Anda di halaman 1dari 40

ADIPURA 2025

Direktorat Penanganan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2022
6/25/22 1
TANTANGAN PENGELOLAAN
SAMPAH DI INDONESIA
PROBLEM STATEMENT
• UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ( urusan
wajib, bukan pelayanan dasar)
• Anggaran persampahan yang tidak memadai rata-rata : (0,05
-0,07 %)
• Investasi landfill tidak menarik bagi daerah (Sanitary Landfill
dan Landfill Gas Capture)
CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN
SAMPAH TAHUN 2021
CAPAIAN 0.3
PENGURANGAN
SAMPAH 0.24

TAHUN 2021 14.17% 14.31%


13.27%
Timbulan sampah
68.500.000 Ton

TARGET 2021
Pengurangan
24% Sampah 2019 2020

Pengurangan Sampah
2021

Target Pengurangan (Jakstranas)


2025

Sumber:
1) Data tahun 2015-2018 : Data Non-Fisik Adipura Tahun 2015-2018
2) Data tahun 2019-2021 : SIPSN (https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/) 5
CAPAIAN
PENANGANAN 0.74
0.7

SAMPAH
46.31% 49.95%
43.72%
TAHUN 2021
Timbulan sampah
68.500.000 Ton

TARGET 2021
Penanganan
74% Sampah 2019 2020

Pengurangan Sampah
2021

Target Pengurangan (Jakstranas)


2025

Sumber:
1) Data tahun 2015-2018 : Data Non-Fisik Adipura Tahun 2015-2018
2) Data tahun 2019-2021 : SIPSN (https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/) 6
CAPAIAN
SAMPAH 0.98 1

TERKELOLA
60.49% 64.26%
56.99%
TAHUN 2021
Timbulan sampah
68.500.000 Ton

TARGET 2021

98%
Pengelolaan
Sampah 2019 2020 2021 2025

Sampah Terkelola Target Pengelolaan Sampah (Jakstranas)


Sumber:
1) Data tahun 2015-2018 : Data Non-Fisik Adipura Tahun 2015-2018
2) Data tahun 2019-2021 : SIPSN (https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/) 7
ADIPURA 2025
PERATURAN MENTERI LHK NO. 76 TAHUN 2019
KONSEP ADIPURA 2025
ADIPURA harus dapat merespon Target JAKSTRANAS, yaitu menjadikan
semua kota-kota di Indonesia pada tahun 2025, pengelolaan
sampahnya 100%, dengan 30% pengurangan dan 70% penanganan.
Sehingga ADIPURA harus dapat mendorong daerah dalam pencapaian
yang diamanatkan JAKSTRANAS (Perpres No. 97 Tahun 2017).

9
DASAR HUKUM
Permen LHK No. P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang
Adipura

10
KONSEP ADIPURA 2025

Sistem dan Data Bergerak ke Sistem


Hulu Klasifikasi

Mindset utamanya adalah Mengklasifikasikan Kota ke


Berbasis “sistem dan
“bergerak ke hulu”, dalam “Sistem Klasifikasi
data” yang
sehingga “pengurangan” Kota”
berdasarkan neraca
sampah menjadi
pengelolaan sampah
determinan
(less TPA)
11
HAL-HAL PENTING & MENDASAR
DALAM PERUBAHAN ADIPURA (1) :
Definisi ADIPURA berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 76 tahun
2019 :
“Instrumen pengawasan kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau
dalam mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan
berkelanjutan.”

maknanya :
- Voluntary menjadi Mandatory
- Mewujudkan SDGs-11
12
HAL-HAL PENTING & MENDASAR
DALAM PERUBAHAN ADIPURA (2) :
• Penentuan Klasifikasi kabupaten/kota dalam pelaksanaan
program Adipura berdasarkan:
a. Status Jakstrada,
b. Kapasitas Pengelolaan Sampah,
c. Operasional TPA,
d. Luasan Ruang Terbuka Hijau ( mulai berlaku tahun 2021).
• 5 (lima) Klasifikasi Kabupaten/Kota

13
TAHAPAN ADIPURA

Adipura dilakukan dengan tahapan :


o Perencanaan;
o Pelaksanaan;
− Pemantauan
− Penilaian
o Pemberian insentif dan/atau disinsentif; dan
o Pembinaan

14
KLASIFIKASI ADIPURA
KLASIFIKASI
INDIKATOR
1 2 3 4 5
(SATU) (DUA) (TIGA) (EMPAT) (LIMA)
Sudah Sudah Sudah Belum
JAKSTRADA Sudah Menyusun
Menyusun Menyusun Menyusun Menyusun
Lahan Urug
Terkendali
Lahan Urug Lahan Urug Lahan Urug
Pembuangan (Controlled
Saniter Terkendali Terkendali
TPA Terbuka (Open Landfill)/
(Sanitary (Controlled (Controlled
Dumping) Pembuangan
Landfill) Landfill) Landfill)
Terbuka (Open
Dumping)
KAPASITAS
50% ≤ X
PENGELOLAAN ≥70% ≥70% ≥50% <50%
<70%
SAMPAH
RTH ≥20% ≥10% ≤10% ≤10%

15
KOTA KLASIFIKASI 1
1.Kapasitas Pengelolaan
Sampahnya, ≥ 70 %,

2.Operasional TPA (Tempat


Pemrosesan Akhir) Sanitary
Landfill, dan

3.RTH > 20 % dari luasan


wilayah ( mulai tahun 2023).

16
KOTA KLASIFIKASI 2
1.Kapasitas Pengelolaan
Sampahnya ≥ 70 %,

2.Operasional TPA (Tempat


Pemrosesan Akhir)
Controlled Landfill, dan

3.RTH > 10% dari luasan


wilayah (mulai tahun
2023).

17
KOTA KLASIFIKASI 3
1. Operasional TPA Open
Dumping dengan kapasitas
Pengelolaan Sampah ≥50%,
atau
2. Operasional TPA Controlled
Landfill dengan kapasitas
Pengelolaan Sampah ≥50%
dan <70%, dan
3. RTH < 10% dari luasan
wilayah (mulai tahun 2023).

18
KOTA KLASIFIKASI 4
1.Kapasitas Pengelolaan
Sampahnya < 50 %,
2.Operasional TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) Open
Dumping atau Controlled
Landfill, dan
3.RTH < 10% dari luasan
wilayah (mulai tahun
2023).

19
KOTA
KLASIFIKASI 5
• Tidak memiliki dokumen
JAKSTRADA (Kebijakan dan
Strategi Daerah) Pengelolaan
Sampah.
• Tidak memiliki komitmen,
terhadap amanat Peraturan
Presiden No. 97 tahun 2017
tentang JAKSTRANAS (Kebijakan
Strategi Nasional) Pengelolaan
Sampah
20

20
KLASIFIKASI ADIPURA

Terhadap kabupaten/kota dengan:


a. klasifikasi 1 sampai dengan klasifikasi 4, dilakukan pemantauan; dan
b. klasifikasi 5, tidak dilakukan pemantauan.

21
PELAKSANAAN ADIPURA:
1.) DESK STUDY (PEER REVIEW)
Setiap tahun daerah menyampaikan capaian
pengurangan dan penanganan sampah rumah

01
tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dalam bentuk neraca pengelolaan
sampah beserta laporan luasan RTH melalui
SIPSN

02
Dilakukan assesment terhadap data
neraca pengelolaan sampah kota dan
luasan RTH yang telah disampaikan

Berdasarkan data capaian pengurangan

03 sampah dan penanganan sampah serta


laporan luasan RTH tersbut, kota
dimasukan dalam 5 klasifikasi kota

22
PELAKSANAAN ADIPURA:
2.) PEMANTAUAN (1)
Untuk memvalidasi data neraca pengelolaan

01
sampah dan luasan RTH yang telah disampaikan
daerah, dilakukan verifikasi lapangan
(pemantauan Adipura) terhadap kualitas sistem
pengelolaan sampah dan RTH Kota

02
Verifikasi dilakukan dengan uji petik
terhadap sistem terpasang pengelolaan
sampah dari hulu-hilir dan RTH Kota

Dilakukan pemantauan dan penilaian fisik

03
(ambien) kota dengan menggunakan kriteria
indikator yang tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Menteri LHK No.
P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang
Adipura
23
PELAKSANAAN ADIPURA:
2.) PEMANTAUAN (2)
• Pemantauan dilakukan dalam kurun waktu 1 (satu) Periode Pemantauan.
• Periode Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas:
o Pemantauan 1 (P1); dan
o Pemantauan verifikasi (PV).
• P1 dilakukan terhadap kabupaten/kota yang memenuhi klasifikasi 1 sampai dengan
klasifikasi 4.
• PV dilakukan jika ada pengaduan dari masyarakat yang disampaikan dalam Periode
Pemantauan.

24
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA (1)
Dilakukan pada prasarana dan sarana perkotaan yang berlokasi pada ibukota
kabupaten/kota.
a. permukiman menengah dan sederhana; n. Stasiun kereta api, terminal bus/angkutan kota,
b. jalan arteri dan kolektor; pelabuhan penumpang, bandar udara (jika ada);
c. pasar; o. fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh
d. pertokoan; pemerintah daerah;
e. perkantoran; p. fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh
f. sekolah; masyarakat;
g. rumah sakit dan/atau puskesmas; q. kampung iklim;
h. hutan kota; r. TPA.
i. taman kota;
Penilaian fisik kota dilakukan dengan menggunakan
j. saluran terbuka;
kriteria indikator yang tercantum dalam Lampiran II
k. permukiman pasang surut (jika ada);
Peraturan Menteri LHK No.
l. perairan terbuka (jika ada);
P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Adipura
m. pantai wisata (jika ada);

25
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA (2)
Indikator Penilaian lokasi pantau (non-fasilitas pengelolaan Sampah) seperti permukiman,
sekolah, perkantoran, pasar, dll terkait kondisi pengelolaan sampah meliputi:
• Kebersihan (area,drainase,toilet)
• RTH • Kegiatan pengomposan di sumber
• Pelayanan pengumpulan sampah: o Sarana pengolahan sampah
o Pelayanan; o Proses pengolahan sampah
o Bangunan fisik TPS (jika ada), dan; o Kapasitas
o Kebersihan TPS (jika ada) o Pemanfaatan
• Pemilahan sampah: • Peran serta masyarakat (khusus di
o Sarana pemilahan sampah permukiman)
o Proses pemilahan sampah o Jumlah komunitas lingkungan
o Rasio KK yang ikut komunitas
o Bukti kegiatan komunitas 26
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA (3)
Penilaian lokasi pantau fasilitas pengelolaan sampah meliputi:
• Fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh pemerintah daerah
antara lain pusat daur ulang, insinerator, intermediate treatment facility
(ITF), tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), pengolahan sampah
menjadi energi listrik (PSEL), refuse-derived fuel (RDF);
• Fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh masyarakat antara lain
bank sampah unit, bank sampah induk, tempat pengolahan sampah
dengan prinsip pembatasan timbulan, pendauran ulang, pemanfaatan
kembali (TPS 3R), rumah kompos; dan
• Tempat Pemrosesan Akhir

27
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA:
BANK SAMPAH
Indikator penilaian Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk:
• Keberadaan bank sampah (aktif atau tidak aktif)
• Manajemen :
o Sistem pencatatan
o Pengurus
o Buku Tabungan
o Jumlah Nasabah
• Bangunan fisik dan sarana operasional

28
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA:
FASILITAS PENGELOLAAN SAMPAH PEMDA/KSM
Indikator penilaian Fasilitas Pengelolaan Sampah Pemda/KSM:
• Sarana pengolahan sampah
• Proses pengolahan sampah
• Pencatatan harian

29
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN FISIK KOTA:
PENILAIAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
Indikator penilaian Tempat Pemrosesan Akhir: • Pengaturan lahan (pengaturan zona, blok, dan sel)
• Prasarana dasar, sarana penunjang dan kondisi area (jalan • Penimbunan sampah (dimana dan dengan perlakukan
masuk dan operasi, kantor TPA, pos pencatatan, pagar dan apa)
pintu gerbang, garasi, truk sampah, lalat, asap kebakaran • Penutupan sampah dengan tanah atau dengan media lain
sampah, pohon peneduh, dan tanggap darurat) (penutup harian dan penutup akhir)
• Hewan ternak • Pengolahan sampah (sarana pengolahan sampah, proses
• Sarana operasi (alat berat) pengolahan sampah, pencatatan harian, pemanfaatan
• Pencatatan sampah energi biogas)
• Keberadaan dan kebersihan saluran drainase • Kelembagaan, kontribusi kab/kota, dan tren sampah
masuk (khusus untuk TPA Regional)
• Saluran dan pengolahan lindi
• Sumur pantau
• Penanganan gas metan
• Sampah pada zona aktif (tertutup oleh media penutup
atau tidak)

30
PENILAIAN FISIK KOTA

Skala penilaian dibagi menjadi 5, yaitu:


• Kategori sangat jelek (rentang nilai 30-45)
• Kategori jelek (rentang nilai 46-60)
• Kategori sedang (rentang nilai 61-70)
• Kategori baik (rentang nilai 71-80)
• Kategori sangat baik (81-90)

31
CONTOH KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI
ADIPURA
Lampiran II Peraturan Menteri LHK No. P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Adipura

32
PELAKSANAAN ADIPURA:
3.) PENILAIAN
Penilaian dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan kriteria, indikator, dan skala nilai capaian kinerja setiap aspek pemantauan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Permen LHK P.76 Tahun 2019
tentang Adipura.
b. Melakukan pembobotan berdasarkan bobot lokasi dan bobot komponen dan subkomponen sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Permen LHK P.76 Tahun 2019
tentang Adipura.
c. Hasil penilaian dikompilasi dalam bentuk data akhir rekapitulasi nilai capaian kinerja berupa:
o Data akhir P1; dan/atau
o Data akhir PV.

33
PENGHARGAAN ADIPURA

Penghargaan Adipura diberikan dalam bentuk:


a. Anugerah Adipura Kencana;
b. Anugerah Adipura;
c. Sertifikat Adipura; dan
d. Plakat Adipura.

34
ANUGERAH ADIPURA KENCANA
Diberikan kepada kabupaten/kota yang memenuhi:
a. Persyaratan Umum
o Telah mendapat anugerah Adipura 3 (tiga) kali berturut-
turut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir atau telah
mendapat anugerah Adipura Kencana pada periode
terakhir;
o Nilai akhir capaian kinerja memenuhi Nilai Batas Bawah
sebesar ≥75 (lebih dari atau sama dengan tujuh puluh
lima)*;
o Mampu mengelola Sampah paling sedikit 70% (tujuh
puluh persen) dari total timbulan Sampah; dan
o Tidak mengoperasikan TPA dengan sistem pembuangan • Bupati/Wali Kota melakukan pemaparan
terbuka. inovasi
b. Persyaratan Khusus • Dewan Pertimbangan Adipura melakukan
o Melakukan inovasi pengelolaan sampah penilaian berdasarkan hasil pemaparan inovasi
o Melakukan inovasi ruang terbuka hijau • Hasil penilaian disampaikan kepada Menteri
o Melakukan inovasi dalam mewujudkan kota untuk ditetapkan sebagai penerima anugerah
berkelanjutan Adipura Kencana
* Nilai Batas Bawah dapat dapat disesuaikan berdasarkan peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dalam periode 3 (tiga) tahun
pelaksanaan Adipura dan ditetapkan oleh Menteri

35
ANUGERAH ADIPURA
Diberikan kepada kabupaten/kota yang memenuhi:
a. Nilai akhir capaian kinerja memenuhi Nilai Batas Bawah sebesar ≥73 (lebih besar atau sama
dengan tujuh puluh tiga)*.
b. Masuk dalam klasifikasi kota 1 atau 2.

* Nilai Batas Bawah dapat dapat disesuaikan berdasarkan peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dalam periode 3 (tiga) tahun
pelaksanaan Adipura dan ditetapkan oleh Menteri

36
SERTIFIKAT ADIPURA
Diberikan kepada kabupaten/kota yang memenuhi:
a. Syarat peningkatan kinerja Pengelolaan Sampah yang signifikan. Syarat peningkatan kinerja
Pengelolaan Sampah yang signifikan meliputi:
o Nilai hasil pemantauan <73 dan ≥ 71
o Terdapat peningkatan kapasitas pengelolaan sampah.
b. Tidak dinominasikan sebagai peraih anugerah Adipura atau Adipura Kencana.

37
PLAKAT ADIPURA
Diberikan kepada kabupaten/kota yang memenuhi syarat sebagai kabupaten/kota yang memiliki
nilai terbaik prasarana dan sarana perkotaan yang meliputi:
o Pasar
o Terminal
o Taman kota
o Hutan kota
o Bank sampah; dan/atau
o TPS 3R.

38
DATA CAPAIAN PENGELOLAAN SAMPAH
KOTA ADM. JAKARTA SELATAN

Timbulan Pengurangan Penanganan %


% Pengurangan Sampah
Tahun Provinsi Kota Sampah Sampah Tahunan Penangana
(ton/tahun) (ton/tahun) Sampah Tahunan n Sampah
(ton/tahun)
2020 DKI Jakarta Kota Adm. Jakarta 701,164.63 154,443.92 22.03 530,070.34 75.60
Selatan
2021 DKI Jakarta Kota Adm. Jakarta 707,201.35 171,622.21 24.27 532,885.52 75.35
Selatan

Sumber data: https://sipsn.menlhk.go.id

6/25/22 39
TERIMA KASIH
Direktorat Penanganan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tahun 2022

6/25/22 40

Anda mungkin juga menyukai