Dosen Pengampu:
Disusun Oleh;
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat, taufik, dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan kebenaran yakni agama islam.
Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan mengenai “Konsep
Kewirausahaan” sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pendidikan. Kami harap makalah ini bermanfaat bagi siapapun, tidak hanya untuk
lingkungan fakultas sendiri namun juga untuk lingkungan umum.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang
tepat. Dengan ini, kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 220 juta jiwa
membutuhkan sedikitnya 4,4 juta jiwa wirausaha, namun jumlah
wirausaha yang ada mencapai 400 ribu jiwa atau kurang dari 1% populasi
penduduk Indonesia, sementara menurut David McClelland bahwa sebuah
negara baru bisa maju jika jumlah wirausaha terdapat sebesar 2% dari
populasi penduduknya. Amerika Serikat misalnya, memiliki wirausaha
11,5% dari populasi penduduknya. Sedangkan negara tetangga Singapura
terdapat sekitar 7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha, sehingga
negara kecil itu jauh lebih maju. Untuk menciptakan 4,4 juta jiwa
wirausaha di Indonesia, paling tidak dibutuhkan waktu sedikitnya 25
tahun. Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk memposisikan
Indonesia sebagai negara maju dan estimasi waktu yang cukup lama untuk
mencapainya, maka saat ini perlu segera diupayakan langkah-langkah agar
jumlah wirausaha baru dapat bertambah dengan waktu pencapaian yang
relatif singkat.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan penciptaan
wirausaha baru yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Hanya saja,
data dan fakta telah membuktikan bahwa terdapat kecenderungan bahwa
umumnya mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan di perguruan
tinggi menginginkan pekerjaan yang mapan setelah mereka lulus menjadi
sarjana. Fenomena membludaknya pendaftar ketika pemerintah membuka
pendaftaran pegawai negeri sipil (PNS) dalam setiap tahun sebagai salah
satu indikator. Meskipun setiap tahun pemerintah membuka pendaftaran,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari mereka yang
mendaftar mengalami kekecewaan karena tidak berhasil lulus. Peluang
untuk menjadi PNS semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan
penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi untuk penerimaan
PNS sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012. Keterbatasan
terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor pemerintah menyebabkan
perhatian beralih pada peluang bekerja pada sektor swasta, namun
beratnya persyaratan yang ditetapkan kadang membuat peluang untuk
bekerja di sektor swasta juga semakin terbatas. Sehingga sebagian lulusan
akademisi berpeluang untuk menjadi pengangguran, karena itu dibutuhkan
orang yang memiliki kemauan yang tinggi untuk dapat mendirikan
usahanya sendiri sehingga mampu menyerap tenaga kerja di negara ini
dalam hal ini seorang wirausahawan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan wirausaha?
2. Bagaimanakah proses melakukan usaha?
3. Apa sajakah tahap-tahap melakukan usaha?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang wirausaha.
2. Untuk mengetahui tentang proses melakukan usaha.
3. Untuk mengetahui tentang tahap-tahap melakukan usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhadjir Effendy, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi Luring ResmiBadan
Pengembangan Bahasa dan Perukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2016.
2
Weinata Sairin, Identitas dan Ciri Khas Pendidikan di Indonesia antara Konseptual dan
Operasional, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), Hal. 35.
berkecukupan kita bisa memberikan sebagian dari hasil usaha kita guna
menolong orang lain yang memerlukan.
Pendirian suatu usaha akan memberikan berbagai manfaat atau
keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Disamping itu, keuntungan dan
manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran
suatu usaha. Misalnya bagi masyrakat luas, baik yang terlibat langsung
dalam usaha tersebut maupun yang tinggal disekitar usaha, termasuk bagi
pemerintah.
Kewirausahaan merupakan suatu ilmu yng mengkaji tentang
pengembangan dan pembangunan semangat kreatifitas serta berani
menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan
hasil karya tersebut. Keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik
seorang wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap jika usaha
yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini
harus dilihat sebagai bentuk proses menuju kewirausahaan sejati.
Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough
“Wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan
sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya” 3. Peter Drucker
berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka mencari peluang.4
Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika
ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan
Asfahani (1995) yang menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah
semangat, pelaku dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu
berusahan mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik, serta
menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil
3
Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, “Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis
Kecil”,Erlangga, Jakarta, (terjemahan) 2005, h. 4
4
Buchari Alma, “Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum”, Alfabeta, Bandung, 2008, h. 24.
risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen. Sedangkan
menurut Alma (2007) menyatakan bahwa: Wirausahawan adalah seorang
inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat
peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk
menaklukkan cara berpikiran malas dan lamban. Seorang wirausahawan
mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang
merupakan gabungan dari lima hal, yakni: a. pengenalan barang; b. metode
produksi baru; c. sumber bahan mentah baru; d. pasar-pasar baru; e.
organisasi industri baru.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu
aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl
dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha
yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi
ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut:
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis.
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan.
d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha dan perkembangan usaha.
e. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan baru kepada konsumen.
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri atas hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan
insentif, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan. Dalam
kemampuan afektif (affective ability) mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi,
perasaan, dan emosi yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang
ada maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif (cognitive
ability) merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan
(entrepreneurial). Dengan demikian, kemampuan berwirausaha
(entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam
mengombinasikan kreativitas, keinovasian, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.5
a. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi,
adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan
pengalaman.
6
Basrowi, “Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi”, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, h. 16.
b. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan
hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang
tinggi terhadap bisnis.
c. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan
mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana
kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan
d. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang
kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap,
adanya struktur dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk
yang menjadi unggulan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang
mempunyai naluri untuk melihat-lihat peluang, mempunyai semangat,
kemampuan dan pikira untuk menaklukkan cara berpikiran malas dan
lamban.Menjadi seorang wirausawan memiliki kelebihan seperti: waktu
untuk keluarga lebih banyak, membuka kesempatan kerja, memiliki
pendapatan sendiri relasi semakin luas, wawasan bertambah, dan hobi
tersalurkan.
Menjadi seorang wirausawan akan memliki beberapa tantangan
seperti: pendapatan tidak pasti, bekerja keras dan jam kerja yang panjang,
tanggung jawab dan resiko yang dihadapi sangatlah besar, beban pikiran
yang berat.
Proses kewirausahaan adalah : proses inovasi, proses pemicu, proses
pelaksanaan,proses pertumbuhan.
Secara umum tahap-tahap dalam melakukan usaha adalah sebagai
berikut:
a. Tahap memulai
b. Tahap melaksanakan usaha
c. Tahap mempertahankan usaha
d. Tahap mengembangkan usaha
Proses entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya
tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan
untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak
inovatif sehingga tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan
pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh
sebab itu entrepreneur adalah seorang yang berani menghadapi risiko dan
menyukai tantangan.
B. Saran
Pemakalah berharap kepada pembaca untuk memahami isi dari
makalah mengenai Konsep Kewirausahaan. Karena materi ini tidak bisa
dianggap mudah karena di dalamnya memuat penjelasan mengenai
pengertian Wirausaha, proses melakukan usaha serta tahap-tahap
melakukan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Musyadar, S.E., M.M. Dr.Ir. Iwang Gumilar, M.Si.”Konsep dan Proses
Kewirausahaan” Modul Kewirausahaan.
Basrowi, 2011.“Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi”, Ghalia Indonesia,
Bogor.
Buchari Alma, 2008. “Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum”, Alfabeta,
Bandung.
Muhadjir Effendy, 2016. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima”,
Aplikasi Luring Resmi Badan Pengembangan Bahasa dan Perukuan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, 2005. “Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil”,Erlangga, Jakarta, (terjemahan).
Weinata Sairin, 2006. “Identitas dan Ciri Khas Pendidikan di Indonesia antara
Konseptual dan Operasional”. Jakarta: Gunung Mulia.