Anda di halaman 1dari 132

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR


JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan


Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

MEGAN EKO SAPUTRO


C 0801026

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR


JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)

Disusun oleh

MEGAN EKO SAPUTRO


C 0801026

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds


NIP. 19770612 20012 2003 NIP. 19771027 200112 2002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Desain Interior

Drs. Rahmanu Widayat, MSn.


NIP. 19621221 199201 1001

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR


JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)

Disahkan oleh

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir


Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Tanggal 13 Mei 2009

Jabatan Nama Ttd

1. Ketua Sidang Anung B Studyanto, S.Sn, M.T. 1. ___________


132 312 874

2. Sekretaris Drs. Rahmanu Widayat, MSn 2. ___________


NIP: 19621221 199201 1001

3. Penguji I Lulu’ Purwaningrum SSn, MT 3. ___________


NIP: 19770612 20012 2003

4. Penguji II I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds 4. ___________


NIP. 19771027 200112 2002

Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret,

Drs. Sudarno, M.A.


commit198506
NIP. 19530314 to user1001

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama : Megan Eko Saputro


NIM : C 0801026

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Kolokium berjudul Perencanaan dan


Perancangan Interior “Java International Food Center Di Surakarta” adalah betul-betul
karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya,
dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam
Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari
Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, Februari 2009


Yang membuat pernyataan,

Megan Eko Saputro

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“ Semua perkara besar dapat kau tanggung


dalam DIA “

“ Barangsiapa yang menempuh suatu jalan


untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Tuhan.
akan memudahkan baginya jalan menuju Surga

“ Niat, Manajemen Waktu, dan Komunikasi “


(Penulis)

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada :


1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ibu dan Bapak tercinta yang telah mencurahkan
segala kasih sayangnya guna menjadikan anaknya
seorang yang berbakti bagi Bangsa dan Negara,
teman dan keluarga
3. Teman-temanku yang telah memberikan perhatian
dan dukungan serta semangat
4. Civitas Akademika Jurusan Desain Interior,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Semua sahabat dan teman yang telah membantu
penulis

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Interior Java International Food Center Di Surakarta ini dengan baik,
sebagai salah satu syarat kelengkapan tugas mata kuliah Kolokium ini dan sebagai
persyaratan menempuh mata kuliah Tugas Akhir.
Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan moril dalam penyelesaian tugas ini, dan
pernyataan rasa terima kasih ini juga penulis haturkan kepada :
1. Orang tua, Adik dan Sahabat yang telah mendukung dalam dorongan semangat
dan do’a selama ini.
2. Bapak Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Desain Interior.
3. Ibu Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT, selaku pembimbing Kolokium, dan Tugas
Akhir.
4. Ibu I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds, selaku pembimbing Tugas Akhir.
5. Rekan-rekan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, khususnya Jurusan Desain
Interior yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah banyak
memberikan dukungan, semangat dan perhatian terhadap penulis.
Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak
akan mendapat balasan dari Tuhan. Akhir kata, dalam penulisan dan penyusunan
Kolokium ini, masih banyak kekurangan yang penulis lakukan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang berguna untuk melengkapi kesempurnaan Kolokium ini, sangat
penulis harapkan. Dan semoga penulisan laporan ini berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Surakarta, Mei 2009

Penulis

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR


“JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER”
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)

ABSTRAKSI

Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java
International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior


Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep
perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana
merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu
sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana
menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan
tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai
ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4)
Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java
International Food Center”.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan
analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1)
Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2)
Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal
penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-
pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan
Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang
matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi
lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya
diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food
Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah
yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang
dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya
“Keraton Mangkunegaran”

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i


HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN .……………………………………………. iii
PERNYATAAN …………………………………………………………... iv
MOTTO …………………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii
ABSTRAKSI………………………………………………………………. vii
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... x
DAFTAR TABEL ….……………………………………………………... xi
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………….. 1
B. BATASAN MASALAH …………………………................... 2
C. RUMUSAN MASALAH …….………………………............ 2
D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN..…….……… 3
E. PENGERTIAN JUDUL…....…………………………............. 3
F. METODOLOGI PENELITIAN ………………………............ 4
G. MANFAAT…………………………………………………... 6
H. POLA PIKIR PERANCANGAN …………………………..... 7
I. IDE GAGASAN……………………………………………… 8
BAB II TINJAUAN TENTANG JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER
A. Pengertian Umum Tentang JIFC……………………………. 9
B. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang...………............................... 9
C. Fungsi dan Perencanaan Interior…………............................ 9

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. FASILITAS UTAMA :
a. RESTORAN
1) Pengertian Restoran………………..................... 9

2) Tinjauan Umum Resatoran……………………... 10

3) Formal Restoran………………………………… 20
21
4) Informal restoran………………………………..
21
5) jenis menu……………………………………….
D. Tinjauan Khusus Java International Food Center
1. Pengertian Java International Food Center....................... 34
a. Java Restaurant
1) Pengertian Restoran Jawa..................................... 34
2) Jenis masakan yang dijual..................................... 35
3) cara pelayanan....................................................... 35
4) Interior Restoran Jawa.......................................... 36
5) Faktor-Faktor pembentuk Interior Restoran
Indonesia............................................................... 36
2. Organisasi Ruang ............................................................. 38
a. Terpusat...................................................................... 39
b. Linear.......................................................................... 39
c. Radial.......................................................................... 39
d. Cluster........................................................................ 39
e. Grid............................................................................. 39
3. Pola Sirkulasi
a. sirkulasi pelayanan/staff............................................. 39
b. Sirkulasi tamu/ pengunjung/ costumer....................... 40
c. Sirkulasi bahan baku menjadi makanan..................... 43
4. Pertimbangan Desain
a. Bentuk........................................................................ 46
b. Unsur-Unsur Desain
1) Garis..................................................................... 40
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Motif.................................................................. 47
3) Tekstur............................................................... 47
4) Ruang.................................................................. 48
c. Warna....................................................................... 48
d. Prinsip Desain
1) Harmoni dan Keselarasan.................................. 51
2) Proporsi.............................................................. 52
3) Keseimbangan atau Balance............................... 52
4) Irama.................................................................. 52
e. Tema........................................................................ 52
5. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai....................................................................... 54
b. Dinding.................................................................... 54
c. Ceiling..................................................................... 55
6. Sistem Interior
a. Sistem Pencahayaan............................................... 56
b. Sistem Penghawaan................................................ 60
c. Akustik.................................................................. 61
7. Sistem Keamanan
a. Manusia.................................................................. 64
b. Fisik bangunan........................................................ 64
c. Peralatan dan Suasana............................................. 64
d. alam dan lingkungan................................................ 65
8. Pengisi Ruang
a. Pengertian Furnitur................................................ 65
b. Persyaratan Furnitur Lingkungan............................ 66
c. Jenis Furnitur Restoran........................................... 68
9. Bentuk dan Susunan Penataan Furnitur
a. Terpusat................................................................. 70
b. Linear..................................................................... 70
c. Radial.................................................................... 70
commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Cluster....................................................................... 71
e. Grid........................................................................... 71
10. Elemen Estetis................................................................. 72
E. STUDY LAPANGAN
1. DIAMOND RESTORAN .........…………………........ 73
a. Sejarah Singkat.......................................................... 73
b. Lokasi........................................................................ 74
c. Fasilitas...................................................................... 74
1) Hall dan Convention Center................................ 74
2) Restoran dan Bar................................................. 75
3) VIP Room........................................................... 75
4) Segmentasi Pasar................................................ 76
5) Status Usaha....................................................... 76
6) Sistem Pelayanan................................................ 76
7) Struktur Organisasi Kepengelolaan.................... 77
8) Organisasi Ruang............................................... 78
9) Elemen Pembentuk Ruang................................. 78
a) Hall.............................................................. 78
b) Restoran dan Bar......................................... 79
c) VIP Room.................................................... 79
10) Sistem Interior................................................... 80
a) Pencahayaan................................................ 80
b) Penghawaan................................................. 81
c) Akustik......................................................... 81
11) Elemen Estetis.................................................. 81
12) Furnitur............................................................ 81
2. Resto NBA …………………..................................... 82
a. Lokasi..................................................................... 82
b. Sejarah Singkat....................................................... 82
c. Menu NBA Steak.................................................... 83
d. NBA steak GERAI MAKAN Keluarga.................. 83
commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Kendala NBA steak................................................. 84


BAB III ANALISIS DESAIN
A. Programming Java International Food Center di Surakarta
1. Pengertian tentang Java International Food Center…… 85
2. Analisa Lokasi dan Status Kelembagaan……………… 85
3. Struktur Organisasi……………………………………... 87
4. Pelaku Kegiatan………………………………………… 88
a. Aktivitas Pengunjung……………………………….. 88
b. Aktivitas Pengelola…………………………………. 88
5. Sistem Operasional…………………………………… 89
6. Program kegiatan/aktivitas dan Kebutuhan Ruang…….. 89
7. Program Ruang…………………………………………. 90
8. Kapasitas Besaran Ruang……………………………….. 91
9. Sistem Sirkulasi Pengunjung………………………….... 92
10. Sistem Sirkulasi Ruang…………………………………. 93
11. Hubungan Antar Ruang………………………………… 94
12. Zooning dan Grouping………………………………….. 95
B. KONSEP PERANCANGAN
1. Ide Gagasan…………………………………………….. 95
2. Tema……………………………………………………. 96
3. Suasana Ruang…………………………………………. 96
4. Penataan Ruang………………………………………… 97
5. Aspek Pembentuk Ruang………………………………. 97
6. Aspek, Bentuk, Warna dan Penataan Bahan…………… 98
7. Aspek Interior Sistem………………………………….. 10
8. Aspek keamanan……………………………………….. 3
BAB IV KESIMPULAN 10
A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD 4
CENTER…………………………………………………….
1. Definisi Food Center……………………………………
2. Definisi Java International Food Center……………….. 10
commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Konsep Perancangan Java Interior Food Center……………. 5


1. Tema Interior……………………………………………. 10
2. Organisasi Ruang……………………………………….. 5
3. Program Ruang…………………………………………. 10
4. Hubungan Antar Ruang………………………………… 6
5. Sistem Sirkulasi…………………………………………. 10
6. Zonnng Grouping……………………………………….. 6
7. Komponen Pembentuk Ruang………………………….. 10
8. Interior Sistem………………………………………….. 6
9. Sistem Keamanan………………………………………. 10
C. SARAN……………………………………………………... 7
10
8
10
9
10
9
11
1
11
1
11
2
11
3
11
4

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan1 Skema Pola Pikir 7


Bagan 2 Ide Gagasan 8
Bagan 3 Standar Operasional Pelayanan 24
Bagan 4 Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer 43
Bagan 5 Skema sirkulasi bahan baku sampai menjadi makanan 45
Bagan 6 Struktur Organisasi Kepengelolaan 77
Bagan 7 Organisasi Ruang 78
Bagan 8 Struktur Organisasi 87
Bagan 9 Skema Aktivitas Pengunjung 88

Bagan 10 Aktifitas pengelola pelayan 88

Bagan 11 Aktifitas pengelola Security 89

Bagan 12 Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service 89


commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang……………………………… 9


Tabel 2 Sirkulasi Radial dan Spiral..………………….......................... 42
Tabel 3 Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 45
Tabel 4 Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna.............................. 83
Tabel 5 Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ………….. 90
Tabel 6 Analisa pendekatan besaran ruang............................................. 92
Tabel 7 Aspek Pembentuk Ruang Restaurant ……………..………….. 95
Tabel 8 Aspek Pembentuk Ruang coffe shop ………………………….. 98
Tabel 9 Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 101
Tabel 10 Tabel karakteristik warna dan efek warna................................... 103
Tabel 11 Aspek Interior Sistem Lobby...................................................... 103
Tabel 12 Aspek Interior Sistem Restoran.................................................. 103
commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 13 Aspek Interior Coffe Shop.......................................................... 104


Tabel 14 Komponen Pebentuk Ruang lobby……………………………. 111
Tabel 15 Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop ………………………... 112
Tabel 16 Aspek Interior Sistem Lobby..................................................... 113
Tabel 17 Aspek Interior Sistem Restoran................................................. 113
Tabel 18 Aspek Interior Coffe Shop......................................................... 113

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pola Sirkulasi ………………………………………………… 42


Gambar 2 Pola Sirkulasi..…………………............................................... 43
Gambar 3 Furniture Restoran……………………….................................. 68
Gambar 4 Bentuk dan skema penataan furniture……................................ 70
Gambar 5 Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………………. 70
Gambar 6 Bentuk dan Skema Penataan Furniture...................................... 71
Gambar 7 Bentuk dan Skema Penataan Furniture ……………..……… .. 71
Gambar 8 Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………..……… 72
Gambar 9 Site Plan..................................................................................... 86
Gambar10 Organisasi Ruang Terpusat........................................................ 94
Gambar11 Hubungan Antar Ruang............................................................. 94
Gambar12 Zooning Grouping...................................................................... 95
commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar13 Organisasi Ruang Mengelompok.............................................. 107


Gambar14 Hubungan Antar Ruang ……………………………………. 109
Gambar15 Pola Sirkulasi Radial ………………...………………………... 109
Gambar16 Sirkulasi...................................................................................... 110
Gambar17 Zonning Grouping...................................................................... 111

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR


“JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER”
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)

ABSTRAKSI

Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java
International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior


Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep
perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana
merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu
sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana
menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan
tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai
ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4)
Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java
International Food Center”.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan
analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1)
Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2)
Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal
penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-
pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan
Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang
matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi
lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya
diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food
Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah
yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang
dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya
“Keraton Mangkunegaran”

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat

segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam

bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan

bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar

belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat

praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center.

Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan

makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam

food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara

makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu

yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah

salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan.

Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah

tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk.

Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah

,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan

keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai

keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai

pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan

makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
commit to user

1|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan

ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya.

Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era

globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi

masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai

macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java

International Food Center.

B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang akan di bahas ditekankan pada perancangan interior yang

memenuhi kebutuhan para pengguna JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE, yaitu :

1. Perancangan interior ruangan berdasarkan nuansa JAWA.

2. Penyajian makanan lebih diutamakan pada masakan-masakan Jawa walaupun juga

disediakan beberapa makanan luar JAWA.

3. Jawa yang dimaksudkan disini lebih cenderung ke kota Solo dan Jogkakarta.

4. Pada perancangan interior lebih ditonjolkan di ruang lobby dan restorannya.

5. Perencanaan dan perancangan interior yang meliputi perencanaan program ruang,

pembentukan ruang, maupun perancangan komponen interior dan interior system,

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan dari para penikmat

makanan/seni di kota solo dan sekitarnya Sebagai orientasi perancangan perencanaan

interior.

C. RUMUSAN MASALAH

Dari perencanaan” Java  International  Food  Centre” maka ditemukan masalah-

masalah yang perlu dipecahkan yaitu antara lain adalah :

1. Bagaimana mewujudkan Perancangan interior berdasarkan nuansa JAWA.

commit
2. Bagaimana menyajikan makanan dalam to user
kesan dan nuansa JAWA.

2|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN

1. Tujuan dari perencanaan JIFC adalah:

a. Memberikan tempat pusat makan yang praktis dan efisien.

b. Memberikan fasilitas dari berbagai sarana untuk makan, minum, santai dan

hiburan bagi masyarakat kota solo dan wisatawan.

c. Membuat satu wadah untuk menampung berbagai macam restoran, café shop, fast

food dan ditambah show room, souvenir corner, seating area di kota Solo.

d. Membangkitkan kembali cita rasa ruang dengan nuansa Jawa.

2. Sasaran dari perencanaan JIFC adalah:

a. Sasaan prancangan :

1) Perencanaan Java International Food Center direncanakan di Kota Solo.

2) Perencanaan Java International Food Center lebih ditekankan pada masalah

perancangan interiornya yang bernuansa Jawa.

b. Sasaran pengunjung :

1) Sasaran konsumen atau pengunjung secara umumnya adalah seluruh

wisatawan asing dan domestik sedang secara khusus adalah masyarakat kota

Solo sendiri.

2) Seluruh masyarakat kota Solo dan para wisatawan asing/domestik.

E. PENGERTIAN JUDUL

Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat

penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.

Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.

Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya

adalah makanan/masakan.
commit to user

3|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya

adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 )

Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA  INTERNASIONAL  FOOD  CENTRE adalah

pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini

adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa

JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi

internasional.

Kesan jawa pada JIFC ini di aplikasikan pada detail intreriornya antara lain pada:

1. Lantai

Tampilan warna-warna soft seperti coklat, magenta, krem, dan warna-warna

soft yang lainya dan pemilihan ornament/tekstur Jawa pada lantai.

2. Tembok

Selain menggunakan bahan beton pada tembok juga digunakan kayu, triplex

dan bambu.

3. Ceiling

Pada atap nuansa Jawa diaplikasikan denan tanpa penggunaan internit

dibiarkan apa adanya hanya memainkan lightingnya saja, seperti pada pendopo pada

umumnya.

F. METODELOGI

Metodologi untuk penulisan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Metodologi Penulisan

a. Metode Observasi

Suatu kegiatan observasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

studi lapangan atau pengamatan, wawancara, studi literatur ( buku, koran,


commit to user

4|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

majalah) serta media lainnya yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai

sehingga mampu untuk meyelesaikan masalah.

b. Analisa

Kegiatan menganalisa data data yang diperoleh dari hasil observasi

disertai pertimbangan dari kajian teori. Setelah mendapatkan hasil analisa,

selanjutnya dibuat alternatif. Pada tahap akhir ditarik sebuah kesimpulan.

2. Sistematika Pembahasan

a. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupaan paparan awal terhadap masalah yang akan

dipecahkan. terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan serta Sasaran.

b. BAB II LANDASAN TEORI DAN STUDI LAPANGAN

Landasan Teori berisikan kajian teori mengenai perencanaan dan

perancangan sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan. Sumber kajian

berasal dari buku, majalah , koran serta media media lain yang relevan serta

mendukung teori dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

Studi Lapangan merupakan laporan hasil observasi langsung dari

lapangan.Laporan serta data data hasil studi lapangan ini akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk melakukan analisa

c. BAB III ANALISA

Merupakan analisa berdasarkan hasil kajian teori serta data data dari

observasi di lapangan.Hasil analisa ini merupakan dasar dari konsep perencanaan

dan perancangan yang ingin dicapai.

d. BAB IV KESIMPULAN

commit to user

5|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berisi kesimpulan dari hasil analisa yang merupakan konsep dari

perencanan dan perancangan yang akan dilaksanakan.

G. MANFAAT

Manfaat dari perancangan Java International Food Center ini adalah :

1. Bagi disainer penelitian ini bermanfaat untuk membantu disainer dalam melakukan

perancangan interior, dan dapat mempermudah dalam menganalisa permasalahan

yang ada sebelum melangkah dalam perancangan dan perencanaan proyek yang

sebenarnya.

2. Bagi masyarakat dapat berguna untuk menambah pengetahauan dan pandangan

mengenai hal yang berkaitan interior, sehingga mereka dapat ikut berperan serta dan

berpendapat dalam usaha perancangan food center.

3. Bagi dunia pendidikan dapat bermanfaat sebagai penambah ilmu pengetahuan, dan

wawasan bagi para pengajar maupun mahasiswanya terutama dalam

bidang arsitektur ataupun interior.

H. SKEMA POLA PIKIR

commit to user

6|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ide / Gagasan

Obyek perancangan

Kajian Teori Permasalahan Data Lapangan

Asumsi perancangan Analisa Norma desain

Alternatif Desain

Kesimpulan Desain

Penerapan desain

Perancangan

Bagan 1. Skema Pola Pikir.

I. IDE GAGASAN
commit to user

7|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan

umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton Mangkunegaran

Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.

JAWA

SOLO JOGJA

MANGKUNEGARAN

RAGAM HIAS
DAN ASPEK
SUASANA

Bagan 2. Skema Ide Gagasan.

BAB II

commit to user

8|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

TINJAUAN TENTANG JAVA INTRNASIONAL FOOD CENTRE

A. PENGERTIAN UMUM TENTANG JIFC

Java Di Indonesia dikenal dengan nama jawa yaitu nama salah satu
pulau di Indonesia yang beriklim tropis.

Internasional Kumpulan dari dua Negara atau lebih.

Food Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia


adalah makanan.

Centre Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia


adalah pusat/tengah

B. AKTIVITAS DAN KEBUTUHAN RUANG

Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Mencari informasi Front Desk (resceptionist)


Memesan menu atau masakan
Memesan tempat duduk
membayar Kasir
Pengunjung Makan/minum Resto/coffe shop/fast food
Ke toilet Toilet
Duduk menunggu Seating area

Memasak Dapur
Pengelola Melayani Seluruh JIFC
Membersihkan
Administrasi Kantor

Tabel 1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

C. FUNGSI DAN PERENCANAAN INTERIOR

1. FASILITAS UTAMA :

a. RESTORAN

1) Pengertian Restoran :

a) Resto berasal dari kata “restaurant” yang berarti rumah makan untuk
commit to) user
umum. ( Hoeve Kolokium,Lalita
9|Page
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Bahwa sesungguhnya restaurant dapat digolongkan ke dalam pengertian

pertokoan, dimana restoran dalam bentuk apapun merupakan perdagangan

khusus dalam bidang makanan dan minuman.

c) Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasikan secara

komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik berupa makan

maupun minum.

d) Penggabungan dari beberapa resto dan café dalam satu area akan

memberikan daya tarik yang lebih dari pada berdiri sendiri.

e) Diambil dari bahasa Inggris : restaurant, artinya menurut Webster’s new

world, college dictionary a place where eals can be bought and eaten and

eating house. (suatu tempat dimana makanan dapat dibeli dan dimakan dan

rumah makan)

f) Menurut Marsum WA. Kolokium,Lalita restaurant adalah suatu tepat atau

bangunan yang diorganisasikan secara komersil mennyelenggarakan

pelayanan dengan baik berupa makan maupun minum.

g) Menurut Lawson Kolokium,Lalita restauran adalah suatu bangunan yang

didalamnya terdapat kegiatan memberi atau untuk pelayanan kepada

pengunjung atau langganan.

h) Restoran adalah rumah makan. KBBI edisi ke 2 hal 838.

2) Tinjauan umum restoran

a) Sejarah restoran :

Pertama kali muncul di Denmark pada tahun 12000 SM ruangan

dapur besar suku bangsa Denmark yang digunakan untuk memasak dan

menyiapkan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan

secara bersama-sama. commit


Tahun to userSM berdiri cabaret pertama yang
4000

10 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

digunakan untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan

berkembang.

Tahun 1200 SM di London terdapat beberapa warung yang

menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun

kemudian warung-warung berkebang menjadi restoran dengan fasilitas dan

pelayanan yang semakin meningkat.

Pada abad 16, ketika Chetrine Dere Eideis menikah dengan Henry

II, ia membawa juru masak dari Italia untuk memperbaiki keahlian

memasak di lingkungan istana. Begitu juga Oliver de Serres, dia

membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan kepada staff para

ahli masak Raja Louis XIV.

Tahun 1765 onsier Boulanger membuka restoran soup di kota

bertuliskan “ venite admes ons qui stomacho laboratoratis el egao

restaurabu vos “ yang artinya datanglah anda semua kepada saya, bagi

perutnya keroncongan karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda.

Tulisan ini mampu menarik perhatian orang-orang yang lewat untuk

masuk ke restoran soupnya yang diberi nama “ le restayrant divin”

b) Tujuan restoran

Dari berbagai penjelasan tentang pengertian restoran, terdapat

empat aspek dasar keberadaan restoran, antara lain :

(1) Perdagangan, keperluan yang terutama dari bangunan adalah

penjualan dan pelayanan kepada pelanggan dari jenis produknya.

(2) Keuangan, kelancaran dari belangsungnya kegiatan merupakan

perputaran dari biaya penanaman modal.

commit to user

11 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3) Kedudukan, pengoperasian yang utama adalah menyajikan

berbagai jenis makanan dan penapilan suasana ruang restoran.

(4) Kepraktisan, penyusunannya menarik perhatian, penyajian dan

pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat memberikan

kepuasan.

c) Klasifikasi restoran

Pengklasifikasian jenis-jenis restoran ini berdasarkan 4 unsur yang

memegang peranan utama, yaitu :

1) Jumlah konsumen/orang

(a) Restoran kecil

1) Kurang dari 10 orang.

2) Perorangan.

(b) Restoran sedang

1) Antara 10-30 orang

2) Perorangan

3) Kolektif

(c) Restoran besar

1) Lebih dari 30 orang

2) Kolektif

2) System pelayanan

(a) Sistem pelayanan dan jenis masakan menurut Lawson 1973:31

1) Snack bar service

Terbatas pada makanan dan minuman yang disediakan

di etalase dan dibawa pembeli ke meja atau makan di bar.


commit to user

12 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Konsep dari snack bar ini dikembangkan untuk diadaptasi pada

situasi yang berbeda-beda, yaitu :

a) Public bar catering

b) Sandwich bar catering

c) Coffe bar

2) Self service cafeteria

Self service menyediakan berbagai keuntungan antara

lain :

a) Efisiensi tenaga pelayanan.

b) Pelayanan terhadap pesanan pengunjung yang datang

bersamaan dapat dipercepat.

c) Mudah untuk memilih makanan dan counter service jadi

alat untuk memamerkan makanan.

Dan kerugiannya adalah ruang yang dibutuhkan dan

sirkulasi cukup besar.

3) Counter service

Menyediakan pilihan makanan yang lebih beragam dan

lebih mahal yang telah siap dihadapan pengunjung untuk

dipesan. Tujuannya untuk menghemat tenaga pegawai serta

tidak memerlukan dapur luas, karena bahan-bahan makanannya

telah disiapkan terlebih dahulu.

4) Coffee shop service

Coffee shop pada umumnya menyediakan pelayanan

pada meja dengan berbagai pilihan makan ringan dan minuman


commit
yang diantarkan to user
dengan berbagai pilihan makanan ringan dan

13 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

minuman yang diantarkan dengan menggunakan trolley. Coffee

shop termasuk dalam pelayanan cepat, Dimana kegiatannya

dimulai dari pagi hingga malam hari, atau bahkan di buka 24

jam.

5) Buttery bar service

Jenis ini adalah pengembangan dari konsep counter

service. Restoran ini dibuka satu atau dua kali dalam sehari

pada waktu siang dan malam hari. Pada buttery bar, makanan

dapat diambil pada meja pelayanan tapi umumnya diantar ke

meja.

6) Speciality restaurant

Dalam speciality restaurant ditekankan pada :

a) Gaya penyiapan dan penyiapan makanan yang diambil dari

karakter suatu daerah tertentu.

b) Spesialisasi pada bahan makanannya.

Perancangannya disesuaikan dengan ke-spesial-an

restoran tersebut.

7) Traditional restaurant

Masakan pada traditional restaurant disajikan dari

dapur ke meja pengunjung oleh pelayan. Meja-meja ditata

menyebar dengan kapasitas untuk berdua, berempat atau

kelompok yang lebih besar.

Ragam dari masakan yang disediakan biasanya sangat

banyak dan dapurnya besar walaupun sebenarnya dapat

commit to user

14 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dihemat dengan menyederhanakan metode penyiapan masakan

dan pemilihan peralatan.

8) Banquet service

Adapun syaratnya sebagai berikut :

a) Fleksibilitas tata ruang pada ruang makan.

b) Kemampuan untuk menampung dan melayani pengunjung

yang datang dalam jumlah besar pada saat yang sama.

c) Memiliki akustik, pencahayaan, air conditioning yang baik.

d) Peralatan khusus untuk menyediakan makanan dan

minuman secara cepat dan baik.

9) Entertainment dinning

Restoran sekaligus tempat hiburan. Interior ruangan

diancang untuk menciptakan suasana tertentu dengan

menggunakan kombinasi dari tata letak kursi dan meja, lampu,

warna dan dekorasi. Kursi dan meja ditata secara berkelompok

untuk menjaga privasi. Penyediaan perlengkapan untuk

hiburan, termasuk panggung dan dance floor, akan berpengaruh

pada tata letak furniture. Data juga disediakan lantai

mezzanine.

10) International restaurant

International memiliki mutu dan kualitas tinggi dalam

pengelolaannya, sehingga pada proses pengolahan dan

penyiapan makanan serta pemilihan bahan dan

penyimpanannya, kesemuannya harus memperhatikan standar

kesehatan commit to user


(hygienis) demikian juga dengan sistem

15 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

manajemennya yang harus terkoordinir dengan baik.

International restaurant dilihat dari :

a) Internasional dalam jenis menu

Menu-menu yang disajikan adalah menu-menu dari

bebagai manca negara.

b) Internasional dalam sistem pelayanan

Menetapkan standar pelayanan bagi pengunjung

sama setingkat seperti pelayanan hotel berbintang lima

(standar internasional) sehingga para pelayan restoran ini

pun tidak sembarangan, melainkan harus mengikuti training

terlebih dahulu untuk bisa memberikan pelayanan yang

maksimal bagi kepuasan pengunjung. Pada umumnya

bentuk pelayanan restoran internasional membutuhkan

cukup banyak pelayan untuk melayani pengunjung.

c) Internasional dalam besaran skala kapasitas pengunjung

Dilihat dari bentuk restoran yang tentu saja harus

berskala besar untuk menampung banyak pengunjung

sekaligus dalam saat yang besamaan. Biasanya restoran ini

juga meiliki fungsi ganda sekaligus tepat untuk

mengadakan pesta / pertemuan, dll.

d) Internasional dalam kualitas

Memiliki kualitas tinggi pengelolaannya. Sehingga

pada proses pengolahan dan penyiapan makanan serta

pemilihan bahan dan penyimpanannya, kesemuannya harus

commitstandar
memperhatikan to userkesehatan (hygienis)

16 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada umumnya restoran semacam ini menyediakan

hiburan bagi pengunjung untuk pengelolaan restoran seperti ini

memiliki sistem manajemen yang terkoordinir.

(b) Sistem pelayanan dasar restoran menurut Marum WA, yaitu:

1) Table service

Table service adalah suatu pelayanan makanan diatas

meja. Jenis pelayanan banyak ragamnya yang besifat resmi

hingga tidak resmi. Jenis pelayanan yang ditawarkan akan

ditentukan oleh jenis menu yang ada dengan keahlian dan

keterampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan

keeksklusifannya serta pangsa pasar yang akan diraih.

Macam-macam table service:

a) English service/Family service

English service/familiy service dapat juga disebut

butler-style service. Kekhasan yang menonjol dari

pelayanan ini adalah bahwa makanan sudah dipersiapkan

dan dibawa ke meja dengan serving platters atau serving

bowls. Host yang bertanggung jawab (incharge) pada

pelayanan, host/waiters yang memotong daging, mengatur

hidangan di piring, kemudian mengedarkan hidangan itu di

piring, kemudian mengedarkan hidangan tersebut kesemua

atau hanya mengambil sendiri. (Menurut team BPLP

1993:32)

b) French service

commit to user

17 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sifatnya formal dengan pelayaran mewah

penyajiannya dengan kereta dorong (gueridon).

Penyajiannya:

(1) Captain waiter menyerahkan learan order kepada waiter

kemudian ke juru masak agar menyiapkan bahan

mentah / setengah jadi.

(2) Captain waiter memasak, mengatur ke piring panas,

memberi garnish dan menata hidangan hingga siap di

hidangan.

(3) Setelah makanan disajikan pada piring panas, segera

dihidangkan ke tamu oleh waiter dari sebelah kanan

pelanggan dengan tangan kanan.

(4) Clear up peralatan makan dilakukan dari sebelah kanan

tamu kecuali untuk B & B plate, finger bowl dan salad

bowl diambil dari sebelah kiri dengan tangan kiri.

(5) Service semua minuman dari sebelah kanan dengan

sedangkan tangan kiri membawa nampan.

(6) Clean up gelas dari sebelah kanan dengan tangan kanan

(Soekresno, Manajemen Food & Beverage Service

Hotel. Kolokium,Lalita)

c) Russian service

Merupakan modifikasi dari French service.

Penyajiannya :

(1) Menggunakan dinner plate kosong yang sudah

commitdan
dipanaskan to user
dibawa oleh pramusaji dan diletakan

18 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diatas meja dan sebelah kamar pemesanan dengan

tangan kanan.

(2) Makanan yang telah siap, dibawa oleh pramusaji dari

dapur ke side stand dengan menggunakan piring oval.

(3) Pramusaji membawa makanan yang disajikan dalam

piring oval dengan tangan kiri. Sementara tangan kanan

membawa sevice set untuk menyajikan.

(4) Clear up peralatan akan dan minum dilakukan dari

sebelah kanan dengan tangan kanan.

d) American atau plate service

Biasa digunakan di amerika, pemorsian makanan

sudah dilakukan waktu di dapur. Para pelayan mengambil

makanan di piring yang sudah diporsi tersebut lalu disajikan

kepada tamu. Jenis pelayanan ini mudah dan praktis, tidak

melibatkan banyak personil dan tidak memerlukan banyak

tempat yang luas. American atau plate service data

digunakan ada restoran yang berskala kecil, sedang dan

besar. (Martinus A. Kolokium,Lalita)

2) Counter service

Suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu yang

datang terus duduk di counter. Apabila makanan dan minuman

yang dipesannya sudah siap makan akan disajikan kepada tamu

di atas counter oleh waiter, waitress atau oleh juru masaknya

sendiri.

3) Formal restoran commit to user

19 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola

secara komersial dan professional dengan ciri pelayanan uang

eksklusif. Ciri-cirinya adalah :

(a) Pelanggan diterima dengan system pemesanan tempat telebih

dahulu.

(b) Pelanggan yang datang biasanya datang dengan pakaian yang

formal.

(c) Menu yang disediakan adalah menu-menu klasik / menu spesial

eropa.

(d) System yang dipakai adalah Russian service French service atau

modifikasi dari kedua table service tersebut.

(e) Disediakan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan.

(f) Pelayanan untuk makan malam atau makan siang.

(g) Menyediakan berbagai minuman bar secara lengkap.

(h) Hiburan life music dan dance floor dengan suasana yang eksklusif.

(i) Harga relative tinggi dibandingkan dengan restoran informal.

(j) Penataan bangku dan kursi lebih luas untuk dapat dilewati

gueridon.

(k) Tenaga relative lebih banyak, satu pramusaji untuk melayani 4-8

pelanggan.

(l) Contohnya antara lain : members restaurant, super club, main

dining room, executive restaurant, dll.

4) Informal restoran

Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola


commit to user
secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan
20 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih

berganti pelanggan.

Ciri-cirinya adalah :

(a) Harga relative murah.

(b) Penerimaan pelanggan tanpa pemesanan tempat.

(c) Pakaian yang digunakan para pelanggan biasanya tidak formal.

(d) System penyajiaannya menggunakan American service, bahkan self

service ataupun counter service.

(e) Tidak menyediakan life music.

(f) Penatan meja dan kursi cukup rapat.

(g) Daftar menu oleh pramusaji tidak di presentasikan keadaan tamu

atau pelanggan namun diamang di counter / langsung di setiap

meja makan untuk mepercepat proses pelayanan.

(h) Membatasi menu kepada menu yang relative cepat selesai dimasak.

(i) Tenaga yang digunakan relative standar, satu orang pramusaji

untuk melayani 12-16 pelanggan.

(j) Contohnya adalah : café, fast food restaurant.

5) Jenis menu

Ada beberapa jenis menu yang dipergunakan di dalam

restaurant antara lain :

(a) Ala carte’

A la carte’ adalah daftar makanan di dalam menu yang

mana masing-masing jenis makanan dapat diorder, dipersiapkan

dan diberi harga yang terpisah. Pada jenis menu seperti ini tersedia
commit to user

21 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

daftar makanan yang dari makanan pembangkit selera, makanan

utama, dan makanan penutup dan juga jenis-jenis minuman

lainnya. (Dennis R & Jhon A, Kolokium,Lalita)

(b) Table d’ hote

Table d’ hote adalah makanan dengan harga tetap. Suatu

makan lengkap yang digambarkan sebagai satu set menu. Sebagai

perbandingan adalah bahwa menu ala carte’ harganya permasing-

masing makanan yang dipesan. Pada table d hote’ ini satu set

lengkap makanan. Dimulai dari makanan pembuka, makanan

utama dan makanan penutup. Dari masing-masing bagian tersebut,

terdapat beberapa pilihan hidangan, biasanya ada tiga atau empat

macam hidangan. Tamu dapat memilih masing-masing kelompok

dari table d hote’ menu tersebut.

(c) Set menu

Set menu adalah menu pilihan yang biasanya bukan untuk

diner, hanya menawarkan sedikit pilihan set menu biasanya

diadakan pada

(d) Plate de Jour / Special to Day

Plate de Jour / Special to Day adalah menu yang disediakan

oleh restaurant sebagai menu utama pada hari itu. Jenis hidangan

ini tidak tercantum dalam menu pada setiap harinya. Hal ini

bertujuan untuk menimbulkan suasana baru dan menghilangkan

rasa bosan tamu terhadap menu-menu yang ada.

(e) Buffet menu

commit to user

22 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Daftar beberapa paket makanan dipilih. Setiap paket terdiri

dari beberapa macam appetizer, satu atau dua macam soup,

beberapa macam main course dan beberapa dessert. Makanan

disajikan diatas meja panjang dengan dekorasi menarik dan para

tamu dipersilahkan mengambil sendiri makanan yang disukai,

harga yang dikenakan dihitung rata-rata per orang tanpa

memperhitungkan banyak sedikitnya porsi makanan yang diambil.

d) Standar Operasional Pelayanan


COSTUME COSTUME COSTUME
R R R
PROCESS PROCESS PROCESS

DECISION
commit to user
OPENING PURCHASI
NG &
23 | P a g e
PREPARIN STORING &
ISSUING

ARRIVING GRETING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bagan 3. Skema Standar Operasional Pelayanan

e) Pelaku Kegiatan

(1) Pengunjung / Tamu

Ada beberapa macam pengunjung / tamu dalam restoran, yaitu :

(a) On a Budget (Budgeting Guest) yaitu tamu dengan uang pas-pasan.

(b) On a Diet (Dieting Guest), yaitu tamu yang sedang diet baik

disebabkan penyakit ataupun karena sebab lain.

(c) The Hurried Guest, yaitu tamu yang terburu-buru dan hanya

mempunyai sedikit waktu untuk makan.


commit to user

24 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(d) The Guest Hwo Is Alone, tamu yang dating sendiri / Kesepian.

(e) The Undecided Guest, yaitu tamu yang segan-segan menentukan

pilihannya, karena merasa tidak yakin apa yang akan dipesan.

(f) Young Couples Guest, yaitu pasangan tamu yang masih muda.

(g) Fixed Couples Guest, yaitu pasangan campuran dimana umurnya

tidak sama dan dari tingkatan yang berbeda.

(h) Mature Couples, yaitu pasangan tamu yang umurnya sudah tua.

(i) Female Guest, yaitu tamu wanita dan biasanya macam-macam

kesukaannya. Pada dasarnya tamu wanita tamu wanita terbagi

menjasi 3 golongan menurut kesukaannya : Slim Girl, Tailored

Girl, frill/Fancy Girl.

(j) Ma’e guest, yaitu tamu laki-laki.

(k) Not Hungry Guest, yaitu tamu yang tidak begitu lapar.

(l) The Timed or Unsure Guest, yaitu tamu yang malu atau kesepian.

(m) The Druken or Slightly Old Guest, yaitu tamu pemabuk.

(n) Over familiar Guest, yaitu tamu yang terlalu familiar.

(o) The Gruff Guest, yaitu tamu yang kasar.

(p) The Noisy Trouble Maker, yaitu tamu yang suka membuat

keributan.

(q) The Blind Guest, yaitu tamu yang buta.

(r) The Handicaped Guest, yaitu tamu yang cacat.

(s) The Late Customer, yaitu tamu langganan yang dating terlalu

terakhir.

(t) The Early Customer, yaitu tamu langganan yang datang terlalu

awal.
commit to user

25 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(u) Guest With Children, yaitu tamu-tamu bersama anak-anak.

(v) Animals Pets, yaitu binatang kesayangan.

(Marsum WA, Kolokium,Lalita)

(2) Pengelola

(a) Restaurant Manager, memimpin kegiatan dan bertanggung jawab

atas kelancaran operasional restoran secara keseluruhan.

(b) Head Waiter, bekerja sama dan membantu pekerja Manager dan

bertindak mewakili manager apabila berhalangan hadir.

(c) Captain, mengawasi dan membagi tugas pengoperasian kepada

para waiter serta memimpin para Waiters melakukan tugas

penyajian makanan dan minuman secara baik, benar dan

professional.

(d) Bartender, mengelola area pengoperasian bar mulai dari persiapan,

penyajian minuman, pengiventarisan stok dan peralatan sampai

dengan pembersihan.

(e) Cashier, mengelola area kasir, menerima pembayaran,

pengembaian uang, mencatat transaksi, meneliti dan membuat

laporan.

(f) Greeter, menerima dan mencatat pemesanan tempat serta

memasang tanda pada meja yang telah dipesan. Menyambut

kedatangan pelanggan dan membantu memilihkan tempat duduk

serta melayani pelanggan, kemudian menginformasikannya kepada

Captain.

(g) Waiter, mengatur layout dan seting meja makan, melayani

pelanggan serta melakukan tugas operasional yang lain.


commit to user

26 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(h) Operator, mengelola kegiatan operasional sehubungan dengan

sound system.

(i) Lighting Man, mengatur kegiatan operasional pencahayaan,

mengganti dan memperbaiki lampu serta membuat laporan secara

berkala.

(j) Housmen, menjaga kebersihan area restoran dan area service,

menyiapkan meja dan kursi yang tidak di pakai di gudang serta

melakukan pengecekan apabila ada kerusakan dan mengirimnya ke

bagian perbaikan, membuat laporan secara berkala.

(k) Chef de Partie, bertanggung jawab pengoperasian dapur restoran

kepada executive chef dan bekerja sama dengan head waiter dalam

pengawasan dan pengendalian staf service maupun staf produksi.

(l) Assistant chef de Partie, membantu tugas chef de partied an

menggantikan fungsi chef de partie pada saat tidak di tempat.

(m) Cook, mengontrol, mengatur, mengolah makanan sesuai order.

(n) Assistant Cook, membantu tugas cook.

(o) Steward Supervisor, memimpin bekerja sama dengan dishwasher

dalam melakukan tugas menyediakan, merawat, dan menyimpan

peralatan restoran.

(p) Diswasher, membersihkan dan menjaga area dapur serta

menyediakan peralatan yang diperlukan.

f) Standar tata ruang

Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang

memadai agar dapat memberikan dukungan pengelola maupun pengunjung

dalam melakukan aktivitasnya. Tata ruang restoran dirancang sesuai


commit to user

27 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan mempertimbangkan aktivitas atau siklus kegiatan operasional

mulai dari penerimaan sampai penyajian.

(1) Komponen Utama Restoran

(a) Restaurant Area

(b) Kitchen Area

(c) Area bar

(d) Steward Area

(e) Parking Area

(f) Employee Area

(g) Store Room

(h) Garbage Area

(i) Toilet

(j) Area Ibadah

(2) Persyaratan Ruang Restoran

(a) Ruang Depan (Front Area)

Ruang depan adalah ruang-ruang yang mempunyai fungsi

dan kegiatan yang diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai

daerah pelayanan, seperti restoran, bar, cooktail louge, ruang

parkir, tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Persyaratan ruang restoran meliputi :

1) Luas area memenuhi standar.

2) Penyekat antara restoran dan dapur tahan terhadap api.

3) Tersedianya pintu dan tangga darurat.

4) Terpasang alat deteksi kebakaran

5) Pintu masuk pelanggan terpisah dengan pintu masuk pegawai.


commit to user

28 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6) Cukup penerangan

7) Sirkulasi udara memadai

8) Bersih, rapi dan memenuhi syarat kesehatan.

9) Lay out ruangan mudah dirubah.

10) Mudah dalam perawatan.

(b) Ruang Belakang (Back Area)

Ruang belakang adalah ruang-ruang yang mempunyai

fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan,

pengolahan produk makanan dan minuman yang mana ditentukan

oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk kain

disekelilingnya.

(3) Pedoman furniture

Karena desain dari perabot merupakan satu usaha kreatif yang

giat, pemilihan, penyusunan atau grouping ini sedikit keselarasan

disamping keindahan satu desain ruang. (Dorothy S. Devan,

Kolokium,Lalita)

Adapun furniture yang uimum digunakan pada ruang makan adalah

(a) Meja dan kursi makan

Yaitu meja dan kursi makan yang disediakan untuk tamu

yang dating berkunjung. Contoh ukuran meja dan kursi makan

sebagai berikut :

1) Bentuk dan Ukuran Meja dan Kursi

Bentuk dan ukuran meja empat sisi (Sumber: Soekresno,

Kolokium,Lalita)

commit to user

29 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bentuk dan ukuran meja bundar (Sumber: Soekarno,

Kolokium,Lalita)

Bentuk Meja dan Sofa Bar (Sumber: Soekresno,

Kolokium,Lalita)

a) Untuk ditempatkan di ruang tunggu atau untuk ditempatkan

di cocktail lounge area berfungsi hanya untuk pelayanan

minum saja.

b) Untuk dipakai 4 s/d 6 pelanggan, bukan untuk meja makan.

Meja dan Kursi Restoran Informal (Sumber: Soekresno,

Kolokium,Lalita)

c) Meja ini dipakai untuk tempat makan dan minum di

restoran informal.

d) Untuk 4 orang

e) Panjang meja 1200 mm

f) Lebar meja 700 mm

g) Tempat duduk lain yang membelakangi di rapatkan seperti

gambar

h) Penyajian makan dan minum dari samping kanan dan kiri

meja. (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita)

2) Tata letak Meja dan Kursi (Sumber: Soekresno,

Kolokium,Lalita)

a) Jalur pelayanan

b) Antara tempat duduk yang satu dengan yang membelakangi

merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak

1350 mm, panjang meja untuk dua pengunjung 850 mm.


commit to user

30 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Tinggi kursi keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm.

d) Tinggi kursi keseluruhan sampai bagian yang diduduki 450

mm.

e) Panjang dan lebar kaki kursi 450x450 mm.

f) Tinggi meja makan 730 mm.

g) Luas meja relative, dapat disesuaikan dengan banyak atau

sedikitnya jumlah tempat duduk.

h) Jarak kursi satu dengan yang membelakangi 1350 mm

sebagai jalur 2 pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji.

i) Pergeseran maju mundur kursi antara 100-200 mm untuk

kebutuhan duduk.

j) Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.

Meja Kotak dengan Tata Letak Simetris (Sumber:

Soekresno, Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 24 kursi

b) Luas ruangan 35 , panjang : 7500mm, lebar: 4600mm

c) Luas meja 0, 72

d) Luas kursi 0, 20

e) Kepadatan 1,4 pertamu termasuk jalur pelayanan pramusaji

Meja Kotak dengan Tata Letak Diagonal (Sumber:

Soekresno, Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 24 kursi

b) Luas ruangan 27 , panjang: 7500 mm, lebar: 3600 mm

c) Luas meja 0,72

d) Luas kursi 0,20


commit to user

31 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Kepadatan 0,92 pertamu termasuk jalur pelayanan

pramusaji

Meja Bundar dengan Tata Letak Diagonal (Sumber:

Soekresno, Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 24 kursi

b) Luas ruangan 18,81 , panjang: 6000mm, lebar: 3300mm

c) Diameter meja 900mm

d) Luas kursdi 0,20

e) Kepadatan 0,82 pertamu termasuk jalur pelayanan

pramusaji

Meja Panjang (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 10 kursi

b) Luas ruangan 8,57 , panjang: 3650mm, lebar: 800mm

c) Luas kursi 0,20

d) Kepadatan 0,86 pertamu termasuk jalur pelayanan

pramusaji

e) Untuk meja dan orang kepadatannya 1,1 pertamu

Jarak Antar Meja Empat Sisi (Sumber: Soekarso,

Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 28 kursi

b) Luas ruangan 21,28

c) Kepadatan 0,76 pertamu termasuk jalur pelayanan

pramusaji

d) Dengan jalur pelayanan utama dan jalur kecil

commit to user

32 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm.

(Sumber:Soekresno, Kolokium,Lalita)

Jarak Antar Meja Bundar (Sumber: Soekresno,

Kolokium,Lalita)

a) Jumlah tempat duduk 50 kursi

b) Diameter meja 1550 mm untuk 10 tempat duduk

c) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm

sebagai jalur pelayanan

d) Luas ruangan 48,8

e) Kepadatan 0,98 pertamu pelayanan pramusaji

3) Bar Counter dan Bar Stool

Bar Counter adalah kursi khusus ditempatkan di muka

bar counter, kursi tinggi dan dapat diputar. Bar stool adalah

meja penyekat antara working area dengan guest star.

Bar Conter

Tinggi : 1100mm

Lebar : 500 mmm

Bar Stool

Tinggi Keseluruhan :1150mm

Tinggi sampai alas duduk : 800 years

Tinggi sandaran duduk 350mm

Panjang alas duduk : 380 nm

Tampak Samping Bar counter dan Bar Stool (Sumber:

Soekresno, Kolokium,Lalita)

Bar Counter Sempit


commit to user

33 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Jalur pelanggan : 600mm

b) Jalur Pelayaan : 2100 mm

c) Jalur Bar Counter pada jalur pengunjng 1300 m

d) Lebar Bar Conter 500mm

D. Tinjauan khusus Java International Food Center.

1. Pengertian Java International Food Center.

Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat

penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.

Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.

Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya

adalah makanan/masakan.

Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya

adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 )

Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah

pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya

disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang

bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma

dan standarisasi intrnasional.

a. Java restaurant

1) Pengertian restoran Jawa

Restoran Jawa atau Java Restaurant biasanya termasuk dengan restoran

tradisional, namun dapat juga menjadi restoran formal. Restoran ini biasanya

mempunyai ciri khas yang terbias tampil secara fisik maupun non fisik.

Bentuk fisik yaitu berupa arsitektur / interior restoran yang penuh dengan

nuansa bentuk arsitektur/interior adat budaya dari Jawa pada khususnys Solo
commit to user

34 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan Jogjakarta, sedangkan bentuk nonfisik mencakup dalam hal jenis menunya

yang juga dari resep asli Indonesia. Beragam atau system pelayanan yang

memiliki standar internasional dan biasanya memakai pakaian adat Jawa.

Restoran ini juga memiliki kualitas dan mutu yang tinggi dalam

pengelolaannya. Demikian pula dengan manajemennya yang harus

terkoordinasi dengan baik.

Jadi Restoran Jawa adalah tempat untuk memperdagangkan makanan

dan minuman yang sesuai dengan resep asli Jawa yang didukung dengan

bentuk fisik dan non fisik pada restoran ini.

2) Jenis Masakan yang dijual

Jenis-jenis makanan yang dijual antara lain adalah makanan masakan

Jawa pada umumnya dan pada khususnya makanan khas Solo-Jogja.

3) Cara Pelayanan

Sistem pelayanannya adalah system pelayanan yang memiliki ciri-ciri

antara lain :

(a) Table Service

Table service adalah system pelayanan makanan diatas meja. Jenis

pelayanan banyak ragamnya yang bersifat resmi hingga tidak resmi. Jenis

pelayanan yang ditawarkan akan ditantukan oleh jenis menu yang ada

dengan keahlian dan ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan

keeklusivannya serta pangsa pasar yang akan diraih (Marsum WA).

(b) Dengan memberikan pakaian khas / tradisional Jawa kepada seluruh

pelayan.

(c) Pada saat pengunjung yang datang selesai memesan makanan, pelayan

kemudian memberikan makanan ringan khas Jawa, sehingga sementara


commit to user

35 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menunggu makanan datang pengunjung dapat menikmati dan mencoba

makanan ringan khas Jawa.

(d) Kecepatan dan kesigapan dalam melayani.

(e) Cara penyajian makanan dengan khas Jawa.

4) Interior Restoran Jawa

Dasar arsitektur / interior Jawa banyak terdapat pada bentuk arsitektur

/interior pada rumah-rumah Jawa atau yang lebih dikenal dengan JOGLO.

Menentukan tema dari restoran dimaksudkan untuk menciptakan atau

menghasilkan suatu ilusi yang diinginkan dengan cara mengungkapkan

penampilan tertentu di dalam desainnya. Hal ini mempunyai hubungan erat

dengan corak dan desain interiornya, sehingga dengan mudah ditangkap

maknanya oleh pengunjung /tamu.

Desain interior Restoran Jawa adalah perkembangan dari temanya

yaitu dengan mengungkapkan penampilan interiornya melalui penggambaran

suasana yang sangat kental dari budaya Jawa.

5) Factor-faktor Pembentuk Interior Indonesia

(a) Lantai

Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk

aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya dan sebagai alas

dari suatu ruang.

Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai

dipasang . bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak

menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan dan

sebagainya.

Macam letak lantai :


commit to user

36 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Basement

Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka

digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih

sedikit daripada atas.

2) Ground Floor

Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul kemungkinan lantai

akan bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka dibawah

lantai diberikan pengerasan. Biasanya digunkaan pasir untuk,

meratakan gaya yang tidka sama.

(Drs. Joko Panuwun, Kolokium,Lalita)

Lantai yang digunakan pada Restoran Jawa terbuat dari kayu atau

Parquete, dan menggunakan marmer pada detail-detail yang lain.

(b) Dinding

Dinding sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat

berhubungan dengan pemilihan bahan., sedangkan dinding sebagai

pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan

sebagai pelindung menghadap alam luar, hal ini sangat penting bagi

kebutuhan keamanan kesehatan di ruang di dalamnya.

Secara konstruksi ada tiga macam dinding yaitu :

1) Dinding pemikul, ialah suatu dinding dimana dinding tersebut

menerima beban atap atau beban lantai, maka dinding berfungsi

sebagai struktur pokok.

2) Dinding penahan adalah suatu dinding yang menahan gaya-gaya

horizontal. Biasanya dibuat untuk menjaga kemungkinan dari pengaruh

air, dingin, tanah dsb.


commit to user

37 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Dinding pengisi, ialah suatu dinding yang fungsinya mengisi bagian-

bagian diantara struktur pokok.

Dinding pada interior Jawa juga bergama, banyak menggunakan

penutup dinding antara lain gebyok, kayu, bamboo (gedek), kain, dll.

(c) Ceiling

Langit-langit mempunyai fungsi sebagai penutup ruang, juga dapat

dimanfaatkan untuk pengaturan udara panas atau ventilasi, pengaturan

lampu dan elemen-elemen mekanikal (Drs. Joko Panuwun,

Kolokium,Lalita)

Visual dan tampak permukaan pada langit-langit menjadi penting

pada penurunan tinggi ruang atau pada penaikan ceiling (missal pada hall)

Pada ruang pertemuan dan Hall langit-langit yang tinggi dianjurkan, untuk

mengatur penyebaran cahaya dan untuk menghindari kontras cahaya.

Langit-langit haruslah dapat menghindari pemantulan cahaya dari benda-

benda lain missal proyeksidan pencahayaan panggung.

(Fred Lawson Kolokium,Lalita)

Ceiling asli dengan adat Jawa kebanyakan menggunakan kayu dan

mengekpose balok rangka atap.

2. Organisasi Ruang

a. Terpusat

Pusat : suatu ruangan dominan dimana pengelompokan sejumlah ruang

sekunder ditiadakan

b. Linier

Linier : suatu urutan linier dari ruang –ruang yang berulang

c. Radial
commit to user

38 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Radial : sebuah ruang terpusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi

ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.

d. Cluster

Cluster : Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau

bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.

e. Grid

Grid : ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid structural atau grid tiga

dimensi lain.

(francis, D.K. Ching, Kolokium,Lalita)

3. Pola Sirkulasi

Membahas masalah sirkulasi, berarti berkaitan dengan manusia yang terjadi

dalam satu ruang gerak. Gerak manusia dalam ruang melibatkan arah gerak, intensitas

gerak dan jumlah manusia yang bergerak. Unsur-unsur tersebut menentukan bentuk,

dimensi dan proporsi ruang (Widagdo, Kolokium,Lalita)

a. Sirkulasi pelayanan/ staff

Sirkulasi pelayanan harus memperhatikan factor keamanan dan

kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai

pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu

obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain,

dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain.

(1987 hal. 28)

Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi

juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture.

Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran

kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for
commit to user

39 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

the staff including arrangements for table service, counter service if used and

service of drinks. (1976 hal. 10)

Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan

kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya

sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek

seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan,

1980 hal. 132)

Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah

dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan

di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari

terjadinya sirkulasi silang.

b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer

Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap

restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus

dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut

mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu

kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik

tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama.

Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang

layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin.

(Pamudji Suptandar 1982 hal. 53)

Sirkulasi tamu tidaklah jauh berbeda dengan sirkulasi pelayan. Hal ini

dituntut pula system sirkulasi secara langsung, baik lancar dan tidak terganggu

lalu lintas dalam ruang. Sehingga tidak terjadi lagi adanya sirkulasi silang yang

dapat menghambat aktivitas dalam ruang.


commit to user

40 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam kaitannya dengan sirkulasi pelayanan di dalam restoran, Hattrel

menjelaskan bahwa Restaurant circulation must be ale to find his way easily from

entrance to dinning room with lavatories, cloackroom and possibly bar easily

accessible from this route. (Hattrel, 1962 hal. 33).

Tamu harus mudah mencapai ruang makan dari jalan masuk sampai ke

tempat simpan mantel dan minum. Dengan kata lain jalur tersebu tancar untuk

dilalui. Sirkulasi tamu juga dituntut untuk aman, nyaman, serta mudah dicapai.

Menurut Francis d.K. Ching pola dasar sirkulasi dibagi menjadi :

Radial − Pengunjung dapat − sirkulasi monoton karena

memilih setiap ruang kembali ke titik

alternative ruang yang sama

yang dituju − Pengunjung harus mengerti

− Arah sirkulasi jelas arah dan fungsi ruang

Spiral − Pengunjung − Sirkulasi dapat melelahkan

dihadapkan pada pengunjung

banyaknya − Kurang efektif karena

alternative ruang pengunjung yang akan suatu

− Pola sirkulasi jelas ruang di ujung area harus

melewati ruang yang lain

Tabel. 2. Sirkulasi Radial dan Spiral

Jarak Pelayanan dan Sirkulasi (Julius Panero dan Martin Zelnik, 1979 : 226)

Tempat duduk bangket /jarak bersih yang dirrekomendasikan untuk

mendapatkan keleluasaan pribadi secara akustik dan visual

commit to user

41 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1. Pola Sirkulasi.

Agar sirkulasi tersebut lancar, nyaman, haruslah diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1) Perubahan arah harus diekspresikan dengan jelas.

2) Titik-titik llau lintas yang berkumpul diekspresikan dengan jelas

3) Pengekspresian ketinggian lantai dapat dilakukan dengan perubahan tinggi

langit-langit atau pengolahannya tipe penerangan khusus, atau kemiringan

langit-langit ruang tangga.

4) Penerangan cukup, merupakan keharusan, untuk semua sirkulasi dengan

sendirinya kebutuhan udara jangan dilupakan.

(Sri Purwaningsih, 1985)

Dengan demikian pencapaian dari ruang luar ke ruang dalam hendaknya

mempunyai identitas yang jelas dan pencapaian semacam ini berhubungan erat

dengan system organisasi ruang.

commit to user

42 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2. Pola Sirkulasi

ME
EXIT

AREA
TAMU

Ruang
Bar
Buffet
Self Service
Service
Ruang cuci tangan

Bagan 4. Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer (Sri

Purwaningsih Kolokium,Lalita)

c. Surkulasi bahan baku menjadi masakan

Bahan baku untuk makanan dan minuman mempunyai sirkulasi yang

cukup panjang, bahan baku tersebut diolah dari mulai bahan mentah sampai

menjadi masakan yang sudah siap saji.

Disini Fred Lawson mengungkapkannya secara umum, yaitu :

1) Daerah penerimaan barang (receiving area)

Fungsi utama baris pertama bahan baku restoran, bahan bakudatang

dari pasar diturunkan di tempat penurunan barang (loading platform),

pada tempat ini bahan baku makanan diteliti beratnya dan banyaknya,
commit to user

43 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dinilai kembali berapa yang harus disimpan atau berapa yang akan dikirim

langsung ke kamar potong.

2) Gudang makanan kering ( dry foof storage)

Adalah ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan baku

makanan yang berbentuk makanan kering, bumbu-bumbu. Bahan-bahan ini

berasal dari penyeleksian di ruang penerimaan barang (receiving area),

ruang ini berhawa sejuk tetapi tidak lembab, supaya bahan baku tidak

berjamur dan rusak.

3) Ruang pendingin (refrigerated food storage)

Bahan baku yang berbentuk daging, ikan dan sayur disimpan di

ruang ini supaya tahan lama.

4) Dapur

Bahan baku yang akan diolah diambil dari gudang kering atau

dari ruang pendingin dan pada dapur ini bahan baku diolah pada bagian

pertama (prelimary preparation), dibersihkan, mulai dari potong –

memotong, masak,menggoreng atau memanggang. Setelah masakan selesai

kemudian dikirim pada pengerjaan terakhir ( final food preparations),

menghias makanan dan minuman, juga diteliti kebersihan dan berapa besr

porsinya. Dari sini makanan dikirim ke bagian pelayanan (service) dan

akan menerukan ke pengunjung,

5) Area pelayanan (service area)

Pada bagian ini makanan diletakkan pada bagian counter dan palayan

akan mengambilnya, kemudian dihidangkan pada pengunjung di ruang

makan, jadi pembatas antara ruang makan dan area pelayanan hanya pada

counter saja. Akan lebih jelas lagi dengan skema 2, tahapan kerja mulai dari
commit to user

44 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bahan baku sampai masakan yang siap dihidangkan kepada pengunjung

yang memesan masakan tersebut (Fred Lawson, 1973, Kolokium,Lalita)

Daerah Gudang
Penerimaan Makanan kering Dapur
barang

Ruang Pengolahan
pendingin
daging, sayuran
dan laut

Potong-
memotong

Memasak,
menggoreng
dan
Memanggang

Pengunjung Bagian
Restoran Pelayanan Pekerjaan
Counter Terakhir

Bagan 5. Skema Sirkulasi Bahan Baku Sampai Menjadi Makanan.

4. Pertimbangan Desain

a. Bentuk

Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut :

1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk.

Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu

bentuk

2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi.

Dimensi –dimensi ini memerlukan adanya proporsi.


commit to user

45 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau

bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu

bentuk.

4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik

perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya

menimpa permukaan bentuk tersebut.

5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau

medan visual.

6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata

angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.

7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk

tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan

garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK

RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga)

b. Unsur-unsur Desain

1) Garis

Garis digunakan untuk meghasilkan arah gerak suatu obyek dan kesan

lebih panjang maupun tinggi tentang obyek tersebut.

a) Garis lurus

Garis yang memberikan kesan dingin, keras, dan lugas. Garis ini

dibedakan menjadi :

(1) Garis vertical, garis ini memberi rasa aktif dan memberikan kesan

mengarah ke atas.

(2) Garis Horizontal, garis ini membawa kesan tenang, mempunyai hubungan

erat dengan bumi, dan memberikan kesan melebar.


commit to user

46 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3) Garis Diagonal, garis ini terasa mengarah kebawah dan ke atas. Dengan

demikian garis ini memberikan kesan hidup dan tidak tenang.

(4) Garis patah-patah, garis ini memberikan kesan keras. Dan kalau

pematahan itu berulang kali terjadi akan timbul kesan ramai.

b) Garis lengkung

Garis lengkung terasa lunak dan memberikan kesan lemah gemulai.

(Fritz Wilkening, Kolokium,Lalita)

2) Motif

Motif merupakan titik tolak atau pangkal dari sebuah pola. Motif

menciptakan suatu kesenian atau tema suatu gambaran.

(RA. Tiwi Bina A & Drs. Sanusi Kolokium,Lalita)

3) Tekstur

Tekstur adalah kasar halusnya permukaan benda atau mater. Tekstur kasar

menimbulkan kesan kuat, maskulin, sedangkan tekstur adalah karakter permukaan

suatu bentuk tekstur mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh

maupun kualitas pemantulan cahaya.

4) Ruang

Ruang dapat dirasakan dengan adanya jarak antara benda-benda. Ruang

dan bentuk berhubungan karena bentuk terdapat di dalam ruang tetapi sekaligus

membentuk ruang.

c. Warna

Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk, warna

merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap

lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk yang mampu

commit to user

47 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang sangat besar dalam

tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan dari ruang.

Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan memberikan

rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak

langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara langsung

melalui kekuatan pengaruh impuls.

Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna :

a) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari

samping menghangatkan, mendekatkan, dari bawah meringankan, meningkatkan.

b) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari samping

melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman.

c) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping

menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan.

d) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan sedih,

dari bawah membebani, menarik ke bawah.

(Ernst Neufert Kolokium,Lalita)

Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang dan

suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus mempertimbangkan

dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi keadaan psikologi manusia

yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek warna terhadap psikologi manusia

(Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table karakteristik warna dan efek warna (Joseph

De Chiara, Kolokium,Lalita)

Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai.

Warna Absorbsi Daya Kesan Psikologis

Radiasi Pantul
commit to user

48 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Warna terang 0,5

− putih 88% Ringan

− hijau kebiruan 76% Dingin

− gading 81% Gembira, cerah

− Biru pastel 65% Formil, mulia

− Kuning 76% Gembira, cerah

kecoklatan 83% Lembut, formil

− Abu-abu 0,7

Warna sedang 54% Mulia

65% Gembira, cerah


− Biru kehijauan
63% Gembira, cerah
− Kuning
61% Lembut, formil
− Kuning

kecoklatan
0,9
− Abu-abu
8% Jauh, mulia

10% Terang
Warna Tua
7% Segar
− biru

− Coklat

− Hijau

Tabel 3. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai

Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh

warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan

warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi

seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi kesan

hangat dan berjiwa remaja. Warnacommit


musim to useryang bercampur abu-abu dan hitam
gugur

49 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna, adalah kesan

menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan untuk

menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau

mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot.

(Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita)

Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012)

No Kelompok Karakteristik Efek

warna

1 Merah Hangat, atraktif dalam Membuat obyek terlihat

memberi semangat, lebih besar, sebagai warna

dramatis latar membuat ruang

tampak kecil,

memfokuskan pandangan

2 Orange Hangat, akrab dengan Ringan, menghangatkan

warna merah dalam ruangang yang berkesan

memberi warna lembut. dingin

Sebagai komplemen

atau campuran yang

baik

3 Kuning Hangat, agak semangat, Menghamburkan dan

warna cahaya matahari menambah terang dengan

refleksi membuat ruangan

lebih cerah

4 Hijau Dingin, kecuali saat Ruangan tampak lebih

dicampur dengan luas, jauh membuat


commit to user

50 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

warna hangat, terang, suasana rileks.

segar

5 Biru Lebih dingin, warna Membuat ruangan lebih

penuh cinta, lebih luas. Obyek tampak kecil.

menekan Membuat lebih terang

warna kontras

6 Ungu Dingin. Tidak memberi Menambah tekanan ruang,

tekanan menghasilkan ketenangan,

suasana tenang jika

digunakan dalam tingkatan

lembut

Table 4. Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna.

d. Prinsip Desain

1) Harmoni dan keselarasan

Suatu bentuk bias dinilai harmonis bila telah menampilkan kesatuan ide.

Dengan demikian setiap unsure mendapatkan tingkat dan nilai dalam rangka

komposisi keseluruhan. Semakin berbeda dan kontras unsure-unsure dalam suatu

bentuk keseluruhan, semakin kuatlah harmoni yang tercapai.

2) Proporsi

Proporasi dan skala mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu

desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Hubungan benda-benda

dari berbagai ukuran dengan ruangan menentukan skala. Ukuran dan bentuk

ruangan menentukan jumlah dan ukuran perabotan di dalamnya.

3) Keseimbangan atau balance

commit to user

51 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menyangkut keteraturan dan menimbulkan ketenangan bobot visual

perabot dan benda-benda di dalam ruang ditentukan oleh ukuran, bentuk, warna

dan tekstur yang harus dipertimbangkan dalam menentukan keseimbangan.

4) Irama

Suatu keteraturan dengan sendirinya sudah merupakan sesuatu yang

monoton dan statis. Dengan memasukkan unsur irama ke dalamnya barulah suatu

rencana kelihatan hidup. Irama dapat dicapai dengan garis yang tidak terputus.,

gradasi, radiasi, pergantian (irama yang dicapai dengan bergantian dan berulang-

ulang ).

e. Tema

Dalam suatu perancangan desain interior, tema memegang peranan penting,

karena dapat memberikan suatu suasana tertentu dan membentuk karakter ruangan

tertentu. Sebuah tema harus dapat menjawab dan memberikan pemecahan bagi

permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang menghasilkan dapat memenuhi

tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya.

Dalam buku Interior Design in the 20 th Century disebutkan bahwa tema yang

sesungguhnya adalah elemen utama yang memberikan arah desain. Elemen itu

mungkin berupa cara untuk memperlakukan isi, elemen tertentu untuk mempengaruhi

ukuran atau cara untuk meningkatkan sirkulasi. Setiap interior yang baik tersusun satu

atau lebih garis, bentuk dan warna yang membangun konsep sebagai temanya. Yang

perlu kita ketahui pula bahwa pada dasarnya tema dalam desain interior terdiri dari

dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai dekoratif tema.

Konsep adalah suatu ide, gagasan, pengertian yang ada didalam pikiran

manusia, betapapun konsep tersebut kecil, belum lengkap ataupun kurang detail,

namun konsep bagaimanapun juga merupakan serangkaian pikiran yang paling


commit to user

52 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pertama dalam suatu proyek. Dapat dikatakan pula bahwa konsep itu adalah suatu

gagasan yang sering muncul secara spontan dan mungkin diterima secara ringkas. Ini

adalah suatu generalisasi yang dilihat dalam mata pikiran secara keseluruhan tanpa

bagian-bagian khususnya.

Dalam konsep desain interior seharusnya dicari sesuatu yang ideal, tetapi

hanya dalam bentuk-bentuk batasan yang dihasilkan dan kenyataan-kenyataan dalam

syarat-syarat program atau tuntutan dari permasalahan-permasalahan rencana ruang

yang ada. Konsep desain interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari

tuntutan program dan juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain

interior yang dapat memenuhi tuntutan dan menjawab permasalahan-permasalahan

ruang adalah konsep interior yang benar. Adapun suatu bahaya yang menganggap

penggunaan tema sebagai pengganti untuk konsep, karena konsep sering dimaksudkan

dan diartikan sebagai tema dekoratif saja. Seperti contohnya dalam tema tropis, tema

ini bisa timbul sebagai akibat dari cerita-cerita klise beragam varietas tanaman yang

menghiasi sudut-sudut ruang interior , batu alam dimana-mana, dinding dari batu

alam. Lantai dengan warna batu alam yang natural.

Klien semacam itu diterapkan dalam suatu ruangan, ketika usaha seseorang

untuk menciptakan kembali suatu suasana tropis daripada untuk membangkitkan

karakteristik yang ada di dalam gagasan tentang sebuah alam tropis tujuan dari konsep

ruang tropis tersebut telah disalah artikan. (Allen Tate & C Ray Smith. Interior

Design in the 20 Century, New york, Harper & Row Publisher).

5. Unsur pembentukan Ruang

a. Lantai

Pengertian atau batasan lantai adalah :

commit to user

53 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Lantai merupakan bagian bangunan yang berada di bawah sebagai tempat

yang berjalan.

2) Sebagai pembagi dan batas ruang antar tingkat satu dengan tingkat lainnya.

3) Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dari ruang dimana

aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan mempengaruhi sifat atau fungsi

ruang.

Lantai tidak licin dan ekonomis dalam pemasangan maupun perawatan.

Warna yang mengkilat akan memantulkan cahaya, permukaan yang gelap akan

menyerap cahaya dan akan mengkontraskan kecemerlangan yang nantinya

mempengaruhi penglihatan. Demikian juga jika permukaan terlalu terang. Lantai

harus sedikit gelap dari pada dindingkurang lebih 30%. Sebaga contoh linoleum

coklat (12 %) terlalu gelap, marmer putih (50%) terlalu terang. Warna-warna yang

berfariasi untuk setiap ruang sangatlah baik (Pamudji Suptandar. Desain Interior.

1999).

b. Dinding

Dinding adalah bidang datar mementuk ruang-ruang di dalam bangunan.

Sebagai suatu unsure desain, dinding dapat disatukan dengan lantai dan langit-langit

(Joko Panuwun. Kolokium,Lalita)

Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan mengemban

beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut.

1) Sebagai pemikul beban di atasnya

2) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik

3) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam :

a) Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari

b) Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam


commit to user

54 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar

d) Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan

e) Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari luar

f) Pengatur ventilasi di dalam ruangan

(YB. Mangunwijaya. Kolokium,Lalita)

Dari keterangan di atas bahwa dinding sebagai pembatas ruang, baik visual

maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding

sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan sebagai

pelindung menghadapi alam luar hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan

kesehatan ruang di dalamnya.

c. Celling

Celling atau plafon berasal dari kata ceil yang berarti melindungi dengan suatu

bahan penyekat antara kain dengan atap sehingga terbentuklah suatu ruang. Celling

adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan

karakter bangunan tersebut (Pamudji Supandar, Kolokium,Lalita). Fungsi celling,

yaitu sebagai berikut :

1) Sebagai bidang penutup, pembatas, pembentuk pada bagian atas ruang.

2) Langit-langit mempengaruhi pembentuk suasana dan karakter ruang

3) Tinggi rendahnya langit-langit memberikan kesan luas dan sempitnya ruangan.

4) Untuk menempatkan titik pencahayaan suatu ruangan

5) Sebagai peredam suara / akustik dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Missal

pada teather, dengan pemasangan bidang-bidang gema dapat meningkatkan

pemantulan yang secara langsung.

6) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi ducting AC,

kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker, dan lain-lain.


commit to user

55 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jadi pada dasarnya dengan keterangan di atas fungsi celling tidak begitu berbeda

dengan lantai dan dinding yaitu sebagai pembatas ruang juga yang lebih khusus

adalah fungsi akustik. Selanjutnya metode pembentukan struktur ruang dari langit-

langit, dinding, dan lantai dapat disimpulkan bahwa fungsi dan karakteristiknya

sangat berperan terhadap pemakai

6. Sistem Interior

a. Sistem Pencahayaan

Penerangan / pencahayaan dalam suatu ruang dan terutama pada suatu

public space menjadi suatu persyaratan utama dalam merancang maupun

merencanakan suatu bangunan. Namun jika dalam suatu ruang terjadi terang yang

sangat berlebihan kita menjadi tidak nyaman di dalamnya karena menjadi silau

dan gerah, maka dari itu perlu adanya daerah maksimum dan minimum untuk

melihat dengan sehat dan nyaman.

Sumber pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pencahayaan alami

Sistem pencahayaan alami ini hanya menghandalkan cahaya matahari saja.

2) Pencahayaan buatan

Sistem pencahayaan seperti ini menggunakan energi listrik dan memakai

lampu, namun adapun pencahayaan buatan tradisional yaitu misalkan

menggunkan lilin, obor, dll.

Untuk mencapai pencahayaan yang diinginkan dalam suatu ruang dapat

dicapai dengan beberapa system yaitu :

a) Direct Ligting (Pencahayaan langsung)

b) Semi Direct lighting ( Pencahayaan semi lansung)

c) General Diffuse Lighting (Pencahayaan menyebar)


commit to user

56 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d) Semi indirect lighting (Pencahayaan semi tidak langsung )

e) Indirect Lighting (Pencahayaan tidak langsung)

Sedangkan untuk metode penyinaran / pencahayaan terdapat beberapa

metode yang mampu memberikan efek-efek tertentu pada pengamat, beberapa

metode pencahayaan tersebut adalah : (Donald e. Hepler, Kolokium,Lalita)

a) General Lighting (Pencahayaan Umum)

Pencahayaan umum dapat dicapai oleh direct lighting atau indirect lighting

untuk penyebaran cahaya. Dapat juga dibentguk oleh lampu-lampu

portable, lampu-lampu plafon atau pencahayaan yang memanjang pada

dinding.

b) Special / local lighting (Pencahayaan local /khusus)

Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan penghamatan atau efek

khusus dari cahaya langsung pada area yang ditonjolkan. Pencahayaan ini

merupakan cahaya yang ditambahkan dari tingkat pencahayaan umum.

c) Decorative lighting

Pencahayaan decorative dipakai untuk suasana dan perhatian khusus

bilamana aktivitas didalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan

cahaya. Cahaya-cahaya yang cemerlang memberi kesan yang

menggairahkan, tingkat cahayanya yang rendah mengesankan suatu

ketenangan atau kesepian. Pencahayaan decorative berusaha untuk

menciptakan efek-efek yang luar biasa.

Dari tata cara peletakan sumber cahaya terdapat berbagai cara, antara lain :

(Dorothy Stepant Devan, 82-85)

a) Valance Lighting

commit to user

57 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adalah sumber cahaya yang menempel pada dinding yang mana ia

menyinari langit-langit secara langsung dan sebagian bawah mengenai

dinding. Pemakaian dengan lampu fluorescent dengan instansi di balik

frame.

b) Cornice Lighting

Dapat dipakai untuk memberikan cahaya umum. Pemakaian biasanya

dapat dengan Fluorescent tube yang diletakkan di samping perhiasan

bagian atas dinding (cornice) dengan kedalaman lebih kurang 6 inchi.

Dipasang pada pertemuan antar dinding dan langit-langit. Untuk

menghasilkan pantulan cahaya yang baik permukaan papan dicat dengan

warna putih datar.

c) Cove Lighting

Perletakan sumber cahaya di dekat langit-langit dengan cahaya mengarah

ke atas. Memberikan satu efek yang mengesankan keterbukaan dan

suasana ketenangan. Kualitas cahaya adalah lembut.

d) Brackets lighting.

Tinggi perletakan lebih rendah daripada vaiance dan tidak perlu

berhubungan dengan jendela.

e) Soffit

Soffit adalah pencahayaan yang sering digunakan pada lekukan dinding,

cermin, rak-rak, dll.

f) Recessed Lighting

Pada pencahayaan ini terpasang ke dalam panel peralatan build in dan

perlatan ini berbentuk deretan, silang, seperangkat kotak segi empat pada

dinding atau langit-langit.


commit to user

58 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g) Skylight

Skylight adalah atap kaca terbuka dimana akan memberikan cahaya alami

kedalam ruang.

h) Translucent panels

Merupakan suatu rangkaian permukaan yang memantulkan cahaya.

Sumber-sumber tersembunyi di bawah suatu panel, yang mana dapat

terletak pada lantai. Atau langit-langit atau berdiri sendiri (free-standing)

sebagai uniy dekorasi.

i) Track lighting

Efek yang ditimbulkan oleh cahaya ini sama dengan pencahayaan

arsitektural pemasangannya dengan menempatkan lampu-lampu silinder

pada rel yang fleksibel (dapat di ubah-ubah posisinya)

Fungsi pencahayaan buatan pada restoran selain sebagai penerangan juga

sebagai pemberian visual terhadap barang dagangan dan tempat agar dapat

menarik perngunjung untuk singgah, sebab pencahayaan dalam toko dan restoran

adalah alat penjualan. ( Delbert J. Duncan & Stanley D. Hollander,

Kolokium,Lalita)

b. System penghawaan

1) Penghawaan alami

Ruangan dikatakan segar apabila didalam ruangan terjadi sirkulasi uadara

dengan baik dan terus menerus. Untuk mendapatkan sirkulasi uadara yang

baik, dapat dicapai dengan menggunakan ventilasi dengan system continous

ventilation atau cross ventilation yang mempunyai perbandingan 1:3 dari

volume ruang.

2) Penghawaan buatan
commit to user

59 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penghawaan buatan ioni menggunakan alat mekanis seperti AC, kipas angin /

van ataupun exhouse agar suhu udara dapat dikontrol dan tetap terjaga.

Berdasarkan pengoperasiannya AC dapat diatur secara :

1) Central System

Pengaturan kondisi udara dari pusat, dimana udara yang sudah diinginkan,

kemudian dialirkan ke ruang yang dikehendaki. System ini dilakukan secara

terpisah dari daerah yang dialiri, sehingga dapat dilakukan control yang baik

terhadap kelembaban, suhu, aliran uadara dan bau pengap.

2) Dual Duet System

Pengaturan kondisi udara yang mempunyai persediaan uadara panas dan

udara dingin yang terpisah, yang digunakan untuk distribusi udara melalui

pelemah aliran (attenuation) dan kotak-kotak mixer. Dengan menggunakan system

ini, kita dapat mengatur suhu udara sesuai keinginan kita.

3) Induction System

Pengaturan udara yang hanya menggunakan distribusi primer untuk

kebutuhan ventilasi dan pengaturan sirkulasi pemanas dan pendingin. System ini

hanya memasukan udara sekunder melalui aliran alat pemanas atau pendingin

untuk pengaturan lokal.

4) Fan Coil Units

Pengaturan kondisi udara yang memiliki kipas sirkulasi penambah suhu,

untuk keperluan penambahan panas atau dingin.

Beberapa persyaratan kenyamanan udara ( air conditioning ) menurut

edgar lion, 1977:143 )

a) System direncanakan untuk pengoperasian sepanjang tahun.

commit to user

60 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) System harus memenuhi syarat dengan temperature rendah alam sekitar

memakai control efektif sebesar 10 Fahrenheit.

c) System harus dapat mereduksi temperature interior sebesar 15 fahrenheit

dibawah kondisi temperature eksterior.

d) System diisi dengan udara segar sebesar 15%

e) Beberapa pipa saluran yang melindungi tembok mati harus memiliki

persyaratan dengan perpaduan rangkaian pengaturan api.

f) Ruangan langit-langit tidak boleh diisi sebagai kamar penuh ( plenums

chambers )

c. Akustik

Pengertian akustik disebutkan dalam ensiklopedia Indonesia adalah sebagai

berikut, “ akustik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari atau berhubungan

dengan ilmu fisika yang mempelajari atau berhubunagan dengan produksi,

perambatan, penerimaan dan penggunaan bunyi. Kata akustik berasal dari yunani

akuostikos yang berarti yang berhubungan dengan pendengaran “. (Zainoel Iksan,

Kolokium,Lalita)

Dijelaskan oleh fred Lawson bahwa, “ Di dalam restoran seperti ruang masak

dan ruang cuci atau peracikan haruslah separation, screening from view. Control of

noise and light penetration, artinya terpisah atau tertutup dari pandangan

diformulasikan dengan suara dan cahaya yang baik “ ( fred Lawson. Kolokium,Lalita)

Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bunyi diantaranya dengan

pemilihan bahan yang kurang kepadatannya. Dapat diklafisikasi bahan penyerap

bunyi, diantaranya adalah:

1) Bahan berpori

commit to user

61 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Karakter bahan berpori adalah penyerapan bunyi lebih efisien pada

frekuensi tinggi dibanding rendah, efisisensi akustiknya membaik dengan

bertambah tebalnya dan jarak dengan lapisan penahan. Contoh papan serat (fiber

board), mineral wood, dan plester lembut (soft plestyer)

2) Penyerap panel

Tiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat tapi

terpisah oleh suatu rongga udara, akan berfungsi sebagai penyerap panel dan akan

bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi dan mengubahnnya menjadi energi

panas. Karakteristiknnya merupakan penyerap bunyi yang efisien pada frekuensi

rendah. Contoh : panel kayu, plastic board, langit-langit, plesyeran yang

digantung, lantai kayu, plat logam.

3) Resonator rongga

Resonator rongga terdiri dari sejumlah udara yang dibatasi oleh celah

sempit dan dihubungkan dengan ruang disekitarnya. Karakteristik dari resonator

rongga adalah penyerap bunyi pada frekuensi rendah yang sempit. Contoh :

resonator rongga individual ( balok beton standar scund blox ). Resonator

berlubang, lembar baja / alumunium, dan resonator celah ( batasan beton berongga

khusus )

Pemilihan bahan akustik juga perlu diperhatikan, yaitu :

a) Keawetan dan penampilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ).

b) Daya tahan terhadap api, kelembaban, suhu dan kondisi ruang.

c) Biaya dan kemudahan instalasi.

d) Mudah dalam perawatan.

e) Kesatuan dengan elemen-elemen ruang.

f) Pemantulan cahaya dan berat / ketebalan.


commit to user

62 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g) Penempilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ).

Pendengaran manusia terhadap suara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Suara yang diinginkan

b) Suara yang tidak diinginkan

Kebisingan sangatlah kenyamanan manusia dalam beraktifitas.

Penanggulangann kebisingan adalah paling baik ditanggulangi pada sumber bunyi

itu sendiri dengan penggunaan bahan-bahan yang menyerap bunyi atau dengan

membuat sekat-sekat pada ruang. Pada dasarnya pemberantasan gangguan

dilakukan dengan cara :

a) Secara aktif

Dengan cara penanggulangan langsung ke sumber bunyi agar tidak menyebar

kemana-kemana.

b) Secara pasif

Dengan cara mngurangi gangguan yang dating dari sumber bunyi.

7. System keamanan

Ada beberapa factor pengamanan yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Manusia, meliputi :

1) Banyaknya pengunjung yang akan dating.

2) Adanya tindak kejahatan, sabotase ataupun terorisme.

3) Sirkulasi keluar masuknya pengunjung.

b. Fisik bangunan, meliputi :

Pemilihan serta penentuan bahan bangunan sebaiknya memilih bahan yang tidak

mudah rusak / tergores.

c. Peralatan dan Suasana, meliputi :

commit to user

63 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Tersedianya alat pemadam kebakaran manual, sehingga bila timbul bahaya

kebakaran tidak akan berakibat fatal.

2) System alarm untuk mengetahui sumber api.

Dapat befungsi secara otomatis jika ada api atau temperature mencapai suhu

135 derajat celcius sampai 160 derajat celcius. Dipasang pada tempat tertentu

dengan jumlah yang memadai.

3) Pemasangan smoke detector, untuk mengetahui lokasi asap kebakaran. Alat ini

bekerja pada suhu 70 derajat celcius.

4) Gas extinguisher CO2. / automatic sprinkler, berupa tabung yang dapat

dibawa-bawa serta ditunjang dengan system springkle pada langit-langit.

5) Fire Hydrant, yaitu system yang menggunakan daya semprot air melalui

selang sepanjang 30 meter yang yang diletakan dalam kotak dengan penutup

yang diletakan dalam kotak dengan penutup yang diletakan pada ditempat

yang strategis.

6) Tangga darurat, dengan konstruksi yang tahan api.

7) Means of escape routes, yaitu jalur darurat dimana paling sedikit dua jalan

keluar harus tersedia untuk masing-masing lantai yang berjauhan.

8) Fire Estinghuiser, yaitu alat pemadam kebakaran portable ini mempunyai

jarak 30 meter yang diletakanj dalam kotak dengan penutup yang strategis.

9) CCTV (Close Circuit Television). Yaitu alat yang berfungsi untuk monitor

suatu ruangan melalui layer televise monitor, yang menampilkan gambar dari

rekaman kamera yang dipasang disetiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi)

yang diinginkan oleh bagian keamanan. Biasanya diletakan pada toko yang

terdapat pada security.

d. Alam dan lingkungan, meliputi :


commit to user

64 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Udara setempat sangat lembab, sehingga bisa merusak koleksi busana dan

furniture.

2) Gangguan binatang atau hewan sejenis serangga yang menyerang dan merusak

display dari kayu.

Terjadinya bencana alam secara tiba-tiba dan tidak terduga yang bisa

mengakibatkan rusaknya bangunan beserta isinya.

8. Pengisi Ruang

Salah satu bagian dari perencanaan dan perancangan interior adalah pengisi

ruang. Sedangkan pengisi ruang yang utama adalah furniture serta pelengkap lainya

sebagai tambahan pengisi ruang.

a. Pengrtian Furniture

Menurut The Encyclopedia Of Furniture, tertulis sebagai berikut.

Furniture in American usage limits the world to moveable articles, equivalent to the

French meuble or german meuble. In England the term is more inclusive, embracing

every type of equipment, whether portable or built in. this chimney furniture includes

the accessory furnishing of the fireplaces : fender, andirons,tools,etc. the room

paneling and built in fiting are also furniture. (Joseph Aronson, Kolokium,Lalita)

Furniture dalam Bahasa prancis ataupun Jerman adalah sama dengan furniture

menurut pengertian Orang Amerika, yaitu obyek-obyek yang di dalam ruang yang

bersifat bebas (tidak terikat). Sedangkan kata furniture menurut pengertian orang

inggris mengandung arti yang lebih luas lagi yang meliputi semua obyek di dalam

ruang yang bersifat bebas, maupun yang menyatu dengan elemen ruang (built-in)

serperti misalnya : almari atau penyekat ruang yang menyatu dengan langit-langit atau

kursi yang menyatu dengan lantai. Lebih lanjut diterangkan oleh Arnold fredman

bahwa. All furniture should be functioned, comfortable and of appropriate character


commit to user

65 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

and scale for a particular situation, but each situation turn out to have little

deerences that make the best objek foot it a complex matter (1997,hal.215)

Semua furniture fungsional nyaman dipakai memiliki ketahanan yang baik,

memiliki sifat dan skala yang tetap sesuai dengan keadaan tertentu mempunyai

perbedaan yang lain, sehingga pemilihan objek yang terbaik untuk situasi tertentu

menjadi hal yang harus dicari jalan keluarnya.

b. Persyaratan Furniture Restoran

Pada suatu retoran, efisiensi pelayanan makanan sirkulasi pelayanan

merupakan hal yang penting. Persyaratan furniture dalam restoran secara langsung

harus memenuhi tuntutan kegiatan tersebut.

The furniture must complement the theme and décor of restaurant. Alternative from

free standing items chosen from manufacture’s standart cataloges to built unit

designed specifically to suit the deimensions and characteristics of the room. (Fred

Lawson. Kolokium,Lalita)

Furniture harus melengkapi tema dengan dekorasi restoran. Pilihan-pilihannya

mulai dari bagian yang berdiri sendiri yang dipilih dari katalog standart perusahaan

sampai ke unit-unit built in yang khusus di desain untuk menyesuaikan dimensi ruang

dan ciri-ciri khas ruangan.

Dan lebih lanjut Fred Lawson menguraikan bahwa pada prinsipnya bahwa

persyaratan furniture restoran harus :

1) Lightweight but strong.

2) Fitted with protective ends to legs ( to reduce floor damage ).

3) Stackable in to mobile carries if possible.

4) Rewplaceable.

5) Linkable to forms rows (linked must be simple and safe )


commit to user

66 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6) Durable, resisting scraping and impact.

7) Styled to suit character of room and hotel.

Ringan tetapi kuat, bagian-bagian kaki harus dilengkapi dengan perlindungan (

untuk mengurangi kerusakan pada lantai ) bila mungkin mudah ditumpuk dan

dimaksudkan alat pengangkutan yang bergerak. Mudah diganti misalnya daun meja

dan kerangka. Mudah diperbaiki, mudah digabungkan untuk membentuk deretan (

Penggabungan harus sederhana dan aman ). Tahan lama, tahan goresan dan benturan

diberi corak yang sesuai dengan ruangan hotel. (Fred Lawson, 1973 Kolokium,Lalita)

Dari keterangan diatas dapat ditarik pengertian bahwa selain masalah teknis

persyaratan furniture tidak lepas dari suatu tema yang diinginkan.

Gambar 3. Furnitur Restoran

c. Jenis furniture Restoran

commit to user

67 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pembahasan mengenai jenis furniture yang ada pada restoran agar lebih

mudahnya perlu diadakan klasifikasi jenis ruang kegiatan yang ada. Ada dua ruang

pokok yaitu, ruang makan / minum dan ruang produksi dengan kriteria berikut, lokasi

ruang utama dan ruang aktifitas lain harus diutamakan, sedangkan ruang produksi

harus ada hubungannya dengan daerah ruang makan.

Untuk ruang pengunjung seharusnya diusahakan sebagai berikut, in additions

to chair and table, furniture requirements for dining will include serving trolleys and

mobile side board which can be used as stations or as food and bavarage display

counters ( Joseph de Chiara and Jhon Hancoock Callender, 1980,hal. 755)

Selain kursi-kursi dan meja-meja, perlengkapan furniture untuk makan akan

termasuk pula meja dorong untuk melayani dan buffet yang berpindah-pindah yang

biasa digunakan sebagai counter tempat peragaan makanan dan minuman.

Dari keterangan di atas, jenis furniture yang ada di ruang makan adalah tempat

duduk dan meja makan. Counter, perlengkapan perabot untuk makan, buffet, meja

dorong untuk melayani barang-barang yang dapat berpindah-pindah.

Sedangkan dapur atau ruang produksi makanan diterangkan oleh Fred Lawson

sebagai berikut. The kitchen and anciliary room are designed to profit the widest

range of dishes and the public rooms are designed so that these dihes, may be surved

in a setting sometimes nostalgic (Fred Lawson, 1979, Kolokium,Lalita)

Dapur dan kamar-kamar pembantu direncanakan untuk memberikan tempat

bagi bermacam-macam piring atau hidangan, di ruangan tempat minum di desain

sehingga hidangan ini dapat dihidangkan dalam suasana yang kadang-kadang

menimbulkan nostalgia.

Dari keterangan di atas dapat diambil pengertian bahwa, jenis furniture yang

ada pada restoran yang pokok adalah peralatan makan, tempat-tempat duduk dan meja
commit to user

68 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

makan, counter makanan, kasir dan sebagainya. Adapun furniture lain sebagai benda

hiasan.

9. Bentuk dan Susunan Penataan Furniture

Bentuk suatu benda akan menghasilkan nilai-nilai dan emosi bagi pengamatnya

dan dinilai pihak bentuk tersebut adalah ungkapan dari berbagai kekuatan yang

dicetuskan oleh penciptanya, dalam hal ini arsiteknya atau desainernya. Seperti dijelaskan

oleh A Benjamin Handler bahwa : bentuk mempunyai peran yang lahir dari fungsi, selain

itu bentuk mengikuti fungsinya. Bentuk juga harus dipikirkan sebagai proses. Raut-raut

luar adalah semata-mata sebagai tanda atau symbol dari fungsi suatu aktifitas. Sehingga

bentuk dapat dikatakan dari fungsi keseluruhan. (A Benjamin Handler, Kolokium,Lalita)

Bentuk juga merupakan hubungan timbal balik dari bagian-bagiannya saling

beraksi, beraksi timbal balik dan beraksi sama-sama. Dari system penyusunan dan

penambahannya tidak semata-mata berturut-turut dengan penjajaran yang sederhana.

Dalam penyusunan komponen-komponennya Francis D K Ching adalah sebagai

berikut :

a. Terpusat

Organisasi terpusat bersifat stabil, merupakan komposisi terpusat yang terdiri

dari sejumlah barang-barang sekunder yang dikelompokan mengelilingi sebuah ruang

pusat yang besar dan dominan. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat suci atau

penuh penghormatan atau menjadi peringatan.

Gambar 4. Bentuk dan skema penataan furniture

b. Linier
commit to user

69 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Organisasi linear terdiri dari beberapa deretan ruang yang berhubungan

langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier biasanya terdiri

dari ruang-ruang yang berulang, mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsinya.

Gambar 5. Bentuk dan Skema Penataan Furniture

c. Radial

Organisasi ruang jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat

maupun linear. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dari mana

sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.

Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar

lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan

menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan

lainnya.

Gambar 6. Bentuk dan Skema Penataan Furniture

d. Cluster

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai

dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali

penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi

serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Suatu

organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang berkelainan ukuran, bentuk,
commit to user

70 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan fungsinya tetapi tetap berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan

penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu.

Gambar 7. Bentuk dan Skema Penataan Furniture

e. Grid

Grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisi-posisinya

dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang.

Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titik-titik yang

menentukan pertemuan-pertemuan dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid

dapat memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk, atau

fungsi.

Gambar 8. Bentuk dan Skema Penataan Furniture

(Francis DK Kolokium,Lalita)

Sedang dalam hubungannya dengan desain interior, Arnold freidman mengatakan

bahwa, “ The bacic form of the space was determine by the architecture of the

building. As is the case in most interiors. The function of the space is clearly

expressed in the form of furnishing. (1976. hal. 42)


commit to user

71 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bentuk dasar dari suatu ruang akan menetukan diantaranya bangunan

arsitektur, seperti dalam interiornya. Fungsi dari suatu ruang adalah peryataan yang

menyatakan suatu dalam bentuk furniturenya.

10. Elemen estetis

Di dalam proses perencanaan tata ruang dalam, banyak unsur-unsur pendukung.

Salah satu diantaranya adalah unsur dekorasi karena tanpa dekorasi keindahan ruang akan

berkurang. Seperti dijelaskan oleh Pamudji Suptandar dalam Interior Design bahwa, “

Dalam perencanaan suatu ruang hubungan antara unsur-unsur dekorasi dalam ruang

harus terus terpadu dengan eksteriornya. Unsur-unsur dekorasi interior ini antara lain

meliputi warna, proporsi, tekstur, keseimbangan dan lain sebagainya termasuk juga

unsur-unsur penghias sepeti : perabot, lukisan, pot bunga, dan lain-lain. (Pamudji

Suptandar, Kolokium,Lalita)

Dengan pengertian diatas dalam perencanaan permainan tekstur, pola, perhatian

diarahkan pada keindahan dan keseimbangan. Seperti dijelaskan kembali oleh Pamudji

Suptandar dalam Interior Design sebagai berikut.

a. Garis horizontal dalam sebuah ruang akan memberikan kesan lebih luas.

b. Garis vertical akan memberikan kesan sempit / panjang.

c. Garis lengkung akan bersifat asimetris dan garis yang tidak beraturan menjadikan

kesan tidak formil atau kesan garis akan menguasai ruang. Semua bentuk dapat

dikurangi peranannya dengan membuat garis-garis dominan.

d. Tekstur yang ringan, tipis, dan halus akan memberikan ruang berkesan lebih besar.

e. Tekstur tebal, berat akan memberi kesan ruang menjadi lebih sempit.

f. Pada pemakaian motif / pola, warna atau garis yang berirama dengan gaya yang

berulang-ulang akan membantu mengekspresikan ritme dan menjaga kesatuan dengan

proporsi secara keseluruhan.


commit to user

72 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Pamudji Suptandar, Kolokium,Lalita)

Penerapan elemen hias di dalam interior restoran mempunyai fungsi yang penting

untuk mendukung penciptaan suasana. Mengenai fungsi elemen hias ini dijelaskan oleh

Dodi Widodo bahwa, pemakaian elemen hias sebagai daya tarik visual dan penciptaan

suasana / interior tematis dapat tercapai secara optimal apabila penerapannya pada

dinding mampu menjalankan fungsi sebagai elemen estetis dan elemen pembentukan

identitas.

(Dodi Widodo, Kolokium,Lalita)

E. Study Lapangan

1. Restaurant

a. Sejarah singkat

Pada tahun 1984 restoran ini mengembangkan pelayanan, fasilitas dan

kapasitas maka dibangun lah lantai dua selesai pada tahun 1989. pada taun 1998

kota Solo mengalami kerusuhan yang menjadi titik awal perindahan masa orde

barumenuju masa reformasi, banyak gedung-gedung milik orang cina dan

keturunan tionghoa menjadi sasaran amukan massa. Tidak terkecuali gedung

Diamond Internasinal Restaurant mengalami kerusakan parah yang menyebabkan

restoran ini tidak beroperasi dalam jangka waktu tertentu.

Setelah beberapa tahun restoran tidak beroperasi maka pada tahun 2000

pemilik restoran melakukan renovasi kembali yang pada waktu itu termotifasi

karena keinginan pemilik mengelar acara pernikahan anaknyasecara besar-besaran

dengan memakai tempat restoran Diamond. Renovasi tersebut diikuti dengan

perubahan menu Chinese Food menjadi Moslem Chinese Food.

Diamond restoran mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak

pergantian menu menjadi Moslem Chinese food hingga sekarang. Restoran


commit to user

73 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bertaraf internasional ini sampai dengan penulis mengadakan survey sudah

melakukan perluasan pembangunan gedung yang terletak di sebelah utara gedung

yang beroperasi sebagai Diamond Convention Center, di tempat ini dapat

menampung kurang lebih 5000 orang.

b. Lokasi

Diamond International Restaurant terletak di jalan Slamet Riyadi No. 392

Surakarta jawa Tengah Indonesia.

c. Fasilitas

1) Hall dan Diamond Covention Center

a) Fungsi

Hall utama yang terletak di lantai dua bangunan restoran digunakan

untuk keperluan pesta dalam skala besar, misalnya acara ulang tahun,

pernikahan, pergelaran musik/kesenian dan lain-lain. Pada ruangan ini

disediakan panggung dan lantai dansa.

Sedangkan Diamond Convention Center mempunyai skala yang

lebih banyak kapasitanya namun difungsikan sama dengan hall.

b) Keluasan dan kapasitas.

Hall utama memiliki keluasan kurang lebih 1250 m2 dengan

kapasitas maksimal 750 orang. Sedangkan Diamond International

Restaurant memiliki kapasitas kurang lebih dapat menampung 5000 orang.

2) Restaurant dan Bar

a) Fungsi

Restoran yang berfungsi untuk melayani pengunjung buka mulai

pukul 06.30-23.00 bagi yang ingin menikmati hidangan yang disediakan

restoran sehari-hari. Unutk Bar tidak menyediakan minuman beralkohol


commit to user

74 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karena konsep restoran ini Moeslem Chinese Food. Pada ruangan ini juga

disediakan panggung dan lantai dansa.

b) Keluasan dan Kapasitas

Luas ruangan ini sekitar 800 m2 dan mampu menampung

maksimal 200 orang.

3) VIP Room

a) Fungsi

Ruangan VIP ini mempunyai akses dengan restoran dan bar tetapi

tidak berhubungan secara langsung. Seperti pada ruangan VIP yang

biasanya, ruangan ini berfungsi untuk menyediakan ruangan yang lebih

bersifat privat dan eksklusif.

b) Keluasan dan Kapasitas

Ruangan VIP terbagi dalam 3 ruang yang masing-masing

mempunyai keluasan ruang 50 m2 dengan kapasitas 20 orang per ruangan.

Salah satu ruangan VIP ini menyediakan perangkat audio visual.

4) Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar sudah dapat terlihat dari konsep restoran ini yang

bertaraf internasinal. Kalangan masyarakat menegah keatas lokal dan

mancanegara adalah sasaran utama Diamond Restaurant.

5) Status usaha

Status usaha dari pengelolaan Diamond Restaurant adalah swasta

perorangan dengan pemilik H. Lukminto yang merupakan komisaris utama

PT. Sri Rejeki Isman (SRITEK).

6) Sistem Pelayanan

commit to user

75 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

System pelayanan pada Diamond Restaurant ini menggunakan Table

Service yaitu suatu pelayanan makanan di tas meja. Jenis pelayanan yang

ditawarkan akan ditentukan oleh jenis menu yang ada, dengan keahlian dan

ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan ke exclusive-annya serta

pangsa pasar yang akan diraih.

7) Struktur Organisasi Kepengelolaan

Head dept. Staff Account


acounting

Head dept. Staff


purchasing

Head dept. Staff


Public Relation

GENERAL Head dept. Staff


MANAGER maintenance

Head dept. Captain waitres


Kitchen

security
commit to user

76 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Head dept. Cleaning


House Keeping service

Bagan 6. Struktur Organisasi Kepengelolaan.

8) Organisasi Ruang

FLOYER

LOBBY RECEPTIONIST

PERSIAPAN HALL DAN RESTAURAN KONTROL


ATAU DCC T. BAR. R VIP

KONTROL KONTROL

DAPUR

GUDANG GUDANG
MAKANAN commit to user
PERLENGKAPAN

77 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bagan 7. Organisasi Ruang.

9) Elemen Pembentuk Ruang

a) Hall

¾ Lantai

Sebagaian besar lantai pada Hall adalah karpet, dengan

penggunaan karpet menjadikan kenyamanan dalam ruangan dan

getaran lantai. Pada bagian lantai dansa menggunakan lantai kayu

untuk mendukung irama suara hentakan kaki ketika berdansa dan

beberapa bagian kecil menggunakan marmer.

¾ Dinding

Pilihan material pada dinding ruangan Hall dengan banyak

penggunaan elemen kaca yang ditempel pada panel kayu. Penggunaan

elemen kaca semakin memberikan kesan lias pada ruangan tersebut.

¾ Langit-langit

Sangat terlihat trap atau penaikan dan penurunan langit-langit

pada ruanagn Hall. Langit-langit pada ruangan ini menggunakn

gypsum board warna putih yang dibingkai dengan profil warna emas.

b) Restoran dan Bar

¾ Lantai

Lantai restoran dan bar menjadi satu. Lanati menggunakan

bahan marmer dan kemudian dilapisi dengan karpet.seperti pada

ruangan Hall pada bagian lantai dansa menggunakan bahan kayu.

Terdapat trap penaikan lantai untuk panggung yang terbuat dari papan

yang dilapisi dengan karpet.


commit to user

78 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

¾ Dinding

Dinding pada restoran dipenuhi dengan panel kayu dan

kterdapat sebagian elemen kaca yang dipasanag supaya ruangan

terlihat lebih luas. Warna lapisan kayu adalah natural sehingga

memeberikan kesan mewah dan klasik. Dinding backdrop pada

panggung dilapisi karpet warna merah tua.

¾ Langit-langit

Langit-langit pada restoran masih menggunakan bahan gypsum

board warna putih dibingkai dengan profil kayu finishing natural. Trap

langit-langit juga terlihat pada ruangan ini secara merata dan simetris.

c) VIP Room

¾ Lantai

Pilihan bahan lantai ruangan VIP adalah karpet wall to wall

yang mengutamakan kenyamanan dan privasi untuk sebuah ruangan

kecil.

¾ Dinding

Dinding ruangan VIP agak berbeda dengan ruangan yang

lainnya. Pemakaian bahan kaca hanya terdapat satu sisi saja. Dominasi

dinding denagn pengguaan panel kayu yang difinishing natural.

¾ Langit-langit

Bahan gypsum board masih dipakai pada ruangan VIP. Langit-

langit gypsum warna putih yang dibingkai dengan profil gypsum pula

dengan kombinasi warna putih dan emas.

10) Sistem Interior

a) Pencahayaan
commit to user

79 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

¾ Hall

System pencahayaan pada Hall menggunakan sisitem

pencahayaan buatan. Pemasanagn down light perata pada langit-langit

memberikan kesan yang hangat pada malam hari. Selain itu pada titik-

titik tertentudiletakkan lampu gantung yang memberikan kesan

mewah. Terdsapat juga lampau khusus untuk keperluaan pertunjukan

yang ada pada panggung. Pada ruangan ini sangat terlihat

menggunakan sisitem pencahayaan langsung dari lampu yang nampak.

¾ Restoran dan Bar

Ruangan yang mempunyai anatomi yang hamper sama dengan

Hall juga mempunyai penataan lampu yang hamper sama pula. Down

light dan lampu gantung juga menjadi pilihan untuk restoran. Pada area

bar penataan lampu tampak lebih redup karena menggunakan sistem

pencahayaan tidak langsung (indirect lamp).

¾ VIP Room

Pada dasarnya sama dengan ruangan yang lain pencahayaan

ruangan VIP ini dengan ruang yang lainnya hanya saja ada

penambahan lampu dinding.

b) Penghawaan

Sistem penghawaan ruang public pada Diamond International

Restaurant menggunakan system penghawaan buatan yaitu denagn air

conditioner (AC). Pada ruangn Hall, Restaurant dan Bar menggunaknm

AC split yang diletakkan pada sudut-sudut ruangan. Untuk ruangan VIP

menggunakan Ac central.

c) Akustik
commit to user

80 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk sebuah fasilitas makan Diamond International Restaurant

tidak banyak memperhatikan masalah akustik, mengingat kebutuhan tata

suara untuk sebuah restoran tidak begitu berarti. Panel kayu pada dinding

dan lantai karpet merupakan bahan-bahan yang dapat difungsikan sebagai

peredam suara.

11) Elemen Estetis

Sesuai dengan konsep restoran ini adalah Moeslem Chinese Food

maka elemen-elemen estetis yang ada pada restoran ini berupa barang-barang

yang bersal dari China, antara lain: keramik, lukisan-lukisan khas China yang

diletakkan pada ruangan-ruangan restoran.

12) Furniture

Kebutuhan furniture yang terbanyak adalah pada Hall. Furniture pada

ruangan ini menggunakan desain fabrikasi yang sederhana dan hanya

mengutamakan fungsional saja. Kursi dan meja menggunbakn jenis stacking

yang bersifat ringan dan dapat disusun ketika tidak digunakan.

Penggunaan cover untuk furniture pada ruangan-ruangan besar. Desain

khusus juga ada untuk furniture yang ditempatkan pada ruangan VIP.

2. Resto NBA

a. lokasi

Lokasi dari resto NBA terletak di belakang sriwedari dan alamat detail nya adalah:

Jln Kebangkitan nasional no 46 Surakarta

b. Sejarah singkat

NBA Steak,gerai makan yang terletak di jl. Kebangkitan Nasional No. 46

Solo,yang beroperasi aktif hingga saat ini.

Pendiri NBA Steak : commit to user

81 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- R . M . A . Christyansyah

- B . R . Aj. Emmy Ismiati . Z

Berdomisili di jl. Kebangkitan Nasional No. 46

NBA Steak dalam perjalanan usaha. Gerai makan ini , sering menerima

acara makan bersama antara lain ultah, syukuran, arisan, buka bersama rata-rata

20 orang – 30 orang ( karena tempat terbatas ).

NBA Steak punya khas/taste tersendiri . Terutama steak, dan menu yang

ada di NBA Steak dengan cara penyajian taraf hotel berbintang. Juga didukung

oleh suasana Etnik Jawa Bali, Garden, alunan musik ( memakai CD ). Irama

JAZZ, BLUES, COUNTRY, SAMBA. Dan menciptakan suasana romantis,

familiar, sopan.

c. Menu NBA Steak :

1) Daftar Menu NBA Steak mudah dimengerti konsumen dan bervariasi

2) Produk – produk NBA Steak tampil beda dari yang lain.

3) Penyajian untuk menu bandeng khususnya disajikan ala tradisional.

4) Semua menu yang tersaji diolah langsung secara mentah/segar dimasak

langsung.

5) Menu yang ditampilkan memenuhi syarat kesehatan yaitu empat sehat lima

sempurna.

6) Menu makanan dan minuman NBA Steak memenuhi gizi dan nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk sehat.

d. NBA Steak GERAI MAKAN Keluarga

1) NBA Steak bukanlah CAFE, akan tetapi GERAI MAKAN, Namun begitu

NBA Steak menciptakan suasana, alunan musik, penyajian ala Cafe yang

sebanding dengan hotel berbintang.


commit to user

82 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Pelanggan NBA Steak dari kalangan keluarga, kawula muda, executive muda,

professional muda.

3) Pada hari Valentine ( Valentine Day ), NBA Steak menjadi pilihan utama bagi

kawula muda, sering kami menolak pelanggan karena tempat terbatas. Pada

Valentine Day ini kami membagi – bagikan souvenir kepada pelanggan tanda

cinta kasih berupa bunga mawar/tulip. Karena itulah maka kami NBA Steak

banyak dikenang oleh mereka kawula muda.

4) Pada hari Ramadhan/Puasa, kami juga banyak menerima makan bersama atau

buka bersama. Sering pelanggan mengeluhkan, apabila pelanggan keluarga

besar atau pelanggan dari kantor/Departemen, kami tidak bisa menampung

atau menerima. Satu hal yang jadi kendala tempat terbatas.

e) Kendala NBA Steak :

1) Tempat kurang luas, bising karena area makan dekat sekali dengan jalan

raya.

2) Personil 3 orang. Cooker, Beverage, Waiter.

3) Tempat parker ( Mobil & Motor )

Mobil 4 buah

Motor 10 buah

commit to user

83 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

ANALISIS DESAIN

A Programming Java International Food Center di Surakarta.

1. Pengertian tentang Java International Food Center

Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintahan

ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.

Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.

Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah

makanan/masakan.

Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah

pusat/poros. ( wojowasito,1980 )

Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah

pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya

disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang

bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma

dan standarisasi intrnasional.

2. Analisa lokasi dan Status Kelembagaan

Lokasi yang dipilih untuk Java International Food Center ini adalah kota

Surakarta, tepatnya di jalan Slamet Riyadi, dengan pertimbangan :

a. Solo merupakan kota transit berskala internasional yang mempunyai akses

langsung dari luar negeri.

b. Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata yang perlu dikembangkan, khususnya

untuki bidang hiburan dan rekreasi.

commit to user

84 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Solo sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dan

itu akan betrdampak pada berbagai bidang kehidupan khususnya bidang hiburan

dan rekreasi.

Status kelembagaan dari Java International Food Center ini adalah milik

swasta, dimana pengelolaannya secara penuh didukung oleh departemen Pariwisata

dan dengan perijinan dari PERDA serta surat gubernur perihal perijinan daerah

tentang usaha rekreasi dan hiburan.

a. Site plan

LP SURAKARTA

LOKASI TEPILIH

Gambar 9. Site Plan.

Java International Food Center terletak tepat di lokasi yang sekarang ini menjadi

LP Surakarta. Dengan pertimbangan lokasi LP yang berada di tengah-tengah kota adalah

tidak etis sebagaimana mestinya. Maka dengan pertimbangan yang sudah diatas Java

International Food Center mamilih lokasi tersebut.

commit to user

85 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Struktur organisasi

GENERAL
MANAGER

MANAGER
OPERATIONAL

CHIEF KOKI JAVA RESTO JAVA CAFÉ FAST FOOD


MANAGER MANAGER MANAGER

Asisten-asisten Supervisior Supervisior Supervisior


koki

Kapten-kapten Kapten-kapten Kapten-kapten


security

Waitress Waitres Waitres

Office boy

Front
office /
receptionist

Bagan 8. Struktur Organisasi.

commit to user

86 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Pelaku Kegiatan

a. aktifitas pengunjung.

Telepon Umum

Kasir

Lobby Receptionis Mencari informasi

Memesan menu

Seating area Duduk

Toilet Ke kamar mandi

Show Room Melihat/membeli

Restoran/coffe shop Makan/minum

Fast Food Makan/minum

Souvenir Corner Belanja

Bagan 9. Skema Aktivitas Pengunjung.


b. Aktifitas pengelola
1) Pelayan

DATANG Melayani tamu Lavatory


Mengontrol perlengkapan

Istirahat Pulang

Bagan 10. Aktifitas pengelola pelayan

commit to user

87 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Security
DATANG Menjaga keamanan Lavatory

Istirahat Pulang

Bagan 11. Aktifitas pengelola Security

3) Cleaning Service

DATANG Mempebaiki kerusakan Lavatory


Melaksanakan kebersihan

Istirahat Pulang

Bagan 12. Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service

5. Sistem Operasional

a. Java Resto

1. Pengunjung

- Senin - Minggu : Jam 08.00 – 23.00 WIB.

2. Pengelola

- Senin - Minggu : Jam 07.30 – 23.00 WIB.

b. Coffe Shop

1. Pengunjung

- Senin - Minggu : Jam 08.00 – 00.00 WIB.

2. Pengelola

- Senin - Minggu : Jam 07.30 – 00.00 WIB.

6. Program kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Pelaku Macam kegiatan Kebutuhan ruang


commit to user

88 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengunjung - Datang - Lobby


- Mencari informasi - Receptionis
- Membayar tagihan - Kasir
- Duduk menunggu - Seating area
- Makan/minum - Restoran
- Fast food
- Coffe shop
- Belanja/melihat-lihat - Show room
- Souvenir corner
- Buang air besar/kecil - Toilet pria/ wanita
- Lavatory
Pengelola - Datang
- Ganti seragam - R. Ganti
- Absen - R. Pegawai

- Rapat - Kantor
- Melakukan tugas - R. Maintenance/R. service
Barang - Pembelian
- Penerimaan
- Penyimpanan - Gudang
- Persiapan - Pantry
- Pengolahan - Dapur
- Penyajian - Dinning area

Tabel 5. Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

7. Program Ruang

a. Kelompok ruang public :

1) Looby

2) Restoran

3) Coffe shop commit to user

89 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Fast food area

5) Show room

6) Souvenir corner

b. Kelompok ruang semi public :

1) Lavatory

2) Gudang makanan

a. Kelompok ruang privat :

1) Ruang kasir

2) Ruang untuk pegawai

3) Kantor

4) Ruang ganti pegawai (lockers)

5) Toilet

d. Kelompok ruang servis

1) Dapur

2) Pantry

8. Kapasitas Besaran Ruang

Data arsitek analisa pendekatan besaran ruang.

Ruang Kapasitas Standart Luasan Keterangan

Front public Lobby dan front hall, 1.0 x 300 300 1.0/kamar
area reseptionis, lounge
seating

Food and Café 50 org 1.6 x 50 80


baverage Main restaurant 150 org 2.0 x 150 300
area Spesiality restaurant 300 org 1.8 x 300 540
Coctail restaurant 100 org 1.5 x 100 150
commit to user

90 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Entertaiment 200 org 1.6 x 200 320


Sirkulasi +25% 347.5

Administrasi Front office 0,4 x 300 120 0.4/kamar


Area Executive 0,2 x 300 60 0.2/kamar
Sales dan catering 0,35 100
Accounting 0,25 80

Area Dapur utama 0.8 360 0.8/kursi


Tpersiapan Pantry 0.2 60 0,2/kursi
amakanan Gudang 0,2 100 0.2/kursi
Sirkulasi +20% 104
b
Total 3111,5
e

Tabel 6 Analisa pendekatan besaran ruang.

9. System Sirkulasi Pengunjung

a. Sirkulasi pelayanan/ staff

Sirkulasi pelayanan harus memperhatikan factor keamanan dan

kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai

pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu

obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain,

dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain.

(1987 hal. 28)

Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi

juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture.

Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran

kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for

the staff including arrangements for table service, counter service if used and

service of drinks. (1976 hal. 10)


commit to user

91 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan

kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya

sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek

seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan,

1980 hal. 132)

Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah

dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan

di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari

terjadinya sirkulasi silang.

b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer

Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap

restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus

dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut

mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu

kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik

tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama.

Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang

layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin.

(Pamudji Suptandar 1982 hal. 53)

Sistem sirkulasi yang diterapkan pada desain Java International Food

Center ini adalah pola sirkulasi radial.

10. System Organisasi Ruang

Sistem organisasi ruang yang diterapkan pada perancangan Java International

Food Center ini adalah Organisasi ruang terpusat, dimana merupakan merupakan

komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang – ruang sekunder yang
commit to user

92 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikelompokkan mengeliligi sebuah ruang yang besar dan dominant. Ruang pusat

sebagi pemersatu dari organisasi terpusat. Ruang sekunder dapat mempunyai fungsi,

bentuk, ukuran yang sama, tetapi juga dapat berbeda antara satu dengan yang lain

sesuai dengan tingkat kebutuhannya

Berikut ini adalah bentuk gambaran organisasi ruang terpusat :

Gambar 10. Organisasi Ruang Terpusat

11. Hubungan Antar Ruang

HUBUNGAN ANTAR RUANG

Gambar 11. Hubungan Antar Ruang.


commit to user

93 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12. Zoning dan Grouping

Gambar 12. Zooning Grouping

B. KONSEP PERANCANGAN

1. Ide Gagasan

Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan

umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton

Mangkunegaran Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.

commit to user

94 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

JAWA

SOLO JOGJA

MANGKUNEGARAN

RAGAM HIAS
DAN ASPEK
SUASANA

Bagan 13. Skema Ide Gagasan.

2. Tema

Tema pada perancangan Java International Food Center adalah JAWA pada

umumnya Solo Jogja pada khususnya.

3. Suasana Ruang

Untuk mewujudkan suasana dari tema yang diinginkan, yaitu Jawa maka

dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Untuk penyambutan tamu pada lobby terdapat permainan alat yang tidak asing

lagi di Jawa, yaitu gamelan. Alasan memilih gamelan, karena gamelan sangatlah

khas dengan ciri musik Jawa. Dan nuansa yang ditimbulkan sangatlah hangat dan

nyaman.

b. Para pegawai dan pengelola mengenakan seragam berwarna coklat, karena coklat

sangat identik dengan tradisi Jawa.

c. Pada penyajian makanan di restaurant dan coffee shop menggunakan peralatan

makanan yang terbuat dari bahan alam, yaitu tembikar dan juga bubutan kayu

commit to user

95 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

glugu. Untuk menambah suasana alami dilapisi dengan daun pisang yang masih

hijau segar.

d. Pada lobby, restaurant, coffee shop, souvenir corner menggunakan Penghawaan

alami sehingga akan banyak terdapat bukaan pintu dan jendela. Dengan adanya

bukaan-bukaan itu maka suasana dalam ruangan akan menyatu dengan lingkungan

food center yang terdapat banyak taman.

4. Penataan Ruang ( Layout )

Dalam penataan ruang pada Java International Food Center, direncanakan

dengan dasar pertimbangan : Organisasi ruang, zoning, grouping, fungsi ruang,

besaran ruang dan macam ruang, letak struktur kolom, potensi ruang, kapasitas dan

daya tampung ruang, aktifitas serta efisiensi. Penataan ruang ditekankan pada

kenyamanan sirkulasi dari pengunjung maupun pengelola.

5. Aspek Pembentuk Ruang

a. Lobby

Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tahan gesek, Marmer, batu-batuan
tidak licin, menarik, mendukung alam dan parquete.
tema, mozaik dipilih warna terang
sebagai point of interest.
Dinding Mudah dalam perawatan, Cat tembok, batu alam
mendukung tema, banyak alternative
warna
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu,
mendukung tema, kaya desain, motif multiplek, triplek,
dan warna, bagian pintu depan diberi lambersering
penurunan untuk kesan mengundang
tamu.

commit
Tabel. 6 Aspek Pembentuk Ruang lobbyto user

96 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Restaurant
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, Marmer, batu-batuan
menarik, mendukung tema, mudah alam, kayu
untuk dibersihkan
Dinding Mudah dalam perawatan, Cat tembok, batu-batuan
mendukung tema, kaya desain, motif alam, kaca
dan warna, tampak dari luar ruangan
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna
Tabel. 7 Aspek Pembentuk Ruang Restaurant
c. Coffe shop
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, menarik, Kayu/parquete, batu-
mendukung tema, mudah untuk dibersihkan batuan alam
Dinding Mudah dalam perawatan, mendukung tema, Cat tembok, batu-
kaya desain, motif dan warna, tampak dari batuan alam, murel
luar ruangan
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Triplek, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif dan
warna
Tabel 8. Aspek Pembentuk Ruang coffe shop

6. Aspek Bentuk, Warna dan Bahan

a. Bentuk

Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut :

1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk.

Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu

bentuk

2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi –dimensi ini


commit to user
memerlukan adanya proporsi.

97 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau

bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu

bentuk.

4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik

perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya

menimpa permukaan bentuk tersebut.

5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau

medan visual.

6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata

angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.

7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk

tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan

garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK

RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga)

b. Warna

Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk,

warna merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk

terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk

yang mampu memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang

sangat besar dalam tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan

dari ruang.

Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan

memberikan rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi

secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara

langsung melalui kekuatan pengaruh impuls.


commit to user

98 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna :

1) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari

samping menghangatkan, mendekatkan, dari bawah meringankan,

meningkatkan.

2) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari

samping melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman.

3) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping

menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan.

4) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan

sedih, dari bawah membebani, menarik ke bawah.

(Ernst Neufert Kolokium,Lalita)

Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang

dan suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus

mempertimbangkan dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi

keadaan psikologi manusia yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek

warna terhadap psikologi manusia (Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table

karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, Kolokium,Lalita)

Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai.

Warna Absorbsi Daya Kesan Psikologis

Radiasi Pantul

Warna terang 0,5

− putih 88% Ringan

− hijau kebiruan 76% Dingin

− gading 81% Gembira, cerah

− Biru pastel 65% Formil, mulia


commit to user

99 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

− Kuning 76% Gembira, cerah

kecoklatan 83% Lembut, formil

− Abu-abu 0,7

Warna sedang 54% Mulia

− Biru kehijauan 65% Gembira, cerah

− Kuning 63% Gembira, cerah

− Kuning 61% Lembut, formil

kecoklatan

− Abu-abu 0,9

8% Jauh, mulia

Warna Tua 10% Terang

7% Segar
− biru

− Coklat

− Hijau

Tabel 9. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.

Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh

warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan

warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi

seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi

kesan hangat dan berjiwa remaja. Warna musim gugur yang bercampur abu-abu

dan hitam terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna,

adalah kesan menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan

untuk menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan

atau mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot.

(Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita)


commit to user

100 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012)

No Kelompok Karakteristik Efek

warna

1 Merah Hangat, atraktif dalam Membuat obyek terlihat

memberi semangat, lebih besar, sebagai warna

dramatis latar membuat ruang

tampak kecil,

memfokuskan pandangan

2 Orange Hangat, akrab dengan Ringan, menghangatkan

warna merah dalam ruangang yang berkesan

memberi warna lembut. dingin

Sebagai komplemen

atau campuran yang

baik

3 Kuning Hangat, agak semangat, Menghamburkan dan

warna cahaya matahari menambah terang dengan

refleksi membuat ruangan

lebih cerah

4 Hijau Dingin, kecuali saat Ruangan tampak lebih

dicampur dengan luas, jauh membuat

warna hangat, terang, suasana rileks.

segar

5 Biru Lebih dingin, warna Membuat ruangan lebih

penuh cinta, lebih luas. Obyek tampak kecil.

menekan Membuat lebih terang


commit to user

101 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

warna kontras

6 Ungu Dingin. Tidak memberi Menambah tekanan ruang,

tekanan menghasilkan ketenangan,

suasana tenang jika

digunakan dalam tingkatan

lembut

Tabel 10. Tabel karakteristik warna dan efek warna

c. Bahan

Bahan yang digunakan di Java Internayional Food Center adalah bahan-

bahan dari kayu dan stainless steel.

7. Aspek Interior Sistem

a. Lobby

Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan -
ventilasi
Akustik Diterapkan pada komponen Elemen estetis tanaman,
pembentuk ruang dan pengisi ruang kayu
Tabel 11. Aspek Interior Sistem Lobby.

b. Restaurant
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, wall lamp,
spot light, down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan -
ventilasi
Akustik Diterapkan pada elemen pembentuk Elemen estetis tanaman,
ruang dan pengisi ruang. kayu
commit to user
Tabel 12. Aspek Interior Sistem Restoran.

102 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Coffee shop
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, -
jendela dan ventilasi
Akustik Diterapkan pada elemen Elemen estetis tanaman,
pembentuk ruang dan kayu
pengisi ruang
Tabel 13. Aspek Interior Coffe Shop.

8. Aspek Keamanan

Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang

dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan.

Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana

system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui

alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam

api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang

museum.

Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil,

maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos

keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan

alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis.

commit to user

103 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

KESIMPULAN

A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER

1. Definisi Food Center adalah :

Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat

segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam

bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan

bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar

belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat

praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center.

Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan

makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam

food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara

makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu

yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah

salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan.

Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah

tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk.

Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah

,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan

keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai

keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai

pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan

makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
commit to user

104 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan

ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya.

Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era

globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi

masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai

macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java

International Food Center.

2. Definisi Java International Food Center adalah :

Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintah

ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.

Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.

Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah

makanan/masakan.

Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah

pusat/poros. ( wojowasito,1980 )

Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA  INTERNASIONAL  FOOD  CENTRE adalah

pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini

adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa

JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi

internasional.

B. Konsep Perancangan Interior Java International Food Center

1. Tema Interior

Tema yang diterapkan dalam perencanaan dan perancangan interior Java

International Food Center ini berkaitan langsung dengan judul proyek perancangan

commit to user

105 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yaitu “Java” dengan penerapan atmosfir gaya / Ide Gagasan dari aspek interior dan

Unsur Desain Kraton Mangkunegaran Surakarta.

Sedangkan “Java” disini berarti secara umumnya adalah kebudayaan

masyarakat orang Jawa, dari individu Jawa sampai dengan Keraton Jawa.

Keraton di Jawa yang diambil adalah Mangkunegaran denga mengambil dari

segi perwarnaan, ornamen, ragam hiasnya.

Unsur-unsur yang diambil dari Mankunegaran antara lain adalah :

a. Warna

1) Hijau pareanom : hijau padi muda

2) Hijau Sayur Pare : hijau tua pekat

3) Ornamen

4) Ragam hias.

b. Interior

1) Gebyok : penyekat ruang

2) Furnitur : furniture gaya mangkunegaran.

2. Organisasi Ruang

Organisasi ruang yang digunakan dalam perancangan Solo Hot Rod Club ini

adalah organisasi ruang mengelompok

Organisasi ruang mengelompok

Gambar 13. Organisasi Ruang Mengelompok


(Sumber : J. Pamudji Suptandar. 1999. hal 112)
commit to user

106 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Karakteristik dari organisasi ruang mengelompok ini adalah :

• Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi

komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.

• Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.

3. Program Ruang

a. Kelompok ruang public :

1) Looby

2) Restoran

3) Coffe shop

4) Fast food area

5) Show room

6) Souvenir corner

b. Kelompok ruang semi public :

1) Lavatory

2) Gudang makanan

c. Kelompok ruang privat :

1) Ruang kasir

2) Ruang untuk pegawai

3) Kantor

4) Ruang ganti pegawai (lockers)

5) Toilet

e. Kelompok ruang servis

1) Dapur

2) Pantry
commit to user

107 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Hubungan Antar Ruang

HUBUNGAN ANTAR RUANG

Gambar. 14 Hubungan Antar Ruang

5. Sistem Sirkulasi

Pola sirkulasi yang digunakan adalah radial yaitu sirkulasi pola radial atau

menyebar. Pengunjung dapat langsung memilih alternatif ruang yang akan dituju.

Pola sirkulasi radial


Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat

yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang

titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.

Gambar 15 Pola Sirkulasi Radial


(Aris Sulistiyo, 2006) commit to user

108 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 16. Sirkulasi

commit to user

109 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Zonning Grouping

Gambar. 17 Zonning Grouping

7. Komponen Pembentuk Ruang.

a. Lobby

Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tahan gesek, Marmer, batu-batuan
tidak licin, menarik, mendukung alam dan parquete.
tema, mozaik dipilih warna terang
sebagai point of interest.
Dinding Mudah dalam perawatan, Cat tembok, batu alam
mendukung tema, banyak alternative
warna
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu,
mendukung tema, kaya desain, motif multiplek, triplek,
dan warna, bagian pintu depan diberi lambersering
penurunan untuk kesan mengundang
tamu.

commit
Tabel. 13 komponen Pebentuk Ruang to user
lobby

110 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Restaurant
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, Marmer, batu-batuan
menarik, mendukung tema, mudah alam, kayu
untuk dibersihkan
Dinding Mudah dalam perawatan, Cat tembok, batu-batuan
mendukung tema, kaya desain, motif alam, kaca
dan warna, tampak dari luar ruangan
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna
Tabel. 14 komponen Pebentuk Ruang Restaurant
c. Coffe shop
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, menarik, Kayu/parquete, batu-
mendukung tema, mudah untuk dibersihkan batuan alam
Dinding Mudah dalam perawatan, mendukung tema, Cat tembok, batu-
kaya desain, motif dan warna, tampak dari batuan alam, murel
luar ruangan
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik, Triplek, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif dan
warna
Tabel 15. Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop

8. Interior Sistem

a. Lobby

Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan -
ventilasi
Akustik Diterapkan pada komponen Elemen estetis tanaman,
pembentuk ruang dan pengisi ruang kayu
commit to user

111 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 16. Aspek Interior Sistem Lobby.

b. Restaurant
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, wall lamp,
spot light, down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan -
ventilasi
Akustik Diterapkan pada elemen pembentuk Elemen estetis tanaman,
ruang dan pengisi ruang. kayu
Tabel 17. Aspek Interior Sistem Restoran.

c. Coffee shop
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, -
jendela dan ventilasi
Akustik Diterapkan pada elemen Elemen estetis tanaman,
pembentuk ruang dan kayu
pengisi ruang
Tabel 18. Aspek Interior Coffe Shop.

9. Sistem Keamanan

Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang

dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan.

Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana

system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui

alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam

api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang

museum.

commit to user

112 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil,

maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos

keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan

alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis.

C. SARAN

Perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini

diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya serta dapat

dijadikan sebagai tolak ukur ataupun pertimbagan-pertimbangan dalam meningkatkan

perkembangan apresiasi desain interior. Khususnya yang berkaitan dengan proyek

perancangan pada tempat hiburan kafe-resto, lounge dan karaoke. Namun, bukan berarti

karya ini adalah sempurna adanya dan tak ada kekurangan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan

ini.

commit to user

113 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai