Anda di halaman 1dari 2

NAMA : INTAN AZURA

NIM : 22045057
MATKUL : BAHASA INDONESIA
DOSEN : Aditya Rachman, S.S., M.A
SEKSI : 202221280162

1. a.Bahasa Melayu dapat diterima dengan mudah oleh bangsa yang beragam bahasa daerah di
Indonesia karena bahasa Melayu memiliki beberapa karakteristik yang memudahkan
penerimaannya sebagai bahasa persatuan. Pertama, bahasa Melayu merupakan bahasa yang
banyak digunakan sebagai bahasa perdagangan dan interaksi sosial di kepulauan Nusantara
sejak masa lalu. Kedua, bahasa Melayu memiliki struktur gramatikal yang sederhana dan tidak
terlalu kompleks, sehingga mudah dipelajari oleh orang yang berbeda latar belakang bahasa.
Ketiga, bahasa Melayu telah banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lain yang ada di
Nusantara, sehingga memiliki banyak kata serapan dari bahasa-bahasa tersebut. Keempat,
bahasa Melayu juga memiliki banyak variasi dan dialek yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing wilayah di Indonesia. Kelima, penggunaan bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan sudah dilakukan sejak masa penjajahan Belanda, sehingga sudah menjadi
tradisi yang berlangsung lama. Keenam, penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan
mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia, termasuk para pemuda yang
tergabung dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928.

b. Enam ciri-ciri kalimat efektif beserta pengertiannya adalah sebagai berikut:


1. Jelas: Kalimat efektif harus mudah dipahami dan tidak ambigu. Penggunaan kata-kata
yang tepat dan struktur kalimat yang jelas akan membantu memastikan pesan yang
ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah.
2. Padat: Kalimat efektif harus singkat dan tidak berlebihan. Hindari penggunaan kata-
kata yang tidak perlu atau berulang-ulang yang dapat mengurangi daya tarik kalimat.
3. Teratur: Kalimat efektif harus memiliki struktur yang teratur. Hindari menggabungkan
beberapa ide yang berbeda dalam satu kalimat atau membuat kalimat yang terlalu
panjang yang sulit dipahami.
4. Berfokus pada subjek: Kalimat efektif harus fokus pada subjek utama. Hindari
mengalihkan perhatian dari subjek utama dengan penggunaan kata-kata yang tidak
perlu.
5. Variatif: Kalimat efektif harus bervariasi. Hindari penggunaan kata-kata atau frasa yang
sama secara berulang-ulang, karena hal ini dapat membuat kalimat terasa monoton.
6. Menarik: Kalimat efektif harus menarik dan memikat perhatian pembaca. Penggunaan
bahasa yang kreatif dan mengandung emosi dapat membantu meningkatkan daya tarik
kalimat.

2. Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis adalah dua bentuk bahasa yang berbeda dalam cara
penggunaannya. Berikut adalah perbedaan antara ragam bahasa lisan dan tulis:
1. Bentuk: Ragam bahasa lisan adalah bentuk bahasa yang disampaikan secara lisan,
sedangkan ragam bahasa tulis adalah bentuk bahasa yang ditulis.
2. Media: Ragam bahasa lisan digunakan secara lisan melalui percakapan, pidato, atau
presentasi, sedangkan ragam bahasa tulis digunakan melalui media tertulis seperti surat,
email, atau dokumen.
3. Struktur: Ragam bahasa lisan cenderung lebih informal dan tidak terstruktur seperti
percakapan sehari-hari, sehingga lebih fleksibel dalam penggunaannya. Sedangkan
ragam bahasa tulis cenderung lebih formal dan struktural dalam penggunaannya,
mengikuti aturan tata bahasa dan ejaan yang lebih ketat.
4. Kosakata: Ragam bahasa lisan sering menggunakan kosakata yang lebih sederhana dan
tidak formal, sehingga mudah dipahami oleh pendengarnya. Sedangkan ragam bahasa
tulis menggunakan kosakata yang lebih kaya dan formal, yang biasanya dipilih dengan
hati-hati agar tepat dan sesuai dengan konteksnya.
5. Waktu: Ragam bahasa lisan bersifat sementara dan dapat berubah-ubah sesuai dengan
situasi dan kondisi, sedangkan ragam bahasa tulis bersifat permanen dan dapat
digunakan sebagai referensi atau dokumen yang bisa diakses kembali.
6. Penggunaan tanda baca: Ragam bahasa tulis menggunakan tanda baca seperti titik,
koma, dan tanda baca lainnya untuk menunjukkan keterkaitan antara kata-kata dan
struktur kalimat. Sedangkan ragam bahasa lisan cenderung tidak menggunakan tanda
baca secara konsisten dan lebih mengandalkan intonasi dan ekspresi wajah untuk
menunjukkan makna dari percakapan.

3. a. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton datang ke Indonesia minggu lalu.


b. Semua orang akan berhasil dalam hidup apabila bekerja keras.
c. Politik divide et impera pernah ada di Indonesia.
d. Sumatera Barat kini telah memiliki bandara yang bertaraf internasional.
e. Penduduk di desa Wonogiri masih ada yang buta huruf.

4. a. Mahasiswa perlu diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.


b. Shinta lebih senang memelihara binatang ular daripada merawat bunga anggrek.
c. Seorang pengusaha harus cerdas, gigih bekerja, dan sabar.
d. Pihak pemerintah tidak menyetujui pembangunan kembali los pasar itu karena sering terjadi
kebakaran.
e. Para petani telah menerima pupuk bersubsidi dari pemerintah.

5. Dalam era digital yang semakin maju ini, kemampuan literasi digital menjadi semakin penting.
Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan
kritis. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menggunakan teknologi digital untuk
berkomunikasi, mencari informasi, dan bahkan membeli barang secara online. Kemampuan
literasi digital yang baik akan membantu kita dalam memilih informasi yang akurat,
menghindari penipuan online, serta melindungi privasi dan keamanan data pribadi kita. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kemampuan literasi digital kita agar
dapat memanfaatkan teknologi digital secara bijaksana dan aman.

Anda mungkin juga menyukai