“ OSTEOPOROSIS”
DI SUSUN OLEH :
LULU LUTFIAH
(201713031)
S1 KEPERAWATAN TK.4
Jl. Letjend Ibrahim Adjie No. 180 Sindang Barang Pengkolan, Bogor
Barat
Telp : 0251-8327396
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Laporan Askep ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik .
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Bogor, 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB 1.......................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................5
LATAR BELAKANG.................................................................................6
TUJUAN...................................................................................................7
MANFAAT.................................................................................................7
BAB II......................................................................................................8
LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................8
DEFINISI...................................................................................................8
ETIOLOGI...................................................................................................8
MANIFESTASI KLINIK...............................................................................9
PATHWAY...................................................................................................9
KOMPLIKASI..............................................................................................9
PENATALAKSANAAN...............................................................................10
PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................10
PENGKAJIAN KEPERAWATAN................................................................11
ABDOMEN.................................................................................................11
EKSTREMITAS BAWAH.............................................................................12
ANALISADATA.............................................................................................12
DIAGNOSIS KEPERAWATAN.......................................................................13
INTREVENSI.................................................................................................14
IMPLEMENTASI.............................................................................................15
EVALUASI......................................................................................................16
BAB 3................................................................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
· Masyarakat Indonesia dapat mengetahui dampak bahaya dari
penyakit osteoporosis sehingga dapat dilakukan pencegahan
sebelum terjadinya penyakit osteoporosis.
· Untuk memperkecil angka osteoporosis khususnya di NAD dan
Indonesia umumnya.
· Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien
penyakit Osteoporosis.
· Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dan pengobatan pada
pasien Osteoporosis.
2. Tujuan Khusus
· Untuk menyelesaikan tugas perkuliahan mata ajar keperawatan
gerontik.
1.3. Manfaat
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai trend atau
gambaran kasus osteoporosis selama tahun 2006-2008. Berikut tentang informasi
karakteristik penderita yang berhubungan dengan kejadian menapouse osteoporosis
pada wanita dan meningkatkan kesadaran masyarak untuk melakukan pencegahan
sejak dini.
Penelitian ini juga di harapkan dapat bergun bagi peneliti lain sebagai bahan
acuan untuk melakukan penelitian yang serupa dengan desain yang berbeda pada
masa yang akan datang.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan jaringan
tulang per unit volume,sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya
fraktur terhadap trauma minimal (Kholid Rosyidi : 2013).
Osteoporosis juga penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa tulang dan
kerusakan mikroarsitektur tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan
meningkatkan risiko terjadi patah tulang. Definisi terbaru osteoporosis adalah suatu
kelainan tulang yang ditandai oleh berkurangnya kekuatan tulang sehingga
meningkatkan risiko terjadi patah. Pertumbuhan massa tulang mencapai puncaknya
pada masa pubertas, selanjutnya massa tulang akan mulai berkurang. Massa tulang
ditentukan oleh faktor genetik, kesehatan selama pertumbuhan, nutrisi, status
endokrin, jenis kelamin, dan aktivitas fisik.
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga
pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. osteoporosis
pasca menopause, terjadi pada wanita setelah berhenti mengalami
menstruasi. Sedangkan tipe 2 adalah osteoporosis senilis, terjadi pada orang
tua di atas usia 75 tahun.
2. Osteoporosis sekunder
Osteoporosis pengeroposan tulang yang terjadi akibat penyakit lain atau obat-
obatan, seperti pada mereka yang mengkonsumsi obat kortikosteroid, anti
kejang, atau antasida yang digunakan jangka panjang atau mereka yang
menderita penyakit artritis reumatoid atau penyakit autoimun lainnya,
gangguan tiroid, atau pada pasien yang berbaring lama contohnya mereka
yang mengalami stroke.
3. Osteoporosis anak
Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.
B. Etiologi
Osteoporosis disebabkan oleh penurunan kepadatan tulang. Hal ini dipengaruhi
oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang, yaitu proses
penggantian sel-sel tulang yang lama dan rapuh menjadi sel-sel tulang yang baru.
Normalnya, kemampuan regenerasi ini akan menurun seiring bertambahnya usia.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Sebagian faktor risiko ini tidak bisa dicegah atau dikendalikan (tidak dapat
dimodifiksi), sebagian lagi bisa dicegah atau ditangani (dapat dimodifikasi).
Penyebab dari osteoporosis atau tulang keropos terdiri dari beberapa faktor,
diantaranya:
1. Osteoporosis Postmenopausal
2. Osteoporosis Senilis
3. Osteoporosis Sekunder
C. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal, osteoporosis umumnya tidak menimbulkan gejala atau keluhan
yang berarti. namun, apabila terus terjadi dan tidak mendapat pengobatan yang
tepat, penyakit ini bisa membuat penderitanya mengalami rasa sakit yang amat
sangat di bagian tulang tertentu.
Tidak hanya itu, osteoporosis tahap lanjut juga bisa menyebabkan terjadinya kondisi
berikut ini:
1. Nyeri punggung
2. Tubuh menjadi lebih pendek karena pemendekan tulang belakang
3. Postur bungkuk
4. Tulang yang mudah patah sekalipun hanya cedera ringan.
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan tanda dan gejala apa pun. Kondisi ini
biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan
patah tulang. Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa
mengalami tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Tulang rapuh
2. Tinggi berkurang
Jika khawatir kalau hal ini menjadi masalah, coba biarkan dokter tahu sehingga
mereka dapat memantau tinggi badan Anda setiap tahun.
Postur yang jelek merupakan tanda terbesar dari osteoporosis. Postur ini bisa saja
merupakan vetebra yang sangat dipengaruhi oleh hilangnya massa tulang dan dapat
berpotensi menyebabkan cacat jika tidak berhenti melakukannya.
4. Kuku rapuh
Meskipun bukan merupakan indikator yang signifikan dari osteoporosis, namun kuku
rapuh juga dapat dikaitkan dengan tulang yang keropos.
5. Malas
Olahraga rutin dapat memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan seluruh tubuh dan
pikiran, termasuk tulang Anda. Di sisi lain, mereka yang menjalani gaya hidup
bermalas-malasan dan tidak berolahraga rutin, memiliki risiko yang lebih tinggi
terkena osteoporosis karena memiliki tulang yang lebih lemah.
Hal ini bisa menjadi gejala dalam berbagai hal, salah satunya osteoporosis. Jika
Anda merasakan nyeri di otot dan sendi, disarankan untuk mencatat kapan nyeri
tersebut muncul. Jika hal ini menjadi masalah dan mengganggu aktivitas, Anda
harus menghubungi dokter untuk mendapatkan evaluasi kepadatan tulang.
7. Sakit punggung
Tulang yang lemah akibat osteoporosis, dapat menyebabkan tulang belakang patah
atau retak, sehingga membuat nyeri punggung. Jika Anda merasakan sakit
punggung yang tidak jelas akibatnya, segera temui dokter Anda agar tulang
diperiksa.
D. Pathway
Osteoporosis
Kurang
Penurunan masa tulang/rapuh
pengetahuan
Fraktur
Perubahan postural
Gangguan ekstremitas
Hambatan
NYERI Gangguan citra
Mobilitas fisik
tubuh
Defisit perawatan
diri
E. Komplikasi
Osteoporosis adalah kondisi saat tulang kehilangan kepadatan mineralnya sehingga
lebih rapuh dan rentan patah. Penyakit pengeroposan tulang ini bisa muncul dengan
rentang kondisi dari yang ringan hingga yang parah.
1. Patah tulang
Salah satu komplikasi dari osteoporosis yang paling sering terjadi adalah patah
tulang. Area tulang yang kehilangan kepadatan mineralnya lama-lama akan patah
secara bertahap. Tulang belakang, tulang pinggul, dan pergelangan tangan
merupakan area tulang yang paling sering patah ketika terkena osteoporosis.
Ketika tulang belakang patah, hal ini biasanya disertai dengan rasa
nyeri di area sepanjang tulang belakang dari punggung bawah ke
tengah. Bahkan, kondisinya sering kali memburuk ketika Anda duduk
atau berdiri dalam waktu yang lama.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan osteoporosis bertujuan untuk mencegah kehilangan tulang lebih
lanjut dan mencegah terjadinya fraktur patologis. Insidensi fraktur panggul dapat
berkurang 20-25% jika osteoporosis ditangani dengan tepat. Pilihan
penatalaksanaan terdiri atas medikamentosa dan nonmedikamentosa.
1. Hormon estrogen
Terapi penggantian hormon dengan menggunakan estrogen ditujukan bagi
wanita yang sudah masuk masa menopause. Namun, terapi ini berisiko
memicu timbulnya penyakit lain, seperti kanker payudara, kanker ovarium,
dan stroke.
2. Selective estrogen receptor modulators(SERMs)
Salah satu jenis SERMs yang akan digunakan untuk mengatasi
osteoporosis adalah raloxifene. Obat ini bekerja dengan mempertahankan
kepadatan tulang dan mengurangi risiko terjadinya patah tulang.
3. Hormon testosteron
Terapi dengan hormon testosteron dilakukan pada pria yang mengalami
hipogonadisme atau ketidakmampuan memproduksi hormon seks dengan
normal.
4. Obat penumbuh tulang
Obat ini berfungsi untuk meningkatkan kepadatan tulang dan hanya
diberikan jika kepadatan tulang pasien sangat rendah. Obat dalam bentuk
suntik ini antara lain teriparatide, romosozumab, danabaloparatide
5. Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon untuk memperkuat kepadatan tulang yang
bekerja dengan cara menghambat kerja sel-sel yang meluruhkan tulang.
Kalsitonin diberikan dalam bentuk suntikan.
6. Terapi non-hormonal
Terapi hormone selama ini memang dianggap sebagai jalan yang paling
baik untuk mengobati osteoporosis. Namun, karena banyaknya efek
samping yang dapat ditimbulkan dan tidak dapat diterapkan pada semua
pasien osteoporosis, maka sekarang mulai dikembangkan terapi non-
hormonal.
a.) Bisfosfonat
Bisfosfonat merupakan golongan obat sintetis yang saat ini sangat dikenal
dalam pengobatan osteoporosis non-hormonal. Efek utama dari obat ini
adalah menonaktifkan sel-sel penghancur tulang (osteoclast) sehingga
penurunan massa tulang dapat dihindari. Obat-obat yang termasuk
golongan bisfosfonat adalah etidronat dan alendronat.
B). Etidronat
Etidronat adalah obat golongan bisfosfonat pertama yang biasa digunakan
dalam pengobatan osteoporosis. Obat ini diberikan dalam bentuk tablet
dengan dosis satu kali sehari selama dua minggu. Penggunaan obat ini
harus dikombinasikan dengan konsumsi suplemen kalsium. Namun, perlu
diperhatikan agar konsumsi suplemen kalsium harus dihindari dalam
waktu dua jam sebelum dan sesudah mengkonsumsi etidronat karena
dapat mengganggu penyerapannya. Kadang kala konsumsi etidronat
memberikan
G. Pemeriksaan penunjang
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala. Penderita osteoporosis
biasanya datang ke dokter dengan keluhan patah tulang akibat jatuh atau terbentur.
Jika seperti ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian tulang yang
patah untuk mendapat gambaran mengenai tingkat keparahannya.
H. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan,
kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese,
pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial.
1. Identitas Klien
1. Identitas diri Klien
a. Nama :.............................................................................
Tempat tanggal lahir:.........................................................................
Jenis kelamin:....................................................................................
Alamat:..............................................................................................
Status perkawinan:............................................................................
Agama:..............................................................................................
Suku pendidikan:...............................................................................
Diagnose medis:................................................................................
Nama;.................................................................................................
Alamat:...............................................................................................
Nomor telephone:..............................................................................
Hubungan dengan klien:.....................................................................
Pekerjaan sebelumnya:......................................................................
Sumber pendapatan:.........................................................................
Kecukupan pendapatan:....................................................................
4. Aktifitas rekreasi:......................................................................................
Hobi:..................................................................................................
Bepergian/wisata:..............................................................................
Keanggotaan organisasi:..................................................................
Lain-lain:...........................................................................................
5. Riwayat keluarga:.....................................................................................
- Saudara kandung
- Riwayat kematian dalam keluarga
Umur penyebab kematian
Nutrisi:.................................................................................................
Frekuensi makan:................................................................................
Nafsu makan:......................................................................................
Jenis makanan:...................................................................................
Kebiasaan sebelum makan:...............................................................
Makanan yang tidak disukai:..............................................................
Alergi terhadap makanan:..................................................................
Pantangan makanan:...........................................................................
Keluhan yang berhubungan dengan makanan:.................................
7. Eliminasi
BAK ;
Frekuensi dan waktu:.......................................................................
Kebiasaan Bak pada malam hari:....................................................
Keluhan yaang berhubungan dengan Bak:.....................................
BAB :
Frekuensi dan waktu mandi:...........................................................
Konsistensi:....................................................................................
Keluhan yang berhubungan dengan BAB:....................................
Pengalaman yang mengenai laxatif:...............................................
8. Personal Hygiene
Mandi
Frekuensi dan waktu mandi:........................................................
Pemakaian sabun (ya/tidak).........................................................
Oral Hygiene
Frekuensi waktu dan gosok gigi:..................................................
Menggunakan pasta gigi:............................................................
Cuci Rambut
Frekuensi:......................................................................................
Penggunaan sampo:.....................................................................
Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku:................................................................
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun:.....................................
Olahraga:....................................................................................
Nonton TV:.................................................................................
Berkebun atau memasak:...........................................................
Merokok (ya/tidak)...................................................................
Minuman keras (ya/tidak)........................................................
Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak)...............................
2. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:..............................................................
2. BB/TB:............................................................................
3. Rambut:.........................................................................
4. Mata:.................................................................................
5. Telinga;...........................................................................
6. Mulut:..............................................................................
7. Hidung:...........................................................................
8. Dada:...............................................................................
9. Paru paru:.......................................................................
I:...............................................
P:............................................
P:.........................................
A:................................................
Jantung:.....................................
I:....................................................
P:.....................................................
P:...................................................
A:..................................................
10. Abdomen
I:...................................................
P:................................................
P:......................................................
A:................................................
11. Kulit:..................................................
12. Ekstremitas atas:................................................
13. Ekstremitas bawah:....................................................
14. TTV:..............................................................................
I. Analisa Data
Nama pasien :........................................................
Ds:
- Klien merasa Tulang yang mudah patah
Nyeri tulang Dan cedera ringan Nyeri
punggung
belakang
Mengalami peningkatan
dalam kerapuhan tulang
- Klien merasakan
Nyeri sendi dan
otot saat sudah fraktur dan juga gangguan
beraktifitas pada ekstremitas atas/bawah
Do:
- Klien
mengatakan saat Pola aktifitas fisik yang
sudah padat dan penumpukan
beraktifitas Nyeri lemak dalam sendi
pada tulang
sendi nya
Nyeri
Ds: komplikasi dari osteoporosis
- Klien merasakan yang kerap dialami Defisit perawatan diri
sensasi nyeri
ketika mencoba
menggam
sesuatu di area selain itu telapak tangan
tangan yang sebagai tumpuan saat
terluka. terjatuh
- Klien selain
merasa nyeri ada
memar dan area pergelangan tangan
pembekakan memikul beban tubuh yang
juga pada terlalu berat
pergelangan
tangannya
pergelangan tangan terasa
Do: nyeri, memar dan bengkak
- Klien
mengatakan
terasa nyeri saat
menggenggam
sesuatu di area gangguan ekstremitas
tangannya yang atas/bawah
terluka
- Klien tampak
merasakan nyeri
pada hambatan mobilitas fisik
pergelangannya
karena selain
nyeri ada memar
dan pembekakan defisit perawatan diri
Ds:
- Klien merasa tidak Hilangnya massa tulang Gangguan citra tubuh
percaya diri karna
dirinya merasa
posturnya semakin
tidak menarik dan Mulai merasa malas
tinggi badannya berolahraga rutin
semakin berkurang
ketika usianya
bertambah
Fraktur kompresi
- Klien merasa tulang vertebra
semakin bermalas
malasaan untuk
berolahraga
Perubahan postural mulai
- Klien merasa kuku pengeroposan tulang
nya semakin lama
semakin rapuh
- Klien mengatakan
dirinya semakin
lama semakin
malas berolahraga,
faktor tersebut
karena resiko lebih
tinggi terkena
osteoporosis
- Klien tampak aneh
dengan kuku nya
yang semakin
rapuh
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI (NOC)
INDIKATOR 1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri
yang terkontrol
Keterangan :
2 : jarang menunjukan
. 3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
INTERVENSI :
1. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan, misalnya suhu ruangan dll..
2. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
yang dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
RASIONAL :
1. Agar perawat mengetahui faktor penyebab yang memperberat nyeri yang
dirasakan oleh pasien.
Keterangan :
1. : sangat terganggu
2. : banyak terganggu
3. : cukup terganggu
4. : sedikit terganggu
5. :Tidak terganggu
INTERVENSI :
Keterangan :
INTERVENSI :
RASIONAL :
K. Implementasi Keperawatan
Nama pasien :........................................................
P : Intervensi di
lanjutkan
2. Defisit perawatan diri 2.1 Monitor bantu S : Pasien
berhubungan dengan pasien untuk mengatakan mampu
gangguan muskuloskeletal melakukan semua melakukan
kebutuhannya yang kebutuhannya karna
dapat di jangkau dari masih terjangkau dan
tempat tidur pasien tidak terlalu sulit
O : Pasien mulai
2.2 Bantu membaik
memposisikan pasien
untuk melakukan A : Prosedur sudah
eliminasi atau dilakukan
memberikan alat agar
lebih mudah untuk P : Intervensi
3
melakukannya dihentikan
Menggunakan
tindakan 2 3 5
pengurangan nyeri
tanpa analgesik
Melaporkan nyeri 1 3 5
yang terkontrol
P : Intervensi di lanjutkan
2. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan gangguan S : Pasien mengatakan mampu melakukan
muskuloskeletal kebutuhannya karna masih terjangkau dan tidak
terlalu sulit
Mengambil
pakaian dari lemari 1 3 5
Memposisikan diri
di toilet atau alat 1 4 5
bantu eliminasi
P : Intervensi dihentikan
Kepuasan dengan 2 3 5
fungsi tubuh
Penyesuaian 2 4 5
terhadap fungsi tubuh
P : Intervensi di hentikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa dampak negative
yang diakibatkan oleh bencana alam sangat besar yaitu kerusakan lingkungan
hidup, harta benda dan bahkan nyawa. Bencana besar yang terjadi tidak serta merta
datang begitu saja, namun didahului oleh adanya gejala-gejala alam yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri atau diakibatkan oleh eksploitasi lingkungan yang
berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan AMDAL ( Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ) , Tata Ruang yang kurang baik dan tidak baiknya
managemen pemerintah untuk mengatisipasi dan penaggulangan bencana.
B. Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui
jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat
yang ditimbulkannya
2. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang
lebih tinggi yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan
bencana
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam,
3. http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-terjadinya/