Anda di halaman 1dari 35

Pertemuan I

A. Wirausaha Indonesia Saat Ini


Kondisi wirausaha indonesia dari tahun ke tahun disinyalir terus meningkat. Seiring
dengan laju perkembangan arus informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi
terutama perkembangan media internet. Hal ini memicu kegairahan para pelaku bisnis,
mulai dari wirausaha pemula (Start up) baik dibidang teknologi maupun Start up diluar
bidang teknologi. Namun tidak dapat di pungkiri bahwa keberadaan teknologi informasi
telah meningkatkan jumlah Start up wirausaha Indonesia.
Pada saat ini kkecendrungan pelaku kegiatan wirausaha adalah kaum muda yang
memiliki kemampuan dalam mengakses teknologi khususnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi/Information Communication Technology (ICT). Ketertarikan kaum muda
dalam berbisnis juga dipengaruhi oleh perkembangan ICT dan adanya fasilitas dalam
mengakses informasi dan kemudahan berkoomunikasi dengan media ICT. Situs
kominfo.go.id (2017) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 83 juta
orang pertahun 2016, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2012 yang baru
mencapai 55 juta orang maka dalam 3 tahun berselang jumlah pengguna nternet di tanah
air meningkat 28 juta orang (33,7%).
Fenomena ini jika dilihat dari kacamata seorang wirausaha yang cenderung memiliki
kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya merupakan suatu hal yang sangat
menguntungkan. Hal ini menjadi lahan untuk dapat mempermudah seorang wirausaha
untuk memulai dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu pengetahuan dalam
berwirausaha haurs dimiliki mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dapatdengan
mudah mengakses informasi untuk mencetuskan ide dalam berwirausaha. Peluang
berwirausaha yang saat ini semakin berkembang sudah seyogyanya menjadi motivasi
untuk mahasiswa dalam memulai kegiatan berwirausaha.
Hal di atas diperkuat dengan adanya dukungan pemerintah melalui program-program
yang memungkinkan mahasiswa untuk dapat berkarya melalui kegiatan kewirausahaan
dengan dukungan pengetahuan melalui pendidikan kewirausahaan dan pelatihan-
pelatihan keiwrausahaan. Selain itu pemerintah juga telah menyediakan pendanaan untuk
membantu mahasiswa dalam berwirausaha. Upaya ini bertujuan untuk menumbuhkan
jumlah Start up wirausaha di tanah air.
B. Contoh-Contoh Wirausahawan yang Berhasil
1. Ahmad Zaky CEO Bukalapak

Sumber monitekno.com
Jebolan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memang
menyenangi dunia teknologi informasi sejak masih sekolah. Ide untuk mendirikan
Bukalapak tercetus setelah dirinya lulus kuliah. Zaky percaya bahwa masa depan
Indonesia ada di bidang internet. Karenanya, Zaky ingin menciptakan
sebuah platform e-commerce yang aman baik untuk pembeli maupun penjual. Proses
pendirian Bukalapak juga tidak mulus-mulus saja. Tantangan terberat menruut Zaky
adalah mengajak pedagang untuk bergabung. Karena pada saat itu, kepercayaan atas
jual beli online masih sangat kecil. Berawal dari tim yang terdiri dari 3 orang (1 orang
staf, 1 orang untuk bantu-bantu, dan Zaky sendiri), kini Bukalapak menjadi salah satu
e-commerce terkemuka di Indonesia yang transaksi perharinya mencapai 500 juta
rupiah. Bukalapak juga mendapatkan suntikan dana dari berbagai investor seperti 500
Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan Elang Mahkota Teknologi Tbk
(EMTEK Group).

2. Andre Darwis Kaskus


Sumber hai.gri
d.id
Sering mampir di Kaskus.co.id?. Mari kita berkenalan dengan sang pendirinya.
Kaskus merupakan sebuah situs jual-beli sekaligus forum diskusi anak muda yang
didirikan oleh Andrew Darwis. Di balik kesuksesan Kaskus yang dia dirikan, siapa
sangka kalau Darwis dikenal sebagai anak nakal dan pernah tidak naik kelas saat
bersekolah. Hal ini membuat Andrew sempat minder dan kesulitan berinteraksi
dengan orang lain. Namun boomingnya Internet di Indonesia, mengambil kesempatan
dengan kuliah di juruan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara. Andrew
yang hobi berselancar di dunia maya, kemudian memperdalam ilmunya dengan
melanjutkan kuliah di Amerika. Di momen inilah, Kaskus lahir. Untuk mewujudkan
cita-citanya ini, Andrew bahkan sempat bekerja di restoran cepat saji Amerika.
Perjuangan Andrew membuahkan hasil, Kaskus sempat dan masih menjadi plaform
favorit anak muda Indonesia

3. Nadiem Makarim GO-JEK


Sumber technomictimes.
indiatimes.com
Go-Jek menjadi salah satu transportasi alternatif favorit masyarakat Indonesia. Di
balik Go-Jek, tentu kita tahu ada sosok Nadiem Makarim yang namanya sering
disebut lantaran terobosoannya dalam memajukan sistem transportasi di Indonesia.
Berawal dari keibaannya terhadap tukang ojek yang sulit mendapat penumpang,
akhirnya Nadiem memiliki ide untuk membuat ojek online dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi. Apalagi sejak dulu, Nadiem memang hobi naik ojek untuk
pergi dan pulang kerja. Berawal dari keseharian itu, Nadiem ingin menciptakan
sebuah layanan berbasis teknologi yang sama-sama menguntungkan tukang ojek
maupun penumpang. Prosesnya jelas tidak mudah. Mulai dari sulitnya proses
rekruitmen tukang ojek, hingga kebanyakan masyarakat yang masih gagap teknologi.
Bahkan di awal berdirinya, Nadiem harus turun langsung ke pangkalan ojek untuk
mengajak tukang ojek bermitra. Belum lagi persaingan dengan driver konvensional
yang sempat menyebabkan beberapa kericuhan. Pada awal merintis GoJek, Nadiem
hanya memiliki 20 driver. Kini GoJek sudah memiliki ratusan ribu driver dan
melebarkan sayap ke kota-kota besar di Indonesia.

4. Ferry Unardi Traveloka


S
umber lifestyle.liputan6.com
Dibanding disebut sebagai entrepreneur, Ferry Unardi lebih senang disebut sebagai
Engineer. Ferry sudah menyukai dunia teknik informatika sejak remaja, dan pernah
bekerja di Microsoft selama beberapa tahun. Segalanya berawal dari frustrasi yang
dirasakannya ketika memesan tiket pesawat dari Boston ke Ke Seattle dan ke Padang.
Ferry mengalami kesulitan membooking tiket pesawat karena harus memperkirakan
rutenya. Di saat itulah, ide untuk mendirikan Traveloka tercetus. Barangkali bisa
dikatakan bahwa Ferry Unardi adalah Mark Zuckerberg-nya Indonesia. Bgaaimana
tidaak? Ia sempat menghetikan kuliahnya di Harvard demi membangun usahanya.
Namun Ferry percaya dengan keputusannya. Dari tim kecil, Traveloka menjelma
menjadi perusahaan yang berhasil mendapat kucuran dana dari East Ventures dan
menjadi salah satu e-commerce travel yang terkemuka di Indonesia dan bahkan Asia
Tenggara.

5. Ni Luh Ary Pertami Djelantik


Sumber marke
ters.com
Jika daritadi diisi dengan para lelaki technopreneur, kali ini ada Ni Luh Ary Pertami
Djelantik yang usaha sepatunya sudah mendunia. Perempuan asal Bali satu ini telah
memiliki nama di industri fashion dunia. Label Niluh Djelantik yang dia ciptakan
sejak tahun 2003 kini sudah populer di mana-mana. Ide bisnis Niluh berawal dari
kecintaannya kepada sepatu dan siapa sangka, kecintaannya pada sepatu ini
mengantarkannya menjadi pengusaha sukses. Awalnya Niluh bekerja sama dengan
seorang teman untuk menggarap label Djelantik. Niluh bertugas mendesain dan
memproduksi sepatu, sementara rekannya tersebut bertugas memasarkan. Pertama
kali dirilis, ternyata sepatu Djelantik langsung laris di Eropa. Akan tetapi merk
Djelantik sering mendapat masalah saat rekan bisnis dari luar negeri mematenkan
merk Nilou. Meski begitu, Niluh tidak patah semangat. Tahun 2008, Djelantik
kembali ke pasaran dengan nama baru Niluh Djelantik dan sukses hingga sekarang.
C. Motivasi Kewirausahaan
1. Motivasi
Motivasi adalah upaya mewujudkan alasan kedalam tindakan untuk memenuhi
kebutuhan. Menurut Abraham Maslow kebutuhan dibagi dalam 5 tahapan yaitu :
a. Pertama-tama orang bertindak untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup.
b. Kemudian meningkatkan lebih tinggi orang mulai membutuhkan rasa aman.
c. Meningkat pada urutan ketiga adalah kebutuhan untuk dimiliki, yaitu menjadi
bagian dari suatu komunitas. Ini menjelaskan mengapa orang senang
berkelompok.
d. Meningkat lagi orang lalu butuh dihargai.
e. Yang paling tinggi adalah kebutuhan pemenuhan diri. Pada tahap ini orang
mempertanyakan apa sesungguhnya tujuan hidup.

Prof. Dr. David C. Mc Lelland mengemukakan bahwa dalam diri setiap orang
terdapat 3 motif yang sangat berpengaruh dalam berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya. Oleh Mc Lelland motif ini dinamakan :

 Motif Bersahabat – Need A Affiliation


Motif yang mendorong seseorang untuk membangun hubungan yang
harmonis, akrab dan menyenangkan dengan orang lain.
 Motif Berprestasi – Need A Achievment
Motif yang mendorong seseorang untuk mencapai suatu prestasi tertentu.
Titik berat dari motif ini adalah pekerjaan yang terukur. Motif ini akan
nampak bila seseorang menganggap bahwa prestasi itu lebih penting dari
yang lain.
 Motif Berkuasa – Need A Power
Motif yang menyebabkan seseorang ingin agar orang lain mendukung apa
yang menjadi pemikiran dan tindakannya. Dengan keinginannya itu orang
yang bersangkutan sering dinilai ingin menguasai atau mendominir orang
lain.

Lalu apa yang dengan motif berusaha?

Tidakkah ketiga motif, baik itu motif bersahabat, berprestasi dan berkuasa,
memerlukan usaha. Motif berusaha adalah istilah yang dipergunakan untuk mengukur
seberapa besar dorongan dan upaya seseorang untuk menjalankan suatu usaha. Lalu
motif berusaha ini dapat dilihat ketika seseorang terjun dibidang usaha atau menjadi
seorang wirausahawan. Ada banyak pengertian yang dihubungkan dengan wirausaha.
Tetapi intinya adalah keberanian seseorang untuk berusaha, wira artinya berani.
Berusaha memerlukan keberanian. Sebab tidak semua orang berani mengambil
keputusan untuk melakukan itu. Yaitu mengandalkan hidup dari penghasilan dengan
berwirausaha.

2. Klasifikasi Usaha
Usaha besar, Usaha menengah, dan Usaha kecil sering kita dengar untuk
menunjukkan skala usaha, besarnya modal dan harapannya adalah besarnya
keuntungan. Contoh usaha kecil yang sering dihubungkan dengan usaha skala rumah
tangga, usaha kaki lima, uasaha yang menggunakan gerobak, dsb. Tak jarang para
pemiliknya telah puluhan tahun mengusahakan usaha kecil seperti ini. Tak kenal
panas hujan, siang malam. Ini tentu semangat yang luar biasa. Hanya saja, usaha
seperti ini tidak layakdipertahankan. Jika pengertian kita tentang usaha kecil seperti
ini, maka sesungguhnya tidak perlu pelatihan. Orang bisa lansung belajar dan bahkan
melaksanakan. Usaha kecil bukan usaha yang harus tetap dan selalu dalam keadaan
kecil. Usaha kecil harus dimengerti sebagai usaha yang belum besar, usaha yang
nentinya akan besar. Dengan demikian, setelah memulai usaha, segeralah belajar
mengelolanya agar usaha bisa berkembang. Membawa dagangan berkeliling
kampung selama puluhan tahun, mungkin menjadi contoh yang baik dari semangat
tak kenal menyerah. Namun sekali lagi bukan seperti itu pengertian kita tentang
usaha kecil.
Pertemuan II
A. Konsep Kewirausahaan
Beberapa defenisi popular mengenai wirausaha dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Djatmiko (2011) mengatakan wirausaha atau wiraswasta atau saudagar
merupakan istilah yang melekat pada diri seseorang yang mampu berdiri sendiri
karena keunggulan yang dimiliki dalam bidang usaha
b. Meredith, et.al (1996) mengatakan wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan, melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta
mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus, 2007), Wirausaha
diidentikkan dengan wiraswasta, sehingga wirausahawan dapat disebut sebagai
orang yang pandai atau berbakat mengenalkan produk barum menentukan cara
produksi baru dan menyusun pedoman operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalanoperasinya
d. Kasmir (2011:19), menyatakan bahwa “secara sederhana arti wirausahwan
(Enterpreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan”.

Berdasarkan pandangan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan


(Enterpreneurship) adalah suatu ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemampuan mewujudkan gagasan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar dalam
menghadapi tantangan hidup. Selain itu, seorang wirausahawan juga memiliki
kemampuan melihat dan menilai peluang, melakukan penemuan baru, maupun
memproduksi sesuatu yang lama dengan cara yang baru, sebagai seorang inovator
yang memiliki kemampuan menilai peluang usaha. Wirausaha yang berbakat
memiliki jiwa atau seni dalam mengambil suatu tindakan dan resiko dalam
berusaha. Keutamaan dari seorang wirausaha adalah sense of bussiness yang
dimilkinya dalam menilai sebuah peluang usaha.

Pengertian wirausaha yang telah dikemukakan di atas menunjukkan sifat-sifat


dan karakter dalam melaksanakan usaha yang cenderung menunjukkan nilai-nilai
kreatifitas dalam usahanya. Hal ini menyatakan bahwa kreatif adalah nilai utama
bagi seorang wirausaha dalam melakukan usaha. Kreatif cenderung melahirkan
suatu keberbedaan berupa ide yang inovatif dan menjadi nilai lebih dari usaha
yang dilakukan.

B. Defenisi Kewirausahan
Menurut para pakar istilah kewirausahaan memiliki pengertian sebagai berikut :
a. Winardi (2003) kewirausahaan atau Enterpreneurship merupakan sebuah proses
dinamik dimana orang menciptakan kekayaan yang berkembang secara sedikit
demi sedikit dan teratur. Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu
yang menanggung resiko utama dalam wujud resiko modal, waktu dan atau
komitmen karier dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu.
b. Suryana (2010) istilah kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif
c. Thomas W Zimmerer (2008) Kewirausahaan merupakan penerapan kreatifitas dan
keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan
peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari
kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan
dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru
d. Depdiknas (2004), Mengartikan bahwa Enterpreneurship (Kewirausahaan) adalah
sikap dan perilaku dalam memimpin dan mengelola suatu organisasi (termasuk
sekolah) dengan selalu mencari dan menerapkan cara kerja dan teknologi baru
sehingga dicapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan


suatu kemampuan dan watak dalam proses melaksanakan kegiatan berwirausaha,
yang berupa nilai-nilai dan sikap yang diperlukan untuk berusaha. Watak ini
mewujudkan ide kreatif dan inovatif dalam mengendalikan usaha. Dengan
demikian ruang lingkup kewirausahaan mencakup seluruh proses yang
mengandung nlai-nilai dan karakter yang tanggung dalam berwirausaha.

C. Syarat-Syarat Wirausaha
1. Memiliki visi dan misi jelas
Syarat menjadi wirausaha muda pertama, setelah kita sudah yakin ingin terjun
langsung dalam dunia wirausaha yang harus dipikirkan, apa tujuan kita berwirausaha
atau disebut visi dan misi. Kenapa visi dan misi itu perlukan, karena jika tidak
memiliki tujuan akan mengakibatkan kita tidak disiplin, seperti kapal tanpa nahkoda,
dan seenaknya sendiri dalam menjalankan usaha. Dengan memiliki visi dan misi
maka dalam menjalakan sebuah usaha akan lebih jelas terarah terorganisir dan
terstruktur, jelas arah tujuannya.
2. Berani
Berani disini bukan hanya sekedar bermodalkan nekat dan keberanian saja, namun
juga harus siap menanggung dan berani atas resiko. Jika ingin menjadi seorang
wirausaha harus memiliki keberanian dalam mempersiapkan rencana dengan matang.
Karena di dalam wirausaha pasti akan mengalami bermacam-macam kendala. Tanpa
keberanian hanya akan mengendurkan niat awal berwirausaha ketika mulai muncul
berbagai masalah agar tercapai syarat menjadi wirausaha muda
3. Tidak takut gagal atau menanggung resiko
Jika tidak berani menanggung risiko atau takut gagal sebaik tak usah menjadi
seorang pengusaha. Kegagalan merupakan kemenangan tertunda yang akan menjadi
mentor yang palinh utama. Dengan kegagalan kita akan belajar dan memperbaiki
kedepannya harus seperti apa, kita mengetahui kesalahannya dan akan mengetahui
cara mengatasinya secara baik. Dibalik sebuah kegagalan ada banyak ilmu dan
pengalaman yang kita peroleh, jadi jika kita mengalami kegagalan janganlah
menyerah dengan hal ini, yakinlah setelah kegagalan ada kesuksesan, karena dengan
kegagalan kita akan menjadi lebih baik dan akan menciptakan kesuksesan sempurna.
4. Berani mengambil keputusan dan resiko
Di dunia wirausaha muda pasti akan menghadapi banyak rintangan dan resiko
yang harus dihadapi. Seperti, penjualan kita sedikit tak tercapai target, promosi kita
bocor, ditipu dicurang dan lain, apabila terjadi maka sikap mengambil keputusan
sangat diperlukan dalam menghadapi masalah ini. Namun, perlu diperhatikan dalam
mengambil sebuah keputusan harus dipertimbangkan dampak kedepannya, jadi harus
tepat mengambil keputusan dalam berwirausaha agar tidak terulang kembali kejadian
seperti diatas.
5. Mau mendengarkan nasehat
Menjadi seorang wirausaha harus mau mendengarkan masukan dari orang lain
terutama yang lebih berpengalaman dari kita. Hindari praduga atau merasa bahwa kita
sendiri saja sudah cukup pintar, cukup menguasai, atau merasa sudah benar tanpa
harus mendengarkan masukan dari orang lain. Jangan hanya mengandalkan bakat dari
diri pribadi, belajar dari orang lain, mengikuti seminar-seminar kewirausahaan juga
penting untuk mempertajam pengetahuan dan kemampuan kita.
6. Kreatif dan inovatif
Melihat dizaman sekarang sudah banyak tumbuh pengusaha-pengusaha baru yang
kita beranggapan bahwa itu adalah kompotitor atau saingan kita yang akan merugikan
usaha kita, menurut kita ini adalah anggapan yang salah, dengan ada pesaing akan
membuat kita lebih bersaing dengan sehat dengan ide terbaru denga usaha kita.
Menjadi seorang wirausaha tidak harus bersekolah tinggi, memiliki nilai yang tinggi
atau seorang gelar sarjana. Disini lebih dibutuhkan seseorang yang kreatif dan
inovatif, yaitu mampu menciptakan / menggunakan kemampuan yang baru dan
berbeda dengan yang lain.
7. Memiliki prinsip kuat
Dengan prinsip yang kuat yang dimiliki seorang pengusaha dalam wirausaha, itu
akan mendorong harus melakukan dengan sebaik mungkin. Ingat prinsip yang kuat
harus diiringi tindakan yang serius, seandainya sudah prinsip yang kita yakin tak akan
goyah dengan godaan apapun
8. Meninggalkan rasa malas
Malas tak akan membuat akan berubah menjadi sukses yakinlah, buang rasa
kemalasan itu jangan jadi kan teman. Saran saya anda perlu memikirkan seorang yang
ingin ada jadikan tujuan agar malas itu hilang. Jika sudah memiliki kebiasaan
bermalas-malasan maka sudah dapat dilihat hasil akhirnya. Contoh saja dari sifat
malas misalnya menunda-nunda . Bagi seorang pengusaha ini merupakan kerugian
yang sangat besar karena waktu itu adalah asset, sekali terlewat hilang lah rezeki
anda.

9. Tidak cepat puas


Tidak cepat puas dengan hasil didapat sekarang, bukan berarti tidak mau
bersyukur atas apa yang sudah dicapai saat ini, namun melainkan untuk
membangkitkan rasa semangat kita agar lebih semangat berusaha lagi untuk mencapai
hasil yang lebih tinggi daripada saat ini.
10. Selalu bersyukur
Sebagai manusia yang beragama dan bertuhan tentunya kita harus selalu bersyukur
atas segala usaha yang telah kita capai saat ini. Karena dalam kehidupan manusia
selalu ada campur tangan tuhan. Namun, dalam bersyukur atas apa yang sudah kita
dapatkan saat ini bukan berarti kita langsung pasrah pada nasib yang tuhan berikan.
Ingat! Tuhan akan melebarkan pintu rizki pada orang yang mau berusaha. Dengan
selalu bersyukur dan berusaha maka tuhan akan melebarkan pintu rizki selebar-
lebarnya untuk anda.
11. Tidak gengsi
Dalam berwirausaha hilangan rasa gengsi, dalam wirausaha jangan malu
berjualan, usaha bagaimana bagaimana banyaknya barang terjual. Jadi seorang
wirausaha harus membuang jauh-jauh rasa gengsi tersebut. Seandanya masih saja
gengsi jangan jadi wirausaha saja, takutnya banyak kerugian yang akan terjadi.
12. Harus tegas
Seorang pengusaha harus bersifat tegas, disiplin dalam membangun usaha. Dengan
ketegasan kita miliki akan membuat segala yang dilakukan pasti baik, bisa mengatur
teman kerja agar lebih serius bekerja sesuai dengan aturan berwirausaha
13. Memanfaatkan peluang
Dalam berwirausaha harus diperlukan dengan namanya bisa membaca peluang,
maksudnya setiap ada kesempatan lakukan dan jalankan, jangan sampai disia-siakan,
peluang tidak datang dua kali, jadi manfaatkan dengan sebaik mungkin.
D. Sifat-Sifat Wirausahawan
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri ialah ketepatan komitemn
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Dalam ketepatan yang dimaksud
bersifat menyeluruh yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja
dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan
sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan
berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan ialah kendala yang dapat
menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Dalam wirausahawan harus taat asa,
hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesapakatan yang dibuatnya ialah contoh dari kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.
2. Berkomitmen Tinggi
Komitmen merupakan kesepakan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan
bersifat progresif “berorientasi pada kemajuan”. Komitmen terhadap dirinya sendiri
dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan untuk contoh komitmen dalam wirausahawan terhdapat orang lain
terutama konsumennya ialah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
penyelesaian bagi masalah konsumen dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Sifat Jujur
Untuk hal ini kejujuran merupakan sebuah landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berprilaku bersifat kompleks.
kejujuran mengenai karakteristik produk “barang dan jasa” yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan. Kejujuran mengenai pelayanan
prunajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait
dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif Dan Inovatif
Untuk dapat memenagkan persaingan maka seorang wirausahawan harus memiliki
daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara
berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan trobosan-terobosan
baru dalam dunia usaha awalnya ialah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan
dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan
atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu dapat menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang
berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausahawan tersebut tidak realitis, objektif dan rasional dalam pengambilan
keputusan bisnisnya.
Karena itu, dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat kebrehasilan usaha
yang sedang dirintis.
E. Menentukan Model-Model Usaha
Kanvas bisnis model adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Alexander
Osterwalder dan kawan-kawan. Kanvas bisnis model ini terdiri dari Sembilan blok yang
membantu seseorang merumuskan ide bisnis menjadi sebuah model bisnis. Tentu saja
model bisnis yang lebih terstruktur. Berikut ini tampilan dari kanvas model bisnis :
1. Customer Segments
Blok pertama yang adalah Customer Segments. Customer segments berisi mengenai
siapa customer Anda? Produk atau layanan Anda akan dijual ke siapa? Idealnya
lakukan riset untuk memastikan customer segments Anda. Contoh jika Anda menjual
produk-produk fashion di online store, maka segment yang tepat Anda adalah anak-
anak remaja.
2. Value Proposition
Blok kedua adalah Value Proposition. Value proposition berisi produk atau layanan
apa yang Anda tawarkan? Dalam bisnis selalu ada produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Channels
Blok ketiga adalah Channel. Bagaimana Anda memberikan layanan Anda kepada
customer? Bagaimana cara customer dapat memperoleh produk Anda. Contoh
channel adalah website atau toko tradisional.
4. Customer Relationship
Blok Keempat adalah Customer Relationship. Customer relationship menggambarkan
hubungan Anda dengan customer.

5. Revenue Streams

Blok Kelima adalah Revenue Streams. Revenue streams menjelaskan darimana


sumber pendapatan bisnis Anda? Apakah dari menjual produk, menjual jasa, menjual
iklan, komisi dan lainnya.

6. Key Resources

Blok keenam adalah Key Resources. Key Resources menjelaskan sumber daya apa
saja yang Anda butuhkan untuk memproduksi produk Anda, missal butuh tenaga
kerja, material, uang dan lainnya.

7. Key Activities

Blok ketujuh adalah Key Activities. Key activities menjelaskan aktivitas apa saja
yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau layanan Anda. Misal ada aktivitas
packaging, branding, pemasaran internet dan lainnya.

8. Key Partners

Blok kedelapan adalah Key Partners. Key partners berisi siapa saja partner yang harus
Anda gandeng untuk bekerjasama? Misal Anda berjualan online, Anda mungkin perlu
menggandeng orang-orang yang menjualkan kembali produk Anda, bank, jasa
pengirim barang dan lainnya.

9. Cost Structures
Blok kesembilan adalah Cost Structure. Cost Structure berisi mengenai biaya-biaya
apa saja yang terbentuk, ketika Anda memproduksi dan memasarkan layanan (produk
atau jasa)

F. Hukum dan Etika Bisnis

Dari segi etimologi, istilahetikaberasal dari kata Latin “Ethicos”yang berarti


kebiasaan. Dengan demikian menurutpengertianyang asli, yang dikatakanbaikitu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat launpengertianini berubah,
bahwaetikaadalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika),
etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-
nilai etika).

Berbeda dengan hukum, dimana sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaandari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara
utama dalam hubungan sosial antarmasyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum.
Konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak
asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka
yang akan dipilih.

Namun etika dan hukum tidak mungkin saling bertentangan. Prinsip ini dapat dilacak
secara genealogis dari sisi filsafat. Keduanya merupakan pedoman perilaku manusia
sekaligus instrumen sosial untuk mewujudkan tertib kehidupan bermasyarakat yang lahir
dari pemikiran dasar tentang manusia dan kemanusiaan.

Sebagai pedoman perilaku, etika bersumber dari ajaran-ajaran tentang kebenaran dan
standar perilaku manusia yang benar. Dari sinilah lahir etika yang merupakan filsafat
perilaku manusia.
Sebagai cabang dari filsafat, tentu saja isi dari filsafat perilaku bersifat sangat abstrak
dan subjektif. Untuk menjadikan pedoman perilaku, etika dapat dijadikan sebagai
instrumen kontrol dalam membentuk kehidupan tertib sosial. Etika diturunkan menjadi
norma hukum yang dipositifkan dalam peraturan perundang-undangan. Penormaan dan
pemositifan dilakukan dengan tujuan dapat terumuskan kaidah yang penegakannya dapat
dilakukan secara objektif sehingga dapat menjadi ukuran oleh semua orang.

Mengingat hukum diturunkan dari etika, maka dapat dipastikan bahwa semua
pelanggaran hukum adalah pelanggaran etika. Sebaliknya, karena tidak semua kategori
perilaku yang benar dapat diformulasikan dalam unsur perilaku yang objektif, tidak
semua pelanggaran etika adalah pelanggaran hukum. Etika lebih melihat pada motif,
kehati-hatian, dan kepatutan yang sudah seharusnya menjadi pertimbangan pilihan
tindakan, apalagi bagi pejabat publik.

Keberadaan hukum tidak menghilangkan fungsi etika sebagai pedoman perilaku dan
instrumen kontrol sosial. Bahkan dalam perkembangannya etika semakin dibutuhkan
untuk meringankan kerja hukum, yaitu untuk mencegah dan sebagai deteksi dini adanya
potensi pelanggaran hukum.

Dari perspektif ini, penegakan etika, khususnya untuk kegiatan usaha perlu ada
kejelasan. Karena tanpa adanya pelembagaan penegakan etika bisnis, hubungan dan
tindakan perusahaan akan semakin kompleks tidak mungkin dapat dikontrol dari sisi
etika.

Bagaimanapun, kode perilaku bisnis disusun dalam bentuk prinsip atau nilai yang
harus dipedomani disertai dengan uraian perilaku yang harus dilakukan sebagai wujud
dari prinsip atau nilai itu. Pelanggaran terhadap kode etik dan perilaku tidak ditentukan
semata-mata oleh apakah suatu tindakan memenuhi unsur perilaku yang ditentukan,
tetapi oleh penilaian wajar apakah suatu tindakan sesuai atau merugikan dan bertentangan
dengan prinsip atau nilai yang ditentukan.

Kemudian untuk anggota lembaga penegak etika dapat berasal dari latar belakang
pendidikan apa pun, asal memiliki legitimasi etik yang tinggi. Legitimasi ini tidak hanya
dibuktikan dengan putusan formal tidak pernah melakukan pelanggaran etik dan
pelanggaran hukum, tetapi dari keseluruhan perjalanan hidup yang diakui oleh
masyarakat.

Lantas keberadaan lembaga penegak etika hanya akan efektif apabila putusannya
dipatuhi. Karena itu, putusan lembaga penegak etika harus bersifat final dan mengikat.
Putusan lembaga penegak etika bukan merupakan putusan tata usaha negara yang dapat
diajukan upaya hukum. Putusan lembaga penegak etika juga berbeda dengan putusan
pengadilan karena hanya dapat menjatuhkan sanksi maksimal pencabutan izin usaha.
Pertemuan III

A. Menganalisis Lingkungan Usaha

1. Pengertian lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern badan


usaha atau industri yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau kekuatan atau
institusi diluar organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis.

Dewasa ini, terminologi “ lingkungan “ tidak hanya semata-mata


merefleksikan lingkungan ekologi, tetapi juga konsep umum yang menjelaskan
gambaran keseluruhan konsep terhadap kekuatan lingkungan eksternal. Hal
tersebut dapat berdampak pada aktifitas organisasi dari segala aspek. Begitu
halnya juga dengan istilah “bisnis” yang membentuk tipe organisasi, apakah
berbentuk perusahaan berorientasi laba, badan pemerintah, atau pun lembaga
nirlaba. Oleh karena itu, istilah “lingkungan bisnis” memiliki arti yang luas
karena menunjukkan seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi. Wilson
(1992) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis memiliki tiga konsep yang luas:

a. Fakta objektif realitas yang diukur dan didefinisikan.

b. Fakta subjektif merupakan karakteristik khusus tergantung dari


interprestasi dan persepsi individu.

c. Pembagian antara organisasi dan lingkungan tidak jelas, dan lingkungan


tercipta dan didefinisikan oleh individu.

Sangatlah penting bagi seseorang yang menekuni bisnis, baik yang sedang
mempelajari bisnis maupun manager yang sudah berpengalaman, untuk
menganalisis lingkungan organisasinya dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Kaidah lingkungan bisnis secara fundamental berpengaruh terhadap
aktifitas bisnis, misalnya terhadap pasar, teknologi dan tenaga kerja.

b. Aktifitas operasional seperti peluncuran produk baru, rekrutmen staf, dan


kajian teknologi manufaktur membutuhkan identifikasi faktor-faktor
lingkungan dan perusahaan dalam rangka untuk memastikan kesuksesan
bisnis.

c. Laba dan organisasi yang baik merupakan hal yang penting dalam
kaitannya dengan kondisi lingkungan.

d. Rencana stratejik harus turut mempertimbangkan kemungkinan adanya


perubahan dalam lingkungan bisnis.

2. Analisis terhadap lingkungan umum

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan


peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis.

Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat


membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Proses yang dilakukan
secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan
melakukan pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan
(forecasting), dan penilaian (assessing).

a. Pemindaian

Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari


perubahan potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-
perubahan yang sedang terjadi. Pemindaian lingkungan merupakan hal
penting dan menentukan bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam
lingkungan yang sangat tidak stabil.

b. Pengawasan

Melalui pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend


lingkungan melalui pengawasan yang berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan
yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-
peristiwa lingkungan yang berbeda.

c. Peramalan

Pada peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang


apa yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan
trend-trend itu dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.

d. Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-


efek dari perubahan-perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap
manajemen strategis suatu perusahaan. Selangkah lebih maju tujuan penilaian
adalah untuk menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi.
Tanpa penilaian perusahaan dibiarkan dengan data-data yang menarik, tapi
tidak diketahui relevansi kompetitiifnya.

Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal


organisasi yang menyusun faktor-faktor tersebut pada dasarnya diluar dan terlepas
dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain

a. Faktor ekonomi

Factor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian
dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indicator dari
kesehatan perekonomian suatu Negara antara lain adalah tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, deficit atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi
dan bisnis, serta produk domestic bruto.

b. Faktor social

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan,


nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di
lingkungan mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya
dikembangkan dari kondiasi cultural, ekologis, pendidikan, dan kondisi etnis.

c. Faktor politik dan hokum

Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hokum dan


bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala politik
diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar,
program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga
serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan,
konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Beberapa tindakan politik dan
hukumjuga didesain untuk member manfaat dan melindungi perusahaan.

d. Faktor teknologi

Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar,


pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik
pemasaran dan posisi persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan
pasar baru, perkembangan produk, dan lain sebagainya. Perubahan teknologi
dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan,
menciptakan proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan
pada tenaga tehnikal serta mampu merubah nilai-nilai dan harapan
para stakeholders.

e. Faktor demografi
Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan menyangkut factor demografi ini
diantaranya adalah ukuran populasi, struktur umum, distribusi geografis,
pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi


yang menghasilkan komponen yang secara normal memiliki implikasi yang
relative lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.

Hal tersebut mempengaruhi dalam hal diantaranya:

a. Perubahan basis konsumen, yang dapat meningkatkan kekuatan pembeli

b. Keberagaman dalam karakteristik desain dan kualitas diantara pemain


akan meningkatkan persaingan

c. Pemain baru.

3. Pengaruh lima kekuatan terhadap probabilitas

Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, antara lain


sebagai berikut :

a. Ancaman dari Pendatang Baru

Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas


baru,keinginan untuk merebut pangsa pasar, dan sering kali sumber daya yang
substansial. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya meningkat
sehingga mengurangi kemampulabaan. Selain itu, adanya pendatang baru
dapat dapat memaksa perusahaan yang sudah ada untuk lebih efektif dan
efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru
Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru bergantung pada
hambatan yang ada dan reaksi pesaing saat ini yang dapat diantisipasi oleh
pendatang baru. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup
tinggi dan pendatang baru dapat mengharapkan adanya tindakan balasan yang
tajam dari pesaing yang ada, maka pendatang baru tersebut mungkin tidak
akan membawa ancaman yang serius ketika masuk.Terdapat enam sumber
utama hambatan terhadap masuknya pendatang baru:

 Skala Ekonomi

Skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi


dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya produksi per unit
menjadi turun. Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru
dengan memaksa calon pendatang baru untuk masuk dengan skala yang
besar atau menerima kerugian dari segi biaya. Skala ekonomi juga dapat
menjadi penghalang terhadap distribusi, manufaktur, pemasaran,
pendanaan, dan hampir terhadap bidang-bidang lain dalam suatu
perusahaan.

 Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk atau identifikasi merek dapat menciptakan


hambatan dengan memaksa pendatang baru untuk menghabiskan biaya
yang besar guna memenangkan loyalitas konsumen. Iklan, layanan
konsumen, menjadi yang pertama dalam industri tersebut, dan perbedaan
produk merupakan faktor-faktor yang dapat menumbuhklan identifikasi
merek.

 Persyaratan Modal

Modal diperlukan bukan hanya untuk fasilitas tetap melainkan juga


untuk memberikan kredit kepada pelanggan, membeli persedian, dan
menyerap kerugian selama tahun-tahun pertama. Meskipun perusahaan
besar memiliki sumber daya keuangan untuk dapat menginvansi hampir
semua industri, persyaratan modal yang sangat besar pada bidang-bidang
tertentu dapat membatasi pendatang baru yang mungkin masuk.

 Biaya peralihan pemasok

Biaya peralihan pemasok adalah biaya yang harus dikeluarkan pembeli


bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok
lainnya.

 Akses ke saluran distribusi

Adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi


produknya bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah
ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus
mampu membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui
cara-cara penurunan harga, keja sama periklanan dan sebagainya yang
tentu saja berimplikasi terhadap turunnya laba. Makin terbatas saluran
pedagang besar dan pengecer untuk suatu produk dan makin banyak
pesaing yang mengikat saluran ini , jelas akan semakin berat usaha untuk
masuk ke dalam industri.

 Kebijakan pemerintah

Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industry


dengan melakukan pengendalian dan pengawasan. Pemerintah juga dapat
memainkan peranan tidak langsung seperti standar polusi udara dan
peraturan keamanan.

b. Tingkat rivalitas diantara para pesaing yang sama

Rivalitas diantara para pesaing yang sama berbentuk perlombaan untuk


mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan
harga, perang iklan, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada
pelanggan. Gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong
perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut. Intensitas
persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa factor,
diantaranya:

 Adanya beberapa pesaing yang seimbang

 Pertumbuhan industri yang lambat

 Kurangnya diferensiasi

 Pertambahan kapasitas yang tinggi

 Pesaing yang berbeda

 Hambatan pengunduran diri yang tinggi

 Informasi yang kompleks (Infornational complrxity)

 Biaya pengalihan ke barang lain (switching cost)

c. Tekanan dari produk pengganti

Ancaman dari produk subtitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada
sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga
yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-
produk suatu industri.

d. Kekuatan tawar menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi:


 Pembeli membeli dalam jumlah besar

 Produk yang dibeli adalah produk standard an tidak terdiferensiasi

 Pembeli memperoleh keuntungan yang rendah

 Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi kehulu


untuk membuat produk industri.

e. Kekuatan tawar menawar pemasok

Pemasok memiliki tawar menawar jika :

 Didominasi oleh sedikit perusahaan

 Produknya adalah unik

 Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok

 Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.

4. Analisis pesaing,kluster dan konsep persaingan

Bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan informasi tentang


para pesaing mereka disebut analisis pesaing. Analisis pesaing
memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara
langsung dengan sebuah perusahaan. Perusahaan perlu memahami:

a. Apa yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukkan oleh tujuan-


tujuan masa depannya.

b. Apa yang sedang dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapkan o


leh strateginya saat ini.
c. Apa yang diyakini oleh pesaing tentang dirinya sendiri dan tentang
industri, seperti yang ditunjukkan oleh asumsi-asumsinya.

d. Apa kemampuan perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh


kapabilitasnya.

Kluster (cluster), yaitu konsentrasi geografis dari perusahaan dan institusi


yang saling berkaitan dalam suatu bidang tertentu. Kluster mencangkup
sususnan dari industri yang berkaitan dan entitas lainnya yang penting dalam
kompetisi.

Kluster secara umum didefinisikan sebagai konsentrasi geografis dari


subsector-subsektor manufaktur yang sama. Yang muncul dari studi literatur
adalah jaringan, yang sebagian besar merupakan usaha kecil dan rumah
tangga, yang mengelompok secara spasial. Dalam literatur, jaringan (network)
seperti ini disebut sebagai kawasan industri (industrial district). “District” atau
“kawasan/daerah” menjadi fokus studi tentang bagaimana dan dimana
industri-industri yang berlokasi dan mengelompok. Alfred Marshall
merupakan ekonom pertama yang meneliti tentang kecederungan jenis
industri tertentu untuk berlokasi di daerah-daerah tertentu di Inggris, Jerman
dan Negara-negara lain. Marshall mendefinisikan industry district sebagai
suatu kluster produksi yang terspesialisasi secara geografis. Kluster tersebut
mewakili daerah industry “tradisional” atau daerah industry ala Marshall”
yang umumnya ditemukan di daerah pedesaan dan company towns.

Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi kompetisi global, yaitu


antara lain:

a. Peningkatan produktifitas perusahaan-perusahaan dalam wilayah


tertentu

b. Kluster mendorong arah dan langkah inovasi


c. Menciptakan stimulus untuk penciptaan formasi bentuk bisnis baru
yang pada gilirannya akan memperkuat kluster itu sendiri.

B. Menganalisis Peluang Usaha

Seorang wirausaha harus berfikir positif dan kreatif, yaitu dengan cara:

1. Percaya bahwa usaha dapat dilaksanakan;

2. Menerima gagasan baru;


3. Bertanya pada diri sendiri;
4. Mendengarkan saran orang lain;
5. Memiliki etos kerja tinggi;
6. Pandai berkomunikasi.
Metode yang bisa diterapkan untuk upaya tersebut adalah analisis SWOT. Analisis
SWOT digunakan untuk mengetahui:
a. Strength adalah kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk
mencapai sasaran.
b. Weakness adalah kelemahan apa yang membatasi atau menghambat usaha.
c. Opportunity adalah peluang usaha apa saja yang menguntungkan dan sesuai
dengan kemampuan.
d. Threat adalah ancaman apa saja yang terjadi saat memulai usaha.

Dengan analisis tersebut, risiko usaha yang terjadi setidaknya bisa diminimalisir
atau dikurangi. Beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi adalah sebagai berikut.
1) Perubahan permintaan
2) Perubahan konjungtur (kondisi ekonomi)
3) Persaingan yang terjadi
4) Force majeur (akibat bencana alam dan sesuatu yang tidak terduga)

1. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha


a. Keberhasilan Usaha
Menurut “Small Business Development Center”, untuk mencapai keberhasilan
usaha bergantung pada hal-hal berikut.
a) Individual skill and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual.
b) Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan.
c) Estabilisment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan.
d) Take advantages of the opportunities, yaitu keunggulan dalam mencari peluang.
e) Adapt the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
f) Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan.
Adapun faktor-faktor keberhasilan usaha dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a) Faktor manusia, karena maju mundurnya suatu usaha bergantung dari SDM-
nya.
b) Faktor keuangan, diperlukan untuk operasional perusahaan seperti produksi,
pemasaran, distribusi, atau tenaga kerja.
c) Faktor permodalan, sumber modal bisa dari sendiri atau dari orang lain.
d) Faktor organisasi, berfungsi menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan dan
mengelompokan kegiatan sesuai tugas yang akan dilaksanakan agar tujuan
dapat tercapai.
e) Faktor perencanaan, berfungsi merumuskan dan menentukan tujuan usaha yang
diharapkan, untuk kemudian dituangkan ke dalam sasaran.
f) Faktor mengatur bisnis, adanya fungsi manajemen yang baik dalam pengaturan
kegiatannya.
g) Faktor pajak dan asuransi, turut dalam pembangunan pemerintah dan
mengansuransikan perusahaan serta karyawannya.
h) Faktor fasilitas pemerintah, pemberian kemudahan dalam mengurus izin usaha
yang diperlukan oleh wirausahawan.
i) Catatan bisnis, penting untuk mencatat segala transaksi, kejadian atau peristiwa
dalam setiap kegiatannya sebagai gambaran untuk mengetahui keadaan
perusahaan.

b. Kegagalan usaha
Kelemahan yang dimiliki antara lain:
a) Tidak mau mengembangkan diri;
b) Tidak mau mempelajari pengetahuan dan teknelogi;
c) Kurang tanggap dengan perubahan;
d) Mengabaikan pencatatan transaksi keuangan;
e) Enggan melakukan promosi dan riset terhadap konsumen;
Namun demikian, masih banyak faktor lain yang menyebabkan kegagalan, di
antaranya:
a) Tidak adanya perencanaan;
b) Tidak memiliki pendidikan yang relevan dengan usaha yang dijalani;
c) Tidak berorientasi ke masa depan;
d) Kurang spesialisasi (bidang kekhususan);
e) Jarang mengadakan inovasi;
f) Tidak ada pembukuan yang teratur;
g) Tidak mengadakan analisis pasar;
h) Kurang pengetahuan dan hukum;
i) Kurang mempelajari ilmu modern;
j) Cepat puas diri;
k) Jarang melakukan pengkaderan (penerus);
l) Keluarag sentries (nepotisme);

2. Mengembakan Ide dan Peluang Usaha


Untuk mengembangkan idea tau gagasan tentang peluang usaha, kita harus berfikir
secara:
1. Positif, arahkan pada hal-hal yang mudah dan bermanfaat.
2. Kreatif, yaitu arahkan pada hal-hal yang dapat tertarik akan produk kita.
3. Inovatif, yaitu arahkan pada penciptaan produk baru yang berguna di masyarakat.
4. Inisiatif, yaitu langsung bergerak, jangan ditunda lagi.
5. Fleksibel, yaitu sesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
6. Responsif, yaitu selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

3. Menganalisis Kemungkinan dan Kegagalan Usaha


Selain analisis SWOT, banyak cara dalam menganalisis peluang usaha agar
mengurangi kemungkinan kegagalan dalam berusaha. Satu di antaranya adalah evaluasin
secara sistematis dengan menejemen POAC. Menejemen POAC, mencakup:
1. Planning, yaitu membuat perencanaan yang matang dan tersusun rapi
2. Organizing, yaitu bagaimana mengatur dan menetapkan kegiatan yang dilaksanakan,
termasuk pembagian tugas tenaga kerja.
3. Actuating, yaitu penggerakan atau pelaksanaan dari rencana, dan pengaturan tersebut
dengan lancer dan terkendali.
4. Controlling, yaitu pengendalian dan pengawasan, apakah yang dilakukan sesuai
dengan apa yang dibuat atau menyimpang.
Analisis lain adalah dengan melakukan observasi langsung ke konsumen untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan yang ada di di masyarakat. Dari observasi tersebut,
kita dapat mengetahui besar kecilnya minat konsumen terhadap usaha yang dilaksanakan.
Observasi dapat dilakukan dengan cara:
a. Wawancara langsung;
b. Pengamatan ke pasar-pasar;
c. Memberikan angket untuk diisi.
Kesimpulannya, produk yang dibuat harus mampu menarik minat sehingga kegagalan
usaha yang dapat dihindari. Selain itu, produk juga bias di buat lebih terjangkau bagi
konsumen dengan cara;
a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas, dan laku terjual dengan
harga bersaing;
b. Membuat desain baru dengan harga terjangkau;
c. Membuat produk lebih cepat dan murah;
d. Memilih dan menetukan wilayah pemasaran yang lebih menguntungkan.
5. Analisis Perencanaan Usaha
Dari suatu informasi, kita dapat menghasilkan suatu gambaran dan peluang usaha.
Semakin luas informasi, semakin baik peluang usaha yang didapatkan. Dalam
perencanaan usaha, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Hal tersebut
terangkum dalam 5 W dan 1 H, yaitu:
1. What, yaitu usaha apa yang akan di ambil?
2. Why, yaitu mengapa harus memilih usaha/melaksanakan usaha tersebut?
3. Who, yaitu siapa yang melaksanakan usaha tersebut?
4. When, yaitu kapan usaha tersbut dimulai?
5. Where, yaitu dimana usaha tersebut akan dilaksanakan?
6. How, yaitu bagaimana melaksanakan usaha tersebut?

6. Memetakan Peluang Usaha


Beberapa pertimbangkan yang harus diperhatikan dan dipikirkan oleh para
wirausahawan adalah sebagai berikut.
1. Bidang usaha yang dahulu mengalami keberhasilan belum tentu berhasil pada
masa sekarang.
2. Kecakapan usaha yang dipunyai dan di kembangkan belum tentu bagi masyarakat
sekitar.
3. Bidang usaha yang berhasil ditangani orang lain, belum tentu berhasil jika kita
tangani.
4. Bidang usaha yang berkembang di suatu tempat, dapat berkembang di tempat atau
daerah, belum tentu dapat berkembang di tempat atau daerah lain.
Peluang di bidang jasa yang sangat di butuhkan masyarakat, di antaranya:
a. Jasa servis, merawat dan memperbaiki jika terjadi kerusakan pada alat-alat yang
sering kita pergunakan. Contohnya, servis TV, radio, mobil, motor, dan jasa servis
lain nya.
b. Jasa hiburan, memberikan hiburan untuk mengurangi stress. Contoh nya, bioskop,
arena permainan, taman hiburan, café, restoran, dan jasa hiburan lainnya.
c. Jasa transportasi, menyediakan angkutan bagi masyarakat, seperti rental mobil.
d. Jasa perantara, membantu masyarakat yang akan menjual dan membeli barang.
e. Jasa kesehatan, seperti sarana kebugaran, fitness, rumah sakit, dan pengobatan
alternative.
f. Jasa yang lain, seperti, catering, editor, atau terjemahan.
Adapun produk dikelompokan sebagai berikut.
a. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di rumah. Artinya, dengan barang
tersebut, kita dapat menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang
bersamaan dengan cepat. Alatnya seperti, panci multiguna dan peranjang sayuran.
b. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di luar rumah, seperti tas
multifungsi, selain untuk kerja bias untuk menyimpan pakaian.
c. Produk lainnya yang dibutuhkan tanpa, mengenal tempat, seperti air dalam
kemasan, atau mie dalam gelas.
7. Pemanfaatan Peluang secara Kreatif dan Inovatif
a. Kreativitas
Orang yang kreatif adalah orang yang cepat menangkap peluang yang muncul
dari suatu kondisi lingkungan sekitarnya. Orang kreatif akan memandang barang
yang oleh kebanyakan orang dianggap tidak berguna, menjadi sangat berguna dan
mempunyai nilai jual.
Ada beberapa peluang usaha yang bisa dimanfaatkan secara kreatif dam
mampu mengahasilkan nilai tambah, yaitu sebagai berikut.
a. Memanfaatkan barang bekas, sperti:
1) Sedotan dibuat bunga
2) Kardus menjadi bingakai dan tas
b. Memanfaatkan barang yang tersedia /disediakan oleh alam, seperti membuat
gerabah dan kerajiana dari tanah liat
c. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada di sekitar nya,seperti
berdagang aneka keperluan sekolah menjelang ajaran baru dan berjualan
aneka minuman ketika musim kemarau.
Tujuh langkah proses berfikir kreatif, diantaranya:
a. Persiapan (preparation);
b. Penyidikan (investigation);
c. Transformasi (transformation);
d. Penetasan (incubation);
e. Penerangan (illumination);
f. Pengujian (verification):
g. Penerapan (impalementation).
b. Inovasi
Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan/ide yang
berdaya jual dan bisa di terima masyarakat. Menurut Coleman dan Hamman,
berfikir kreatif adalah berfikir yang menghasilkan metode, konsep, pengertian,
perencanaan, dan seni yang baru.

Anda mungkin juga menyukai