Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

A. Latar Belakang
Sampah merupakan permasalahan di Indonesia yang cukup serius untuk
dibahas karena dapat merusak lingkungan. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh
penumpukan limbah sampah yang terus dihasilkan oleh manusia. Menurut Undang-
Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008 sampah merupakan hasil dari
sisa aktivitas sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam dengan bentuk padat
(Andriastuti dkk, 2019).
Plastik merupakan polimer kimia yang digunakan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari dalam jumlah yang tak terbatas. Sifat plastik yang sulit terurai
di alam menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang mengakibatkan
keseimbangan alam menjadi rusak (Asia & Arifin, 2017). Penumpukan dan
penimbunan sampah plastik dapat merusak esetetika di lingkungan itu sendiri dan
juga membahayakan makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya karena teracuni
senyawa kimia yang terkandung pada plastik. Partikel pecahan plastik mengandung
ftalat, hidrokarbon aromatik, PCB (Polychlorinated biphenyl), pestisida organoklorin,
dan zat-zat lain yang ditambahkan pada saat produksi plastik, tetapi juga menjadi
bahan yang menempel dari lingkungan (Septiani dkk, 2019). Kemudian, sampah
plastik menjadi sumber utama penumpukan bobot sampah di Indonesia, terlebih lagi
plastik baru dapat terurai dalam waktu 1 millenium atau sekitar 1000 tahun
(Istirokhatun & Nugraha, 2019).
Permasalahan sampah plastik masih banyak terjadi di masyarakat. Menurut
Setiawan & Fithrah (2018), pemahaman masyakat kota Bandung mengenai
penggunaan kantong plastik masih kurang baik untuk membuat masyarakat
mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga dibentuk strategi yang digunakan
oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik melalui program Kampanye Rampok
Plastik yang bertujuan untuk membentuk pemahaman masyarakat kota Bandung
mengenasi sampah plastik.
2

Sampah yang dihasilkan di kota Bandung per harinya adalah sekitar 20% yang
merupakan sampah plastik. Pentingnya penambahan wawasan dan edukasi kepada
masyarakat kota Bandung agar lebih bijak dalam menggunakan plastik sebagai
kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga sampah plastik dapat dikurangi bahkan dapat
digunakan kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat (Sarrahdiba, 2017).
Salah satu upaya untuk dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan
penggunaan kantong plastik adalah dengan pengadaan cukai untuk produk kantong
plastik (Purwoko, 2012). Jika dalam lingkungan masyarakat atau bahkan rumah
tangga masih belum dapat mengelola sampah plastic dengan baik maka dapat
diterapkan system daur ulang limbah dari sampah plastik. Dengan berlandaskan
prinsip 3R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan
Recycle (Mendaur ulang) yang selayaknya bisa diterapkan dalam mengatasi
masalah sampah plastik tersebut. Salah satu metode daur ulang limbah sampah
plastik yang kini mulai populer adalah dengan membuat ecobrick.
Ecobrick merupakan botol plastik yang diisi memadat dengan sampah
anorganik, yaitu plastik. Pembuatan ecobrick cukup mudah sehingga dapat disebar
dengan mudah melalui jejaring sosial lapisan masyarakat (komunitas, desa, sekolah,
dll.). Ecobrick sendiri bertujuan untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik
dengan menggunakan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat.
Melalui program komunitas dengan pembuatan ecobrick, baik berupa pameran,
membuat meja kursi bangku, alat bermain, membangun taman sekolah atau kebun
sayur di lingkungan perumahan, akan membawa masyarakat secara bersama-sama
untuk bergerak membersihkan dan menghijaukan lingkungan (Istirokhatun &
Nugraha, 2019).
Istirokhatun & Nugraha (2019) dalam penelitiannya telah membuktikan
pendekatan masyarakat dengan cara edukasi mengenai metode ecobrick di kecamatan
Tembalang, Kota Semarang yang mana memiliki permasalahan dalam
pengelolaan sampah dikarenakan sistem yang terbentuk tidak berjalan dengan
3

baik. Output dari pengabdian masyarakat tersebut adalah penurunan jumlah sampah
plastik, semakin besarnya kesadaran warga dalam pengelolaan sampah, serta dapat
menjadi pilot project dan best practice pengelolaan sampah dalam lingkungan
perumahan.
Pada penelitian ini penulis bermaksud untuk mengelaborasikan metode
pengelolaan sampah plastik dengan edukasi ecobrick kepada masayarakat desa
Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kota Bandung. Dengan menggunakan warga
sekolah SDN Inpres Cikahuripan dan masyarakat sekitar sebagai subjek penelitian,
diharapkan tulisan ini dapat menjadikan masyarakat dapat lebih menjaga lingkungan
sekitar dengan mengelola sampah plastik dengan baik sehingga dapat menciptakan
desa yang sehat dan bersih.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick di
desa Cikahuripan?

C. Tujuan 
1. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab penumpukan sampah plastik
di desa Cikahuripan
2. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan pengelolaan
sampah plastik di desa Cikahuripan
3. Mendeskripsikan cara untuk pemanfaatan sampah plastik dengan metode
ecobrick di desa Cikahuripan
D. Manfaat
1. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca terkait
pemanfaatan sampah plastik dengan metode ecobrick. Dan diharapkan pula
pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terutama
untuk mengelola sampah plastik di lingkungan sekitar.
4

2. Bagi negara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelolaan limbah sampah
plastik di desa Cikahuripan sehingga dapat memakmurkaan dan menciptakan
desa ramah lingkungan.
3. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah referensi bagi peneliti
lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan sampah plastik dengan metode
ecobrick.
4. Bagi penulis
Manfaat penelitian ini, yaitu dapat mengetahui lebih jauh terkait pemanfataan
pemanfaatan sampah plastik dengan metode ecobrick.
5

Anda mungkin juga menyukai