Anda di halaman 1dari 18

Menggali Potensi Daerah

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Projek

“Pemuda menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang
berusia 16 sampai 30 tahun yang merupakan periode penting usia pertumbuhan dan
perkembangan. Menurut hasil Susenas tahun 2020, perkiraan jumlah pemuda sebesar 64,50
juta jiwa atau hampir seperempat dari total penduduk Indonesia (23,86 persen).”
(Statistik Pemuda Indonesia 2020, Badan Pusat Statistik)

Tahun 2009, pemerintah membuat program pembangunan kepemudaan, yang salah satunya
adalah Program Kewirausahaan Pemuda. Program yang bertujuan membangun komitmen
peranan pemuda dalam pembangunan ekonomi nasional ini terdiri dari 3 pilar: penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan. (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)

Tema Kewirausahaan SMA yang mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, dengan
Projek “Menggali Potensi DaerahLewat Wirausaha Muda” ini bertujuan untuk membangun
kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki dalam mengembangkan wirausaha.

Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan refleksi.
Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran kewirausahaan.
Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini:
“dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya
sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk berwirausaha. Program penyadaran
ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang wirausahawan. Hal ini sangat penting dilaksanakan mengingat motivasi sebagian
besar pemuda Indonesia untuk berwirausaha masih cukup rendah.”
(http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Tahap berikutnya adakah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program
Kewirausahaan Pemuda, ketiga tahap ini adalah bagian dari pemberdayaan:
“dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada pemuda dalam
mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan setalah pemuda
tersebut sadar akan pentingnya berwirausaha, sehingga mereka memiliki motivasi dan sikap
mental untuk berwirausaha dengan mengembangkan ide-ide usaha yang ada. Pemberdayaan
ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan tentang
kewirausahaan. Pelatihan, pendidikan dan penyuluhan yang diberikan harus melalui tahap
anisis kebutuhan sehingga pelatihan dan pendidikan yang diberikan tepat sasaran.”
(http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)

Diharapkan, melalui pengalaman belajar pada Program Kewirausahaan SMA dengan Projek
“Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda”, dapat tumbuh generasi muda yang
memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen,
pantang menyerah, dan mampu mengambil bagian masa depan bangsa yang berdaya dalam
memperkuat ekonomi nasional.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Projek


Pemahaman bahwa program kewirausahaan adalah program yang membangun kesadaran,
menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki dalam mengembangkan wirausaha.
Pengetahuan dan keterampilan yang dilatih adalah hal penting yang dibutuhkan di dunia nyata
apapun peran yang nantinya dipilih siswa saat dewasa.
Komitmen seluruh warga sekolah untuk menerapkan nilai-nilai penting kewirausahaan:
kreativitas, inovasi, kepemimpinan, komitmen, pantang menyerah, berintegritas, berjiwa
pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah. Hal ini tidak terbatas diterapkan pada jam
mata pelajaran Kewirausahaan saja, tapi dilaksanakan pada bidang lainnya.
Pemahaman bahwa meskipun ada tahap di mana siswa akan diminta untuk membuat sebuah
rancangan usaha dan menjalankannya, keberhasilan dari projek kewirausahaan ini ditentukan
pada perubahan perilaku dan cara pandang siswa tentang kewirausahaan dan bagaimana
mereka menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan (tidak ditentukan dari seberapa
banyak laba penjualan yang dapat dihasilkan siswa).
Memberikan bimbingan bagi siswa sekaligus memberikan ruang bagi siswa untuk menuangkan
kreativitas mereka. Hal ini termasuk bersikap terbuka dalam menerima masukan program dari
siswa yang berhubungan dengan kewirausahaan.
Membina hubungan dengan pemerintah dan wirausahawan daerah agar dapat menjadi partner
dalam pelaksanaan program kewirausahaan. Hal ini penting karena para siswa perlu mendapat
ragam pengalaman dan informasi dari dunia nyata. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan
adalah: temu ahli, wawancara, diskusi, kunjungan, workshop atau magang, pendampingan, dan
kegiatan lainnya yang mendukung.
Menyiapkan waktu khusus yang dikoordinasikan dengan seluruh guru mata pelajaran, jika akan
ada hari yang dipakai untuk kunjungan, observasi, unjuk karya atau lainnya agar seluruh
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

Tahapan Dalam Projek


“ Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda”

Peran pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan dalam


membangun generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu bekerja sama dan
berakhlak mulia bagi terwujudnya partisipasi generasi muda pada mengembangkan potensi
daerah di masa depan.

Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan dalam membangun


generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu bekerja sama dan berakhlak mulia
untuk berperan aktif dalam mengembangkan potensi daerah di masa depan.

.Relevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran
Salah satu agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan generasi penerus
masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing, terlebih untuk memasuki era
Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus demografi. Menyadari pentingnya peran dan fungsi
yang melekat pada pemuda, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan
segenap potensi yang ada melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kepemudaan
di segala bidang, sebagai bagian dari pembangunan nasional. (Statistik Pemuda Indonesia
2020).
Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia pemuda 16-18
tahun merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan di dunia nyata. Sekolah memberikan
pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi siswa dalam mengenal, memahami, dan
menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam tema kewirausahaan. Sekolah dapat menjadi ekosistem
bagi siswa untuk belajar dan menggali pengalaman. Siswa yang memiliki daya kreasi dan
inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah
adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di kelas, sekolah, dan
masyarakat baik secara akademik maupun non-akademik.
Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “Menggali Potensi Daerah
Lewat Wirausaha Muda” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya. Pengenalan
etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta budaya lokal; pembuatan
berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran bahasa;
penghitungan dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika; pengenalan
potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA, menumbuhkan sikap kerjasama lewat kerja
kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran Olahraga, dan lainnya.
Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat:
siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pihak lainnya.

Lampiran: Kegiatan 1

Apa yang kalian harapkan dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda pada
P5 Tema Wirausaha ini?

Apa kekhawatiran yang kalian miliki dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha
Muda pada P5 Tema Wirausaha ini?

Apa tantangan yang kalian perkirakan akan kalian hadapi dari Projek Menggali Potensi
Daerah Lewat Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini?

Harapan Kekhawatiran Tantangan

Perjanjian Kelas -> Contoh

Agar projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda dapat terlaksana dengan baik,
maka kita wajib:

Mengikuti kegiatan dengan teratur


Bersikap terbuka
Menaruh hormat pada diri sendiri dan orang lain
Bekerja sama

Impian Saya di Masa Depan


Nama :

Kalimat motivasi: Ilustrasi

Saat saya dewasa, cita-cita saya adalah ...………………

Karena…….

Saya berbakat dalam bidang:


……………………
……………………
…………………...

Hal penting dalam hidup saya adalah


……………………………………………………
…………………………………………………...

Jika saya sukses, maka saya akan


……………………………………………………
…………………………………………………...

Lampiran Kegiatan 2 .

Kuesioner Cocok jadi wirausahawan.

Berilah bobot pada 10 pertanyaan kuesioner di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu
rasakan.

1-------------------2----------------------3--------------------4----------------------5
Sangat tidak cukup setuju sangat
tidak setuju setuju setuju
setuju
….. Saya menyukai tantangan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru
….. Saya rela bekerja keras asal dapat mewujudkan mimpi saya
….. Saya adalah orang yang jujur, dapat dipercaya dan diandalkan oleh teman, guru, dan
keluarga.
….. Saya merasa sangat puas saat dapat menyelesaikan tugas dengan baik
….. Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki meskipun banyak tantangan yang
dihadapi
….. Saya dapat membuat keputusan secara mandiri
….. Saya berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan
….. Saya dapat bekerja dengan baik pada situasi yang beragam
….. Saya memiliki kepribadian/keahlian/keterampilan yang unik yang tidak dimiliki semua
orang.
….. Ayah/Ibu saya adalah seorang pengusaha

Nilai Petunjuk Nilai


41-50 Kamu sangat cocok menjadi seorang pengusaha
31-40 Kamu punya potensi menjadi seorang pengusaha
21-30 Kamu dapat belajar menjadi seorang pengusaha dengan fokus pada pengembangan
diri
10- 20 Kamu lebih tertarik pada profesi selain menjadi seorang pengusaha

Diskusi. Menjadi pengusaha sukses: bakat atau pilihan?


Menjadi Seorang
Pengusaha Sukses
⇦ ⇨
bakat ? pilihan ?

Menurut saya …..


Karena …...
Hal baru yang aku lakukan minggu ini adalah …..

Aku melakukannya karena….

Perasaanku setelah melakukannya adalah…..

Lembar Kerja: Potensi Daerah

Hasil Riset/Observasi/Wawancara/Kunjung Kerja


Potensi Daerah ……
Oleh:............

Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Modal Kewirausahaan


Catatan Penting lainnya

Sumber:

Lampiran: Kegiatan 3

Analisis SWOT

Apa itu Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah sebuah bentuk evaluasi akan 4 hal penting (Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Tantangan) dalam pengambilan keputusan.

Strength (Kekuatan atau Kelebihan)


Weaknesses (Kelemahan atau Kekurangan)
Opportunities (Kesempatan atau Peluang)
Threats (Ancaman atau Tantangan)

SW adalah faktor dari dalam


OT adalah faktor dari luar

Apa fungsi dari Analisis SWOT?


Melakukan analisis SWOT membantu kita mengidentifikasi kekuatan agar dapat
menyeimbangan kelemahan kita dan juga mengatasi tantangan dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada. Hasil analisis SWOT dapat dijadikan rujukan untuk menyusun
strategi dan membuat keputusan, baik untuk kehidupan pribadi, karir, ataupun dalam usaha.

ANALISIS SWOT

Faktor Strengths Weaknesses


Internal (Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan)

Apa sumber daya yang dimiliki? Apa sumber daya yang kurang/tidak
Apa keunikan/kekhasan yang kita miliki?
dimiliki? Apa hal baik yang perlu
Apa hal baik yang sudah/dapat ditingkatkan?
dilakukan? Apa kekurangan yang orang lain
Apa hal baik yang orang lain lihat/pikirkan tentang kita?
lihat/pikirkan tentang kita?

Faktor Opportunities Threats


Eksternal (Kesempatan/Peluang) (Ancaman/Tantangan)

Apa kesempatan/peluang yang ada Apa saja tantangan/kesulitan yang


sekarang? ada sekarang?
Bagaimana mengubah kekuatan Bagaimana dengan situasi
menjadi peluang? persaingan?
Bagaimana kelemahan yang dimiliki
dapat menjadi tantangan?
Sumber: dari berbagai sumber

Lembar Kerja

ANALISIS SWOT

Faktor Internal Strengths Weaknesses


(Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan)

Faktor Eksternal Opportunities Threats


(Kesempatan/Peluang) (Ancaman/Tantangan)

Lembar Kerja
ANALISIS SWOT
Studi Kasus Potensi Daerah ………………………..

Nama Siswa:

Faktor Internal Strengths Weaknesses


(Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan)

Faktor Eksternal Opportunities Threats


(Kesempatan/Peluang) (Ancaman/Tantangan)

Lampiran Kegiatan 4
Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha

Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia


Andi Wijayanto
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro

Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai
hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang
dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut.
Gagasan-gagasan dari kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk,
mulai dari kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut
masyarakat setempat.

Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya dalam masyarakat misalnya adalah norma, etika,
kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara substansi kearifan
lokal dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang
pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan
perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal
terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya.

Proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak,
nilai-nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak
hanya nilai-nilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai
utama dalam bidang bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di
Indonesia umumnya ditanamkan melalui permainan-permainan. Indrawati (2007) pernah
melakukan penelitian terhadap 17 jenis permainan anak-anak pada masyarakat Sunda.
Penelitiannya menemukan berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang sangat penting dalam
membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak, misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh
pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana
yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan,
musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah putus asa, berkorban
untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil risiko dan konsekuensi
terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan dan lawan,
mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran,
keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan,
serta teguh pada pendirian.

Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan
produk kearifan lokal adalah ungkapan “alon-alon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali
dimaknai secara salah yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap
perubahan yang terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin
disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpina bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah
tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji
dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.

Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi
contoh yang baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan
atau motivasi kepada staf bawahan. Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai
pengembangan ketahanan pangan berbasis pisang melalui revitalisasi nilai kearifan lokal di
wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar menyebutkan bahwa terdapat beberapa
nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung pengembangan bisnis pisang di kawasan
tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan pisang dalam acara-acara budaya dan
tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran, maupun acara adat lainnya
sebagaimana berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena digunakan dalam
acara-acara budaya dan tradisi (priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai 5 kerjasama
sebagai salah satu nilai penting dalam organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan kegiatan
usaha yang dilakukan dengan semangat gotong-royong.

Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga
banyak diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim
terbesar di dunia, nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai
missal nilai-nilai tentang riba, timbangan jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan
tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat
dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha.

Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang
Macapat yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu
klasifikasi permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah
hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti,
sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak
individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil
keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya
adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun
menyuap, tidak suka mengobral janji.

Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain
masyarakat Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat
Minang, aktifitas bisnis masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di
Indonesia. Djakfar (2011) meneliti kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan
etos kerja mereka. Hasil penelitiannya menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku
ungkapan "abantal omba' asapo' angin" (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan
ini menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan
pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis
Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot (memeluk
lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas.
Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo
abandha peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami
kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para
pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan semangat untuk memiliki harga
diri yang tercermin dari ungkapan "etembang noro' oreng, ango'an alako dhibi' make
lane'kene'." yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha) sendiri walaupun
hanya kecil-kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah pebisnis
Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk
sikap kerja keras dan ulet.

Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas),
Warani (berani), Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan)
merupakan sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep
ini secara nyata diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana
prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup
bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan
pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen
perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan
manajemen perusahaan itu tergambar dalam Motto Perusahaan PT. BKI yaitu
“TERPERCAYA” (lempu/malempu), yang berarti jasa yang 6 diberikan haruslah berkualitas,
dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Perusahaan juga
menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu INTEGRITAS (getteng),
PROFESIONALISME (acca/macca) (Makkulau, 2012).

Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat
ungkapan yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya
adalah “berani membeli berani menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa
dalam menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan.
Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga
itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah dalam
Balipost, 17 September 2003).

Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilainilai,
kebiasaan dan tradisi yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan
tatanan sosial budaya masyarakat yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai
kearifan lokal yang positip bagi praktik bisnis, namun kajiankajian yang ada lebih banyak
menyoroti mengenai bagaimana kearifan lokal mampu menyelesaikan berbagai persoalan
sosial budaya dan konservasi sumberdaya alam.

Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis,
namun tidak banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak
seperti halnya kearifan lokal dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam.
Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin
memudar digantikan oleh nilai-nilai global. Meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia, namun nampaknya di kalangan muda nilai-nilai tersebut tak
lagi menjadi idola.

Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan.
Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada
generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun
banyak perusahaan-perusahaan telah telah go global namun masih tetap memegang prinsip
“Think Globally, Act Locally”. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah
yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka
pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis.

Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari
upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap
baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat
berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di
Indonesia. Nilai-nilai tersebut umumnya bervariasi menurut etnik mengingat bahwa Indonesia
terdiri dari berbagai sukubangsa. Umumnya di setiap suku ataupun suatu komunal di
Indonesia dapat ditemui nilai-nilai tersebut, baik pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali,
Lombok, Minang, Dayak, Bugis, hingga Papua.

Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan.
Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada
generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global.

Catatan: kutipan langsung. belum disederhanakan

Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah yang dapat
diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan lokal daerahmu dan daerah
lain dari hasil risetmu.

No. Nama Kearifan Lokal Asal Daerah Makna

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

10.

Pertanyaan diskusi:
Apa peran kearifan lokal dalam praktik baik kewirausahaan?
Apa peran kearifan lokal dalam menjaga integritas seorang wirausahawan dalam
menjalankan usahanya?
Apakah dengan menjunjung kearifan lokal sebuah usaha dapat berhasil dan mengglobal?
Apakah kearifan lokal dalam berusaha yang dikenal di daerahmu? Bagaimana kearifan lokal
tersebut dapat diterapkan dalam mengelola sumberdaya daerah dan menjalankan

Lampiran Kegiatan 5 Perencanaan Usaha

Lembar
Perencanaan Usaha

Ide Usaha Nama Usaha Pangsa Pasar


(Apa ide usahamu? Bentuknya barang atau Apa nama merek atau Siapa calon
jasa? Apa keunikan idemu? Apa keunikan sebutan dari usahamu? pembelimu? (Apakah
barang/jasa yang kamu buat? Apa yang Apakah namanya mereka anak-anak,
membuat orang akan tertarik untuk sudah terdengar baik remaja, orang
membelinya? dan mudah dewasa, wanita, pria),
diingat/diucapkan? apa kesukaan
Apakah orang akan mereka, di mana
tertarik dengan mereka tinggal?
namanya?

Ilustrasi produk/jasa:
(tambahkan keterangan lain seperti alat dan bahan)
Lokasi Penjualan Promosi Harga Laba Usaha
Di mana lokasi Bagaimana kamu Berapa harga
penjualan? Mengapa mengenalkan barang/jasa yang kamu Berapa besar
itu menjadi pilihan barang/jasa tetapkan? keuntungan yang
terbaik? kepada calon akan kamu
pembeli (langsung, Bagaimana dapatkan?
sosial media, dan perbandingannya (buat kalkulasi
lainnya)? Mengapa dengan harga hitungnya)
itu menjadi pilihan barang/jasa lain yang
terbaik? sejenis? Apa yang akan kamu
lakukan dengan laba
usaha tersebut?
(ditabung,
didonasikan, dibuat
tambahan modal
usaha

ampiran Kegiatan 9 Berkolaborasi dan Bekerja Sama


Kita Banyak Samanya Kenal Lebih Jauh Mirip, Gak
Siswa bermain berpasangan
Siswa bermain dalam Siswa bermain dalam dan saling duduk
kelompok. Setiap kelompok kelompok dan membentuk membelakangi. Siswa A akan
diberi tugas untuk lingkaran. Siswa pertama memegang sebuah gambar,
menemukan 10 kesamaan akan memegang bola dan siswa B akan memegang
dari anggotanya. Kelompok melempar bola ke salah satu pensil dan kertas kosong.
yang pertama menyelesaikan anggota kelompok sambil Siswa A akan memberikan
tugas menjadi pemenang. melontarkan pertanyaan. petunjuk kepada Siswa B,
Siswa yang menerima akan Siswa B menyimak dan
menjawab pertanyaan. menggambar sesuai
Setelah itu gilirannya untuk petunjuk. Setelah waktu
melempar bola ke teman selesai, mereka
lainnya sambil mengajukan membandingkan gambar.
pertanyaan.. Pasangan yang memiliki
gambar dengan kesesuaian
paling tinggi menjadi
pemenang.
Pesan Berantai Percaya Saya

Siswa bermain dalam satu Siswa bermain dalam


kelompok dan berbaris kelompok. Setiap anggota
memanjang menghadap satu kelompok berdiri berbaris
arah. Siswa paling belakang memanjang dan mengenakan
akan menerima pesan penutup mata, kecuali satu
pertama dari guru. Siswa Permainan orang yang ditunjuk sebagai
tersebut akan menepuk Dinamika Kelompok pemimpin. Sang pemimpin
pundak teman didepannya, akan memberikan panduan
lalu meneruskan pesan Saya Jadi Kita bagi para anggotanya untuk
tersebut. Pesan diteruskan bergerak menuju titik akhir.
dengan cara yang sama Kelompok yang sampai ke
sampai ke siswa terakhir titik akhir lebih dulu akan
yang berdiri paling depan. menjadi pemenang.
Kelompok yang dapat
menyebutkan pesan dengan
benar di waktu yang paling
cepat akan keluar sebagai
pemenang.

Benteng Takeshi Oper Ke Saya Berburu Harta Karun

Siswa dibagi menjadi dua Siswa bermain dalam Siswa bermain dalam
kelompok besar. Setiap kelompok berdiri berbaris kelompok. Setiap kelompok
kelompok menentukan atau membentuk lingkaran. bertugas menemukan benda
bentengnya. Setiap kelompok Siswa pertama akan yang terletak di tempat
bertugas mengatur strategi mengoper benda ke siswa rahasia dari petunjuk-
untuk menjaga bentengnya sebelahnya, terus begitu petunjuk yang diberikan.
dan merebut benteng orang sampai ke siswa terakhir. Kelompok pertama yang
lain. Kelompok yang berhasil Kelompok yang memecahkan kode dari
merebut benteng lawan akan menyelesaikan operan petunjuk dan menemukan
keluar sebagai pemenang. pertama kali tanpa benda menjadi
menjatuhkan benda akan pemenangnya.
menjadi pemenangnya

Proposal Kewirausahaan (PUKM)

Instruksi Umum
Secara Berkelompok:
Buatlah sebuah proposal usaha barang/jasa yang memanfaatkan sumberdaya daerahmu.
Usaha yang diajukan adalah usaha kreatif yang berlingkup usaha kecil dan menengah (UKM).
Usaha yang diajukan adalah usaha yang memungkinkan untuk dibuatkan percobaannya
dalam skala kecil untuk menguji keefektifan usaha.
Proposal dapat dibuat dalam bentuk dokumen atau salinda presentasi

Instruksi Khusus
Proposal terdiri dari
Pendahuluan (Latar Belakang Usaha, Visi dan Misi Usaha, Jenis dan Tujuan Usaha)
Analisis Usaha (Peluang Usaha, Tantangan Usaha, Potensi Usaha,
Aspek Produksi (Variasi Produk, Waktu dan Tempat Produksi, Peralatan Produksi, Bahan
Baku Produksi, Proses Produksi)
Strategi Usaha (Kondisi Pasar, Konsumen, Strategi Pemasaran)
Aspek Keuangan (Rencana Produksi, Rencana Anggaran,Perkiraan Pemasukan, Perkiraan
Laba/Rugi)
Kesimpulan

Video panduan:
Merancang proposal usaha untuk PKWU pengolahan di SMA:
https://www.youtube.com/watch?v=G4aFLfvCyPI

Tabel Berbagi Peran.

Berdiskusilah bersama teman kelompokmu.


Hal yang harus disiapkan bersama:

Kesepakatan Kerja
Pembagian Peran
Jadwal diskusi/tindak lanjut
Jadwal kerja
Lainnya (yang disepakati bersama)

Kesepakatan Jadwal diskusi:


Kelompok :

Kami berjanji akan: Jadwal kerja:


….
….
….
…. Lainnya:

Tertanda

No Nama Anggota Peran Alasan Penugasan Peran

Checklist Kegiatan
No. Kegiatan Tanggal Keterangan

Perencanaan Pelaksanaan

1 Menggali Ide

2 Menentukan Produk/Jasa

3 Membuat design produk/jasa

4 Mengadakan survey awal

5 Membuat analisa usaha

6 Membuat proposal usaha

Libur tengah semester

7 Membuat prototype

8 Mengadakan survey menengah

9 Presentasi dan perbaikan


proposal usaha dan produk

10 Menjalankan usaha skala kecil

11 Perhitungan laba-rugi

12 Pembuatan laporan usaha

Presentasi Proposal

Tentang Presentasi:
Setiap kelompok mendapat waktu 30 menit: 20 menit untuk presentasi, dan 10 menit untuk
mendengarkan umpan balik.
Alur presentasi: Salam pembuka, perkenalan nama anggota, pembahasan elemen proposal
usaha (setiap anggota kelompok mendapat giliran untuk presentasi), penerimaan umpan
balik.
Kelengkapan presentasi: salindia/ slide digital atau poster, lembar perencanaan usaha,
protype produk.

Lampiran Kegiatan 7 Refleksi


Sekarang saatnya merefleksikan pengalaman belajar.
Tuliskanlah refleksi belajarmu dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap pada tabel di
bawah ini

Pengetahuan yang aku dapat Keterampilan yang aku Sikap yang aku bangun dari
dari Projek Kewirausahaan ini bangun dari Projek Projek Kewirausahaan ini
Kewirausahaan ini

Di masa depan, pengetahuan dan keterampilan, dan sikap dari project kewirausahaan akan
membantuku dalam…….. …...

Anda mungkin juga menyukai