PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
10 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan
dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung
pencapaian visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa
melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.
Prosedur operasional standar dari Program Mahasiswa Wirausaha
meliputi persiapan program, pembekalan dalam bentuk Diklat
kewirausahaan,magang ke UKM, dan penyusunan business plan,
pendampingan dalam hal star-up business dan business establishmen, dan
Monev
11 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di perguruan tinggi,
maka perlu dilakukan mapping potensi dan permasalahan di sekitar ketiga unsur
tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah
mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan
peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan
pembelajaran dan pembumian sistem budaya kewirausahaan ini, namun
sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas untuk menanamkam jiwa
kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam
memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan,
faktor kebebasan,dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga
faktor itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian
ini sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan
informasi kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan
akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan
hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa
semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak
mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin
muncul yang membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini.
Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai
mencoba berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin
banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar
kemungkinan setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah
dirintisnya. Sehingga bisa membuka lapangan kerja dan diharapkan
dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.
12 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Beberapa program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
mahasiswa yang saat ini perlu dilanjutkan dengan modifikasi tertentu
antara lain Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara
terstruktur, yang dilakukan secara menyeluruh di setiap jurusan
atau Prodi. Kendala pembina mata kuliah Kewirausahaan dapat
diatasi dengan membentuk Team Teaching.
2) Pada tahap awal, separuh dari mahasiswa yang memprogramkan
KKN diberi kesempatan untuk mengambil program KKN-
Magang Usaha. Pada tahap selanjutnya, jumlah dapat
ditingkatkan sesuai dengan hasil evaluasi. KKN-Magang Usaha
ini merupakan perpaduan antara KKN dan magang
kewirausahaan. Untuk itu program dirancang dengan baik,
dilakukan pembekalan (Diklat, pengenalan kasus usaha),
pendampingan,dan Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu Klinik Konsultasi
Bisnis dan Penempatan Kerja (JobPlacement Center) untuk
media belajar bagi mahasiswa.
4) Workshop-Role models dapat dilakukan dengan melakukan
workshop kewirausahaan dengan target tersusunnya business
plan. Worshop ini didampingi oleh orang yang diidolakan
(wirausahawan sukses dan berpengalaman) guna memberikan
wawasan, semangat membuka suatu usaha, memberi dorongan,
dan bantuan. Orang yang diidolakan tersebut bisa juga berupa
asosiasi berbagai badan asosiasi bisnis, instruktur, dosen atau
guru bisnis, biro konsultan bisnis, dan sejenisnya.
5) Mengembangkan koperasi mahasiswa. Model yang dikelola
dengan menggunakan pendekatan profesionalisme yang
sekaligus berfungsi sebagai tempat pembelajaran
kewirausahaan.
13 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
6) Mahasiswa mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak
eksternal dan alumni yang berhasil dalam bidang
kewirausahaan.
7) Perguruan Tinggi mendirikan Inkubator Wirausaha yang
pengelolaannya dilakukan oleh orang profesional yang berfungsi
pula sebagai laboratorium / pusat kajian bisnis. Mahasiswa dapat
memanfaatkan fasilitas pusat bisnis ini untuk pembelajaran
kewirausahaan.
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan
Tinggi. Kurikulum di desain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa.
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan
ekonomi yang luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah
memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif. Tahun
1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta wirausahawan baru,
mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa
Timur,wirausaha ini mulai bermunculan. Bahkan, di negeri China, yang
menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya
wirausahawan. Universitas Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis,
dan menggantinya dengan mata kuliah kewirausahaan. Diluar negeri,
banyak universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa
pada mata kuliah kewirausahaan yang terus meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada di tanah air
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, walaupun intensitas dan
proporsinya mungkin berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan
pengamatan di beberapa PTN didapati suatu kesimpulan bahwa tidak
semua jurusan menyajikan mata kuliah atau pendidikan kewirausahaan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan
14 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
yang menyajikan mata kuliah/pendidikan kewirausahaan,substansi
materi yang disajikan dalam mata kuliah kewirausahaan relatif telah
memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah
Kewirausahaan baik sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri maupun
ditempelkan pada beberapa mata kuliah yang relevan, diperoleh alasan
sebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidak memadai lagi untuk
ditambahkan mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosen dengan alasan
yang belum jelas, untuk memasukkan mata kuliah
kewirausahaan. Namun sebagai wacana, banyak di antara ketua
jurusan yang ingin menyajikan mata kuliah kewirausahaan di
masa mendatang.
3) Penyajian mata kuliah Kewirausahaan dititipkan pada mata
kuliah yang relevan, namun porsi substansi content-nya masih
relatif kecil/terbatas.
4) Mata kuliah kewirausahaan tidak match dengan bidang ilmu
yang diemban oleh jurusan. Hanya sebagian kecil jurusan yang
menyatakan bahwa mata kuliah kewirausahaan relevan dengan
bidang keilmuan yang ada di jurusan.
5) Terkendala oleh staf pengajar yang tidak atau kurang
mempunyai kompetensi yang memadai untuk mengajarkan atau
membina mata kuliah kewirausahaan.
15 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang sungguh-sungguh
untuk menelaah kembali kebijakan pencantuman mata kuliah
kewirausahaan ini dalam kurikulum jurusan yang ada di PT, dan
mengesampingkan pemikiran ”relevansi latar keilmuan”. Artinya,
pencatuman mata kuliah kewirausahaan tidak perlu
mempermasalahkan koherensi substansi mata kuliah kewirausahaan
dengan bidang ilmu utama yang diemban jurusan.
16 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
memerankan dirinya sebagai pembina kewirausahaan, tidak cukup
dengan mengandalkan perilaku alamiah tersebut. Namun seorang dosen
harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahunan dan
ketrampilan bi bidang kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dosen dapat dilakukan melalui
hal-hal sebagai berikut :
1) Kewirausahaan dosen dibangun di atas keilmuan atau disiplin yang
diampunya selama ini. Latar keilmuan yang diampu tidak
dimarginalkan,bahkan keduanya merupakan satu kesatuan yang
saling bersinergi. Diperlukan pemahaman yang sungguh-sungguh
agar keduanya dapat saling diintegrasikan. Misalnya, seorang ahli
biologi dapat memanfaatkan keilmuannya untuk mencari peluang-
peluang bisnis yang dapat memberikan value bidang biologi pada
konsumen yang dibidiknya
2) Dosen memerlukan penguatan dalam bentuk pendidikan, pelatihan,
dan pemagangan yang membekali dirinya untuk lebih memahami
ketrampilan berfikir dan bertindak ekonomis,berprinsip dan
berperilaku ekonomis. Penguatan semacam ini, saat ini telah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas
yang bekerjasama dengan Universitas Ciputra Entrepeneurship
Centre (UCEC) guna menciptakan tamatan Perguruan Tinggi yang
siap memasuki lapangan kerja.
3) Unsur instrumen yang terdiri dari fakultas / jurusan,Lemlit dan LPM
senantiasa menciptakan suatu tatanan dan arahan agar dosen dalam
melaksanakan tridarma perguruan tinggi senantiasa memanfaatkan
peluang usaha berdasar aktivitas tridarma yang dilaksanakan.
Misalnya, karya penelitian tidak berakhir dengan dibuatnya laporan,
namun selalu memikirkan pemanfaatan karya tersebut untuk
kepentingan pemenuhan kebutuhan orang lain. Sehingga karya
penelitian tersebut dapat menghasilkan peluang memperoleh
pendapatan. Demikian juga, untuk kegiatan pendidikan dan
17 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
pengajaran, maupun pengabdian pada masyarakat yang dapat
memanfaatkan hasil temuannya untuk kepentingan pemenuhan
kebutuhan.
4) Unsur lingkungan seperti DU/DI, Business centre, mempunyai daya
pengaruh yang besar terhadap kematangan dosen kewirausahaan.
Banyak pembelajaran kewirausahaan yang dapat dilakukan melalui
pemanfaatan pelaku usaha yang ada di lingkungan, mulai yang
terdekat sampai yang terjauh.
18 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas
penciptaan ketrampilan berwirausaha dan berorientasi pada profit,
umumnya didahului oleh survai pasar, karena relevansinya yang
tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan profit bagi
mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan ketrampilan
berusaha yang dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul PKMK,
begitu juga pelaku aktivitas usaha/bisnis yang didanai dalam PKMK
adalah kelompok mahasiswa pengusul PKMK. Kelompok
mahasiswa pengusul sebagai wirausahawan baru bisa menjalin kerja
sama dengan kelompok masyarakat produktif, namun dana PKMK
tidak dimaksudkan untuk membantu peningkatan ekonomi
kelompok masyarakat tertentu. Dalam PKMK sama sekali tidak
diijinkan dilakukannya penelitian/percobaan untuk mencari temuan.
Tentang latar belakang penyelenggaraan program
Kreativitas Mahasiswa merupakan kegiatan akademik mahasiswa
baik yang berhubungan dengan kurikulum maupun bukan dan
merupakan program pengembangan kemahasiswaan dalam rangka
meningkatkan mutu produktif dan bernalar ilmiah. Dengan
demikian, diharapkan dapat dihasilkan produk yang menjadi
landasan selanjutnya bagi para mahasiswa untuk berkarya kreatif di
masyarakat setelah lulus sebagai sarjana. Oleh karena itu, hasil
Program Kreativitas Mahasiswa inilah dimungkinkan dapat
diusulkan ke Program studi atau Fakultas masing masing sebagai
pelaksana sebagai karya tugas akhir.
Tujuan penyelenggaraan Program Kreativitas Mahasiswa
untuk meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif,
visioner, solutif dan mandiri. Meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis danatau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
19 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
serta memperkaya budaya nasional. PKM mencakup 7 (tujuh)
bidang yang masing -masing memiliki tujuan spesifik.
Hasil yang diharapkan dari program ini antara lain :
1) Kegiatan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan minat
dan bakat masing masing, baik terkait dengan bidang profesi maupun yang
lain.
2) Temuan kreatif dari para mahasiswa yang dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan di lingkungan kampus, perkotaan dan pedesaan
3) Calon pemimpin bangsa yang kreatif
b. Sistematika dan Penjelasan Usulan Program
Sistematika dan penjelasan penulisan usulan program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) sebagai berikut :
1) Judul Program
Judul kegiatan PKMK hendaklah singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan PKMK yang
diusulkan.
2) Latar Belakang Masalah
Khusus PKMK, uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang
usaha. Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak
sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKMK. Gambarkan pula
kondisi yang mengarah pada kebutuhan komoditas atau dasar penetapan
komoditas. Perlu dijelaskan situasi dan motivasi mahasiswa untuk
melaksanakan program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan. Jika
perlu lakukan sebelum merencanakan PKMK dengan penelitian awal
atau survei pasar tentang kebutuhan pasar secara kuantitatif. Uraikan
pula pola penetapan dosen pembimbing dan institusi pelaksana.
3) Perumusan Masalah
Rumusan masalah mengacu pada usaha yang prospektif, tidak
banyak saingan dan diterima di pasar
4) Tujuan Program
20 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Nyatakan tujuan secara spesifik yang ingin diraih melalui kegiatan
PKMK khususnya terkait pada ketrampilan berwirausaha mahasiswa
berbasis sains, seni , dan teknologi
5) Luaran yang Diharapkan
Serasikan target luaran kegiatan PKMK dengan pilihan jenis produk
yang akan dihasilkan, dan uraikan dengan baik mengapa pilihan target
luaran ditetapkan seperti itu.
6) Kegunaan program
Jelaskan manfaat kegiatan secara luas, tunjukkan bahwa produk
komoditas memberikan dampak ekonomis yang signifikan dan
memberikan nilai tambah dari sisi IPTEK.
7) Metodologi Pelaksanaan Program
Uraikan secara rinci dan jelas, teknik implementasi atau metode
kegiatan PKMK sehingga seluruh target luaran dapat diperkirakan
terpenuhi. Jelaskan pula rancangan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi peningkatan ketrampilan pembuatan produk dan
kewirausahaan peserta PKMK
Jelaskan pola pendistribusian jenis ketrampilan yang dilatihkan,
apakah setiap mahasiswa atau kelompok akan dibekali ketrampilan
spesifik ataukah jenis ketrampilan yang sama diberikan kepada seluruh
mahasiswa pelaksana PKMK.
Serasikan seluruh jenis kegiatan yang akan dilakukan dengan
batasan waktu pelaksanaan yang diijinkan.
21 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
a) Nama
b) NIM
c) Program studi / jurusan
d) Jenjang Pendidikan : Diploma / Strata 1
e) Tempat / tanggal lahir
f) Kualifikasi bidang keilmuan
g) Riwayat singkat yang bersangkut paut dengan aktivitas wirausaha
dari keluarga pelaksana PKMK, jika tidak ada sejarah wirausaha
yang dituliskan, silahkan dikosongkan (berlaku untuk Ketua dan
anggota calon peserta PKMK)
10) Biaya
Jumlah dana untuk 1 kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan ini maksimal Rp. 6.000.000,00 yang alokasi
penggunaannya sebagai berikut :
a) Pengadaan bahan habis pakai
b) Peralatan penunjang
c) Perjalanan
d) Dokumentasi
e) Lain lain : konsumsi, pembuatan laporan, sewa tempat, pameran,
dan sebagainya
11) Lampiran
Berisi antara lain : gambar produk ( foto ), rencana kerja sama
dengan mitra usaha, mitra sumber dana dan sebagainya.
22 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
serta segala aktivitas yang non pemerintah. Namun demikian dalam praktek
sampai saat ini ketiga istilah itu sering dipakai secara bergantian, yang satu
seolah-olah sebagai padanan bagi yang lain.
1. Pengertian Harafiah
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke dan
akhiran an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai
pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha.
Lebih lanjut bila wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai
kegiatan bisnis yang komersial maupun non bisnis dan non komersial, maka
kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan bisnis/non
bisnis (cara mandiri).
2. Menurut Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang
wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
3. Penrose (1963)
Mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup
indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
23 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nialai-nilai
dan prinsip serta sikap, kiat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu,
tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau
kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pengertian ini kemudian diakomodasi dan dimantapkan dalam
Inpres No.4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan, dengan kalimat sebagai berikut:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Yang menarik dari definisi ini adalah bahwa kewirausahaan tidak
hanya menyangkut kegiatan yang bersifat komersial (mencari untung
semata) tapi juga kegiatan yang tidak komersial sejauh dilakukan dengan
semangat, sikap atau perilaku yang tepat dan unggul untuk meningkatkan
efisiensi dalam arti seluas-luasnya dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada semua pihak yang berkepentingan (langganan dalam
arti luas, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara).
6. Pengertian entrepreneur dan entrepreneurship
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif kesuksesan sangat
bergantung dari entrepreneurship. Entrepreneurship menurut Edvarson,
1994 (dalam Makalah Wahid Ciptono,1999) adalah sebuah kata yang
digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku pemikiran strategis dan
berani mengambil resiko yang akan memberikan hasil peluang bagi individu
dan organisasi.
(Entrepreneurship is behavior that is dynamic, risk taking, reactive
and growth oriented, entrepreneurship is a person who is willing to take
24 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
action to pursue opportunities in situations other view as problem or
threats).
Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai
berikut:
a) Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b) High energy level (bersemangat tinggi)
c) High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d) Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e) Self confidence (percaya diri)
f) Action oriented (berorientasi tindakan)
Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang
penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkannya
menjadi perusahaan yang mencapai sukses secara luas (nasional maupun
internasional). Microsoft, Walt-Mart dan Aqua Golden Mississipi Adalah
contoh dari pandangan di atas. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada
perusahaan besar, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil. Seorang
yang berani mengambil resiko membeli franchise Mc Donald (lokal),
membuka toko kelontong, atau bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri
juga merupakan seorang entrepreneur.
Entrepreneurship adalah pengembangan perilaku kewirausahaan
dalam lingkup internal organisasi yang lebih besar dalam bentuk perusahaan
korporat). Entrepreneurship muncul karena kebutuhan perusahaan untuk
mengembengakan Strategy Busines Unit (SBU) dalam rangka
meningkatkan Competitive advantage-nya. Apabila masing-masing SBU
berhasil meningkatkan competitive advantage-nya, maka secara otomatis
perusahaan korporasi akan mampu meningkatkan parenting advantage.
25 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha
tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan
mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
D. TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur
pokok, yaitu soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini
dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
26 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan
berkembang kalau ada peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi dimasa depan merupakan peluang
usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan teknologi juga
membuka peluang usaha.
2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa berbagai
kelompok sosial (kelompok ras, suku, agama, dan kelas sosial)
menunjukkan tanggapan yang berbeda-beda atas peluang usaha.
Mereka meneliti faktor-faktor sosial budaya yang menerangkan
perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok itu. Hagen
mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang didorong
menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka dipandang
rendah oleh kelompok elit dalam masyarakatnya. Kelompok yang
makin direndahkan kedudukan sosialnya makin besar
kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia
menalarkan adanya hubungan antara perilaku kewirausahaan
dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau
nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan korelasi positif
antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch
terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh
bacaan untuk Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak
dini. Namun motif berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan pada
orang dewasa.
4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia
menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang wirausaha tergantung
dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
27 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat
Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan sebagai
sifat kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang bertumpu
pada konsep dan teori, bukan intuisi. Karena itu kewirausahaan dapat
dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan terencana. Ia menyarankan
tiga macam unsur perilaku untuk mendukung berhasilnya praktek
kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha
a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum
diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam
pasar :
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar
28 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
b. Imitasi kreatif
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus
d. Menciptakan konsumen baru dengan menciptakan produk dan
jasa baru.
29 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
30 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
paham bagaimana cara untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa
membuka usahanya sendiri, otomatis orang tersebut juga membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih berstatus pengangguran.
Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah keuntungan dalam
mengurangi jumlah pengangguran.
31 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/urgensi.pendidikan.
kewirausahaan (11:34 WIB)
https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-
kewirausahaan.pdf ( September 2012 )
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1
96210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-
Konsep_Kewirausahaan.pdf
32 | K O N S E P D A S A R K E W I R A U S A H A A N – H E L D A
VINIASARI