Anda di halaman 1dari 8

Tugas kwu

10 Tokoh Wirausahawan yang sukses di bidang

Rekayasa

Kris Malik

X IPA 1
1 William Tanuwijaya – Tokopedia
William Tanuwijaya dilahirkan pada tanggal 11 November 1981. Setelah
tamat SMA, beliau merantau ke ibukota untuk melanjutkan pendidikan.

William Tanuwijaya kemudian mengambil pendidikan di Universitas Bina


Nusantara (Binus), jurusan Teknik Informatika.

William kemudian bekerja sampingan sebagai penjaga warnet, dimana


beliau kemudian memperoleh tambahan penghasilan dan internet gratis.
Dari sinilah William pertama kali mengenal internet lebih dalam.

Kisah suksesnya berlanjut saat beliau bekerja di beberapa


perusahaan software developer dan game developer, bahkan di
perusahaan jual beli online KafeGaul.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya, William


mengajak salah satu rekannya bernama Leontinus Alpha Edison,
merintis Tokopedia.com pada tanggal 6 Februari 2009 yang kemudian
rilis pada 17 Agustus 2009.

Tanpa memakan waktu lama, Tokopedia mendapatkan suntikan


investasi pada tahun pertamanya dan dinobatkan sebagai startup e-
commerce terbaik di Indonesia oleh Bubu Awards.

Kini, Tokopedia menjadi satu platform terbesar yang menghubungkan


penjual dan pembeli dengan proses jual beli yang aman, nyaman dan
praktis.
2 Achmad Zaky – BukaLapak
Achmad Zaky lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Indonesia.
Beliau adalah lulusan teknik informatika dari Institut Teknologi Bandung
pada tahun 2004.

Ketertarikannya dengan dunia informatika tampak sejak bangku SD, dan


terbukti dari kemenangannya di berbagai kejuaraan dan olimpiade
selama mengenyam pendidikan.

Setelah lulus dari ITB, Achmad Zaky mendirikan perusahaan jasa


konsultasi teknologi bernama Suitmedia.

Zaky membuat sebuah website yang menjadi proyek internal


perusahaan. Proyek tersebutlah yang menjadi asal kesuksesan Achmad
Zaky pendiri bukalapak.com.

Setelah menyelesaikan pengembangan Bukalapak.com yang


diselesaikan hanya dalam kurun waktu dua bulan, Achmad Zaky
mengajak para pedagang mall dan UMKM untuk bergabung
di Bukalapak.com.

Tak disangka ajakan ini memperoleh respon sangat positif, dan


menjadikan Bukalapak.com tenar dalam sekejap.

Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan dari


investor kerap berdatangan.

Beberapa investor yang tertarik mendanai bukalapak.com antara lain


adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang
Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group).
3 Ferry Unardi – Traveloka
Pendiri Traveloka Ferry Unardi, lahir pada 16 Januari 1988 di kota
Padang.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah, Ferry


memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Purdue University
jurusan Computer Science and Engineering.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, beliau memutuskan untuk


bekerja di Microsoft, Seattle. Dengan tingkat persaingan yang tinggi,
Ferry menilai bahwa kariernya di Microsoft akan sulit naik.

Beliau kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja dan melanjutkan


studinya.

Sambil menjalani studi di Harvard University, Ferry Unardi tertarik untuk


mengembangkan perusahaan rintisan (startup). Beliau memilih bidang
mesin pencari tiket pesawat.

Karena ide inilah, lahir Traveloka, startup di bidang reservasi tiket yang
tergolong baru dan langsung menarik perhatian para investor.

Sejauh ini, Traveloka sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa


perusahaan modal ventura (venture capital).

Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada tahun 2012 dan
Global Founders Capital pada tahun 2013.
4 Nadiem Makarim – Gojek
Dibalik kesuksesan GoJek, ternyata ada sosok pendiri yang
bernama Nadiem Makarim yang lahir pada 4 Juli 1984.

Beliau sempat menjalani pendidikan SMA di Singapura, pendidikan


sarjana di International Relations di Brown University Amerika Serikat,
serta pendidikan master di Harvard Business School.

Dengan latar pendidikan yang luar biasa, beliau kemudian bekerja di


sebuah perusahaan konsultan Mckinsey & Company, Managing Editor di
Zalora Indonesia, terakhir sebagai Chief Innovation officer di Kartuku.

Namun tidak puas sampai disana, Nadiem mendirikan PT GoJek


Indonesia, penyedia jasa transportasi ojek di Indonesia yang
berkembang pesat setelah aplikasi ponselnya diluncurkan pada awal
2015.

Awal mula berdirinya GoJek adalah ide Nadiem yang melihat


permasalahan utama pengendara ojek, yaitu tidak produktifnya tukang
ojek karena kerap mangkal menunggu penumpang.

Hal ini terjadi karena adanya giliran dalam melayani penumpang.

Dari situlah Nadiem menghasilkan inovasi yang mampu


menghubungkan penumpang dan pengendara ojek sehingga bisa
menerima order kapan saja dimana saja tanpa harus mangkal.

Saat ini, GoJek telah membuktikan prestasi yang luar biasa, setidaknya
ada lebih 10 ribu supir ojek yang tergabung dalam GoJek.

Salah satu sumber peningkatan yang drastis karena adanya aplikasi


berbasiskan Android.

Harapan Nadiem Makarim pendiri GoJek adalah, perusahaannya PT


GoJek Indonesia dapat terus membantu serta melayani seluruh
masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada.
5 Hendy Setiono – Baba Rafi
Kebab Baba Rafi didirikan sejak tahun 2007 dan berpusat di Jakarta, dengan
jumlah outlet yang semula hanya 2 kini telah berkembang mencapai 1.200
outlet di seluruh dunia.

Hendy Setiono, pria asal Surabaya tersebut memperoleh ide kuliner ala timur
tengah ini saat tengah berkunjung ke Qatar.

Dia melihat banyaknya kedai kebab disana, dan berpikir bahwa kuliner tersebut
memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia.

Untuk merealisasikannya, dia bekerja sama dengan Hasan Baraja untuk


mengembangkan usaha kuliner itu dengan modal awal sebesar Rp 4.000.000
saja.

Setelah berjalan selama 14 tahun, kini Baba Rafi sudah mengembangkan


sayapnya hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Filipina, China, dan Sri
Lanka.

Hendy mengungkapkan bahwa dia masih ingin memperluas usahanya ke


berbagai negara lainnya di seluruh dunia.

Perkembangan Kebab Baba Rafi tidak berhenti sampai disitu, terbukti dari
terbentuknya perluasan bisnis Hendy Setiono, yaitu Babarafi-online.com.

Babarafi-online.com merupakan bagian dari PT Baba Rafi Indonesia yang


bergumul dalam bisnis Kebab Turki Baba Rafi.

Dengan perluasan ini, kini muncul peluang bisnis waralaba Baba Rafi yang
terbuka bagi para calon pebisnis yang ingin memulai usahanya.

Dengan demikian, Hendy Setiono sudah menjadi salah satu pelopor waralaba
asal Indonesia yang sukses mendunia.
6 Jason Lamuda – Berrybenka.com
Menjadi seorang pebisnis di bidang digital, sejumlah tantangan besar akan
selalu menghampiri setiap saat.

Berbagai kendala sangat mungkin dialami oleh para pebisnis startup, terutama
mereka yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi.

Hal serupa juga dialami oleh Jason Lamuda, yang sukses menjalankan bisnisnya
hingga dapat bertahan dan berkembang dengan pesat seperti sekarang ini.

Jason Lamuda, Pria yang menyelesaikan gelar master di Columbia University


untuk jurusan Financial Engineering ini, justru mengawali karirnya di
McKinsey & Company sejak bulan Agustus 2008.

Bekerja sebagai Business Analyst selama 2 tahun, Jason akhirnya keluar dari
McKinsey & Company dan memutuskan untuk memulai bisnisnya di bidang
digital.

Jason menunjukkan kepiawaiannya dalam membangun sebuah bisnis digital


dengan mendirikan Berrybenka dan meniti kesuksesannya di dunia bisnis.

Tidak perlu waktu yang lama, Berrybenka berkembang dengan sangat pesat dan
mengalami pertumbuhan bisnis yang luar biasa.

Jason kemudian memperluas jangkauan pasar Berrybenka dengan cara


menyediakan beragam kategori produk yang lebih variatif, seperti: make-
up, skin care, dan bahkan beberapa apparel olahraga.

Hal ini tentu akan menjadi sebuah nilai jual Berrybenka di tengah-tengah
ketatnya persaingan di antara bisnis online yang berkembang di Indonesia.

Jason Lamuda mengungkapkan bahwa dirinya akan terus memperluas sektor


bisnis Berrybenka, dan mengincar sektor fashion pria untuk pengembangan ke
depannya.
7 Johnny Andrean – Johnny Andrean Salon, J.CO, Bread Talk
Siapa yang tidak tahu dengan waralaba J.CO dan Bread Talk?

Ya, kedua bisnis ini ternyata dimiliki oleh pendiri Johnny Andrean Salon, yaitu
Johnny Andrean sendiri.

Bisnis awal Johnny Andrean adalah salon. Salon itu dibuat pertama kali pada
tahun 1980-an di bagian ujung Jakarta Utara. Usaha salon dipilihnya karena
bekal skill yang diajarkan oleh ibunya.

Setelah Johnny Andrean Salon sukses berjalan, beliau membuka franchise di


bidang kuliner yaitu BreadTalk.

Perusahaan roti asal Singapura tersebut dipilihnya karena rasa dan peminat yang
tinggi, sehingga bukan tidak mungkin BreadTalk akan menjadi primadona roti
Indonesia.

Usaha tersebut dimulai sejak bulan Maret 2003 pada gerai pertama di Mall
Kelapa Gading, Jakarta.

Belajar dari bisnis waralaba BreadTalk, Johnny Andrean merasa


ingin mengembangkan bisnis sendiri di bidang kuliner.

Namun, berbeda dengan BreadTalk yang dibeli dari perusahaan lain, J.CO
Donuts & Coffee benar-benar asli rintisannya.

Setelah melakukan berbagai riset dan keilmuannya di bidang membuat roti yang
diperoleh sebelum membuka gerai BreadTalk, Johnny Andrean akhirnya
memutuskan untuk membuka J.CO Donuts & Coffee dengan gerai pertama pada
tahun 2005.

Hingga saat ini, jumlah gerai J.CO Donuts & Coffee di Indonesia sudah
mencapai lebih dari 100 gerai.

Padahal, jumlah tersebut belum termasuk gerai yang dibuka di negara tetangga
yaitu Malaysia, Singapura, China, serta Filipina.

Bukan tidak mungkin perusahaan donat yang telah merambah negara tetangga
itu akan mengambil hati konsumen di dunia.

Anda mungkin juga menyukai