Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

“Kiprah UPT PKK Dalam Mewujudkan Entrepreneur University”

Di Susun Oleh

SITI ADILA 20334116

Dosen Pengampu

ERPITA YANTI, AMd.Keb, SKM, M.Mkes

KELAS 2 E

DIPLOMA KEPERAWATAN

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr . wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu
nya .

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Erpita Yanti, AMd.Keb, SKM, M.Mkes pada bidang studi Pengantar
Kewirausahaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erpita Yanti, AMd.Keb,


SKM, M.Mkes yang telah memberikan tugas ini , sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni
saat ini .

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dan membagi sebagian dari pengetahuanya , Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini .

Saya menyadari , makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna ,
oleh karena itu , Kriktik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini .

Waalaikumsalam wr wb ,

` Pariaman , 7 Maret 2022

Siti Adila
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………...……………….……..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...………….……iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………..……………..…...1
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..6
1.3 TUJUAN……………………………………………...………...…….………...6

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1Mewujudkan dan menanamkan sifat enterpreneur dalam diri seorang
mahasiswa...........................................................................................................7

2.2 Mewujudkanuntuk Mahasiswa masih kebingungan setelah lulus mau


apa.....................................................................................................................10

2.3 Untuk mewujudkan entrepreneur university...........................................11

2.4 mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak..............15

2.5 Tujuan UPT PKK UNP............................................................................17


2.6 Manfaat Wirausaha................................................................................19
2.7 Manfaat Motivasi Wirausaha .................................................................20

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………….……….…...….21

3.2 SARAN……………………………………………………………………..…23

3.3 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...…....25


Bab 1

Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai


negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan
pendapatan per kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan
perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat (Slamet et.al, 2014).
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam mendorong
praktik- praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai
penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya
membuka peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang
akan mampu menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor. Di negara
yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak tumbuh di masyarakat
umumnya tergolong sebagai usaha kecil.

Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas


kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap
penciptaan pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain:
40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari
perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil menyumbang
bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan hampir di semua
negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Namun demikian,
terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama
dan manajemen yang buruk adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil
(Daryanto 2013,p.2).

Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika


perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di
hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala kecil dan menengah.
Memang keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan
proses awal perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di
lapangan, masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan
menengah.

Menurut Prawiranegara dalam Suryanita (2006,p.5) kendala intern yang


dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih rendah,
lemahnya akses dan pengembangan pangsa pasar, lemahnya struktur
pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya organisasi dan
manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama dengan pelaku-
pelaku ekonomi lainnya.

Untuk menghadapi kendala tersebut, seorang pengusaha harus memiliki


pondasi yang kuat sebelum mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang
pengusaha harus memiliki orientasi kewirausahaan untuk menghadapi
persaingan dan tekanan pasar yang terus meningkat (Kaur and Mantok , 2015).

Permasalahan-permasalahan tersebut di atas juga terjadi pada usaha


kecil didaerah Magetan. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik
Kabupaten Magetan (2016), profil industri kecil di Kabupaten Magetan masih
didominasi industri kecil disektor pengolahan atau manufaktur. Industri
manufaktur di Kabupaten Magetan sebagian besar merupakan indutri
pengolahan kulit, kerajinan kulit, pengolahan makanan dan anyaman bambu.
Industri manufaktur masih didominasi usaha mikro dan kecil. Berdasarkan data
dari badan pusat statistik mengenai industri kecil di wilayah Kabupaten
Magetan, pada tahun 2012 jumlah unit usaha kecil sebanyak 14.473, tahun
2013 jumlah usaha kecil sebanyak 14.489 unit usaha, tahun 2014 jumlah usaha
kecil sebanyak 15.037 dan pada tahun 2015 jumlah usaha kecil sebanyak
15.247.
Pada tahun 2013 hanya mengalami kenaikan sebesar 16 unit usaha
kecil, pada tahun 2014 mengalami kenaikan tinggi sebesar 548 unit usaha,
akan tetapi pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar 210 unit
usaha.
Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kenaikan jumlah usaha kecil
di Magetan artinya perkembangan usaha kecil mengalami pasang surut dalam
kenaikan jumlah unit usaha. Secara tidak langsung, kinerja dari usaha kecil di
Kabupaten Magetan belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Kecenderungan penurunan kinerja Usaha kecil ini diduga, disebabkan oleh
permasalahan ataupun kelemahan yang dimiliki oleh sebagaian besar usaha
kecil untuk mengantisipasi ancaman dan mengeksploitasi peluang pasar.
Faktor yang menyebabkan lemahnya usaha kecil antara lain: keterbatasan
modal, permasalahan kepegawaian, biaya langsung yang tinggi, keterbatasan
varian usaha, dan rendahnya kredibilitas (Daryanto 2013, 4).

Selain itu, para pengusaha belum memiliki orientasi kewirausahaan yang


kuat dalam menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut dan bertahan dalam
persaingan bisnis Pentingnya memiliki orientasi kewirausahaan dalam
menjalankan usaha telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Menurut
penelitian Kaur & Mantok (2015) yang membuktikan bahwa tiga dimensi
orientasi kewirausahaan yaitu sikap proaktif, risk-taking (pengambilan
keputusan), dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis diukur dari kinerja
subjektifnya.
Didukung dengan penelitian Uddin & Bose (2015) dengan empat
variabel orientasi kewirausahaan yaitu inovasi, proaktif, risk-taking, dan
autonomi terbukti berpengaruh terhadap kinerja usaha. Hal ini menunjukkan
bahwa usaha kecil yang ingin meningkatkan kinerjanya tentunya harus memiliki
orientasi kewirausahaan yang kuat. Telah disebutkan sebelumnya bahwa salah
satu penyebab kegagalan usaha kecil adalah manajemen yang buruk. Padahal
setiap usaha dalam pengelolaannya untuk mencapai hasil yang efektif dan
efisien memerlukan penerapan prinsip-prinsip manajemen dan peranan
pimpinan atau pengusaha untuk menjalankan
fungsi-fungsi utama manajemen agar tercapainya keberhasilan usaha yang
diinginkan.
Suci (2009) menyatakan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada industri kecil menengah
bordir di Jawa Timur. Sehingga memiliki kemampuan manajemen yang baik
juga menjadi peranan yang penting dalam menjalankan usaha kecil.
Dengan memiliki orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen
yang baik diharapkan dapat membuat dan menjalankan strategi yang tepat bagi
usahanya. Menurut Zimmerer et al. (2008,p.145), strategi adalah peta jalan
tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai
misi,sasaran, dan tujuan perusahaan. Wirausahawan harus menyusun strategi
yang kuat berdasarkan pada langkah sebelumnya yang menggunakan
kompetensi inti dan kekuatan perusahaan sebagai batu loncatan menuju
kesuksesan. Salah satu aspek penting dalam dari kewirausahaan adalah
pemasaran.
Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba bagi perusahaan
melalui promosi dan distribusi produk. Sudah menjadi tuntutan bagi setiap
pengusaha untuk menyusun strategi pemasaran dalam menjalankan aktivitas-
aktivitas usaha guna mencapai target yang ingin dicapai oleh suatu usaha.
Strategi pemasaran perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan dan
memenuhi keinginan konsumen. Salah satu contoh misalnya, pengusaha
menerapkan strategi pemasaran low cost dibanding pesaingnya agar menarik
lebih banyak konsumen. Setyawan et al. (2015), menemukan bahwa strategi
bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis walaupun 85 persen dari UKM
yang diteliti tidak melaksanakan keseluruhan perencanaan strategi bisnis.
Strategi bisnis hanya terbatas pada strategi pemasaran. Selain itu,
menemukan bahwa dalam menjalankan strategi pemasaran para pengusaha
melakukan hubungan pemasaran dengan pengusaha lain sehingga terciptanya
jaringan usaha. Hal ini mendukung penelitian Setyawan et al. (2014) yang
menunjukkan bahwa di perusahaan minyak, hubungan antara perusahaan dan
pemasok mereka terikat pada kontrak yang ketat bahkan hubungan pemasok
dan perusahaan didasarkan pada teori biaya transaksi.
Dalam perusahaan hypermarket, hubungan pemasok dan peritel
didasarkan pada kepercayaan, komitmen dan kepuasan. Ketiga konstruk
tersebut adalah dasar dari hubungan pemasaran. Oleh karena itu, pemilihan
dan penerapan strategi pemasaran yang tepat adalah hal penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan baik besar maupun kecil.
Pengusaha akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan, sehingga
diperlukan kemampuan manajemen yang kuat untuk menyusun strategi-strategi
pemasaran agar dapat terus bertahan dalam dunia usaha. Kelancaran suatu
strategi pemasaran tentunya membutuhkan orientasi kewirausahaan yang kuat
dan kemampuan manajemen yang handal agar kinerja usaha dapat dihasilkan
secara optimal.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penelitian ini akan
membahas beberapa temuan dan implikasi penelitian terdahulu saat dilakukan
pada pada usaha kecil di Magetan di mana variabel orientasi kewirausahaan,
kemampuan manajemen, dan strategi pemasaran menjadi peranan yang
penting bagi usaha kecil dalam meningkatkan kinerja usahanya secara
maksimal dan berkelanjutan sehingga dapat bertahan dalam persaingan .
1.2 Rumusan Masalah

 Mewujudkan dan menanamkan sifat enterpreneur dalam diri


seorang mahasiswa..??
 Mewujudkanuntuk Mahasiswa masih kebingungan setelah lulus
maapa..??
 Untuk mewujudkan entrepreneur university..??
 Mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak..??
 Tujuan UPT PKK UNP..??
 Manfaat Wirausaha..??
 Manfaat Motivasi Wirausaha..??

1.3 Tujuan

 Mengetahui dan Menjelaskan Mewujudkan dan menanamkan sifat


enterpreneur dalam diri seorang mahasiswa
 Mengetahui dan Menjelaskan Mewujudkanuntuk Mahasiswa masih
kebingungan setelah lulus mau apa
 Mengetahui dan Menjelaskan Untuk mewujudkan entrepreneur university
 Mengetahui dan Menjelaskan Mampu menciptakan lapangan pekerjaan
bagi orang banyak
 Mengetahui dan Menjelaskan Tujuan UPT PKK UNP
 Mengetahui dan Menjelaskan Manfaat Wirausaha
 Mengetahui dan Menjelaskan Manfaat Motivasi Wirausaha
Bab 2

Pembahasan

2.1 Mewujudkan dan menanamkan sifat enterpreneur dalam diri


seorang mahasiswa.

Pembelajaran kecakapan hidup dan entrepreneurship ini tidak dikemas dalam


bentuk mata pelajaran baru, tidak dikemas dalam materi tambahan yang
disisipkan dalam mata pelajaran tetapi dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran.

Yang dimaksudkan entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang


dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan dasar. Secara
umum ada dua macam life skill, yaitu general life skill (GLS) dan specific life
skill (SLS). General life skill dibagi menjadi dua yaitu personal life skill
(kecakapan personal) dan social skill (kecakapan social). Kecakapan personal
itu sendiri terdiri dari self awarness skill (kecakapan mengenal diri) dan thinking
skill (kecakapan berpikir).

Spesific life skill juga dibagi menjadi dua yaitu academic skill
(kecakapan akademik) dan vocational skill (kecakapan vokasional/kejuruan).
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan,
kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan
berpikir meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi,
mengambil keputusan dan kecakapan memecahkan masalah. Kecakapan
sosial meliputi kecakapan komunikasi lisan, komunikasi tulisan, dan kecakapan
bekerjasama.

Kecakapan akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel,


menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis dan kecakapan
melaksanakan penelitian. Kecakapan vokasional/kejuruan terkait dengan
bidang pekerjaan tertentu (Depdiknas, 2003)

Kecakapan hidup dan entrepreneurship ini sebenarnya dimiliki oleh


setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yang berbeda-beda. Keduanya
dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang, oleh karena itu aspek
tersebut harus diasah dan dipraktikkan. Yang menjadi masalah bagaimana
menerapkan entrepreneurship ini ke dalam pembelajaran sejarah? Selama ini
pembelajaran sejarah sepertinya jauh sekali dari jangkauan jiwa
entrepreneurship.

Umumnya pelajaran yang memiliki entrepreneurship ini berupa pelajaran


yang laik jual. Misalnya: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi,
Akuntansi. Inilah tantangan utama para guru sejarah. Sebelum hal tersebut
dipaparkan berikut ini yang termasuk karakteristik jiwa kewirausahaan.

 mempunyai visi dan misi


 kreatif dan inovatif
 berani menanggung resiko
 berjiwa kompetisi
 mampu melihat peluang
 cepat tanggap dan gerak cepat
 berjiwa sosial dan menjadi dermawan.

Pada dasarnya aspek life skill dan entrepreneurship ini bukan sekedar
pengetahuan teknik atau keterampilan, tetapi lebih berorientasi pada sikap
mental melalui proses diri dengan praktik dan pengalaman karena dorongan
motivasi dari diri sendiri.

Oleh karena itu guru sangat berperan penting dalam menanamkan sikap
mental siswa ini melalui proses pembelajaran. Untuk mengimplementasikan
kedua aspek tersebut, guru sejarah harus memahami betul keduanya, sehingga
ketika penyampaian materi akan terintegrasikan dalam proses pembelajaran.

Materi sejarah tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang “murni”


namun merupakan terapan yang nantinya bisa direalisakan oleh anak didik kita.
Dengan bekal sikap mental itulah diharapkan muncul gagasan/pemikiran anak
dalam menghadapi kehidupannya

Dalam hal ini Bisa kita ambil Kesimpulan

bahwasanya Poinnya interprenuer itu adalah membeli masa depan dengan


harga sekarang. Dan dengan adanya interprenuer di perguruan tinggi sehingga
setelah mereka lulus bh Isa mendapatkan pekerjaan yang layak, dengan
adanya pembelajaran kewirausahaan diperguruan tinggi sangat membantu
mahasiswa dan dosen dalam mengembangkan lagi potensi yg sudah ada
dalam diri mereka. (Nadya Mahendra_ pkwu 400).
2.2 Mewujudkanuntuk Mahasiswa masih kebingungan setelah lulus
mau apa
Psikolog klinis dewasa dari Personal Growth, Veronica Adesla, M.Psi. Psikolog
menuturkan biasanya mereka yang menghadapi kebingungan mau kerja apa
setelah lulus kuliah adalah karena kurang informasi terkait jurusan pendidikan
yang mereka pilih. Selain itu juga kurang informasi bidang kerja apa yang
terkait dengan jurusan yang diambil tersebut.

"Bisa terjadi karena mereka mengambil jurusan itu karena keinginan orang tua,
misalnya, padahal passion-nya nggak di situ," kata Veronica di kelas psikologi
dalam rangkaian kegiatan Psych yang digagas bunda.id di Gandaria City Mall,
Jl Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (4/2/2017).
Lalu bagaimana menghadapi kebingungan ini? Veronica menyarankan untuk
membuat perencanaan. Nah, dalam perencanaan itu memuat juga evaluasi
terkait apa saja yang didapat atau ditemukan pada saat kuliah, passion-nya apa

"Pertimbangkan juga apakah dengan pekerjaan yang dibayangkan akan


dilakukan bertahun-tahun itu akan menjadi bosan atau tidak. Kalau ternyata
butuh pendidikan atau kuliah lagi untuk kerja sesuai passion-nya, menurut saya
kenapa tidak," tambah Veronica.

Jika orang tua masih sanggup membiayai kuliah bukan suatu masalah. Tapi
bagaimana jika sudah tidak sanggup membiayai? Jangan patah semangat. Hal
itu bisa diatasi dengan bekerja dulu sembari mengumpulkan biaya kuliah.

"Hidup itu harus punya tujuan, akan seperti apa kita nantinya, seperti apa hidup
kita nantinya. Makanya kita perlu rencanakan dengan baik pekerjaan apa yang
cocok dengan kita atau yang diinginkan," tutur Veronica.
Bekerja, baik sebagai karyawan maupun sebagai pemilik usaha, sama-sama
butuh perencanaan. Karena dengan itu langkah yang dilakukan akan lebih
terukur, sehingga bisa memperkirakan apa saja yang dibutuhkan.
2.3 Untuk mewujudkan entrepreneur university

1. Menyusun Kurikulum Entrepreneur University

Dalam merumuskan sistem atau metode pembelajaran dan pelatihan


entrepreneurship, perguruan tinggi harus dengan bersungguh-sungguh
merancang mata kuliah atau materi entrepreneurship untuk mahasiswanya.
Bisa dimulai dari pembuatan  silabus, slide presentasi, satuan acara pengajaran
(SAP), modul teori, modul praktikum atau praktek, pembuatan buku panduan,
dll.

Rancangan itu kemudian harus dikerjakan oleh sebuah tim yang memiliki
keahlian dan pengalaman diberbagai bidang keilmuannya. Menyusun kurikulum
kewirausahaan, tidak serta merta menjadikan kewirausahaan sebagai mata
kuliah tersendiri, namun bisa saja dalam mata kuliah lain memuat tentang
materi entrepreneurship.

Yang masih kurang perhatian oleh perguruan tinggi dalam merancang


kurikulum mata kuliah dan penerapan Entrepreneurial Campus ialah tidak atau
kurangnya mengikutsertakan pelaku usaha dan
motivator entrepreneurship dalam tim penyusun sehingga mata kuliah atau
kurikulum yang diberikan tidak atau kurang berkualitas.

2. Peningkatan SDM Dosen. 

Perguruan tinggi harus mempersiapkan sumber daya manusia (Dosen) yang


mampu melakukan ”5M”, yaitu:
 Mampu memberikan paradigma baru tentang pentingnya
berwirausaha
 Mampu mengubah mindset mahasiswa menjadi seseorang yang berjiwa
berwirausaha
 Dapat memotivasi dan menginspirasi  mahasiswa menjadi lulusan yang
mandiri
 Mampu memberikan teladan dan contoh karya nyata dalam
kewirausahaan
 Mampu menghasilkan lulusan SDM mahasiswa menjadi
seorang entrepreneur sukses.

Ada program peningkatan Dosen ini dapat melalui berbagai metode, seperti
melalui ”5P”, yaitu:

 Program pelatihan entrepreneurship untuk dosen


 Program workshop/seminar/lokakarya kewirausahaan
 Pemagangan dosen dibidang usaha
 Program sarasehan dengan mitra usaha usaha
 Program pendampingan dosen baru

3. Membentuk Entrepreneurship Center yang Selaras dengan


Entrepreneurial Campus

Membentuk kewirausahaan center baik institusi kampus maupun berupa


organisasi kemahasiswaan. Beberapa universitas wajib mencontoh universitas
yang sudah terkenal mengelola berbagai kegiatan di bidang kewirausahaan
mahasiswa seperti:

 Entrepreneur College di UI
 Pusat Inovasi, Kewirausahaan dan Kepemimpinan ITB
 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan, Universitas
Indonesia
 Community Business and Entrepreneurship Development di STMB
Telkom
 BSI Entrepreneurship Center di Bina Sarana Informatika
 Program Wirausaha Komunitas UGM
 UKM Center di FEUI
 Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) di
Universitas Tri Sakti
 Binus Entrepreneurship Center (BEC) di Binus

Hal ini menunjukan bahwa universitas-universitas tersebut memahami betul


tentang pentingnya kewirausahaan sebagai solusi cerdas mahasiswa menjadi
seorang entrepreneur muda. Seluruh universitas di Indonesia semoga juga bisa
menerapkan Entrepreneurial Campus.

- Advertisement -

4. Kerjamasa dengan Dunia Usaha

Hal inilah yang harus universitas lakukan dalam rangka tiga tujuan, yaitu:

 Meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa


 Membuka peluang magang usaha untuk dosen dan mahasiswa
 Membuka peluang kerjasama usaha bagi mahasiswa/alumni

Dengan program ini semoga mahasiswa bisa menganalisa dan mengamati


bentuk usaha secara nyata sehingga bisa memiliki gambaran ketika kelak
berwirausaha nantinya.

5. Membentuk Unit Usaha untuk Mahasiswa

Salah satu kesungguhan universitas dalam mewujudkan mahasiswa


untuk bisa menjadi seorang pengusaha adalah dengan membentuk
beberapa unit usaha yang bisa mahasiswa kelola secara bersama-sama.
Apapun jenis usahanya tentunya harus sesuai dengan kesepakatan antara
mahasiswa dengan perguruan tinggi. Unit usaha yang telah terbentuk ini
kemudian dapat dijadikan sebagai salah satu pengalaman berharga bagi
mahasiswa sebelum mereka terjun membuka usaha sendiri.

6. Kerjasama dengan Institusi atau Lembaga Keuangan

Untuk bisa mewujudkan mahasiswa atau alumni sebagai


seorang entrepreneur, universitas berkewajiban memberikan kemudahan
dan fasilitas bagi mahasiswanya dalam membuka usaha. Salah satunya
bisa dengan cara menjadi fasilitator atau mediator antara mahasiswa
dengan dunia keuangan dalam hal kemudahan mendapatkan kredit usaha
bagi mahasiswa. Tidak sedikit dari para mahasiswa berkeinginan untuk
membuka usaha namun terhalang oleh modal (dana).

7. Entrepreneurship Award

Salah satu hal pemicu meningkatnya semangat entrepreneurship dari


mahasiswa adalah dengan adakanya secara rutin perlombaan dan
penghargaan kewirausahaan. Perlombaan entrepreneurship mahasiswa
ini, selain memberikan penghargaan bagi mahasiswa juga dapat menjadi
langkah universitas dalam meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa.
Perlombaan ini bisa berupa bussiness plan atau juga bisa berupa
entrepreneurship expo.
2.4 Mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak

Maka diharapkan mampu menumbuhkan mindset/pola pikir mahasiswa dalam


membangun jiwa entrepreneur. para sarjana atau mahasiswa dituntut untuk
menjadi seorang entrepreneur karna banyak di kalangan ini para sarjana yg
masih menganggur .

Serta Harapan untuk lulusan mahasiswa UNP yaitu mendapatkan


pekerjaan yang layak, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, dan menjadi
pencipta lapangan kerja. Dengan adanya mku pkwu diharapkan sejalan dengan
harapan tersebut. Cara mengembangkan jiwa entrepreneur, dapat dilakukan
dengan cara belajar dari entrepreneur sukses, dan memperbaiki cara
mempelajari kewirausahaan (tidak hanya secara teori tetapi juga secara teknis).

“Entrepreneur adalah orang yang mampu membeli masa depan dengan


harga sekarang, dengan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin” - Khairul
Tanjung. Terdapat beberapa karakteristik entrepreneur, yaitu mampu
memanfaatkan peluang atau menciptakan peluang, inovatif, perfeksionis, berani
mengambil resiko, berorientasi pada hasil, dan disiplin.

Di era moderen, kerja sebagai pegawai negri sudah sulit untuk di dapatkan  
terlebih lagi perekrutan pegawai negri yang sangat terbatas yang di lakukan
oleh pemerintah setiap lima tahun sekali  Oleh karena itu, banyak anak muda di
era milenial yang mulai sadar untuk menjadi wirausahawan atau
pengusaha.wirausaha juga dapat membuka lapangan kerja yang luas untuk
pengangguran dengan demikian pengangguran  sedikit demi sedikit yang ada
di masyarakat akan berkurang. Dengan demikian, peranan kewirausahaan
dalam perekonomian nasional sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Wirausahawan memainkan peran sebagai penggerak perekonomian dan
pembangunan nasional di Indonesia.

Pada masa sekarang ini, perkembangan ekonomi dunia telah mengalami


perubahan dengan cepat dan memasuki bentuk ekonomi pasar yang lebih
terbuka (liberalisasi perdagangan). Bangsa Indonesia yang merupakan bagian
dari perekonomian dunia juga harus mengikuti perubahan tersebut.
Permasalahannya sekarang bagaimana kegiatan pelaku ekonomi Indonesia
mampu menghadapi pasar global dengan daya saing yang tinggi.

Salah satu faktor penting dalam mempersiapkan daya saing ekonomi nasional
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama yang aktif, kreatif,
dan inovatif sebagai pelaku ekonomi. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia perlu dilakukan untuk mengembangkan SDM sebagai wirausaha
sekaligus sebagai insan dan sumber daya pembangunan. Untuk itu perlu
menanamkan dan mengembangkan jiwa, semangat serta perilaku
kewirausahaan seperti berikut ini.

 Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dengan semangat


kemandirian.
 Kemauan dan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil risiko
usaha.
 Kemauan dan kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan
inovatif.
 Kemauan dan kemampuan untuk bekerja dalam kebersamaan dengan
berlandaskan etika bisnis yang sehat
2.5 Manfaat Wirausaha

 Menambah Lapangan Kerja


Wirausaha memiliki manfaat untuk menambah lapangan kerja. Adanya
usaha-usaha baru akan menambah daya tampung tenaga kerja yang
diserap. Wirausaha pun turut membantu negara dalam memberikan
lapangan kerja sekaligus mengurangi tingkat pengangguran.
 Memberi Contoh Sikap Kerja Keras
Wirausaha juga bermanfaat untuk memberi contoh bagaimana bekerja
keras, tekun dan memeiliki pribadi unggul yang patut diteladani. Hal ini
sesuai dengan sikap dan perilaku wirausaha yang memang layak untuk
dijadikan contoh dan inspirasi bagi yang ingin sukses.
 Mencapai Keuntungan Maksimal Berdasarkan Kerja Keras
Dengan berwirausaha, kita menjadi bos bagi diri kita sendiri. Dengan
begitu, kita bisa bekerja keras dengan tekun untuk mencapai keuntungan
maksimal bagi diri kita sendiri. Keuntungan yang didapat tentu akan jadi
lebih bermakna karena merupakan hasil kerja keras kita sendiri.

 Mendidik Masyarakat Hidup Efisien dan Mandiri

Manfaat wirausaha lainnya adalah mampu mendidik masyarakat agar


hidup efisien dan mandiri. Dengan berwirausaha, kita akan mengatur
manajemen kerja dan keuangan kita dengan efektif dan efisien, sehingga
wirausaha mampu hidup mandiri.

 Mempunyai Peluang Untuk Mengoptimalkan Diri


Manfaat wirausaha bisa kita gunakan sebagai peluang untuk
mengoptimalkan kemampuan diri sendiri. Kita jadi pemilik usaha
sehingga tiap keputusan kita buat sendiri, dan disesuaikan untuk
mengoptimalkan dan memaksimalkan kemampuan yang kita miliki.

 Meningkatkan Pembangunan Lingkungan Masyarakat


Adanya kegiatan wirausaha secara tidak langsung akan berfungsi
sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pembangunan akan terus digencarkan dengan adanya usaha yang
sukses.
 Mendidik Karyawan Agar Disiplin dan Tekun
Wirausaha juga bertujuan untuk mendidik karyawan jadi orang mandiri,
disiplin, tekun, dan jujur dalam menghadapi pekerjaan. Sikap dan
karakteristik wirausaha itu penting untuk ditanamkan pada para tenaga
kerja yang dipekerjakan oleh wirausaha tersebut.
 Menunjukkan Kemampuan Memimpin dan Mengatur Aspek Usaha
Manfaat wirausaha juga penting untuk menunjukkan bahwa kita mampu
untuk memimpin dan mengatur aspek-aspek dalam usaha yang dijalani.
Hal ini penting selain sebagai pembuktian kemampuan diri, juga sebagai
inspirasi bagi orang lain.
2.6 Manfaat Motivasi Wirausaha

Manfaat motivasi menurut Arep Tanjung 2003: 16 adalah menciptakan gairah


dalam melaksanakan aktifitas kerja atau usaha sehingga produktivitas kerja
atau usaha menjadi meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena
bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat
diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang
benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang
melakukan pekerjaannya.

Jika seseorang melakukan suatu pekerjaan baik dalam bekerja atau


berwirausaha karena adanya motivasi yang mendorongnya untuk melakukan
pekerjaan tersebut, maka berakibat orang tersebut akan senang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya karena merasa dihargai atau diakui.

Hal ini dapat dimaklumi karena dorongan yang tinggi untuk


menghasilkan sesuatu sesuai target yang ditetapkan

ilmu.Dengan disiplin ilmu yang baik dan memadai, sudah tentu Anda bisa
melakukan proses wirausaha dengan baik dan sesuai tuntunan para ahli di
bidang tersebut.

 Objek Studi Kewirausahaan


Jenis konsep lain yang juga berpengaruh besar adalah objek studi
kewirausahaan. Berdasarkan pendapat dari Soemahamidjaja (1997 :14-
15) konsep ini merupakan aplikasi dari nilai abilitas seseorang dalam
bentuk perilaku yang biasa diperbuat saat menjalankan wirausaha itu
sendiri.

 Hakikat Kewirausahaan

Poin lain yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah hakikat
kewirausahaan itu sendiri. Saat hendak menjalankan sebuah usaha
mandiri, tentu Anda harus memahami lebih jauh makna dan pengertian
dari wirausaha itu sendiri secara detail. Ini akan menjadi prinsip bisnis
Anda kedepannya.

 Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

Poin lain yang tidak kalah penting untuk Anda pahami adalah
karakteristik dan nilai hakiki dari kewirausahaan itu sendiri. Tentunya
dengan memahami kedua istilah penting tersebut, usaha yang Anda
jalankan bisa berjalan dengan lebih lancar kedepannya.

 Berpikir

Kreatif Hal lain yang tidak kalah penting untuk Anda pertimbangkan
adalah pemikiran kreatif. Kreativitas merupakan modal awal dalam
menjalankan sebuah bentuk usaha mandiri karena di dalam
kewirausahaan itu terdapat inovasi yang jelas.

 Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Jenis konsep wirausaha lainnya senada dengan paham dari David H.


Smith dan Alex Inkeles (1974:19-24) yang mengatakan kalau
kewirausahaan ini juga membutuhkan sikap dan kepribadian yang
tangguh untuk menghadapi berbagai kendala di dalam usaha itu sendiri
Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

1) Motivasi Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha,


semakin tinggi motivasi seseorang maka jiwa wirausahanya akan
semakin kuat. Hal ini bisa dilihat dari uji T sedangkan t tabel adalah
2,0076 (t hitung> t tabel) artinya bahwa variabel Motivasi wirausaha
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Jiwa Wirausaha. Hal ini
berarti bahwa hipotesis 1 di terima. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kondisi yang ada dilapangan, dimana terdapat adanya seminar dan
pelatihan kewirausahaan salah satunya dilakukan oleh Kopma, Justisia,
Edukasi.
2) Mental Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha,
semakin tinggi dan kuat mental seseorang maka jiwa wirausahanya akan
semakin kuat. Hal ini bisa dilihat dari uji T sebesar 2.979 sedangkan t
tabel adalah 2,0076 (t hitung> t tabel) artinya bahwa variabel motivasi
wirausaha berpengaruh secara signifikan terhadap variabel jiwa
wirausaha. Hal ini berarti bahwa hipotesis 2 di terima. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kondisi yang ada dilapangan, dimana rata-rata
pekerjaan orangtua mahasiswa sebagai Wirausaha, ini berarti
latarbelakang dan bimbingan dari orangtua mendidik mental mereka.
Begitupun dengan tugas kuliah kewirausahaan dari dosen, mahasiswa
harus mengerjakannya dengan keuletan dan kedisiplinan mahasiswa
dengan mempertimbangkan dan menerima segala resiko dari hasil
mengerjakan tugas itu .
3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, penulis


memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa wirauasaha pada
mahasiswa, yaitu sebagai berikut:
1) Berkaitan dengan faktor Motivasi Wirausaha, untuk mengembangkan
Jiwa Wirausaha pada mahasiswa, dosen perlu memberikan
pengetahuan dan pandangan mengenai bidang kewirausahaan, bahwa
kewirausahaan bukan hanya sekedar mencari untung, namun
berwiarusaha untuk beribadah dan kemaslahatan bersama. Dosen juga
perlu memberikan pelatihan-pelatihan dan seminar kewirausahaan untuk
mengembangkan bakat dan hobi yang telah dimiliki oleh mahasiswa,
karena ini bisa dijadikan nilai tambah pada mahasiswa saat mahasiswa
telah lulus kuliah, mereka bisa merubah pola pikir yang awalnya mencari
kerja menjadi penyedia kerja. Kewirausahaan merupakan ilmu yang
dapat diterapkan dalam profesi apapun seperti guru, atau profesi lain
karena setiap profesi membutuhkannya. Selain pelatihan mahasiswa
juga perlu mandiri mengembangkan hobi dan minatnya untuk
berwirausaha melalui partisipasinya dalam kegiatan kewirausahaan
ataupun mengikuti seminar-seminar .

2) Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt.
Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik,
bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya,
masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.
Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik
dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu,
sebuah institusi pendidikan bukan saja memproduksi anak didik yang
akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih penting
adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga
mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan
mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi
pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal
dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik,
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki
pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-
kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan .
3.3 Daftar Pustaka

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:NQEUxN3dtNUJ:https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/
HERITAGE/article/download/
837/691+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:jsbTLJVKFSAJ:https://journal.uny.ac.id/index.php/sosia/article/
download/22679/pdf+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmbi/article/view/26181

https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:lqdAsHQ4SwoJ:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmbi/article/
download/26181/26258+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

http://repository.uinjambi.ac.id/1288/1/EES150708_JULIANA_EKONOMI
%20SYARIAH%20-%20Ridho%20Alfaathir.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297330/pengabdian/4-pendidikan-
entrepreneur-sejak-dini.pdf

https://www.kompasiana.com/irfanbenusu/5ceb6c97aa3ccd1788756878/
pentingnya-kewurausahaan-untuk-membuka-lapangan-kerja-baru

Anda mungkin juga menyukai