OSTEOPOROSIS
TUGAS KELOMPOK II
DOSEN PEMBIMBING
Linda Marni,S.Pd,S,Kep,M.Mkes
DIII KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kmi sampaikan kehadiran ALLAH SWT,karena dengan rahmat dan
ridhonya kami mendapat hidayah sehingga kami telah menyelesaikan makalah Keperawatan
ini yang di susun berdasarkan materi yang telah di tentukan. Materi yang kami tulis dalam
makalah ini memang masih minim,karena kami berharap mahasiswa dapat mengadakan
pengembangan diri untuk mencari lagi materi materi yang belum terlengkapi ini. Kami
bertujuan dengan makalah ini dapat membantu kita untuk belajar mandiri dan juga membuat
mahasiswa lebih active dan giat dalam belajar.
Berdasarkan makalah ini kami susun dan kami berharap bermanfaat dan dapat
mendampingi kita dalam proses belajar,dan kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas
dukungan dari teman teman dan dosen pembimbing.
Penulis
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I………………………………………………………………………
LATAR BELAKANG…………………………………………………….
TUJUAN…………………………………………………………………..
BAB II……………………………………………………………………..
A. Definisi…..…………………………………………………………
B. Klasifikasi………………………………………………………..
C. Etiologi……………………………………………………………
D. Faktor resiko penyebab osteoporosis………………………………
E. Patofisiologi………..……………………………………………
F. Manifestasi klinis………………………………………………
G. Pemeriksaan diagnostik…………………………………….
H. Penatalaksanaan……………………………………………...
I. Pencegahan………………………………………………………
BAB III……………………………………………………………………
1. Pengkajian……………………………………………………………..
2. Diagnosa Keperawatan…………..…………………………………..
BAB IV …………………………………………………………………..
BAB V…………………………………………………………………….
KESIMPULAN……………………………………………………………
SARAN…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Osteoporosis dapat di jumpai di seluruh dunia dan sampai saat ini masih
merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di Negara berkembang. Di
amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita
post-monopouse dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Masyarakat
atau populasi osteoporosis yang rentan terhadap fraktur adalah populasi lanjut usia
yang terdapat pada kelompok di atas 85 tahun,terutama terdapat pada kelompok lansia
tanpa suatu tindakan pencegahan terhadap osteoporosis. Proses terjadinya
osteoporosis sudah di mulai sejak usia 40 tahun dan pada wanita proses ini akan
semakin cepat pada masa menopause.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. DEFINISI
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat
perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari
kecepatan pembentukan tulang , mengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara
progresif menjadi porus,rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stress
yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang
yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
B. KLASIFIKASI
1. Osteoporosis Primer
Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopouse
Tipe 2 adalah pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita
2. Osteoporosis Sekunder
Yaitu osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit lain yang mengakibatkan kelainan pada
tulang,diantaranya :
1. Endokrin
a. Korteks adrenal : penyakit cushing dan penyakit Addison
b. Kelainan gonad : hipogonadism
c. Hipofise : akromegali dan hypopituitarism
d. Pankreass : Diabetes mellitus
e. Tiroid : hipertiroid dan Hipotiroid
f. Para Tiroid : Hiperparatiroid
3. Osteoporosis Idiopatik
Yaitu osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada :
1. Usia kanak kanak (juveril)
2. usia remaja (adolesen)
3. pria usia pertengahan.
C. ETIOLOGI
b. Jenis Kelamin
Osteoporosis tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria,perbedaan
ini disebabkan oleh factor hormonal dan rangka yang lebih kecil
c. Faktor Genetik
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan tulang.
Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai
contoh,orang kulit hitam pada umumnya mempunyai struktur tulang lebih kuat dan
berat dari pada bangsa kulit putih. Jadi seseorang yang mempunyai tulang kuat
biasanya jarang terserang osteoporosis.
d. Riwayat Keluarga atau Keturunan
Riwayat keluarga juga mempunyai penyakit osteoporosis,pada keluarga mempunyai
riwayat osteoporosis, anak anak yang dilahirkanya cenderung mempunyai penyakit
yang sama.
e. Bentuk Tubuh
Kerangka tubuh dan scoliosis vertebra yang lemah juga dapat menyebabkan
penyakit osteoporosis. Keadaan ini terutama terjadi pada wanita antara usia 50-60
tahun dengan identitas tulang yang rendah dan di atas usia 70tahun dengan keadaan
yang tidak ideal.
b. Factor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang,bertambahnya beban akan
menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung
dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan
respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan
massa otot besar dan juga massa tulang yang besar.
Factor factor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut
yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya sama seperti pada
factor factor yang mempengaruhi massa tulang,
a. Factor genetic
Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur,pada seseorang
dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari
seseorang dengan tulang yang besar
b. Factor mekanis
Pada umumnya aktivitas fisik akan menurun dengan bertambahnya usia dank
arena massa tulang merupakan fungsi beban mekanik,massa tulang tersebut
pasti akan menurun dengan bertambahnya usia
c. Factor lain
- Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang penting ,dengan masukan kalsium yang
rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan
kalsium yang negative begitupun sebaliknya.
- Protein
Protein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan
keseimbangan kalsium yang negative
- Esterogen
Berkurangnya atau hilangnya esterogen dari dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium,karena
menurunya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunya
konservasi kalsium diginjal
- Alkohol
Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan
kalsium yang rendah,disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat.
E. PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS
Setelah monopouse, kadar hormon esterogen semakin menipis dan kemudian
tidak diproduksi lagi. Akibatnya,osteoblas pun makin sedikit diproduksi. Terjadilah
ketidakseimbangan antara pembekuan tulang tidak lagi bisa di imbangi dengan
pembentukan tulang. Untuk di ketahui,osteoklas merusak tulang selama 3
minggu,sedangkan pembentukan tulang membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan
demikian,seiring bertambahnya usia, tulang tulang semakin keropos (dimulai saat
memasuki monopouse) dan mudah di serang penyakit osteoporosis.
F. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri ciri nyeri akibat fraktur kompresi pada
vertebra (paling sering Th 11 dan 12) adalah :
Nyeri timbul mendadak
Sakit hebat dan terlokalisasi istirahat di tempat tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan bertambah oleh karena melakukan aktivitas
Deformitas vertebra thorakalis penurunan tinggi badan
H. PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan penderita osteoporosis terdiri atas :
a. Penyuluhan Penderita
Pada penderita osteoporosis, factor resiko di luar tulang harus diperhatikan
program latihan kebugaran tubuh (fitness), melompat,dan lari tidak boleh
dilakukan karena resiko besar patah tulang. Berdirinya tegak kalau
jalan,bekerja,menyetrika,menyapu (gunakan sapu dengan tangkai panjang) dan
masak. Duduklah tegak kalau bekerja,masak,sikat gigi dan mencuci. Tidak boleh
mengepel lantai dengan berlutut dan membungkuk karena resiko patah tulang
pinggang cukup besar. Untuk memperkuat dan mempertahankan kakuatan
neuromuskuler memerlukan latihan tiap hari atau paling sedikit 3 hari sekali.
Berdansa santai atau dan jalan kaki cepat sampai 20-30 menit sehari adalah sehat
dan aman untuk penderita osteoporosis.
Penderita perlu menyadari besarnya resiko jatuh. Setelah makan atau
tidur,duduk sebentar dulu sebelum berdiri dan pada permukaan berdiri
berpegangan dahulu pada tepi meja makan. Mereka yang sering kehilangan
keseimbangan bahan perlu memakai tongkat/walker.
b. Pencegahan
Pecegahan primer bertujuan untuk membangun kepadatan tulang dan
neuromuskuler yang maksimal. Ini dimulai balita,remeja dewasa umur
pertengahan sampai umur 36th. Beberapa hal penting pada pencegah primer
-Pemberian kalsium yang cukup (1200mg) sehari selama masa remaja kegiatan
fisik yang cukup dalam keadaan berdiri. Minimal jalan kaki 30 menit tiap hari.
-Mengurangi factor resiko rapuh tulang seperti merokok,alcohol,dan
imobilisasi.
-menambah kalsium sebanyak dalam diet sebagai 800mg sehari pada manula
untuk wanita resiko tinggi penambahan esterogen,difosfonat atau kalsitonin
harus di pertimbangkan.
Pencegahan sekunder yaitu pemberian hormon hormon esterogen
progesterone. Hormon hormone ini di laporkan menghentikan setidaknya
mengurangi kehilangan tulang selama monopouse.
Pencegah tersier dilakukan bila penderita mengalami patah tulang pada
osteoporosis atau pada orang yang masuk lanjut usia (lansia)
I. PENCEGAHAN
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi
kalsium yang cukup
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif,terutama sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar 30th ) minum 2 gelas susu dan
tambahan vitamin D setiap hari,bisa meningkatan kepadatan tulang pada wanita
setengah baya yang sebelumnya dosis harian yang dianjurkan adlaah 1,5 gram
kalsium.
Hindari :
Makanan tinggi protein
Minuman alcohol
Merokok
Minum kopi
Minum antasida yang mengandung aluminium
BAB III
A. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1. Riwayat Kesehatan
Anamnesa memegang peran penting pada evaluasi klien osteoporosis.
Kadang kadang keluhan utama mengarahkan ke diagnose (mis,fraktur colum
femoris pada osteoporosis). Factor factor lain yang diperhatikan adalah
usia,jenis kelamin,ras status haid,fraktur pada trauma minimal, imobilitas
lama,penurunan tinggi badan pada orang tua,kurangya paparan sinar
matahari,asupan kalsium,fosfat dan vitamin D. latihan yang teratur dan
bersifat weight bearing.
Obat obatan yang dimunum pada jangka panjang harus diperhatikan seperti
kortikosteroid,hormone tiroid,anti konvulsan,antacid yang mengandung
aluminium,nutrium flourida dan etidronat bifosfonat,alcohol dan merokok
merupakan factor resiko terjadinya osteoporosis. Penyakit lain yang harus di
pertanyakan dan berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit
ginjal,saluran cerna,hati,endokrin,dan insufiensi pancreas.
Riwayat haid,usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga
diperhatikan.
Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena ada
beberapa penyakit tulang metabolic yang bersifat herediter.
2. Pengkajian psikososial.
Gambaran klinis pasien dengan osteoporosis adalah wanita
pascamenopause dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan factor
predisposisi adanya fraktur multiple karena trauma. Perawat perlu mengkaji
konsep diri klien terutama citra diri,khususnya klien dengan filosis berat.
Klien mungkin membatasi interaksi social karena perubahan yang tampak atau
keterbatasan fisik,tidak mampu duduk di kursi,dan lainya. Perubahan seksual
dapat terjadi karena harga diri atau tidak nyaman selama posisi interkoituss.
Osteoporosis dapat menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu
mengkaji perasaan cemas dan takut pada klien.
3. Pola aktivitas sehari hari. Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan
dengan olahraga,pengisian waktu luang dan rekreasi,berpakaian,makan,mandi
dan toilet. Oleh raga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan
merasa lebih baik. Selain itu,olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan
gerakan sendi. Lansia memerlukan aktivitas yang adekuat untuk
mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas tubuh memerlukan interaksi yang
kompleks antara saraf dan muskulosekeletal. Beberapa perubahan yang terjadi
sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah agility (kemampuan
gerak cepat dan lancar),menurun, stamina menurun,koordinasi menurun dan
dexterity (kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus) menurun.
b. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi : ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi : taktil freminus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : cuaca resonan pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : pada kasus lanjut usia,biasanya didapatkan suara ronki
b. B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering terjadi keringat dingin dan pusing.
Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau
edema yang berkaitan dengan efek obat.
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parahklien dapat
mengeluh pusing dan gelisah.
a. Kepala dan wajah : ada sianosis
b. Mata : sclera biasanya tidak ikterik,konjungtiva tidak anemis
c. Leher : biasanya JVP dalam normal
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak keluhan pada system
perkemihan.
e. B5 (bowel)
Untuk kasus osteoporosis,tidak ada gangguan eliminasi namun perlu di kaji
frekuensi,konsistensi,warna,serta bau fases.
f. B6 (Bone)
Pada inspeksi daerah kolumna vertebralis. Klien osteoporosis sering
menunjukkan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi
badan dan berat badan. Ada perubahan gaya berjalan,deformanitas tulang,leg –
lengh inequality dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah
antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.
Data Objektif :
Kekuatan otot menurun
Kekakuan sendi
Deformitas
Kifosis
Fraktur Baru
Ketidakseimbangan Tubuh
Keletihan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan mengenai proses dan program terapi
2. Nyeri berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
3. Konstipasi yang berhubungan dengan imobilitas atau terjadinya ileus (obstruksi
usus)
4. Resiko terhadap cedera : fraktur,yang berhubungan dengan tulang osteoporotic
A. INTERVENSI KEPERAWATAN
Meredakan Nyeri
Mencegah Cidera
1. Anujurkan melakukan aktivitas fisik secara teratur hal ini sangat penting untuk
memperkuat otot,mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang
progresif
2. Ajarkan latihan isometric,latihan ini dapat digunakan untuk memperkuat otot
batang tubuh
3. Anjrkan untuk berjalan,mekanika tubuh yang baik,dan postur yang baik
4. Hindari membungkuk mendadak,melenggok dan mengangkat beban lama
5. Lakukan aktivitas pembebanan berat badan. Sebaiknya dilakukan di luar rumah di
bawah sinar matahari,karena sangat diperlukan untuk memperbaiki kemampuan
tubuh menghasilkan vitamin D.
a. Pengkajian
Sumber data pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan osteoporosis meliputi :
Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan,takut
melakukan suatu aktivitas,dan perubahan konsep diri. Perawat perlu mengkaji
masalah masalah psikologis yang timbul akubat proses ketuaan dan efek penyakiy
penyertainya.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan data pengkajian,diagnose berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan konsep diri : perubahan ciri tubuh dan harga diri yang berhubungan
dengan proses penyakit
3. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spamse
4. Resiko terhadap cedera : fraktur,yang berhubungan dengan tulang osteoporosis
5. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi
c. Tujuan
Sasaran umum pasien dapat meliputi dapat mengingkatkan mobilitas dan aktivitas
fisik,dapat menggunakan koping yang positif,nyeri,reda,cedera tidak terjadi,dan
memahami osteoporosis dan program pengobatan
d. Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnose yang ditemukan
meliputi :
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit
Intervensi :
a. Gunakan matras dengan tempat tidur papan untuk membantu memperbaiki posisi
tulang belakang
b. Bantu pasien menggunakan alat bantu walker atau tongkat
c. Bantu dan anjurkan latihan ROM setiap 4 jam untuk meningkatkan fungsi
persendian dan mencegah kontruaktur
d. Anjurkan menggunakan brace punggung atau korset,pasien perlu dilatih
menggunakannya dan jelas tujuanya
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik,ekstrogen,kalsium,dan vitamin D
f. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam program diet tinggi kalsium serta vitamin C
dan D
g. Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau kadar kalsium
2. Gangguan konsep diri : perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan
dengan proses penyakit
Intervensi :
a. Bantu pasien mengkespresikan perasaan dan dengarkan dengan penuh perhatian.
Perhatian sungguh sungguh dapat menyakinkan pasien bahwa perawat bersedia
membantu mengatasi masalahnya dan akan tercipta hubungan yang harmonis
sehingga timbul koordinasi
b. Klasifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang proses penyakit dan pengobatan
yang telah diberikan. Klasifikasi ini dapat meningkatkan koordinasi pasien
selama perawatan
c. Bantu pasien mengidentifikasi pengalaman masa lalu yang menimbulkan
kesuksesan atau kebanggaan saat itumdan ini dapat membantu upaya mengenal
dir saya
d. Identifikasi bersama pasien tentang alternative pemecahan masalah yang positif.
Hal ini yang akan mengembalikan rasa percaya diri.
e. Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga atau temen
Intervensi :
a. Anjurkan istrihatan di tempat tidur yang posisi terlentang stsu miring
b. Atur posisi lutut fleksi,meningkatkan rasa nyaman dengan menggunakan otot
c. Kompres hangat intermiten dan pijet punggung dapat memperbaiki otot
d. Anjurkan posisi tubuh yang baik dan ajarkan mekanika tubuh
e. Gunakan korset atau brace punggung,saat pasien turun dari tempat tidur
f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri
e.Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
1. Aktivitas mobilitas fisik terpenuhi
a. Melakukan ROM secara teratur
b. Menggunakan alat bantu saat aktivitas
c. Menggunakan brace/korset saat aktivitas
Dokumentasi
Dokumentasi adalah abgian integral proses. Dokumentasi keperawatan mencakup
penyajian,identifikasi masalah,perencanaan,tindakan. Dokumentasi
keperawatan dicatat dengan cara yang sistematis,komprehensif,akurat dan
terus menerus (Nursalam,2008)
BAB IV
Pengkajian
c. Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan Pasien
1. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan lutut kanan nyeri,kemeng kemeng,sakit,kalau di
tekuk tidak bisa,kaku dan terasa sakit sekali
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasn masuk RS :
Pasien mengatakan lutut kanan nyeri,kemeng kemeng,sakit,kalau
di tekuk tidak bisa sudah 1 mingguan,pada hari senin, 2 juli 2019
dibawa ke Puskesmas Danurejen diperiksa dokter dan selanjutnya
diberi rujukan ke RS. Dr.Soetarto (DKT) lalu opname.
c. Kesehatan Fungsional
1. Aspek Fisik-Biologis
a. Nutrisi
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan makan normal 1x3
sehari,minum sehari 1-2 liter
Selama sakit : pasien mengatakan makan normal 3x1
sehari,minum sehari 0-1 liter.
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB normal 1
sehari,BAK normal tidak ada masalah
Setelah sakit : pasien mengatakan BAB terganggu drngan
sakit lutut kanan,BAK lancar tapi harus memakai kursi roda
untuk ke kamar mandi
c. Pola Aktivitas
1. Sebelum sakit
(1). Kesehatan aktivitas sehari hari
Pasien mengatakan melakukan aktivitas sehari hari
secara mandiri
a. selama sakit
(1). Keadaan aktivitas sehari hari
Pasien mengatakan untuk aktivitas
berjalan/bergerak dibantu keluarga dalam memakai
kursi roda
(2). Keadaan pernafasan
Bentuk dada normal,pergerakan dada simetris
(3). Keadaan kardiovaskular
Letak jantung normal
(4). Skala ketergantungan.
Keterangan :
20 : mandiri
Kesimpulan Hasil :
Kebutuhan istirahat-tidur
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari tidur siang 1-2 jam
b. Selama sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur siang 1-2 jam
2. Pola Hubungan
Pasien mengatakan hubungan dengan masyarakat/tetangga harmonis tidak ada
masalah
5. Konsep diri
a. Gambaran diri : bagian tubuh pasien tidak terdapat kecelakaan.
b. Harga diri : hubungan pasien dengan keluarga,masyarakat baik
c. Ideal diri : pasien mengharapkan sembuh dan dapat beraktifitas seperti dahulu
d. Identitas diri : pasien mengatakan bahwa dirinya perempuan harus dapat
bekerja kembali untuk membantu keluarga
d. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
1. Kesadaran : compos metis
2. Status gizi : TB =150cm
BB =45kg
IMT = BBTB
3. Tanda vital TD = 130/80mmHg Nadi = 88x/mm
B. ANALISA DATA
Pasien Ny.E di ruang Kirana RS. Dr.Soetarto.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Terapeutik :
-atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
-dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
-jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
-informasikan hasil
pemantauan,jika perlu
Terapeutik :
-fasilisasi aktivitas
mobilisasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (misalnya,pagar
tempat tidur)
-fasilitasi melakukan
pergerakan,jika perlu
-libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
-jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
-anjurkan melakukan
mobilisasi dini
-ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (misalnya,duduk
di tempat tidur,duduk di
sisi tempat tidur,pindah
dari tempat tidur ke kursi)
Kamis Kurang Setelah Tingkat Pengetahuan Deficit pengetahuan
pengetahuan dilakukan (L.12111) Intervensi utama :
asuhan Setelah di lakukan -edukasi kesehatan
keperawatan pemeriksaan 1x24 jam
selama 1x24 jam maka pasien pasam Intervensi pendukung :
pasien paham dengan -bimbingan system
dengan penyakitnya,dengan kesehatan
penyakitnya kriteria hasil : -edukasi aktivitas/istirahat
-perilaku sesuai anjuran -edukasi efek samping
meningkat obat
-perilaku sesuai dengan -edukasi manajemen nyeri
pengetahuan meningkat -edukasi mobilisasi
-edukasi perawatan diri
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruang : kirana
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan :
EGC : Jakarta