Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

ANALISIS RUTE PENGANGKUTAN SAMPAH DALAM


MENGANTISIPASI PEMINDAHAN LOKASI TPA

Setelah melakukan pengumpulan data untuk kebutuhan analisis, pada bab


ini akan dilakukan tahap analisis untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada
penelitian. Analisis yang dilakukan diantaranya analisis proyeksi timbulan
sampah, proyeksi sebaran timbulan sampah di TPS, analisis ritasi pengangkutan
sampah, analisis kebutuhan armada pengangkutan sampah,analisis penentuan rute
pengangkutan sampah dengan melakukan analisis tingkat pelayanan jalan dan
analisis terhadap faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan rute yaitu
jarak,waktu dan biaya dari pengangkutan sampah tersebut.
4.1 Analisis Proyeksi Timbulan Sampah
Timbulan sampah merupakan voleme sampah atau berat sampah yang
dihasilkan dari sumber sampah (perumahan, komersil, pertokoan, kontruksi,
industry dan pertanian) di wilayah tertentu per satuan waktu. Untuk mendapatkan
proyeksi timbulan sampah pada tahun 2018, dibutuhkan proyeksi jumlah
penduduk pada tahun 2018. Analisis proyeksi penduduk dilakukan dengan tiga
metode yaitu metode regresi linier, lung polynomial dan geometric atau bunga
berganda, setelah dilakukan analisis nilai R-Square proyeksi jumlah penduduk
dihitung dengan metode regresi linier karena pada metode tersebut nilai R Square
adalah 1. Berikut ini proyeksi jumlah penduduk perkelurahan di Kecamatan
Cimahi Tengah pada tahun 2018-2022 :
Tabel IV.1
Proyeksi Jumlah Penduduk Per-Kelurahan Tahun 2018-2022
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kelurahan
2018 2019 2020 2021 2022
1 Baros 24321 24776 25230 25685 26140
2 Cigugur Tengah 42777 41085 39394 37702 36011
3 Karang Mekar 13860 13591 13324 13057 12789
4 Setiamanah 32331 33416 34500 35585 36669
5 Padasuka 28767 27391 26014 24638 23262
6 Cimahi 15888 16479 17,69 17660 18251
Jumlah 157944 156738 155532 154326 134870
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

102
Gambar 4.1
Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kelurahan Tahun 2018-2022

45000
40000
35000
2018
30000
2019
25000
20000 2020
15000 2021
10000 2022
5000
0
Baros Cigugur Karang Setiamanah Padasuka Cimahi
Tengah Mekar

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk di setiap kelurahan di


Kecamatan Cimahi Tengah selanjutnya dapat diketahui jumlah timbulan sampah
di setiap kelurahan dengan menggunakan asumsi timbulan sampah orang/hari
yang di tentukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi yaitu
sebesar 2,49 liter/orang/hari. Selain itu timbulan sampah juga dihitung dengan
memperhatikan jumlah timbulan sampah nondomestik yaitu sebesar 40,44% dari
total timbulan sampah. Berikut ini proyeksi timbulan sampah di setiap kelurahan
di Kecamatan Cimahi Tengah :
Tabel IV.2
Proyeksi Timbulan Sampah Tahun 2018-2022
Proyeksi Timbulan Sampah (m3/hari)
No Kelurahan
2018 2019 2020 2021 2022
1 Baros 85 87 88 90 91
2 Cigugur Tengah 150 144 138 132 126
3 Karang Mekar 48 48 47 46 45
4 Setiamanah 113 117 121 125 128
5 Padasuka 101 96 91 86 81
6 Cimahi 56 58 60 62 63
Jumlah 497 552 548 544 541
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

103
Gambar 4.2
Persentase Timbulan Sampah Perkelurahan di Kecamatan Cimahi Tengah
Tahun 2018

10% Baros
15%
Cigugur Tengah
18% Karang Mekar

27% Setiamanah
Padasuka
21%
9% Cimahi

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis proyeksi timbulan sampah pada Tahun 2018,


kelurahan cigugur tengah memiliki timbulan sampah paling tinggi yaitu 151-5
m3/hari dan paling rendah pada Kelurahan Cimahi dengan proyeksi timbulan
sampah sebanyak 56 m3/hari. Menurut Master Plan Persampahan Kota Cimahi
2014-2034 akan direncanakan peningkatan layanan sampah 4% setiap tahun
(skala rumah tangga, kawasan) , peningkatan layanan tersebut guna mewujudkan
tujuan peningkatan pelayanan dalam pengelolaan sampah di Kota Cimahi. Pada
tahun eksisting yaitu 2015 sebesar 39,66% timbulan sampah dapat dikelola oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi. Merujuk pada rencana
pengembangan pelayanan persampahan pada tahun 2018 pelayanan sampah naik
sebesar 12% yaitu sebesar 51,66% sampah dapat dikelola oleh Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Cimahi.
Berdasarkan rencana tersebut pada tahun 2018 timbulan sampah yang
dapat dikelola sebanyak 285 m3/hari dan pada tahun berikutnya timbulan sampah
yang dapat dikelola semakin meningkat.Untuk lebih jelasnya berikut ini
merupakan jumlah timbulan sampah yang dapat dikelola oleh Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Cimahi pada tahun 2018-2022:

104
Tabel IV.3
Proyeksi Timbulan Sampah Yang Dapat Dikelola
Kecamatan Cimahi Tengah Tahun 2018-2022
Timbulan Sampah Terkelola (m3/hari)
No Kelurahan
2018 2019 2020 2021 2022
1 Baros 44 48 53 57 62
2 Cigugur Tengah 77 80 82 84 86
3 Karang Mekar 25 26 28 30 30
4 Setiamanah 58 65 72 80 86
5 Padasuka 52 53 54 55 55
6 Cimahi 29 32 36 39 43
Jumlah 285 305 324 344 362
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Gambar 4.3
Grafik Timbulan Sampah yang Dapat Terkelola Tahun 2018-2022
Timbulan Sampah Terkelola m3/hari

100

80

60 2018
2019
40
2020
20
2021
0
Baros Cigugur Karang Setiamanah Padasuka Cimahi 2022
Tengah Mekar
Kelurahan

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa timbulan


sampah yang dapat dikelola pada setiap kelurahan akan mengalami peningkatan
sesuai dengan rencana yang terdapat dalam Masterplan Persampahan Kota
Cimahi yaitu peningkatan pengelolaan sampah sebesar 4% pertahun.

105
Gambar 4.4
Peta Proyeksi Timbulan Sampah Yang Dapat Dikelola
Di Kecamatan Cimahi Tengah Tahun 2018-2022

106
4.2 Analisis Sebaran Timbulan Sampah di Setiap TPS Kecamatan
Cimahi Tengah
Dalam sub bab berikut ini akan dilakukan analisis mengenai sebaran
timbulan sampah yaitu jumlah sampah yang akan masuk ke TPS setiap harinya.
Penentuan besaran sampah yang masuk ke TPS didasarkan pada proyeksi
timbulan sampah yang dapat dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Cimahi tahun 2018 setelah dilakukan pengurangan jumlah sampah karena
adanya pengelolaan sampah berupa reduksi sampah (direduksi dengan kegiatan
3R dll) sebesar 4.97% diasumsikan sama seperti kondisi eksisting karena pada
Masterplan Persampahan tidak tercantum rencana mengenai peningkatan
persentase reduksi sampah, jumlah sebaran sampah di TPS juga dihitung dengan
dilakukannya pengurangan sampah sesuai target pengurangan sampah pada yaitu
20% pada tahun 2019 dan 40% pada tahun 2025 , penentuan sebaran timbulan
sampah juga didasarkan pada wilayah pelayanan masing-masing TPS di setiap
kelurahan pada kondisi eksisting. Berikut ini jumlah sampah yang ada pada setiap
TPS di Kecamatan Cimahi Tengah:
Tabel IV.4
Timbual Sampah di TPS Tahun 2018-2022
Timbulan Sampah (m3/hari)
No TPS
2018 2019 2020 2021 2022
1 Interchange Baros 24 27 29 32 34
2 Cilember 33 34 35 36 36
3 TPST RW 16 7 7 7 7 7
4 TPS RW 03 Setiamanah 9 11 12 13 14
5 TPS Pasar Atas 59 64 69 74 78
6 TPS Leuwigoong 21 22 23 25 26
Jumlah Total 154 164 175 186 196
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Pada Kelurahan Baros terdapat satu TPS yaitu TPS Interchange Baros, di
proyeksikan pada tahun 2018 timbulan sampah yang dapat dikelola pada
Kelurahan Baros sebesar 34 m3/hari dengan total sampah yang masuk ke TPS
sebanyak 34 m3/hari, persentase sampah yang masuk ke TPS Interchange baros
sebesar 60,6% setiap harinya dikarenakan hanya ada satu TPS pada kelurahan
tersebut maka sebesar 24 m3 akan berada di TPS interchange baros setiap harinya

107
Pada Kelurahan Cigugur Tengah terdapat 2 TPS yaitu TPS Cilember dan
TPST RW 16, diproyeksikan pada tahun 2018 timbulan sampah yang dapat
dikelola pada kelurahan tersebut sebnayak 77m3/hari. Pada TPS RW 16 hanya
dapat menampung sampah yang berasal dari dua RW yaitu RW 16 dan RW 13,
karena pada TPS tersebut dilakukan pemilahan terlebih dahulu dan hanya dapat
menampung 10% dari total sampah di kelurahan cigugur tengah atau 7 m3,
dengan demikian sampah yang berada pada TPS RW 16 sebanyak 5-6 m3 .
Sementara itu sebanyak 33 m3/hari akan dipindahkan ke TPS Cilember sebelum
selanjutnya dilakukan pengangkutan ke TPA Legok Nangka.
Pada kondisi eksisting TPS RW 03 Setiamah kurang digunakan oleh
masyarakat, pemindahan sampah oleh petugas lebih sering dilakukan ke TPS
Pasar Atas atau TPS Sangkuriang Kecamatan Cimahi Utara, pada TPS tersebut
hanya di gunakan oleh beberapa RW di Kelurahan Setiamah karena masih terjadi
kesimpang siuran perihal peruntukan pelayanan pada TPS tersebut. Pada Tahun
2018 di proyeksikan timbulan sampah yang dapat dikelola pada Kelurahan
Setiamah sebanyak 56 m3/hari, seperti pada kondisi eksisiting sampah yang akan
masuk ke TPS RW 03 Setiamanah sebesar 17 % atau sekitar 9 m3/hari.
Pada Kelurahan Cimahi terdapat satu TPS yaitu TPS Pasar atas yang
melayani pebuangan sampah yang bersumber dari seluruh RW di Kelurahan
Cimahi, Pasar Atas dan sebagian sampah yang berasal dari Kelurahan Padasuka
karena pada Kelurahan Padasuka belum terdapat TPS, dengan demikian
Kelurahan Padasuka memindahkan sampah dari sumbernya ke TPS Sangkurian
dan TPS Pasar Atas. Selain itu sebesar 20% timbulan sampah di TPS Pasar Atas
juga berasal dari timbulan sampah Kelurahan Setiamanah. Berdasarkan hasil
proyeksi timbulan sampah yang dapat terkelola pada, di proyeksikan jumlah
timbulan sampah di TPS Pasar Atas sebanyak 59 m3/hari.
Pada Kelurahan Karang Mekar terdapat satu TPS yaitu TPS Leuwigoong,
setiap harinya sebesar 91% sampah yang masuk ke TPS Leuwigoong dari total
timbulan sampah yang dapat dikelola di Kelurahan Karang Mekaratau sebanyak
21 m3/hari sampah yang masuk ke TPS tersebut

108
Gambar 4.5
Peta Sebaran Timbual Sampah di TPS Tahun 2018-2022

109
4.3 Analisis Ritasi Pengangkutan Sampah
Ritasi pengangkutan sampah merupakan jumlah trip atau jumlah
pengangkutan sampah yang dilakukan mulai dari pool atau garasi menuju TPS
dan melakukan pengangkutan sampah ke TPA. sampai kembali lagi ke TPS atau
garasi. Jumlah ritasi pengangkutan sampah pada kondisi eksisting berjumlah 2
ritasi/kendaraan, pada kondisi eksisting pengankutan sampah ke TPPAS
Sarimukti dengan jarak rata-rata setiap TPS ke TPA sejauh 39,9 km.
Dari rencana akan dipindahkannya lokasi pembuangan akhir sampah dari
TPPAS Sarimukti ke TPPAS Regional Legok Nangka jarak antara TPS ke TPA
pun semakin jauh dengan rata-rata jarak sejauh 53 km, perubahan jarak tempuh
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap jumlah ritasi pengangkutan sampah.
Berdasarkan hasil analisis pengukuran pengangkutan sampah dengan metode
perhitungan hauled container system, analisis dilakukan dengan perhitungan
lamanya kendaraan menuju lokasi TPS, waktu tempuh kendaraan menuju lokasi
TPA, lamanya sampah dimuat kedalam kontainer serta mempertimbangkan jam
kerja pengangkutan sampah.
Dengan menggunakan metode diatas maka di dapatkan jumlah ritasi pada
setiap kendaraan berjumlah 1 kalli ritasi per 1 kendaraan, dengan waktu
pengangkutan mulai dari kendaraan berangkat dari poll menuju TPS,
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, penurunan sampah dari kendaraan
(aktifitas di TPA), perjalanan dari TPA sampah ke TPS/Poll yaitu selama 7 jam 31
menit.
Berdasarkan hasil analisis tersebt dapat diketahui dengan rencana
pemindahan lokasi TPA ke TPPAS Regional Legok Nangka jumlah ritasi seiap
kendaraan akan mengalami penurunan, apabila dilakukan pengangkutan sampah
ke TPPAS Sarimukti kendaraan pengangkut sampah dalam melakukan 2 kali ritas
sedangkan pengangkutan sampah ke TPPAS Regional Legok Nangka hanya dapat
dilakukan 1 kali ritasi untuk setiap kendaraan.

110
4.4 Analisis Kebutuhan Armada Truk Pengangkut Sampah
Pengangkutan sampah menuju TPPAS Regional Legok Nangka
dibutuhkan moda pengangkut sampah yang sesuai demi kelancaran proses
pengangkutan sampah sehingga tidak terjadi penumpukan timbulan sampah di
TPS. Berdasarkan hasil survei primer, setiap harinya terdapat 11 kendaraan yang
di alokasikan ke 6 TPS di Kecamatan Cimahi tengah untuk melakukan
pengangkutan sampah.
Berdasarkan proyeksi timbulan sampah dan sebaran timbulan sampah pada
setiap TPS pada tahun 2018-2022, kebutuhan truk pengangkut sampah akan
semakin tinggi karena jumlah timbulan sampah yang juga meningkat serta
menurunnya jumlah ritasi per kendaraan. Berikut ini kebutuhan truk
pengangkutan sampah pada daerah pelayanan bagian tengan:
Tabel IV.5
Proyeksi Kebutuhan Truk Pengangkut Sampah Tahun 2018-2022
Proyeksi Kebutuhan Kendaraan (unit)
No TPS
2018 2019 2020 2021 2022
1 TPS Interchange Baros 2 3 3 3 3
2 TPS Cilember 3 3 3 4 4
3 TPST RW 16 1 1 1 1 1
4 TPS RW 03 Setiamanah 2 2 2 2 2
5 TPS Pasar Atas 6 6 7 7 8
6 TPS Leuwigoong 4 4 4 4 4
Total 18 19 20 22 23
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dari hasil analisis timbulan sampah pada setiap TPS di proyeksikan


kebuuhan truk pengangkut sampah pada tahun 2018-2022 akan mengalami
peningkatan. Analisis di lakukan dengan perhitungan dalam satu hari satu
kendaraan hanya akan dapat melakukan 1 ritasi pengangkutan sampah karena
jarak tempuh yang cukup jauh, pemilihan truk pengangkut sampah dengan
kapasitas 6 m3, dan kapasitas 10 m3 disesuaikan dengan geometrik jalan agar
kendaraan dengan jenis tersebut dapat melewati rute yang telah dipilih. Seperti
pada TPS Pasar atas dan Interchange Baros kendaraan pengangkut sampah dapat
ditingkatkan kapasitasnya semula 6m3 menjadi 10m3.

111
Gambar 4.6
Kebutuhan Truk Pengangkut Sampah Tahun 2018-2022

Jumlah Kebutuhan
25
Kendaraan (unit)
20
15
Proyeksi Kebutuhan
10
Armada Pengangkut
5
Sampah
0
2018 2019 2020 2021 2022
Tahun

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan truk pengangkut sampah, pada tahun


2018 truk sampah yang dibutuhkan untuk pengangkutan sampah dari TPS ke
TPPAS Legok Nangka sebanyak 18 unit, dengan demikian dibutuhkan
penambahan truk sebanyak 7 unit truk sampah , dengan kapasitas 6m 3 dan 10m3
sesuai dengan kondisi geometrik jalan yang dilalui untuk dapat masuk ke TPS.
Setiap tahunnya kebutuhan armada pengangkutan sampah akan terus mengalami
peningkatan yaitu penambahan 1 unit pertahun.

4.5 Analisis Pemilihan Rute Pengangkutan Sampah dari TPS di


Kecamatan Cimahi Tengah ke TPPAS Legok Nangka
4.5.1 Analisis Tingkat Pelayanan Jalan
Analisis tingkat pelayanan jalan dibutuhkan sebagai pertimbangan rute
yang akan dilalui oleh truk pengangkut sampah, karena dengan analisis tingkat
pelayanan jalan dapat memperlihatkan karakteristik arus lalu lintas pada ruas
jalan yang akan dilewati oleh truk pengangkut sampah. Tingkat pelayanan pada
ruas jalan yang dilewati oleh kendaraan pengangkut sampah dapat dilihat dari
tingkat volume kendaraan dan kapasitas jalan.

112
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) didefinisikan sebagai
arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian
jalan dalam kondisi tertentu (biasanya dinyatakan dalam kend/jam atau smp/jam).
Kapasitas jalan di pengaruhi oleh faktor koreksi untuk lebar jalan , pembagian
arah, gangguan samping dan ukuran kota. Dengan melakukan perhitungan
terhadap nilai LOS yang didapkan dari hasil volume lalulintas dan kapsitas jalan,
maka dapat diketahui klasifikasi jalan atau tingkat pelayanan pada suatu ruas jalan
tertentu. Adapun standar nilai LOS dalam menentukan klasifikasi jalan adalah
sebagai berikut:
Tabel IV.6
Interval Klasifikasi Tingkat Pelayanan/ Nilai LOS
Tingkat
Rasio (V/C) Karakteristik
Pelayanan
Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi
A < 0,60
dapat memilih kecepatan yang dikehendaki
Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas,
B 0,60 < V/C < 0,70
pengemudi masih dapat bebas dalam memilih kecepatannya.
C 0,70 < V/C < 0,80 Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas
Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda,
D 0,80 < V/C < 0,90
volume mendekati kapasitas
Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda, volume
E 0,90 < V/C <1
mendekati kapasitas
Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas
F >1 kapasitas, sering terjadi kemacetan pada waktu yang cukup
lama.
Sumber : MKJI, 1997

Tingkat pelayanan untuk kondisi eksisting pada ruas jalan baik secara
weekday maupun secara weekend dapat dilihat beberapa perhitungan tingkat
pelayanan sebagai berikut.
Tabel IV.7
Tingkat Pelayanan Jalan Weekday Pada Rute Pengangkutan Sampah Kota Cimahi
No Klasifikasi Tingkat
Volume (smp/jam) VCR
Ruas Segmen Kapasitas Pelayanan Jalan
Jalan Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
1 1439 2076 2010 1579 1.2 1.3 1.3 F F F
2 1784 2002 2002 1579 1.3 1.3 1.3 F F F
1
3 909 983 1051 1510 0.8 0.7 0.7 C C C
4 1702 1879 2048 1435 1.2 1.3 1.4 F F F
1 1226 1430 1230 1451 0.8 1.0 0.8 C D C
2
2 1242 1194 1358 1438 0.8 0.8 0.9 C C D

113
No Klasifikasi Tingkat
Volume (smp/jam) VCR
Ruas Segmen Kapasitas Pelayanan Jalan
Jalan Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
3 - 633 883 1454 3657 0.3 0.2 0.4 A A A
4 - 486 2154 2095 2745 0.7 0.8 0.8 C C C
5 - 669 1665 1665 2335 0.6 0.7 0.7 B B B
6 - 2088 2205 2128 2081 0.8 1.1 1.0 C F E
7 - 2301 945 945 2684 0.3 0.4 0.4 A A A
8 - 1088 2183 3675 3060 0.4 0.7 1.0 A C E
Sumber: Hasil Survei Primer Tahun 2016
Keterangan No Ruas Jalan :
1. Jl. Jend Amir Machmud
2. Jl. Gatot Subroto
3. Jl. Gedung Empat
4. Jl. Gandawijaya
5. Jl. Kolonel masturi
6. Jl. Raya Baros
7. Jl. MHS Mintareja
8. Jl. Mahar Martanegara

Tabel IV.8
Tingkat Pelayanan Jalan Weekend Pada Rute Pengangkutan Sampah Kota Cimahi
No Klasifikasi Tingkat
Volume (smp/jam) VCR
Ruas Segmen Kapasitas Pelayanan Jalan
Jalan Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
1 1439 1889 1952 1579 0.9 1.2 1.0 D F F
2 1784 2042 2042 1579 1.1 1.3 1.0 F F E
1
3 909 1139 908 1510 0.6 0.8 0.6 B C B
4 1702 2210 1640 1435 1.2 1.3 1.1 F F F
1 1226 1339 914 1451 0.8 0.9 0.6 C D B
2
2 1242 1463 1468 1438 0.9 1.0 1.0 D E E
3 - 633 594 710 3657 0.2 0.2 0.2 A A A
4 - 486 591 664 2745 0.2 0.2 0.2 A A A
5 - 669 968 968 2335 0.3 0.4 0.4 A A A
6 - 2088 2552 2243 2081 1.0 1.2 1.0 E F E
7 - 2301 2421 2421 2684 0.9 0.9 0.9 D D D
8 - 757 2196 1518 3060 0.2 0.7 0.5 A C A
Sumber: Hasil Survei Primer Tahun 2016
Keterangan No Ruas Jalan :
1. Jl. Jend Amir Machmud
2. Jl. Gatot Subroto
3. Jl. Gedung Empat
4. Jl. Gandawijaya
5. Jl. Kolonel masturi
6. Jl. Raya Baros
7. Jl. MHS Mintareja
8. Jl. Mahar Martanegara

114
Gambar 4.7
Peta Tingkat Pelayanan Jalan Weekday

115
Gambar 4.8
Peta Tingkat Pelayanan Jalan Weekend

116
4.5.2 Penetuan Alternatif Rute Pengangkutan Sampah dari TPS di
Kecamatan Cimahi Tengah ke TPPAS Regional Legok Nangka
Penentuan rute pengangkutan sampah dimaksudkan agar operasional
pengangkutan sampah dapat terarah dan terkendali. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan rute menurut yaitu lebar jalan yang akan dilalui dan
kondisi jalan ,peraturan lalulintas yang berlaku, waktu- waktu padat (waktu
kemacetan) (Damanhuri, 2004).
Dalam sub bab ini akan dilakukan penentuan alternatif rute pengangutan
sampah dari TPS di Kecamatan Cimahi Tengah menuju TPPAS Sampah Regional
Legok Nangka di Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bidang Kebersihana Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Cimahi, untuk pengangkutan sampah ke TPPAS Sampah Regional Legok Nangka
direncanakan akan melewati jalan bebas hambatan atau jalan tol untuk
mempersingkat waktu. Dengan adanya hasil wawancara tersebut maka rute
pengangkutan sampah dibuat dengan melewati jalan bebas hambatan atau jalan tol
sesuai dengan rencana dari pihak pemerintah. Dalam pengangkutan sampah tidak
ada peraturan khusus yang mengatur mengenai rute pengangkutan seperti
misalnya aturan mengenai ruas jalan yang tidak boleh dilewati oleh truk
pengangkut sampah.
Alternatif rute pengangkutan sampah dibuat dengan memperhatikan
geometrik jalan, kondisi jalan serta kondisi lalulintas pada ruas jalan yang akan
dilewati oleh truk pengangkut sampah. Geometrik jalan diperhatikan dengan
menyesuaikan ukuran kendaraan dengan lebar ruas jalan yang akan dilewati,
selain itu kondisi jalan juga menjadi perhatian dalam penentuan rute karena
apabila kondisi jalan dalam kondisi buruk atau rusak akan mempengaruhi waktu
tempuh. Untuk alternatif rute pengangkutan sampah menuju TPPAS Sampah
Regional Legok Nangka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

117
Tabel IV.9
Alternatif I Rute Pengangkutan Sampah dari TPS di Kecamatan Cimahi Tengah ke
TPPAS Regional Legok Nangka
No.TPS Rute Menuju TPA Legok Nangka
1 MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi .
2 Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar Martanegara – Tol Padaleunyi .
3 Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar Martanegara – Tol Padaleunyi.
Jl.Sriwijaya Raya – Jl.Stasion – Jl.Raya Baros - MHS.Mintareja – Tol
4
Padaleunyi.
Jl.Kolonel Masturi – Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto - Jl.Raya Baros
5
- MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi.
Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto - Jl.Raya Baros - MHS.Mintareja –
6
Tol Padaleunyi.
Sumber : Hasil Analisis 2016
Keterangan No TPS :
1. Interchange Baros
2. Cilember
3. TPST RW 16
4. TPS RW 03 (belakang gedung Cimahi Mall)
5. TPS Pasar Atas
6. TPS Leuwigoong

Tabel IV.10
Alternatif II Rute Pengangkutan Sampah dari TPS di Kecamatan Cimahi Tengah
ke TPPAS Sampah Regional Legok Nangka
No.TPS Rute Menuju TPA Legok Nangka
1 MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi .
Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto – Jl. Raya Baros – Jl.MHS Mintareja - Tol
2
Padaleunyi.
Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto – Jl. Raya Baros – Jl.MHS Mintareja - Tol
3
Padaleunyi.
Jl. Sisingamangaraja Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto – Jl.Raya Baros -
4
MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi.
Jl.Kolonel Masturi – Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar Martanegara – Tol
5
Padaleunyi
Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto - Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar
6
Martanegara – Tol Padaleunyi
Sumber : Hasil Analisis 2016
Keterangan No TPS :
1. Interchange Baros
2. Cilember
3. TPST RW 16
4. TPS RW 03 (belakang gedung Cimahi Mall)
5. TPS Pasar Atas
6. TPS Leuwigoong

Alternatif rute pengangkutan sampah diatas dipilih dengan memperhatikan


kelas , status dan fungsi jalan. Secara keseluruhan jalan yang dipilih sebagi
alternatif rute pengangkutan sampah berada pada status jalan Nasional, provinsi ,
dan jalan kota. Fungsi jalana yang dilewati yaitu arteri primer, kolektor primer
dan lokal primer, sedangkan dilihat berdasarkan kelas jalan I , II dan III. Lebar

118
jalan pada jalan-jalan yang dipilih sebagai alternatif rute berkisar antara 5-12 m
yang dapat dilewati oleh truk pengangkut sampah yang memiliki lebar 2,5m.
Sementara itu dilihat berdasarkan kelas jalan yang akan dilewati oleh truk
pengangkut sampah telah sesuai dengan jenis kendaraan.
Selain berdasarkan lebar ,panjang dan masa atau berat muatan yang
dibawa oleh truk pengangkut sampah, alternatif rute yang di pilih juga
berdasarkan dengan kecepatan perjalanan pada ruas jalan yang dipilih. Kecepatan
perjalanana pada jalan Amir machmud pada weekday sebesar 19 km/jam, jalan
gatot subroto sebesar 21 km/jam, jalan raya baros sebesar 16 km/jam dan jalan
MHS mintareja sebesar 27 km/jam. Pada akhir pekan atau weekend kecepatan
perjalanana pada jalan Amir machmud sebesar 29,2 km/jam, jalan gatot subroto
sebesar 21 km/jam, jalan raya baros sebesar 24 km/jam dan jalan MHS mintareja
sebesar 36 km/jam. Berdasarkan data kecepatan perjalanan tersebut, kendaraan
truk pengangkut sampah akan dapat melewati jalan tersebut karena kecepatan
rata-rata truk pengangkut sampah 18,3 km/jam.

119
Gambar 4.9
Peta Alternatif I Rute Pengangkutan sampah dari TPS di Daerah Pelayanan Bagian
Tengah ke TPPAS Regional Legok Nangka

120
Gambar 4.10
Peta Alternatif II Rute Pengangkutan sampah dari TPS di Daerah Pelayanan
Bagian Tengah ke TPPAS Regional Legok Nangka

121
4.5.3 Analisis Alternatif Rute Pengangkutan Sampah dari TPS ke Regional
Legok Nangka Berdasarkan Jarak dan Waktu dan Biaya Operasional
Pengangkutan
Pemilihan rute pengangkutan sampah yang paling efektif dan efisien
tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan termurah. Pada sub bab berikut
ini analisis dilakukan dengan melihat jarak tempuh truk pengangkut sampah yang
paling pendek, waktu tercepat, serta biaya operasional pengakutan sampah dari
TPS ke TPPAS Legok Nangka antara alternatif rute I dan alternatif rute II.Biaya
operasional pengangkutan sampah terdiri dari biaya bahan bakar yang dihitung
dengan menyesuaikan proyeksi jumlah kendaraan yang digunkaan pada
pengangkutan sampah tahun 2018-2022 dengan jumlah ritasi 1 rit/hari/kendaraan,
biaya bahan bakar yang digunakan diasumsikan sama dengan kondisi eksisting
yaitu solar seharga Rp.5150, biaya lainnya yaitu biaya pemeliharaan yang terdiri
dari service oli dll, harga untuk pemeliharaan per 5000KM dengan harga yang
telah ditentukan. Selain itu biaya yang juga diperhitungkan yaitu biaya tariff tol ,
serta biaya retribusi sampah yang masuk ke TPPAS Regional Legok Nangka
sebesar Rp.123000,00/ton. Berikut ini merupakan jarak, waktu dan biaya
operasional pengangkutan sampah pada alternatif I dan II :
Tabel IV.11
Jarak Waktu dan Biaya Operasional Pengangkutan Sampah dari TPS Ke TPPAS
Legok Nangka Pada Alternatif Rute I dan II
TPS – TPPAS TPPAS Legok Biaya
Alter TPS-Poll
No Legok Nangka Nangka- TPS Operasional
No natif
TPS Jarak Waktu Jarak Waktu Jarak Waktu Pengangkutan
Rute
(KM) (Jam) (KM) (Jam) (KM) (Jam) /Tahun
1 01 01 50,8 2,45 50,8 2,45 4.4 0.14 Rp. 355.066.000
01 53,3 2,53 53,3 2,53 3,6 0,12 Rp. 480.720.000
2 02
02 56,4 3,03 56,4 3,3 3,6 0,12 Rp. 487.773.000
01 55,4 3 55,4 3 2,6 0,08 Rp. 125.070.000
3 03
02 56,3 3.04 56,3 3.04 2,6 0,08 Rp. 125.752.500
01 55 2,58 55 2,58 3,8 0,12 Rp. 182.823.900
4 04
02 55.4 3 55.4 3 3,8 0,12 Rp. 183.272.200
01 49,8 2.45 49,8 2.45 3,1 0,10 Rp. 855.910.200
5 05
02 56,3 3.03 56,3 3.03 3,1 0,10 Rp. 882.582.500
01 53.9 2.55 53.9 2.55 2,7 0,09 Rp. 404.693.200
6 06
02 55.2 2.59 55.2 2.59 2,7 0,09 Rp. 407.874.200
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
Keterangan No TPS :
01. Interchange Baros 03. TPST RW 16 05. TPST RW 16
02. Cilember 04. TPS RW 03 Setiamanah 06. TPS RW 03 Setiamanah

122
Berdasarkan hasil analisis rute kendaraan pengangkut sampah berdasarkan
alternatif rute yang dibuat, dapat diketahui bahwa jarak antara alternatif rute I dan
alternatif rute II tidak terlalu memiliki perbedaan yang signifikan, pada TPS
Cilember perbedaan jarak antara alternatif I dan alternatif II hanya memiliki
perbedaan sejauh 3,1 Km , sedangkan pada TPST RW 16 perbedaan jarak hanya
sejauh 900 m atau kurang dari 1 Km, hal yang sama juga terjadi pada TPS RW03
Setiamanah hanya memiliki perbedaan jarak sepanjang 0,4 Km.
Dari tabel diatas dapatdiketahui bahwa pada alternatif rute I total waktu
yang diperlukan dari TPS Cilember menuju TPA Legok Nangka selama 173
Menit atau 2 jam 53 menit, sedangkan pada alternatif rute II perjalanan menuju
TPPAS Regional Legok Nangka ditempuh selama 183 Menit atau 3 jam 3 menit
perjalan. Meskipun begitu waktu tempuh dari TPS ke TPA Legok Nangka
tersebut tidak memiliki perbedaan yang begitu signifikan antara alternatif I dan
alternatif II karena perbedaan waktu tempuh tersebut hanya 5-10 menit saja, hal
tersebut dikarenakan jarak antara TPS dengan TPA Legok Nangka yang juga tidak
memiliki perbedaan yang signifikan.
Salah satu persyaratan pemilihan rute adalah biaya yang paling rendah,
biaya operasional dalam pengangkutan sampah terdiri dari biaya bahan bakar,
biaya perawatan berupa oli atau pelumas, service kendaraan yang dilihat
berdasarkan jarak tempuh yang dilakukan oleh kendaraan, biaya pergantian ban
kendaraan, biaya penggunaan jalan tol serta biaya retribusi sampah yang masuk ke
TPA.
4.5.4 Penentuan Rute Terpilih
Pemilihan rute alternarif pengangkutan sampah terpilih dengan
mempertimbangkan jarak terpendek, waktu tercepat, biaya termurah sehingga
dapat menentukan rute yang terbaik. (Tamin,2000:45). Adapun pertimbangan
lainnya yaitu kondisi jalan dan kondisi lalulintas, kondisi jalan dan kondisi
lalulintas diperhitungkan dalam pemilihan rute karena kedua hal tersebut akan
berpengaruh terhadap waktu perjalanan dari pengangkutan sampah.

123
Tabel IV.12
Perbandingan Jarak Waktu dan Biaya Pada Alternatif Rute I dan II
No Variabel Alternatif I Alternatif II
1 Rata –rata Jarak 53.03 55
2 Rata- Rata Waktu 2 Jam 52 Menit 2 jam 59 menit
3 Total Biaya/Tahun Rp. 2.404.292.400 Rp. 2.442.419.600
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi


perubahan yang signifikan padavariabel jarak dan waktu, pada variabel jarak rata-
rata hanya memiliki perbedaan >1Km dan pada variabel waktu hanya memiliki
perbedaan atau selisih 7 menit. Perbedaan yang cukup signifikan terlihat pada
variabel biaya operasional pengangkutan sampah dengan selisih
Rp.38.127.000,00/Tahun
Berdasarkan kondisi jalan, kedua rute alternatif memiliki kondisi jalan
yang baik sedangkan berdasarkan kondisi lalulintas, pada TPS Cilember dan
TPST RW 16 dapat menghindari kemacetan yang biasanya terjadi pada ruas jalan
amir machmud dan TPS RW 03 Setiamanah dapat menghindari kemacetan yang
terjadi di jalan Amir Machmud dan Gatot Subroto. Setelah dilakukan analisis
berdasarkan waktu, jarak, biaya, kondisi jalan,kondisi lalulintas alternate I
merupakan alternatif yang lebih efektif dan efisien dibandingkan alternatif II,
Dengan demikian rute alternatif I dipilih sebagai rute terpilih dalam penelitian
ini.
Tabel IV.13
Rute Pengangkutan Sampah Terpilih
No.TPS Rute Menuju TPA Legok Nangka
1 MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi
2 Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar Martanegara – Jl.MHS Mintareja - Tol Padaleunyi
3 Jend.Amir Machmud – Jl. Mahar Martanegara – Jl.MHS Mintareja - Tol Padaleunyi
4 Jl.Sriwijaya Raya – Jl.Stasion – Jl.Raya Baros - MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi
Jl.Kolonel Masturi – Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto - Jl.Raya Baros -
5
MHS.Mintareja – Tol Padaleunyi
Jl. Jend.Amir Machmud – Jl. Gatot Subroto - Jl.Raya Baros - MHS.Mintareja – Tol
6
Padaleunyi
Sumber : Hasil Analisis 2016
Keterangan No TPS :
1. Interchange Baros 3. TPST RW 16 5. TPST RW 16
2. Cilember 4. TPS RW 03 Setiamanah 6. TPS RW 03 Setiamanah

124
Kendaraan pengangkut sampah akan melewati ruas jalan dengan status
jalan nasional, provinsi , dan jalan kota. Fungsi jalana yang dilewati yaitu arteri
primer, kolektor primer dan lokal primer, sedangkan dilihat berdasarkan kelas
jalan I , II dan III. Lebar jalan pada jalan-jalan yang dipilih sebagai alternatif rute
berkisar antara 5-12 m yang dapat dilewati oleh truk pengangkut sampah yang
memiliki lebar 2,5m.. Selain itu kondisi jalan pada rute I memiliki kondisi yang
baik. Dilihat dari kondisi lalu lintas, truk pengangkutan sampah akan meleati
beberapa titik padat kendaraan atau kemacetan, dikarenan jam kerja pengangkutan
sampah di mulai bersamaan dengan aktivitas penduduk yaitu jam 06.00 sd 17.00.
dari hasil observasi yang dilakukan, pada jalan Jend Amir Machmud, Jl.Gatot
Subroto dan Jl.Raya Baros selalu mengalami kemacetan di beberapa titik.
Pada ruas jalan Jend Amir Machmud memiliki nilai vcr 1.2 atau dalam
tingkat pelayanan F , kemacetan dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul
09.00 dan akan kembali mengalami kemacetan pada pukul 16.00 sampai dengan
19.00 . Kemacetan diakibatkan oleh kendaraan umum angkutan kota yang
berhenti di sembarang tempat serta kendaraan yang berbalik arah. Selain itu pada
ruas jalan tersebut aktifitas guna lahan di sepanjang jalan didominasi oleh
perkantoran dan perdagangan jasa. Pada ruas jalan tersebut juga hampir setengah
dari lebar jalan di gunakan sebagai parkir on street.
Sama halnya dengan ruas jalan Amir Machmud, pada jalan gatot subroto
kemacetan terjadi pada jam 07.00 sampai dengan 09.00 pada pagi hari, pukul
13.00 sampai dengan 15.00 pada siang hari dan pada sore hari yaitu pukul 17.30
sampai dengan 19.00. Kemacetan yang terjadi diakibatkan aktivitas guna lahan di
sepanjang ruas jalan yang cukup tinggi, pada ruas jalan tersebut terdapat
pertokoan serta terdapat sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah atas. Kemacetan juga terjadi akibat angkutan umum yang berhenti
sembarangan serta pada titik-titik lokasi sekolah para pedagang berjualan di bahu
jalan dan trotoar yang menyebabkan aktivitas kendaraan terganggu.

125
Dengan kondisi lalu lintas yang sering mengalami maka perlu adanya
penentuan waktu keberangkatan dari truk pengangkutan sampah agar tidak
terhambat oleh kemacetan.,karena secara keseluruhan tiap kendaraan akan
melewati ruas jalan yang mengalami kemacetan di beberapa titik. Pada TPS
Cilember, TPST RW 16, TPS Leuwi Goong dan TPS Pasar atas kendaraan
pengangkut sampah harus memulai pengangkutan ke TPA atau pergi dari TPS
sebelum pukul 07.00 atau sesudah pukul 09.00 agar terhindar dari kemacetan di
beberapa titik di ruas jalan Jend Amir Machmud dan Gatot Subroto.
Selain dengan memulai pengangkutan ke TPA pada jam sebelm pukul
07.00 atau sesudah pukul 09.00, pengnagkutan juga dapat dilakukan pada malam
hari agar pengangkutan tidak mengalami gangguan akibat kemacetan yang terjadi
pada jam puncak yaitu pagi, siang dan sore hari.

126
Gambar 4.11
Peta Rute Pengakutan Sampah Terpilih Dari TPS ke TPPAS Sampah
Regional Legok Nangka (Alternatif Rute Terpilih)

127
4.6 Perbandingan Pengangkutan Sampah ke TPPAS Sarimukti dengan
Rencana Pengangkutan Sampah ke TPPAS Regional Legok Nangka
Setelah dilakukan analisis terhadap pengangkutan sampah dari TPS di
Kecamatan Cimahi Tengah atau Daerah Pelayanan Bagian Tengah yang meliputi
analisis proyeksi timbulan sampah pada tahun rencana pemindahan yaitu 2018,
analisis jumlah timbulan sampah di setiap TPS pada daerah pelayanan bagian
tengah, analisis ritasi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Legok Nangka,
analisis kebutuhan truk pengangkut sampah serta analisis alternatif rute
pengangkutan sampah yang dilihat dari jarak waktu dan biaya bahan bakar.
Berikut ini merupakan analisis dampak dari pemindahan lokasi TPA.
Pemindahan lokasi TPA dariTPPAS Sarimukti Kabupaten Bandung Barat
keTPA Legok NangkaKabupaten Bandung berpengaruh besar terhadap jumlah
sampah yang dapat terangkut ke TPA atau jumlah ritasi pengangkutan sampah.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jarak Kota Cimahi dengan lokasiTPA yang
cukup jauh, serta timbulan sampah yang diprediksikan akan semakin tinggi
seiring dengan pertumbuhan penduduk. Berikut ini perbandingan jumlah ritasi,
banyaknya sampah yang dapat terangkut, jarak, waktu dan biaya bahan bakar
dalam pengangkutan sampah ke TPPAS Sarimukti dan rencana pengangkutan
sampah ke TPPAS Regional Legok Nangka.
Tabel IV.14
Perbandingan Kondisi Eksisting dengan Rencana Pemindahan Lokasi TPA
No Variabel TPPAS Sarimukti TPPAS Regional Analisis
Legok Nangka
1 Jarak Lokasi 39,7 53 Jarak antara lokasi TPS dengan
TPS dengan TPPAS Regional Legok Nangka
TPA (KM) lebih jauh dibandingkan dengan
lokasi dari TPS dengan TPA
Sarimukti. Perbedaan jarak
lokasi tersebut sebesar 13,3 km
2 Waktu 2 Jam 11 Menit 2 Jam 57 Menit Dengan kecepatan kendaraan
Tempuh yang sama antara pengangkutan
sampah ke TPA Sarimukti dan
TPPAS Regional Legok
Nangka, waktu tempuh tiap
kendaraan per ritasipun akan
mengalami peingkatan, dengan
delta waktu tempuh sebesar 46
menit.

128
No Variabel TPPAS Sarimukti TPPAS Regional Analisis
Legok Nangka
3 Biaya Rp. 735.426.000 Rp. 2.404.292.400 Dengan semakin jauhnya jarak
Operasional akan sangat berpengaruh
Pengangkutan terhadap konsumsi bahan bakar,
Sampah biaya bahan bakar yang akan
dikeluarkan dalam satu tahun
akan mengalami peningkatan
sebesar Rp. 1.668.866.000,00
4 Ritasi 2 1 Berdasarkan hasil analisis
Pengangkutan jumlah ritasi pengangkutan
sampah/ sampah per satu kendaraan akan
kendaraan mengalami penurunan, pada
pengangkutan sampah ke TPA
Sarimukti dapat dilakukan 2 kali
ritasi,tetapi pada rencana
pengangkutan sampah ke
TPPAS Regional Legok
Nangka hanya dapat dilakukan 1
kali ritasi
5 Kebutuhan 11 18 Dengan jumlah ritasi yang
Truk menurun dan perkembangan
Pengangkut jumlah timbulan sampah
Sampah menyebabkan peningkatan
jumlah kebutuhan truk sampah
sebanyak 7 unit. Selain
penambahan jumlah kendaraan
juga dilakukan peningkatan
kapasitas kontainer pada TPS
pasaratas dan interchange baros
semula 6m3 menjadi 10m3.
Sumber: Hasil Observasi dan Hasil Analisis Tahun 2016

Dari tabel perbandingan kondisi eksisting dengan rencana pemindahan


lokasi TPA di atas dapat diketahui bahwa dengan rencana pemindahan lokasi TPA
tersebut akan mempengaruhi pola pengangkutan sampah serta meningkatnya
beban pengangkutan yang dilihat dari biaya bahan bakar. Pemindahan lokasi TPA
dari TPPAS Regional Legok Nangka yang semakin jauh yaitu 53 km
menyebabkan waktu perjalanan yang semakin lama yaitu dalam sekali
pengangkuta membutuhkan waktu perjalanan selama 2 jam 57 menit , biaya
operasional kendaraan dalam satu tahun pada TPS di Kecamatan Cimahi Tengah
sebanyak akan meningkat sebanyak Rp. 1.668.866.000,00.
Jarak TPS dengan TPA yang semakin jauh sangat berpengaruh terhadap
jumlah ritasi, pada kondisi eksisting pengangkutan sampah dari TPS ke TPPAS
Sarimukti setiap kendaraan dapat melakukan pengangkutan sebanyak 2 rit perhari,

129
menurut hasil analisis setiap kendaraan hanya akan dapat melakukan
pengangkutan sampah sebanyak 1 ritperhari dikarenakan jarak yang semakin jauh.
Jumlah timbulan sampah dari tahun ke tahun akan semakin
meningkat,seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang akan meningkat,
begitu pula timbulan sampah yang ada di TPS. Dengan penurunan jumlah ritasi
pengangkutan sampah akan mempengaruhi jumlah sampah yang dapat terangkut
ke TPA apabila pengangkutan dilakukan dengan armada yang sama, oleh sebab
itu untuk mengantisipasi penurunan jumlah sampah yang terangkut akibat
penurunan kemampuan ritasi dan jumlah moda yang digunakan sama, maka perlu
adanya penambahan moda pengangkutan sampah sebanyak 4 unit pada tahun
2018.
4.7 Alternatif Solusi Pemindaan Lokasi TPA
Rencana pemindahan lokasi TPA untuk pembuangan akhir sampah Kota
Cimahi yaitu dari TPPAS Sarimukti ke TPPAS Regional Legok Nangka yang
direncanakan akan di lakukan pada tahun 2018 menimbulkan berbagai
permasalahan. Berdasarkan hasil analisis jarak antara TPS di Kecamatan Cimahi
Tengah ke TPA akan semakin jauh yaitu dengan jarak 53 Km, dengan semakin
jauhnya jarak antara TPS dengan TPA akan mempengaruhi terhadap ritasi
pengangkutan sampah yang akan menurun menjadi hanya 1 rit/hari, hal yang
paling signifikan akan dirasakan pada biaya operasional pengangkutan sampah
karena dengan rencana tersebut akan meningkatkan biaya operasional
pengangkutan sampah yang di perlukan yaitu bertambah sebanyak
Rp.1.668.866.000,00 pada tahun pertama dan akan terus mengalami kenaikan
seiiring dengan penambahan kebutuhan kendaraan di setiap di Kecamatan Cimahi
tengah.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang akan berpengaruh
terhadap produksi timbulan sampah yang juga akan semakin meningkat,
kemampuan ritasi yang menurun, perlu adanya beberapa alternatif yang
dirumuskan guna mengantisipasi hal tersebut, berikut ini alternatif yang
dapatdilakukan :

130
A. Penambahan Armada Pengangkutan Sampah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dikukan pada sub bab sebelumnya,
apabila diasumsikan jumlah armada pengangkut sampah sama dengan tahun
eksisting yaitu 11 unit sedangkan timbulan sampah meningkat dan ritasi menurun
maka perlu adanya penambahan jumlah armada pengangkut sampah sebanyak 7
unit.
B. Penggunaan SPA (Stasiun Peralihan Antara)
Dengan penambahan armada pengangkut sampah dan semakin jauhnya
jarak TPS dan TPA akan menyebabkan semakin besarnya biaya operasional
pengangkutan sampah yang keluarkan pertahunnyayaitu mencapai lebih dari 2 M.
Dengan meningkatnya biaya bahan bakartersebut perluadanya suatu skema yang
dibuat agar tidak terjadi peningkatan biaya yang terlalu mahal.
Berdasarkan Permen PU No.3 Tahun 2013 tentang Penyeenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, apabila jarak antara TPS dengan TPA
>25Km, ritasi pengangkutan hanya dapat dilakukan 1 rit perhari serta beban
pelayanan di suatu kawasan telah mencapai 20 ton/hari. Dapat merencanakan
pembangunan SPA skala kawasan yang dapat berdampak terhadap penurunan
biaya pengangkutan ke TPA.
Berdasarkan hasil survei primer, terdapat 1 unit SPA yang berlokasi di
Kecamatan Cimahi Utara yang saat ini hanya di operasikan bagi timbulan sampah
di Kecamatan Cimahi Utara. Apabila SPA tersebut juga di operasikan bagi
timbulan sampah di Kecamatan Cimahi Tengah, maka akan menurunkan jumlah
sampah yang diangkut ke TPA dan menurunkan beban biaya pengangkutan
khusunya biaya bahan bakar,karena pada stasiun peralihan antara tersebut
dilakukan pemilahan dan pemadatan sebesar 60% dari total berat sampah. Dengan
berkurangnya timbulan sampah akibat proses pemadatan hingga 60% dari berat
awal sampah, akan berpengaruh juga terhadap kebutuhan armada pengangkut
sampah yang akan mengalami penurunan, untuk lebih jelasnya berikut ini
kebutuhan armada pengangkut sampah setelah dilakukan proses pemadatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

131
Tabel IV.15
Perbandingan Pengangkutan Sampah dengan Skema SPA Tahun 2018
No Variabel Tanpa SPA Dengan SPA
1 Timbulan Sampah (m3/hari) 154 61
2 Armada Pengangkut Sampah (unit) 18 7
3 Biaya Operasional Rp. 2.404.292.400 Rp. 818.299.000
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa akan terjadi penurunan biaya bahan
bakar dalam pengangkutan sampah pertahunnya mencapai Rp. 1.585.993.000,00
penurunan biaya tersebut dapat terus dimaksimalkan dengan adanya stasiun
peralihan antara serta program pengurangan sampah lainnya.

132

Anda mungkin juga menyukai