Npm : 2022110065
Prodi : Teknik Informatika
Nadie Makarim pendiri GoJek, lahir pada 4 Juli 1984. Beliau sempat mengenyam pendidikan
SMA di Singapura, pendidikan sarjana di International Relations di Brown University
Amerika Serikat. Pendidikan Master di Harvard Business School.
Sebelum Nadiem Makarim mendirikan GoJek, Beliau juga pernah bekerja di sebuah
perusahaan konsultan Mckinsey & Company, Managing Editor di Zalora Indonesia, Chief
Innovation Officer di kartuku. Berdasarkan pengalamannya tersebut Nadiem Makarim
mendirikan GoJek
Perusahaan Startup GoJek
Nadiem Makarim pendiri GoJek saat ini menjadi CEO PT GoJek Indonesia. Nadiem
memposisikan PT GoJek Indonesia merupakan Penyedia jasa transportasi ojek di Indonesia
yang berkembang pesat setelah meluncurkan aplikasi di ponsel pada awal 2015.
Nadiem Makarim adalah seorang yang cukup setia menggunakan jasa ojek. Nadiem melihat
permasalahan utama tukang ojek adalah waktu tidak produktif yang besar, seperti mangkal dan
menunggu penumpang.
Saat di pangkalan ojek, pengemudi ojek harus bergiliran dengan pengemudi ojek lainnya.
Disisi lain para pengguna ojek, juga merasa malas untuk berjalan mencari pangkalan ojek. Di
kota-kota besar, orang lebih suka menggunakan taksi karena lebih mudah dicari.
Berdasarkan riset tersebut, Nadiem mendapatkan ide awal untuk melakukan inovasi bagaimana
cara menghubungkan pengendara ojek dengan calon pembelinya. Salah satu solusinya adalah
dengan menggunakan ponsel.
GoJek dirintis pada tahun 2011 dengan menggunakan sistem yang masih sangat sederhana,
yaitu calon penumpang menghubungi melalui telepon, atau kirim sms.
Saat ini Nadiem Makarim pendiri GoJek telah membuktikan prestasi yang luar biasa,
setidaknya ada lebih 10 ribu supir ojek yang tergabung dalam GoJek. Salah satu sumber
peningkatan yang drastis karena adanya aplikasi berbasiskan Android.
Harapan Nadiem Makarim pendiri GoJek adalah, perusahaannya PT. Gojek dapat membantu
serta melayani seluruh masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada.
Model bisnis yang diterapkan GoJek adalah skema bagi hasil dengan supir ojek. GoJek hanya
mengambil bagian 20% dan sisianya 80% adalah bagian pengendara ojek.
GoJek memberikan fasilitas kepada supir berupa jaket, helm dan HP Android. Terkahir
terdapat pemberitaan GoJek juga memberikan perlindungan asuransi kesehatan dan kecelakaan
kepada supir.
Pelajaran dari Nadiem Makarim pendiri GoJek
Apa saja pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah sukses Nadiem Makarim pendiri GoJek?
➢ Solusi inovatif dengan menggunakan teknologi
Hal pertama setelah mendengar kisah Gojek, adalah solusi inovatif dengan menggunakan
teknologi. Idenya sangat sederhana hanya mempermudah mempertemukan antara pengemudi
ojek dengan calon penumpang.
Solusi yang sederhana tersebut ternyata mendapat respons yang positif dari masyarakat dan
segera berkembang pesat.
➢ Membuat kebutuhan baru
Pada awalnya orang tidak mau menggunakan ojek, karena di beberapa kota harga ojek cukup
mahal dan permasalahan transaparansi harga.
Aplikasi Gojek berusaha menyadarkan pada masyarakat, ada sebuah solusi atas kebutuhan
mereka. Moda transportas ojek sebenarnya dapat menjadi solusi, jika dikelola dengan benar
➢ Membuka lapangan kerja baru dan padat karya
Terakhir, Gojek membuka lapanngan kerja baru yang padat karya. Banyak orang-orang muda
yang awalnya tidak memiliki penghasilan, saat ini dapat menghasilkan pendapatan yang cukup
besar dengan menjadi pengemudi gojek
KasKus
KasKus resmi berdiri pada 6 November 1999. Hal in bermula ketika Andrew Darwis sedang
kuliah di Negeri Paman Sam, Seattle University, Program Studi Multimedia & Web Design,
Art Institute of Seattle Computer Science. Andrew Darwis terinspirasi untuk menciptakan
sebuah website dengan format forum komunitas
Kaskus sendiri berasal dari kata Kasak-Kusuk / bergosip. KasKus dijalankan dengan modal
awal sebesar US$ 3 (Rp 30.000,-) untuk membeli server, Andrew dan dua rekannya, Ronald
dan Budi, memilih untuk membuat portal yang berisi mengenai berita maupun informasi
tentang Indonesia. Portal tersebut sengaja di buat menjadi suatu media untuk memuaskan
kerinduan bagi masyarakat Indonesia yang berada di Luar negeri.
Suka duka disaat awal KasKus berdiri, adalah Andrew harus turun tangan langsung dan
memperbaiki apabila ada server yang down. Saat itu Andrew belum memiliki karyawan. Selain
itu kendala terberat juga dialaminya ketika pindah ke Jakarta, karenai ia harus meyakinkan
customer dan advertiser mengenai citra Kaskus.
Pemasarannya Andrew dan timnya di awal usaha harus bergeriliya door to door ke klien untuk
memperkenalkan positioning Kaskus dan tidak sampai 1 tahun, Kaskus sudah banyak
dipercaya oleh client-client besar yang sudah mendukung Kaskus sejak pertama kali Kaskus
launching pada Desember 2008. Berselang 2 bulan kemudian Kaskus resmi menjadi
perusahaan professional di bawah bendera PT. Darta Media Indonesia.
Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten Forum Jual
Beli (FJB) dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari
seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online.
Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam Forum Jual Beli (FJB).
Obsesi yang ingin diraih Andrew untuk pengembangan bisnis online-nya adalah terus
mengembangkan content (fasilitas yang ada di dalam website) Indonesia, sehingga nantinya
orang luar negerilah yang akan membeli content itu.
Terlahir dalam keluarga yang berada, memberikan kesempatan kepada Steven untuk
mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Meski tak harus bersusah payah, ia tak
pernah bermain-main dengan dunia pendidikan. Sebelum memutuskan study ke luar
negeri, Steven sudah mengambil diploma untuk jurusan Bisnis dan Computer Information
System atau CIS.
Setelah rampung, ia pun melanjutkan pendidikannya ke Johns Hopkins University dan
lulus sebagai Bachelor of Science dalam bisnis ekonomi. Tak puas sampai di situ, Steven
kembali membekali diri dengan mengambil S2 di Columbia University. Ia pun berhasil
mendapatkan gelar Master of Science dalam bisnis negoisasi.
Langkah Awal
Setelah merampungkan S2-nya, steven wongsoredjo kembali ke tanah air dan membantu
bisnis orang tua. Namun, dalam hati ia tetap menolak dan ingin sukses dengan hasil jerih
payahnya sendiri. Oleh karena itu, Steven memutuskan untuk keluar dan membangun
bisnis kecil-kecilan.
Ia berusaha untuk melihat peluang dari dunia start-up Indonesia yang memang sedang
berkembang pesat. Berbekal latar belakang pendidikan yang mumpuni, pada bulan
Agustus 2016 Steven resmi mendirikan Nusantara Technology. Di sinilah awal mula bisnis
Steven mulai tumbuh dan berkembang.
Perkembangan Bisnis
Salah satu start-up Steven yang booming akhir-akhir ini adalah Yukepo. Yukepo
merupakan sebuah situs online yang berisikan konten tentang lifestyle atau gaya hidup.
Uniknya, konten di dalam situs ini adalah buah karya tim Nusantara Technology sendiri,
bukan asal meng-copy dari situs-situs media lain.
Dengan sasaran utama para wanita, Yukepo berhasil melejit hingga mulai memberikan
pundi-pundi rupiah. Sukses di Jakarta, Steven mendirikan cabang di Yogyakarta yang kini
menjadi tempat editorial konten untuk situs Yukepo. Sementara kantor di Jakarta, ia
fokuskan untuk pengembangan produk dari Nusantara Tech.
Sukses dengan bisnis konten di media online, steven wongsoredjo mulai merambah dunia
Software as a Service atau SaaS. Salah satu layanannya yang sudah resmi diluncurkan
adalah PlayingViral. Platform ini menggunakan basis Artificial Intelligence atau AI yang
memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menciptakan konten marketing yang
interaktif.
Platform ini pun sukses di pasaran, terbukti dengan adanya pengguna aktif dari dua
perusahaan besar, yaitu Singapore Airlines dan Garuda Indonesia. Masih belum cukup
memukau? Cobalah untuk membuka platform Super App. Aplikasi ini merupakan wadah
atau agen bagi produk-produk UKM dengan sistem bagi hasil.
Sumber Gambar:
• Hendy Setiono – https://goo.gl/DgVogZ dan https://goo.gl/R4WKQ7