Anda di halaman 1dari 11

Nama : Suci Rahmayani

NIM : 20129213

Seksi : 202021280333 (20 BKT 10)

Mata Kuliah : Pengantar Kewrirausahaan

Program Studi : PGSD

Dosen Pengampu : Dr. Yeni Karneli M.Pd, Kons

Isu – Isu dan Motivasi Kewirausahaan

ABSTRAK

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian,dan


pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang wirausahawan adalah seseorang yang terlibat dalam
kewirausahaan.Perbedaan seorang wirausahawan dengan yang lain adalah kemampuannya mengambil
faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal, dan menggunakannya untuk memproduksi
barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh
eksekutif bisnis lainnya.Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah
milik oranglain dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha mempertaruhkan
sumberdayanya sendiri dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau bahkan kegagalan dariusaha
yang dijalaninya. Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.Sementara
menurut Paul H. wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus,muncul untuk mengawali
perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncullagi untuk mengawali perubahan
yang lain.Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan dengan para pekerja
adalahwirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan bisnis (business cretion)sementara para
pekerjaberpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini sangat bersemangat bila diajak
berbicaratentang penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.

Menurut Inpres No. 4 tahun 1995 tentang gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan
kewirausahawaan bahwa: Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan

1
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

ABSTRACK

Entrepreneurship (entrepreneurship) is planning, organizing, operating, and taking risks from a business
venture. An entrepreneur is someone who is involved in entrepreneurship. The difference between an
entrepreneur and another is his ability to take production factors such as land, labor and capital and use
them to produce new goods or services. Entrepreneurs are aware of opportunities that other business
executives don't see or care about. Entrepreneurs are different from managers. A manager can run other
people's businesses and cultivate other people's resources. But an entrepreneur is risking his own
resources and taking personal risks for the success or even failure of the business he is doing. Managers
also take care of the coordination of the production process that is already running. Meanwhile, according
to Paul H. Wilken, entrepreneurship is a "discontinuous phenomenon, appearing to initiate changes in the
production process and then disappearing until it appears again to initiate other changes. One of the
striking differences between the entrepreneurs with workers are entrepreneurs always thinking of creating
a business (business cretion) while workers think of looking for work. These entrepreneurs are very
excited to talk about creating new businesses and business ideas.

According to Inpres No. 4 of 1995 concerning the national movement to popularize and cultivate
entrepreneurship that: Entrepreneurship is the spirit, attitude, behavior and ability of a person in handling
a business or activity that leads to efforts to find, create, implement new ways of working, technology and
products by increasing efficiency in order to provide better service and / or get a bigger profit.

PENDAHULUAN

Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough “ Wirausahawan adalah orang yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan
untuk mendirikanya “. Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.
Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun
melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al,
2014). Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam mendorong praktikpraktik
kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai penemuanpenemuan produk dan jasa baru
bagi konsumen. Hal ini tentunya membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka
panjang akan mampu menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor. Di negara yang sedang

2
berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil.
Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain:
40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari perkerjaan baru dihasilkan
oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur,
dan hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian,
terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen yang buruk
adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil (Daryanto 2013,p.2).

Sangat disayangkan masyarakat indonesia banyak yang mengatakan bahwa kewirausahaan identik dengan
bakat, sesuatu yang sudah menjadi bakat mereka sejak lahir. Seperti yang diungkapkan oleh Sri Efendi
Swasono bahwa banyak pihak yang kurang yakin kewirausahaan dapat diajarkan melalui upaya-upaya
pendidikan. Mereka yang berpendapat semacam ini bertitik tolak dari suatu keyakinan bahwa
kewirausahaan adalah suatu properti budaya dan sikap mental, oleh karena itu bersifat attitudinal dan
behavioral. Walaupun demikian, semua itu tidak ada gunanya bila tidak ada motivasi yang mendorong
keinginan masyarakat lain untuk berwirausaha. Karena belum tentu semua masyarakat Indonesia adalah
wirausahawan dan belum tentu semua masyarakat Indonesia memiliki kultur yang kuat dalam membentuk
budaya wirausaha. Motivasi berwirausaha itu sendiri bisa diberikan dengan pelatihan maupun pendidikan.
Di perguruan tinggi sendiri sangat perlu untuk mengembangkan budaya kewirausahaan untuk 5
mendorong terciptanya entrepreneurship muda yang baru dengan menerapkan ilmu-ilmu wirausaha yang
mereka dapatkan. Beberapa faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu
kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat dan kerja keras, kesempatan dan peluang.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah mengkaji kepustakaan mengenai kewirausahaan yang
dilakukan secara online, sumber-sumber dari pengakajian ini berasal dari kutipan-kutipan dalam
makalah , jurnal, blog, maupun buku pembelajaran online.

Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan, peneliti melakukan penelaahan dengan membaca
judul dan abstrak untuk mengetahui apakah artikel yang dibaca sudah memenuhi kriteria untuk dikaji.
Kriteria yang digunakan yaitu : 1) artikel penelitian membahas tentang isu-isu kewirausahaan, 2) artikel
berisi laporan hasil penelitian. Diperolah 5 artikel yang relevan untuk dikaji.

Peneliti melakukan identifikasi, evaluasi, dan interpretasi terhadap semua hasil penelitian yang relevan
terkait isu-isu dan motivasi kewirausahaan.

3
Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis pada 5 artikel yang relevan untuk dikaji dan membuat rangkuman hasil
penelitian , dari hasil tersebut peneliti membuat kesimpulan mengenai isu-isu dan motivasi
kewirausahaan.

Hasil :

1. Tujuan dan Manfaat Perkuliahan


1. Membentuk karakter dan mengembangkan diri
Salah satu karakter yang terbentuk selama menjalani kuliah adalah kemandirian. Seseorang yang
sedang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sudah harus melatih kepribadian menjadi
mandiri dan dewasa. Tidak seperti murid sekolah yang diajarkan oleh guru secara mendetail,
mahasiswa biasanya harus mendalami materi kuliah sendiri.
2. Membuka wawasan dan memperluas pengetahuan
Manfaat dan tujuan kuliahselanjutnya adalah memperluas pengetahuan dan membuka wawasan.
Kemampuan intelektual akan diasah selama mahasiswa menjalani masa perkuliahan. Ada
bermacam-macam materi kuliah yang dapat menambah ilmu Anda. Terlebih, semua itu tidak
diperoleh hanya di dalam kelas, tetapi juga kegiatan di luar jam kuliah.
3. Mendapatkan peluang kerja yang lebih tinggi
Zaman dahulu sudah berubah dan sangat berbeda dengan zaman sekarang. Gelar sarjana awalnya
sangat mewah dalam pandangan masyarakat. Jumlah lulusan bergelar sarjana saat ini sudah
meningkat pesat. Hal ini membuat banyak perusahaan yang mensyaratkan ijazah pendidikan
perguruan tinggi kepada pelamar kerja.
4. Memperoleh kesempatan untuk menghasilkan pendapatan lebih besar
Sesuai dengan poin ketiga, prospek karier bagi lulusan perguruan tinggi memang sangat luas. Hal
ini memengaruhi penghasilan yang akan didapatkan. Ilmu akademik maupun keahlian merupakan
sesuatu yang tidak mudah diperoleh begitu saja. Pendidikan bertahun-tahun di perguruan tinggi
mengasah kemampuan Anda dalam menjalani pekerjaan.
5. Meningkatkan keterampilan yang bermanfaat
Tidak hanya bertujuan untuk memperluas ilmu pengetahuan, kuliah juga bisa meningkatkan
keterampilan. Misalnya, kemampuan berbicara di depan publik, bernegosiasi, berdebat sehat,
manajemen, menyelesaikan masalah, dan interpersonal. Keterampilan yang diasah bermanfaat
untuk meningkatkan daya saing, memperluas kesempatan kerja, dan membuat Anda lebih percaya
diri.
6. Memperoleh relasi sebanyak-banyaknya
Kuliah di mana pun akan membuat Anda menjalin hubungan dengan lebih banyak orang.
Mahasiswa juga akan dipertemukan dengan teman-teman yang berasal dari beragam ras, suku,
budaya, bahasa, dan agama. Kampus menjadi tempat yang sangat strategis untuk mengenal satu

4
sama lain dan membangun relasi. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
ini. Misalnya, mengikuti kegiatan atau organisasi kampus, menjaga etika, serta bersikap ramah.
7. Memberikan manfaat pada anak-anak maupun keluarga
Tujuan kuliah tentu saja bukan berfokus kepada diri sendiri saja, tetapi juga kepada orang lain.
Belum lagi, berbagi ilmu yang positif sangatlah bermanfaat dan membuat kehidupan jadi lebih
baik. Ini berlaku juga bagi Anda yang membangun rumah tangga dan memiliki anak.
8. Meningkatkan status sosial
Tujuan yang terakhir tak boleh sampai ketinggalan. Status sosial seseorang akan naik secara
otomatis hanya dengan menyebutkan gelar pendidikan. Bagi kebanyakan orang, gelar sarjana,
magister, ataupun doktor adalah sebuah kebanggan tersendiri. Walaupun demikian, tetaplah
bersikap rendah hati.
2. Isu-Isu Terkait Kewirausahaan
 Sumber Inovasi
Menurut David Hunger and Thomas (2003: 509), terdapat tujuh sumber peluang inovasi dalam
memulai bisnis kewirausahaan:
1. Hal yang tidak diharapkan
2. Sesuatu yang bertentangan
3. Inovasi berdasarkan kebutuhan proses
4. Perubahan dalam industry atau struktur pasar
5. Demografis
6. Perubahan persepsi, suasana hati, dan arti hidup
7. Pengetahuan baru
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan baru
Menurut C.W. Hofer dan W.R. Sandberg dalam Wheelen dan Hunger (2002), ada tiga faktor
yang berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil terutama untuk usaha baru. Sesuai dengan tingkat
pengaruhnya, faktor-faktor tersebut adalah :
1. Struktur industri
Karakteristik produk industri mempunyai pengaruh langsung terhadap suksesnya perusahaan
baru. Pertama, perusahaan baru akan lebih sukses ketika memasuki industri dengan yang
heterogen daripada yang homogen. Pada industri yang produknya heterogen, perusahaan baru
dapat mendiferensiasi produknya dari produk pesaing dengan produk yang unik dengan
memfokuskan pada segmen pasar yang mempunyai kebutuhan unik. Kedua, menurut data hasil
studi, perusahaan baru akan lebih sukses jika produknya merupakan produk yang relatif tidak
penting terhadap kebutuhan total pembelian konsumen daripada jika produk tersebut penting.
Konsumen akan lebih mempunyai kesempatan untuk mencoba produk baru jika produk tersebut
lebih murah dan kegagalan karena mengkonsumsi produk tersebut tidak beresiko.
2. Strategi Bisnis
Kunci sukses bagi kebanyakan perusahaan baru adalah : (a). mendiferensiasi produk dari produk
pesaing dalam hal kualitas dan layanan, dan (b). memfokuskan produk pada kebutuhan konsumen
dalam segmen pasar yang dimasukki untuk mendapatkan ceruk pasar (strategi kompetitif
diferensiasi dari Porter).
3. Karakteristik Wirausaha
Ada empat faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kesuksesan
perusahaan baru, yaitu :

5
1. Wirausaha sukses lebih baik dibanding orang lain dalam mengidentifikasi kesempatan bisnis
potensial. Mereka memfokuskan pada aspek kesempatan, bukan pada masalah, dan mencoba
belajar dari kegagalan. Wirausahawan berorientasi pada tujuan dan mempunyai pengaruh budaya
yang kuat pada organisasinya.
2. Wirausaha sukses biasanya memiliki sense of urgency yang membuat mereka beroreintasi pada
tindakan. Mereka mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi dan hal itu memotivasi
mereka untuk mengembangkan ide ke dalam tindakan.
3. Wirausahawan sukses mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang diperlukan
untuk sukses dalam industry dan stamina fisik yang diperlukan untuk pekerjaannya.
4. Wirausahawan sukses mencari bantuan dari pihak luar untuk melengkapi keahlian, pengetahuan
dan kemampuannya.
 Beberapa petunjuk untuk kesuksesan perusahaan baru
Menurut David Hunger and Thomas (2003: 509), beberapa tip untuk keberhasilan perusahaan
kecil :
1. Fokus pada industri yang pertumbuhannya cepat, khususnya industri yang dikuasai pesaing yang
sudah mapan
2. Mencari industri dimana perusahaan yang lebih kecil memiliki posisi persaingan yang lemah
3. Mencari industri dimana ada peluang untuk menciptakan halangan masuk yang tinggi untuk
pesaing potensial
4. Mencari industri dengan heterogenitas produk tinggi, dan produk tersebut relatif tidak penting
bagi kesumsesan konsumen
5. Memprioritaskan Strategi differensiasi dan inovasi, dengan memperhatikan aspek harga yang
memadai
6. Menekankan pada aspek inovasi, khususnya inovasi produk, yang menyatu secara integral pada
kemampuan organisasi
7. Mengupayakan pertumbuhan yang alamiah dan organic melalui fleksibilitas dan kesempatan.

3. Contoh-contoh wirausahawan yang berhasil :


1. Bob Sadino
Nama Bob Sadino layak ada di urutan pertama dan utama. Bob Sadino atau yang memiliki nama
lengkap Bambang Mustari Sadino menjadi pengusaha kawakan yang sering menjadi inspirasi
pengusaha muda Indonesia. Pria kelahiran 9 Maret 1939 ini pernah menjadi pegawai selama
sembilan tahun. Kemudian ketika dirinya mendapatkan warisan dari orang tuanya, ia
menghabiskan semua hartanya.
Kemudian dengan modal satu buah mobil Mercedes, Ia mendirikan bisnis persewaaan mobil yang
ia setiri sendiri juga. Bisnis ini jatuh karena kecelakaan. Kemudian Ia menjadi buruh kasar
dengan upah harian. Siapa sangka pekerjaan kuli ini memberi inspirasi bisnis yang cerdas.
Ia melihat peluang bisnis ayam dan telur sangat menajanjikan. Ia berjualan telur dari rumah ke
rumah. Usaha ini berkembang kemudian Bob Sadino mulai menjual daging dan produk pertanian.
Dari permulaan inilah akhirnya Bob Sadino bisa mendirikan supermarket besar bernama Kem-
Chicks.
2. Reza Nurhilman
Reza Nurhilman adalah pria kelahiran Bandung yang namanya melejit ke penjuru Indonesia
berkat usaha keripik setan “Maicih”. Keripik singkong yang notabene adalah makanan khas

6
Indonesia dimodifikasi menjadi keripik super pedas. Dan tentu saja makanan ini banyak disukai
karena penduduk Indonesia yang tertarik dengan menu makanan pedas.
Dengan bermodal 15 juta, Reza berhasil mengembangkan bisnis sederhana ini menjadi bisnis
besar. Saat itu ia bergantung pada Twitter untuk menjangkau pembeli lewat agen yang disebut
“Jenderal”. Saat itu bisnis keripik Maicih meledak, terbukti dengan penghasilan di tahun
pertamanya saja mencapai Rp 7 Miliar per bulan. Wow, bukan angka kecil tentunya.
3. Gibran Rakabuming
Kisah wirausahawan sukses berikutnya datang dari lulusan Singapura. Restoran Chili Pari
awalnya tidak terlalu dikenal, tapi sekarang semua orang Indonesia mengenal Gibran
Rakabuming. Ya, pendiri usaha kuliner dan bisnis katering ini memang putra dari Presiden Joko
Widodo. Tapi masalahnya yang membuat bisnis ini semakin terkenal bukan karena jabatan sang
bapak.
Gibran memutuskan untuk membangun bisnis sendiri setelah selesai kuliah dari Singapura. Ia
bisa memulai usahanya setelah mengajukan pinjaman model ke Bank. Walaupun awalnya sering
ditolak tapi akhirnya pinjaman tersebut berhasil didapatkan.
Sekarang Chili Pari semakin terkenal dan Gibran meluaskan bisnisnya ke makanan lain seperti
Martabak Spektakuler dan masih banyak lagi. Sekalipun ia adalah anak orang nomor satu di
Indonesia, bukan berarti ia santai-santai menikmati hidup. Justru sebaliknya, mengejar mimpinya
dengan berdiri di atas kakinya sendiri.
4. Nicholas Kurniawan
Nicholas Kurniawan menjadi salah satu pengusaha yang masih sangat muda. Mengawali bisnis
ikan hias ketika usianya belum genap 20 tahun dan bisnis itu berskala ekspor. Siapa sangka geliat
usaha anak muda ini diawali dari kisah pedih, ketika orangtuanya terlilit hutang yang cukup
besar.
Bisnis ikan hias bukan bisnis pertamanya, sebab sebelumnya ia sudah jatuh bangun dengan bisnis
makanan, asuransi, MLM, mainan dan masih banyak lagi. Kaskus menjadi salah satu jalan bisnis
Nicholas untuk menjual ikan hias. Dan sekarang bisnis ini menjadi besar, bahkan omzetnya saja
sudah mencapai 100 juta rupiah per bulan.
5. Achmad Zaky
Achmad Zaky adalah pemilik bisnis Bukalapak yang sangat terkenal. Pria kelahiran kota Sragen,
24 Agustus 1986 ini adalah lulusan fakultas Tehnik Informatika, ITB, tahun 2004. Bukalapak
yang sekarang memiliki nilai besar ternyata dimulai dari usaha jasa konsultan teknologi yang
bernama Suitmedia.
Bukalapak menjadi salah satu media yang mempertemukan pedagang UMKM mendapatkan
pelanggan yang cukup besar. Saat ini Bukalapak terus dikembangkan dan menjadi andalan para
pedagang dan pembeli. Bahkan berkembangnya Bukalapak telah mengundang investor dari
dalam dan luar.

4. Motivasi kewirausahaan

Peran motivasi dalam berwirausaha sangatlah penting, terutama motivasi untuk berhasil. Motivasi
menurut Robbins (2001:166) adalah “Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa

7
kebutuhan individual”. Motivasi mempunyai beberapa motif yang akan menjadi pendorong untuk
tercapainya suatu tujuan atau keberhasilan. Apalagi yang berkaitan dengan motivasi
berwirausaha, diperlukan dorongan yang besar dalam berwirausaha, mau belajar dari keberhasilan
orang lain, dan tidak mengenal kata menyerah untuk menuju suatu keberhasilan karena
keberhasilan dalam berwirausaha tidak dengan seketika akan mudah diperoleh namun sangatlah
diperlukan perjuangan yang keras untuk sukses.

Menurut Wikanso (2013), motivasi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi atau mendorong
seseorang yang merupakan energi pada diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi dapat pula dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat
dirangsang dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Masih menurut Wikanso (2013), dalam konteks entrepreneur, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seorang entrepreneur yang menimbulkan
kegiatan entrepreneur yang menjamin kelangsungan dari kegiatan entrepreneur dan yang
memberi arah pada kegiatan entrepreneur tersebut sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai. Motivasi berwirausaha adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk memulai
mengaktualisasi potensi diri dalam berfikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk baru
dan bernilai tambah guna kepentingan bersama. Wirausaha akan muncul ketika seseorang berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Membuat seseorang menjadi berani
mengembangkan usaha dan idenya melalui motivasi berwirausaha yang kuat. Dua hal tersebut
harus saling berhubungan agar tercipta wirausaha yang kuat dan tangguh serta berkualitas (Astiti,
2014).

Jenis dan Sumber Motivasi

Menurut Siregar dan Nara (2011), motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu
tanpa adanya rangsangan dari luar.

2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya
pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong
motivasional.

8
Faktor yang Mendorong Timbulnya Motivasi Berwirausaha

Motivasi merupakan salah satu faktor keberhasilan wirausaha dalam menyelesaikan tugasnya.
Semakin besar motivasi maka semakin besar kesuksesan yang dicapai. Faktor-faktor pendorong
disebut juga faktor penyebab kepuasan. Adanya kepuasan akan menambah semangat untuk
melaksanakan aktivitas (Herzberg dalam Rusdiana, 2014).

Menurut Uno (2008), tiga faktor yang menentukan motivasi dalam berwirausaha yaitu:

1. Keinginan dan minat memasuki dunia usaha.

2. Harapan dan cita-cita menjadi wirausaha.

3. Dorongan lingkungan.

KESIMPULAN

Untuk menjadi seorang wirausahawan yang handal, suatu capaian prestasi dalam proses pembelajaran
sangatlah penting bagi mahasiswa karena hal itu juga merupakan suatu cerminan dari usaha mahasiswa
untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Usaha belajar yang sungguhsungguh dan kemandirian
belajar yang baik akan memberikan hasil belajar yang memuaskan, maka dari dua komponen tersebut
dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk memotivasi diri menjadi seorang wirausahawan.

Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui
sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang
memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku
kewirausahaan atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, I Gusti Ngurah (ed). 1997. Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan. Denpasar: Kajian
Budaia UNUD.

Calhoun CC and Finch AV. 1982. Vocational Education: Consept and Operation. Bellmont California:
Wadworth Publish Cp.

Puja Astawa, IBG. 2005. Pariwisata Terpadu. Denpasar: UNUD.

Tilaar, H.A.R. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas.

Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta: Grafindo Press.

Palesangi, Muliadi, 2012, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial”, Prosiding Seminar Nasional
Competitive Advantage,Universitas Pesantren Tinggi Darul „Ulum

Santosa, Setyanto P., 2007, “Peran Social Entrepreneurshipdalam Pembangunan”, Makalah


dipresentasikan di acara Seminar “Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia
Yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif”, Universitas Brawijaya.

Winarto, 2008, “Membangun Kewirausahaan Sosial: “Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem


secara Kreatif”, Makalah dipresentasikan di acara Seminar Kewirausahaan Sosial,
Mencipta Sistim Secara Kreatif, Universitas Gadjah Mada.

Utomo, Hardi, 2014, “Menumbuhkan Minat Kewairausahaan Sosial”, Jurnal Ilmiah Among Makarti.

Widiastusy, Ratna dan Meily Margaretha, 2011, “Socio Entrepreneurship: Tinjauan


Teori dan Perannya Bagi Masyarakat”, Jurnal Manajemen Universitas Kristen Maranatha.

http://eprints.ums.ac.id/22849/2/03._Bab_I.pdf

10
hhttps://ratusanmakalah.wordpress.com/2012/10/17/makalah-motivasi-menjadi-
usahttp://nayarachma.blogspot.com/2017/05/makalah-motivasi-
berwirausaha_5.htmlha/ttps://www.academia.edu/13433774/Kewirausahaan_dan_Motivasi

http://www.ashoka.or.id

http://www.aksi-indonesia.org/

http://indonesiasetara.org

11

Anda mungkin juga menyukai