Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS

KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMANFAATAN ECOBRICK UNTUK PEMBUATAN SOFA

Anggota Kelompok 14 :

Endah Amalia Sari (2220930320059)


GT Maylinda Nur Rahmatika (2220930320064)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN ...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................

BAB 2 PERMASALAHAN...................................................................................

BAB 3 CARA PENGOLAHAN............................................................................

BAB 4 PENUTUP................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

LAMPIRAN.........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan sampah menjadi masalah bersama di dunia. Pada era
Revolusi Industri 4.0, produk makanan dan minuman kemasan siap saji
mengakibatkan timbunan sampah yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Pada generasi milenial yang bukan hanya sekedar memahani ilmu
pengetahuan di era disrupsi, namun bagaimana seorang pemuda dapat
menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar sebagai warisan generasi
berikutnya. Menurut Indonesia Solid Waste Association (InSWA) dalam
Hutauruk, T.R (2019:1-2), produk sampah plastik Indonesia sekitar 5,4 juta
ton per tahun. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat
yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara
alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada
akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan (Tulfitri A dam Lilianti E, 2020;
Supiatun et al, 2021).
Sampah merupakan material tidak terpakai lagi yang berasal dari hewan,
manusia maupun tumbuhan dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padat, cair
dan gas. Berdasarkan sifatnya sampah dibedakan menjadi sampah organik
(dapat terurai), sampah anorganik (tidak terurai dan atau terurai namun
membutuhkan waktu yang lama) dan sampah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya). Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang dapat
membusuk dengan mudah, sampah anorganik bersal dari bahan baku
nonbiologis dan sulit terurai sedangkan sampah B3 berasal dari sisa bahan
beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik, barang pecah belah dan
sebagainya. Botol plastik bekas adalah salah satu jenis sampah anorganik yang
banyak ditemukan di sekitar kita. Sebagian besar kemasan botol plastik tidak
direkomendasikan untuk digunakan berulang kali, karena akan berdampak
negatif bagi kesehatan meski dalam jangka waktu yang relatif lama (Khalil FI
et al, 2021).
Adanya permasalahan sampah atau limbah padat organik dan limbah padat
anorganik yang ada diperkotaan perlu dilakukan penanggulangan melalui
pemanfaatan sampah sistem daur ulang. Disisi lain, sampah juga merupakan
potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai
tambah sebagai produk daur ulang maupun pruduk baru yang menghasilkan
pendapatan masyarakat perkotaan. Salah satu upaya kreatif untuk mengelola
sampah plastik menjadi benda-benda yang berguna, mengurangi pencemaran
dan racun yang ditimbulkan oleh sampah plastik dapat dilakukan dengan
membuat Ecobricks.
Ecobricks fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik,
melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan
mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi
kepentingan manusia pada umumnya. Solusi yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat
ULM kemudian melakukan pengolahan sampah dan pemanfataannya untuk
dijadikan barang yang lebih berguna, seperti pengolahan sampah plastik
menjadi ecobricks dan pemanfaatan ecobricks menjadi kursi sofa.
BAB 2
PERMASALAHAN

Penduduk di dunia sendiri tidak pernah lepas dari sampah plastik dan
hampir setiap hari selalu ada sampah sampah plastik yang kita buang. Hampir
disetiap lokasi di mana terdapat aktivitas akan berpotensi memproduksi
sampah, misalnya di rumah, di kantor, di kantin, terutama di swalayan atau
tempat umum lainnya. Oleh karena itu, jika tidak dikelola dengan baik maka
sampah tersebut akan selalu ada di sekitar dan jumlahnya akan semakin
bertambah. Jumlah dan laju penduduk perkotaan yang cenderung meningkat
mengakibatkan sistem infrastruktur yang ada menjadi tidak memadai, karena
penyediaannya lebih rendah dibandingkan dengan perkembangan penduduk.
Desentralisi sampah yang menekankan penyelesaian masalah sampah tidak
ditumpukkan pada pemerintah lewat konsep TPA semata, akan tetapi tersebar
di sumbernya masing-masing yaitu di tingkat rukun warga (Khalil et al, 2021).
Umumnya masyarakat membuang sampah botol plastik di tempat-tempat
umum seperti di sungai, jalan, atau halaman kosong. Pembuangan sampah
botol plastik yang tidak terkendali dan tidak pada tempatnya menjadi suatu
masalah yang sangat mengkhawatirkan. Masyarakat secara umum belum
mampu mengolah sampah dengan baik akibatnya terjadi penumpukan sampah
botol plastik. Dampak negatif sampah diantaranya:
1) Dampak terhadap kesehatan
a) Menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vector
penyakit seperti lalat, kecoa atau tikus.
b) Jumlah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan
meningkat karena vektor penyakit hidup dan berkembang biak
dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan.
c) Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan
seperti luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan
sebagainya
d) Gangguan psikosomatis atau penyakit yang melibatkan pikiran
dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga
penyakit muncul atau menjadi bertambah parah misalnya sesak
napas, insomnia, stress, dan lain-lain.
2) Dampak terhadap lingkungan
a) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata
b) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk
c) Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran undara
dan bahaya kebakaran yang lebih luas
d) Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi
dangkal.
e) Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat
menyebabkan banjir dan mengakibatkan penccemaran pada
sumber air permukaan atau sumur dangkal.
f) Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas
masyarakat seperti jalan, jembatan, dan saluran air.

Menurut Pratiwi (2016), setiap aktifitas manusia pasti akan menghasilkan


limbah atau sampah. Oleh karena itu, menghindari terjadi nya sampah sangatlah
tidak mungkin, namun perlu adanya penanganan terhadap masalah sampah ini
karena sampah memiliki efek negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Salah
satu solusi untuk penanggulangan sampah ini adalah ecobricks (Ikhsan M dan
Tonra WS, 2021).

Ecobrick merupakan usaha pemanfaatan sampah non organik seperti plastik,


kresek dengan dimanfaatkan menjadi satu di dalam botol plastik dan bisa
digunakan untuk membuat berbagai alat yang berguna dan bemanfaat (Chien dkk,
2012: 80). Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah
plastik, fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk
memperpanjang usia plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang
berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya.
Menurut Fauzi, et al (2020) ecobrick adalah salah satu cara penanganan limbah
plastik dengan cara mengemas plastik yang bersih dan kering ke dalam botol
plastik hingga kerapatan yang ditentukan. Saat ini produk ecobrick dibentuk
menjadi sesuatu yang berguna seperti kursi, meja, hingga pengganti batu bata
dalam pembuatan rumah. Selain itu, ecobrick segi estetika dan ekonomi dapat
menunjang kehidupan masyarakat perkotaan, seperti penggunaan ecobrick untuk
pot tanaman di rumah, sebagai pajangan, bahan membuat kolam ikan dan lain
sebagainya. Ecobrick sangat mudah sekali pengerjaannya cukup dengan
memasukkan plastik-plastik bekas yang sudah dibersihkan sebelumnya dengan
pencucian dan pengeringan kedalam botol plastik bekas hingga padat dan menjadi
keras (Ikhsan M dan Tonra WS, 2021).
BAB 3
CARA PENGOLAHAN

Berikut merupakan cara pemanfaatan ecobrick dalam pembuatan sofa:

3.1 Alat dan Bahan


a. Gunting.
b. Lakban.
c. Timbangan Digital.
d. Tongkat (Untuk membantuk memadatkan potongan plastik ke dalam
botol).
e. Botol Plastik ukuran 1,5 Liter.
f. Sampah Plastik.
g. Kardus.
h. Triplek dan Busa Spons.
i. Kain Kain Sofa.
3.2 Cara Pengolahan
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Botol yang akan digunakan
sebanyak 19 botol.

Gambar 1. Limbah botol plastik.


b. Sampah-sampah plastik yang terkumpul kemudian dipotong kecil
menggunakan gunting untuk isian dalam botol plastik.

Gambar 2. Proses menggunting plastik

c. Setelah potongan plastik digunting dan terkumpul, satu persatu potongan


sampah kemudian dimasukkan ke dalam botol menggunakan tongkat
kayu. Masukkan sampah plastik kresek terlebih dahulu ke dalam botol,
setelah itu baru memasukan potongan plastik yang lebih keras. Tujuannya
adalah karena sampah plastik kresek dapat memadatkan isi yang ada
dalam botol sehingga dapat terisi penuh.

Gambar 3. Memasukkan plastik kresek terlebih dahulu.

Gambar 4. Memasukkan potongan-potongan plastik


d. Isi botol plastik dengan potongan-potongan sampah sampai terpenuhi
sebanyak 19 botol ecobrick.
Gambar 5. Ecobrick yang sudah diolah sebanyak 19 botol.
e. Ecobrick ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Botol 1,5 L
idealnya saat ditimbang adalah sekitar 500 gram untuk pembuatan

ecobrick.
Gambar 6. Ecobrick Ditimbang dan dihasilkan berat sebesar 522 gram.
f. Ecobrick yang sudah dibuat kemudian direkatkan menggunakan lakban.
Pertama, satu ecobrick di isolasi dengan satu ecobrick lainnya, kemudian
lanjutkan kembali dengan ecobrick kedua yang direkatkan dengan
ecobrick lainnya. Hal tersebut dilakukan sampai terbentuk sembilan
pasang ecobrick dan tersisa satu ecobrick yang akan digunakan diantara
atau ditengah masing-masing pasang ecobrick.

Gambar 7. Proses Isolasi Ecobrick menggunakan lakban.


g. Rekatkan masing-masing pasang ecobrick dengan isolasi lakban di bagian
atas dan bawah ecobrick sambil diberikan penekanan agar ecobrick
melekat erat dan kuat.

Gambar 8. Ecobrick yang sudah di isolasi keseluruhannya.


h. Ecobrick yang sudah di isolasi, kemudian sekeliling nya dilapisi dengan
kardus bekas menutupi ecobrick. Isolasi kardus menggunakan lakban
sekeliling dari ukuran ecobrick.

Gambar 9. Ecobrick yang sudah ditutupi oleh kardus.

i. Ecobrick yang sudah tertutup dengan kardus akan membentuk pola seperti
kursi sofa.

Gambar 10. Ecobrick yang sudah selesai di lapisi kardus.


j. Jika sudah tertutup dengan rapi, kemudian dilanjutkan dengan proses
pengolahan sofa.

Gambar 11. Proses pembuatan sofa dengan bahan ecobrick.


k. Bagian atas dan bawah ecobrick kemudian dilapisi terlebih dahulu
menggunakan triplek.
Gambar 12. Pemasangan triplek pada ecobrick.
l. Busa Spons kemudian dipasang di bagian atas dan sekelilingnya.

Gambar 13. Pemasangan busa spons bagian atas.

Gambar 14. Pemasangan busa spons di sekeliling ecobrick.


m. Setelah busa spons terpasang, siapkan kain lapisan luar sofa yang
sebelumnya sudah dijahit sesuai ukuran sofa. Kemudian pasangkan kain
sofa dan kencangkan.

Gambar 15. Pemasangan lapisan kain sofa.


n. Sofa dari pemanfaatan ecobrick sudah bisa digunakan.
Gambar 16. Sofa dari pemanfaatan ecobrick.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Permasalahan sampah menjadi masalah bersama di dunia. Adanya


permasalahan sampah atau limbah padat organik dan limbah padat anorganik
yang ada diperkotaan perlu dilakukan penanggulangan melalui pemanfaatan
sampah sistem daur ulang. Salah satu upaya kreatif untuk mengelola sampah
plastik menjadi benda-benda yang berguna, mengurangi pencemaran dan
racun yang ditimbulkan oleh sampah plastik dapat dilakukan dengan
membuat Ecobricks. Ecobrick merupakan usaha pemanfaatan sampah non
organik seperti plastik, kresek dengan dimanfaatkan menjadi satu di dalam
botol plastik dan bisa digunakan untuk membuat berbagai alat yang berguna
dan bemanfaat. Salah satu pemanfaatan yang dapat dibuat dari ecobricks
adalah kursi sofa. Pengolahan kursi sofa dari ecobricks diharapkan dapat
berkontribusi dalam membantu pengurangan limbah sampah plastik yang ada
di sekitar kita.
4.2 Saran

Adanya pelaksanaan pembuatan sofa dari pemanfaatan ecobricks oleh


Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat, diharapkan dapat membantu
dalam pengurangan limbah plastik. Selain itu, Mahasiswa juga bisa
memberikan pengetahuan dan pengalamannya dalam pembuatan sofa dengan
pemanfaatan ecobricks kepada orang sekitar. Selain dimulai dari sendiri, ilmu
yang didapatkan juga dapat dibagikan pada keluarga, teman, dan orang sekitar
sehingga dapat ikut berkontribusi dalam pengurangan limbah plastik.

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan M dan Tonra WS. (2021). Pengenalan Ecobrick Di Sekolah Sebagai Upaya
Penanggulangan Masalah Sampah. Jurnal Abdimas Patikala. 1(1): 32-38.

Khalil FI et al. (2021). Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Sebagai Media


Hidroponik Di Desa Kediri Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.
Jurnal Abdi Mas TPB. 3(1): 40-48.

Supiatun et al. (2021). Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Dan Kaca Menjadi
Produk Kreatif. Jurnak Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan. 5(2): 214-219.

Tulfitri A dam Lilianti E. (2020). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Kantong


Plastik Dan Botol). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 4(1): 153-
162.
LAMPIRAN

1. Alat dan Bahan

Lakban (Untuk isolasi Botol


bekas dan Kardus)
Gunting (Untuk menggunting
sampah plastik dan lakban)

Timbangan Digital (Untuk


mengukur berat ecobrick
yang sudah di olah)
Botol bekas 1,5 Liter (Untuk
menampung isian potongan
sampah-sampah plastik)

Tongkat (Untuk menekan


isian plastik yang dimasukkan
ke dalam botol)

Sampah Plastik (Bahan isian


dalam pengolahan ecobrick)

Kardus (Untuk melapisi


bagian luar ecobrick.
Triplek dan Busa Spons
(Triplek ntuk melapisi di
bagian luar ecobrick agar
lebih kuat. Busa Spons untuk
isian kursi sofa).

Kulit Kain Sofa (Lapisan luar


setelah Triplek dan Busa
Spons sudah terpasang).

2. Proses Pengolahan

Menyiapkan 19 botol
plastik ukuran 1,5 Liter.
Proses menggunting
plastik menjadi
potongan-potongan kecil
sebagai isian botol.

Memasukkan sampah
plastik kresek terlebih
dahulu agar isiannya
menjadi padat.

Kemudian memasukan
potongan-potongan
sampah plastik yang
sudah digunting
menggunakan tongkat.

Ecobrick yang sudah


diolah sebanyak 19 botol.
Proses penimbangan
ecobrick, di timbang
dengan standar beratnya
sekitar 500 gram.

Proses isolasi ecobrick


menggunakan lakban.

Ecobrick yang sudah di


isolasi keseluruhan
(Tampak atas).
Ecobrick yang sudah di
isolasi keseluruhan
(Tampak samping).

Ecobrick yang sudah di


isolasi kemudian dilapisi
dengan kardus.

Ecobrick yang sudah


selesai di lapisi
menggunakan kardus
Bahan yang digunakan
untuk pembuatan sofa,
yaitu triplek, busa spons,
dan kain pelapis sofa.

Proses Pemasangan
Triplek.

Pemasangan busa spons


di bagian atas ecobrick.
Pemasangan busa spons
di bagian samping atau
sekeliling ecobrick.

Ecobrick yang sudah


dipasang kain pelapis
sofa.

Ecobrick yang sudah


selesai menjadi kursi
sofa.

Anda mungkin juga menyukai