id
DESAIN INTERIOR
’’ ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC ’’
di SOLO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Senirupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
Ragil Triananda
C 0803024
DESAIN INTERIOR
’’ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC’’
di SOLO
Disusun oleh
Ragil Triananda
C 0803024
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Desain Interior
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Penguji :
Mengetahui :
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Ragil Triananda
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis
mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas
Akhir dengan judul Desain Interior Rockustik Cafe and Music
Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini
penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa.
3. Drs. Soepono Sasongko, M.Sn selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah
Tugas Akhir.
4. Anung B.Studyanto, Ssn, M.T selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah
Tugas Akhir.
5. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir
6. Mulyadi, S.Sn, M.Ds selaku Ketua sidang Tugas Akhir.
7. Mulyadi, S.Sn, M.Ds dan Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, M.T selaku Penguji
sidang Tugas Akhir.
8. Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, M.T. selaku Pembimbing Akademik.
9. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
10. Ibu dan Bapak, atas semua doa dan dukungannya selama ini…maaf pabila
terlalu lama study-nya..matur nuwun sanget…
11. Sang bidadari penyelamatku Indriyani Micklem dan family
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12. Adikku Andi PM, yang selalu memberi dukungan kepada penulis. Serta semua
saudara yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Terima kasih kepada Rockustik Skuad dan family (Sukro sabar beudh , Ilman
cekip, Gosong jazz, Ayt, Klowor kentang, Daniel kenthung , Kethil , Olga
mancing mania, Oscar cagak ting) serta semua sahabat-sahabat, yang selalu
memotivasi penulis untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup sekarang
dan selamanya. Jadikan blues sebagai pedoman hidupmu..
14. Semua sahabat-sahabat Desain Interior angkatan 2003 pada khususnya,
angkatan-angkatan yang lainnya pada umumnya. Terima kasih, sahabat-
sahabat. Berkat doa serta dukungan kalian, akhirnya sampai juga pada titik
sekarang ini.
15. Semua kawan-kawan beserta tim yang telah membantu dengan baik mulai dari
proses awal, proses pengerjaan, hingga proses akhir Tugas Akhir ini. Terima
kasih sekali kawan. Allah SWT akan membalas kebaikan kalian semua.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis persembahkan selain do’a semoga
Allah SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.
Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat
menyempurnakan penyusunan Tugas Akhir ini dari pembaca.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Ragil Triananda
C 0803024
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DESAIN INTERIOR
“ ROCKUSTIK CAFE AND MUSIC ’’
ABSTRAKSI
Ragil Triananda. C 0803024. 2011. Desain Interior Rockustik Cafe and
Music di Solo Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra
dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang akan dibahas dalam Desain Interior Rockustik
cafe and music ini, yaitu (1) Bagaimana mendesain interior Rockustik Cafe
and Music sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi yang inspiratif bagi
pengunjung Cafe? (2) Bagaimana mendesain interior rockustik cafe and music
dengan penataan sistem yang interaktif tanpa meninggalkan aspek
keamanan dan kenyamanan pengunjung? (3) Bagaimana mendesain interior
rockustik cafe and music yang sesuai dengan karakter musik rock dengan
pengaplikasian tema yang tepat?
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode
pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan
oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu
penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data
penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola
pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi- proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Desain Interior
rockustik cafe and music memerlukan proses desain yang matang, mulai dari
berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga
terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan
dalam perancangan. (2) dalam Desain Interior rockustik cafe and music, tema
perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang
mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang
dihadirkan dalam perancangan ini adalah “ROCK” dengan konsep one
stop music service
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Lokasi ........................................................................ 66
2. Analisa Tapak ............................................................ 67
B. Jadwal Operasional ......................................................... 68
C. Pola Kegiatan .................................................................. 69
D. Kebutuhan Ruang ............................................................ 69
E. Sistem Pelayanan ............................................................ 70
F. Organisasi Ruang ............................................................ 70
G. Hubungan Antar Ruang ................................................... 72
H. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang...................................... 73
I. Besaran Ruang ................................................................ 75
J. Zoning dan Grouping ...................................................... 77
K. Sirkulasi .......................................................................... 77
L. Konsep Desain ................................................................ 78
BAB V PENUTUP .................................................................................. 87
A. Kesimpulan ............................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88
LAMPIRAN ........................................................................................................ 90
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Musik merupakan salah satu yang bisa dibilang sebuah media dari apa
yang manusia rasakan. Apa yang manusia inginkan. Melalui musiklah,
manusia dapat mengeluarkan segala jengah di dalam otak. Dapat
mengeluarkan segala emosi yang selama ini terpendam.
Musik merupakan sebuah terapi, bagi mereka yang ingin merasakan
bagaimana hidup yang sebenarnya.
Terdapat sebuah kesimpulan, yang telah di ambil dari sebuah
penelitian. Bahwasannya watak, maupun kepribadian seseorang dapat sedikit
banyak terlihat dari jenis / genre dari musik yang terbiasa mereka dengar.
Seperti bagaimana watak sebenarnya orang pencinta musik bertempo pelan /
lambat. Bagaimana watak dari seseorang pecinta musik bertempo cepat/
keras. Atau bahkan bagaimana watak dari orang pecinta musik bergenre
ethnic.
Dalam hal ini ingin mengangkat sebuah genre musik, yaitu musik
rock dimana dari sudut pandang orang pada umumnya musik rock adalah
musik yang kental dengan pemberontakan, kekerasan dan anarkisme dengan
alunan beat yang keras ,tempo cepat dan cenderung berisik sehingga banyak
orang yang memandang miring music ini. Namun sebenarnya apabila dikaji
lebih dalam dan ada yang bisa mengolah dengan sentuhan yang dinamis,
harmonis dan soulfull maka musik ini akan terasa sangat nyaman untuk
dinikmati semua orang dan tentu saja tidak lepas dari pemain musiknya juga
atmosfer dari area itu sendiri.
Akhirnya ,lahirlah sebuah ide, gagasan atau boleh dibilang jawaban
dari sebuah paradigma orang-orang mengenai bagaimana bisa menikmati
alunan musik seperti yang telah dijelaskan di atas dengan tempat yang
nyaman, aman dan dengan fasilitas yang menunjang.
Mendengarkan musik kurang lengkap tanpa media, yang dimaksud
disini adalah sebuah media ketika orang ingin menikmati sebuah lantunan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
galeri dan café ada juga studio musik lengkap dengan operator room dengan
standart yang memadai. Sehingga pengunjung (khususnya yang mempunyai
hobi bermusik) dapat langsung take/record karya atau lagu pribadi.
B. Batasan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang diatas maka perancangan rockustik
café and music ini dibatasi pada area yang berhubungan langsung dengan
pengunjung ,yaitu lobby, café, music gallery, music shop dan music studio
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music sebagai sarana
informasi, edukasi, rekreasi dan hiburan yang inspiratif bagi pengunjung?
2. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music dengan
penataan yang menarik dengan tidak meninggalkan aspek keamanan
materi dan kenyamanan pengunjung?
3. Bagaimana mendesain interior rockustik café and music yang sesuai
dengan karakter musik rock dengan pengaplikasian tema yang tepat?
D. Tujuan
Menyediakan wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, menyalurkan
hobi bermain musik berbelanja (kaset/CD/DVD dan fashion figure band
legenda atau merchandise dan juga alat musik) sesuai selera serta untuk
penikmat music live, khususnya musik dengan genre rock
E. Sasaran
1. Sasaran pengunjung:
Masyarakat umum semua kalangan
2. Sasaran perancangan desain:
a. Merancang interior dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
aktivitas secara fungsional pada rockustik café and music
b. Merancang interior dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan
kenyamanan serta nilai etestik sebagi ciri khas utama pada rockustik
café and music
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
F. Manfaat
1. Bagi Penulis/Desainer
a. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan
merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di dalam Rockustic
Café and music
b. Dapat berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam
proyek perencanaan dan perancangan interior, terutama bagi para
pecinta musik rock, dengan menerapkan ide-ide dan gagasan-gagasan
yang ada.
2. Bagi Dunia Akademik
a. Mengetahui bentuk perkembangan interior sebuah café dengan
karakteristik yang menonjol.
b. Menambah salah satu bentuk perkembangan interior baru di dalam
dunia akademik.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang musik rock itu
sendiri.
b. Dapat menjadi sebuah sarana hiburan, tempat pembelajaran, informasi,
dan juga sebagai penyaluran hobi dan bakat bagi masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
Skema 1.1
Pola Pikir Desain
H. METODOLOGI PEMBAHASAN
1. Bentuk Penelitian
Dalam menyelesaikan proses Desain Interior Rockustik cafe and
music di Solo metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
yang memusatkan pada pendekatan sejarah (approach historical). Dimana
dalam bentuk penelitian ini lebih mengutamakan pengumpulan data berupa
kata – kata / kalimat / gambar yang memiliki arti lebih kaya daripada
sekedar angka atau frekuensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini, antara lain :
a. Informan
Terdiri dari lingkungan musisi, pengamat musik dan pecinta musik
sebagai subyek yang dianggap mengerti tentang informasi yang
dibutuhkan dalam perancangan ini.
b. Arsip dan Dokumen Visual
Dalam hal ini, belum ada buku yang khusus berisi tentang sejarah dan
perkembangan musik rock di Indonesia. Oleh karena itu, arsip dan
dokumen yang dijadikan literatur adalah tulisan, artikel dalam tabloid,
majalah hingga blog yang berhungan dengan sejarah dan perkembangan
musik rock di Indonesia. Disamping itu juga mempergunakan buku-
buku standar internasional misal Time Saver Standart For Building
Types (Joseph de Chiara), Neufert Architect Data dan sebagainya.
4. Validitas Data
Untuk menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
validitas datanya dilakukan dengan metode “Trianggulasi Data“ yaitu
mempergunakan sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data
yang sejenis / sama. ( HB, Sutopo. 2000 : 34 ). Dengan demikian
kebenaran data akan teruji oleh data yang diperoleh dari sumber lain.
5. Analisa Data
Model Analisa Data yang digunakan adalah analisis interaktif.
Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data,
sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Reduksi data dilakukan
sejak proses pengumpulan data belum berlangsung diteruskan pada waktu
pengumpulan data dan bersamaan terjalin dengan dua komponen yang
lain. Tiga komponen tersebut masih mengalir dan tetap saling menjalin
pada waktu kegiatan pengumpulan data berakhir. Ketiga komponen
tersebut saling berinteraksi sebagai sebuah siklus dalam pengumpulan
data. ( HB,Sutopo, 2000 : 40 )
Pengumpulan Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
I. SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah yang meliputi
peranan dan keberadaan rockustik café and music di Solo, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan sasaran, serta Metodologi yang
meliputi metode sistematika pembahasan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Mengemukakan Kajian Teoritis tentang Proyek Desain Interior
rockustik café and music di Solo , yang meliputi pembahasan teori tentang
ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup tentang pengertian,
fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen pembentuk ruang, sistem interior,
sistem keamanan, sistem penyajian dan display pameran serta
pertimbangan desain.
3. BAB III STUDI LAPANGAN
Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai dasar
acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun sebagai bahan
pembanding dan bahan pengayaan bagi proses analisa data.
4. BAB IV DESAIN INTERIOR ROCKUSTIK CAFÉ AND MUSIC di
SOLO
a. Analisis Eksisting
1) Analisa lingkungan (keluar) termasuk di dalamnya view, akses,
arah cahaya, dan lain - lain.
2) Analisa Interior termasuk di dalamnya akses, sirkulasi dan human
dimension.
b. Programing
1) Status Kelembagaan Proyek.
2) Struktur Organisasi.
3) Sistem operasional
4) Kegiatan
5) Fasilitas Pengisi Ruang
6) Fasilitas Ruang
7) Besaran Ruang (studi ruang dan anthropometri)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
8) Sistem sirkulasi
9) Hubungan Antar Ruang
10) Zoning dan Grouping
c. Konsep Perancangan
1) Ide dasar
a) Paradigma, slogan, dan lain - lain
b) Bentuk
c) Suasana
2) Tema
a) Sebagai pemecahan masalah
b) Sebagai dekorasi
3) Aspek suasana dan Karakter Ruang
4) Aspek penataan ruang/lay out
a) Sistem sirkulasi dan organisai ruang
5) Aspek Pembentuk Ruang
6) Aspek bentuk, bahan dan warna
7) Interior sistem (pencahayaan, penghawaan, akustik)
8) Sistem keamanan (kebakaran dan keamanan )
9) Aksesbilitas (fasilitas )
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari proses analisis yang sekaligus
merupakan konsep Desain Interior rockustik café and music di
Solo
b. Daftar pustaka
c. Lampiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
e. Operator room
f. Toilet
g. Storage
h. Kitchen
5. Sistem pelayanan
Sistem pelayanan akan kebutuhan makan dan minum bagi para
pengunjung terdapat beberapa jenis system pelayanan, antara lain :
a. Table service
Yaitu jenis pelayanan atau servis yang sudah lama ada dan
merupakan jenis pelayanan tertua diantara jenis pelayanan yang lain.
Pada system ini pelayan memberi daftar menu makanan dan
pengunjung menulis pesanan yang akan di bawa ke bagian kitchen dan
kasir. Makanan sudah tesedia dalam piring ( diolah di dapur ) dan
tinggal disajikan ke meja pengunjung. Pembayaran bisa langsung ke
kasir atau lewat pelayan.
b. Counter service
Pada sistem ini tamu tidak mengambil sendirian hidangan yang
disediakan, tetapi terlebih dahulu memesan makanan dan minuman
yang tersedia di counter. Kemudian pelayan mengantar pesanan
tersebut ke meja pemesan. Tamu dapat memilih makanan atau
minuman sesuai dengan selera dan sudah tersedia pada counter. Jenis
ini merupakan servis informal dan banyak terdapat di café – café,
coffe shop, snack bar dan lain – lain.
c. Tray service
Merupakan penyajian makanan dan minuman dengan
menggunakan nampan atau baki. Dimana pengunjung langsung
memesan kepada pelayan dan pelayan langsung menyajikan
pesanannya, juga formil.( Laili Rachim Arifiyanto.2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
2. Sistem Display
a. Serambi Pamer
Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan biasanya
dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang
dengan mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer
dapat memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja
berhubungan dengan berbagai ide dan harga.
b. Display Interior
Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander mengelompokkan
display interior menjadi
1) Merchandise Display, meliputi
a) Display terbuka (Open Display)
Merupakan bentuk display yang memberikan
kemungkinan pada pembeli untuk mengamati barang dagangan
tanpa bantuan pelayan took.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
c) Etalase Khusus
- Etalase Sudut
Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di
persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.
- Etalase Atas
Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari
bangunan bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan
reklame.
- Etalase Benam
Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih
rendah daripada lantai disekitarnya.
- Etalase bertingkat
Etalase penggabungan antara etalase atas dan atalase
benam dan lebih lagi dengan system etalase terbuka. Sudut
pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
- Etalase Arcade
Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan
yang memanjang ke belakang dengan bagian muka yang
sempit, sehingga ada ruang yang kurang efisien.
2) Macam-macam display
a) Vitrine
Menggunakan pelindung tertutup (vitrine) untuk benda-
benda yang berdimensi kecil maupun yang sedang. Penggunaan
vitrine pada area penjualan koleksi tetap membutuhkan
perawatan yang serius.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
c) Sistem gantung
Khususnya untuk koleksi materi fashion yang bersifat ‘
fancy’. Kelemahan system ini ialah penataan terlihat kurang
rapih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
d) Island Display
Produk-produk terbaru, sebagai point of interest dari
ruang, karena posisinya yang sentries dan lebih ‘hidup’ sehingga
dapat mengundang pengunjung untuk dapat melihat langsung.
e) Table Fixture
Sebagai wadah display khususnya accessories seperti
giwang, cincin, kalung, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
f) Cases Fixture
Rak terbuka atau transparan sebagai wadah display
barang-barang millineries seperti sepatu, tas dan lain-lain.
g) Box Fixture
Kotak terbuka sebagai wadah display perlengkapan
fashion seperti payung, scraf dan lain sebagainya.
h) Panel Fixture
Penyajian khusus millineries seperti ikat penggang, dasi
dan accessories yang berukuran kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
C. Organisasi ruang
Alternatif Karakter/Kaidah Penerapan
Linear Bersifat fleksibel, terdiri dari Massa bangunan
ruang yang berulang dalam disusun berbaris
hal ukuran dan fungsi dari tiap
ruang disepanjang deretan
tersebut memiliki hubungan
dengan ruang luar
Radial Memadukan unsur-unsur pola Massa bangunan
terpusat dan linear dengan menyebar dari satu
ruang-ruang pusat yang titik pusat massa
dominan dan pola-pola linear sebagai sentral
yang berkembang menjadi
jari-jarinya
Cluster Menggabungkan ruang-ruang Massa bangunan
yang berlainan bentuk tapi disusun berkelompok
bersifat kegiatan yang sama sesuai dengan kegiatan
dan berhubungan satu sama yang serupa
yang lain berdasarkan
penempatan & ukuran visual
seperti sumbunya
Memusat Bentuk stabil merupakan Massa bangunan
komposisi terpusat yang disusun mengelilinggi
terdiri dari sejumlah ruang- pusat massa
ruang sekunder yang
dikelompokkan mengelilingi
sebuah ruang pusat yang besar
dan dominan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
E. Standarisasi Interior
1. Unsur Ruang
a. Lantai
Batasan pengertian lantai adalah : (Pamuji Suptandar, Desain
Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain
dan Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1990 : 123)
1) Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dasar
ruangan dimana aktifitas manusia dilakukan diatasnya dan
mempunyai sifat /fungsi ruang.
2) Sebagai pembatas ruang antara tingkat satu dengan tingkat
berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
b. Dinding
Dinding merupakan unsure penting dalam pembentukan
ruang baik sebagai unsure penyekat, pembagi ruang maupun sebagai
unsure dekorasi. Dari sisi fisika bangunan, dinding mempunyai
fungsi :
1) Pemikul beban
2) Fungsi penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun
akustik
3) Menghadapi alam luar dan dalam ruangan
Fungsi dinding terbagi menjadi dua bagian :
1) Fungsi struktural, misalnya :
- Breaking walls, yaitu untuk menahan tepi /tumpukan tanah.
- Load bearing walls, yaitu menopang balok – balok lantai,
atap dan lain – lain.
- Foundation walls, yaitu menopang balok – balok lantai
pertama.
2) Fungsi Non Struktural
- Party walls, sebagai pemisah dua bangunan dan bersandar
pada masing – masing bangunan.
- Fire walls, sebagai pelindung pancaran api dari kebakaran.
- Curtain panel walls, sebagai pengisi suatu konstruksi yang
kaku seperti konstruksi rangka baja dan sebagainya.
- Partition walls, untuk pemisah dan pembentuk ruang yang
lebih besardalam ruangan. (Pamudji Subtandar, Desain
Interior : Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa
Desain dan Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1990 : 146)
Pengolahan dan pengaturan kualitas akustik yaitu dengan
cara penentuan jenis dan sifat permukaan dinding serta langit –
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
c. Langit – Langit
Ditinjau dari segi fungsinya, langit – langit memiliki berbagai
fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan unsure – unsure
pembentuk ruang yang lain seperti lantai dan dinding sebagaimana
disebutkan oleh Pamudji Suptandar sebagai berikut :
1) Langit – langit berfungsi sebagai peredam suara (akustik)
dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Misalnya pada cafe
dengan pemasangan bidang – bidang semu yang dapat
meningkatkan pemantulan secara langsung.
2) Langit – langit merupakan ruang (rongga) untuk pelindung
berbagai instalasi, ducting AC, kabel listrik gantungan armature,
loudspeaker, dan lain – lain. (Pamudji Suptandar, Desain Interior :
Pengantar Merencana Interior untuk Mahasiswa Desain dan
Arsitektur, Djambatan, Jakarta, 1982 : 59)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
F. Interior Sistem
1. Pencahayaan
a. batasan Pengertian Pencahayaan
Untuk masalah pencahayaan, akan lebih jelas kiranya bila
ditelaah terlebih dahulu pengertian dari pencahayaan itu sendiri.
Cahaya merupakan P.J.M.Van der Maijs diartikan “sebuah
pancaran elektromaknetik yang terlihat oleh mata” [P.J.M. Van der
Meijs,Fisika Bangunan. Erlangga, Jakarta, 1983, Hal:96]. Sedangkan
pencahayaan berasal dari bahasa inggris “Lighting “ atau ‘
illumination’ yang di-indonesia-kan menjadi ‘illuminasi’ [John
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
- Cove lighting
- Luminous ceiling
- Cornices
- Recessed in ceiling
- Attached to ceiling
- Soffit
• Teknik penempatan lampu yang dapat dipindah – pindah
- Portable lamp
- Standart lamp
• Teknik penempatan lampu yang digantung
- Pandant atau hanging
• Teknik penempatan khusus /pada perabot
- Recessed fixtures for ceiling and table to lighting
- Recessed fixtures for transminating glass shelves in cupboards
- Drape fixtures for flower window high added lighting below
Untuk lebih jelasnya, dari masing – masing teknik penempatan lampu tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Valances : yaitu penempatan lampu dengan penyinaran tidak
langsung dan ditempatkan diatas jendela agar menimbulkan
refleksi.
Wall bracked : penempatan lampu dengan cara memasang penutup
dinding dengan mempergunakan lampu cahaya atau lampu
dekorasi.
Celing mounted spot : penempatan pijar di dalam ceiling untuk mengurangi
udara panas di dalam ruang.
Luminous panel/ wall : yaitu dengan penempatan panel yang jernih dari kaca atau
plastic yang melindungi sebaris lampu fluorescent.
Mounted at wall : yaitu penempatan lampu yang ditempatkan pada dinding
Cove lighting : termasuk tipe pencahayaan tidak langsung
Luminous ceiling : yaitu menutup seluruh permukaan dari plafon/ ceiling atau
sebagian dari celing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
• footcandle =
lumen
lm
• fc =
sq ft
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
• lumen lm
lux = =
sq m
luas area dalam m2
Aspek fungsi
Sebagai mana diketahui bahwa pencahayaan buatan sebagai sumber cahaya untuk
kegiatan sehari – hari dan memberi keindahan dalam desain suatu ruangan. Pada
interior suatu bangunan, cahaya buatan banyak dimanfaatkan untuk menciptakan
kondisi – kondisi tertentu sesuai dengan kehendak dan fungsi ruang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
2. Penghawaan
Merupakan usaha mengatur kebutuhan manusia akan udara atau
hawa untuk kelangsungan hidupnya. Adanya sirkulasi udara yang lancar
memungkinkan ruangan berada dalam suhu dan kelembaban yang wajar
dan nyaman. (Roderick Ham, Theatre Planning. 1973 : 237-239). Dilihat dari
cara kerjanya, ventilasi dapat dibadakan menjadi dua, yaitu :
• Ventilasi alamiah
Bertujuan mendapatkan kenyamanan udara bagi pemakai ruangan
dengan aturan suhu, kelembaban dan sirkulasi udara dalam ruang
tergantung pada factor alam antara lain kecepatan angina, karena
gerakan atau aliran yang bergerak, orientasi wadah kegiatan.
• Ventilasi buatan
Aliran udara diperoleh dengan menggunakan alat Bantu seperti kipas
angina dan lain sebagainya.
Penghawaan diperlukan pada teater karena tidak memungkinkan
perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga
tercipta kondisi akustik yang tidak baik.
Standart kenyamanan ruang :
- Temperatur udara : 180-250 C
- Kelembaban : 40-70 %
- Pergerakan udara : 0,1-0,5 m/detik
Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan air conditioner
(AC) yang macamnya terdiri dari :
- Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang – ruang kecil
dimana system mekanisnya terdapat dalam satu unit yang kompak.
- Split Unit, yaitu AC yang digunakan untuk satu atau beberapa
ruang, sedang kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap
ruang.
- Central AC yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan
perlengkapan keseluruhannya terletak diluar ruangan kemudian
didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
3. Akustik
Pinsip Perencanaan
Merupakan upaya penyelesaian terhadap gangguan suara bising yang
bersumber pada:
- Mesin-mesin (MEE)
- Lalu lintas sekitar
- Aktifitas pemakai ruang.
Pengelolaan Bunyi
a) Bunyi langsung, bila pendengar menerima banyak bunyi langsung
maka akan menguntungkan kekerasan bunyi. Oleh karena itu harus
diupayakan pemanfaatan bunyi langsung dalam pembentukan ruang.
b) Bunyi Pantul, jika bunyi pantul diatur baik maka dapat memperkeras
bunyi langsung. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah :
- material pemantul
- permukaan pantulnya
c) Elininasi Cacat Akustik Ruang, perencanan harus terhindar dari cacat
akustik ruang seperti :
- Gema
- Pemantulan yang berkepanjangan (long delayed)
- Gaung/ flutter echo (gema menerus)
- Pemusatan bunyi
- Ruang garden (coupled spaces)
- Distorsi
- Resonansi ruang
- Bayangan bunyi (La Prasetyo Msc, 1990, Hal: 64-67)
Cacat akustik dapat diatasi dengan :
- Menghindari gema, flutter echo dan long delayed
- Meniadakan bayangan bunyi dengan membuat panjang balkon (D)
selalu lebih kecil dengan dua kali tinggi balkon (H) atau (D<2H)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Material Akustik
Dibedakan menjadi :
- Bahan pemantul
- Bahan penyerap
Material akustik sebagai komponen pembentuk ruang, yaitu :
Elemen Pembentuk Ruang, untuk mendapatkan system penyerapan
bunyi/ suara yang kita inginkan, maka komponen pembentuk ruang seperti
langit-langit dan dinding diatur sedemikian rupa sehingga memperkuat
fungsinya sebagai penguat suara.
Elemen Pengisi Suara, elemen yang dimaksudkan adalah manusia,
tempat duduk/kursi, tirai dan lain-lain yang berada dalam ruang dalam
wujud tiga dimensi. Dalam hal ini tempat duduk dan manusia berwujud
satu kesatuan sebagai penyerap ruang artinya ada/tidak adanya pengunjung
di tempat duduk tersebut harus koefisien absorbsi manusia, yaitu sekitar
0,80 ( pengunjung dalam tempat duduk kursi kayu dengan sedikit bahan
lunak/empuk yang memberi bunyi seandainya ada dan tidak pengunjung
pada tempat duduk tersebut pada frekuensi 500-2000 Hz).
Sistem Penguat Bunyi
Digunakan untuk tujuan :
- Menguatkan bunyi, jika sumber bunyi terlalu lemah untuk
didengarkan
- Menyediakan bunyi yang diperkuat bila penonton melimpah.
- Menambah tingkat bunyi diatas panggung dengan keuntungan/
kebaikan pementas atau pendengar yang duduk di panggung
- Menyediakan fasilitas elektromagenetik bagi kenyamanan penonton,
pementas dan staff serta untuk menghasilkan efek – efek bunyi
- Mereduksi pengaruh menutupi dari tingkat bising latar belakang yang
berlebih.
- Mengoperasikan instrument – inetrument bunyi elektrik.
Tiap sistem penguat bunyi saluran tunggal terdiri dari tiga
komponen utama yaitu mikrofon, penguat (amplifier) dan pengeras suara
(loudspeaker). Pendistribusian suara dalam ruang juga dipengaruhi oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
penempatan suara. Ada tiga jenis pengeras suara utama yang dapat
diinginkan :
(a) Sistem yang ditempatkan secara terputus dengan pengeras suara
(auster) tunggal di atas sumber bunyi dengan keuntungan memberi
kewajaran maksimum karena bunyi yang diperkuat datang dari arah
yang sama dari bunyi asli.
(b) Bunyi yang didistribusi yang menggunakan sejumlah pengeras di atas
dan ditempatkan diseluruh ruang tetapi system ini mempunyai
kekurangan tidak didapatkan keaslian suara yang didistribusikan.
(c) Sistem Stereophonics dengan pengeras suara gugus dua atau lebih,
sekeliling bukan panggung atau sumber bunyi. Sistem ni digunakan
karena memberi kesan bahwa bunyi dating dari sumber asal tanpa
diperkuat dan menambah keaslian/ kemurnian bunyi dan kenikmatan
mendengar dengan nyata.
Gambar 2.17 Daerah frekuensi yang dapat ditangkap indera dengar manusia.
RT = k (V/Sa)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
G. Pertimbangan Desain
1. Elemen Desain
Beberapa unsure dalam desain meliputi unsure visual maupun yang
tidak terlihat tetapi dapat dirasakan adalah garis, nada, warna, teksture,
ruang, ritme, aksen, tension, arah dan ukuran. (Arfial Arshad, Nirmana
Trimatra, UNS Press, Surakarta, 1995)
Terdapat beberapa elemen desain yaitu :
1) Form (bentuk)
- Memberikan kesan tertutup dan padat, luas, dan meruang, dapat
pula memberi kesan terbuka
- Bentuk hendaknya dapat mencermnkan fungsi
2) Space (ruang)
- Merupakan pengisi ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
8) Posisi
- Adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkaran atau
medan visual
2. Prinsip Desain
Merupakan petunjuk pelaksanaan dari elemen desain di atas, sering
juga disebut unsure – unsure desain, yaitu :
1) Unity, rasa kesatuan, keutuhan dalam keseluruhan memberi tampilan
tidak ada bagian yang berkesan sebagai tambahan atau tempelan
semata.
2) Repetition, unity dapat dicapai antara lain dengan repetisi. Merupakan
suatu ulangan sebagai bentuk, lengkung, ruang, tekstur, dan sebaginya
yang diulang – ulang sehingga mampu mengikat kesan struktur secara
estetis.
3) Rhythm, irama dapat diartikan sebagai penulangan garis, bentuk,
wujud, dan warna secara teratur dengan urutan regulasi maka akan
teripta aspek atau rasa dari irama (rhythm).
4) Variety, tanpa variasi akan mengakibatkan kebosanan dan dapat
melelahkan pandangan. Terlalu banyak ritme, repetisi, dan unity akan
pula merusak rasa dari variety. Untuk menciptakan variasi dapat
menggunakan sinar, bayangan, warna, dan lain – lain.
5) Emphasis, atau sering disebut dengan tekanan adalah suatu bentuk
yang mendapat perhatian atau tingkat kekuatan tertentu atau
penonjolan bagian tertentu. Digunakan untuk menarik perhatian pada
subjeknya dan dapat diciptakan dengan warna, tekstur, bentuk, maupun
garis.
6) Balance, adalah keseimbangan, yaitu suatu kondisi seperti berat,
tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan kesetabilan, tenang, dan
seimbang. Formal balance biasanya memiliki sumbu simetri,
sedangkan informal balance dapat mewakili variasi dan distribusi yang
harmoni antara ruang, bentuk, garis, warna, sinar dan bayangan serta
tekstur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
3. Warna
Warna merupakan aspek yang sangat penting dalam desain interior.
SEcara psikologis warna dapat menggambarkan perasaan seseorang.
Warna juga bias menimbulkan kesan tertentu dalam ruang seperti kesan
luas ataupun sempit. Pewarnaan pada interior sangat dipengaruhi oleh
cahaya baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Devinisi
warna ada tiga yaitu (John F. Pile, Interior Design, Pretice – hall, INC, New
York, 1988 : 243):
1) Hue, warna sebagai warna meliputi warna primer, sekunder, dan
tertier
2) Value, warna sebagai pengungkap gelap dan terang, dalam keadaan ini
warna selalu dikaitkan dengan keadaan gelap dan terang.
3) Saturation, warna sebagai suhu, dalam hal ini setiap warna selalu
berhubungan dengan aspek psikologis yang diterima oleh seseorang
apakah itu terasa dingin atau sebaliknya.
Sedangkan berdasarkan letaknya dalam diagram warna dibagi menjadi :
1) Warna hangat; merah, orange, kuning
2) Warna dingin; hijau, biru, violet
3) Warna netral; abu – abu, hitam, putih
Warna mempengaruhi bentuk, ukuran, berat, dan suhu. Warna itu
ekspresif karena warna membawa gagasan tentang symbol. (Tate, Allen &
Smith, c Ray, Interior Design in the 20th Century. Harper & Row Publisher,
New York, 1986 : 149)
Disamping itu secara psikologis, warna memiliki pengaruh
terhadap perasaan manusia seperti yang dijelaskan berikut :
1) Biru, umumnya dinamakan warna menjauh, bersifat dingin, baik dan
terang.
2) Hijau, menyejukkan dan dapat mengurangi ketegangan hidup.
3) Kuning, merangsang dan menarik perhatian, biasanya diasosiasikan
dengan keceriaan bahkan humor (dalam pencahyaan teater biasanya
untuk adegan komedi)
4) Merah, menyenangkan dan merangsang otak, memberi kesan mewah
dan bahagia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
H. Sistem Keamanan
Keamanan yang dimaksud adalah keamanan yang berhubungan
dengan fisik manusia, wadah kegiatan serta lingkungannya. Untuk itu perlu
diperlukan :
a. Satpam/ security
b. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
c. Tanda penunjuk arah
d. Alat pengunci (hardware locking)
e. Tanda bahaya (alarm)
Sedang bahaya kebakaran secara mekanis dilakukan dengan :
a. Fire Alarm System, dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah yang
memadai.
b. Smoke Detector, dipasang di tempat tertentu dengan jarak modul
tertentu. Alat ini akan bekerja bila suhu mencapai 70 C, radius pelayanan
sejauh 70 m.
c. Automatic Sprinkler, jaringan yang dilengkapi dengan kepala penyiram.
Bekerja secara otomatis bila terdeteksi adanya api/panas pada suhu 135-
160 C. Radius pancaran 25 m2 dan kebutuhan airnya ditampung pada
reservoir.
d. Fire Hydrant, menggunankan daya semprot air melalui selang sepanjang
30 m dan unit lainnya yang disimpan dalam kotak tertutup diletakkan
ditempat strategis.
e. Fire Extinghuiser, alat pemadam portable yang digunakan untuk
membantu terutama untuk mengatasi kebakaran setempat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
ajang jamm session dan sharing bagi masyarakat yang belum mengenal music
rock lebih dalam
J. Status Kelembagaan
Pemimpin Perusahaan
Koordinator
Promosi dan
Karyawan
Pemasaran
Gambar 3.0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
DATA LAPANGAN
THE ROCK CAFÉ JAKARTA
A. Deskripsi Lapangan
1. Sejarah singkat dan latar belakang
The Rock café adalah sebuah café yang dulu bernama JK7 Bar ‘n
Club yang singkatan dari Jalan Kemang Raya no 7 Jakarta.Berdiri pada 12
Juli 2006,pendirinya adalah Fanny Wantah,I Gusti Made Sudiksa dan ide
gagasannya dari seorang musisi papan atas Indonesia yaitu Ahmad Dhani.
Cafe ini berdiri di lantai bawah di salah satu hotel berbintang yang ada di
Jakarta,yaitu Grand Flora hotel yang dipimpin oleh Yusnita Sari.
Maksud dan tujuan dari The Rock café ini adalah sebagai tempat
hiburan malam yang menonjolkan konsep yang lain daripada café lain.
Atmosfer rock sangat kentara ketika kita sudah masuk
didalamnya.Memang café ini mempuyai karakter kuat karena didukung
oleh desain yang menarik,lighting dan sound system yang bagus dan
tentunya para musisi yang hebat.Sajian musiknya pun hanya khusus music
rock yang legendaris dari band band papan atas dunia.
2. Site Area
.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
3. Status Kelembagaan
Pemimpin Perusahaan
Koordinator
Promosi dan
Karyawan
Pemasaran
B. Pola Kegiatan
Pengunjung
Menikmati
music live
Mencari Duduk,memilih
Datang Informasi menu,makan dan Ke toilet Pergi
minum
Bermain billyard
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Pengelola
Istirahat
Ke Toilet
C. Fasilitas ruang
1. Foyer ( terdapat pool table )
Gambar 3.5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
Gambar 3.6
Gambar 3.7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
3. Dinning room
Gambar 3.8
Gambar 3.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
4. VIP room
Gambar 3.10
Gambar 3.11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
5. Operator room
Gambar 3.12
6. Rest room
7. Lavatory
8. Stage
Gambar 3.13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Gambar 3.14
D. Interior
1. Organisasi ruang
Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka
perlu adanya :
a. Pengelompokan massa yang akan dilihat dari karakter dan macam
kegiatan yang diwadahi.
b. Karakter yang ditampilkan dengan bentuk-bentuk dinamis sehingga
turut mendukung dan membangun dari tema yang akan diangkat
sehingga menjadi kesatuan. Melihat daripada layout dari The Rock
cafe jakarta maka cafe ini menerapkan organisasi ruang yang memusat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR
ROCKUSTIC CAFÉ and MUSIC
A. Asumsi Lokasi
1. Lokasi
Lokasi rockustic cafe and music diasumsikan di Jalan Raya
Adisucipto, Manahan, Solo. Alasan pemilihan tempat yaitu lokasi strategis
dekat dengan daerah berkumpulnya anak muda dan mudah dijangkau baik
dari Kota Solo maupun dari Kota sekitarnya baik dengan kendaraan umum
maupun pribadi. Disamping itu lokasi berada di daerah yang jalur
transportasinya relative lancar, jadi akan memudahkan dari manapun
menjangkau Rockustic cafe n Music outlet.
Site Plan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2. Analisa Tapak
1. Sirkulasi
Menentukan ME dan SE,
dengan dasar pertimbangan :
kemudahan sirkulasi aktivitas
ME
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
B. Jadwal Operasional
1. pengunjung : antara jam 12.00-02.00 WIB
2. pengelola : 1. manager, antara jam 11.00-urusan selesai
2. waiter/ess, terbagi menjadi 3 shift, yaitu :
- shift I (11.00-16.00 WIB)
- shift II (16.00-21.00 WIB)
- shift III (21.00-02.00 WIB)
3. musician,on stage mulai jam 20.00-24.00 WIB
(break satu jam,ditengah waktu on stage)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
C. Pola Kegiatan
Pengunjung
Menikmati
music live
Mencari Duduk,memili
Datang Informasi h menu,makan Ke toilet Pergi
dan minum
Mencari kaset n
merchandise music
Ke studio music ke
galeri
Gambar 4.2 Bagan Pola kegiatan Pengunjung
Pengelola
Istirahat
Ke Toilet
D. Kebutuhan Ruang
1. Zona Penerimaan
a.) Lobby
b.) Informasi
2. Zona Pelayanan dan Penjualan
a.) Cafe
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
- Dining Area
- Kitchen
- Counter Cashier
- Storage
- Lavatory
- Rest and Prepare Room
- Stage
- Mini bar
- Technics room
- Storage
b.) Musik Shop
- Area Display
- Fiting room
- Counter Cashier
- Storage
3. Zona Pengelolaan Office
- Manager room
- Staf Area
- Lavatory
E. Sistem Pelayanan
1. Fasilitas Penjualan
Cafe
- Menggunakan pelayanan waiters
Musik Outlet
- pelayanan self service
- pelayanan cashier
F. Organisasi Ruang
Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka perlu
adanya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
jari-jarinya
seperti sumbunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
dikelompokkan mengelilingi
dan dominan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Tabel 4.3
2. Dinning Room
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengunjung Pesan makanan & Dining Area Meja & kursi makan,
minuman, makan aksesoris ruang,
minum, menikmati booths&benches
hiburan, membayar, Dapur Kitchen Set, perlengkapan
ke toilet masak&peralatan
Melayani Cashier counter Meja&Kursi Counter,
Pengelola pemesanan, mesin penghitung uang
memasak, melayani Almari penyimpanan, rak
Storage
pembayaran Clost, wastafel, cermin
lavatory
Tabel 4.4
3. Musik Shop
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengunjung Melihat-lihat, Area penjualan Display counter, etalase,
memilih&mencoba & Display rak, manekin
barang, membeli,
membayar Ruang Ganti Cermin, gantungan
Melayani dan pakaian.
Pengelola mengawasi, menerima Cashier Meja&Kursi Counter,
pembayaran mesin penghitung uang
Tabel 4.5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
4. Gallery
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Bekerja sesuai Gallery Display counter
bidang, mengawasi Vitrin
manekin
Storage room locker
rak
Tabel 4.6
5. Music studio
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Manager: Manager room, Meja&kursi Kerja, rak,
Memimpin, almari, laptop
meneliti laporan, Staff area @ Meja&kursi Kerja, rak,
mengadakan rapat komputer, partisi
Tabel 4.7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
6. Office
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Manager: Manager room, Meja&kursi Kerja, rak,
Memimpin, almari, laptop
meneliti laporan, Staff area @ Meja&kursi Kerja, rak,
mengadakan rapat komputer, partisi
Tabel 4.8
I. Besaran Ruang
Penentuan Besaran Ruang mengacu pada standar yang didapatkan dari:
a. Studi Besaran Ruang dan Asumsi (Ass)
b. Data arsitek, Ernest Neufert (DA)
Kegiatan Penerimaan
Recepsionist
Sirkulasi 60%
Tabel 4.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Musik outlet
Sirkulasi 60%
Tabel 4.10
Café
Wanita : 1WC, 1
wastafel
Sirkulasi 60%
Tabel 4.11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
wastafel
Sirkulasi 30%
Tabel 4.12
K. Sirkulasi
1. Sirkulasi Pengunjung
Menggunakan system sirkulasi radial (radiating sirkulation) yaitu sirkulasi
alternative dengan arah keluar acces point sehingga pengunjung lebih
leluasa memilih fasilitas yang mereka inginkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
2. Sirkulasi Pengelola
Menggunakan system sirkulasi linier yaitu sirkulasi dengan system
langsung dari access point menuju ke akhir sirkulasi.
L. Konsep Desain
1. Pengertian
Musik adalah : Ilmu / seni menyusun nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)
yang mempunyai kesatuan / kesinambungan. (E.M. Horsley, Hutchison’s
New 20th century enclycopedia, London 1980)
2. Konsep
a. filosofi
Secara garis besar konsep filosofi yang diterapkan pada
perancangan ini didasarkan pada penghargaan dan perhatian besar
terhadap pengunjung untuk mendapatkan pelayanan yang layak dan
memadai sehingga tercapai tujuan masyarakat untuk mencari informasi,
bertukar pikiran, serta hiburan
b. psikologi
Rockustik Cafe and Music diharapkan mampu membangun
kepercayaan pada pengunjung dari penampilan dan kelancaran proses
aktivitas yang berlangsung didalamnya, dengan demikian rasa puas dan
senang diharapkan tumbuh kembali didalamnya.
c. fisik
Bentuk bangunan yang mengadaptasi konsep modern diharap
dapat memenuhi fungsi dan tujuan kegiatan yang berlangsung
didalamnya. Pemilihan warna, penerapan ornamen yang minimalis dan
materi interior yang memberi kesan eksklusif dengan tidak mengurangi
nilai estetis dan fungsi elemen interior dan bangunan diharapkan dapat
membangun dampak psikologis yang ingin dicapai. Dengan konsep one
stop service music pengunjungpun dapat melakukan aktivitas music
yang saling berkaitan didalam satu tempat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
3. Pertimbangan Desain
a. Fungsi, Bahan dan Teknis
Dalam menentukan ketiga unsur yang saling berkaitan ini perlu
adanya pertimbangan akankah solusi yang diambil akan mendukung
terciptanya atmosfer yang mengacu pada terwujudnya tema yang
diangkat.
Dalam menentukan ketiga hal diatas perlu dipertimbangkan pula
bahwa alternatif yang dipilih harus :
1) Mendukung tema yang diangkat
2) Mudah perawatan
3) Tahan dalam cuaca dan kelembapan
4) Mendukung akustik
5) Tidak menyimpan bibit penyakit
b. Estetis
Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan
suatu benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat
diatur dengan bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai
suasana yang diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan
antar unsur-unsur dekorasi dalam interior harus terpadu dengan
eksteriornya .unsur-unsur ini antara lain proporsi, warna, garis dan
tekstur.
1) Warna
Sebagai komponen seni ,warna memegang peranan yang
kuat dan mutlak selalu berhadapan dengan indera penglihatan
manusia yang selalu mempunyai penilaian hal tentang warna
diungkap oleh Neufert Ernst : warna pada bangunan sangat
membantu penampilan bangunan, terutama bagi para arsitek, warna
adalah alat bantu untuk dapat merancang suatu keindahan dan
kenyamanan, juga dapat menjadi alat pemacu penampilan suatu
rancangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
2) Garis
Salah satu unsur penentu terwakilinya tema adalah garis,
dimana garis yang terbentuk akan memberikan efek psikologis.
Garis menentukan bentuk dan dimensi dari ruang yang dibentuk,
tentu saja memberi efek psikologis.
a) Garis horisontal memberi kesan membumi, hal yang tidak
bergerak dan memuaskan .
b) Garis vertikal memberi kesan kewibawaan dan megah.
c) Garis diagonal memberi kesan ketidakstabilan atau suatu yang
bergerak.
3) Tekstur
Pengertian tekstur adalah rasa permukaan atau
penggambaran dari sifat permukaan dari suatu objek (benda atau
bidang). Tekstur dapat memberikan pengaruh dari pandangan atau
sentuhan dan memberikan kesan atau pesan dari permukaan yang
ditampilkannya :
a) Halus, memberi kesan menyenangkan dan tidak
mempengaruhi dominasi ruang .
b) Kasar, memberi kesan keras, kuat dan mendominasi
penampilan bentuk. Untuk membangun suasana atau
membentuk image dari suatu desain tekstur merupakan salah
satu unsur pendukung yang memegang peranan, sehingga
penggunaan tekstur pada tiap eleman pembentuk interior juga
berbeda tergantung pada kesan atau image yang akan
ditampilkan .
c. Tema & Gaya
Tema yang dipilih dalam Perancangan Rockustic Cafe and
Music, adalah rock, sesuai dengan konsepnya yaitu ingin memberi
nuansa cafe dengan atmosfer music rock yang kental,tak hanya dari
musicnya namun dari desainnya juga sangat mendukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
d. Lay Out
Perancangan lay out menggunakan beberapa pertimbangan ,antara lain:
a) fungsi ruang
b) zoning dan grouping
c) organisasi ruang
d) sirkulasi
e) anthopometri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
b. Dinding
Penggunaan bahan dan warna diharapakan mampu memberi
kesan berani dan misterius. Pemilihan bahan dan warna antara lain
menggunakan pertimbangan bahwa alternatif yang dipilih meredam
bunyi sebagai pendukung akustik.
1) Area Stage
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik, tahan
lama dan mudah dibersihkan
Alternatif Bahan : teakwood, acoustic board, glasswool,
karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama dinding sebagai
penyerap bunyi sekaligus unsur estetis
2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah
dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,
mendukung akustik.
Alternatif Bahan : dinding finishing cat, teakwood,
wallpaper, kaca.
Dinding partisi juga diperlukan sebagai pemisah dan
pembentuk ruang yang lebih kecil di dalam ruang yang lebih besar.
3) Lavatory
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah
dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,
mendukung akustik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
5. Interior Sistem
a. Pencahayaan
Perancangan pencahayaan pada Rockustic cafe and music dibuat
berdasarkan pertimbangan
1) aktivitas kegiatan
2) sirkulasi
3) kenyamanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Rumus : RT = 0,16V / A
RT : Waktu dengung
V : Volume Ruang
A : Jumlah koefisien dalam m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
6. Furniture
Desain furniture dituntut untuk fungsional menjawab kebutuhan,
dengan demikian konstruksinya harus tepat dan kuat jadi mampu
menjawab permasalahan yang ada. Selain fungsional furniture harus
memenuhi tuntutan aman, nyaman dan mudah dalam perawatan.
Pemilihan bahan dan warna disesuaikan menurut kebutuhan dan
sesuai dengan tema yang akan dimunculkan.
7. Utilitas Bangunan
a. Kriteria Pemilihan sistem Utilitas
1) Sistem utilitas diusahakan mempunyai nilai kemudahan yang
tinggi baik pemasangan maupun operasionalnya, sehingga
tercapai ekonomis dalam pembiayaan.
2) Kapasitas yang digunakan sesuai dengan persyaratan standar
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
3) Disesuaikan dengan tuntutan kegiatan dalam bangunan.
Sedangkan kriteria pemilihan sistem utilitas diatas dipilih
berdasarkan pertimbangan :
1.) Efisiensi biaya Operasional
2.) Persyaratan biaya operasional dan perawatan.
3.) Luasan lantai yang dilayani
4.) Kondisi fisik lingkungan
5.) Pemanfaatan Jaringan yang sudah ada.
8. Sistem Keamanan
Terlepas dari sistem pengaturan fisik bangunan terhadap
kenyamanan, perlu juga diperhatikan resiko atau dampak desain terhadap
keamanan akan bahaya kejahatan dan bahaya terhadap bencana dan
kebakaran.
Untuk mengantisipasi terhadap kedua kemungkinan tersebut maka
perlu dinilai adanya :
a. Sistem komunikasi yang baik (sistem keamanan CCTV)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR
ROCKUSTIC CAFÉ and MUSIC
A. Asumsi Lokasi
1. Lokasi
Lokasi rockustic cafe and music diasumsikan di Jalan Raya
Adisucipto, Manahan, Solo. Alasan pemilihan tempat yaitu lokasi strategis
dekat dengan daerah berkumpulnya anak muda dan mudah dijangkau baik
dari Kota Solo maupun dari Kota sekitarnya baik dengan kendaraan umum
maupun pribadi. Disamping itu lokasi berada di daerah yang jalur
transportasinya relative lancar, jadi akan memudahkan dari manapun
menjangkau Rockustic cafe n Music outlet.
Site Plan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
2. Analisa Tapak
1. Sirkulasi
Menentukan ME dan SE,
dengan dasar pertimbangan :
kemudahan sirkulasi aktivitas
ME
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Jadwal Operasional
1. pengunjung : antara jam 12.00-02.00 WIB
2. pengelola : 1. manager, antara jam 11.00-urusan selesai
2. waiter/ess, terbagi menjadi 3 shift, yaitu :
- shift I (11.00-16.00 WIB)
- shift II (16.00-21.00 WIB)
- shift III (21.00-02.00 WIB)
3. musician,on stage mulai jam 20.00-24.00 WIB
(break satu jam,ditengah waktu on stage)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
C. Pola Kegiatan
Pengunjung
Menikmati
music live
Mencari Duduk,memili
Datang Informasi h menu,makan Ke toilet Pergi
dan minum
Mencari kaset n
merchandise music
Ke studio music ke
galeri
Gambar 4.2 Bagan Pola kegiatan Pengunjung
Pengelola
Istirahat
Ke Toilet
D. Kebutuhan Ruang
1. Zona Penerimaan
a.) Lobby
b.) Informasi
2. Zona Pelayanan dan Penjualan
a.) Cafe
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
- Dining Area
- Kitchen
- Counter Cashier
- Storage
- Lavatory
- Rest and Prepare Room
- Stage
- Mini bar
- Technics room
- Storage
b.) Musik Shop
- Area Display
- Fiting room
- Counter Cashier
- Storage
3. Zona Pengelolaan Office
- Manager room
- Staf Area
- Lavatory
E. Sistem Pelayanan
1. Fasilitas Penjualan
Cafe
- Menggunakan pelayanan waiters
Musik Outlet
- pelayanan self service
- pelayanan cashier
F. Organisasi Ruang
Mempertimbangkan perencanaan bentuk organisasi ruang maka perlu
adanya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
jari-jarinya
seperti sumbunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
dikelompokkan mengelilingi
dan dominan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Tabel 4.3
2. Dinning Room
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengunjung Pesan makanan & Dining Area Meja & kursi makan,
minuman, makan aksesoris ruang,
minum, menikmati booths&benches
hiburan, membayar, Dapur Kitchen Set, perlengkapan
ke toilet masak&peralatan
Melayani Cashier counter Meja&Kursi Counter,
Pengelola pemesanan, mesin penghitung uang
memasak, melayani Almari penyimpanan, rak
Storage
pembayaran Clost, wastafel, cermin
lavatory
Tabel 4.4
3. Musik Shop
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengunjung Melihat-lihat, Area penjualan Display counter, etalase,
memilih&mencoba & Display rak, manekin
barang, membeli,
membayar Ruang Ganti Cermin, gantungan
Melayani dan pakaian.
Pengelola mengawasi, menerima Cashier Meja&Kursi Counter,
pembayaran mesin penghitung uang
Tabel 4.5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
4. Gallery
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Bekerja sesuai Gallery Display counter
bidang, mengawasi Vitrin
manekin
Storage room locker
rak
Tabel 4.6
5. Music studio
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Manager: Manager room, Meja&kursi Kerja, rak,
Memimpin, almari, laptop
meneliti laporan, Staff area @ Meja&kursi Kerja, rak,
mengadakan rapat komputer, partisi
Tabel 4.7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
6. Office
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN FASILITAS
RUANG
Pengelola Manager: Manager room, Meja&kursi Kerja, rak,
Memimpin, almari, laptop
meneliti laporan, Staff area @ Meja&kursi Kerja, rak,
mengadakan rapat komputer, partisi
Tabel 4.8
I. Besaran Ruang
Penentuan Besaran Ruang mengacu pada standar yang didapatkan dari:
a. Studi Besaran Ruang dan Asumsi (Ass)
b. Data arsitek, Ernest Neufert (DA)
Kegiatan Penerimaan
Recepsionist
Sirkulasi 60%
Tabel 4.9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Musik outlet
Sirkulasi 60%
Tabel 4.10
Café
Wanita : 1WC, 1
wastafel
Sirkulasi 60%
Tabel 4.11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
wastafel
Sirkulasi 30%
Tabel 4.12
K. Sirkulasi
1. Sirkulasi Pengunjung
Menggunakan system sirkulasi radial (radiating sirkulation) yaitu sirkulasi
alternative dengan arah keluar acces point sehingga pengunjung lebih
leluasa memilih fasilitas yang mereka inginkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
2. Sirkulasi Pengelola
Menggunakan system sirkulasi linier yaitu sirkulasi dengan system
langsung dari access point menuju ke akhir sirkulasi.
L. Konsep Desain
1. Pengertian
Musik adalah : Ilmu / seni menyusun nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara)
yang mempunyai kesatuan / kesinambungan. (E.M. Horsley, Hutchison’s
New 20th century enclycopedia, London 1980)
2. Konsep
a. filosofi
Secara garis besar konsep filosofi yang diterapkan pada
perancangan ini didasarkan pada penghargaan dan perhatian besar
terhadap pengunjung untuk mendapatkan pelayanan yang layak dan
memadai sehingga tercapai tujuan masyarakat untuk mencari informasi,
bertukar pikiran, serta hiburan
b. psikologi
Rockustik Cafe and Music diharapkan mampu membangun
kepercayaan pada pengunjung dari penampilan dan kelancaran proses
aktivitas yang berlangsung didalamnya, dengan demikian rasa puas dan
senang diharapkan tumbuh kembali didalamnya.
c. fisik
Bentuk bangunan yang mengadaptasi konsep modern diharap
dapat memenuhi fungsi dan tujuan kegiatan yang berlangsung
didalamnya. Pemilihan warna, penerapan ornamen yang minimalis dan
materi interior yang memberi kesan eksklusif dengan tidak mengurangi
nilai estetis dan fungsi elemen interior dan bangunan diharapkan dapat
membangun dampak psikologis yang ingin dicapai. Dengan konsep one
stop service music pengunjungpun dapat melakukan aktivitas music
yang saling berkaitan didalam satu tempat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
3. Pertimbangan Desain
a. Fungsi, Bahan dan Teknis
Dalam menentukan ketiga unsur yang saling berkaitan ini perlu
adanya pertimbangan akankah solusi yang diambil akan mendukung
terciptanya atmosfer yang mengacu pada terwujudnya tema yang
diangkat.
Dalam menentukan ketiga hal diatas perlu dipertimbangkan pula
bahwa alternatif yang dipilih harus :
1) Mendukung tema yang diangkat
2) Mudah perawatan
3) Tahan dalam cuaca dan kelembapan
4) Mendukung akustik
5) Tidak menyimpan bibit penyakit
b. Estetis
Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan
suatu benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat
diatur dengan bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai
suasana yang diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan
antar unsur-unsur dekorasi dalam interior harus terpadu dengan
eksteriornya .unsur-unsur ini antara lain proporsi, warna, garis dan
tekstur.
1) Warna
Sebagai komponen seni ,warna memegang peranan yang
kuat dan mutlak selalu berhadapan dengan indera penglihatan
manusia yang selalu mempunyai penilaian hal tentang warna
diungkap oleh Neufert Ernst : warna pada bangunan sangat
membantu penampilan bangunan, terutama bagi para arsitek, warna
adalah alat bantu untuk dapat merancang suatu keindahan dan
kenyamanan, juga dapat menjadi alat pemacu penampilan suatu
rancangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
2) Garis
Salah satu unsur penentu terwakilinya tema adalah garis,
dimana garis yang terbentuk akan memberikan efek psikologis.
Garis menentukan bentuk dan dimensi dari ruang yang dibentuk,
tentu saja memberi efek psikologis.
a) Garis horisontal memberi kesan membumi, hal yang tidak
bergerak dan memuaskan .
b) Garis vertikal memberi kesan kewibawaan dan megah.
c) Garis diagonal memberi kesan ketidakstabilan atau suatu yang
bergerak.
3) Tekstur
Pengertian tekstur adalah rasa permukaan atau
penggambaran dari sifat permukaan dari suatu objek (benda atau
bidang). Tekstur dapat memberikan pengaruh dari pandangan atau
sentuhan dan memberikan kesan atau pesan dari permukaan yang
ditampilkannya :
a) Halus, memberi kesan menyenangkan dan tidak
mempengaruhi dominasi ruang .
b) Kasar, memberi kesan keras, kuat dan mendominasi
penampilan bentuk. Untuk membangun suasana atau
membentuk image dari suatu desain tekstur merupakan salah
satu unsur pendukung yang memegang peranan, sehingga
penggunaan tekstur pada tiap eleman pembentuk interior juga
berbeda tergantung pada kesan atau image yang akan
ditampilkan .
c. Tema & Gaya
Tema yang dipilih dalam Perancangan Rockustic Cafe and
Music, adalah rock, sesuai dengan konsepnya yaitu ingin memberi
nuansa cafe dengan atmosfer music rock yang kental,tak hanya dari
musicnya namun dari desainnya juga sangat mendukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
d. Lay Out
Perancangan lay out menggunakan beberapa pertimbangan ,antara lain:
a) fungsi ruang
b) zoning dan grouping
c) organisasi ruang
d) sirkulasi
e) anthopometri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
b. Dinding
Penggunaan bahan dan warna diharapakan mampu memberi
kesan berani dan misterius. Pemilihan bahan dan warna antara lain
menggunakan pertimbangan bahwa alternatif yang dipilih meredam
bunyi sebagai pendukung akustik.
1) Area Stage
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : Mendukung akustik, tahan
lama dan mudah dibersihkan
Alternatif Bahan : teakwood, acoustic board, glasswool,
karpet, bahan lain yang dilengkapi fungsi utama dinding sebagai
penyerap bunyi sekaligus unsur estetis
2) Area Penerimaan, Pelayanan dan Penjualan
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah
dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,
mendukung akustik.
Alternatif Bahan : dinding finishing cat, teakwood,
wallpaper, kaca.
Dinding partisi juga diperlukan sebagai pemisah dan
pembentuk ruang yang lebih kecil di dalam ruang yang lebih besar.
3) Lavatory
Tuntutan Bahan terhadap fungsi : tahan lama dan mudah
dalam perawatan, tahan terhadap temperatur dan kelembaban,
mendukung akustik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
5. Interior Sistem
a. Pencahayaan
Perancangan pencahayaan pada Rockustic cafe and music dibuat
berdasarkan pertimbangan
1) aktivitas kegiatan
2) sirkulasi
3) kenyamanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Rumus : RT = 0,16V / A
RT : Waktu dengung
V : Volume Ruang
A : Jumlah koefisien dalam m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
6. Furniture
Desain furniture dituntut untuk fungsional menjawab kebutuhan,
dengan demikian konstruksinya harus tepat dan kuat jadi mampu
menjawab permasalahan yang ada. Selain fungsional furniture harus
memenuhi tuntutan aman, nyaman dan mudah dalam perawatan.
Pemilihan bahan dan warna disesuaikan menurut kebutuhan dan
sesuai dengan tema yang akan dimunculkan.
7. Utilitas Bangunan
a. Kriteria Pemilihan sistem Utilitas
1) Sistem utilitas diusahakan mempunyai nilai kemudahan yang
tinggi baik pemasangan maupun operasionalnya, sehingga
tercapai ekonomis dalam pembiayaan.
2) Kapasitas yang digunakan sesuai dengan persyaratan standar
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
3) Disesuaikan dengan tuntutan kegiatan dalam bangunan.
Sedangkan kriteria pemilihan sistem utilitas diatas dipilih
berdasarkan pertimbangan :
1.) Efisiensi biaya Operasional
2.) Persyaratan biaya operasional dan perawatan.
3.) Luasan lantai yang dilayani
4.) Kondisi fisik lingkungan
5.) Pemanfaatan Jaringan yang sudah ada.
8. Sistem Keamanan
Terlepas dari sistem pengaturan fisik bangunan terhadap
kenyamanan, perlu juga diperhatikan resiko atau dampak desain terhadap
keamanan akan bahaya kejahatan dan bahaya terhadap bencana dan
kebakaran.
Untuk mengantisipasi terhadap kedua kemungkinan tersebut maka
perlu dinilai adanya :
a. Sistem komunikasi yang baik (sistem keamanan CCTV)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mempelajari dari uraian-uraian yang tertulis dari bab sebelumnya
penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Cafe merupakan salah satu tempat hiburan yang menarik untuk
dikunjungi,apalagi cafe tersebut bisa menerapkan konsep desain yang
sangat sesuai dengan tema
2. Cafe ternyata tidak hanya saja menyajikan menu makanan,minuman atau
live music saja, tetapi masih bisa dimanfaatkan untuk para pemburu
fashion untuk bergaya ala figur idolanya,dan juga bagi para kolektor kaset
yang ingin menambah koleksinya ,yang semua masih di jalur rock.
3. Kesungguhan pengelola terlihat dari desain Rockustik cafe and music
sehingga pengunjung dapat melihat bonafitas dan kredibilitas tempat ini
dari penataan dan pelayanan yang tersirat didalamnya.
B. SARAN
Pada dasarnya keberhasilan Desain dapat ditinjau dari :
Desain yang dapat memenuhi kebutuhan pemakainya
1. Penggunaan material yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
2. Tercapainya hasil yang baik dari segi estetis
Untuk itu perlu partisipasi dari masyarakat semua untuk dapat menciptakan
Keberhasilan Desain.
commit to user