Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI ENTERPREUNERSHIP PADA SATUAN PENDIDIKAN

MENENGAH

Mata Kuliah : Aplikasi Enterpreneurship Dalam Pendidikan


Dosen Pengampu : Muhammad Agus Salim, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Ryan Deriansyah (2119260)


2. Achmad Munif (2119261)
3. Nia Risyana (
4. Hawin Fadna Hidayati(

KELAS D
JURUSAN PENDIDIKANAGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subahanahu Wa Ta’ala yang selalu


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Aplikasi Enterpreneurship Pada Setiap Pendidikan
Menengah” tepat pada waktunya. Terima kasih pula pada semua pihak yang telah
ikut serta untuk membantu hingga dapat tersusun makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Enterpreneurship Dalam Pendidikan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis.
Kami ucapkan pula banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad Agus
Salim, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Aplikasi Enterpreneurship
Dalam Pendidikan, yang telah memberi motivasi dan dorongan serta
bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan
adanya makalah ini kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun
untuk penulisan makalah selanjutnya.

Pekalongan, 20 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Tujuan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship Pada Satuan Pendidikan


Menengah.............................................................................................................3

B. Nilai-Nilai Pokok dalam Pendidikan Enterpreneurship................................4

C. Model Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada Satuan Pendidikan.......8

D. Prinsip Pengembangan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada Satuan


Pendidikan pada Satuan Pendidikan Menengah...................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional mengatur bahwa peran pendidikan nasional adalah
mengembangkan kompetensi dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, dan
melatih peserta didik menjadi manusia yang berpotensi beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1

Perwujudan tujuan pendidikan nasional, khususnya pembentukan


karakter terkait yang mengarah pada pembentukan sikap dan perilaku
kewirausahaan siswa, belum sepenuhnya dipahami. Hal ini karena
pengukuran cenderung bersifat kualitatif dan tidak ada standar nasional
untuk menilainya. Penerapan sistem desentralisasi berimplikasi pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk pengelolaan pendidikan, pengelolaan
yang memberikan kebebasan pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan
administrasi pendidikan diharapkan dapat menemukan strategi
administrasi pendidikan yang lebih baik untuk menghasilkan output
pendidikan yang berkualitas baik dari segi kualitas akademik maupun non
akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas mahasiswa
yang terkait dengan bidang ilmunya, bukan kualitas akademik yang terkait
dengan kemandirian untuk dapat bekerja di kantor dan menjalankan
usaha/bidang pekerjaan sendiri. Dengan kata lain, lulusan pendidikan
diharapkan memiliki karakter dan perilaku kewirausahaan yang tinggi.2

1
Journal Enterpreneur, “Pengertian, Jenis Dan Perkembangan UMKM Di Indonesia,”
Jurnal Enterpreneur, 2020.
2
Dewi Sri and Clara Margareta, “The Effect of Entrepreneurship Training, the Ability to
Use Technology and Education on the Productivity of Women Entrepreneurs of UMKM,”
Economics and Education Journal (Ecoducation), 2020,
https://doi.org/10.33503/ecoducation.v2i2.865.

1
Kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan. Kualitas pendidikan
berkaitan dengan kualitas proses dan produk.. Kualitas proses dapat
tercapai jika proses pembelajaran dilakukan secara efektif dan siswa dapat
menghayati dan mengalami proses pembelajaran secara bermakna.
Kualitas produk tercapai apabila siswa menunjukkan penguasaan tugas
belajar yang tinggi sesuai dengan kebutuhan hidupnya dan tuntutan dunia
kerja. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kemampuan tersebut di atas,
perlu dikembangkan model pendidikan kewirausahaan pada pendidikan
dasar dan menengah yang dapat menumbuhkan karakter dan perilaku
kewirausahaan siswa.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship Pada Satuan
Pendidikan Menengah?
2. Apa Nilai-Nilai Pokok dalam Pendidikan Enterpreneurship?
3. Bagaimana Model Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada Satuan
Pendidikan?
4. Bagaimana Prinsip Pengembangan Aplikasi Pendidikan
Enterpreneurship pada Satuan Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Menengah?

C. Tujuan
1. Untuk Mengatahui Tujuan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship Pada
Satuan Pendidikan Menengah?
2. Untuk Mengetahui Nilai-Nilai Pokok dalam Pendidikan
Enterpreneurship Menengah?
3. Untuk Mengetahui Model Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada
Satuan Pendidikan.

3
Syubhan Annur et al., “Sustainable Development Goals (SDGs) Dan Peningkatan
Kualitas Pendidikan,” Seminar Nasional Pendidikan, 2018.

2
4. Untuk Mengetahui Prinsip Pengembangan Aplikasi Pendidikan
Enterpreneurship pada Satuan Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Menengah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship Pada Satuan


Pendidikan Menengah

Entrepreneur bukan berarti pedagang. Namun enterpreneur dapat


diartikan dengan orang yang punya semangat untuk kreatif, inovatif, berani
mengambil resiko, serta mampu mengubah “sampah” menjadi “emas”.4
Tujuan pendidikan entrepreneurship tidak mengharuskan semua orang
menjadi seorang entrepreneur, tetapi jika mereka menjadi pegawai, akan
menjadi pegawai yang baik. Karena pendidikan entrepreneurship
mengajarkan inisiatif, kreatif, yang sifatnya holistik. Tujuan pendidikan
entrepreneurship tidak hanyauntuk mencetak lulusan siap kerja saja, namun
juga menyiapkan lulusan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
masalah, beradaptasi dan mereka cipta.5

Tujuan pendidikan entrepreneurship pada satuan pendidikan


menengah mendidik agar siswa menjadi:

1. Generasi baru yang peka dan peduli pada kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat lokal dan global.

4
Jelena Sokić and Stanislava Popov, “Personality Traits of a Successful Enterpreneur,”
TIMS. Acta, 2019, https://doi.org/10.5937/timsacta1902107s.
5
Helisia Margahana and Eko Triyanto, “MEMBANGUN TRADISI
ENTERPRENEURSHIP PADA MASYARAKAT,” JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA, 2019,
https://doi.org/10.29040/jie.v3i02.497.

3
2. Generasi baru yang terbuka dan mandiri, mampu melihat, mencari,
mengelola dan menciptakan peluang dengan berfikir kritis tan kreatif yang
menghasilkan ide-ide yang inovatif.
3. Generasi baru yang dapat mengkomunikasikan ide inovatif yang dilandasi
sikap kejujuran dan tanggung jawab dan kepekaan pada kebutuhan orang
lain.
4. Generasi baru yang berani mengambil resiko dan memiliki keterampilan-
keterampilan untuk menjalankan ide-ide inovatif secara nyata disertai
sikap etis agar dapat mencapai hasil yang terbaik.6

B. Nilai-Nilai Pokok dalam Pendidikan Enterpreneurship

Definisi nilai yaitu rasa yakin yang membuat manusia dapat bertindak
atas dasar pilihannya. Nilai dapat diberikan untuk menimbang dan
memutuskan sesuatu atas pilihan mereka yang dianggap baik atau buruk. 7
Selain itu, nilai juga diartikan sebagai konsep suatu pembentukan mental
yang dirumuskan dari tingkah laku manusia. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa definisi nilai yaitu suatu konsep yang merujuk pada hal-
hal yang dianggap berharga sebagai penentu atau acuan tingkah laku manusia
dalam kehidupannya.8

Entrepreneurship atau kewirausahaan yaitu suatu kemampuan yang


dapat menciptakan sesuatu hal baru yang memiliki nilai dan dapat berguna
bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, entrepreneurship bisa didefinisikan
sebagai sikap mental yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarya,
dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya.9 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
pokok dalam entrepreneurship yaitu perilaku manusia yang selalu aktif,

6
Kiki Saputra, Pendidikan Berbasis Entrepreneurship, (Yogyakarta: DIVA Press. 2015)
7
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2010), hlm. 126.
8
Didik Suhardi, Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan Karakter, (Jakarta: LaksBang
PRESSindo, 2011), hlm. 214.
9
Endang Mulyani, Model Pembelajaran Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jurnal Vol 8 No. 1, (Yogyakarta: Fakultas Ekonnomi UNY, 2013), hlm. 8.

4
kreatif, inovatif, inisiatif, berani dalam mengambil resiko, memiliki
kemampuan berkomunikasi, memiliki etika bisnis dan norma, serta dapat
berorientasi dalam tindakan untuk membuat sesuatu yang memiliki nilai serta
dapat berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat hal-hal baru dari


unsur, data, dan variabel yang sudah ada. Kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan atau
karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Menurut Kao, kreatifitas dan inovasi memiliki hubungan yang erat. Karena
kreativitas artinya adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru
dan berbeda, sedangkan inovasi yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan
sesuatu yang berbeda.

Maka dari itu, hal yang paling penting dalam entrepreneurship adalah
kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan inovasi dalam
kegiatan bisnisnya sehari-hari. Menurut Yunus, seorang entrepreneur harus
selalu menciptakan mimpi dan ide baru, jeli dalam memanfaatkan peluang,
dan memanfaatkan potensi menjadi profit dan benefit secara efektif. Seorang
entrepreneur akan berhasil apabila ia selalu kreatif dan menggunakan
kreativitasnya tersebut.

Seorang entrepreneur harus memiliki sifat berani mengambil risiko


yang telah diperhitungkan supaya hasil yang diperoleh bisa lebih besar
daripada kegagalannya dan sangat antusias dalam menghadapi setiap
tantangan yang ada. Jika seseorang sudah memiliki jiwa entrepreneurship,
maka ketakutan akan risiko, tantangan, dan hambatan pasti bisa di atasi dan
mempunyai motivasi untuk menghasilkan yang terbaik. Selain itu, seorang
entrepreneur juga harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi sehingga
bisa menjalin hubungan dengan konsumen, kelompok lain, maupun
pemerintah.

5
Etika dan norma dalam bisnis juga menjadi nilai pokok yang harus
dipegang oleh seorang entrepreneur untuk menjamin keberlanjutan dalam
kegiatan bisnis di bidang apapun. Etika bisnis yaitu landasan penting dan
harus diperhatikan terutama untuk menciptakan serta melindungi reputasi
(goodwill) usaha dalam bentuk apapun. Menurut Zimmerer, etika bisnis
merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks, karena membangun
etika untuk mempertahankan reputasi lebih sulit dibanding
menghancurkannya. Selain etika ada pula yang tidak kalah pentingnya dalam
bisnis, yaitu norma.

Seorang entrepreneur harus memiliki beberapa prinsip-prinsip etika


dan perilaku bisnis yang dijadikan sebagai landasan, yaitu kejujuran,
intergritas, dapat memelihara janji, suka membantu orang lain, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Menurut Kao, untuk mempertahankan standar etika
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Menciptakan kepercayaan perusahaan.


2. Kembangkan kode etika.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten.
4. Lindungi hak perorangan.
5. Adakan pelatihan etika.
6. Lakukan audit etika secara periodik.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya
aturan.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.10

Seorang entrepreneur yang sukses adalah seseorang yang mampu


melihat ke depan, mampu berfikir dengan penuh perhitungan, serta mencari

10
Masdani et al., “Kegiatan Penguatan Karakter Siswa Siswi Berbasis Culture Preneur ,
Agriculture Preneur , Dan Enterpreneur,” Madaniya, 2020.

6
pilihan dari berbagai alternatif masalah dan solusinya. Menurut Geoffrey G.
Meredith, ada beberapa ciri yang dimiliki oleh seorang entrepreneur, yaitu :
1. Percaya Diri
Seorang entrepreneur harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Segala sesuatu yang telah diyakini dan dianggap benar harus dilakukan
selama tidak melanggar aturan hukum dan norma yang berlaku.

2. Berorientasi Pada Tugas


Seorang entrepreneur harus focus pada tugas dan hasil, apapun
pekerjaannya harus memiliki hasil yang jelas. Keberhasilan salam
mencapai tugas tersebut sangat ditentukan pula oleh motivasi berprestasi,
berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan ketabahan, kerja keras,
energik, dan berinisiatif.

3. Berani Mengambil Resiko


Setiap proses bisnis pasti memiliki resikonya amsing-masing.
Kegagalan selalu ada dalam suatu usaha. Oleh karena itu, seorang
entrepreneur harus bisa mengetahui peluang kegagalannya. Jika sudah
mengetahui peluang kegagalannya, maka dapat memperkecil resiko.

4. Kepemimpinan
Seorang entrepreneur yang berhasil ditentukan oleh kemampuan
dalam memimpin. Kepemimpinan ini bukan hanya memberikan pengaruh
pada orang lain atau bawahannya, melainkan juga sigap dalam
mengantisipasi setiap perubahan.

5. Keorisinilan
Nilai keorisinilan dari semua yang dihasilkan oleh seorang
entrepreneur akan sangat menentukan keberhasilannya dalam mencapai
keunggulan bersaing. Intinya, bahwa entrepreneursip harus mampu
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

6. Berorientasi Pada Masa Depan

7
Seorang entrepreneur yang sukses pasti memiliki kemampuan
melihat pandangan jauh ke depan. Pandangan tersebut menjadikan seorang
entrepreneur tidak cepat merasa puas dengan hasil yang diperoleh saat ini
sehingga bisa terus mencari peluang. 11

Nilai-nilai pokok dalam entrepreneurship yang sudah dijabarkan


diatas pastinya akan mendukung dan melestarikan usaha atau bisnis
seseorang, sehingga perlu dijadikan dasar bagi perilaku dan moralitas para
entrepreneur untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan usaha dan
bisnisnya.12

C. Model Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada Satuan


Pendidikan

Kerangka kerja pendidikan enterpreneurship di setiap satuan


pendidikan dapat digambarkan dalam ilustrasi berikut.
Semua Mata
Pelajaran

Perubahan
Pembelajaran
Enterpreneurship
Satuan Pendidikan
PAUD, Pendidikan
SD/MI/SDLB, Enterpreneurship Ekstrakulikuler
SMP/MTs/ Pembelajaran
SMPLB, Aktif
SMA/MA dan Nilai-Nilai
SMK/MAK, dan Enterpreneurship Pengembangan
Nonformal Diri

Kultur Sekolah

Muatan Lokal

11
Geoffrey G. Meredith, The Practice of Entrepreneurship, (1996), hlm. 10-11.
12
Mukhlishotin Choiri, “Enterpreneur Sebagai Motivasi Meningkatkan Hasil Belajar
Akhlak Terpuji,” Jurnal Pendidikan : Riset Dan Konseptual, 2020,
https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v4i2.196.

8
Sumber : Kepmendiknas, 2010

D. Prinsip Pengembangan Aplikasi Pendidikan Enterpreneurship pada


Satuan Pendidikan pada Satuan Pendidikan Menengah

Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan


pendidikan kewirausahaan di sekolah:
1. Proses pengembangan nilai-nilai kewirausahaan merupakan sebuah proses
panjang dan berkelanjutan dimulai dari awal peserta didik masuk sampai
selesai dari suatu satuan pendidikan.
2. Materi nilai-nilai kewirausahaan bukanlah bahan ajar biasa. Artinya, nilai-
nilai tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti
halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta
seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, dan
sebagainya. Nilai kewirausahaan diintegrasikan ke dalam setiap mata
pelajaran. Pengintegrasian ke dalam mata pelajaran bisa melalui materi,
metode, maupun penilaian.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru tidak perlu mengubah
pokok bahasan yang sudah ada tetapi menggunakan materi pokok bahasan
itu untuk mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan. Demikian juga, guru
tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan
nilai.
4. Digunakan metode pembelajaran aktif dan menyenangkan.13

13
Endang Mulyani, Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol 8 No.1 April 2011. Universitas Negeri
Yogyakarta

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah ini.
Guna menghasilkan makalah yang sesuai dan berkualitas lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Annur, Syubhan, Mustika Wati, Saiyidah Mahtari, and Miranti Diah Prastika.
“Sustainable Development Goals (SDGs) Dan Peningkatan Kualitas
Pendidikan.” Seminar Nasional Pendidikan, 2018.

Choiri, Mukhlishotin. “Enterpreneur Sebagai Motivasi Meningkatkan Hasil


Belajar Akhlak Terpuji.” Jurnal Pendidikan : Riset Dan Konseptual, 2020.
https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v4i2.196.

Herimanto dan Winarno. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Journal Enterpreneur. “Pengertian, Jenis Dan Perkembangan UMKM Di


Indonesia.” Jurnal Enterpreneur, 2020.

Margahana, Helisia, and Eko Triyanto. “MEMBANGUN TRADISI


ENTERPRENEURSHIP PADA MASYARAKAT.” JURNAL ILMIAH
EDUNOMIKA, 2019. https://doi.org/10.29040/jie.v3i02.497.

Masdani, Nefi Andriana Fajri, Didin Hadi Saputra, Bunga Agustin, Wisma
Widiana Patmil, and Ruji Nurul Aini. “Kegiatan Penguatan Karakter
Siswa Siswi Berbasis Culture Preneur , Agriculture Preneur , Dan
Enterpreneur.” Madaniya, 2020.

Meredith, Geoffrey G. 1996. The Practice of Entrepreneurship.

Mulyani Endang., 2013. Model Pembelajaran Kewirausahaan di Pendidikan


Dasar dan Menengah, Jurnal Vol 8 No. 1. Yogyakarta: Fakultas
Ekonnomi UNY.

Saputra, Kiki. 2015. Pendidikan Berbasis Entrepreneurship. Yogyakarta: DIVA


Press.

Sokić, Jelena, and Stanislava Popov. “Personality Traits of a Successful


Enterpreneur.” TIMS. Acta, 2019.
https://doi.org/10.5937/timsacta1902107s.

Sri, Dewi, and Clara Margareta. “The Effect of Entrepreneurship Training, the
Ability to Use Technology and Education on the Productivity of Women
Entrepreneurs of UMKM.” Economics and Education Journal
(Ecoducation), 2020. https://doi.org/10.33503/ecoducation.v2i2.865.

Suhardi, Didik. 2011. Nilai Karakter: Refleksi Untuk Pendidikan Karakter,


(Jakarta: LaksBang PRESSindo.

11

Anda mungkin juga menyukai