Anda di halaman 1dari 2

A.

Model Pengembangan Kewirausahaan

Pengembangan kewirausahaan mengacu pada proses meningkatkan keterampilan dan pengetahuan


kewirausahaan melalui pelatihan terstruktur dan program pembangunan kelembagaan yang berfokus
pada individu-individu yang ingin memulai atau memperluas bisnis. Tujuan dari pengembangan
kewirausahaan adalah untuk memperbesar basis wirausahawan dalam suatu perekonomian dalam rangka
mempercepat penciptaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi. Dengan demikian kewirausahaan
dipandang sebagai kendaraan untuk menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi
(Acs and Audretsch, 2003; Aidis, 2005; Benzing dkk, 2009; Mc Mullen dkk, 2008; Schumpeter, 1934).

Pengembangan kewirausahaan melibatkan tiga jenis kegiatan yang saling berkaitan: kegiatan yang
merangsang (stimuli), mendukung, dan mempertahankan (keberlanjutan) praktek kewirausahaan. Proses
ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah dan instansinya; institusi
akademik di semua tingkatan, sekolah dasar, pendidikan menengah dan tinggi dan teknis atau pelatihan
kejuruan; dan sektor swasta yang meliputi pengusaha, UMKM dan perusahaan besar. Pemangku
kepentingan ini terlibat, pertama, dalam stimulasi kegiatan yang membangkitkan dan memotivasi orang
untuk praktek kewirausahaan. Contoh stimulasi kegiatan meliputi: inisiatif kesadaran kewirausahaan,
pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, dan promosi panutan dalam kewirausahaan dll. Stimulasi
kegiatan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap praktik kewirausahaan.
Sedangkan kegiatan yang mendukung adalah mendorong dan memperkuat praktik kewirausahaan
termasuk mengembangkan kebijakan pembangunan kewirausahaan, menyediakan pembiayaan untuk
start-up dan pertumbuhan UKM, mempromosikan UKM dan membuka akses pasar, menciptakan
hubungan rantai nilai, membuat insentif pajak dan suku bunga dll (UNDP, 2003). Terakhir, kegiatan
mempertahankan praktek kewirausahan yaitu menciptakan lingkungan di mana layanan pengembangan
bisnis dapat diakses, meningkatkan daya saing perusahaan, dan mengembangkan semua jenis
infrastruktur yang menopang pertumbuhan sektor UMKM dan praktek kewirausahaan.
B. Pengembangan Kewirausahaan Kontemporer (Masa Kini)

Kewirausahaan masa kini mengacu kepada kewirausahaan digital. Kewirausahaan digital didefinisikan
sebagai identifikasi dan pengejaran peluang wirausaha berdasarkan penciptaan artefak digital, platform,
dan infrastruktur yang menyediakan layanan melalui teknologi (Schmidt 2011; Giones dan Brem 2017).
Artefak digital terdiri dari aplikasi atau komponen media apa pun yang menawarkan fungsi tertentu
kepada pengguna (Ekbia 2009; Kallinikos et al. 2013). Platform digital adalah kumpulan artefak digital
umum yang menyediakan tempat bagi pengusaha untuk proses produksi, pemasaran dan distribusi.
Dalam dua dekade terakhir, kewirausahaan digital telah membuka tempat baru untuk kegiatan
kewirausahaan dan telah mengubah sifat ketidakpastian yang melekat pada proses dan hasil
kewirausahaan (Nambisan 2017).

Di dunia yang menyaksikan inovasi yang berkelanjutan dan radikal, wirausahawan mengembangkan ide
bisnis yang memanfaatkan kekuatan teknologi. Pengusaha memiliki kesempatan untuk menawarkan
produk dan layanan baru kepada konsumen melalui platform media sosial dan menggunakan kecerdasan
buatan untuk mengukur dampak dan jangkauannya. Namun demikian, terdapat heterogenitas di antara
bisnis digital, di mana beberapa sepenuhnya bergantung pada teknologi (misalnya, desain Web, e-ritel),
sementara yang lain hanya menggunakan digitalisasi dalam operasi pemasaran dan komunikasi saja.

Anda mungkin juga menyukai