Anda di halaman 1dari 10

5 PROFIL PENGUSAHA BESAR DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

NAMA: GIAN SHAFITRAH

KELAS: XI PM 3

NIS : 18.6781

KEMETRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

PUSDIKLAT INDUSTRI

SMK SMTI MAKASSAR


1. ACHMAD ZAKY – BUKALAPAK
Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini mewarisi darah Jawa yang kental
akan budayanya. Di usianya yang ke 32 ini, pencapaian Achmad Zaky bukanlah
tanpa sebab. Kesuksesannya sekarang tak lain dan tak bukan adalah berkat kedua
orangtuanya yang senantiasa mendukung langkahnya. Di samping itu, di balik
keberhasilannya, ada seorang wanita yang berkontribusi siang dan malam untuk
dirinya. Dia adalah Diajeng Lestari, wanita yang menjadi tambatan hati Zaky yang
mengakhiri masa lajangnya pada 17 Oktober 2010 silam.

Jebolan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memang


menyenangi dunia teknologi informasi sejak masih sekolah. Ide untuk mendirikan
Bukalapak tercetus setelah dirinya lulus kuliah. Zaky percaya bahwa masa depan
Indonesia ada di bidang internet. Karenanya, Zaky ingin menciptakan
sebuah platform e-commerce yang aman baik untuk pembeli maupun penjual.

Proses pendirian Bukalapak juga tidak mulus-mulus saja. Tantangan terberat


menruut Zaky adalah mengajak pedagang untuk bergabung. Karena pada saat itu,
kepercayaan atas jual beli online masih sangat kecil. Berawal dari tim yang terdiri
dari 3 orang (1 orang staf, 1 orang untuk bantu-bantu, dan Zaky sendiri), kini
Bukalapak menjadi salah satu e-commerce terkemuka di Indonesia yang transaksi
perharinya mencapai 500 juta rupiah.
2. ANDREW DARWIS – SITUS JUAL BELI

Ia lahir 20 Juli 1979 di jakarta merupakan pendiri (founder) komunitas


online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs Kaskus.us yang sekarang ini
mempunyai lebih dari 3 juta member . Andrew sekarang menjabat sebagai Chief
Technology Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik
(owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia. Andrew memulai
pendidikannya di SD Tarakanita Pluit Jakarta, kemudian melanjutkan
pendidikannya di SMP Tarakanita Pluit Jakarta, setelah lulus SMP kemudian
andrew memilih melanjutkan SMA Gandhi National School, Ancol ’98 Jakarta,
setelah lulus kemudian Andrew melajutkan studinya di Universitas Bina
Nusantara, 1998 jurusan Sistem Informasi,

Setelah berkuliah di Binus, Andrew mencari universitas lain yang


‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas yang cocok di
Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata pencaharian
umum di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi
seorang teman yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama
Seattle University dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web
programming. Pada awalnya, kedua orang tua Andrew tidak setuju dengan
keinginan anaknya. Mereka menganggap kuliahnya kelak akan terlalu
menghamburkan uang, belum lagi biaya hidup disana. Namun setelah didesak
oleh Andrew, akhirnya mereka luluh juga, dengan syarat biaya hidup selama
kuliah di Amerika harus ditanggungnya sendiri. Andrew menyanggupinya.

Kemudian ia memilih melanjutkan studinya di luar negeri di Art Institute of


Seattle, 1999 – 2003 jurusan Multimedia & Web Design, setelah itu ia
melanjutkan masternya di universitas yang sama jurusan Master of Computer
Science, Seattle University, tahun 2004 – 2006. Andrew mendirikan Kaskus pada
6 November 1999. Bermula dari pengalamannya saat menimba ilmu di salah satu
universitas terkemuka di Negeri Paman Sam, Seattle University, Program Studi
Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle Computer Science di tahun
1999, pria yang disapa Andrew ini terinspirasi membuat website forum komunitas
yang bisa di bilang menjadi yang terbesar di Indonesia. “Saat itu saya ditugaskan
oleh dosen untuk membuat program dari free software, dari situlah mulai muncul
ide membuat website dengan nama Kaskus.” Ujar Andrew yang bekerja di
perusahaan lyrics.com saat kuliah di Amerika.

3. WILLIAM TANUWIJAYA – TOKOPEDIA

William Tanuwijaya lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada


tanggal 18 November 1981. Ia bersekolah hingga SMA di kampung halamannya
tersebut, dan selama 18 tahun di kampung halamannya.

Menjadi Penjaga Warnet

Selama kuliah, ia rajin mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai


kuliahnya. Ketika masuk semester dua di kampusnya, ia kemudian bekerja di
Warnet dari jam 9 Malam hingga jam 9 pagi. Setelah lulus dari kampusnya yaitu
BINUS, ia kemudian bekerja di kantoran yang bergerak dibidang pengembangan
software komputer. Namun lama kelamaan mulai terbesit ide dipikiran William
Tauwijaya untuk mendirikan perusahaan sendiri. Dimana mimpinya adalah
mempunyai perusahaan Internet sendiri.

Hingga kemudian usaha William Tanuwijaya selama dua tahun akhirnya


membuahkan hasil, tepatnya pada tahun 2009, pada tanggal 6 Februari 2009,
Tokopedia milik William Tanuwijaya resmi berdiri dan pada hari kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2009. Tokopedia resmi diluncurkan ke publik
setelah mendapatkan suntikan dana dari pada Investor dan juga bos di tempat
kerjanya. Tokopedia bahkan mendapatkan penghargaan sebagai e-commerce
terbaik di Indonesia dari Bubu Awards.

Tokopedia terus menerus mendapatkan pendanaan dari tahun ke tahun dari para
investor mengingat perkembangannya sangat baik, seperti , East Ventures tahun
2010, CyberAgent Venture di tahun 2011, Beenos di tahun 2012 dan Softbank
pada tahun 2013. Tokopedia buatan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha
Edison terus menerus berkembang, bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia
mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank
Internet yang juga memodali Alibaba serta Sequoia Capital yang juga pernah
memodali Google dan Apple dan Instagram.

William Tanuwijaya kemudian sekarang ini menjadi CEO perusahaan Tokopedia


serta Leontinus Alpha Edison menjadi COO Tokopedia. Hingga kini tokopedia
terus menerus berkembang pesat berkat usaha pantang menyerah William
Tanuwijaya dan rekannya Leontinus Alpha Edison. Di tahun 2017, Tokopedia
sukses menjadi startup unicorn yakni startup yang memiliki valuasi atau nilai
diatas 1 miliar dollar AS atau sekitar 14 trilun rupiah.
4. NADIEM MAKARIM – GOJEK

Nama : Nadiem Makarim


Lahir : Singapura, 4 Juli 1984
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Orang Tua : Nono Anwar Makarim (ayah), Atika Algadrie (ibu)
Istri : Franka Franklin
Anak : Solara Franklin Makarim
Total Kekayaan : 1.4 trilyun Rupiah (Majalah Globe Asia, 2018)

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi mobile, GO-JEK berhasil


merevolusi industri transportasi Ojek. Fitur yang ditawarkan GO-JEK pun
berbagai macam seperti pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan
berpergian di tengah kemacetan. Semua ide itu berawal dari Nadiem Makarim.
Sangat sedikit informasi yang didapat oleh biografiku.com mengenai profil masa
kecil Nadiem Makarim.
Ide bisnis transportasi GO-JEK sendiri berasal dari pemikirannya ketika ia
berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Ia jarang menggunakan mobil
karena mobilitasnya yang tinggi, ia lebih sering menggunakan jasa ojek.

Dari perbicangannya dengan para tukang ojek, ia menemukan kenyataan


bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktunya hanya
menunggu pelanggan saja dan susah untuk mencari pelanggan. Selain itu Nadiem
juga frustasi ketika sangat sulit menemukan ojek pangkalan saat sangat
dibutuhkan. Di sisi lain kemacetan Jakarta makin memburuk maka di butuhkan
sebuah layanan transportasi yang cepat serta pengiriman yang cepat untuk
membantu warga jakarta.

Awal Berdirinya Gojek

Kemudian pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi didirikan


oleh Nadiem Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO GO-JEK. Awal
berdiri Gojek, Nadiem mempunyai 20 driver gojek. Dan sistem yang ditawarkan
yakni via telepon call center. Dimana pelanggan menghubungi langsung call
center untuk mendapatkan driver terdekat.

Pada waktu itu, jumlah karyawan gojek masih sangat terbatas dan drivernya
pun juga masih sangat terbatas. Namun keyakinan dari Nadiem Makarim akan
perusahaannya membuat Gojek bisa bertahan hingga melaju pesat beberapa tahun
berikutnya. Awalnya Nadiem Makarim pada awal mendirikan perusahaan GO-
JEK, ia hanya membawahi 20 orang tukang ojek, namun sekarang ia sudah
memiliki lebih dari 300 ribu orang tukang Ojek yang tersebar di berbagai wilayah
di Indonesia dibawah naungan perusahaannya.
Gojek : Perusahaan Teknologi Transportasi Nomor Satu di Indonesia

Segala inovasi ia lakukan sehingga bisnisnya kemudian banyak diliput oleh


media sebagai perusahaan yang merevolusi transportasi ojek. Berkat kerja keras
Nadiem Makarim Pendiri gojek dan para karyawan serta drivernya, kini Gojek
merupakan salah satu perusahaan teknologi jasa transportasi nomor satu di
Indonesia. Perusahaan Gojek kini melayani lebih dari 50 kota di Indonesia dan
memiliki lebih dari 300 ribu driver yang tersebar di Indonesia. Nilai kapitalisasi
perusahaan gojek kini mencapai lebih dari 53 triliun rupiah. hal tersebut
menjadikan perusahaan Gojek sebagai salah satu perusahaan unicorn.

5. ARTHONY TAN

Anthony Tan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakek buyutnya
meniti karir dari menjadi supir taksi di Malaysia. Kakeknya, Tan Yuet Foh, sukses
mendirikan bisnis perakitan mobil dan jaringan distribusi mobil Jepang di
Malaysia. Kini perusahaannya, Tan Chong Motor Holdings Bhd., berhasil
menjadi distributor utama mobil Nissan di Malaysia.

Ayah Anthony Tan bernama Tan Heng Chew, merupakan salah satu orang
terkaya di Malaysia pada tahun 2015 dan merupakan lulusan teknik sipil. Ibu
Anthony Tan bekerja sebagai pialang saham di Malaysia, dan keluarga Tan
merupakan keluarga pebisnis di Malaysia.

Dengan berbagai pengalaman keluarganya, pria 34 tahun ini telah dekat dengan
dunia bisnis sejak kecil. Hampir setiap hari Anthony Tan kecil mendengar
perjuangan berat yang harus dilalui kakek buyut dan kakeknya tersebut. Tak lepas
dari moto keluarga Tan untuk “tidak pernah mengatakan tidak”, yang sudah
tertanam di benaknya sejak dini.

Bahkan saat usianya 6 tahun dan ditanya mengenai cita-citanya kelak, Anthony
Tan dengan percaya diri menjawab, “Aku ingin menjadi pengusaha sukses!”.
Itulah akar dari dimulainya usaha pertamanya saat dia masih berusia 11 tahun,
berjualan komik.

Kisah perjalanan hidup Anthony Tan dilanjutkan ketika Anthony berusia 11.
Orang tua Anthony Tan dsst itu mengajaknya ke sebuah konvensi komik
internasional di Singapura. Karena saking sukanya dengan X-Men, Anthony
memborong banyak sekali komik superhero tersebut.

Sekembalinya ke Malaysia, teman-temannya juga ingin memiliki buku-buku


tersebut, sehingga tercetuslah ide untuk bertukar buku komik sehingga semua
orang punya kesempatan untuk membacanya.

Anthony Tan dan solusinya untuk sistem taxi di Malaysia


Terbukti sekarang pria keturunan Tionghoa ini berhasil dengan idenya mendirikan
Grab pada tahun 2012, sebuah aplikasi ponsel pintar untuk memudahkan orang
memesan taxi. Ide pembuatan aplikasi ini dimulai ketika Anthony menempuh
studi di Harvard Business School.
Suatu hari teman sekelasnya menghampirinya dan mengeluh, “Mengapa sistem
taxi di Malaysia buruk sekali? Kakek buyutmu adalah supir taxi, dan kakekmu
berhasil menjadi pengusaha transportasi sukses di Malaysia, seharusnya kamu
bias melakukan sesuatu.”
Ide aplikasi MyTeksi kemudian menjadi tugas sekolah Anthony untuk
memecahkan masalah taxi di Malaysia, dan berlanjut hingga menjadi bisnis
sungguhan. Sekarang MyTeksi telah berubah nama menjadi Grab. Banyak sekali
yang dapat kita pelajari dan tiru dari biografi Anthony Tan ini. Selang berjalan 4
tahun menjalankan usaha sendiri, banyak kendala telah dihadapi oleh Anthony
Tan dalam menjalankan usaha layanan transportasi Grab, namun ia tetap kukuh
dengan motonya untuk “tidak pernah mengatakan tidak”.

Ia tidak pernah menyerah dan membiasakan dirinya untuk selalu mengatakan


“ya”. Ia juga belajar mengenai pentingnya pengalaman sendiri untuk membantu
memecahkan permasalahan orang lain, pada hal ini memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh supir taxi dengan aplikasi Grab.

Anda mungkin juga menyukai