timeline Kampung Jawa

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 118
4.6.2 Analisis Lokasi
2. Input

Detail Lokasi tapak terdapat di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja pada
Jalan Maruti, Denpasar Utara, Kota Denpasar, dapat dilihat pada gambar 4.18
berikut

Gambar 4. 21 Lokasi Detail Tapak

3. Proses
- Evaluasi purna huni.
- Peraturan pemerintah Kota Denpasar mengenai permukiman kumuh.
- Kepadatan penduduk pemukiman kumuh.
- Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar (RTRW).
4. Output
Melaui proses evaluasi purna huni dan penyesuaian dengan peraturan
pemerintah Kota Denpasar yang mengaatur permukiman kumuh dilahan sewa,
serta menyesuaikan dengan RTRW Kota Denpasar, maka tapak sudah sesaui
dengan peruntukan penggunaan lahan dan sesuai dengan isu dari pemerintah
yang akan merevitalisasi kawasan kumuh Dusun Wanasari, Denpasar.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 119
4.6.2 Bentuk, Dimensi dan Buildup Area
1. Input
Peraturan daerah Kota Denpasar yang mengatur Koefisien Dasar Bangunan yang
dapat terbangun yaitu sebesar 60%, dengan KLB sebesar 300%. Garis sempadan
bangunan minimal ½ kali ruang milik jalan ditambah 1,5 meter telajakan dengan
ketinggian bangunan maksimal 15 meter. Garis sempadan sungai menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 38, tahun 2011 pasal 11 dan 12 yaitu garis
sempadan sungai bertanggul yang berada di kawasan perkotaan berjarak 3 meter dari
tepi luar tanggul sepanjang alur sungai.

2. Proses
Dengan Garis Sempadan jalan 7 meter dan sempadan sungai dikawasan perkotaan
yang bertanggul sebesar 3 meter dari pinggir tanggul. KDB Kota Denpasar 60%.

Gambar 4. 22 Sempadan Jalan dan Sempadan Sungai

3. Output

Implikasi pada desain dengan adanya KDB 60% untuk hunian dan tempat usaha
atau kegiatan komersil sisanya digunakan untuk ruang publik yang kembali
dihidupkan pada bantaran sungai. Dengan perhitungan KDB 60% dari luas tapak
2,82 Hektar maka didapatkan 1,7 hektar maksimal buldup area, dapat dilihat pada
gambar 4.20 berikut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 120
Gambar 4. 23 Buildup Area

4.6.3 Analisis View


1. Input
Pada tapak terdapat beberapa view keluar tapak yang memiliki view kebanyakan
permukiman dan pertokoan sehingga menghalangi view tapak berikut view pada
beberapa sisi tapak:
a. Sisi utara : Permukiman peduduk dan sungai Tukad Badung
b. Sisi timur : Permukiman dan pertokoan
c. Sisi selatan : Permukiman peduduk dan sungai Tukad Badung
d. Sisi barat : Kantor Dinas, pemakaman muslim, dan permukiman
2. Proses
a. Konsep Waterfront yang digunakan memberikan orientasi bangunan semua
menghadap kearah sungai Tukad Badung, karena view ke sungai, akan
direvitalisasi sehingga dapat menghidupkan ruang publik pada bantaran sungai.
b. View keluar tapak negatif atau buruk dengan itu konsep waterfront membantu
memaksimalkan view potensi sungai yang ada.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 121
Gambar 4. 24 View Keluar Tapak

3. Output
Dari proses sebelumnya didapatkan implikasi desain yaitu view kearah sungai
sesuai dengan konsep bangunan yaitu waterfront yang memaksimalkan view sungai
tukad badung yang dulunya semua bangunan membelaki sungai dirubah orientasinya
ke sungai dan mengadap ruang publik yang dirancang pada bantaran sungai. Ruang
publik pada bantaran sungai juga dapat memberikan daya tarik baru untuk wisatawan
lokal maupun interlokal, dan ini secara tidak langsung akan menumbuhkan
perekonomian pada tapak seperti gambar 4.24 berikut.

View ke tapak

View ke sungai

Gambar 4. 25 View ke Sungai Tukad Badung

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 122
4.6.4 Analisis Hidrologi, Geologi, Topografi
1. Input
a. Curah hujan di Kota Denpasar
b. Struktur tanah yang ada pada tapak di Dusun Wanasari yang memiliki tanah
aluvial yang biasanya berada pada sawah, danau dan sungai.
c. Kemiringan kontur cukup curam pada daerah aliran sungai (DAS)
2. Proses
Dengan kontur tanah yang cukup ternjal pada sungai dimanfaatkan dengan cara
bangunan mengikuti kontur yang ada, ini memberikan bangunan mendapatkan view
maksimal ke sungai Tukad Badung. Pemilihan penggunaan pondasi yang tepat.
3. Output
Kontur tapak yang terjal pada bagian dekat dengan sungai menyebabkan air hujan
mengalir turun ke aliran sungai, kondisi yang berkontur dimanfaatkan sebagai beda
ketinggian bangunan untuk memaksimalkan view ke sungai. Beda ketinggian kontur
yaitu 1 meter dan rata-rata ketinggian pada tapak adalah 250 mdpl. Hunian dibuat
vertikal atau hunian maisonet untuk lebih efisien dalam penggunaan lahan.

A A

Hunian maisonet

View ke sungai
B B

POTONGAN A-A

Rainwater haversting
POTONGAN B-B

Gambar 4. 26 Output Hidrologi, geologi, topografi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 123
4.6.5 Analisis Sirkulasi
1. Input
Sirkulasi luar tapak yaitu Jl. Ahmad Yani dan Jl. Maruti adalah jalan satu arah
dengan lebar 7 meter bisa dilewati 2 mobil dan Gang Rt yang ada pada sebelah barat
tapak dengan lebar 2,5 meter berikut penjelasan pada gambar 4.24.

Gambar 4. 27 Sirkulasi Eksisting


2. Proses

Entrance dibagi menjadi 2 yaitu main entrance yang diperuntukan bagi pengunjung
area publik dan perumahan warga dan side entrance diperuntukan khusus bagi civitas
pembeli dan penjual ternak. Sirkulasi dalam tapak juga dibagi menjadi 3 yaitu sirkulasi
untuk pengunjung, warga dan untuk sirkulasi untuk kegiatan peternakan.

3. Output
Implikasi pada desain dari proses tersebut yaitu entrance dibedakan peruntukannya
menjadi main entrance untuk warga dan pengunjung dan side entrance untuk kegiatan
peternakan, sirkulasi terdapat 3 yaitu pengunjung warga dan kegiatan peternakan
untuk kenyamanan civitas. Sirkulasi pengunjung direncanakan pada bantaran sungai.

Gambar 4. 28 Output Sirkulasi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 124
4.6.6 Analisis Klimatologi
1. Input
Tapak beriklim tropis yang terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Suhu rata-rata di Kota Denpasar 270 Celsius. Kelembaban udara di Kota
Denpasar 80%. Kecepatan Angin 7 Knot. Hembusan angin dari arah barat daya ke
timur laut.
2. Proses
Iklim tropis dapat dimanfaatkan air hujan untuk pengairan yang dilakukan pada
site. Bangunan yang orientasi kearah barat dengan cahaya matahari yang cukup panas
diminimalisir dengan mengurangi bukaan-bukaan kearah barat dan memberikan
tumbuhan untuk peneduh mengantisipasi panas matahari. Berikut dijabarkan pada
gambar 4.26.
3. Output
Adapun implikasi pada desain yang didapat dari proses tersebut sebagai berikut:
a. Overstek yang cukup lebar untuk mengantisipasi panas matahari dan hujan.
b. Meminimalisir bukaan-bukaan atau dengan memberi sun shading pada bangunan
yang berorientasi ke barat untuk merespon panas matahari pada sore hari agar
tidak mengganggu kenyamanan ruangan.
c. Massa bangunan dapat diberikan jarak antara satu bangunan ke bangunan lain
untuk merespon sirkulasi udara yang ada pada tapak.
d. Menggunakan material yang tahan panas agar kenyamanan civitas tetap terjaga.
e. Diberikan tanaman untuk menyejukan udara yang masuk kedalam bangunan.

Gambar 4. 29 Output Analisis Klimatologi

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 125
4.6.7 Utilitas
a. Input
a. Beberapa jaringan utilitas yang ada seperti jalur PLN, Internet, lampu jalan, serta
terdapat jaringan air PDAM yang terdapat pada Jalan. Maruti.
b. Untuk utilitas pada hunian warga belum cukum memadai dikarenakan untuk
limbah dari hunian sendiri masih dibuang langsung ke aliran sungai Tukad
Badung, begitu juga limbah dari kegiatan komersil dan peternakan yang ada.
c. Sampah yang terbawa dari hulu sungai ke tapak.

Gambar 4. 30 Eksisting Utilitas

b. Proses
a. Dengan adanya beberapa jaringan utlilitas seperti listrik, internet, lampu jalan dan
air yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan utilitas yang ada pada
kawasan nantinya.
b. Memberikan utilitas yang layak pada hunian, kegiatan komersil, dan peternakan
yang ada pada tapak, untuk mengurangi pembuangan limbah ke aliran sungai
Tukad Badung
c. Output
a. Listrik, untuk tapak bersumber dari PLN, ari bersumber dari PDAM sesuai dengan
eksisting tapak. Dapat meminimalisir penggunaan energi baik listrik maupun air.
b. Utilitas pembuangna air kotor pada bangunan hunian dibuat dengan sistem
sanitasi masyarakat (sanimas) yang merupakan program dari pemerintah.
c. Untuk mengurangi penggunaan air PDAM diatasi dengan rainwater haversting.
d. Untuk limbah yang mengalir di sungai diberikan jaring pada hulu tapak untuk
menangkap sampah yang ada.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 126
Sanimas

Rainwater
haversting

Jaring
Sampah Gambar 4. 31 Output Utilitas

4.6.8 Vegetasi
1. Input
Vegetasi yang ada pada tapak seperti pohon kelapa, pohon ketapang kencana,
bambu, pandan bali, dan pohon kamboja. Dengan tapak yang cukup luas pohon
tersebut masih terlihat sedikit dikarenakan kepadatan penduduk yang cukup tinggi
tapak didominasi bangunan dari pada pohon. Vegetasi tapak dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 4. 32 Vegetasi Eksisting


2. Proses
Pepohon yang ada pada tapak dapat dipertahankan atau dipindahkan ke tempat
yang lebih tepat dan ditambahkan vegetasi seperti perdu, pohon dan rumput agar tapak
lebih terlihat sejuk dengan adanya tambahan vegetasi tersebut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 127
3. Output
Implikasi pada desain menjadi penambahan pohon pada sepanjang sungai yang
melintasi tapak yang dirancenakan menjadi ruang publik agar lebih terlihat hujau dan
menjadi barrier sepanjang sungai yang melewati tapak. Dan pada areal hunian
nantinya akan diberikan ruang hujau sebagai pembatas visual dengan ruang publik.
Berikut gambar 4.32 merupakan output hasil dari proses analisa sebelumnya.

Gambar 4. 33 Output Vegetasi


4.6.9 Bising
a. Input
Kebisingan yang paling keras bersumber dari kendaraan yang melewati Jl. Maruti
dengan banyak kendaraan yang melewati jalan satu arah ini. Kebisingan sedang
berada pada jalan Rt 7 dan Rt 6 karena jalan yang cukup kecil dan kendaran yang
melewati tidak sepadat Jl. Maruti. Berikut ilustrasi kebisingan tapak pada gambar
4.33.

Gambar 4. 34 Input Kebisingan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 128
b. Proses

Kebisingan cukup keras dari Jalan Maruti yang merupakan dalan satu arah yang
menuju Jl Cikroaminoto, jalan ini cukup padat dilewati kendaraan baik mobil maupun
motor, untuk merespon kebisingan dari Jl. Maruti diberikan tumbuhan sebagai
peredam kebisingan tersebut. Kebisingan sedang pada Jalan RT 6 dan 7 direspon juga
dengan vegetas iyang dapat meredam bising tersebut.

c. Output

Implikasi pada desain menjadikan vegetasi yang difokuskan untuk merespon


kebisingan pada Jalan Maruti yang lebih banyak untuk dapat mengurangi kebisingan.
Kebisingan sedang yang bersumber dari Jl Rt 6 dan 7 berikan vegetasi yang lebih
sedikit untuk merespon kebisingan sedang. Vegetasi juga diberikan pada bantaran
sungai untuk pembatas visual dan juga peneduh untuk kegiatan yang ada pada ruang
publik yang direncanakan. Berikut output gambar output analisis kebisingan pada
gambar 4.34

Gambar 4. 35 Output Kebisingan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 129
4.6.10 Karakteristik Tapak
Karakteristik tapak dari keseluruhan analisis yang dilakukan pada tapak dapat
dilihat pada gamabar berikut.

Gambar 4. 36 Karakteristik Tapak

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 130
BAB V
KRITERIA DAN KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini memaparkan mengenai beberapa kreteria perancangan yang


digunakan dan yang menghasilkan beberapa konsep untuk prencanaan Revitalisasi
Kawasan Kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfont.

5.1 Kriteria Perancangan


Kriteria perancangan yang ditetapkan dari sasaran yang dikemukanan oleh Duerk
(1993) seperti sirkulasi, keamanan, privasi, tampilan bangunan, penggunaan energi,
territorial, flexsibility, dan visibility. Berikut kriteria desain dari sasaran perancangan
revitalisasi kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep
Waterfont. Berikut kriteria perancangan yang didapatkan dari sasaran yang telah
ditetapkan seperti pada tabel berikut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 131
Tabel 5. 1 Kriteria Perancangan

NO. SASARAN KRITERIA PERANCANGAN

1. Sirkulasi
Menciptakan  Mampu mempermudah sirkulasi civitas dan kendaraan yang
pola sirkulasi beraktivitas pada tapak dan aktivitas di dalam bangunan
yang baik dan  Diharapkan sirkulasi kendaraan dan civitas aman dan nyaman
mudah bagi untuk aktivitas yang ada.
manusia dan  Dapat membedakan akses untuk sirkilasi kegiatan peternakan.
kendaraan
2. Privasi
Menjaga privasi  Diharapkan ruang publik menjadi tempat interaksi sosial.
agar tidak  Sebaiknya terdapat batas visual untuk membedakan kegiatan
terganggun pada ruang publik dan kegiatan pada hunian.
dengan kegiatan  Dapat memberikan privasi pada setiap hunian
lainya
3. Keamanan
 Mampu memberi keamanan pada ruang publik, tempat usaha,
Membuat
dan peternakan.
terjaganya
 Diharapkan mampu mengurangi resiko kebakaran dan
keamanan bagi
pengunjung dan kecelakan pada aktivitas yang ada serta mengurangi resiko
warga yang pada saat gempa.
beraktivitas.
4.  Diharapkan tampilan bangunan hunian dan tempat usaha
Tampilan
menarik dan menggunakan material yang murah, untuk
Membuat
mengurangi biaya sewa nantinya.
tampilan yang
 Dapat memberikan daya tarik tersendiri pada tampilan ruang
menyesuaikan
publik sebagai pembeda dengan ruang publik lainnya.
dengan lokalitas
dan perpaduan  Mampu memberikan ciri khas dengan material lokal dan
menerapkan konsep arsitektur bali bagi pada bangunan.
5.
Visibilitas  Dapat merespon panas matahari yang masuk ke hunian agar
Mengoptimalkan tidak mengganggu kenyamanan aktivitas.
respon bangunan  Diharapkan dapat merespon hujan dan dimanfaatkan kembali
pada iklim tropis serta meminimalisir sampah pada sungai.

6.
Fleksibilitas
Memberikan  Dapat menata kegiatan komersil dan ruang publik dengan baik
penataan untuk meningkatan kualitas penjualan.
bangunan yang  Mampu memberikan hunian yang murah untuk warga
meningkatkan prasejahtera sehingga warga tidak terlalu mahal biaya sewa.
kualitas hidup  Dapat menata sistem sanitasi dengan baik
civitas.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 132
7. Zoning
Penataan zoning
 Dapat membedakan zona hunian, tempat usaha, dan
untuk
peternakan untuk mendapatkan nyamananan
mempermudah
 Diharapkan memberikan batas yang jelas pada antara setiap
akses dari
masing-masing aktivitas.
fasilitas yang
ada pada  Dapat menata ruang hunian untuk mempermudah akses
kawasan didalam ruang.

8 Penggunaan
energi
Meminimalisir  Dapat meminimalisir penggunaan cahaya buatan dan
penggunaan penghawaan buatan untuk mengurangi biaya
energi untuk  Dapat menampung air hujan untuk penyiraman tanaman, dan
kegiatan yang kegiatan yang ada pada kawasan tapak.
ada pada
kawasan

5.2 Konsep Perancangan


Konsep perancangan ditetapkan dari kriteria peracangan yang telah didapatkan
sebelumnya setiap kriteria perancangan memiliki beberapa konsep perancangan yang
memecahkan permasalahan yang ada pada tapak. Pada konsep perancangan dalam
proyek revitalisasi kawasan kumuh Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar ini
dipaparkan sebagai berikut.

5.2.1 Sirkulasi
Menciptakan pola sirkulasi yang baik dan mudah bagi manusia dan kendaraan.
a. Kriteria Perancangan 1
Mampu mempermudah sirkulasi civitas dan kendaraan yang beraktivitas pada
tapak dan aktivitas di dalam bangunan.
Konsep 1
Sirkulasi pengunjung yang berada pada bantaran sungai yang bersebelahan
dengan sirkulasi dari warga. Sirkulasi dari kegiatan peternakan di buatkan sirkulasi
khusus. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 133
Gambar 5. 1 Sirkulasi Konsep 1

Konsep 2
Sirkulasi pengunjung dan warga tidak bersebelahan untuk memberikan kesan
ruang publik tidak terlalu padat. Sirkulasi peternakan tetap dikhususkan. Berkut
gambar dari sirkulasi.

Gambar 5. 2 Sirkulasi Konsep 2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 134
b. Kriteria Perancangan 2
Diharapkan sirkulasi kendaraan dan civitas aman dan nyaman untuk aktivitas yang ada
pada kawasan.
Konsep 1
Menempatkan pohon perindang pada parkir untuk peneduhan dan dengan
perkerasan paving block untuk kenyamanan pada saat kendaran diarea parkir.

Gambar 5. 3 Penempatan Pohon Parkir Konsep 1


Konsep 2
Memberikan pohon peneduh pada pedestrian ways juga untuk menyejukan udara
pada kawasan.

Gambar 5. 4 Pedestrian Ways Konsep 2


Konsep 3
Menerapkan perkerasan bata pada pedestrian dengan disusun sedemikian rupa
untuk mengurangi licin pada saat hujan.

Gambar 5. 5 Perkerasan Bata Konsep 3

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 135
c. Kriteria Perancangan 3
Dapat membedakan akses untuk sirkilasi kegiatan peternakan.
Konsep 1
Mengkhususkan sirkulasi pada kegiatan peternakan agar tidak menggangu
kegiatan lainnya yang ada pada kawasan.

Gambar 5. 6 Sirkulasi Kegiatan Peternakan Konsep 1


Konsep 2
Menerapkan side entrance sebagai jalur khusus untuk peternakan dan sebagai
penanda lokasi peternakan.

Gambar 5. 7 Side Entrance Konsep 2

Konsep 3
Menggunakan penempatan tumbuhan untuk memisahkan kegiatan peternakan
dengan kegaiatan lainnya.

Gambar 5. 8 Pembatas Tumbuhan Konsep 3

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 136
5.2.2 Privasi
Menjaga privasi agar tidak terganggun dengan kegiatan lainya.

a. Kriteria Perancangan 1

Diharapkan ruang publik menjadi tempat interaksi sosial.

Konsep 1

Konsep 2

Konsep 3

Gambar 5. 9 Konsep Tempat Duduk dan Pedestrian Ways

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 137
b. Kriteria Perancangan 2

Sebaiknya terdapat batas visual untuk membedakan kegiatan pada ruang publik
dan kegiatan pada hunian.

Konsep 1

Konsep 2

Konsep 3

Gambar 5. 10 Konsep Batas Visual

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 138
c. Kriteria Perancangan 3
Dapat memberikan privasi pada setiap hunian.

Konsep 1
Hunian dibatasi dengan
tumbuhan untuk privasi
dalam bangunan dan
sekaligus sebagai penyejuk

Hunian dibatasi dengan


Konsep 2 tembok pagar untuk privasi
dan keamanan hunian

Konsep 3 Pada ruang publik diberi


vegetasi sebagai pembatas
atau barrier dengan hunian

Gambar 5. 11 Konsep Privasi Pada Hunian

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 139
5.2.3 Keamanan
Membuat terjaganya keamanan bagi pengunjung dan warga yang beraktivitas.

a. Kriteria Perancangan
Mampu memberi keamanan pada ruang publik, tempat usaha, dan peternakan.
Diharapkan mampu mengurangi resiko kebakaran dan kecelakan pada aktivitas yang
ada serta mengurangi resiko pada saat gempa.
Konsep 1
Penetapan aspek utilitas yang ada pada tapak.

Gambar 5. 12 Penetapan Utilitas Konsep 1

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 140
Konsep 2
Memberikan railing pada tangga dan ramp, untuk pegangan ketika menuruni
ataupun menaiki tangga dan ramp

Gambar 5. 13 Railling pada Tangga dan Ramp

Konsep 3
Menggunakan perkerasan bata pada pedestrian ways dengan material bata, agar
tidak licin pada saat hujan.

Gambar 5. 14 Penggunaan Perkerasan Bata Pedestrian Ways

b. Kriteria Perancangan 2
Diharapkan mampu mengurangi resiko kebakaran dan kecelakan pada aktivitas
yang ada serta mengurangi resiko pada saat gempa.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 141
Konsep 1
Sistem struktur bangunan hunian menggunakan sistem Ruspin atau rumah unggul
sistem panel instan yang merupakan struktur beton pracetak dengan keunggulan cepat
dalam pemasangan, tahan gempa serta menghemat biaya konstruksi dan mengurangi
sampah konstruksi. Sistem Ruspin ini terdiri dari 2 panel yang dirakit menggunakan
baut serta dapat membuat satu ruangan dengan modul 3m x 3m. berikut sistem ruspin
pada gambar 5.13.

Gambar 5. 15 Sistem Ruspin Konsep 2

Konsep 2 Konsep 3
Mengunakan pondasi telapak Menggunakan pondasi
untuk hunian lebih dari 1 menerus
lantai.

Gambar 5. 16 Pondasi Footplat dan Menerus


Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 142
5.2.4 Tampilan
Membuat tampilan yang menyesuaikan dengan lokalitas dan perpaduan.
a. Kriteria Perancangan 1
Diharapkan tampilan bangunan hunian dan tempat usaha menarik dan
menggunakan material yang murah, untuk mengurangi biaya sewa nantinya. Mampu
memberikan ciri khas dengan material lokal dan menerapkan konsep arsitektur bali
bagi pada bangunan.
Konsep 1
Material pada bangunan entrance menggunakan bata kara mudah didapatkan, dan
tampilan entrance menggunakan konsep bebadungan dengan ciri khas penataan
batanya. Berikut gambar 5.14 konsep entrance.

Gambar 5. 17 Entrance Konsep 1

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 143
Konsep 2

Material pada bangunan entrance menggunakan bata kara mudah didapatkan, dan
tampilan entrance candi bentar dengan menggunakan konsep bebadungan dengan ciri
khas penataan batanya. Berikut gambar konsep entrance.

Gambar 5. 18 Entrance Konsep 2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 144
Konsep 3
Menggunkan material bekas yang digunakan pada hunian sebelumnya untuk
mengurangi sampah konstruksi dan menghemat pembiayaan bahan material. Dengan
penghematan ini diharapkan dapat mengurangi biaya sewa pada bangunan agar dapat
dijangkau oleh warga prasejahtera yang berada di tapak.

Gambar 4. 37 Material Bangunan

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 145
5.2.5 Visibilitas
Mengoptimalkan respon bangunan pada iklim tropis.
a. Kriteria Perancangan
Dapat merespon panas matahari yang masuk ke hunian agar tidak mengganggu
kenyamanan aktivitas.
Konsep

Tampilan bangunan menggunakan overstek untuk menghalau hujan masuk ke


ruangan dan menggunakan bukaan yang cukup untuk memmaksimalkan cahaya dan
pengudaraan alami. Untuk satu bangunan terdapat 3 hunian dan bangunan di lantai 2
berisi rooftop untuk memaksimalkan view kearah sungai Tukad Badung.

Gambar 5. 19 Tampilan Bangunan Konsep 1

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 146
b. Kriteria Perancangan 2
Diharapkan dapat merespon hujan dan dimanfaatkan kembali serta meminimalisir
sampah pada sungai.

Konsep 1
Pemanfaatan air
hujan untuk
penambahan air

Konsep 2 Sampah pada


sungai di tangkap
menggunakan
jaring yang
ditempatkan pada
hulu sungai

Konsep 3

Bioswale pada
pedestrian untuk
menampung air
hujan dan
meresapkannya
kedalam tanah

Gambar 5. 20 Konsep Rainwater Haversting, Jaring Sampah dan Bioswale

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 147
5.2.6 Fleksibelitas
Memberikan penataan bangunan yang meningkatkan kualitas hidup civitas.
a. Kriteria Perancangan 1
Dapat menata kegiatan komersil dan ruang publik dengan baik untuk meningkatan
kualitas penjualan.

Konsep 1
Zoning pada fungsi bangunan maisonet yang terdapat beberapa hunian

Gambar 5. 21 Zoning Hunian Maisonet

Konsep 2
Penempatan ruang pada bangunan maisonet.

Gambar 5. 22 Penempatan Ruang Maisonet

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 148
b. Kreteria Perancangan 2
Konsep 1 Konsep 2

Menggunakan jenis hunian maisonet. Pada 1 bangunan terdapat


beberapa hunian

Gambar 5. 23 Jenis Hunian Maisonet

c. Kriteria Perancangan 3
Dapat menata sistem sanitasi dengan baik.
Konsep
Kotoran pada peternakan diolah menjadi pupuk

Gambar 5. 24 Pengolahan Kotoran Ternak

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 149
5.2.7 Zoning
Penataan zoning untuk mempermudah akses dari fasilitas yang ada pada
kawasan.
a. Kriteria Perancangan 1
Dapat membedakan zona hunian, tempat usaha, dan peternakan untuk mendapatkan
nyamananan.
Konsep 1
Zoning berdasarkan kebisingan, privasi, dan fungsi bangunan. Membedakan zona
parkir dan zona komersil yang bersebrangan dengan sungai Tukad Badung. Dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5. 25 Zoning Konsep 1

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 150
Konsep 2
Zoning berdasarkan kebisingan, privasi, dan fungsi bangunan. Zona parkir dan
zona komersil yang menjadi satu dengan tujuan dapat meningkatkan pembelian
karena mudah dicapai dengan lokasi dekat dengan parkir. Dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 5. 26 Zoning Konsep 2

Konsep 3
Dapat mempermudah akses ke ruangan satu dengan yang lainnya. Berikut
gambar dari zoning hunian.

Gambar 5. 27 Zoning Konsep 3

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 151
b. Kriteria Perancangan 2
Diharapkan memberikan batas yang jelas pada antara setiap masing-masing
aktivitas.

Konsep 1
Pola massa disusun secara linier dengan mengukuti sungai Tukad Badung.
Memberikan tempat khusus untuk area peternakan. Berikut gambaran dari konsep pola
masa padabangunan.

Gambar 5. 28 Pola Massa Konsep 1

Konsep 2
Pola massa tetap disusun secara linier dengan mengukuti sungai Tukad
Badung.namun pada satu bangunan terdapat 3 hunuian untuk memaksimalkan
tempat. Berikut gambaran dari konsep pola masa pada bangunan.

Gambar 5. 29 Pola Massa Konsep 2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 152
5.2.8 Penggunaan energi
Meminimalisir penggunaan energi untuk kegiatan yang ada pada kawasan.

a. Kriteria Perancangan 1

Dapat meminimalisir penggunaan cahaya buatan dan penghawaan buatan untuk


mengurangi biaya.

Konsep 1

Memperbanyak bukaan
untuk memaksimalkan
cahaya matahari

Konsep 2

Menggunakan ventilasi
untuk mengoptimalkan
penghawaan alami.

Konsep 3

Penggunaaan oversek
Untuk mengantisipasi
titisan hujan yang
masuk ke dalam
bangunan.
Gambar 5. 30 Konsep Bukaan, Ventilasi, dan Overstek

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 153
b. Kriteria Perancangan 2
Dapat menampung air hujan untuk kegiatan yang ada pada tapak, dan
pengolahan limbah yang ada pada tapak
Konsep 1
Penetapan bak sampah pada titik-titik yang strategis

Gambar 5. 31 Penetapan Bak Sampah Konsep 1

Konsep 2
Menggunakan sistem sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) yaitu program
dari Kementrian PUPR untuk permasalahan sanitasi pada permukiman kumuh. Sistem
ini menampung limbah dari rumah tangga yang dikumpulkan menjadi satu dan di filter
menggunakan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) sehingga air limbah menjadi lebih
bersih dan bisa dibuang kesungai atau di gunakan untuk keperluan lain.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 154
Untuk mengatasi limbah yang di buang ke sungai
diatasi dengan sistem sanimas, dengan
pengolahan limbah IPAL

Sistem pemipaan
sesuai standar agar
dengan mudah
perawatan

Sistem
penyaringan
limbah pada IPAL

Gambar 5. 32 Sistem IPAL Konsep 2

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 155
Konsep 3
Penempatan hydrant dan alur jaringan listrik serta PDAM pada tapak

Sumber air hydrant dari


hasil tampungan air
hujan dan hasil olahan
limbah

Alur aliran listrik dan


air untuk pemanfaatan
pada tapak

Titik penempatan
sistem utilitas
pengolahan
limbah

Gambar 5. 33 Penetapan Jaringan Utilitas

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 156
RUMASAN SASARAN KRITERIA PERANCANGAN KONSEP
1 2 3
MASALAH SIRKULASI PENGUNJUNG DAN SIRKULASI PENGUNJUNG DAN PARKER MOBIL
MAMPU MEMPERMUDAH SIRKULASI CIVI TAS DAN KENDARAAN YANG WARGA BERSEBELAHAN. WARGA AGAK BERJAUHAN DIFABEL DAN MOTOR
SIRKULASI BERAKTIVITAS PADA TAPAK DAN AKTIVITAS DI DALAM BANGUNAN.
MENCIPTAKAN POLA
SIRKULASI YANG BAIK DAN POHON PERINDANG DENGAN MEMBERIKAN POHON PADA PERKERASAN BATA
DIHARAPKAN SIRKULASI KENDARAAN DAN CIVITAS AMAN DAN NYAMAN UNTUK PADA PEDESTRIAN
MUDAH BAGI MANUSIA DAN PERKERASAN PEDESTRIAN WAYS
AKTIVITAS YANG ADA.
KENDARAAN
DIHARAPKAN SIRKULASI KENDARAAN DAN CIVITAS AMAN DAN NYAMAN UNTUK MENGKHUSUSKAN SIRKULASI SIDE ENTRANCE SEBAGAI VEGETASI PEMBATAS
AKTIVITAS YANG ADA. PADA KEGIATAN PETERNAKAN JALUR KHUSUS PETERNAKAN PETERNAKAN

MEMFASILITASI TEMPAT MEMBERIKAN AREA JOGGING PERGOLA UNTUK


DIHARAPKAN RUANG PUBLIK MENJADI TEMPAT INTERAKSI SOSIAL. KENYAMANAN
DUDUK TRACK.
BAGAIMANA PRIVASI
MERANCANG MENJAGA PRIVASI AGAR SEBAIKNYA TERDAPAT BATAS VISUAL UNTUK MEMBEDAKAN KEGIATAN PADA MEMBERIKAN VIGETASI SIRKULASI DARI RUANG PUBLIK PINTU MASUK HUNIAN
REVITALISASI TIDAK TERGANGGUN RUANG PUBLIK DAN KEGIATAN PADA HUNIAN. UNTUK PEMBATAS VISUAL. & WARGA BERJAUHAN BERJAUHAN
KAWASAN DENGAN KEGIATAN LAINYA
KUMUH DUSUN MENEMPATKAN VEGETASI DIBUAT TEMBOK PAGAR
DAPAT MEMBERIKAN PRIVASI PADA SETIAP HUNIAN
WANASARI SEBAGI PEMBATAS HUNIAN SEBAGAI PEMBATAS HUNIAN
(KAMPUNG
JAWA) PENETAPAN ASPEK UTILITAS MEMBERIKAN RAILING PADA PERKERASAN KASAR
KEAMANAN MAMPU MEMBERI KEAMANAN PADA RUANG PUBLIK, TEMPAT USAHA, DAN
DENPASAR YANG ADA PADA TAPAK. TANGGA DAN RAMP AGAR TIDAK LICIN
MEMBUAT TERJAGANYA PETERNAKAN.
BERKONSEP
WATERFRONT KEAMANAN BAGI
PENGUNJUNG DAN WARGA DIHARAPKAN MAMPU MENGURANGI RESIKO KEBAKARAN DAN KECELAKAN SISTEM RUMAH UNGGUL MENGUNAKAN PONDAS MENGGUNAKAN
YANG BERAKTIVITAS. PADA AKTIVITAS YANG ADA SERTA MENGURANGI RESIKO PADA SAAT GEMPA. SISTEM PANEL INSTAN TELAPAK UNTUK HUNIAN PONDASI MENERUS.

DIHARAPKAN TAMPILAN BANGUNAN HUNIAN DAN TEMPAT USAHA MENARIK MATERIAL ENTRANCE MENGGUNAKAN MATERIAL
TAMPILAN
TUJUAN MEMBUAT TAMPILAN YANG
DAN MENGGUNAKAN MATERIAL YANG MURAH, UNTUK MENGURANGI BIAYA MENGGUNAKAN BATA BEKAS
SEWA NANTINYA.
MENYESUAIKAN DENGAN
LOKALITAS DAN PERPADUAN DAPAT MEMBERIKAN DAYA TARIK TERSENDIRI PADA TAMPILAN RUANG PUBLIK ENTRANCE MENGGUNAKAN TAMPILAN ENTRANCE CANDI
MENGATUHI
SEBAGAI PEMBEDA DENGAN RUANG PUBLIK LAINNYA. KONSEP BEBADUNGAN BENTAR
ASPEK
PERANCANGAN
REVITALISASI DAPAT MERESPON PANAS MATAHARI YANG MASUK KE HUNIAN AGAR TIDAK TAMPILAN BANGUNAN MENGGUNAKAN BUKAAN 1 BANGUNAN ADA
VISIBILITAS BEBERARA HUNIAN
KAWASAN MENGGANGGU KENYAMANAN AKTIVITAS. MENGGUNAKAN OVERSTEK YANG CUKUP LEBAR
MENGOPTIMALKAN RESPON
KUMUH,
BANGUNAN PADA IKLIM SISTEM RAINWATER PEMBERIAN JARING SAMPAH
SUNGAI, DIHARAPKAN DAPAT MERESPON HUJAN DAN DIMANFAATKAN KEMBALI SERTA
TROPIS MEMINIMALISIR SAMPAH PADA SUNGAI HAVERSTING. PADA HULU SUNGAI TAPAK.
PETERNAKAN
YANG ADA PADA
TAPAK ZONING KEBISINGAN, PRIVASI, ZONA KOMERSIL DAN RUANG
DAPAT MENATA KEGIATAN KOMERSIL DAN RUANG PUBLIK DENGAN BAIK
UNTUK MENINGKATAN KUALITAS PENJUALAN. DAN FUNGSI BANGUNAN PUBLIK BERSEBELAHAN.
FLEKSIBILITAS
MEMBERIKAN PENATAAN
BANGUNAN YANG MAMPU MEMBERIKAN HUNIAN YANG LAYAK DAN DAPAT MENAMPUNG MENGGUNAKAN JENIS PADA BANGUNAN TERDAPAT
WARGA PERMUKIMAN KUMUH YANG DIREVITALISASI. HUNIAN MAISONET BEBERAPA HUNIAN
MENINGKATKAN KUALITAS
HIDUP CIVITAS.
SISTEM SANITASI BERBASIS KOTORAN PADA PETERNAKAN
DAPAT MENATA SISTEM SANITASI DENGAN BAIK DIOLAH MENJADI PUPUK.
MASYARAKAT (SANIMAS)

DAPAT MEMBEDAKAN ZONA HUNIAN, TEMPAT USAHA, DAN PETERNAKAN ZONING KEBISINGAN, PRIVASI, ZONA PARKIR DAN ZONA
UNTUK MENDAPATKAN NYAMANANAN DAN FUNGSI BANGUNAN KOMERSIL SATU ZONA
ZONING
PENATAAN ZONING UNTUK POLA MASSA DISUSUN SECARA 1 BANGUNAN ADA BEBERARA VEGETASI SEBAGI
DIHARAPKAN MEMBERIKAN BATAS YANG JELAS PADA ANTARA SETIAP MASING-
MEMPERMUDAH AKSES DARI LINIER HUNIAN PEMBATAS HUNIAN
MASING AKTIVITAS.
FASILITAS YANG ADA PADA
KAWASAN
DAPAT MENATA RUANG HUNIAN UNTUK MEMPERMUDAH AKSES DIDALAM MEMPERMUDAH AKSES KE MENGHUBUNGKAN HUNIAN 1
RUANG RUANGAN SATU. DENGAN YANG LANNYA.

PENGGUNAAN ENERGI DAPAT MEMINIMALISIR PENGGUNAAN CAHAYA BUATAN DAN PENGHAWAAN MEMAKSIMALKAN BUKAAN MEMBERI VETILASI ROSTER PEMBERIAN OVERSTEK
MEMINIMALISIR BUATAN UNTUK MENGURANGI BIAYA JENDELA DAN PINTU ATAU JENDELA PADA BANGUNAN
PENGGUNAAN ENERGI
DAPAT MENAMPUNG AIR HUJAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN, DAN PENETAPAN BAK SAMPAH PENEMPATAN HYDRANT DAN
UNTUK KEGIATAN YANG ADA
KEGIATAN YANG ADA PADA KAWASAN TAPAK. PADA TITIK-TITIK STRATEGIS JARINGAN LISTRIK SERTA PDAM
PADA KAWASAN
DAFTAR PUSTAKA

Breen, A., and Rigby, D. The New Waterfront: A Worldwide Urban Success Story,
Thames & Hudson. Great Britain. 1996.
Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Kajian Ruang Publik Kota. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Duerk, Donna P. 1993. Architectural Programming Information Management for
Design. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Danisworo, M, 2002. Revitalisasi Kawasan Kota Sebuah Catatan dalam
Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota. www.urdi.org diakses 7
November. 2020.

Danisworo, M. (1989). Post Occupancy Evaluation, Pengertian dan Metodologi.


Jakarta: Universitas Trisakti.

Dahlan, M dan N. Hudi. 2011. Studi manajemen perkandangan ayam broiler di dusun
Wangket desa Kaliwates Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. J.
Ilmu Ternak. 2(1): 24-29.
Echols, J. M., and Shadily, H.: Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Penerbit PT
Gramedia, 2003.

Fadilah, R., P. Agustin, A. Sjamsirul dan Eko P. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Lynch, Kevin. 1960. The Image of the City. Massachusetts: Massachusetts Institute
of Technology and the Oresident amd Fellows of Harvard College

Muhammad Rasyaf, Dr.Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya


(anggota IKAPI) Jakarta.

Miles, B. M dan M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 157
Peratura Pemerintah Daerah. 2019. Peraturan pemerintah Daerah No.1 tahun 2019
tentang tahun 2019 tentang pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penataaan kawasan kumuh. Bali
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan. Indonesia
Prabawa, Gunawarman. 2020. House Layout Typology Study in Slum Area Case Study:
Kampung Jawa, Denpasar, Bali. Jurnal. Universitas Waemadewa
Prabudiantoro, B. Kriteria Citra Waterfront City, Thesis, Universitas Diponegoro,
tidak dipublikasikan. 1997.

Pakage, Stepanus. 2008. Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang.


Jurnal Ilmu Peternakan hal. 51–57 Vol. 3 No.2. FPPK UNIPA. Manokwari
98314.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, JakartaRahayu,


Jakarta.
Stephen Carr, et all. 1992. Public Space. Cambridge: Cambridge University Press.
Hakim, Rustam, Ir. 1987. Unsur Dalam Perancangan Arsitektur Landscape.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sudrajad. 2003. Beternak Ayam Pelung. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Sarwono. B. 2007. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Tahir, M. 2005. Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai untuk Rekreasi Dalam
Mendukung Kota Tanjungpinang Sebagai Waterfront City. Tesis. Universitas
Diponegoro Semarang.

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 158
LAMPIRAN

Revitalisasi Kawasan Kumuh di Dusun Wanasari (Kampung Jawa) Denpasar Berkonsep Waterfront 159

Anda mungkin juga menyukai