Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRESENTASI MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG SERUNI


DEWASA RS PMI KOTA BOGOR 2021

Yang di susun oleh :


 Ahmad farhan

 Anwar fuad

 Muhammad afif

 Nada Athiya

 Muhammad yusuf

 Novitasari

 Lulu Lutfiah

 Vedita Tri Irenda

 Yesinia
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
 Rumah sakit merupakan merupakan sarana utama yang dan tempat
pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai salah satu pusat pelayanan
kesehatan dituntut untuk dapat selalu memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat. Salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh
rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang prima adalah perawat.
Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peran
penting dalam melakukan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah
sakit senantiasa melakukan berbagai usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme perawat.
Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan berfungsi menyediakan pelayanan paripurna, kuratif,
preventif dan pelayanan rawat jalan serta merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian biomedik (WHO, 2010 )
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku
manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada
pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang
terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non
profesional. Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia
merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu
mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi
dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain.
Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut.
Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki
oleh kedua belah pihak. Pimpinan menciptakan kondisi untuk
mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana
yang dapat diterima oleh bawahan,
2. Tujuan

- Tujuan khusus

Tujuan husus setelah dilakukan praktek klinik mata kuliah


manajemen kepearawat ini mahasiswa:

 a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep dan prinsip


kepemimpinan dan manajeman keperawatan di Ruang Seruni
Rumah Sakit PMI Bogor.
 b. Mahasiswa mampu membedakan konsep teori dan praktik
menejemen keperawatan di Ruang Seruni Rumah Sakit PMI
Bogor.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Manajemen umum

1). Pengertian
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen adalah suatu ilmu
dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya
(Liang Lie, 2008).
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat
(Gillies, 1986 yang diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
(1996).
2. Fungsi Manajemen

Manajemen berasal dari Manage, yaitu mengatur. Dimana dalam hal


mengatur ada beberapa pertanyaan; mengapa harus diatur dan apa tujuan
pengaturan tersebut diadakan. Manajemen merupakan usaha dari orang-orang
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Visi dan Misi) sehingga
akan ada hubungan antara administrasi, manajemen, dan organisasi.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga
alasan utama diperlukannya manajemen, yaitu :

1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribad


2. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak
berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun
kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi
perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi dapat diukur
dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah
efisiensi dan efektivitas.
3. Filosofi Manajemen Keperawatan

Diantaranya yaitu :

1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok


2. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama bidang
keperawatan
3. Peningkatan mutu kinerja perawat.
4. Pendidikan berkelanjutan.
5. Proses keperawatan individual
6. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat
untuk setiap tindakan keperawatan yang diberikan
7. Menghargai pasien dan setiap haknya untuk mendapatkan
asuhan keperawatan yang bermutu
8. Perawat adalah advokat pasien
9. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga.
Komponen Manajemen Keperawatan

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Pengumpulan
Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan
Data
Sistem Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

1. Pengertian
Sistem MPKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MPKP. Faktor –faktor
yang berhubungan dalam perubahan MPKP, yaitu :
2. Untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen
3. Untuk menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
4. Untuk mempertahankan eksistensi institusi
5. Untuk meningkatkan kepuasan kerja
6. Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan
7. Untuk menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar

2. Standar praktik keperawatan

8. Menghargai hak-hak pasien


9. Penerimaan sewaktu pasien MRS
10. Observasi keadaan pasien
11. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
12. Asuhan pada tindakan non-operative dan administratif
13. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif
14. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
15. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN

1. Profil Rumah Sakit PMI Bogor

Rumah Sakit PMI Bogor adalah salah satu RS yang berada dilingkungan
Pemerintah Kota Bogor yang merupakan unsur penunjang penyelenggaraan pemerintah
daerah dibidang Pelayanan Kesehatan.
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks. Kompleksitas
ini muncul karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi, antara lain
pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin ilmu. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
maka rumah sakit harus memiliki perangkat penunjang sumber daya manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Rumah Sakit PMI Bogor termasuk dalam katagori type B. Keberadaan RS PMI sebagai
penyedia/pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan penanganan
yang serius mengingat begitu kompleksnya fungsi pelayanan yang diemban, dan tidak
sedikit memerlukan orang-orang yang ahli di bidang nya serta begitu besarnya dalam
investasi. Dengan demikian rumah sakit harus mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam meberikan pelayanan
yang terbaik,
2. Keadaan Geografis dan Topografis
Sesebacara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106˚ 43’30” – 106˚
51.00” Bujur Timur dan 6˚ 41’00” Lintang Selatan Kota ini berjarak lebih
kurang 50 km dari jakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong


Gede dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
• Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan
Caringin Kabupaten Bogor.
• Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor
• Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Dramaga dan kecamatan
Ciomas Kabupaten Bogor
Kondisi topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya bervariasi antara
datar dan berbukit (antara 0-200 mdpl sampai dengan >300 mdpl).
Wilayah Kota Bogor yang mempunyai ketinggian >300 mdpl sebagaian
besar berada di wilayah selatan yang merupakan kaki Gunung Salak.
Perbedaan ketinggian yang relatif sedikit ini membuat Kota Bogor menjadi
wilayah yang sangat cocok untuk pengembangan perkotaan dimana hal ini
tercermin dari kota bogor merupakan kota yang telah dibangun sejak lama
2. .Gambaran Umum Badan Layanan Umum RS PMI Bogor

1. Sejarah Pendirian
Buitenzorg 1931, Berawal dari prakarsa kelompok sosial orang-orang Belanda maka
didirikanlah sebuah rumah sakit di Bogor pada tahun 1931. Selang tujuh tahun kemudian
pengelolaan rumah sakit tersebut diserahkan kepada organisasi NERKAI (Nederlandsch Rode
Kruis Afdeling Van Indonesie). Hingga Jepang masuk ke indonesia ditahun 1942, pengelolaan
diambil alih oleh pihak Jepang dan bertahan hingga tahun 1945 saja, menyusul kekalahan
mereka pada perang dunia ke-II. NERKAI pun mengambil alih kembali pengelolaan rumah
sakit setelahnya. Barulah pada tahun 1948, pengelolaan rumah sakit dihibahkan kepada
pengurus Palang Merah Indonesia cabang Bogor dan diberi nama Rumah Sakit Kedung
Halang yang dipimpin oleh Dokter Respondek.
Pada tahun 1951 diserahkan kepada Markas Besar Palang Merah Indonesia dan ditunjuk
sebagai rumah sakit umum serta berganti nama menjadi Rumah Sakit palang Merah Indonesia
(RS PMI Bogor) Untuk pengelolaannya, pada tahun 1964 dibentuk suatu Yayasan Rumah
Sakit Umum PMI Bogor yang diketuai oleh Ibu Hartini Soekarno dan berinduk pada Markas
Besar PMI. Tahun 1966 Yayasan Rumah Sakit PMI Bogor dibubarkan dengan sebelumnya
telah merestorasi bangunan RSU PMI Bogor. Dan barulah pada tahun 1970 RS PMI Bogor
mendapatkan status rumah sakit tipe C menurut standar hasil Workshop Hospital. Sejak saat
itu RS PMI Bogor lebih berkiprah di dunia kesehatan.
3. Hasil kajian

Hasil Kajian Situasional Ruang Seuni Anak di RS PMI


Bogor
1) Tanggal pengkajian : 13 Desember – 23 Desember 2021
2) Metode pengkajian : Wawancara, Quesioner, dan Observasi
3) Jumlah informasi perawat : 35 orang, yang terdiri dari: 1 orang Kepala
ruangan, 2 orang Kepala tim, dan 32 orang perawat pelaksana.
4) Informan Yang Terkaji : 10 orang
5) Key informan : Kepala Ruangan “WN”
6) Jumlah informasi pasien :10 orang pasien, yang terdiri dari : 6
pasien lama dan 4 orang pasien baru
Tabel Distribusi Frekuensi Ketenagaan Berdasarkan Hasil Pengkajian

N Nama/ Jenis Lama Status


Pendidikan
o Inisial Kelamin Kerja Kepegawaian
1 “YU” P S.Kep. Ners 26 Thn Swasta
2 “ AR” L Amk.Kep 20 Thn Swasta
3 “WI” P Amk. Kep 3 Thn Swasta
4 “KR” P Amk.Kep 8 Thn Swasta
5 “PR” P Amk. Keb 3 Thn Swasta
6 “RS” P Amk. Kep 27 Thn Swasta
7 “DO” L S.Kep. Ners 3 Thn Swasta
8 “UN” P Amk.Kep 4 Bln Swasta
9 “SL” P Amk.Kep 6 Thn Swasta
10 “EL” P Amk. Kep 2 Thn Swasta
11 “MI” P Amk. Kep 10 Thn Swasta
12 “LA” P Amk. Kep 4 Bln Swasta
13 “AZ” L Amk. Kep 1 Thn Swasta
14 “RI” P Amk. Kep 1,2 Thn Swasta
15 “DE” P Amk.Kep 1 Thn Swasta
16 “SP” P S.Kep. Ners 1,3 Thn Swasta
17 “AT” P Am.Keb 1 Thn Swasta
18 “VK” L Amk.Kep 1 Thn Swasta
19 “NU” P Amk.K 4 Bln Swasta
20 “EM” P S.Kep. Ners 1,3 Thn Swasta
21 “RK” P Amk.Kep 1,2 Bln Swasta

22 “RA” P Amk.Kep 1 Thn Swasta

23 “AN” P Amk.Kep 1 Thn Swasta


24 “RI” L Amk.Kep 1 Thn Swasta
25 “IN” P Amk.Kep 4 Thn Swasta
26 “OK” P Amk.Kep 2,5 Thn Swasta
27 “AR” P Amk.Kep 3 Thn Swasta
28 “RK” P Amk.Kep 2 Thn Swasta

29 “RR” P Amk.Kep 4,5 Thn Swasta

30 “TK” P Amk.Kep 2 Thn Swasta

31 “DW” P Amk.Kep 1,2 Thn Swasta

32 “TI” P Amk.Kep 3 Thn Swasta


33 “DN” P Amk.Kep 5 Thn Swasta
34 “TN” P Amk.Kep 2 Thn Swasta
35 “AT” P Amk.Kep 3 Thn Swasta
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Berdasarkan Jumlah Perawat di Ruang
Seruni

No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Perempuan 30 85,71 %

2 Laki-laki 5 14,29 %

Jumlah 35 100 %
Distribusi Frekuensi Tingkat pendidikan berdasarkan jumlah perawat di
Ruang Seruni tahun 2021

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

2 Am. Kep 31 88,57%

5 S.Kep Ners 4 11,43 %

Jumlah 35 100%
Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Perawat Berdasarkan Jumlah Perawat di
Ruang Seruni Tahun 2021

Lama Bekerja/
No Jumlah Persentase (%)
Tahun

1 <5 7 20%

2 >5 28 80%

Jumlah 35 100
Distribusi Frekuensi Punishment Berdasarkan Ada atau Tidaknya Punishment
di Ruang Seruni Tahun 2021

No Punishment Jumlah Persentase (%)

1 Ada 35 100
2 Tidak Ada 0 0

Jumlah 35 100
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan mahasiswa Program


Profesi Ners Wijaya Husada Bogor yang dilakukan diruang Seruni di Rumah
Sakit PMI Bogor, dari tanggal 13 Desember – 31 Desember 2021 mencakup 5M
(Man, Metode, Marketing, Material, Money), tetapi pengkajian dilakukan hanya
4 M saja untuk money tidak dikaji.
Dari hasil kajian situasi yang dilakukan pada tanggal 13 Desember–23
Desember 2021 didapatkan beberapa masalah dalam 4M tersebut. Masalah-
masalah yang muncul dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :
1. MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional)
MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) yang belum terlaksana secara
optimal.
Diruangan Rumah Sakit PMI Bogor telah menerapkan metode tim yang sesuai
dengan MPKP tetapi ada beberapa yang belum optimal (dari hasil wawancara
didapat beberapa perawat belum paham tentang MPKP). Dimana pemberian
asuhan keperawatan mencakup semua pelayanan yang dibutuhkan oleh klien
dan dilakukan oleh perawat primer serta telah dilakukan pembagian peran tugas
dan tanggung jawab yang jelas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Bagi RS PMI Bogor


Belum Optimalnya Timbang Terima
Diharapkan timbang terima/overran di ruang Seruni dapat
terlaksanakan secara optimal dan dapat berjalan sesuai dengan
standar MPKP, dimana timbang terima dilakukan setelah kedua
kelompok dinas dalam keadaan sudah siap, perawat telah
menyiapkan status dan buku overan, overan dipimpin oleh kepala
ruangan, overan dilakukan pertama di nurse station untuk
menjelaskan kondisi pasien dan rencana yang akan dilakukan,
kemudian dilanjutkan ke pasien untuk memvalidasi data langsung
ke pasien, perawat menyapa pasien (memperkenalkan diri),
menanyakan kondisi pasien, kemudiam kembali ke nurse station
untuk mendiskusikan hasil validasi data dan mendokumentasikan
hasil validasi data.
C. Bagi STIKes Wijaya Husada Bogor

1. Diharapkan agar STIKes Wijaya Husada Bogor :


a) a. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap alat pengumpulan data
(mulai dari kuisioner, cek list, lembar observasi dan pedoman
wawancara)
b) Melakukan evaluasi dari hasil praktikum klinik manajemen
keperawatan yang telah dilakukan.

2. Bagi Mahasiswa/I Program Profesi Ners


Diharapkan mahasiwa/I lebih menyiapkan diri sebelum menjalani
praktikum klinik manajemen keperawatan, dapat lebih berperan aktif
dalam proses praktikum klinik dan menyiapkan instrument yang lebih
terkonsep dalam pengkajian situasional di ruangan agar hasil yang
didapatkan lebih maksimal.
SEKIAN,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai