Dosen Pengampu:
Oleh :
Kelompok 1
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
3.1 Simpulan.................................................................................................... 9
3.2 Saran.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur yang membangun kalimat efektif?
3. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
4. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat dan umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
predikat, sehingga pelengkap umumnya terletak di belakang predikat yang
berupa verba.
5. Keterangan (ket)
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya.
1. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan
antara gagasan dengan struktur yang dipakai. Untuk itu, kalimat harus
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.
a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas
adalah dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan
subjek.
Contoh kalimat kurang efektif: Pada tahun ini merupakan tahun terakhir
kuliahnya.
Contoh kalimat efektif: Tahun ini merupakan tahun terakhir kuliahnya.
b. Tidak terdapat subjek ganda.
Subjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus sehingga
maknanya menjadi sulit dipahami.
4
Contoh kalimat kurang efektif: Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh
para dosen.
Contoh kalimat efektif: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh
para dosen.
c. Tidak menggunakan kata penghubung di awal kalimat.
Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk. Oleh
karena itu, kata hubung tidak boleh ada di kalimat tunggal.
Contoh kalimat kurang efektif: Kami datang agak terlambat. Sehingga
kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Contoh kalimat efektif: Kami datang agak terlambat, sehingga kami tidak
dapat mengikuti acara pertama.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’.
Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah
kalimat.
Contoh kalimat kurang efektif: Sekolah kami yang terletak di depan
bioskop Surya.
Contoh kalimat efektif: Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya.
2. Kehematan kata
Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan hendaknya memperhatikan
kehematan kata. Kehematan dapat dilakukan dalam pemakaian kata, frasa,
atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Dalam hal ini kehematan
kata dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Menghilangkan pengulangan subjek, karena subjek hanya perlu
disebutkan sebanyak satu kali dalam satu kalimat.
Contoh kalimat kurang efektif: Karena dia tidak diundang, dia tidak
datang ke tempat itu.
Contoh kalimat efektif: Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat
itu.
b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat, artinya tidak menggunakan
dua kata yang memiliki makna yang sama (sinonim).
Contoh kalimat kurang efektif: Sejak dari pagi dia bermenung.
5
Contoh kalimat efektif: Sejak pagi dia bermenung.
c. Memperhatikan kata yang bermakna jamak.
Contoh kalimat kurang efektif: Hadirin sekalian dimohon berdiri.
Contoh kalimat efektif: Hadirin dimohon berdiri.
4. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat
efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Contoh kalimat kurang efektif: Waktu dan tempat kami persilahkan.
Contoh kalimat efektif: Kepada Bapak Lurah, kami persilakan.
5. Kepaduan
Kalimat efektif disusun dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak antar unsurnya. Sehingga adanya hubungan timbal balik yang baik
dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk
kalimat itu.
Contoh kalimat kurang efektif: Pemerintah sedang memperhatikan daripada
kotanya.
Contoh kalimat efektif: Pemerintah sedang memperhatikan kebersihan
kotanya.
6
6. Ketepatan dalam pemilihan kata
Keambiguan, redudansi, dan kerancuan makna menjadi salah satu aspek
kajian semantik, sehingga ketepatan dalam pemilihan kata menjadi salah satu
unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan kalimat. Kalimat yang
ambigu dan rancu menyebabkan penafsiran ganda bagi pendengar sehingga
gagasan yang disampaikan penulis atau pembicara tidak bisa diterima dengan
baik.
Contoh kalimat yang kurang tepat: Sidik lupa bagaimana cara melukis,
mengecat dan berjahitan.
Contoh kalimat yang tepat: Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan
menjahit.
1. Memiliki unsur pokok atau penting, setidaknya unsur subjek dan predikat
(SP).
2. Taat kepada tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Memakai diksi yang tepat, artinya harus memperhatikan pemilihan kata-kata
supaya tidak menimbulkan makna ganda.
4. Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
5. Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai, yaitu kesamaan bentuk kata
atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
6. Melakukan penekanan ide pokok. Inti pikiran yang terkandung di dalam setiap
kalimat harus dibedakan dengan sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang
dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-
unsur yang lain dengan cara pengubahan posisi kata di dalam kalimat.
7. Mengacu kepada penghematan penggunaan kata. Kehematan dalam
pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan
7
menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Namun, dalam hal ini tidak
berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan.
8. Memakai variasi struktur kalimat. Variasi merupakan upaya untuk
penganekaragaman bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian
pembaca/kawan tutur, misalnya dengan mengadakan variasi sinonim kata,
panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat, sehingga terwujud kesegaran
pemakaian bahasa.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat, sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu
diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor
lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat yang utuh dan efektif.
Penggunaan kalimat efektif memiliki tujuan dan manfaat yaitu agar gagasan,
informasi, maupun perasaan dari penulis atau pembaca tidak bertele-tele ataupun
menggunakan bahasa yang berlebihan, sehingga dapat dengan mudah dipahami,
dan tersampaikan dengan baik maknanya.
3.2 Saran
Struktur dalam kalimat efektif haruslah memenuhi syarat-syarat kalimat efektif
yang merupakan satu kesatuan, agar tidak terjadi penyimpangan arti. Sebagai
mahasiswa kita harus memahami bentuk kalimat efektif, sehingga kita dapat
menerapkan penggunaan kalimat efektif dalam kehidupan sehari-hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
10