Anwar fuad
Muhammad afif
Nada Athiya
Muhammad yusuf
Novitasari
Lulu Lutfiah
Yesinia
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Rumah sakit merupakan merupakan sarana utama yang dan tempat
pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai salah satu pusat pelayanan
kesehatan dituntut untuk dapat selalu memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat. Salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh
rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang prima adalah perawat.
Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peran
penting dalam melakukan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah
sakit senantiasa melakukan berbagai usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme perawat.
Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan berfungsi menyediakan pelayanan paripurna, kuratif,
preventif dan pelayanan rawat jalan serta merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian biomedik (WHO, 2010 )
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku
manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada
pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang
terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non
profesional. Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia
merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu
mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi
dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain.
Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut.
Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki
oleh kedua belah pihak. Pimpinan menciptakan kondisi untuk
mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana
yang dapat diterima oleh bawahan,
2. Tujuan
- Tujuan khusus
1). Pengertian
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen adalah suatu ilmu
dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya
(Liang Lie, 2008).
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekaryaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat
(Gillies, 1986 yang diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
(1996).
2. Fungsi Manajemen
Diantaranya yaitu :
Pengumpulan
Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan
Data
Sistem Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
1. Pengertian
Sistem MPKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MPKP. Faktor –faktor
yang berhubungan dalam perubahan MPKP, yaitu :
2. Untuk meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen
3. Untuk menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
4. Untuk mempertahankan eksistensi institusi
5. Untuk meningkatkan kepuasan kerja
6. Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan
7. Untuk menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar
Rumah Sakit PMI Bogor adalah salah satu RS yang berada dilingkungan
Pemerintah Kota Bogor yang merupakan unsur penunjang penyelenggaraan pemerintah
daerah dibidang Pelayanan Kesehatan.
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks. Kompleksitas
ini muncul karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi, antara lain
pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin ilmu. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
maka rumah sakit harus memiliki perangkat penunjang sumber daya manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Rumah Sakit PMI Bogor termasuk dalam katagori type B. Keberadaan RS PMI sebagai
penyedia/pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan penanganan
yang serius mengingat begitu kompleksnya fungsi pelayanan yang diemban, dan tidak
sedikit memerlukan orang-orang yang ahli di bidang nya serta begitu besarnya dalam
investasi. Dengan demikian rumah sakit harus mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam meberikan pelayanan
yang terbaik,
2. Keadaan Geografis dan Topografis
Sesebacara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106˚ 43’30” – 106˚
51.00” Bujur Timur dan 6˚ 41’00” Lintang Selatan Kota ini berjarak lebih
kurang 50 km dari jakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sejarah Pendirian
Buitenzorg 1931, Berawal dari prakarsa kelompok sosial orang-orang Belanda maka
didirikanlah sebuah rumah sakit di Bogor pada tahun 1931. Selang tujuh tahun kemudian
pengelolaan rumah sakit tersebut diserahkan kepada organisasi NERKAI (Nederlandsch Rode
Kruis Afdeling Van Indonesie). Hingga Jepang masuk ke indonesia ditahun 1942, pengelolaan
diambil alih oleh pihak Jepang dan bertahan hingga tahun 1945 saja, menyusul kekalahan
mereka pada perang dunia ke-II. NERKAI pun mengambil alih kembali pengelolaan rumah
sakit setelahnya. Barulah pada tahun 1948, pengelolaan rumah sakit dihibahkan kepada
pengurus Palang Merah Indonesia cabang Bogor dan diberi nama Rumah Sakit Kedung
Halang yang dipimpin oleh Dokter Respondek.
Pada tahun 1951 diserahkan kepada Markas Besar Palang Merah Indonesia dan ditunjuk
sebagai rumah sakit umum serta berganti nama menjadi Rumah Sakit palang Merah Indonesia
(RS PMI Bogor) Untuk pengelolaannya, pada tahun 1964 dibentuk suatu Yayasan Rumah
Sakit Umum PMI Bogor yang diketuai oleh Ibu Hartini Soekarno dan berinduk pada Markas
Besar PMI. Tahun 1966 Yayasan Rumah Sakit PMI Bogor dibubarkan dengan sebelumnya
telah merestorasi bangunan RSU PMI Bogor. Dan barulah pada tahun 1970 RS PMI Bogor
mendapatkan status rumah sakit tipe C menurut standar hasil Workshop Hospital. Sejak saat
itu RS PMI Bogor lebih berkiprah di dunia kesehatan.
3. Hasil kajian
1 Perempuan 30 85,71 %
2 Laki-laki 5 14,29 %
Jumlah 35 100 %
Distribusi Frekuensi Tingkat pendidikan berdasarkan jumlah perawat di
Ruang Seruni tahun 2021
Jumlah 35 100%
Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Perawat Berdasarkan Jumlah Perawat di
Ruang Seruni Tahun 2021
Lama Bekerja/
No Jumlah Persentase (%)
Tahun
1 <5 7 20%
2 >5 28 80%
Jumlah 35 100
Distribusi Frekuensi Punishment Berdasarkan Ada atau Tidaknya Punishment
di Ruang Seruni Tahun 2021
1 Ada 35 100
2 Tidak Ada 0 0
Jumlah 35 100
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN