Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 6

PENGANTAR KWU

Oleh :
CHINDY RAHMAWATI
22343089

Dosen Pengampu :
Dr. Elfizon, S.Pd.,M.Pd.T

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
WIRAUSAHA SOSIAL

1. Mengapa pentingnya Wirausaha Sosial

Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial


sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Di Indonesia
sendiri, pemerintah telah banyak menghabiskan banyak sumber daya untuk
menangani masalah sosial dan bekerja sama dengan berbagai Negara asing di
seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan
individu-individu yang dapat melihat peluang dan mengeluarkan ide-ide inovatif
untuk menyelesaikan permasalahan sosial tersebut.

Pengertian kewirausahaan sosial sendiri adalah tentang bagaimana menerapkan


pendekatan yang praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk memberikan dampak
positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang
terpinggirkan.

Seperti yang kita ketahui bersama, di Indonesia masih memiliki banyak


pengangguran yang disebabkan oleh perekonomian mereka. Nah, kewirausahaan
sosial bisa menjadi solusi bagi mereka karena dapat menyerap banyak tenaga
kerja dan dapat memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang berkualitas
yang tidak dapat peluang di sektor formal.

Tujuan kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang


lebih baik atau positif dan memecahkan masalah untuk kepentingan masyarakat.

Seorang wirausaha sosial berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para
pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja diharapkan mampu mengurangi
tingkat pengangguran serta memberikan pengaruh positif pada peningkatan
pendapatan perkapita.

Menurut Hulgard (2010), kewirausahaan sosial dapat didefinisikan sebagai proses


pembentukan suatu nilai sosial yang dihasilkan dari kolaborasi antara orang dan
organisasi dari masyarakat sipil yang terikat dalam inovasi sosial yang biasanya
menceritakan aktivitas ekonomi. Munculnya kewirausahaan sosial ditandai
dengan munculnya berbagai seminar yang membahas topik kewirausahaan sosial
dan terbentuknya AKSI atau Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia pada tahun
2009. Kewirausahaan sosial memiliki beberapa tujuan, seperti untuk
menyelesaikan masalah sosial, mengembangkan potensi yang ada di masyarakat,
dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Terdapat tiga macam kategori kewirausahaan sosial, yaitu (1) social bricoleurs,
mereka yang mengalami langsung masalah sosial di komunitasnya dan memiliki
tujuan untuk memecahkan isu sosial yang ada di komunitas; (2) social
constructionist, mereka yang dapat mengenali potensi yang ada; dan (3) social
engineers, mereka yang berfokus pada isu berskala luas (Malunga, Iwu, &
Mugobo, 2014).

Kewirausahaan sosial merupakan cara yang dapat dilakukan untuk memastikan


bahwa masyarakat dapat membangun kemandiriannya untuk pembangunan dan
pembenahan hidup ekonomi sosial untuk kedepannya. Wirausahawan sosial dapat
menciptakan jalan keluar untuk permasalahan sosial dengan mengutamakan nilai
keberlanjutan (Crisan dan Borza, 2012).

Konsep kewirausahaan sosial digagas oleh Bill Drayton, pendiri Ashoka


Foundation. Drayton menyatakan bahwa terdapat dua aspek penting dalam
kewirausahaan sosial, yaitu (1) adanya inovasi sosial yang memiliki potensi untuk
mengubah sistem yang terdapat dalam masyarakat dan (2) adanya individu yang
memiliki visi yang kuat, kreatif, memiliki semangat berwirausaha, dan beretika.
Kewirausahaan sosial merupakan solusi penyelesaian masalah sosial yang ada

Bersumber pada Schumpeter, kewirausahaan diartikan dengan “creative


destruction” (Drucker, 1985). Hal ini dimaksudkan bahwa kewirausahaan sosial
timbul karena adanya kreativitas yang menjadi sumber terbesar yang nantinya
akan menghasilkan sebuah inovasi. Dari hasil literatur yang telah diperoleh dapat
dikatakan bahwa kegiatan kewirausahaan sosial berperan dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan. Kewirausahaan memiliki andil yang besar dalam
mengatasi permasalahan kemiskinan sehingga peningkatan kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai.

Namun, kewirausahaan sosial juga memiliki tantangan tersendiri, tantangan


tersebut adalah untuk membuat masyarakat menerima ide yang ditawarkan
(Dewanto, dkk, 2013). Masyarakat sebagai pelaku utama dari kewirausahaan
sosial harus terbuka dan menerima ide yang diberikan untuk benar-benar
merealisasikan kegiatan kewirausahaan sosial tersebut. Akan sulit untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan kewirausahaan sosial apabila masyarakat tidak
bersemangat dalam menjalaninya. Kekurangan semangat dan niat dari masyarakat
juga dapat memberhentikan keberlanjutan dari kewirausahaan sosial yang
dilakukan. Oleh karena itu, pihak eksternal sebagai enabler harus dapat menarik
perhatian dan membangkitkan semangat dari masyarakat untuk berwirausaha
sosial.
Kewirausahaan sosial adalah Bisnis dengan misi sosial yang keuntungannya pada
prinsipnya diinvestasikan kembali dalam bisnis atau diberikan komunitas untuk
tujuan itu daripada untuk kebutuhan untuk memaksimalkan keuntungan bagi
pemegang saham dan pemilik. (Kickul et al., 2020) Kewirausahaan sosial dapat
didefinisikan sebagai pengembangan inovatif, pendukung misi, pendapatan yang
diperoleh, penciptaan pekerjaan atau perizinan, usaha Kewirausahaan;
Kewirausahaan Komersial dan Sosial 98 yang dilakukan oleh wirausahawan
sosial individu, organisasi nirlaba, atau organisasi nirlaba yang terkait dengan
keuntungan (Peredo & McLean, 2006).

Kewirausahaan sosial memainkan peran sebagai agen perubahan di sektor sosial


dengan cara mengadopsi misi yang bercirikan nilai-nilai seperti menciptakan dan
mempertahankan nilai sosial (dan bukan kepentingan pribadi), mengidentifikasi
dan mengejar peluang baru, serta terlibat dalam proses yang berkelanjutan dengan
melibatkan inovasi, pembelajaran dan mengatasi keterbatasan yang disebabkan
oleh sumber daya yang langka dan mereka menunjukkan tanggung jawab yang
lebih besar untuk hasil dan nilai yang dicapai.(Crisan-mitra & Borza, 2011)

Menurut Dees (Dees, 2001) kewirausahaan sosial berperan sebagai agen


perubahan di sektor sosial, dengan cara:

a) Mengadopsi misi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai sosial (bukan


hanya nilai pribadi),
b) Mengenali dan tanpa henti mengejar peluang baru untuk melayani misi itu,
c) Terlibat dalam proses inovasi, adaptasi, dan pembelajaran yang berkelanjutan,
d) Bertindak berani tanpa dibatasi oleh sumber daya yang tersedia, dan
e) Menunjukkan akuntabilitas yang tinggi kepada para anggota yang dilayani dan
untuk hasil yang diciptakan.

Peran kewirausahaan sosial sebagai agen perubahan menurut Schumpeter sebagai


tokoh kewirausahaan sosial, mereka adalah merupakan reformis dan revolusioner
tetapi.dengan misi sosial. Mereka secara fundamental membuat perubahan
mendasar dalam cara melakukan sesuatu di sektor sosial Terdapat tiga istilah
yang saling berhubungan dengan kewirausahaan sosial. yaitu

a. sosial enterpreneurship (kewirausahaan sosial),


b. sosial enterpreneur (wirausaha sosial atau orang yang melakukannya)
c. sosial enterprise (lembaga/institusi atau perusahaan sosial yang menaungi
aktivitas kewirausahaan sosial)

Kewirausahaan sosial dan bisnis memiliki banyak kesamaan tetapi banyak aspek
yang membedakan. Ketika wirausahawan komersil ingin berinvestasi, mereka
berkepentingan untuk membuat investasi yang menguntungkan, sementara
wirausahawan sosial berinvestasi dengan pertimbangan apakah akan berdampak
yang diinginkan pada masyarakat dan lingkungan, dan apakah investasi ini akan
membantu mereka memperoleh hasil finansial. Kewirausahaan sosial karena
memiliki misi sosial tidak hanya mengejar keuntungan tetapi tetap memperhatikan
misi sosial yang memberikan dampak pada masyarakat. Kewirausahaan sosial
memiliki peran sebagai agen perubahan dalam membantu masalah sosial dalam
masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa wirausaha sosial penting:

 Menyelesaikan masalah sosial: Wirausaha sosial bertujuan untuk memberikan


solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk masalah sosial, seperti
kemiskinan, ketimpangan sosial, kurangnya akses ke pendidikan dan
kesehatan, dan sebagainya. Dengan memecahkan masalah sosial ini,
wirausaha sosial dapat memberikan dampak yang lebih besar dan positif pada
masyarakat.
 Mendorong kemandirian ekonomi: Wirausaha sosial dapat membantu
masyarakat untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi, terutama bagi
mereka yang berada dalam situasi yang sulit. Wirausaha sosial dapat
memberikan pelatihan dan bantuan untuk membuka usaha, sehingga
masyarakat dapat memiliki sumber penghasilan yang stabil dan berkelanjutan.
 Memajukan inovasi: Wirausaha sosial seringkali menggunakan pendekatan
inovatif dalam menyelesaikan masalah sosial, sehingga dapat menginspirasi
dan membuka jalan bagi pengembangan solusi yang lebih baik di masa
depan.
 Meningkatkan keberlanjutan: Wirausaha sosial biasanya bertujuan untuk
memberikan solusi yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang,
sehingga dapat membantu meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan
masyarakat.
 Menyediakan alternatif bagi sektor publik dan swasta: Wirausaha sosial dapat
memberikan alternatif untuk sektor publik dan swasta dalam menyelesaikan
masalah sosial yang sulit diatasi atau memerlukan solusi inovatif.

2. Paradigma sosial apa yang anda lihat di lingkungan anda


berada, yang berpotensi memiliki nilai ekonomis, 
Salah satu paradigma sosial yang muncul di Sumatera Barat dan memiliki potensi
nilai ekonomi adalah kearifan lokal dan budaya adat. Sumatera Barat memiliki
banyak budaya adat yang masih dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat setempat.
Peluang bisnis yang dapat muncul dari paradigma sosial ini adalah produk-produk
wisata budaya, seperti tur budaya, souvenir khas, dan produk-produk kerajinan
tangan yang berasal dari kearifan lokal.

Selain itu, keberlanjutan pertanian dan pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan juga menjadi paradigma sosial yang penting di Sumatera Barat.
Dalam kondisi di mana masyarakat semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan
lingkungan dan pemanfaatan sumber daya yang bijaksana, peluang bisnis yang
dapat muncul adalah produk-produk organik dan ramah lingkungan, seperti
makanan organik, produk perkebunan yang dihasilkan secara alami, atau
pengolahan limbah organik.

Selain itu, kearifan lokal dalam bidang kerajinan tangan juga dapat menjadi
paradigma sosial yang berpotensi memiliki nilai ekonomi. Sumatera Barat
memiliki banyak kerajinan tangan yang dihasilkan oleh masyarakat setempat,
seperti tenun songket dan ukiran kayu. Peluang bisnis yang dapat muncul adalah
pengembangan produk kerajinan tangan khas Sumatera Barat yang dapat
dipasarkan ke dalam dan luar negeri.

Kesimpulannya, paradigma sosial yang muncul di Sumatera Barat, seperti


kearifan lokal dan budaya adat, keberlanjutan lingkungan, dan kerajinan tangan
dapat memiliki nilai ekonomi dan memberikan peluang bisnis yang berkelanjutan

3. Upaya apa yang akan anda lakukan untuk mengaktifkan


paradigma tersebut menjadi fungsi ekonomis bagi masyarakat
melalui wirausaha sosial.
upaya yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan paradigma sosial seperti produk-
produk wisata budaya dan kerajinan tangan menjadi fungsi ekonomis bagi
masyarakat melalui wirausaha sosial Adalah :

 Meningkatkan kesadaran masyarakat. Untuk mengaktifkan paradigma sosial


seperti produk-produk wisata budaya dan kerajinan tangan, dibutuhkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat. Maka dari itu, dapat dilakukan upaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi ekonomi dari
kearifan lokal dan budaya adat, dan bagaimana cara memanfaatkan potensi
tersebut.

 Pelatihan keterampilan. Untuk mengembangkan produk-produk wisata


budaya dan kerajinan tangan yang berkualitas, dibutuhkan keterampilan dan
pengetahuan yang memadai. Maka dari itu, dapat dilakukan pelatihan
keterampilan bagi masyarakat untuk mengembangkan produk-produk
tersebut.

 Pembentukan wirausaha sosial. Wirausaha sosial dapat menjadi solusi untuk


mengembangkan potensi ekonomi dari kearifan lokal dan budaya adat. Dalam
hal ini, dapat dilakukan pembentukan wirausaha sosial yang fokus pada
pengembangan produk-produk wisata budaya dan kerajinan tangan, serta
memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat setempat.

 Membangun jaringan. Untuk memperluas pasar dan memasarkan produk-


produk tersebut, dibutuhkan jaringan yang kuat. Maka dari itu, dapat
dilakukan upaya untuk membangun jaringan dengan berbagai pihak, seperti
pelaku industri kreatif, perhotelan, agen perjalanan, dan lain-lain.

 Pemerintah. Peran pemerintah sangat penting dalam mengaktifkan paradigma


sosial ini. Pemerintah dapat memberikan dukungan melalui kebijakan dan
program yang mendukung pengembangan produk-produk wisata budaya dan
kerajinan tangan, serta memberikan pelatihan dan bantuan untuk
pengembangan wirausaha sosial.

industri kerajinan di Sumatera Barat (Sumbar) merupakan, warisan budaya turun


temurun yang sangat kuat. Banyak produk kerajinan Sumbar yang sudah dikenal.
Seperti kain tenun songket, sulaan, batik tanah liat, serta kain bordir khas tiap
kabupaten.Para perajin dan masyarakat, dituntut terus menerus menggali dan
mengembangkan produk kerajinan, yang diproduksinya. Ini dimaksud guna
meningkatkan keunikan, berdasarkan karya budaya lokal yang dimiliki. Dengan
begitu, dapat dijadikan dasar untuk pengembangan produk unggulan daerah,
khususnya industri kreatif.

Analisis terhadap pemberdayaan masyarakat hasilnya menunjukkan masyarakat


merasa lebih mendapat pengakuan dari berbagai pihak terutama dari pemerintah
Desa dan Kabupaten melalui Dinas Budaya dan Pariwisata atas pengakuan
terhadap karyakarya masyarakat yang diberikan nilai apresiasi untuk bisa
disertakan dan ditampilkan dalam berbagai acara pertunjukkan sebagai barang
jualan dan barang karya seni yang dipamerkan dan dijual. Sehingga memberikan
motivasi kepada masyarakat untuk terus berkarya dan berinovasi dengan berbagai
kerajian yang pernah dibuatnya dan terus meningkatkan kualitas produknya.

Meskipun sejauh ini belum mengahsilkan sesuatu yang bernilai ekonomi secara
signifikan namun perubahanperubahan terutama perubahan cara pandang
masyarakat terhadap rasa cinta budaya dan mau serta mampu mengembangkan
dan menciptakan sesuatu yang bernilai ekonomi menunjukkan perubahan baik
untuk masa yang akan datang. Ternyata masyarakat jika diberikan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dalam kesempatan dan kepercayaan serta dilibatkan dalam
pembangunan wilayah dan daerahnya akan dengan senang hati mengulurkan
tangan dan berpartisifasi aktif didalam pembangunan daerah, termasuk bangga
dan cinta terhadap budayanya

KESIMPULAN
Kewirausahaan sosial memiliki peran penting dalam menyelesaikan masalah
sosial dan dapat membangun kemandirian masyarakat dalam pembangunan dan
pembenahan hidup ekonomi sosial. Ada tiga kategori kewirausahaan sosial, yaitu
social bricoleurs, social constructionist, dan social engineers. Kewirausahaan
sosial juga memiliki tantangan tersendiri dalam membuat masyarakat menerima
ide yang ditawarkan. Pihak eksternal sebagai enabler harus dapat menarik
perhatian dan membangkitkan semangat dari masyarakat untuk berwirausaha
sosial.

Kewirausahaan sosial diartikan sebagai bisnis dengan misi sosial, dan


keuntungannya pada prinsipnya diinvestasikan kembali dalam bisnis atau
diberikan komunitas untuk tujuan itu daripada untuk kebutuhan untuk
memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham dan pemilik. Kewirausahaan
sosial memainkan peran sebagai agen perubahan di sektor sosial dengan cara
mengadopsi misi yang bercirikan nilai-nilai seperti menciptakan dan
mempertahankan nilai sosial, mengidentifikasi dan mengejar peluang baru, serta
terlibat dalam proses yang berkelanjutan dengan melibatkan inovasi, pembelajaran
dan mengatasi keterbatasan yang disebabkan oleh sumber daya yang langka dan
mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, J. S.-S. (2012). Social and commercial. 370-384.


Ridwan. (2018). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF DI DESA CITENGAH
KABUPATEN SUMEDANG. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 22-
33.
Rudi Saprudin Darwis, S. R. (2022). KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
Sawal Sartono, S. M. (2021). Kewirausahaan; Kewirausahaan Komersial dan
Sosial (Studi Literatur) Entrepreneurship; Commercial and Social
Entrepreneurship (Literature Study).
Seran, M. S. (2020). KEWIRAUSAHAAN SOSIAL: SUATU STRATEGI
PENGEMBANGAN POTENSI DESA. Jurnal Poros Politik.

Anda mungkin juga menyukai