Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“EDUPRENUERSHIP”

Dosen pengampu
Purna Irawan. MM

Disusun oleh:
NADIA MULIA
ROHMATUR RIZKI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR
LUBUK LINGGAU 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya, hasil makalah yang berjudul “Eduprenuership” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
nabi kita Muhammad SAW. Karena berkat beliau lah kita semua berada di jalan
yang benar sampai sekarang ini.
Dalam penyelesaian hasil makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak, karena berkat-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak purna irawan.MM selaku Dosen Pengampu yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Teman-Teman seperjuangan.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna pengajaran tugas yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang.

Lubuklinggau, 17 april , 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep Edupreneurship.................................................................. 5
B. Maksud dan tujuan kerja sama...................................................... 7
C. Macam-macam kerja sama.............................................................. 7
D. Bentuk bentuk kerja sama .............................................................. 8
E. Proses pembentukan kerja sama..................................................... 8
F. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
Membangun kerja sama.................................................................. 9
G. Endupreneurship pada Era New Normal ..................................... 9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………… 12
B. Saran .................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kewirausahaan sangat penting dikuasai bagi seluruh tingkatan
pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Tujuan dari adanya pendidikan
kewirausahaan ini agar para pelajar dapat terampil berwirausaha. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para
pembaca mengenai kerjasama edupreneurship.
Pengembangan kewirausahaan sebenarnya telah tergambarkan oleh realita
saat ini, Pengusaha jaman sekarang tidak perlu memikirkan mengeluarkan uang
untuk beli atau sewa toko. Cukup buka internet, ada marketplace bisa jualan
gratis. Selama covid-19 perkembangan internet di Indonesia telah turut menarik
minat anak-anak muda untuk mengembangkan bisnis digital atau startup. Ini,
setidaknya sudah terlihat dari karakteristik pengusaha muda yang tergabung di
Hipmi 30% anggota baru telah memiliki bisnis digital atau startup. Sebanyak 60%
dari total anggota Hipmi memiliki usaha skala mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). 2 Perkembangan bisnis digital juga didorong Badan Ekonomi Kreatif,
Pengusaha muda wajib menjadi pelopor pendobrak. Selama covid-19 perubahan
perilaku hidup berbeda dari biasanya, seperti bekerja tetapi dari rumah (work from
home), saat keluar rumah menggunakan masker, selalu mencuci tangan
menggunakan sabun dan lain sebagainya. Kehidupan yang dijalani masyarakat
akan berubah entah itu dari berbagai aspek baik ekonomi, sosial, spiritual,
kesehatan, dan bahkan psikologisnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Edupreneurship
2. Pengertian Kerjasama
3. Maksud dan tujuan kerjasama
4. Jenis jenis kerjasama

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Edupreneurship
Edupreneurship merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Inggris,
yaitu education dan entrepreneurship. Dua kata ini dijadikan satu dengan maksud
untuk menciptakan makna baru. Adapun secara harfiah, dalam English –Indonesia
Dictionary karya John M. Echols dan Hassan Shadily, makna dari education
adalah pendidikan, Sedangkan entrepreneurship secara harfiah memiliki makna
kewirausahaan.
Adapun secara etimologis, merujuk pada kedua makna di atas,
edupreneurship dapat diartikan sebagai pendidikan kewirausahaan, yakni proses
pembelajaran yang berfokus pada kegiatan berwirausaha baik secara teori maupun
praktik. Penegasan mengenai teori maupun praktik di sini tidak lain karena
kewirausahaan bukanlah sebuah mitos, melainkan realistik atau construct
(bangunan) yang dapat dipelajari melalui proses pembelajaran, pelatihan,
simulasi, dan magang secara intens. Jadi, pada makna kata entrepreneurship di
sini terdapat tiga hal pentingyang dapat kita ketahui, yaitu creativity innovation
(pembaharuan daya cipta), opportunity creation (kesempatan berkreasi), dan
calculated risk talking (perhitungan resiko yang diambil). Jika entrepreneur itu
dimengerti dalam tiga hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia
terlahir sebagai entrepreneur dengan potensi pembaharu yang kreatif, pencipta
peluang yang handal, dan pengambil resiko yang berani. 1
Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional, entrepreneurship
adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
yang sangat bernilai dan berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang
lain. Entrepreneurship ini merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif serta
kreatif, berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja, dan berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan atas kegiatan usahanya. Sementara wirausaha dimaknai
sebagai orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan

1
Jurnal bisnis setrategi. Vol,17 No. 2 Desember 2008

5
usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Jiwa dan semangat
kewirausahaan ini tidak hanya harus dimiliki oleh para pengusaha saja, melainkan
sangat perlu dimiliki oleh profesi dan peran apa saja dalam berbagai fungsi yang
berbeda, apakah itu profesi guru atau dosen, murid atau mahasiswa, dokter,
tentara, polisi, dan sebagainya.
Pemicu berkembangnya potensi edupreneurship pada masing-masing
individu tidaklah sama. Riant Nugroho menyebutkan tiga tipikal entrepreneur,
antara lain menjadi entrepreneur karena terpaksa, menjadi entrepreneur karena
kesempatan, menjadi entrepreneur karena pilihan.
Pertama, individu belajar hidup mandiri, misalnya dengan beternak,
menjadi pedagang, atau menjalankan bisnis tertentu dikarenakan terpaksa akibat
keterbatasan, kemiskinan, putus sekolah atau ditinggal wafat orang tuanya. Ada
juga seseorang memilih menjadi pengusaha karena di-PHK dari perusahaan
tempat ia bekerja.
Kedua, seseorang membangun bisnis karena kekuasaan yang
mendukungnya. Contohnya yaitu seseorang yang menjalankan bisnis karena ia
mulai melihat adanya peluang dan kesempatan, seperti kebijakan dan fasilitas
politik pemerintah.
Ketiga, seseorang telah menentukan visi menjadi sukses dan kaya dengan
jalan membangun bisnis serta jaringan usaha karena enggan menjadi
karyawan.Seseorang berusaha mewujudkan impian berupa kekayaan,
kemakmuran, dan kebebasan finansial tanpa terikat waktu kerja dengan
penghasilan maksimal. Mereka umumnya megikuti pendidikan formal dalam
bidang manajemen, bisnis, dan keuangan atau mengikuti berbagai pelatihan
motivasi, kursus dan pelatihan manajemen bisnis.
Edupreneurship yang memiliki gabungan makna dari education dan
entrepreneurship merupakan satu kesatuan yang tidak untuk dipisahkan
maknanya. Keduanya menjadi satu kesatuan oleh sebab proses yang dilaksanakan
memang merupakan refleksi daripada konsep pendidikan kewirausahaan,
maksudnya adalah mendidik seseorang untuk dapat mengerjakan dan

6
menghasilkan sesuatu yang bernilai jual dan kemudian dapat dimanfaatkan
olehnya sendiri atau kelompok.
Adapun mengenai tujuan daripada dilaksanakannya edupreneurship ini
tidak lain sejalan dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II Pasal 3 mengenai Dasar, Fungsi, dan
Tujuan yang menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuham Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.2

B. Maksud dan Tujuan Kerjasama


a. Tujuan secara mikro
1. Meningkatkan pendapatan dan sekala usaha pihak yang bekerjasama
2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pihak yang bekerjasamaa
b. Tujuan makro
1. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat serta pelaku
usaha
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan Negara
3. Memperluas kesempatan kerja
4. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

C. Macam macam Kerjasama


1. Kerjasama ekonomi , yaitu kerjasama yang disebabkan oleh karena adanya
perebutan dumber daya ekonomi dari pihak yang bekerjasama.
2. Kerja sama politik, yautu kerjasama yang dipicu oleh adanya persamaan dan
perbedaan kepentingan politik dari pihak yang bekerja sama
2
Anita volintia dewi (dkk)”pengaruh pengalaman pendidikan kewirausahaan dan
keterampilan kejuruan terhadap motifasiberwira usaha siswa “, jurnal pendidkan vokasi, Vol. 3
No 2(juni, 2013),164

7
3. Kerja sama social, yaitu kerja sama yang disebabkan karena adanyan
persamaan dan perbedaan kepentingan social dari pihak yang bekerja sama
4. Kerjasama pertahanan, yaitu kerja sama yang dipicu karena adanya perebutan
hegemoni dari pihak yang bekerja sama
5. Kerja sama antar umat beragama, yaitu kerja sama yang dipicu oleh sentiment
agama.

D. Bentuk bentuk Kerja Sama


1. Dilihat dari posisi pelaku yang bekerja sama
a. Kerja sama Vertikal, yaitu bentuk kerja sama yang menunjukkan kerja
sama antara beberapa perusahaan yang memiliki tingkatan kegiatan
produksi yang berurutan, dari tahap paling awal sampai tahap produksi
akhir
b. Kerja sama Horisontal, yaitu bentuk kerja sama dari sejumlah perusahaan
yang memiliki kegiatan usaha atau yang menghasilkan produksi jenis.
2. Dilihat dari hubungan dengan tujuan organisasi atau badan usaha
a. Kerja sama fungsional, yaitu bentuk kerja sama berbagai badan usaha
dalam suatu bidang atau fungsi tertentu, misalnya kerjasama antara
perusahaan dalam hal pembelian atau pengadaan bahan baku, kerjasama
dalam penelitian dan pengembangan, kerjasama dalam pendidikan dan
pelatihan, kerjasama dalam promosi dan penjualan, serta kerjasama
fungsi lainnya
b. Kerja sama disfungsional, yaitu kerja sama dari kelompok perusahaan
yang sama yang dilakukan berdasarkan persetujuan persaingan pada
pasar penjualan, untuk sama sama memperoleh kedudukaan yang lebih
kokoh pada pasar penjualan.

E. Proses Pembangunan Kerjasama


1. Melalui membangun hubungan dengan calon mitra
2. Pengertian kondisi bisnis pihak yang bermitra atau bekerjasama
3. Mengembangkan setrategi dan mengenal detail bisnis

8
4. Mengembangkan program
5. Memulai pelaksanaan

F. Aspek aspek yang harus diperhatikan dalam membangun kerja sama


1. Etika bisnis dalam kerja sama
a. Karakter dan kejujuran
b. Kepercayaan
c. Komunikasi yang terbuka
d. Adil
2. Hal yang harus diperhatikan dalam kerja sama
a. Pemilihan rekan bisnis yang tepat
b. Adanya perjanjian yang berkekuatan hukum

G. Edupreneurship Pada Era New Normal


Edupreneurship yang memiliki gabungan makna dari education dan
entrepreneurship merupakan satu kesatuan yang tidak untuk dipisahkan
maknanya. Keduanya menjadi satu kesatuan oleh sebab proses yang dilaksanakan
memang merupakan refleksi daripada konsep pendidikan kewirausahaan,
maksudnya adalah mendidik seseorang untuk dapat mengerjakan dan
menghasilkan sesuatu yang bernilai jual dan kemudian dapat dimanfaatkan
olehnya sendiri atau kelompok. Sehingga edupreneursip pada era new normal
akan menumbuhkan kembali karakter masyarakat untuk mengembangkan
kebiasaan-kebiasaan baru dan memandang kehidupan dengan cara yang lebih
realistis terhadap situasi yang sebelumnya dianggap sebagai disrupsi pada semua
aspek kehidupannya.
Karakter masyarakat yang akan timbul pada era new normal antara lain:
1. Visionary Karakteristik ini berkaitan dengan kemampuan seorang wirausaha
untuk melihat jauh ke depan (visioner). Mereka senantiasa melakukan yang
terbaik di masa kini sambil membayangkan masa depan yang lebih baik.
Wirausahawan yang visioner cenderung kreatif dan inovatif.

9
2. Positive Selalu bersikap positif merupakan salah satu karakteristik seorang
wirausahawan. Memiliki sikap positif berarti senantiasa berpikir baik dan
mampu mengubah setiap hambatan menjadi peluang.
3. Confident Confident atau memiliki sikap percaya diri merupakan karakteristik
yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Sikap ini dapat membantu
seseorang mengambil keputusan dan menentukan setiap inovasi yang diambil
demi memajukan usahanya.
4. Genuine Seorang wirausahawan harus memiliki orisinalitas pada ide, inovasi,
dan produk yang dimiliki. Hal ini bukan berarti seseorang harus menciptakan
produk yang baru, tetapi dia harus mampu memberi nilai lebih pada produk
tersebut sehingga mampu bersaing dengan produk yang sudah beredar. Contoh:
Pengusaha Keripik Maicih yang berhasil menjual kerupuk biasa dengan
kemasan yang menjual dan rasa yang unik.
5. Goal Oriented Wirausahawan yang berkarakter pasti memiliki target dan tujuan
yang pasti. Mereka juga akan senantiasa melakukan inovasi untuk mencapai
target yang diizinkan. Jika gagal, daripada menyerah, pengusaha jenis ini akan
membuat goals baru untuk memperbaiki kegagalan di masa lampau.
6. Persistent Persistent (tahan uji) harus maju terus, mempunyai tenaga, dan
semangat yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa dan kalau
terjatuh segera bangun kembali.
7. Ready to Face a Risk Setiap wirausahawan harus siap menghadapi segala
risiko. Hidup pasti berputar seperti roda, ada kalanya kita di atas, ada kalanya
kita berada di bawah. Begitu pula dengan menjadi pengusaha. Meskipun
begitu, bukan berarti kita harus menyerah kalah. Sambil mempersiapkan diri
untuk menghadapi segala risiko, persiapkan juga perencanaan untuk
mengambil langkah selanjutnya agar kejadian yang pernah dialami tidak
terulang kembali di masa yang akan datang.
8. Creative Pengusaha yang kreatif akan mampu melihat setiap peluang yang ada
dan menjadikan peluang tersebut sebagai kesempatan untuk berinovasi dan
menciptakan peluang baru.

10
9. Healthy Competitor Menjadi seorang wirausahawan berarti siap memiliki
persaingan dan menjadi pesaing. Persaingan dalam dunia usaha jangan dilihat
sebagai hal yang negatif. Anggap ini sebagai motivasi untuk membuat
terobosan yang lebih baik lagi.
10.Democratic Leader Menjadi wirausahawan berarti kita harus mampu menjadi
pemimpin yang demokratis bagi karyawan. Kita juga harus mampu menjadi
teladan dan motivator bagi mereka. Agar saat membangun usaha, baik
karyawan maupun wirausahawan dapat bekerja secara harmonis demi majunya
sebuah usaha.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
kerjasama eduprunership adalah kerjasama yang dilakukan oleh seorang
pendidik dan peserta didik untuk menghasilkan suatu usaha yang kreatif inofatif.
Sehingga dalam usaha kita dapat mengetahui proses pembangunan usaha tujuan
kerjasama usaha dan lain lainsehingga kita dalam usaha dapat mencapai tujuan
yang di inginkan
"The New Indonesia" yang mengajarkan bagaimana harus menjadi bangsa
mandiri dan berdaulat serta tidak bergantung pada bangsa lain. Covid-19
membuka mata manusia, bagaimana langit biru sesungguhnya yang senantiasa
terpolusi sebelum pademi itu datang. Melalui "The New Normal", bangsa
Indonesia akan terus melihat langit biru yang diwujudkan dalam "The New
Indonesia" yang memperhatikan lingkungannya. Sehingga edupreneursip pada era
new normal akan menumbuhkan kembali pendidikan karakter dan kewirausahaan
masyarakat untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dan memandang
kehidupan dengan cara yang lebih realistis terhadap situasi yang sebelumnya
dianggap sebagai disrupsi pada semua aspek kehidupannya.

B. Saran
edupreunership sebaiknya di terapkan sekolah menengah dan perguruan
tinggi sehingga, dalam masa belajar kita dapat di sambi dengan usaha yang dapat
berpenghasilan untuk sedikit membantu ekonomi dan menghasilkan uang jajn
sendiri. Dan bias mandiri tidak merepotkan kedua orangtua dengan cara
mempelajari edupreunership

12
DAFTAR PUSTAKA

Fadlullah, pendidikan edupreunership berbasis islam dan kewarisan lokal


(Jakarta:diadit media press, 2011),75
Anita volintia dewi (dkk)”pengaruh pengalaman pendidikan kewirausahaan dan
keterampilan kejuruan terhadap motifasiberwira usaha siswa “, jurnal pendidkan
vokasi, Vol. 3 No 2(juni, 2013),164
Jurnal bisnis setrategi. Vol,17 No. 2 Desember 2008

13

Anda mungkin juga menyukai