Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelolaan sampah di negeri ini merupakan permasalahan klasik,

sepele namun belum juga teratasi sepenuhnya. Menurut Direktur Jendral

Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 (Bahan Bebahaya dan Beracun) dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tuti Hendrawati Mintarsih,

menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton,

dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen

dari total sampah yang ada. Berdasarkan data Jenna Jambeck, seorang peneliti

sampah dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua dunia

penghasil sampah plastik yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina

yang mencapai 262,9 juta ton. Belum lagi, penggunaan plastik di Indonesia

merupakan sampah yang merupakan sumber utama penumpukan bobot

sampah, terlebih plastik diuraikan dalam waktu 1 millenium atau sekitar 1000

tahun. Belum lagi, pemusnahan plastik dengan cara dibakar hanya akan

memperburuk kesehatan karena zat Dioksi yang dihasilkannya. Maka, prinsip

3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse(Menggunakan kembali),

dan Recycle (Mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam mengatasi

sampah plastik, dengan cara simpel namun efektif, yaituEcobrick.

1.2. Tujuan

Pemberdayaan kader kesehatan untuk membuat ecobrick di desanya

1.3. Permasalahan

Masyarakat belum mengetahui cara membuat ecobrick dan manfaatnya.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ecobrick adalah pengolahan sampah plastik menjadi material ramah

lingkungan. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi menumpuknya sampah

plastik. Material ramah lingkungan tersebut dibuat dengan memasukkan dan

memadatkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik

bekas serta menggunakan tongkat kecil untuk memadatkan sampah plastik ke

botol tersebut.

Ecobrick merupakan metode untuk meminimalisir sampah dengan media

botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras

dan padat. Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik,

serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang

berguna. Contoh pemanfaatannya adalah untuk pembuatan meja, kursi, tembok,

maupun barang kesenian lainnya yang bahkan memiliki nilai jual. Metode ini

terbukti mengurangi jumlah sampah plastik di Kanada, negara tempat bernaung

pencipta Ecobrik ini, yaitu Russell Maier.

Gambar 2.1 Ecobrick

2
Plastik terbuat dari zat-zat petrokimia. Zat-zat kimia ini tidak layak kembali

ke ekologi di sekitar kita. Zat-zat kimia ini beracun bagi manusia, kita

mengetahuinya ketika mencium plastik terbakar. Pada akhirnya, plastik yang

berceceran, dibakar, atau dibuang terurai menjadi zat-zat kimia beracun.

Gambar 2.2 Pencemaran Plastik

Lambat laun, zat-zat kimia ini larut ke tanah, air, dan udara yang kemudian

diserap oleh tumbuhan dan hewan. Pada akhirnya zat-zat itu akan mencapai kita,

menyebabkan cacar lahir, ketidakseimbangan hormon, dan kanker. Tempat

pembuangan yang canggih sekalipun bukan solusi. Baik dalam sepuluh, maupun

seratus tahun, zat-zat kimia ini akan meresap ke dalam biosfer, berdampak pada

lingkungan kita.

Fasilitas daur ulang tradisional juga tidak memecahkan masalah plastik.

Daur ulang skala industri tetap belum sempurna, tidak dapat dihindari, plastik

akhirnya hancur atau turun mutu. Plastik berkualitas paling tinggi sekalipun pada

akhirnya didaur menjadi produk atau bahan yang tidak lagi dapat didaur ulang.

Artinya, pada akhirnya semua plastik kembali berakhir di alam.

Plastik perlu dilenyapkan atau justru disimpan di tempat yang tepat.

Selamatkan plastik dari takdirnya sebagai racun. Botol-botol awet hingga 300-500

3
tahun jika terhindar dari sinar matahari. Ketika dikemas rapat, botol-botol ini

dapat menjadi brick atau bata luar biasa yang dapat digunakan berulang kali untuk

membangun. Inilah yang disebut dengan ecobrick.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Ecobrick dirancang untuk digunakan berulang kali. Maka, saat kita

membuat ecobrick, bayangkan penggunaan berikutnya. Saat kita membangun

dengan ecobrick, bayangkan juga nasibnya di kemudian hari. Untuk

itu, ecobrick memiliki siklus yang berkesinambungan.

Membuat ecobrick adalah pekerjaan yang butuh waktu lama dan usaha

keras. Tapi justru disinilah seninya, ini saat-saat penting dan berharga untuk

merenung, berkhayal, dan membayangkan. Untuk itu, ecobrick cocok diterapkan

di kader kesehatan. Kita dapat membimbing para kader

melakukan visioning melalui perenungan tentang permasalahan lingkungan. Minta

para kader untuk membubuhkan tanggal, tanda tangan, dan melapisi visi/jawaban

mereka dengan selotip. Bata-bata ecobrick akan bertahan sangat lama. Bata-bata

ini akan menjadi kapsul waktu yang dapat ditemukan oleh anak-anak kita nanti.

Ini akan mendorong kader untuk berpikir panjang tentang tanggung jawab dan

warisan mereka.

Membuat ecobrick itu mudah, namun ada langkah-langkah penting yang

perlu diperhatikan. Mulailah dengan benar, karena hal ini akan menjadi kebiasaan

jangka panjang yang akan dimulai oleh kita. Penting bahwa kader kesehatan

dibimbing dengan cermat untuk pembuatan ecobrick pertama mereka. Dalam

waktu singkat, desa atau wilayah kita akan menghasilkan ratusan ecobrick dan

selama beberapa tahun mendatang, mungkin sampai ribuan. Maka, mulailah

kebiasaan ini dengan teknik terbaik.

5
Gambar 3.1 Cara Membuat Ecobrick

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan ecobrick ,

yakni:

1. Isi botol-botol hanya dengan benda-benda yang tidak dapat terurai secara

biologis, segala jenis plastik, busa, pembungkus, dan selofan.

2. Tidak memasukkan kertas, kaca/beling, dan logam tajam.

3. Gunakan tongkat bambu untuk mengisi botol dengan sebanyak mungkin

benda-benda yang tidak dapat diurai secara biologis.

4. Gunakan lembaran selofan lunak untuk mengisi sudut-sudut dasar botol dan

kantung-kantung udara.

5. Gunakan lembaran selofan berwarna untuk memberi warna bagian

bawah brick.

6. Gunakan merek-merek botol tertentu untuk Desa Anda. Hal ini akan

mempermudah pembuatan ecobrick.

7. Botol-botol kecil juga dapat digunakan, pilih botol yang paling banyak

tersedia di lingkungan Desa.

6
Sambil menyusun ecobrick, kader akan memiliki saat-saat berharga untuk

berefleksi dan berimajinasi. Untuk menghemat penggunaan kertas, maka

jawaban/visi dapat ditulis di ecobrick yang mereka buat. Contoh pertanyaan yang

dapat diajukan, meliputi:

1. Dari mana asal semua plastik yang ada?

2. Siapa yang bertanggung jawab atas plastik bekas dari produk yang kita beli?

3. Ke mana plastik ini akan pergi apabila tidak masuk ke dalam botol?

4. Ke mana plastik ini akan pergi setelahnya, 10 tahun dari sekarang? 100 tahun

dari sekarang?

5. Siapa dan apa yang terkena dampak dari plastik ini secara jangka panjang?

6. Di mana bata ini akan berada dalam 10 tahun? 100 tahun?

7. Alternatif apa yang kita miliki selain menggunakan plastik?

8. Di mana peran plastik dalam lingkaran kehidupan?

9. Mengapa kita membuat ecobrick?

10. Bagaimana pilihan-pilihan kita mempengaruhi lingkungan kita, serta orang-

orang pada hari ini dan esok?

Ecobrick dapat menjadi ruang-ruang hijau yang baik, seperti kebun, taman

bermain, serta hutan pangan permakultur. Mengajarkan masyarakat untuk

bercocok tanam makanan mereka sendiri adalah keterampilan berharga yang dapat

diwariskan kepada generasi penerus. Produksi pangan pribadi dan komunitas yang

memadai penting untuk melestarikan biosfer bumi bagi generasi masa depan.

Dengan demikian, membuat ecobrick dan kompos akan mengalihkan seluruh

sampah rumahtangga kita menjadi  kegiatan yang bermanfaat bagi Puskesmas dan

masyarakat.

7
Membuat Ecobrick di Desa Pucangluwuk

Orang-orang akan bersemangat  saat diberdayakan. Dengan satu visi ruang

hijau yang jelas, seluruh jajaran siswa, orang tua, dan guru dapat bersatu-padu.

Kontruksi ecobrick digerakkan oleh semangat kerja sama. Proyek-proyek ini akan

membutuhkan ratusan bata. Undang dan jadilah inspirasi bagi komunitas dengan

visi hijau yang berani.

Modul segi enam adalah hasil ecobrick yang termudah. Dibuat dari dempul

silikon sederhana, modul-modul ini tahan lama dan menjadi perabot dalam ruang

yang luar biasa praktis. Modul dapat digunakan sendiri-sendiri sebagai tempat

duduk atau dirangkai seperti lego untuk menghasilkan meja, tempat tidur, bangku,

dan banyak lagi. Modul-modul ini dapat dengan mudah ditumpuk dan disimpan.

Satu botol plastik berukuran 600 mililiter dapat diisi dengan 250 gram sampah

plastik atau setara 2500 bungkus makanan dalam kemasan plastik. Bayangkan

saja, betapa mudahnya kita dapat meminimalisir sampah plastik berserakan di

sekitar kita dengan ecobrick ini.

8
Modul Segi Enam

Dan tentunya, ecobrick sangat efektif digunakan oleh kalian para penggemar

kegiatan alam bebas. Sampah plastik seperti mie instan, kopi kemasan sachet,

plastik makanan, maupun kantong sampah plastik yang kita hasilkan dapat

terbungkus dengan rapi dalam satu botol plastik. Sepele, namun sangat

berpengaruh pada lingkungan sekitar kita. Maka, kurangilah pencemaran sampah

plastik pada lingkungan kita dengan Ecobrick ini.

Beberapa model karya yang dapat dibentuk dari ecobrick, diantaranya:

9
Contoh Ecobrick dari sampah botol plastik

 Rangkaian Ecobrick yang disusun menjadi meja dan kursi sederhana

Pemanfaatan Ecobrick sebagai pengganti batu bata

10
Pemanfaatan Ecobrick sebagai pengganti paving untuk jalan setapak

11
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pelatihan pembuatan ecobrick pada kader

kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Danasari dapat disimpulkan

bahwa:

a. Sampah plastik bisa dikurangi dengan metode ecobrick.

b. Sampah plastik seperti mie instan, kopi kemasan sachet, plastik

makanan, maupun kantong sampah plastik yang kita hasilkan dapat

terbungkus dengan rapi dalam satu botol plastik.

c. ecobrick yang gampang dibuat adalah modul segi enam

d. ecobrick bisa dimanfaatkan sebagai meja dan kursi, sebagai pengganti

batu bata dan pengganti paving.

2. SARAN

a. Setelah dilakukan pelatihan ecobrick agar kader kesehatan menularkan

ilmunya ke masyarakat agar tercipta ecobrick-ecobrik dimasyarakat.

b. kurangilah pencemaran sampah plastik pada lingkungan kita

dengan Ecobrick ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan


Idayu. Jakarta
Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 1998. Laporan Neraca
Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro Bina Lingkungan
Hidup Provinsi DKI Jakarta. Jakarta
Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan
Ekonomi dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus di
Kotamadya DT II Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana
IPB. Tidak diterbitkan.

13

Anda mungkin juga menyukai