Dosen Pengampu:
Whyosi Septrizol S.E,MM.
Oleh:
Iswara Sampia(22129106)
Jafilka Mardiani(22018036)
Julia Dwi Yora(22018037)
Jamila Hidayat(22022086)
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan Prinsip Wirausaha Sosial serta
Wirausaha Sosial Sebagai Tanggung Jawab dalam membangun Ekonomi Masyarakat”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terlesaikan.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang disusun. Oleh
karena itu kami mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari pembaca senantiasa
ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas makalah ke depannya.
Akhir kata,penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umunya.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I:PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II:PEMBAHASAN
A.Konsep dan Prinsip Wirausaha Sosial
1. Pengertian wirausaha sosial
2. Elemen kewirausahaan sosial
3. Karakteristik kewirausahaan sosial
B.Wirausaha Sosial Antara Perspektif Bisnis dan Perspektif
Sosial
C.Wirausaha Sosial dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat
1. Wirausaha sosial mengubah wajah sector sosial
2. Wirausaha sosial dan ekonomi masyarakat
D.Tiga Kunci Akselerasi Kewirausahaan Sosial
BAB III;PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,unternehmer dalam
bahasa Jerman,ondernemen dalam bahasa Belanda.Sedangkan di Indonesia diberi nama
kewiraushaan.Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yang berarti
petualang,pengambilrisiko,kontraktor,pengusaha(orang yang mengusahakan suatu pekerjaan
tertentu),dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.Enterpreneurship adalah suatu kemampuan
untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih
optimal(baik)sehingga bisa meningkatkan taraf hidup dimasa mendatang.Indonesia entrepreneurial
skill untuk busa menekan sekecil mugkin tingkat kemiskianan yang tinggi.Mengandalkan investor
asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup,menghimbau kepada perusahaan untuk tidak
mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan.Salah satu cara atau jalan terbaiknya
adalah mengandalkan sector pendidikan untuk mengubah pola pikir lulusannya dari berorientasi
mencari kerja menjasi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep wirausaha sosial?
2. Bagaimana prinsip wirausaha sosial?
3. Bagaimanakah wirausaha sosial sebagai tanggung jawab dalam membangun ekonomi
masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep wirausaha sosial
2. Mengetahui prinsip wirausaha sosial
3. Mengetahui bagaimana wirausaha sosial sebagai tanggung jawab dalam membangun
ekonomi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep kewirausahaan sosial berkembang dengan spektrum yang cukup luas dari berbagai tokoh,
diantaranya Profesor Klaus Scwab (Komisaris World Economic Forum) yang mendirikan Scwab
Foundation for Social Entrepreneurship di tahun 1998 dan Muhammad Yunus yang mengembangkan
Grameen Bank di tahun 1974.
Selama 1 dekade terakhir, kewirausahaan sosial tumbuh pesat karena didorong oleh gerakan dari orang -
orang yang inovatif, pragmatis, visioner, dan memiliki jaringan yang kuat (Nicholls, 2006).
Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan
wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta
signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat. Kajian mengenai kewirausahaan sosial melibatkan
berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan. Lintas ilmu pengetahuan
yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial merupakan hal penting untuk menjelaskan serta membuat
pemikiran-pemikiran baru.
Dari berbagai definisi di atas dapat dirangkum bahwa definisi kewirausahaan sosial ini sangat beragam,
tapi kebanyakan diarahkan oleh praktik, bukan teori. Ada pula yang mendefinisikan wirausaha sosial
sebagai wirausaha dengan misi sosial (Dees 2001; Martin & Osberg, 2007) dan mempertimbangkan
wirausaha sosial sebagai aktivitas wirausaha dengan menanamkan tujuan sosial (Austin et al., 2006).
Secara sederhana, dapat kita lihat bahwa berbagai definisi wirausaha sosial diatas menekankan pada
karakter dan visi. Secara sederhana, kita dapat menarik satu benang merah bahwa wirausaha sosial adalah
orang - orang yang berusaha menyelesaikan masalah sosial dengan pendekatan kewirausahaan.
2) Boost
Kita butuh energi dan sumber daya untuk mampu terus mendorong wirausaha sosial bergerak ke
depan. Apa yang membuat kita terus mendorong atau terdorong, jawabannya adalah empati. Kita harus
mampu secara emosional merasakan tujuan dari wirausaha sosial kita. Faktor inilah yang menjadi nilai
lebih dan kekuatan dari seorang wirausaha sosial dibandingkan wirausaha konvensional. Sebagai contoh,
di Indonesia Medika, hari demi hari, staf-staf kami melihat, mendengar, dan merasakan bagaimana
pasien-pasien yang dalam sakitnya mereka berjuang dalam keterbatasan. Hal itu menjadi afirmasi yang
kuat bagi kami untuk bekerja lebih keras, berkorban lebih banyak, dan berkontribusi lebih besar. Ambisi,
empati, dan kedisiplinan yang kita bangun akan menjadi bahan bakar yang mempercepat pengembangan
wirausaha sosial kita.
Dalam bisnis, kecepatan untuk mengembangkan produk, layanan, dan bisnis adalah indikator
bisnis yang penting. Ada beberapa strategi untuk mempercepat pengembangan produk, layanan, dan atau
wirausaha sosial kita, antara lain :
Dapatkan ide yang tepat (Right)
Perusahaan harus terus melakukan hal - hal yang baru dan berbeda untuk mempercepat
pencapaian target, visi, dan misi perusahaan. Itu semua dimulai dari ide - ide baru yang segar dan
menjanjikan. Pemimpin atau manajer pengembangan produk dapat melahirkan ide tersebut berdasarkan
permintaan dari pelanggan, usulan karyawan di semua lini, dankesesuaian ide tersebut dengan visi dan
misi perusahaan. Ini semua penting untuk memastikan perusahaan melahirkan ide - ide yang bukan hanya
terdengar sangat baik, namun juga benar - benar memiliki value yang cukup besar.
Menyeimbangkan rencana dengan sumber daya (balance)
Kebanyakan dari kita menghadapi permasalahan antara sumber daya dengan ide dan rencana
yang diluar kemampuan perusahaan kita. Dengan mambangun keseimbangan antara rencana dengan
kapasitas, kita akan mampu menentukan siapa yang dapat melakukan apa, kapan, dan menuju ke arah
mana. Pada tahap ini hal yang paling penting adalah mengembangkan rencana yang realistis, seimbang,
dan optimal
Memetakan rencana pengembangan proyek (project development)
Inovasi harus memiliki roadmap atau blueprint dengan semua tahapan, target, dan kebutuhan
yang terukur dengan jelas. Jika kita tidak memiliki perhatian pada titik ini, kita seperti terbang dalam
keadaan buta. Blueprint tersebut akan membantu kita membuat prioritas dengan sangat bijak dan jeli.
Sering kali, sumber daya kita sangat terbatas, ide dan rencana kita terlalu besar dan mahal. Di fase ini,
kita harus cerdas memilih hal - hal mana yang harus kita kerjakan terlebih dahulu untuk memilih rute
tercepat dalam bisnis. Perhatian pada hal ini akan membantu kita membuat portofolio atau prototype
dengan benar dan melalui setiap fase dengan efektif, benar, dan cepat. Kita bisa mengoptimalkan
pengembangan protek dengan manajemen prioritas yang baik dan bijak
Memanajemen risiko (risk management)
Sering kali yang menghambat perusahaan untuk lari kencang adalah permasalahan yang mereka
hadapi. Permasalahan atau resiko yang tidak bisa diatasi inilah yang kerap kali menjadiakn perusahaan
mengorbankan rencana jangka panjang untuk sekedar menyelesaikan permasalahan jangka pendek.
Risiko adalah bagian yang melekat pada bisnis apa pun. Semakin inovatif, semakin berisiko. Jika rencana
berjalan dengan baik, risiko dan masalah dapat diidentifikasi lebih awal. Dengan demikian risiko tersebut
dapat dicegah atau diatasi dengan lebih mudah. Selain itu, ketika risiko yang tidak dapat diatasi harus kita
hadapi lebih awal, kita dapat memutuskan memberhentikan project sebelum terlalu banyak dana dan
sumber daya terbuang.
3) Creativity
Steve Jobs mengatakan "Creativity is just connecting things. Creative people are able to
connect experiences they have had and synthesize new things". Dari nasehat beliau kita harus
melihat 2 proses yang harus kita lalui, pertama adalah mengumpulkan pengetahuan dan
pengalaman, kemudian kedua kita meramunya menjadi 1 "secret sauce" yang mampu
menghasilkan kebermanfaatan.
Kreativitas menjadi hal yang sangat penting dalam wirausaha sosial. Tanpa kreativitas kita
akan melakukan apa yang wirausaha lain biasa lakukan dan kita berada dalam kerumunan
yang melelahkan. Kreativitas menjadikan perusahaan kita pergi dari kerumunan untuk
bersaing dengan lebih sedikit orang yang sama-sama punya kreativitas.
Bagaimana cara kreativitas itu mempercepat perkembangan kewirausahaan sosial?
Kreativitas mengarahkan pada percepatan dengan cara :
1) Menciptakan ide-ide baru untuk keunggulan kompetitif.
2) Memikirkan cara-cara baru untuk mengembangkan produk Anda dan meningkatkan bisnis.
3) Memikirkan hal yang tidak terpikirkan.
4) Menemukan pola serupa di bidang yang lain,
5) Mengembangkan ceruk baru melalui kreativitas dan kewirausahaan.
6) Menciptakan ide-ide baru untuk keunggulan kompetitif.
7) Memikirkan cara-cara baru untuk mengembangkan produk Anda dan meningkatkan bisnis.
8) Memikirkan hal yang tidak terpikirkan.
9) Menemukan pola serupa di bidang yang lain,
10) Mengembangkan ceruk baru melalui kreativitas dan kewirausahaan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Konsep dan prinsip wirausaha sosial
Kewirausahaan sosial adalah disipilin ilmu yang menggabungkan antara kecerdasan
berbisnis, inovasi, dan tekad untuk maju ke depan.
Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis
baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan
keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan
dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang
menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang
lama untuk dapat terlihat hasilnya.Istilah Social Entrepreneur atau yang biasa kita kenal
dengan kewirausahaan sosial adalah istilah yang dikenalkan oleh Bill Drayton pada tahun
1972. Beliau adalah pendiri Ashoka Foundation, salah satu yayasan terbesar yang mendukung
perkembangan wirausaha sosial di dunia.
Kewirausahaan sosial yang memiliki 4 elemen utama, antara lain :
1) Social Value : Nilai sosial ini menekankan bahwa kewirausahaan sosial memiliki peran
dalam menciptakan kebermanfaatan sosial. Nilai sosial ini merujuk pada permasalahan sosial
yang diselesaikan, misalnya ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan.
2) Civil Society : Kewirausahaan sosial membutuhkan peran masyarakat sipil secara luas
dalam mengoptimalkan modal sosial yang ada.
3) Innovation : Inovasi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kewirausahaan sosial,
dimana inovasi ini dapat berupa inovasi pada model bisnis, inovasi pada proses produksi,
inovasi pada pemasaran, dan inovasi pada upaya penyelesaian masalah yang ada.
4) Economic Activity : Kewirausahaan sosial harus mampu membangun keseimbangan
antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis.
2. Wirausaha sosial sebagai tanggung jawab membangun ekonomi masyarakat.
Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
1) Menciptakan lapangan kerja
2) Mengurangi pengangguran
3) Meningkatkan pendapatan masyarakat
4) Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
5) Meningkatkan produktivitas nasional
3. 3 kunci akselerasi kewirausahaan sosial
Authentic
Boost
Creativity
B.Saran
Sebagai mahasiswa yang memiliki potensi untuk berwirausaha seharusnya kita megetahui konsep dan
prinsip wirausaha sosial agar kita dapat menciptakan suatu usaha yang dapat memberikan dampak
positive dalam segala aspek terutama perekonomian masyarakat,dengan kita mempelajari wirausaha
sosial sebagai tanggung jawab perekonomian masyarakat kita dapat membuat sebuah usaha yang
dapat memnuhi peran wirausaha dalam perekonomian.
Daftar Pustaka
A.B. Susanto. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta: The Jakarta Consulting Group AKM
Indonesia. 2020. Rencana Bisnis Sosial, dipublikasikan melalui situs
AKM Indonesia pada alamat https://akmindonesia.org/course/28/kewirausahaan-sosial dan diakses
tanggal 5 September 2020.
Braun, Karen, Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline. Theory in Action, Vol.
2, No. 2, April 2009.
Clara A. Sukandar. 2018. Apa itu Kewirausahaan Sosial dan Tantangannya, dipublikasikan melalui Warta
Ekonomi, pada tanggal 26 Desember 2018, dengan alamat
https://www.wartaekonomi.co.id/read209095/apa-itu-kewirausahaan-sosial-dan-tantangannya
Gamal Bin Said, 2018a. Apa itu Wirausaha Sosial?, dipublikasikan melalui media Kompsiana, pada
tanggal 12 April 2018, dengan alamat
https://www.kompasiana.com/gamalalbinsaid/5acefe40dd0fa822f3099e62/apa-itu-wirausaha-
sosial
Gamal Bin Said, 2018b. Tiga Kunci Sukses Akselerasi Kewirausahaan, dipublikasikan melalui media
Kompsiana, pada tanggal 12 April 2018, dengan alamat
https://www.kompasiana.com/gamalalbinsaid/5acef8abab12ae382f6b8d52/tiga-kunci-akselerasi-
kewirausahaan-sosial?page=all
Hendrik Budi Untung. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Jerry Z. Muller 2002. The Mind and The Market. Alfred A. Knopf: New York.
John Elkington & Pamela Hartigan, The Power of Unreasonable People: How Social Entrepreneurs
Create Markets That Change the World Chapter 1: Creating Successful Business Models. USA:
Harvard business school press.
Kartini, 2019. Berani jadi Wirausaha Sosial?, dipublikasikan melalui UKM Indonesia pada tanggal 17
April 2019, dengan alamat https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/221 Matin, Roger L. &
Sally Osberg. 2007. Social Entrepreneurship: The Case for Definition. Leland Stanford Jr.
University
Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practi Practice and Principles. New York: William
Heinemann Ltd.
Roger.L . Martin & Sally Osberg. Social Entrepreneurship: The Case For Definition. 2007. Stanford
Social Innovation Review. Jr,University. Rosmayanti. 2019. Bermimpi Bangun Wiarusaha Sosial,
simak 15 Wirausaha Sosial Inspiratif, dipublikasikan melalui Wrta Ekonomi, pada tanggal 19
Nopember 2019, dengan alamat https://www.wartaekonomi.co.id/read257403/bermimpi-bangun-
wirausaha-sosial-simak-15-wirausaha-sosial-inspiratif-berikut-ini
Usaha Sosial, 2016. Social Entrepreneurship Curriculum, diakses pada alamat
https://usahasosial.com/id/social-entrepreneurship-curriculum/
Vasudha Vasakaria. A Study on Social Entrepreneurship and the Characteristics of Social Entrepreneur,
The Icfaian Journal of Management Research, Vol. VII, No. 4, 2008.
Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan
Implementasi. Malang: In-Trans Publishing