Anda di halaman 1dari 56

1

BAB I

1.1 PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Sumber daya
alam yang telah diberikan, sesungguhnya kita dapat memenuhi setiap kebutuhan
seluruh masyarakat. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia
yang berada di garis kemiskinan. Bahkan, banyak produk luar negeri yang beredar
luas di masyarakat kita. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengembangkan
perekonomian, terutama di bidang ekonomi kreatif dengan menghasilkan produk-
produk sendiri. Tahun 2009, pemerintah membuat program pembangunan
kepemudaan, yang salah satunya adalah Program Kewirausahaan Pemuda.
Program yang bertujuan membangun komitmen peranan pemuda dalam
pembangunan ekonomi nasional ini terdiri dari 3 pilar: penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan. (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-
fasilitas.html).

Ekonomi kreatif merupakan sebuah industri yang memanfaatkan kreatifitas, bakat,


dan kemampuan untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan untuk
banyak masyarakat. Secara potensi, industri kreatif menjadi salah satu
penyumbang komoditi yang akhir-akhir sedang menurun akibat adanya pademi
Covid-19. Terlebih potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia sangatlah
besar menyebabkan potensi ekonomi kreatif lebih mudah untuk dikembangkan.
Salah satu cara mengembangkan ekonomi kreatif adalah dengan mengembangkan
jiwa entrepreneurship para generasi muda. Suryana melalui bukunya
Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (2013), menyebutkan
bahwa entrepreneurship adalah proses yang dilakukan seseorang sebagai upaya
untuk menerapkan kreativitas serta inovasi untuk mencari peluang serta
pemecahan masalah. Melalui perencanaan start up pada Projek Profil Pelajar
Pancasila bertema kewirausahaan dapat menjadi salah satu cara untuk
mengembangkan jiwa entrepreneurship yang dapat mendongkrak peningkatan

2
pengembangan ekonomi kreatif oleh generasi muda yang memiliki kreativitas dan
inovasi yang luar biasa.

1.2 TUJUAN

Tema Kewirausahaan SMA yang mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila,
dengan Projek “Innocreative Metaverse” ini bertujuan untuk membangun
kesadaran, menggali potensi diri, meningkatkan kreativitas, inovasi dan
pendayagunaan teknologi, serta memberdayakan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki dalam mengembangkan jiwa enterprenurship dengan berbagai
kreativitas tanpa batas untuk menembus dunia tak terbatas. Diharapkan dengan
mengembangkan jiwa kewirausahaan dapat memberi kontribusibesar pada
kemajuan ekonomi kreatif. Diharapkan, melalui pengalaman belajar pada Program
Kewirausahaan SMA dengan Projek “Innocreative Metaverse”, dapat tumbuh
generasi muda yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa
pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah, dan mampu mengambil
bagian masa depan bangsa yang berdaya dalam prestasi, kreatif dan mandiri.

1.3 ALUR

Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi,


dan refleksi. Tahap ke satu pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari
penyadaran kewirausahaan. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda,
kedua tahap ini:
“dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan
berkembangnya sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk
berwirausaha. Program penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa
sikap mental yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini
sangat penting dilaksanakan mengingat motivasi sebagian besar pemuda
Indonesia untuk berwirausaha masih cukup rendah.”
(http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)

3
Tahap ketiga adakah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program
Kewirausahaan Pemuda, ketiga tahap ini adalah bagian dari pemberdayaan:
“dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada
pemuda dalam mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan ketrampilan yang
diberikan setalah pemuda tersebut sadar akan pentingnya berwirausaha, sehingga
mereka memiliki motivasi dan sikap mental untuk berwirausaha dengan
mengembangkan ide-ide usaha yang ada. Pemberdayaan ini dilaksanakan melalui
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan tentang kewirausahaan.
Pelatihan, pendidikan dan penyuluhan yang diberikan harus melalui tahap anisis
kebutuhan sehingga pelatihan dan pendidikan yang diberikan tepat sasaran.”
(http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)

1.4 TARGET

Target capaian projek dengan tema “gaya Hidup Berkelanjutan” antara lain:
a. Semua warga sekolah harus bisa berkomitmen untuk menjalankan aksi atau
solusi yang telah disepakati. Dengan begitu, peserta didik dapat melihat secara
nyata inti dari pembelajaran dan membangun kesadaran pada tiap warga
sekolah.
b. Kerja sama antara sekolah dan orang tua untuk beberapa aktivitas tertentu,
seperti: menghemat pemakaian listrik, air dan pemakaian bahan makanan
lokal.
c. Dukungan dari komunitas, sekolah atau institusi lain dalam membagi data riset.
d. Dukungan semua warga sekolah, orang tua dan institusi lain yang mungkin
terlibat dalam menjalankan kampanye sebagai hasil akhir.

Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat: siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah
daerah, dan pihak lainnya.
• Pemahaman bahwa program kewirausahaan adalah program yang
membangun kesadaran, menggali potensi diri dan sekitarnya, serta

4
memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam
mengembangkan jiwa enterpreunership.
• Pengetahuan dan keterampilan yang dilatih adalah hal penting yang
dibutuhkan di dunia nyata apapun peran yang nantinya dipilih siswa saat
dewasa.
• Komitmen seluruh warga sekolah untuk menerapkan nilai-nilai penting
kewirausahaan: kreativitas, inovasi, kepemimpinan, komitmen, pantang
menyerah, berintegritas, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang
menyerah. Hal ini tidak terbatas diterapkan pada jam mata pelajaran
Kewirausahaan saja, tapi dilaksanakan pada bidang lainnya.
• Pemahaman bahwa meskipun ada tahap di mana siswa akan diminta untuk
membuat sebuah rancangan usaha dan menjalankannya, keberhasilan dari
projek kewirausahaan ini ditentukan pada perubahan perilaku dan cara
pandang siswa tentang kewirausahaan dan bagaimana mereka menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan (tidak ditentukan dari seberapa banyak
laba penjualan yang dapat dihasilkan siswa).
• Memberikan bimbingan bagi siswa sekaligus memberikan ruang bagi siswa
untuk menuangkan kreativitas mereka. Hal ini termasuk bersikap terbuka
dalam menerima masukan program dari siswa yang berhubungan dengan
kewirausahaan.
• Menyiapkan waktu khusus yang dikoordinasikan dengan seluruh guru mata
pelajaran, jika akan ada hari yang dipakai untuk kunjungan, observasi, unjuk
karya atau lainnya agar seluruh kegiatan belajar mengajar tetap berjalan
dengan baik.

1.5 RELEVANSI

Salah satu agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan


generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing,
terlebih untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus demografi.
Menyadari pentingnya peran dan fungsi yang melekat pada pemuda, maka
pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang ada

5
melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kepemudaan di segala
bidang, sebagai bagian dari pembangunan nasional. (Statistik Pemuda Indonesia
2020).
Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia
pemuda 16-18 tahun merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan di
dunia nyata. Sekolah memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan
bagi siswa dalam mengenal, memahami, dan menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam
tema kewirausahaan. Sekolah dapat menjadi ekosistem bagi siswa untuk belajar
dan menggali pengalaman. Siswa yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang
tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah
adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di kelas,
sekolah, dan masyarakat baik secara akademik maupun non-akademik.
Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “Innocreative
Metaverse” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya. Pengenalan
etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta budaya lokal;
pembuatan berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan
pelajaran bahasa; pembuatan teknologi yang melibatkan pelajaran TIK;
penghitungan dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika;
pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA, menumbuhkan sikap
kerjasama lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran
Olahraga, dan lainnya.

6
BAB II
DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA

Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Sub-elemen Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA, 15-18 tahun)

Mandiri Pemahaman diri Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang
dan situasi yang dihadapi
dihadapi

Kreatif menghasilkan Menghasilkan gagasan yang beragam untuk


gagasan yang mengekspresikan pikiran dan atau perasaannya, menilai
orisinal gagasannya, serta memikirkan segala resikonya dengan
mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai
kemanusiaan ketika gagasannya direalisasikan

menghasilkan Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau


karya dan perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta
tindakan yang mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan
orisinal resikonya

memiliki Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk


keluwesan memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi
berpikir dalam
mencari alternatif
solusi
permasalahan

Gotong kolaborasi - kerja Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai
royong sama tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan

7
Beriman, akhlak pribadi - Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan
bertakwa integritas aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri sehingga bisa
kepada menerapkannya secara bijak dan kontekstual.
Tuhan Yang
Maha Esa,
dan
Berakhlak
Mulia

8
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Kreatif

Sub- Belum Mulai Berkembang Sangat


elemen berkembang berkembang sesuai harapan Berkembang

menghas Mengembangkan Menghubungkan Menghasilkan Menghasilkan


ilkan gagasan yang ia gagasan yang ia gagasan yang gagasan yang
gagasan miliki untuk miliki dengan beragam untuk beragam untuk
yang membuat informasi atau mengekspresikan mengekspresikan
orisinal kombinasi hal gagasan baru pikiran dan/atau pikiran dan/atau
yang baru dan untuk perasaannya, perasaannya, menilai
imajinatif untuk menghasilkan menilai gagasannya, serta
mengekspresikan kombinasi gagasannya, serta memikirkan segala
pikiran dan/atau gagasan baru dan memikirkan segala risikonya dengan
perasaannya. imajinatif untuk risikonya dengan mempertimbangkan
mengekspresikan mempertimbangka banyak perspektif
pikiran dan/atau n banyak perspektif seperti etika dan nilai
perasaannya. seperti etika dan kemanusiaan ketika
nilai kemanusiaan gagasannya
ketika gagasannya direalisasikan dalam
direalisasikan. bentuk aksi nyata
program
kewirausahaan.

menghas Mengeksplorasi Mengeksplorasi Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi dan


ilkan dan dan mengekspresikan mengekspresikan
karya mengekspresikan mengekspresikan pikiran dan/atau pikiran dan/atau
dan pikiran dan/atau pikiran dan/atau perasaannya dalam perasaannya dalam
tindakan perasaannya perasaannya bentuk karya bentuk karya
yang sesuai dengan dalam bentuk dan/atau tindakan, dan/atau tindakan,
orisinal minat dan karya dan/atau serta serta
kesukaannya tindakan, serta mengevaluasinya mengevaluasinya dan
dalam bentuk mengevaluasinya dan mempertimbangkan

9
karya dan/atau dan mempertimbangka dampak dan
tindakan serta mempertimbang n dampak dan risikonya bagi diri
mengapresiasi kan dampaknya risikonya bagi diri dan lingkungannya
dan mengkritik bagi orang lain dan lingkungannya dengan
karya dan dengan menggunakan
tindakan yang menggunakan berbagai perspektif
dihasilkan berbagai dalam bentuk
perspektif. proposal rancang
karya
kewirausahaan.

memiliki berupaya mencari Menghasilkan Bereksperimen Bereksperimen


keluwesa solusi alternatif solusi alternatif dengan berbagai dengan berbagai
n berpikir saat pendekatan dengan pilihan secara pilihan secara kreatif
dalam yang diambil tidak mengadaptasi kreatif untuk untuk memodifikasi
mencari berhasil berbagai gagasan memodifikasi gagasan sesuai
alternatif berdasarkan dan umpan balik gagasan sesuai dengan perubahan
solusi identifikasi untuk dengan perubahan situasi dalam aksi
permasal terhadap situasi menghadapi situasi. nyata pelaksanaan
ahan situasi dan program
permasalahan kewirausahaan.

(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Mandiri

Sub-elemen Belum Mulai Berkembang Sangat


berkembang berkembang sesuai harapan Berkembang

Mengenali Menggambarkan Membuat Mengidentifikasi


kualitas dan pengaruh kualitas penilaian yang kekuatan dan
minat diri dirinya terhadap realistis terhadap tantangan-
serta pelaksanaan dan kemampuan dan tantangan yang
tantangan hasil belajar; minat , serta akan dihadapi

10
yang dihadapi serta prioritas pada konteks
mengidentifikasi pengembangan pembelajaran,
kemampuan yang diri berdasarkan sosial dan
ingin pengalaman pekerjaan yang
dikembangkan belajar dan akan dipilihnya di
dengan aktivitas lain masa depan.
mempertimbangk yang
an tantangan dilakukannya.
yang dihadapinya
dan umpan balik
dari orang
dewasa

(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Gotong Royong

Sub-elemen Belum Mulai Berkembang Sangat


berkembang berkembang sesuai harapan Berkembang

kolaborasi - Menunjukkan Menyelaraskan Membangun tim Membangun tim


kerja sama ekspektasi tindakan sendiri dan mengelola dan mengelola
(harapan) positif dengan tindakan kerjasama untuk kerjasama untuk
kepada orang orang lain untuk mencapai tujuan mencapai tujuan
lain dalam rangka melaksanakan bersama sesuai bersama secara
mencapai tujuan kegiatan dan dengan target mandiri sesuai
kelompok di mencapai tujuan yang sudah dengan target
lingkungan kelompok di ditentukan. yang sudah
sekitar (sekolah lingkungan ditentukan.
dan rumah). sekitar, serta
memberi
semangat kepada
orang lain untuk
bekerja efektif

11
dan mencapai
tujuan bersama.

12
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Beriman, Bertakwa
kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia

Sub-elemen Belum Mulai Berkembang Sangat


berkembang berkembang sesuai harapan Berkembang

akhlak pribadi Membiasakan Berani dan Menyadari bahwa Menyadari bahwa


- integritas melakukan konsisten aturan agama aturan agama
refleksi tentang menyampaikan dan sosial dan sosial
pentingnya kebenaran atau merupakan merupakan
bersikap jujur fakta serta aturan yang baik aturan yang baik
dan berani memahami dan menjadi dan menjadi
menyampaikan konsekuensinya bagian dari diri bagian dari diri
kebenaran atau untuk diri sendiri sehingga bisa sehingga bisa
fakta dan orang lain menerapkannya menerapkannya
secara bijak dan secara bijak dan
kontekstual kontekstual
dalam aksi nyata
program
kewirausahaan

13
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN PROJEK

Peran pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan


dalam membangun generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu
bekerja sama dan berakhlak mulia bagi terwujudnya partisipasi generasi muda
pada mengembangkan potensi diri di masa depan.

Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan dalam


membangun generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu bekerja sama
dan berakhlak mulia untuk berperan aktif dalam mengembangkan potensi daerah
di masa depan.

1. Tahap Pengenalan. ( 24 JP)


• Mengenal digitalisasi ekonomi kreatif berbasis startup
• Mengenali dunia metaverse
• Mengenali dunia startup, startup social commerce
• Mengenal society 5.0
• Penerapan ekonomi digital di bidang pendidikan, kesehatan, sosial
• Menggali potensi diri
• Menumbuhkan sikap wirausaha

2. Tahap Kontekstualisasi. ( 24 JP)


• Menggali potensi Startup Daerah
• Menganalisis sumberdaya daerah
• Kearifan lokal dan etika berwirausaha
• Pembuatan Laporan kunjungan serta video

3. Tahap Perencanaan. (24 JP)


• Mencari dan mengembangkan ide ekonomi kreatif berbasis metaverse
• Ide inovasi kreatif metaverse
• Merencanakan startup

14
• Berkolaborasi dan bekerja sama

4. Tahap Aksi. (60 JP)


Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat melalui aksi
nyata yang bermakna
Strategi dan inovasi dalam berwirausaha :
• Tujuan dan sasaran pembuatan startup
• Rencana kerja
• Media startup
Penyempurnaan karya dan strategi :
• Flyer promosi
• Hasil pembuatan startup Laporan
• Video presentasi menggunakan bahasa asing
Wirausaha Mandiri dan Berkelanjutan :
• Jiwa enterpreunership yang muncul dalam perilaku keseharian

5. Tahap Refleksi.
• Menggenapi proses dengan unjuk karya, evaluasi dan refleksi

15
I. Tahap Pengenalan. Mengenali start up, karakteristik, dan peran wirausaha dalam
kehidupan manusia. INNOCREATIVE METAVERSE

1. Mengenal digitalisasi 2. Menggali Potensi Diri 3. Menumbuhkan Sikap


ekonomi kreatif Wirausaha
berbasis start up dan 6 JP
karakter wirausaha 6 JP

12 JP

II. Tahap Kontekstualisasi. Mengkontekstualisasi wujud wirausaha dalam pengenalan


potensi daerah.

4. Mengenal Potensi Start Up 5. Analisis Sumberdaya 6. Kearifan Lokal dan Etika


Daerah (kunjungan ke Daerah Berwirausaha
heterospace) 6 JP
6 JP
12 JP

III. Tahap Perencanaan. Mencari dan mengembangkan ide, menginventarisasi sumber


daya, dan merencanakan usaha yang berkelanjutan

7. Menggali dan 8. Merencanakan pembuatan 9. Analisis SWOT


Mengembangkan Ide start up
6 JP
12 JP 6 JP

IV. Tahap Aksi. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat melalui
aksi nyata yang bermakna

10. Strategi dan Inovasi 11. Penyempurnaan Karya 12. Wirausaha Mandiri dan
dalam Berwirausaha dan Strategi Berkelanjutan
18 JP
18 JP 24 JP

16
V. Tahap Refleksi. Menggenapi proses dengan unjuk karya, evaluasi dan refleksi

13.Refleksi
12 JP

Total: 132 JP
1 JP = 45 menit.

17
Cara Penggunaan Perangkat Ajar Projek ini

Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMA (Fase E) yang
berada di sekolah penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang
mengusung tema Kewirausahaan. Di dalam perangkat ajar untuk projek
“Innocreative Metaverse” ini, memiliki banyak aktivitas yang saling berkaitan.

Tim Penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada semester kedua kelas
X atau semester pertama kelas XI dan XII dikarenakan aktivitas yang ditawarkan
disusun dengan sedemikian rupa agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk
melakukan rangkaian pembelajaran secara penuh, dari mengenal, membangun
sikap, hingga membuat aksi nyata dan refleksi.

Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah kurang dari 1
(satu) semester, dengan total kurang lebih 132 Jam Pelajaran. Projek ini membuat
gambaran sederhana dari pelaksanaan yang terdiri dari 132 Jam Pelajaran. Setiap
tahap memiliki JP yang berbeda terkait dengan karakteristik dari kegiatan pada
tahap tersebut. Sisa JP yang ada dapat dimanfaatkan guru untuk meramu kembali
kegiatan dan JP yang dibutuhkan pada setiap tahap dengan mempertimbangkan
persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa juga
mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing
aktivitas dengan baik.

Guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk


menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua
aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu
semester/satu tahun ajar. Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa
disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri.

18
Kegiatan 1: Mengenal digitalisasi ekonomi kreatif berbasis startup dan karakter wirausaha

Tujuan Pembelajaran:
• Siswa mengenal digitalisasi ekonomi kreatif berbasis startup, metaverse, dunia startup,
startup social commerce, society 5.0 dan penerapan ekonomi digital di bidang
pendidikan, kesehatan, sosial
• Siswa dapat mendalami makna wirausaha
• Siswa dapat mengenal karakteristik seorang pengusaha

Waktu: 12 JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

Persiapan:
- Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema
kewirausahaan dengan projek “Innocreative metaverse”
- Diskusi tentang harapan siswa akan pelaksanaan program ini
- Pembuatan perjanjian kelas tentang sikap belajar

Pelaksanaan:
- Diskusi tentang apa yang siswa ketahui tentang kewirausahaan
- Guru memutar video tentang kewirausahaan.
https://youtu.be/yPFhpn_TAjs
https://youtu.be/ZdZfvB2VUeo
- Guru membagi 1 kelas kedalam 6 kelompok
Masing-masing kelompok mencari materi tentang :
• startup
• dunia metaverse
• social commerce dan ecommerce
• society 5.0

19
• Penerapan ekonomi digital di bidang pendidikan, kesehatan, sosial,
demokrasi dll
Masing-masing kelompok mencari tentang definisi, penjelasan dan
aplikasi dari materi sesuai dengan bagian masing-masing untuk minggu
berikutnya setiap kelompok mempresentasikan kepada teman-temannya.

- Menumbuhkan sikap wirausaha


- Guru membuka diskusi dan menjelaskan kembali tentang definisi
wirausaha/entrepreneur: orang yang pandai atau berbakat dan inovatif
dalam melakukan aktivitas kewirausahaan baik mengenali produk baru,
menentukan cara produksi produk baru, menyusun manajemen
operasional pengadaan produk, memasarkan produk, dan mengatur
sistem permodalan usahanya.
- Membaca artikel/menonton dokumentasi tentang tokoh wirausahawan
sukses
- Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan dalam
bacaan/tontonan: Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh? Apakah
kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan tokoh?

Tugas:
- Mengerjakan jurnal
Mewancarai wirausahawan di sekitar siswa (anggota keluarga / masayarakat).
Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan: Apakah kamu
mengenal seorang pengusaha atau wiraswasta? Bagaimana sikap atau
karakteristik mereka? Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama
dengan mereka?

20
JURNAL
Lampiran: Kegiatan 1

Apa yang kalian harapkan dari Projek “Innocreative Metaverse” pada P5 Tema Wirausaha ini?

Apa kekhawatiran yang kalian miliki dari “Innocreative Metaverse” pada P5 Tema Wirausaha
ini?

Apa tantangan yang kalian perkirakan akan kalian hadapi dari “Innocreative Metaverse” pada
P5 Tema Wirausaha ini?

Harapan Kekhawatiran Tantangan

Perjanjian Kelas -> Contoh

Agar projek “Innocreative Metaverse” dapat terlaksana dengan baik, maka kita wajib:

- Mengikuti kegiatan dengan teratur


- Bersikap terbuka
- Menaruh hormat pada diri sendiri dan orang lain
- Bekerja sama

Lampiran: Kegiatan 2
- Presentasi masing-masing kelompok
- Setelah presentasi masing-masing siswa menulis essai mengenai inovasi
ekonomi kreatif berbasis digital

21
Kegiatan 3 Menggali Potensi Diri

Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat mengenal karakter dan kualitas diri yang berhubungan dengan karakteristik
kewirausahaan
Siswa dapat mengenal dan menggali minat dan bakat

Waktu: 6 JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan
jaringan internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

Persiapan: Guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompok kecil.

Pelaksanaan:
- Presentasi individu. Apakah hal yang menarik minatmu?. Siswa secara bergantian
masing-masing 1 menit tentang satu hal yang menarik minatnya.
- Diskusi kelompok. Bagaimana kalian dapat melihat bidang minat kalian sebagai
sebuah bisnis, produk, atau layanan sosial (kewirausahaan sosial?)
- Usaha impian. Siswa menuliskan dan mengilustrasikan tentang usaha impiannya pada
lembar kerja.
- Presentasi individu usaha impian.
- Guru mengajukan pertanyaan: Apa yang harus dilakukan agar impianmu berhasil?
Siswa mendeskripsikan jawaban mereka pada tabel.
- Diskusi kelompok. Siswa berbagi dengan teman-temannya tentang isi tabel mereka.
- Diskusi kelas. Menjadi Wirausahawan:

Tugas:
- Mengisi jurnal
- Membaca artikel/menonton topik terkait kegiatan di atas
- Membuat daftar potensi pribadi dan impian/cita cita masa depan (dream book)

22
Lampiran Kegiatan 3

Lampiran lembar tugas mencari tokoh wirausahawan (ekonomi kreatif)

Nama tokoh wirausahawan:


Produk/Jasa yang dihasilkan:
Lama waktu berusaha:
Lokasi usaha:
Kegiatan sehari-hari: (proses produksi)
Sumberdaya yang digunakan:

Kisah perjalanan usaha:


Karakter tokoh:

Yang dapat dipelajari dari kisah tokoh:

Lampiran artikel tokoh Wirausahawan Indonesia

Lembar Kerja setelah Membaca Artikel/Menonton Video

1. Apa yang menjadi alasan sang tokoh mulai menjadi wirausahawan?


2. Apa produk/jasa yang dihasilkan?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha?
4. Apa yang memotivasi tokoh untuk tetap bertahan dan berkembang?
5. Apa saja strategi yang ditunjukkan tokoh dalam menjalankan usaha?
6. Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh?
7. Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan tokoh?
8. Apa pesan moral yang dapat diambil dari kisah tentang tokoh tersebut?

23
Usaha Impian

Andai ini adalah tokomu. Tulislah dan hiaslah toko ini dengan usaha impianmu.
Tulis nama toko, harga barang/jasa, gambar produk, keterangan lain.

Tambahan informasi untuk dituliskan.


Bagaimana bentuk produk usahamu? Gambarkan ide bisnismu.
Alat dan bahan apa yang kamu butuhkan?
Siapa saja orang yang akan bekerja bersamamu?
Bagaimana kamu akan menjalankan usahamu?

24
Saya saat ini Impian saya di masa Yang saya usahakan
depan agar impian saya
menjadi kenyataan

Impian Saya di Masa Depan

Nama :

Kalimat motivasi: Ilustrasi

Saat saya dewasa, cita-cita saya adalah ...………………

Karena…….

Saya berbakat dalam bidang: Saya memiliki sikap berikut….. (lingkari 3

25
1. …………………… sikap yang sangat menggambarkan
2. …………………… dirimu saat ini.)
3. …………………...

Hal penting dalam hidup saya adalah


………………………………………………………………………
………………………………...

Jika saya sukses, maka saya akan


………………………………………………………………………
………………………………...

Kegiatan 4. Menumbuhkan Sikap Wirausaha

Tujuan Pembelajaran:
- Membangun sikap wirausaha (berani mencoba, membuat keputusan
- Siswa dapat memahami dasar-dasar kewirausahaan dan pengambilan keputusan
- Memahami persepsi dan definisi kewirausahaan dan bisnis kecil
- Memahami peran kewirausahaan bagi komunitas

Waktu: 6 JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan
jaringan internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

Persiapan: Guru menyiapkan lembar kuis atau file kuis secara online. Guru dapat membuat
kotak tabulasi di papan untuk pengisian hasil survey.

Pelaksanaan:
- Mengisi kuis: Cocok jadi wirausahawan.
- Diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok nilai yang sama berkumpul. Mereka saling

26
berbagi tentang persamaan dari sifat yang mereka miliki. Perwakilan dari tiap
kelompok akan berbagi hasil diskusi pada presentasi kelas.
- Survey pendapat siswa. Menjadi wirausahawan sukses itu: bakat, pilihan, atau
keduanya?
- Membahas hasil survey. Siswa memberikan alasan atas jawaban yang mereka pilih.
- Permainan. Arkade Bola Kertas. Siswa mendapat 3x kesempatan melempar bola
kertas ke dalam keranjang yang ditaruh di depan kelas. Terdapat 3 titik untuk
melempar. Setiap titik mempunyai poin. Titik terjauh memiliki poin terbesar, titik
terdekat memiliki poin terkecil. Jika berhasil masuk, siswa mendapat poin, jika tidak
0. Siswa yang memiliki poin tertinggi menjadi pemenangnya.
- Diskusi. Wirausahawan adalah individu yang menggunakan sumber daya ekonomi
dan menciptakan produk baru atau bisnis baru. Mereka menanggung risiko dan
menerima imbalan/keuntungan dari usaha mereka. Pertanyaan: Apa saja kerugian
yang bisa dialami oleh seorang wirausahawan? Mengapa mereka berani untuk
mengambil resiko dalam berusaha?
Tugas:
- Mengisi jurnal
- Membuat satu komitmen untuk mencoba atau melakukan hal baru minggu ini.

Lampiran Kegiatan 4.
Kuesioner Cocok jadi wirausahawan.

Berilah bobot pada 10 pertanyaan kuesioner di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu
rasakan.

1-------------------2----------------------3--------------------4----------------------5
Sangat tidak cukup setuju sangat
tidak setuju setuju setuju
setuju

27
1. ….. Saya menyukai tantangan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru
2. ….. Saya rela bekerja keras asal dapat mewujudkan mimpi saya
3. ….. Saya adalah orang yang jujur, dapat dipercaya dan diandalkan oleh teman, guru, dan
keluarga.
4. ….. Saya merasa sangat puas saat dapat menyelesaikan tugas dengan baik
5. ….. Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki meskipun banyak tantangan yang
dihadapi
6. ….. Saya dapat membuat keputusan secara mandiri
7. ….. Saya berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan
8. ….. Saya dapat bekerja dengan baik pada situasi yang beragam
9. ….. Saya memiliki kepribadian/keahlian/keterampilan yang unik yang tidak dimiliki semua
orang.
10. ….. Ayah/Ibu saya adalah seorang pengusaha

Nilai Petunjuk Nilai


41-50 Kamu sangat cocok menjadi seorang pengusaha
31-40 Kamu punya potensi menjadi seorang pengusaha
21-30 Kamu dapat belajar menjadi seorang pengusaha dengan fokus pada
pengembangan diri
10- 20 Kamu lebih tertarik pada profesi selain menjadi seorang pengusaha

28
Diskusi. Menjadi pengusaha sukses: bakat atau pilihan?

Menjadi Seorang
Pengusaha Sukses
⇦ ⇨
bakat ? pilihan ?

Menurut saya …..


Karena …...

Mencoba hal baru Minggu ini.


Apa saja manfaat mencoba hal-hal baru?
Mencoba hal-hal baru meningkatkan kesadaran diri, merangsang kreativitas, membantu
mengatasi rasa takut, meningkatkan kepercayaan diri, membangun kebijaksanaan, dan
memungkinkan Anda untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda.

Mengapa sulit sekali untuk melakukannya?


Sebagian dari kita kadang sulit untuk mencoba hal-hal baru. Biasanya karena kita sudah
merasa nyaman dengan hal yang kita sukai atau sudah sering lakukan. Pemikiran yang
muncul atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi akan membuat kita enggan mencoba hal

29
baru meskipun kita tertarik akan hal itu.

Bagaimana saya dapat meyakinkan diri saya untuk melakukannya?


Menuliskan daftar hal-hal baru yang ingin dilakukan, menuliskan alasannya dan kapan kalian
akan melakukannya akan sangat membantu hal itu dapat terlaksana.

Minggu ini, cobalah melakukan sesuatu hal baru yang selalu kamu inginkan, dan tuliskan
perasaanmu atas pengalaman tersebut. Berikut beberapa ide baik yang dapat kamu lakukan
minggu ini.
- Menelepon kerabat jauh atau sahabat lama menanyakan kabar mereka
- Memasak menu baru dari inspirasi
- Melukis dengan
- Mendaftar seminar atau pelatihan keterampilan
- Dan sebagainya

Hal baru yang aku lakukan minggu ini adalah …..

Aku melakukannya karena….

Perasaanku setelah melakukannya adalah…..

30
Tahap Kontekstualisasi.: (24 JP)
Tahapan ini merupakan proses mengkontekstualisasi wujud wirausaha dalam
pengenalan potensi daerah.

1. Mengenal potensi startup daerah Waktu:


2. Kunjungan ke heterospace (Total 24 JP)
3. Analisis Sumberdaya Daerah Bahan: Artikel, alat tulis
4. Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha Peran Guru: fasilitator
dan pendamping

Pelaksanaan
1. Guru membimbing siswa untuk mengunjungi hetero space
2. Siwa membuat laporan kunjungan berupa : (Laporan dikumpulkan dalam
bentuk file yang dikumpulkan ke drive kurikulum)

3. Setiap kelompok membuat :


✓ Analisis Sumberdaya Daerah
Kegiatan mengamati dan membandingkan sumber daya dua negara dan
kemampuan ekonomi yang dimiliki.
Pertanyaan:
✓ Di mana letak geografis negara tersebut?
✓ Apa sumber daya yang dimiliki tiap negara?
✓ Apakah negara tersebut termasuk dalam berkembang atau maju
menurut kemampuan perekonomiannya? Apa yang menyebabkan?

31
Mengamati peta penyebaran negara-negara menurut

Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Developed_and_developing
_countries.PNG

32
4 faktor sumberdaya yang mendukung kemajuan ekonomi suatu
negara

Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia

Kekayaan alam yang mendukung proses Kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang
produksi (luas wilayah, kesuburan tanah, hutan, dibutuhkan dalam proses produksi
bahan tambang, minyak, gas, laut)

Sumber Daya Modal Kewirausahaan

Kekayaan teknologi, uang, mesin, serta alat dan Para wirausahawan yang menggabungkan
infrastruktur lainnya yang mendukung proses input sumber daya alam, tenaga kerja,
produksi dan modal untuk menghasilkan barang
atau jasa dengan tujuan menghasilkan
keuntungan atau mencapai tujuan nirlaba.

Orang-orang ini membuat keputusan yang


menentukan arah bisnis mereka; mereka
menciptakan produk dan proses produksi
atau mengembangkan layanan. Mereka
menjadi pengambil resiko karena tidak
mendapat jaminan keuntungan sebagai
imbalan atas waktu dan usaha mereka.
Akan tetapi, jika perusahaan usaha
mereka berhasil, mereka akan mendapat
keuntungan.

Sumber:
https://pressbooks.senecacollege.ca/introbusinessbam101/chapter/c
hapter-1-economic-systems-and-business/ diterjemahkan.

33
Lembar Kerja: Potensi Daerah
Hasil Riset/Observasi/Wawancara/Kunjung Kerja
Potensi Daerah ……
Oleh:............

Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Modal Kewirausahaan

34
Catatan Penting lainnya

Sumber:

35
4. Setiap kelompok membuat :
✓ Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha

Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha

Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia


Andi Wijayanto
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro

Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai
hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang
dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut.
Gagasan-gagasan dari kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk, mulai
dari kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut masyarakat
setempat.
Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya dalam masyarakat misalnya adalah norma, etika,
kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara substansi kearifan
lokal dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang
pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan
perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal
terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya.
Proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak,
nilai-nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak
hanya nilai-nilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai
utama dalam bidang bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di
Indonesia umumnya ditanamkan melalui permainan-permainan. Indrawati (2007) pernah
melakukan penelitian terhadap 17 jenis permainan anak-anak pada masyarakat Sunda.
Penelitiannya menemukan berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang sangat penting dalam
membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak, misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh
pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana
yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan,
musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah putus asa, berkorban

36
untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil risiko dan konsekuensi
terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan dan lawan,
mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran,
keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan,
serta teguh pada pendirian.
Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan
produk kearifan lokal adalah ungkapan “alon-alon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali
dimaknai secara salah yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap
perubahan yang terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin
disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpina bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah
tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji
dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.
Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh
yang baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau
motivasi kepada staf bawahan. Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai
pengembangan ketahanan pangan berbasis pisang melalui revitalisasi nilai kearifan lokal di
wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar menyebutkan bahwa terdapat beberapa
nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung pengembangan bisnis pisang di kawasan
tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan pisang dalam acara-acara budaya dan
tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran, maupun acara adat lainnya
sebagaimana berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena digunakan dalam acara-
acara budaya dan tradisi (priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai 5 kerjasama sebagai
salah satu nilai penting dalam organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan kegiatan usaha yang
dilakukan dengan semangat gotong-royong.
Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga
banyak diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim
terbesar di dunia, nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai
missal nilai-nilai tentang riba, timbangan jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan
tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat

37
dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha.
Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang
Macapat yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu
klasifikasi permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah
hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti,
sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak
individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil
keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya
adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun
menyuap, tidak suka mengobral janji.
Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain
masyarakat Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat Minang,
aktifitas bisnis masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di Indonesia.
Djakfar (2011) meneliti kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan etos kerja
mereka. Hasil penelitiannya menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku ungkapan
"abantal omba' asapo' angin" (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini
menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan
pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis
Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot (memeluk
lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas.
Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo
abandha peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami
kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para pebisnis
dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan semangat untuk memiliki harga diri yang
tercermin dari ungkapan "etembang noro' oreng, ango'an alako dhibi' make lane'kene'." yang
artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha) sendiri walaupun hanya kecil-
kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah pebisnis Madura yang
menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk sikap kerja
keras dan ulet.
Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas),

38
Warani (berani), Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan)
merupakan sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep
ini secara nyata diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana
prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup
bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan
pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen perusahaan
tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen
perusahaan itu tergambar dalam Motto Perusahaan PT. BKI yaitu “TERPERCAYA”
(lempu/malempu), yang berarti jasa yang 6 diberikan haruslah berkualitas, dalam arti dapat
diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Perusahaan juga menetapkan nilai-
nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu INTEGRITAS (getteng), PROFESIONALISME
(acca/macca) (Makkulau, 2012).
Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan
yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya adalah
“berani membeli berani menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam
menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga
itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu
harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah dalam Balipost,
17 September 2003).
Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilainilai,
kebiasaan dan tradisi yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan
tatanan sosial budaya masyarakat yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai
kearifan lokal yang positip bagi praktik bisnis, namun kajiankajian yang ada lebih banyak
menyoroti mengenai bagaimana kearifan lokal mampu menyelesaikan berbagai persoalan
sosial budaya dan konservasi sumberdaya alam.
Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis,
namun tidak banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak
seperti halnya kearifan lokal dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam.
Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin
memudar digantikan oleh nilai-nilai global. Meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan
kondisi masyarakat Indonesia, namun nampaknya di kalangan muda nilai-nilai tersebut tak

39
lagi menjadi idola.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan.
Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada
generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun
banyak perusahaan-perusahaan telah telah go global namun masih tetap memegang prinsip
“Think Globally, Act Locally”. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah
yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka
pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis.
Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya
kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan
bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat berbagai nilai-
nilai kearifan lokal yang menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di Indonesia. Nilai-nilai
tersebut umumnya bervariasi menurut etnik mengingat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai
sukubangsa. Umumnya di setiap suku ataupun suatu komunal di Indonesia dapat ditemui
nilai-nilai tersebut, baik pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Minang, Dayak, Bugis,
hingga Papua.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan.
Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada
generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global.

Catatan: kutipan langsung. belum disederhanakan


Sumber:
https://core.ac.uk/download/pdf/17333727.pdf

40
Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah
yang dapat diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan
lokal daerahmu dan daerah lain dari hasil risetmu.

No. Nama Kearifan Lokal Asal Daerah Makna

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pertanyaan diskusi:
1. Apa peran kearifan lokal dalam praktik baik kewirausahaan?
2. Apa peran kearifan lokal dalam menjaga integritas seorang wirausahawan dalam
menjalankan usahanya?
3. Apakah dengan menjunjung kearifan lokal sebuah usaha dapat berhasil dan
mengglobal?

41
4. Apakah kearifan lokal dalam berusaha yang dikenal di daerahmu? Bagaimana
kearifan lokal tersebut dapat diterapkan dalam mengelola sumberdaya daerah dan
menjalankan

Asesmen Formatif

1. Anekdotal

Penilaian diambil dari:


- Partisipasi kehadiran siswa
- Partisipasi dalam diskusi kelas
- Hasil belajar yang direfleksikan pada pengisian jurnal Kegiatan 1 - 6 dan 7-13

Bentuk penilaian rubrik tambahan

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik


5 4 3 2 1

Partisipasi 95 - 100% 85-95% 75-85% 65-75% < 65%


Kehadiran

Partisipasi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif. Tidak

42
diskusi Tepat Tepat Tepat Tepat aktif.
sasaran sasaran sasaran sasaran
Bertanya dan Bertanya dan Bertanya dan Bertanya dan
merespon merespon merespon merespon
sesuai sesuai sesuai sesuai
konteks konteks konteks konteks
dalam setiap dalam dalam dalam setiap
diskusi kebanyakan beberapa diskusi
diskusi diskusi

Refleksi Jurnal Seluruh Seluruh atau Sebagian Sebagian Tidak


jurnal terisi. sebagian besar jurnal jurnal terisi. mengisi
Tepat besar jurnal terisi. Merespon jurnal.
sasaran. terisi. Tepat sesuai
Merespon Tepat sasaran. konteks
sesuai sasaran. Merespon dengan
konteks Merespon sesuai penjelasan
dengan rinci sesuai konteks sederhana.
dan konteks dengan Beberapa
memberikan penjelasan jawaban tidak
pandangan sederhana. tepat
baru. sasaran.

2. Esai singkat (150 - 400 kata) tentang topik pilihan:


● Membangun Sikap Kewirausahaan yang berwawasan Pancasila
● Analisis sumberdaya daerahku
● Kearifan lokal untuk kemajuan ekonomi daerah

Elemen penilaian Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik 1


5 4 3 2

Isi Isi esai Isi esai sesuai Isi esai cukup Isi esai cukup Tidak

43
sesuai dengan tema sesuai sesuai membuat
dengan tema yang dipilih. dengan tema dengan tema esail /
yang dipilih. Esai yang dipilih. yang dipilih. esai tidak
Esai mencakup Esai Esai selesai
mencakup seluruh mencakup mencakup
seluruh elemen yang sebagian sebagian dari
elemen yang dibutuhkan. besar dari elemen yang
dibutuhkan. Penjelasan elemen yang dibutuhkan.
Penjelasan lengkap dibutuhkan. Penjelasan
lengkap dan diberikan Penjelasan lengkap
mendalam untuk lengkap diberikan
diberikan sebagian diberikan untuk
untuk setiap besar dari untuk sebagian dari
elemen elemen - sebagian elemen
tersebut. elemen elemen tersebut,
tersebut. tersebut. sementara
lainnya
kurang
lengkap atau
tepat.

Organisasi Esai Esai Esai Esai Tidak


mengikuti mengikuti mengikuti mengikuti membuat
petunjuk petunjuk petunjuk sebagian proposal
penulisan penulisan dan penulisan dan petunjuk /
dan ditulis sebagian sebagian penulisan dan proposal
dengan alur besar ditulis ditulis dengan sebagian tidak
yang jelas, dengan alur alur yang tidak ditulis selesai
logis, dan yang jelas, jelas, logis, dengan alur
informatif. logis, dan dan yang jelas,
informatif. informatif. logis, dan
informatif

44
sehingga
mempengaru
hi
pemahaman
pembaca.

Keterbacaan Esai Esai Esai Esai Tidak


ditulis/diketik ditulis/diketik ditulis/diketik ditulis/diketik mengerja
dengan rapi, dengan rapi, dengan dengan kan/men
menggunaka menggunaka cukup rapi, kurang rapi, yelesaika
n kalimat dan n kalimat dan menggunaka menggunaka n esai.
tatabahasa tatabahasa n kalimat dan n kalimat dan
yang baik, yang baik, tatabahasa tatabahasa
serta serta yang cukup yang cukup
penggunaan penggunaan baik, serta baik, serta
kosa kata kosa kata penggunaan penggunaan
yang tepat yang tepat. kosa kata kosa kata.
yang yang tepat. Kesalahan
memperkaya dan
isi tulisan. ketidaktepata
n pada unsur
di atas
mempengaru
hi
pemahaman
pembaca.

45
Tahap Perencanaan.: (24 JP)
Tahapan ini merupakan proses Mencari dan mengembangkan ide,
menginventarisasi sumber daya, dan merencanakan usaha yang berkelanjutan.
Waktu:
1. Menggali dan Mengembangkan Ide
(Total 24 JP)
2. Merencanakan start up Bahan: Artikel, alat tulis
3. Berkolaborasi dan Bekerja sama Peran Guru: fasilitator
4. Melakukan analisis SWOT terhadap startup yang dibuat dan pendamping

Pelaksanaan
• Guru membimbing siswa untuk menggali dan mengembangkan ide
• Setiap kelas dibagi menjadi 6 kelompok
• Setiap kelompok merencanakan pembuatan startup
• Melakukan analisis SWOT terhadap startup yang dibuat

46
Lampiran:

Analisis SWOT

Apa itu Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah sebuah bentuk evaluasi akan 4 hal penting (Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Tantangan) dalam pengambilan keputusan.

Strength (Kekuatan atau Kelebihan)


Weaknesses (Kelemahan atau Kekurangan)
Opportunities (Kesempatan atau Peluang)
Threats (Ancaman atau Tantangan)

SW adalah faktor dari dalam


OT adalah faktor dari luar

Apa fungsi dari Analisis SWOT?


Melakukan analisis SWOT membantu kita mengidentifikasi kekuatan agar dapat
menyeimbangan kelemahan kita dan juga mengatasi tantangan dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada. Hasil analisis SWOT dapat dijadikan rujukan untuk menyusun
strategi dan membuat keputusan, baik untuk kehidupan pribadi, karir, ataupun dalam usaha.

ANALISIS SWOT

Faktor Strengths Weaknesses


Internal (Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan)

- Apa sumber daya yang - Apa sumber daya yang


dimiliki? kurang/tidak kita miliki?
- Apa keunikan/kekhasan - Apa hal baik yang perlu
yang dimiliki? ditingkatkan?
- Apa hal baik yang - Apa kekurangan yang orang

47
sudah/dapat dilakukan? lain lihat/pikirkan tentang
- Apa hal baik yang orang lain kita?
lihat/pikirkan tentang kita?

Faktor Opportunities Threats


Eksternal (Kesempatan/Peluang) (Ancaman/Tantangan)

- Apa kesempatan/peluang - Apa saja tantangan/kesulitan


yang ada sekarang? yang ada sekarang?
- Bagaimana mengubah - Bagaimana dengan situasi
kekuatan menjadi peluang? persaingan?
- Bagaimana kelemahan yang
dimiliki dapat menjadi
tantangan?

Sumber: dari berbagai sumber

48
Produk start up : _________________________________

Lembar Kerja

ANALISIS SWOT

Faktor Internal Strengths Weaknesses


(Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan)

Faktor Eksternal Opportunities Threats


(Kesempatan/Peluang) (Ancaman/Tantangan)

49
Tahap Aksi.: (60 JP)
Tahapan ini merupakan proses Mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang didapat melalui aksi nyata yang bermakna.

1. Strategi dan Inovasi dalam Berwirausaha Waktu:


2. Penyempurnaan Karya dan Strategi (Total 60 JP)
3. Wirausaha Mandiri dan Berkelanjutan

Pelaksanaan
Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat melalui aksi
nyata yang bermakna
Strategi dan inovasi dalam berwirausaha :
• Tujuan dan sasaran pembuatan startup
• Rencana kerja
• Media startup

Penyempurnaan karya dan strategi :


• Flyer promosi
• Hasil pembuatan startup Laporan
• Video presentasi menggunakan bahasa asing

Wirausaha Mandiri dan Berkelanjutan :


• Jiwa enterpreunership yang muncul dalam perilaku keseharian

50
BAB IV
REFLEKSI PELAKSANAAN PROJEK

Waktu:
(Total 12 JP)
Bahan: Artikel, alat tulis
Peran Guru: fasilitator
dan pendamping

Nama: Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak


Kelas: setuju setuju tidak tahu
setuju

Melalui projek ini, aku semakin memahami


“Innocreative Metaverse”

Melalui projek ini, aku mengembangkan jiwa


enterpreunership

Selama projek ini, aku melakukan tanggung


jawabku sebagai enterpreuner

Aku lebih paham mengenai “Innocreative


Metaverse”dan bagaimana mengelolanya

Aku lebih paham bagaimana merencanakan


startup

Setelah projek ini, aku tahu apa yang aku akan


lakukan untuk berjiwa enterpreunership

Hal yang sebelumnya ingin aku pelajari Hal yang ingin aku pelajari lebih lanjut mengenai
mengenai “Innocreative Metaverse” “Innocreative Metaverse”

51
Contoh lembar refleksi akhir siswa
Contoh lembar refleksi akhir kerja kelompok

Nama:
Kelompok:
Nama anggota:
1.
2.
3.
4.
5.

1 2 3 4 5 Siapakah teman yang menunjukkan


sikap positif sepanjang projek ini?

Kontribusi Siapakah teman yang menurutmu


Selalu memberikan ide, gagasan dan kurang berkontribusi dalam kerja
masukan dalam kerja kelompok kelompok?

Solutif Saran apa yang dapat kamu berikan


Selalu berusaha mencari solusi dalam agar teman tersebut dapat bekerja
permasalahan kerja kelompok dan lebih baik?
mencapai tenggang waktu yang
ditentukan bersama

Sikap diri Hal yang paling menyenangkan dalam


Dapat mengatur diri, menjaga sikap dan projek ini:
memberikan suasana menyenangkan

52
dalam kerja kelompok, serta terbuka
menerima pendapat atau kritik

Fokus Hal yang paling tidak aku sukai dalam


Selalu fokus dalam bekerja projek ini:

Kepemimpinan Hal tersebut aku hadapi dengan cara:


Dapat mengajak teman dalam
kelompok untuk sama-sama bekerja
dalam pencapaian target projek

Pencapaian terbesarku dalam projek ini:

Rubrik asesmen sumatif projek

53
Melebihi Berkembang sesuai Mulai Belum
harapan harapan berkembang berkembang

Perencanaan Perencanaan yang Perencanaan yang Perencanaan Masih berupa


jelas dan matang: jelas: tujuan dan lini memiliki tujuan curah pendapat
tujuan, tahapan- masa yang realistis yang jelas dan ide-ide aksi
tahapan penting yang belum
(milestones) serta beraturan
lini masa yang
realistis

Pelaksanaan Siswa Siswa mengidentifikasi Siswa Siswa


mengidentifikasi satu jalur untuk mengidentifikasi melaksanakan
jalur yang berbeda menjalankan rencana. satu aktivitas-aktivitas
untuk menjalankan Mereka dapat jalur untuk secara sporadis
rencana. Mereka melaksanakan rencana menjalankan
dapat dengan proses yang rencana.
melaksanakan terkoordinasi Mereka dapat
rencana dengan melaksanakan
proses yang proses runtut
terkoordinasi, dan meminta
bervariasi dan bantuan pada
bekerja secara pihak-pihak
adaptif yang sesuai

Ketepatan Solusi/aksi yang Solusi/ aksi yang Solusi/aksi yang Masih dalam
sasaran ditawarkan ditawarkan menyasar ditawarkan tahapan
menyasar inti faktor-faktor yang berupa ide yang identifikasi faktor
permasalahan, terkait dengan masih di yang
realistis dan permasalahan dan permukaan menyebabkan
memberikan memberikan dampak permasalahan permasalahan
dampak positif sementara dan/atau dan akibat yang
kurang realistis ditimbulkan

54
yang
berkesinambungan

55
BAB V
PENUTUP

Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan acuan yang digunakan
oleh satuan pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kokulikuler.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka adalah Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yaitu kegiatan kokurikuler berbasis projek.
Kegiatan projek dengan tema “INNOCREATIVE METAVERSE” merupakan tema
projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan
karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Secara prinsip, pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dilakukan secara fleksibel, dari segi
muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

56

Anda mungkin juga menyukai