Anda di halaman 1dari 39

KONSEP

PENGURANGAN
SAMPAH DALAM
PENYUSUNAN
JAKSTRADA

DIREKTORATPENGURANGAN SAMPAH
DIREKTORATJENDERALPENGELOLAAN SAMPAH
LIMBAH DAN B3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUPDAN KEHUTANAN
KOMPOSISI SAMPAH DI INDONESIA CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN
TAHUN 2022 SAMPAH NASIONAL
Capaian Kinerja Pengurangan Capaian Kinerja Penanganan
Sampah Nasional Sampah Nasional
70%
30%
Kaca; 26,42%
Lainnya; 51,51%
1,93% 48,94%
6,98% 43,72% 46,31%
Karet/Kuli…
Kain; 13,27% 14,17%
15,62%
2,44%
Logam;
2,43%
Sisa
Makanan;
Plastik; 41,03%
18,19% 2019 2020 2021 2022 2025
2019 2020 2021 2022 2025
5
Pengurangan Sampah
Penanganan Target Penanganan (Jakstranas)
Target Pengurangan (Jakstranas)
Kertas/Karton;
11,79%
Kayu/Ranting
; 13,41%
SAMPAH TERKELOLA
TAHUN 2022
Sumber: SIPSN (https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/)
77.94%
Timbulan Sampah Nasional 68,5 juta Ton Data Tahun 2022 berdasarkan data dari 162
kabupaten/kota yang sudah mengisi SIPSN per 4
Maret 2023
Sumber: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/per11 Januari 2023
Indikator Capaian Pengurangan Sampah

JAKSTRANAS 2025 a) Besaran penurunan jumlah timbulan SRT dan SSSRT per
kapita;
Perpres No. 97 Tahun 2017 tentang Jakstranas b) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang
terdaur ulang di sumber sampah; dan
Jakstranas adalah arah kebijakan dan strategi dalam c) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang
pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan termafaatkan kembali di sumber sampah.
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tingkat nasional
yang terpadu dan berkelanjutan Indikator Capaian Penanganan Sampah

a) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang


Target 2025 terpilah di sumber sampah;
b) Besaran penurunan jumlah SRT dan SSSRT yang
Proyeksi timbulan sampah diangkut ke tempat pemrosesan akhir;
71.3
(juta ton) c) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang
Undang-Undang
Target Pengurangan Sampah 20.9 diangkut ke pusat pengolahan SRT dan SSSRT untuk
(juta ton)
Peraturan Pemerintah menjadi bahan baku dan/atau sumber energi;
No.18 Tahun 2008 Tentang (30%)
No. 27 Tahun 2020 tentang d) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang
Target Penanganan
Pengelolaan Sampah
Sampah 49.9
(juta ton) Pengelolaan Sampah
(70%)Spesifik terolah menjadi bahan baku;
e) Besaran peningkatan jumlah SRT dan SSSRT yang
100% Sampah Terkelola termanfaatkan menjadi sumber energi; dan
f) Besaran penurunan jumlah SRT dan SSSRT yang
terproses di tempat pemrosesan akhir.
SKENARIO PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

2025 2030 2040-2050 2060


Target Enhanced Nationally ZERO WASTE, ZERO NET ZERO EMISSION
Target Jakstranas
Determined Contribution (NDC) EMISSION
(Perpres No.97 Tahun 2017)
• 30% Pengurangan Sampah
• 70% Penanganan Sampah 7

• 100% Sampah Terkelola


Target Pengurangan Sampah
Plastik ke Laut
(Perpres No. 83 Tahun 2018)
• 70% Pengurangan Sampah
Plastik ke Laut
PROGRAM KLHK DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI
INDONESIA
1 2 3 4 5
Pengurangan Industrialisasi Peningkatan Kapasitas SIPSN dan Adipura Dukungan
Sampah di Sumber Pengolahan Sampah Pemerintah Daerah Pendanaan
Sampah dalam Pengelolaan • APBN
• Sistem Informasi
Pengembangan fasilitas Sampah • DAK Fisik Penugasan
Pengelolaan Sampah
pengolahan sampah melalui Bidang LHK untuk Menu
• Komunikasi, Nasional (SIPSN) sebagai
Kegiatan Pengelolaan
Informasi, Edukasi pendekatan teknologi seperti • Pendampingan penyusunan platform data pengelolaan
Sampah dan Sarana
(KIE) • Waste-to-electricity dokumen Jakstrada sampah nasional
Prasarana Pendukung
• Gerakan gaya hidup (Perpres No. 35 Tahun • Fasilitasi pengurangan • Adipura sebagai instrumen
• DID bagi kab/kota yang
minim sampah pengawasan kinerja
2018) timbulan8 sampah ke TPA memiliki kinerja baik
• Pengembangan bank pemerintah daerah
• Pemenuhan bahan baku • Pengelolaan TPA secara dalam pengurangan
sampah kabupaten/kota dalam
daur ulang sanitary/controlled landfill sampah
• Pengurangan sampah menyelenggarakan
• DAK Non Fisik Bantuan
oleh produsen • Fasilitas daur ulang pengelolaan sampah dan
Biaya Layanan Pengolahan
• Penggunaan Teknologi RDF ruang terbuka hijau.
Sampah (BLPS)
• Waste-to-fuel • Dukungan dana lain
• Biokonversi Maggot (BSF) (bilateral, multilateral,
• dsb. donor)
TARGET PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK KE LAUT
Baseline
1. Gerakan Nasional Peningkatan Kesadaran Para
Pemangku Kepentingan Tahun Land-Based Sea-Based Total of Plastic Waste in
Plastic (Ton) Plastic (Ton) The Sea (Ton)
Strategy

2. Pengelolaan Sampah yang Bersumber dari Darat


3. Penanggulangan Sampah di Pesisir dan Laut 2018 538,182.77 77,491.86 615,674.63
4. Mekanisme Pendanaan, Penguatan Kelembagaan
Pengawasan dan Penegakan Hukum Sampah Plastik di Laut telah turun sebesar 28.5% dari
5. Penelitian dan Pengembangan
tahun 2018 hingga tahun 2021
80%
TARGET
70%

Number of Reduction (In Percentage)


Mengurangi Sampah di Laut 70% pada Tahun 2025 dengan 70%

melibatkan 18 Kementerian dan Lembaga dengan 59 Kegiatan 60,20%


60%
Mendukung 5 Strategi
50,85%
50%

40% 38,50%

30% 28,50%

20%
15,30%

10% 8,10%

0%
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Year
Enhanced NDC 2030 NZE (Net Zero Emissions) 2060
GHG GHG Emission Level 2030 GHG Emission Reduction
Emission LCCP: Peaking 5 sector in
Sector Level 2010 MTon CO2e MTon CO2e % of Total BaU
2030 with net sink FOLU
(Mton CO2e) BaU CM1 CM2 CM1 CM2 CM1 CM2
1. Energy* 453.2 1,669 1,311 1,223 358 446 12.5% 15.5%
2. Waste 88 296 256 253 40 43.5 1.4% 1.5%
3. IPPU 36 69.6 63 61 7 9 0.2% 0.3%
4. Agriculture 110.5 119.66 110 108 10 12 0.3% 0.4%

5. Forestry & Other


647 714 214 -15 500 729 17.4% 25.4%
Land Uses (FOLU)**
TOTAL 1,334 2,869 1,953 1,632 915 1,240 31.9% 43.2%

*Including fugitive; **Including peat fire; CM1 = unconditional, CM2 = conditional

NZE (Net Zero Emissions) 2060


10

Sector 2010 2020 2030 2040 2050 2060 • CPOS (Current Policy)
Energy 453 638 1030 960 572 129 • TRNS (Transition)
IPPU 35 55 62 55 50 45 • LCCP (Low Carbon Scenario Compatible with
Agriculture 84 88 94 98 102 101 Paris Agreement Target)
FOLU 470 98 -140 -246 -304 -362
Waste 89 139 198 170 120 87
Net Emissions 1,131 1,018 1,244 1,037 540 0
PENGURANGAN SAMPAH

SARANA
KERANGKA TEKNIS KOMPONEN INDIKATOR AKTOR PENDEKATAN
PRASARANA
HUKUM OPERASIONAL KEGIATAN UTAMA

DASARHUKUM: 1. menghindari 1. pembatasan 1.jumlah 1.masyarakat 1.perubaha


Psl 1angka4, Psl 19, potensi timbulan; timbulan (sebagai n prilaku Skalakecil
Psl 20 UUPS timbulan 2. pendauran perkapita; pengahsil 2.alat dan mesin dan
sampah; ulang; 2.jumlahsampah berkewajiban menengah
2. mengurangi 3. pemanfaatan yangterdaur mengurangi
MAKNAHUKUM:
jumlah kembali. ulangdisumber; timbulan
Menghindari potensi
timbulan 3.jumlah sampah);
timbulan sampah
sampah; sampah yang 2.produsen (sbg
dan mengurangi
3. mengurangi termanfaatkan pembuat,
jumlah timbulan
jumlah sampah disumber; pengimport,
sampah dari sumber
yangditangani 4.jumlah penyebar dan
timbulan sampah
sampah yang penjual barang
bocor ke laut. wajib
mengurangi
jumlah
timbulan
sampah).
KERANGKA HUKUM

Pasal 1Angka 4 UU 18/2008 mendefinisikan pengelolaan sampah sebagai kegiatan yang Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 PP 81/2012
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan mengatur secarakhususdan cukup rinci
sampah. Kemudian diperjelas dalam Pasal 19bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dan mengenai kewajiban produsen dalam
sampahsejenissampahrumah tangga terdiri atas pengurangan sampahdan penanganan sampah. pengurangan sampah dimana produsen
Sementara itu, Pasal 20 Ayat (1) menambahkan komponen kegiatan pengurangan sampah yang wajib melakukan pembatasan timbulan
meliputi (1) pembatasan timbulan sampah; (2) pendauran ulang sampah; dan (3) pemanfaatan sampah, pendauran ulang sampah, dan
kembali sampah pemanfaatan kembali sampah yang
berasal dari produk dan/atau kemasan
produk yang mereka produksi dan
PP81/2012 Pasal 10Ayat (1) memperkuat klausul di atas dengan menyatakan bahwa pasarkan. Pengaturan yang lebih
penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi (1) pengurangan sampah dan (2) penanganan operasional terkait kewajiban produsen
sampah dan ditambahkan dalam Pasal 11Ayat (1) bahwa pengurangan sampah meliputi (1) dalam pengurangan sampah diatur oleh
pembatasan timbulan sampah; (2) pendauran ulang sampah; dan/atau (3) pemanfaatan kembali Peraturan Menteri LHKNo. P.75Tahun 2019
sampah. Bahkan dalam Pasal 11ditambahkan mengenai cara pengurangan sampah yang harus tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah
dilakukan setiaporang, yaitu (1)menggunakanbahan yang dapat diguna ulang, bahan yang dapat oleh Produsen9.
didaur ulang, dan/atau bahan yang mudahdiurai oleh prosesalam; dan/atau (2) mengumpulkan
dan menyerahkankembali sampah dari produk dan/atau kemasanproduk yang sudahdigunakan

Dasar Hukum
MaknaHukum
Di dalam penjelasan Pasal11Ayat (1)PP81/2012disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan pembatasan timbulan
sampah adalah upaya meminimalisasi timbulan sampah
yang dilakukan sejak sebelum dihasilkannya suatu produk
dan/atau kemasanproduk sampaidengan saat berakhirnya
kegunaan produk dan/atau kemasan produk.

Masih di dalam penjelasanPasal 11Ayat (1) PP81/2012, yang dimaksuddengan


pendauran ulang adalah upaya memanfaatkan sampah menjadi barang yang
berguna setelah melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu. Sementara,
yang dimaksud dengan pemanfaatan kembali sampah adalah upaya untuk
mengguna ulang sampah sesuai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang
berbedadan/ataumenggunaulangbagiandari sampahyang bermanfaat tanpa
melalui prosespengolahanterlebih dahulu.
3Rmerupakan bagian utamadari Hirarki Pengelolaan Sampah
TEKNIS OPERASIONAL karena memuat 4aktivitaspenting yang menjadi dasar
pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yaitu pencegahan
HIRARKI PENGELOLAAN SAMPAH: (prevention), pembatasaan (minimisation), penggunaan
ulang (reuse), dan pendauran ulang (recycle). Artinya, dari
Fondasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan aspek lingkungan hidup kegiatan pencegahan dan
pembatasan sampah menempati hirarki yang paling tinggi.
Sebaliknya, kegiatan pemrosesan akhir di Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA), menempati hirarki yang paling rendah mengingat
dampaknya terhadap lingkungan hidup dan Kesehatan
manusia
KOMPONEN KEGIATAN
INDIKATOR

semakin sedikit semakin baik


Jumlah timbulan sampah perkapita

Jumlah sampah terdaur ulang di sumber semakin banyak semakin baik

Jumlah sampah termanfaatkan di


sumber semakin banyak semakin baik

Jumlah sampahyang bocor semakin sedikit semakin baik


kelingkungan
AKTOR UTAMA
PEN DEKATAN
Penegakan peraturan
kampanye
Perubahan Prilaku
Edukasi
inf orm a s i

komitmen
pa rt is ipa t if
Alat dan mesin
tepat guna
BAGAIMANA MEMASUKKAN DATA
PENGURANGAN SAMPAH
 Pengukuran persentase pengurangan sampah didasari oleh prinsip perubahan jumlah timbulan sampah
sebelum dilakukan kegiatan pengurangan sampah terhadap jumlah timbulan sampah setelah dilakukan
kegiatan pengurangan sampah pada kurun waktu tertentu.

DATA KUNCI
 jumlah timbulan sampah harian sebelum ada kegiatan NERACA
pengurangan sampah dalam satuan kg atau ton; PENGURANGAN
jumlah timbulan sampah harian setelah ada kegiatan
pengurangan sampah dalam satuan kg atau ton;
SAMPAH
jumlah sampah terkurangi dalam satuan kg atau ton;
dan
persentase pengurangan sampah.
faktor kunci untuk mengukur dan
menentukan kapasitas
∆ Jumlah sampah terkurangi (kg/hari) pengelolaan sampah dan capaian
∆ = t0 - t1 Jumlah timbulan sampah harian target pengurangan dan
t0
% ∆ = t0 - t1 sebelum ada kegiatan pengurangan penanganan sampah secara nyata
X 100% sampah (kg/hari)

t0 t1 Jumlah timbulan sampah harian


setelah ada kegiatan pengurangan
sampah (kg/hari)
%∆ Persentase pengurangan sampah (%)
Takakura, Biopori, Komposter Komunal, Rumah Kompos
Alternatif Strategi
Pengurangan Sampah
Bank Sampah
oleh Masyarakat
TPS 3R, TPST
1. Pembatasan timbulan sampah:
peraturan, SOP, himbauan
pengurangan timbulan sampah Recyling Center (PDU, MRF, ITF)
2. Pemanfaatan Kembali
3. Pendauran ulang
Pemberdayaan Sektor Informal (pemulung/pelapak)

Sosial Enterpreneur

Black Soldier Flyer (maggot): 1 kg maggot


menghabiskan 10 kg sampah organik
UU 18/2008
Pasal 15

PP 81/2012
Pasal 12-15

PERPRES
83/2018
PERPRES
97/2017
PERMEN LHK
P.75/2019

KOMITMEN GLOBAL
(SDG, UN RESOLUTIONS, G20,
EAS, ASEAN)

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Pengurangan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Produsen pelaku usaha yang memproduksi
barang yang menggunakan kemasan,
mendistribusikan barang yang menggunakan
kemasan dan berasal dari impor, atau menjual
barang dengan menggunakan wadah yang tidak
dapat atau sulit terurai oleh proses alam (PP 81 tahun
2012, Pasal 1 angka 5)
Merujuk ketentuan Permen LHK No. P.75/2019
Pasal 3 Ayat (1) Produsen meliputi pelaku
usaha/kegiatan di bidang manufaktur, importir,
ritel, dan jasa makanan/minuman
Produsen berkewajiban untuk melaksanakan
pengurangan sampah dengan cara 3R (R1
pembatasan timbulan sampah, R2 pendauran
ulang sampah, R3 pemanfaatan kembali sampah)
melalui pelaksanaan peta jalan pengurangan
sampah periode 2020-2029.
Cara 3R yang dimaksud di atas, diatur dalam
ketentuan Pasal 6 dan Pasal 7 Permen LHK No.
P.75/2019 seperti terlihat dalam bagan di
samping.
Direktorat Pengurangan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
@aqualestari

@aqualestari @octopus.ina
Contoh Upaya Pengurangan Sampah
PRODUSEN MANUFAKTUR
melakukan Redesign kemasan, Penarikan Kembali
Sampah Bermitra dengan Start up Penjemputan
Sampah dan melakukan Penjualan Isi Ulang Tanpa
Kemasan Sekali Pakai

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
The Bulkstore and Co Saruga

Contoh Upaya Pengurangan Sampah


RITEL
Sebagai Lokasi Penjualan Curah
dan Isi Ulang Tanpa Kemasan
Sekali Pakai

Farmers Market, Summarecon Mall Serpong

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Contoh Upaya Pengurangan Sampah
JASA MAKANAN MINUMAN
Melakukan redesain penggunaan wadah, Menggunakan Wadah, Alat
Makan dan Minum yang dapat diguna ulang untuk penjualan dine in,
pelarangan penggunaan sedotan plastik, menggunakan kantong
belanja guna ulang, menyediakan opsi bagi konsumen untuk
membawa wadah sendiri, menarik kembali sampah wadah minuman

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Contoh Upaya Pengurangan Sampah
HOTEL
Menggunakan Alat Makan dan Minum yang dapat diguna
ulang untuk dine in; pelarangan penggunaan sedotan
plastik, kaantong plastik dan wadah Styrofoam,
menggunakan kantong belanja/wadah guna ulang untuk
take away, Menggunakan Wadah/Alat Makan Minum yang
mudah dan layak didaur ulang untuk take away, menarik
dan mengumpulkan kembali sampah kemasan/wadah
makan minum
Direktorat Pengurangan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Contoh Upaya Pengurangan Sampah Produk Amenities
HOTEL
Menyediakan produk Amenities tanpa kemasan/refillable (air
mineral isi ulang, Alat mandi isi ulang); Menggunakan
Wadah/Kemasan untuk produk amenities yang mudah dan
layak didaur ulang; Menggunakan wadah yang dapat diguna
ulang untuk produk amenities (Air mineral dalam gallon guna
ulang, Air mineral dalam teko, keranjang laundry/reusable bag
laundry); menyediakan freeflow produk minuman tanpa
Direktorat Pengurangan Sampah kemasan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PEDOMAN
PELAKSANAAN
IMPLEMENTASI
"BINA KOMPOS
SATU NEGERI"
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
LATAR BELAKANG
Mengolah sampah menjadi kompos adalah satu usaha mengurangi timbulan Food Waste yang bisa
menyumbang emisi gas metan cukup besar ke atmosfir. Pada tahun 2022, Komposisi Sampah Organik 41,27%,
dan sumber sampah yang berasal dari Rumah Tangga (RT) 38,28%. Jika semua RT melakukan komposting
sampah organik di rumah, maka ada 10,92 Juta ton setiap tahunnya sampah tidak dibawa ke TPA, dan itu
berpotensi menurunkan emisi GRK 6,834 juta ton CO2eq. Selain mengurangi sampah yang ditimbun di TPA dan
mengurangi GRK, yang paling prinsip, dengan melakukan komposting di rumah, 40% lebih urusan sampah
selesai di tempat.
Gerakan ini dilakukan dengan cara memilah sampah organik dan mengompos di rumah atau menyalurkan sampah
organiknya untuk diolah lebih lanjut oleh Pemda atau Komunitas.

Kementerian LHK akan melakukan tindak lanjut dari kegiatan


Compos Day yaitu ‘Bina Kompos untuk Negeri’, melalui sosialisasi
mengompos kepada masyarakat secara luas sehingga Gerakan
mengompos dapat dilakukan secara massive ditengah masyarakat

Bina Kompos adalah tindak lanjut dari Gerakan Compost


Day #KomposSatuNegeri yang telah dilaksanakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama
dengan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada
tanggal 26 Februari 2023.
TUJUAN DAN
MANFAAT
TUJUAN :
Untuk mengajak masyarakat mengelola sampah
organik rumah tangga (sisa makanan) dengan
metode pengomposan, melalui pemberian
pemahaman dan pengetahuan (sosialisasi) cara
mengompos dan pendampingan pelaksanaan
pengomposan

MANFAAT :
Seluruh masyarakat dapat mengompos di rumah
masing-masing
Target pengelolaan sampah, utamanya sampah
organik dapat cepat terwujud
BENTUK
KEGIATAN
1. SOSIALISASI / PEMBINAAN
• Memberikan pemahaman pentingnya
pengelolaan sampah dari sumber, khususnya
sampah organik
• Mengajari cara mengelola sampah organik,
sampah rumah tangga menjadi kompos, dan
praktek pengomposan menggunakan alat bantu

2. PENDAMPINGAN
• Memantau pelaksanaan pengomposan secara
berkala, atau paling sedikit 2-3 bulan setelah
sosialisasi/pembinaan
• Melihat hasil akhir (panen kompos), dan
mencatat kendala dan output yang dihasilkan
untuk pelaporan
LANGKAH KERJA
PEMETAAN LOKASI PERCONTOHAN DAN
1 PENETAPAN TARGET KOMUNITAS

2 PENETAPAN TARGET KOMUNITAS

3 STRATEGI PELAKSANAAN

4 SOSIALISASI PENDAMPINGAN

5 PENGHITUNGAN PENGURANGAN EMISI GRK

6 PELAPORAN
PEMETAAN LOKASI PERCONTOHAN ADIPURA PROKLIM

DAN TARGET KOMUNITAS


Data Statistik Indonesia (BPS 2022) 56 94 157
Kab/Kota : 514 Kecamatan : 7274 Desa : 84.096

No Pemetaan Lokasi Jumlah Pendampingan Jumlah KK Pelaksana


Kab/Kota
Adipura 150 x 2 kecamatan x 2 desa x 10 KK 6.000 KK Dit PAS
Proklim 251 x 2 kecamatan x 2 desa x 10 KK 10.040 Ditjen PPI
1 Adipura dan (56+94+157) x 2 kecamatan x 2 12.280 KK Dit PAS
ProKlim desa x 10 KK Ditjen PPI
2 UPT 206 x 2 kecamatan x 2 desa x 10 KK 8.240 KK UPT
3 Dapil 53 lokasi x 10 KK 530 KK Dit PUS
TOTAL
21.050 KK
Penetapan target awal
pendampingan
SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN

Alur Proses Pendampingan


METODE PENGHITUNGAN
PENGURANGAN EMISI GRK
Metode penghitungan
pengurangan emisi GRK hasil
kegiatan komposting diperoleh
melalui:
1. Pengolahan sumber data
jumlah sampah organik yang
dikomposkan di rumah tangga,
dikalkulasikan secara nasional
2. Kemudian diolah
Note:
menggunakan pemodelan Pengomposan sampah organik sebesar 10,9 juta ton
perhitungan pengurangan akan berpotensi mengurangi emisi GRK sebesar 6,834
emisi GRK oleh Pakar ton CO2eq
BEBERAPA JENIS
PERALATAN
UNTUK SET BIOPORI

MENGOMPOS

KOMPOSTER BAG
Dengan pertimbangan untuk
efektifitas pengomposan sampah
SET rumah tangga (sisa makanan),
dan juga keberlangsungan
BIOPORI kegiatan untuk jangka panjang,
maka penggunaan peralatan set
biopori dapat menjadi alternatif
pilihan.
TERIMA KASIH
CEGAH.PILAH.OLAH SAMPAH
MULAI DARI DIRI SENDIRI
MULAI DARI HAL KECIL
MULAI DARI SEKARANG

DIREKTORAT PENGURANGAN SAMPAH


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Gedung A Lantai 5 , Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24
Jakarta 13410, Telp/Fax : 021- 85904932

Anda mungkin juga menyukai