Anda di halaman 1dari 16

PENYUSUNAN

PERATURAN
GUBERNUR
PENGELOLAAN
SAMPAH PLASTIK

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung


MAKSUD DAN TUJUAN
Peraturan Gubernur ini ditunjukkan untuk mengurangi Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk memberikan
timbulan sampah plastik dan dampak pencemaran lingkungan kepastian hukum dalam pembatasan penggunaan plastik
hidup yang berasal dari produk/kemasan plastik sekali pakai, sekali pakai sebagai wadah/kemasan dalam setiap transaksi
mengganti plastik dengan bahan yang ramah lingkungan serta belanja dan/atau kehidupan sehari-hari serta pedoman
mengendalikan penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari Pemerintah Daerah dalam perumusan kebijakan teknis
pengelolaan sampah plastik, dengan cara:
a. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi masyarakat
akibat dampak buruk plastik sekali pakai;
b. menjaga keselarasan, keharmonisan, dan keseimbangan
lingkungan hidup;
c. mencegah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh penggunaan plastik sekali pakai;
d. menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap
penggunaan plastik sekali pakai, untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik; dan
e. Membangun partisipasi seluruh masyarakat untuk
bersama menjamin dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Diketahui plastik sebagai bahan yang sulit
terurai serta penggunaannya sebagai kemasan
produk/wadah telah menyebabkan kenaikan
timbulan sampah plastik yang membahayakan
kesehatan, pencemaran dan/atau kerusakan 10 – 20 Tahun 20 Tahun 40 - 80 Tahun 450 Tahun
lingkungan.

Masa Terurai

Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2022 terkait Program Kebijakan dan


Strategi Daerah Provinsi Lampung dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Tahun 2018 - 2025
Nomor 1 Penyusunan Kebijakan dalam Pengurangan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, bagian (b) Peraturan
Gubernur Tentang Pengelolaan Sampah Plastik
Timbulan Sampah Provinsi Komposisi Sampah Plastik 2020
Lampung
Timbulan Sampah (ton/tahun)

1700000
1600000
1500000 1630537.94 1629264.85 1648059.81
1469526.16
1400000
1300000
2019 2020 2021 2022

Sebaran Pusat Perdagangan Lampung


Fasilitas Pengelolaan Sampah 2020
2019
Pusat Perbelanjaan 11
Bank Bank Bank Rumah
Tempat
Sampah
Total TPS TPS 3R Sampa Sampah Sampa Pengkom TPA
Toko Swalayan 37 h Unit Induk h -posan

639 770 369 24 70 4 74 21 17


Pasar
SAMPAH PLASTIK
merupakan sampah yang mengandung senyawa polimer.

1. Kantong Plastik merupakan kantong yang terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastik, lateks aau polyethylene,
thermoplastic synthetic polimeric, atau bahan-bahan sejenis lainnya, dengan ada atau tanpa adanya pegangan tangan yang
diperuntukkan untuk penggunaan sekali pakai.
2. Sedotan plastik merupakan sedotan plastik lepasan yang disediakan baik secara eceran ataupun grosiran yang melekat
dan/atau tidak melekat sebagai satu kesatuan dengan kemasan minuman.
3. Styrofoam merupakan wadah makanan yang umumnya terbuat dari bahan polystyrene yang dapat berbahaya bagi
kesehatan maupun lingkungan.

Siklus Plastik
Jenis Plastik
SUMBER SAMPAH PLASTIK

Pelaku dan/atau kegiatan usaha meliputi:


a. Retail Modern dan/atau Swalayan dan/atau Mini Market
b. Pasar Tradisional dan/atau Pasar Modern dan/atau Pusat
Perbelanjaan
c. Pertokoan dan/atau Kios dan/atau Warung
d. Penginapan dan/atau Hotel dan/atau Wisma
e. Rumah Makan dan/atau kafe dan/atau Restoran

Sumber Sampah 2020

Kegiatan Masyarakat Indonesia khususnya warga yang tinggal dan


melakukan kegiatan di Provinsi Lampung.

Kegiatan pemerintahan meliputi kegiatan rapat/pertemuan, pelatihan, seminar, sosialisasi, lokakarya, workshop, simposium,
dan/atau kegiatan sejenisnya yang dilakukan oleh instansi pemerintah di Kabupaten dan/atau Provinsi.
PRINSIP PENANGANAN SAMPAH PLASTIK
Reduce, upaya sedapat mungkin mengurangi pembentukan sampah plastik sejak
dari sumbernya. Pengurangan dilakukan tidak terbatas pada kuantitasnya saja,
tetapi juga mencegah pemakaian barang atau bahan berbahaya atau tidak mudah
terurai secara biologis. Contohnya adalah pengurangan sampah plastik pada
indomaret atau alfamaret yang diganti menggunakan karton sebagai wadah belanja.
Dan pengurangan sampah pada pengguanan bungkus makanan (styrofoam).
REDUCE
Reuse, memilih atau menyortir barang atau bahan yang bisa dipakai kembali. Pada
prinsipnya, diusahakan agar barang atau bahan bisa dipakai berulang- ulang sampai
benar-benar tidak bisa digunakan lagi. Menghindari pemakaian barang atau bahan
sekali pakai (disposable) terutama pada bungkus makanan (styrofoam) dan
mengurangi mengonsumsi minuman berwadah plastik seperti aqua gelas.

RECYCLE REUSE
Recycle, barang atau bahan yang sudah tidak berguna didaur ulang dan diolah
menjadi produk lain yang bermanfaat dan punya nilai ekonomi. Pada umumnya
upaya ini membutuhkan peran serta produsen dari sektor industri untuk mengolah
sampah menjadi produk baru dalam skala besar. Dalam hal ini sampah plastik dapat
diolah menjadi sebuah karya seni yang bernilai jual seperti sampah plastik dibuat
menjadi bahan dasar dalam membuat lukisan wajah manusia, hewan ataupun
tumbuhan.
PENANGANAN SAMPAH PLASTIK
(1) Pemilahan yaitu pemisahan sampah plastik dari sampah lainnya yang dilakukan pada sumber sampah
dan/atau pengelompokkan sampah plastik sesuai dengan jenis
(2) Pengumpulan yaitu penyimpanan sampah plastik dalam wadah yang sesuai pada hasil pemilahannya
Pemilahan
masing-masing di sumber sampah dan/atau fasilitas pengelolaan sampah.
(3) Pengangkutan yaitu pengiriman sampah plastik kepada produsen untuk dikelola menjadi bahan baku.
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dari sumber sampah dan/atau fasilitas pengelolaan sampah. Pada
pengangkutan sampah plastik petugas dilarang untuk mencampurkan kembali sampah plastik yang telah
Pengumpulan dipilah.
(4) Pengolahan yaitu proses pengolahan sampah plastik menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.
Pengolahan sampah plastik dapat dilakukan oleh perseorangan, pemerintah daerah dan/atau lembaga
swadaya masyarakat.
Pengangkutan (5) Pendaurulangan yaitu pemanfaatan hasil dari pengolahan sampah plastik untuk digunakan kembali pada
kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang masuk ke dalam TPA.

Pengolahan

Siklus Daur Ulang


Pendaur
Plastik
ulangan
PEMBATASAN SAMPAH PLASTIK
Pelarangan penggunaan plastik yang meliputi jenis produk, kemasan produk, dan/atau wadah plastik dengan klasifikasi yaitu
sebagai berikut : kantong Plastik Sekali Pakai, sedotan plastik, polysterina (styrofoam), wadah makanan dan/atau minuman
plastik.

kantong belanja guna ulang (reusable) yang dapat


Jenis plastik tersebut dapat terbuat dari bahan apapun baik daun kering, kertas,
digantikan dengan bahan lain kain, polyester dan turunannya maupun materi daur
dan/atau dihilangkan sama sekali. ulang, memiliki ketebalan yang memadai, dapat
didaur ulang serta dirancang untuk dapat digunakan
berulang kali.
FASILITAS PENGELOLAAN SAMPAH
TPS TPS3R
TPS berfungsi sebagai tempat penampungan sebelum TPS3R berperan dalam memisahkan sampah menjadi 5
sampah plastik diangkut ke tempat pendauran ulang jenis sampah yaitu organic, non-organik, kertas, B3 dan
residu. Selain itu, TPS3R berfungsi mengklasifikasi
BANK SAMPAH plastik yang akan didaur ulang. Seperti kantong plastic,
Produsen dapat melakukan kerja sama dengan Bank botol plastik, styrofoam, tutup botol, dsb.
Sampah yang ada agar dapat mengolah sampah dari
produk yang dihasilkannya sesuai dengan amanat ITF
ITF bermanfaat untuk mereduksi sampah plastik
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81Tahun 2012 menjadi energi listrik menggunakan teknologi
tentang kewajiban produsen untuk melakukan kegiatan insenerator, gasifikasi, pirolisis, dan refuse derived fuel
3R dengan cara menghasilkan produk yang (RFD)..

menggunakan kemasan yang mudah diurai oleh proses


alam, yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin,
menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur
ulang dan diguna ulang, serta menarik kembali sampah
dari produk dan kemasan produk untuk didaur ulang dan
diguna ulang.
TUPOKSI PEMERINTAH
WEWENANG
a. Menentukan kebijakan pengurangan produk, kemasan produk, dan/atau
a. Menumbuhkembangkan dan wadah plastik melalui persyaratan perizinan usaha sebagai salah satu upaya
meningkatkan kesadaran pengendalian timbulan sampah plastik di Daerah;
masyarakat dalam pengurangan b. Menetapkan kebijakan dan strategi pengurangan penggunaan kantong plastik
penggunaan plastik; sekali pakai, styrofoam, kemasan produk, dan/atau wadah plastik; dan
b. Memfasilitasi penelitian serta c. Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi secara periodik terhadap
pengembangan teknologi pelarangan kantong plastik sekali pakai dan pengurangan penggunaan produk,
pengurangan penggunaan plastik; kemasan produk, dan/atau wadah plastik sekali pakai.
c. Memfasilitasi, mengembangkan, AKSI
dan melaksanakan upaya
a. Identifikasi dan pendataan sampah plastik;
pengurangan penggunaan plastik;
b. Penyusunan rencana kegiatan, target dan indikator keberhasilan pengurangan
dan
Sampah Plastik;
d. Melakukan koordinasi antar
c. Sosialisasi/kampanye;
pemerintah.
d. Focus Group Discussion;
TUGAS e. Kegiatan Ilmiah;
f. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengurangan penggunaan plastik;
g. Penguatan kelembagaan, pengawasan, dan/atau penegakan hukum.
TUPOKSI MASYARAKAT
HAK KEWAJIBAN
(1) Masyarakat berhak untuk mendapatkan (1) Masyarakat berkewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, sungai, dan
wadah dan/atau kantong belanja ramah lautan.
lingkungan tidak berbayar dari Pelaku (2) Masyarakat berkewajiban untuk berperan aktif dalam pembatasan sampah plastik.
Usaha. (3) Masyarakat berkewajiban untuk mengurangi sampah plastik pada kehidupan sehari-
(2) Masyarakat berhak membawa sendiri hari.
kantong belanja ramah lingkungan dan (4) Masyarakat berkewajiban untuk menangani sampah plastik dengan cara yang
menolak untuk menggunakan kantong berwawasan lingkungan.
plastik sekali pakai oleh Pelaku Usaha. (5) Masyarakat berkewajiban untuk memilah sampahnya sebelum diantarkan ke petugas
(3) Masyarakat berhak memperoleh kebersihan untuk diangkut.
informasi dari Pelaku Usaha mengenai (6) Masyarakat berkewajiban mengganti wadah dan/atau kantong plastik sekali pakai
jenis dan bahan ramah lingkungan yang dengan wadah dan/atau kantong plastik ramah lingkungan.
tersedia.
(4) Masyarakat berhak memilih antara wadah Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan komersil, kawasan industri,
dan/atau kantong ramah lingkungan yang kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dapat melakukan
telah disediakan oleh pelaku usaha atau pemilahan, pengumpulan dan pengelolaan sampah, wajib menyediakan:
membeli kantong ramah lingkungan a. Alat pengumpul sampah terpilah;
berbayar. b. TPS; dan
c. TPS 3R.
TUPOKSI PELAKU USAHA
(1) Produsen wajib mengurangi wadah dan/atau kemasan berbahan plastik sulit terurai oleh proses alam. PRODUSEN
(2) Produsen wajib mengelola wadah dan/atau kemasan plastik yang sulit terurai.
(3) Produsen wajib mencantumkan label atau tanda yang terkait dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau
produknya.
(4) Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan sampah sebagai
bagian dari usahadan/ataukegiatannya; dan/atau menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai oleh proses alam
dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin.

PELAKU USAHA

(1) Setiap Pelaku Usaha dilarang untuk menggunakan plastik dan berkewajiban menyediakan penggantinya yang ramah lingkungan.
(2) Setiap produsen plastik sesuai dengan pasal 10 berkewajiban membatasi produksinya dengan mempertimbangkan penggantian produk yang
ramah lingkungan.
(3) Setiap distributor dilarang mendistribusikan plastik kepada pemasok dan/atau Pelaku Usaha.

Pelaku Usaha berkewajiban untuk menyusun rencana atau program pengurangan plastik sebagai bagian dari usaha atau kegiatannya,
menyediakan pengganti plastik dengan kantong ramah lingkungan tidak berbayar kepada konsumen, tidak menjual produk dengan kemasan
dan/atau wadah berbahan plastic menyediakan tempat sampah sesuai dengan pilahannya, melakukan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya
sebelum diserahkan kepada pihak pengelola sampah, dan menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampahnya.
 
PEMBINAAN PENGAWASAN PENYELIDIKAN

Pembinaan sebagaimana dimaksud Pemerintah Daerah dapat Penyidikan dilakukan oleh PPNS di
dilakukan melalui : melakukan monitoring dan evaluasi lingkungan Pemerintah Daerah
a. koordinasi; terhadap pelaksanaan pengelolaan
PPNS berwenang:
b. sosialisasi dan kampanye; sampah plastik sesuai pada
a. melakukan pemeriksaan terhadap
c. penyuluhan dan bimbingan peraturan ini. orang yang diduga melakukan tindak
teknis; pidana di bidang pengelolaan sampah
d. supervisi dan konsultasi; Pemerintah Daerah dapat plastik;
e. pemberian penghargaan kepada melakukan penegakan hukum b. meminta keterangan dan bahan bukti
Pengelola dan/ atau Pelaku dan/atau pemberian sanksi terhadap c. melakukan pemeriksaan atas
Usaha; dan/atau f. kegiatan pelaku usaha yang melakukan pembukuan, catatan, dan dokumen
pelanggaran terhadap larangan lain.
pembinaan lain dalam rangka
dan/atau tidak menjalankan d. melakukan pemeriksaan di tempat
pengurangan sampah plastik.
tertentu.
peraturan ini.
e. meminta bantuan ahli dalam
pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang pengelolaan sampah.
PENGHARGAAN
Pelaku usaha yang telah melaksanakan kewajibannya yaitu melakukan pengelolaan sampah plastik dan mengganti plastik ke
bahan ramah lingkungan untuk kemasan dan/atau produk dapat memperoleh insentif fiskal Daerah, yaitu bentuk
pengurangan dan/atau keringanan pajak daerah terhadap kegiatan usaha.

Perangkat Daerah, Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, Instansi Pemerintah Lainnya, Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah, Lembaga Swasta, Lembaga Keagamaan, Lembaga Sosial, Desa Adat, masyarakat dan perorangan
yang telah taat melaksanakan ketentuan dalam peraturan ini dapat diberikan penghargaan oleh Pemerintah Daerah.
Penghargaan sebagaimana dimaksud berupa: piagam penghargaan, bantuan dana pengelolaan sampah; dan/atau bantuan
modal usaha.
SANKSI
Perangkat Daerah, Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, Instansi Pemerintah Lainnya, Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah, Lembaga Swasta, Lembaga Keagamaan, Lembaga Sosial, Desa Adat, masyarakat dan
peroranganyang tidak menjalankan kewajiban dan melakukan larangan peraturan ini dapat dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis, penghentian subsidi, denda dalam bentuk uang/barang/jasa.

Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dan tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan peraturan ini dapat dikenakan
sanksi administratif berupa penghentian subsidi, pembekuan izin, dan denda alam bentuk uang/barang/jasa.

Anda mungkin juga menyukai