Disusun Oleh :
Kelompok 7
Saufa Pantra Fillah (18312241019)
Risa Nurullailiyah Sujono (18312244035)
Aisyah Aulia Rahma (18312244036)
Refi Aulia Nur Rohmah (18312244037)
Rizal Catur Nugroho (18312244038)
Rosita Dwiki Mustafa (18312244039)
Dosen Pembimbing:
Ir. Ekosari Roektiningrum, M. P.
Kelas D
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Semester 3
2019
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………..18
Lampiran…... ..……………………………………………………………………………….19
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………..20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia setelah Cina menghasilkan
sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton. Sampah plastik tersebut mencemari
lingkungan karena plastik sulit diurai di tanah, sehingga perlu adanya terobosan baru untuk
mengatasinya.
B. Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan ecobrick terhadap pengurangan jumlah sampah?
C. Tujuan
Mengetahui berapa banyak jumlah sampah plastik yang dapat dikurangi dengan pembuatan
Ecobrick.
4
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sampah
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat
terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah
padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik
karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena
sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya
dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap
lingkungan hidup. Sampah berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar,
rumah tangga, perkotaan (kegiatan komersial perdagangan), penyapuan jalan, taman,
atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang
sejenis sampah (Hadiwiyoto, 1983 : 3).
2. Jenis-Jenis Sampah
Sumber dari sampah di masyarakat pada umumnya, berkaitan erat dengan
penggunaan lahan dan penempatan. Beberapa sumber sampah dapat diklasifikasikan
menjadi antara lain: 1) perumahan, 2) komersil, 3) institusi, 4) konstruksi dan
pembongkaran, 5) pelayanan perkotaan, 6) unit pengolahan, 7) industri, dan 8)
pertanian Terdapat 2 macam sampah berdasarkan sifat-sifatnya, yaitu: (1) Sampah
organik adalah sampah yang tersusun dari unsur karbon, hydrogen dan oksigen.
Merupakan sampah yang dapat terdegradasi oleh mikroba; (2) Sampah Anorganik,
merupakan bahan yang tersusun dari senyawa organik yang sulit terdegradasi oleh
mikroba (Alex, 2007 : 3-4).
5
3. Permasalahan Sampah di Indonesia dan di Jogja
Jambeck, 2015 menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua
dunia setelah Cina menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton.
Hal itu berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar
sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong
plastik. Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di
lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan (Purwaningrum, 2016:142).
5. Ecobrick
a. Pengertian dan Fungsi Ecobrick
Rifa Syahdil menjelaskan ide mengatasi sampah muncul dari permasalahan
yang dikemukakan oleh masyarakat secara langsung kepada tim mahasiswa
UGM. Setelah melakukan observasi di lapangan maka tim UGM menawarkan
solusi berupa ecobrick. Ecobrick sendiri merupakan batu bata ramah lingkungan
yang dibuat dengan bahan dasar limbah plastik (Agung, 2019).
6
Ecobrick adalah cara lain utilisasi sampah-sampah non biological selain
mengirimnya ke landfill (pembuangan akhir). Sampah-sampah tersebut diubah
menjadi bagian-bagian kecil (brick) lalu dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu
dengan bantuan kayu, brick tersebut dimampatkan agar tidak ada ruang kosong
pada botol tersebut. Dengan ecobrick, sampah-sampah plastik akan tersimpan dan
terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung dan tertimbun.
Fungsi dari ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik,
melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya
menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia
pada umumnya.Selain itu, ecobrick juga dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi dampak racun (Bisphenol-A) yang menyebar dan merusak kehidupan
makhluk hidup.
7
5) Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus
dimampatkan hingga sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam botol
plastiknya.
6) Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu
atau kayu (seperti tongkat bambu atau kayu).
7) Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil ecobrick ini, misalnya membuat
meja, kursi, atau benda-benda lain, maka bisa menggunakan botol-botol yang
berukuran sama, atau bahkan dari jenis dan merk yang sama, sehingga
memudahkan penyusunan.
8) Jika menginginkan hasil yang berwarna-warni, maka plastik-plastik kemasan
yang disusun di dalamnya bisa diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan
warna sesuai yang diinginkan.
9) Setelah semua botol plastik diisi dengan kemasan-kemasan plastik hingga
padat, maka botol-botol plastik tersebut siap disusun dan digabungkan
menjadi benda lain, seperti meja, kursi, bahkan dinding dan atau lantai
panggung, pembatas ruangan dan banyak lagi lainnya
Menurut Zakiah (2019:1), dari namanya sendiri yaitu 'eco' dan 'brick' yang
bisa diartikan sebagai bata ramah lingkungan, ecobrick memang bisa dijadikan
material dalam bahan bangunan. Kita bisa menggantikan batu bata konvensional
dengan ecobrick u ntuk membuat rumah. Selain itu, kita bisa menjadikan ecobrick
sebagai furnitur, seperti kursi, meja dan lain sebagainya.
8
pun diajak menyulap sampah plastik menjadi bahan material yang bisa
dimanfaatkan untuk beragam fungsi. Misalnya bangku, meja hingga kebutuhan
lainnya seperti permainan edukatif anak-anak. Di dunia, program eco-brick sudah
banyak dikembangkan, tidak hanya untuk menanggulangi masalah sampah
plastik, melainkan juga sebagai bahan pembuatan karya-karya seni,
fasilitas-fasilitas umum di tempat wisata, dan lain-lain (Artanti, 2019:1).
9
memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu
yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya.
Ecobrick dapat dipergunakan sebagai furniture rumah tangga seperti meja,
kursi, bahkan dinding pembatas. Hal ini sesuai dengan fungsi ecobrick sebagai
pengganti bata yang tentunya lebih efisien karena ramah lingkungan serta dapat
mengurangi sampah plastik yang ada. Ecobrick juga dapat menjadi salah satu
solusi untuk mengurangi dampak racun (Bisphenol-A) yang menyebar dan
merusak kehidupan makhluk hidup. Pembuatan ecobricks t idak membutuhkan
skill k husus, dan tanpa biaya, karena berangkat dari bekas konsumsi sehari-hari,
bisa dilakukan kapan saja, dan bisa juga dikerjakan bersama-sama maupun sendiri
sambil melakukan kegiatan sehari-hari lainnya, sembari mengisi waktu (Merliana,
2018:4). Namun setiap hal ditakdirkan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Begitu pula dengan ecobrick, ecobrick yang terpendam dalam beton sebagai
material bangunan tidak mudah didaur ulang di masa depan. Ecobrick j uga sulit
eleleh, akan menghasilkan
untuk diurai dan dirusak. Selain itu, jika ecobrick m
senyawa gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
B. Hipotesis
Recycle sampah plastik menggunakan ecobrick dapat mengurangi jumlah sampah plastik
secara cukup signifikan.
10
BAB III
METODOLOGI
A. METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Senin, 28 Oktober 2019 - Sabtu, 23 Oktober 2019
b. Tempat : Laboratorium IPA II
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gunting
2) Timbangan analitik
3) Kayu silinder
b. Bahan
1) Botol bekas 1.5 liter
2) Sampah kantong plastik, kemasan makanan, dan botol atau gelas plastik
11
3. Langkah Kerja
4. Skema
12
Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut.
2 220 gram
4 194,80 gram
6 300 gram
13
25
= m x 17.000 m x 0,234 kg
= 99,450 kg
= 99,5 ton
Presentase
95
= 197 x 100%
= 48%
B. PEMBAHASAN
Makalah berjudul Recycle Sampah Plastik Menggunakan Ecobrick dibuat dengan
tujuan untuk mengetahui berapa banyak sampah plastik yang dapat dikurangi dengan cara
membuat ecobrick. Kelompok kami mengemukakan bahwa pembuatan ecobrick yang
merupakan salah satu jenis pengolahan sampah yaitu recycle dapat mengurangi jumlah
sampah plastik dengan cukup signifikan.
Untuk membuat ecobrick, bahan dan alat yang dibutuhkan sangat sederhana dan
tidak memerlukan keahlian khusus seperti pengolahan limbah secara recycle yang sering
ditemukan di masyarakat misalnya dengan membuat produk kerajinan. Pertama alat yang
harus disiapkan adalah kayu silinder yang cukup untuk dimasukkan pada botol, gunting
untuk memotong sampah menjadi ukuran kecil, dan neraca digital untuk mengukur
massa. Adapun bahan yang digunakan adalah botol bekas ukuran 1500 mL, sampah
plastik yang terdiri atas sampah kantong, sampah kemasan makanan, dan sampah botol
atau gelas plastik.
Proses membuat ecobrick juga mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan sampah. Kemudian melipatnya
menjadi ukuran kecil atau memotongnya menjadi ukuran kecil (brick) kemudian
memasukkan sampah tersebut ke dalam botol wadah. Setelah itu memampatkan
menggunakan kayu hingga tidak ada ruang kosong lalu mengisi botol sampai penuh
kemudian menimbangnya.
14
Gambar 1. Cara Membuat Ecobrick
Sumber :
https://www.dispatchlive.co.za/local-heroes/2018-10-08-stirling-weighs-in-at-world-no-1-ecobric
k-heroes/
Jika dicermati pada bagian bahan, ada 3 jenis sampah yang digunakan yaitu
kantong plastik, kemasan makanan, dan botol atau gelas bekas. Ketiga jenis sampah
tersebut merupakan variabel bebas, sehingga nantinya dapat diketahui jenis sampah yang
paling efektif untuk membuat ecobrick. Variabel kontrolnya adalah botol bekas 1500 mL
serta jumlah ecobrick (2 botol per jenis sampah), sedangkan variabel terikatnya adalah
massa ecobrick.
Berdasarkan kegiatan pembuatan ecobrick yang telah dilakukan selama kurang
lebih 3 minggu, didapatkan data massa ecobrick. Pada botol 1 yang berisi sampah
kantong plastik massanya sebesar 217,77 gram, pada botol plastik 2 yang berisi sampah
kantong plastik massanya sebesar 220 gram. Pada botol plastik 3 yang berisi sampah
plastik kemasan, massanya sebesar 210,24 gram. Pada botol plastik 4 yang berisi sampah
plastik kemasan makanan, massanya sebesar 194,80 gram. Pada botol plastik 5 dan 6
yang berisi sampah botol/ gelas plastik memiliki massa secara berturut- turut sebesar 260
gram dan 300 gram. Dari data hasil massa ke enam botol plastik tersebut diperoleh massa
rata-rata sebesar 233,8 gram. Dengan hasil yang demikian ini perbedaan jenis sampah
dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan massa
ecobrick.
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang kami lakukan ini, untuk 1500 mL
wadah dapat menampung sekitar 200-300 gram sampah yang telah diubah menjadi
bentuk kecil (brick) dengan cara melipat atau memotongnya dan memadatkannya dengan
kayu agar tidak ada ruang kosong pada ecobrick. Oleh karena itu perbedaan jenis sampah
pada variabel bebas tidak terlalu berpengaruh pada massa ecobrick atau massa sampah
yang dapat dikurangi dengan cara pembuatan ecobrick.
15
Jika mengacu pada literatur menurut Suryaningrum (2019:1), ukuran berat minimal
ecobrick adalah 0,3 kali volume botol sedangkan maksimalnya adalah 0,7 kali volume
botol. Misalnya kita menggunakan botol ukuran 600 ml, maka berat ecobrick minimal
yang harus kita buat adalah 200 gram dan maksimalnya adalah 420 gram. Dari literatur di
atas, berat ecobrick yang sesuai standar adalah minimal 0.3 kali dari wadah dan maksimal
0.7 kali dari wadah, misalnya dalam botol 600 mL, berat minimal ecobrick akhir adalah
180 gram dan berat maksimal adalah 420 gram. Ecobrick yang kami buat ini sebenarnya
belum memenuhi standar karena tidak mencapai berat minimum. Untuk botol dengan
volume 1500 ml, massa ecobrick minimal adalah 450 gram, namun rerata massa ecobrick
yang kami buat adalah 233,8 gram. Ketidakmampuan kami menyetarakan ecobrick hasil
dengan standar yang ada karena kurang memadainya alat penekan sampah, sehingga
dimungkinkan masih ada ruangan kosong yang seharusnya masih bisa dimampatkan lagi
dan diisi oleh sampah plastik.
Namun, berdasarkan data tersebut sudah dapat menjawab/membuktikan hipotesis
yang kami kemukakan. Perlu diketahui bahwa latar belakang pembuatan ecobrick dan
analisis massa yang telah dilakukan kelompok kami dilatarbelakangi oleh masalah
sampah plastik di Indonesia. Menurut data yang ada ( Jambeck , 2015), Indonesia
merupakan penghasil sampah ranking 2 di dunia dengan besar 1.29 juta ton per tahun.
Untuk wilayah Sleman, Yogyakarta sendiri, hasil sampah yang tercatat dalam sehari
adalah 197 ton.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of
Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut. Indonesia
memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta
ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah
plastik tersebut diduga mencemari lautan. (Taufan, 2019:1). Data literatur juga
menyebutkan bahwa sampah yang dihasilkan di Indonesia sebanyak 0.48 - 1.29 ton
masuk dan mencemari laut. Berangkat dari hal-hal tersebut maka kelompok kami
menawarkan solusi berupa recycle sampah plastik dengan menggunakan ecobrick yang
dapat dimanfaatkan di daerah sekitar pantai. Kami mengambil sampel pantai di daerah
Bantul yang memiliki panjang pantai 17 km. Penerapan ecobrick pada daerah pantai ini
16
adalah untuk membuat pagar yang memiliki ukuran dasar 1 meter persegi yang dapat
disusun dari 25 buah ecobrick. Pagar ini dapat dimanfaatkan sebagai keamanan atau
estetika misalnya untuk pembatas zona aman, pembatas daerah berbahasa, pembatas
tebing, pencegah erosi, untuk disusun dengan sentuhan seni yang menjual bagi
pariwisata, dan lain sebagainya. Berdasarkan analisis data yang dilakukan 25 buah
ecobrick tersebut jika dikalikan dengan panjang pantai Bantul yaitu 17 km maka sampah
plastik yang dibutuhkan adalah kurang 99.5 ton berdasarkan hasil ecobrick yang kami
buat. Artinya langkah recycle yang kami kemukakan dapat mengurangi 48% dari jumlah
sampah yang dihasilkan Sleman per hari (berdasarkan data tahun 2018).
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan hipotesis yang kami kemukakan
yaitu recycle sampah plastik menggunakan ecobrick dapat mengurangi jumlah sampah
plastik secara cukup signifikan, terbukti. Pembuatan ecobrick dapat mengurangi
sampah 99.5 ton atau 48% dari jumlah sampah yang dihasilkan Sleman dalam sehari
yaitu 197 ton (menurut data tahun 2018).
18
LAMPIRAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 2019. Ecobrick, Upaya Mengatasi Sampah Plastik di Pantai Trisik. Yogyakarta :
UGM.
Alex, S. 2007. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Alexander, Ermando. 2019. Sampah Plastik di Sleman Tercatat Capai Hampir 200 Ribu
Kilogram Per Hari Selama 2018. Diakses di https://jogja.tribunnews.com pada 11
November 2019, pukul 06.02 WIB.
Artanti, Desti. 2019. Potensi Wisata Jogja Melalui ‘Program Ecobricks’. Diakses dari
https://phinemo.com/potensi-wisata-jogja-melalui-program-ecobricks/ pada 4
November 2019 pukul 06.08 WIB.
20
Hadiwiyoto,S. 1983.Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.Jakarta: Yayasan Idayu.
Local Heroes. 2018. Stirling weighs in at world no 1 ecobrick heroes. Diakses dari
https://www.dispatchlive.co.za/local-heroes/2018-10-08-stirling-weighs-in-at-world-no-
1-ecobrick-heroes/
Merlina, Eka Santi. 2018. Ecobrick Solusi Cerdas dan Praktis Untuk Pengelolaan Sampah
Plastik. Diunduh dari https://osf.io pada hari Sabtu, 9 November 2019 pukul 19.31
WIB.
Santi, Marliana Eka. 2019. Ecobrick Solusi Cerdas dan Praktis Pengelolaan Sampah Plastik.
Surakarta : FMIPA UNS.
Suryaningrum, Riska. 2019. Plastik, Lingkungan, dan Ecobrick. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/riskasn/5d4d097f097f3641013125f2/plastik-lingkungan-
dan-ecobrick?page=all pada 4 November 2019 pukul 06.09 WIB.
Taufan, Adharsyah. 2019. Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia.
Diakses di https://www.cnbcindonesia.com pada 11 November 2019, pukul 06.07 WIB.
Zakiah, Nena. 2019. Sampah Plastikmu Bisa untuk Bahan Membangun Rumah, Ecobrick
Solusinya! diakses melalui https://today.line.me/id/pc/article/Sampah+Plastikmu+Bisa+
untuk+ Bahan+Membangun+Rumah+Ecobrick+Solusinya-KyBE1m pada 4 November
2019 pukul 06.09 WIB.
21