Disusun Oleh :
KELOMPOK 5B/PSIK 2013
Andhika Susila Widjaya 170070301111064
Arinda Rizky Febyantari 170070301111049
Aulia Dian Trisussilowati 170070301111041
Dewi Pujiastuti 170070301111052
Erfan Dani 170070301111109
Esthi Dwi Yuliawati 170070301111007
Lala Aisyana 170070301111022
Mahartika Lupita Sari 170070301111030
Siti Rodliyah 170070301111101
Sunardiman 170070301111020
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai tingkat
tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan. Pada suatu instansi
membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang
perilaku manusia untuk mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas
3
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah melakukan tahapan pendidikan profesi keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan
pada asuhan keperawatan terhadap klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan berupaya memprakarsai perubahan yang efektif dalam
sistem asuhan keperawatan.
B. Tujuan Khusus
a. Mempelajari profil RS. Panti Nirmala Malang
b. Mampu melakukan pengkajian manajemen yang dilaksanakan di Ruang Santa
Marta RS Panti Nirmala Malang.
c. Mampu menentukan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak rumah sakit.
d. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan of action) untuk
mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
e. Mampu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses
pada manajemen keperawatan.
f. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan ruang Santa
Marta RS Panti Nirmala Malang.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen keperawatan
dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan atau
teori manajemen melalui penerapan fungsi manajemen bangsal.
Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa manajemen
bangsal ruangan
Mengaplikasikan metode praktek manajemen keperawatan.
Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Keterangan:
Ruang Santa Marta terletak di lantai 3 gedung baru RS Panti Nirmala Malang. Ruang
Santa Marta yang di sebelah utara berbatasan dengan ruangan ICU dan ruang OK,
sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Unit Stroke. Ruang Santa Marta berada
dekat dengan Ruang Unit Stroke karena pasien pasien dari Ruang Unit Stroke yang memiliki
kondisi telah stabil akan di pindah dan di rawat di Ruang Santa Marta.
Ruang Santa Marta memiliki nurse station yang terletak tepat di depan lift dan
tangga. Letak nurse station memudahkan pasien untuk menghubungi perawat. Kamar
pasien terbagi menjadi dua sisi dari nurse station. Di sebelah kanan nurse station terletak
kamar pasien 310-317, sedangkan sebelah kiri dari nurse station terdapat kamar pasien
301-308.
Ruang Santa Marta memiliki fasilitas ruangan yang cukup lengkap. Ruang Santa
Marta di masing masing bagian dari ruangannya mudah untuk di jangkau dan sudah
digunakan sesaui dengan fungsinya masing masing. Ruang kepala perawat, ruang linen,
pantry, ruang obat, spoelhook, kamar ganti petugas dan kamar mandi petugas rumah sakit
terletak di sebelah kiri nurse station. Sebelah kanan nurse stasion terdapat kamar mandi.
8
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Tabel 3.3 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Santa Marta
RS Panti Nirmala pada tanggal 12 Februari 2018
Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Santa Marta
RS Panti Nirmala pada tanggal 13 Februari 2018
Tim Initial Pasien Ruangan Diagnosa Medis Skor Ketergantungan
1. Ny.SN 301 (1) DM T
Ny. C 301 (2) DM P
Ny.DN 302 (1) Hemoroid Anemia P
Ny.M 302 (2) CVA trombosis T
Ny. SY 303 (1) AF &HF P
Ny.SD 303 (2) Vomiting T
11
d. Proses Recruitment
Jenjang karir di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang khususnya Ruang
Santa Marta belum dilaksanakan. Proses perekrutan perawat di RSPN adalah
melalui rekruitmen terbuka dengan membuka informasi melalui website RSPN.
Berkas lamaran dikirim melalui email atau dikirim langsung ke bagian personalia
RSPN. Berkas yang dikirimkan akan diseleksi berdasarkan kelengkapan
administrasi seperti: Laki-laki/Perempuan usia maksimal 35 tahun, Memiliki STR
dan Pendidikan S1/D3 Keperawatan. Setelah melalui seleksi administrasi,
pelamar akan melalui tes tulis, kesehatan, psikotest dan tes wawancara.
Kelulusan ditentukan dari hasil akumulasi nilai dari semua tes. Pelamar yang
lulus akan menjalani orientasi karyawan baru yang diadakan oleh RSPN dengan
orientasi pada tiap ruangan selama 3 bulan, dan selanjutnya akan ditempatkan
di ruangan yang telah ditentukan.
Setiap bulan di Rumah Sakit diagendakan pelatihan tentang keperawatan
diantaranya BLS, yang diikuti oleh seluruh perawat untuk memenuhi kewajiban
mengumpulkan 20 jam pelatihan yang berguna untuk akreditasi, yang telah
diatur oleh Permenkes nomor 1796 tahun 2011. Bagi perawat yang tidak mampu
mengumpulkan 25 SKP selama 5 tahun, maka perawat bersangkutan akan
terhalang, tidak memenuhi salah satu syarat untuk memperpanjang STR yang
dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).
12
= 25 + (25x25%)
= 25 + 6,25
= 31,25
= 31 perawat per unit
45 Troli emergency 1 0 1
46 Troli Obat 1 1
47 Lampu Baca Foto 1 1
48 Irigator 1 0 1
49 Urinal 25 25
50 Pispot 25 25
51 Standar Infus Stenlis Stelan Bed 25 25
52 Standar Infus Stenlist Beroda 8 8
53 Sputum Pot 24 24
54 Bengkok Sedang 25 25
55 Tourniket 2 2
56 Name holder 25 25
57 Pemotong ampul 1 1
58 Tempat Oplos Obat Kemo 1 1
59 Blood Warmer 1 1
60 Resusitator Dewasa 1 1
61 Resusitator Anak 1 1
62 Suction Lendir 1 1
63 Auto Klik 1 1
64 Tempat Poster 10 10
Jumlah 431 409 20
31 Sloop guling 20 20
32 Steek laken 122 122
33 Tali pasien 10 10
34 Taplak 3 3
35 Tile 6 6
36 Topi karyawan 4 4
37 Tutup suction 2 2
38 Kantong keset 2 2
39 Kantong lap tangan 2 1
Jumlah 1279 1279
Rata – rata 32,8 32,8
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris alat
tenun sudah sesuai standart.
3. Method
Ruang Santa Marta menerapkan model TIM modifikasi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan seperti berikut:
Kepala Ruangan
PJ 1 PJ 2 PJ 3
PP PP PP
Ruang Santa Marta saat ini menggunakan model asuhan keperawatan yang
jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah metode tim modifikasi yang terdiri
atas anggotanya yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat Ruang Santa Marta dibagi menjadi 3 tim, yaitu
tim 1 bertanggung jawab atas 4 ruangan yaitu R. 301-304, tim 2 bertanggung jawab
atas 4 ruangan yaitu R.305-308, dan tim 3 bertanggung jawab atas 7 ruangan yaitu
R. 310-312 dan 314-317.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila
ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala
ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan.
pasien
√ √
terhadap keterangan-keterangan
yang kurang jelas
Keterangan :
√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
23
KETERANGAN
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim
kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur.
Operan dilakukan sebesar 100% pada tanggal 12 sampai 13 Februari 2017
berlangsung di nurse station, saat operan berlangsung masing-masing PJ setiap tim
melaporkan nama pasien, tanggal lahir, dokter yang merawat, diagnosa medis,
laporan visite dokter, tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan selama shift. Setelah operan selesai perawat yang
dinas malam dan dinas pagi melakukan operan keliling ke pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang
berlaku. Namun perawat terkadang lupa memperkenalkan diri saat pergantian shift.
Kepala Ruangan Santa Marta RS Panti Nirmala menggabungkan Pre Conference,
Operan/Timbang Terima dan Post Conference saat operan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu saat pergantian dinas sesuai waktu yang telah
disepakati, operan dipimpin oleh karu, operan diikuti oleh semua perawat yang akan
dan telah berdinas.
24
b. Pre Conference
Tabel 3.10 Tabel Checklist Pre Conference Ruang Santa Marta di RS Panti
Nirmala
Tanggal
No. Aspek yang Dinilai 12/02/2018 13/02/2018 14/02/2018
Semua anggota tim hadir dalam diskusi
1. - - -
awal (konferensi awal)
√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 aspek yang harus dilakukan
pada Pre Conference, tidak ada (100%) aspek yang dilakukan pada saat proses Pre
Conference
KETERANGAN
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada tanggal 12-13 Februari 2018, pelaksanaan operan di ruang Santa Marta
yaitu sebagai berikut :
1. Pre dan post conference digabung dengan operan, sehingga tidak pernah
dilaksanakan pre dan post conference
2. Tim yang akan menerima operan shift tidak membawa buku catatan, hanya
berupa lembaran kecil untuk catatan operan
3. Belum maksimalnya perkenalan diri perawat penerima operan, terutama untuk
shift sore dan malam (kepala jaga)
4. Penjelasan kondisi pasien belum lengkap, perawat tidak menyebutkan masalah
keperawatan pasien
c. Post Conference
Tabel 3.11 Tabel Checklist Post Conference Ruang Santa Marta di RS Panti
Nirmala
Tanggal
No. Aspek yang Dinilai 12/02/18 13/02/18 14/02/18
1. Semua anggota tim hadir dalam - - -
konferensi akhir
Prosentase 0% 0% 0%
Keterangan :
√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
KETERANGAN
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isi
post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting
untuk operan selanjutnya agar bisa ditindak lanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).
Di ruang Santa Marta RS Panti Nirmala Post conference tidak dilakukan (100%)
secara formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan operan. Hal ini dilakukan
karena keterbatasan waktu.
P P P
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - -
untuk kegiatan bimbingan (dalam
bentuk tertulis)
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di - - -
ruangan pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - -
Keperawatan
17 Memnberikan pujian pada - - -
Peserta
18 Rencana tindak lanjut setelah - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - -
Keperawatan
Total Nilai 0 0 0
Prosentase 0 0 0
Keterangan :
√ : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore
KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 2 hari yaitu pada tanggal 12-13 Februari 2018 di Santa
Marta RS Panti Nirmala, perawat tidak melakukan ronde keperawatan dan ronde ruangan
karena memang tidak ada kasus pasien yang perlu untuk dirondekan.
pengkajian terkait keluhan, riwayat pengobatan dan alergi perawat juga belum
memberikan orientasi terkait ruang dan peraturan rumah sakit
.
f. Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Santa Marta didapatkan
informasi bahwa pendidikan kesehatan dilakukan sesuai kebutuhan pasien dan biasa
dilakukan ketika operan shift pagi.
g. Pengelolaan obat
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Obat diantar oleh asisten
apoteker ke ruang Santa Marta, lalu dilakukan serat terima obat oleh apoteker dengan
perawat Santa Marta. Perawat tiap shift bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan
obat. Obat peroral dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat masing-masing
pasien, diberi identitas nama pasien agar tidak tertukar antar pasien satu dengan yang lain.
TOTAL 9 4
31
PERSENTASE 69 % 31%
h. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan
sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan perkembangan pasien dibuat setiap hari
secara berkesinambungan sesuai dengan kondisi pasien saat itu, namun pendokumentasian
kurang optimal karena banyak beberapa sub yang kosong. Hal ini terjadi karena menurut
perawat pasien terlalu banyak dan tenaga perawat kurang, sehingga tidak punya waktu
untuk mengisi.
Berdasarkan hasil observasi selama 2 hari yakni tanggal 12-13 Februari 2018
menunjukkan bahwa pengisian pendokumentasian sudah cukup lengkap. Mulai dari data
pasien sampai resume sudah terdapat pada pendokumentasian
i. Cuci Tangan
6 langkah dan 5 momen cuci tangan sebagai program pengendalian infeksi. Tangan
adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya
kebiasaan cuci tangan. Ketidakpatuhan cuci tangan merupakan penyebab tertinggi dari
penyakit infeksi. Penyakit infeksi tak jarang berujung pada kematian. Penyebaran infeksi yg
di dapat atau menyebar di rumah sakit di namakan infeksi nosokomial.
Diagram diatas merupakan diagram jenis – jenis hand hygen yang di lakukan para
perawat selama pre implementasi. Diagram diatas menunjukkan bahwa 65% perawat
32
melakukan hand hygen dengan handwash. Diagram menunjukkan 35% perawat ruangan
melakukan hand hygen dengan menggunakan handrub. Perawat ruangan tidak ada yang
tidak melakukan hand hiegine.
4.Money
a. Sistem gaji dan remunerisasi SDM
Sistem gaji dirumah sakit Panti Nirmala Malang diklasifikasikan sebagai berikut: gaji
pokok, Fungsional (uang makan, uang transport dll), Insentif pada tengah bulan.
Sedangkan untuk remunrasi hanya THR yang didapatkan oleh pegawai rumah sakit
panti nirmala.
b. Biaya perawatan dan biaya kamar
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 12 Februari 2018, Sistem pembayaran bagi
pasien semuanya diurus oleh bagian administrasi rumah sakit. Ruangan tidak
mengetahui bagaimana proses uang masuk atau keluar yang berasal dari pasien.
asuransi Untuk pasien BPJS maupun pasien asuransi lainnya apabila diharuskan
menjalani terapi lain yang alat atau bahannya tidak disediakan oleh ruangan (misal.
Tranfusi, dll) pembiayaannya akan diurus langsung oleh bagian.
utama 1 2
UTAMA 1 2
NO TINDAKAN KELAS
35
UTAMA 1 2
3 WSD Rp 165.000
NO TINDAKAN TARIF
2 Gendok Rp 5.000
ltr/menit
Rp 2.000
menit
1 1 Rp 125.000 Rp 175.000
2 2 Rp 70.000 Rp 125.000
36
3 popok Rp 3.000
4 singlet Rp 4.000
5 Gaun Rp 4.000
Rp 4.000
7 Celana pendek
Rp 4.000
8 Piyama
Rp 4.000
9 Kain panjang/ sarung
Rp 4.000
10 Selendang/pasmina
Rp 4.000
11 Kemeja
Rp 4.500
12 Handuk
Rp 4.500
Rp 4.500
14 Selimut baby
Rp 4.500
15 Celana panjang
Rp 5.000
16 Mantel/ jaket
Rp 5.500
17 Kimono
Rp 7.000
18 Selimut Lorek Rp12.500
37
19 Selimut Tebal
5. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala )
Tabel 3.22. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala
No. Indikator Standar
1. BOR 60-85%
4. BTO 40-50x/tahun
Tabel 3.23. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 12-13 Februari 2018
Jumlah BOR
Tanggal
(ƩPx/ƩBed x 100%)
Bed Px
12-09-2018 25 18 72%
13-02-2018 25 21 84%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada tanggal 12-13 Februari
2018 adalah 78% dengan demikian jumlah BOR sesuai dengan standar yaitu 60 -
85%.
38
Hasil Penghitungan BOR Di Ruangan Ruang Santa Marta di Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)
Hasil Penghitungan TOI Di Ruangan Ruang Santa Marta di Rumah Sakit Panti
Nirmala Selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)
Hasil Penghitungan ALOS Di Ruangan Ruang Santa Marta Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)
39
= (17+21) / 7
= 38 / 7
= 5,
Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata ALOS selama 2 Hari Terakhir (12-
13 Februari 2018) adalah dengan demikian sesuai dengan standar yaitu 6-9 hari.
Berdasarkan data dari Selama 2 Hari Terakhir 12-13 Februari 2018 kasus
terbanyak adalah kasus DM.
Umum 4 5
40
BPJS 10 13
Asuransi 2 3
3. Peraturan Organisasi
a. Peraturan Santa Marta
Peraturan dibuat oleh kepala bidang keperawatan dan dijalankan oleh
seluruh tenaga keperawatan di Ruang Santa Marta RS Panti Nirmala.
Jadwal jaga perawat di Santa Marta dibuat berdasarkan otoritas kepala
ruangan dan dijalankan oleh seluruh staf perawat. Penyusunan jadwal
tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan seluruh staf (contoh: hari cuti
dan hari libur bisa diajukan pada awal bulan oleh perawat yang
berkepentingan kepada kepala ruangan).
b. Peraturan yang terkait dengan keperawatan
Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan diklit.
4. Perencanaan Strategis
a. Rencana strategis
Identifikasi Pasien, dilakukan dengan menggunakan gelang
Cara Pencegahan INOS
Data Phlebitis
Penerapan komunikasi SBAR
Pasien safety
b. Rencana operasional: rencana jangka pendek rumah sakit dan terkait
dengan keperawatan
1) Rencana Harian
Santa Marta telah membuat rencana harian yang berisi tentang
penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap shitft dengan
menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan membuat rencana
tindakan harian untuk pasien.
2) Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian, bulanan dan
tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri. Perawat unit ruangan
membuat perencanaan yang selanjutnya diajukan ke unit diklit dan
menunggu dari persetujuan pihak yang berwenang.
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Kepala Ruangan
PJ 1 PJ 2 PJ 3
2. Uraian Tugas PP PP PP
Kepala Ruangan
42
Total 8 1 2
Presentase 73% 9% 18%
Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan hampir selalu melakukan
fungsi perencanaan. Sebanyak 77% fungsi perencanaan selalu dilakukan 15% jarang
dilakukan, dan 8% tidak dilakukan.
46
Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan hampir selalu melakukan
fungsi penggerakan dan pelaksanaan. Sebanyak 80% fungsi penggerakan dan pelaksanaan
selalu dilakukan 8% fungsi pergerakan jarang di lakukan, dan 12% tidak dilakukan
Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan selalu melakukan fungsi
pengawasan, pegendalian dan penilaian sebesar 73%, jarang dilakukan 9%, dan tidak
dilakukan 18%.
Ketua TIM
Uraian Tugas Selalu Jarang Tidak
Dilakukan dilakukan Dilakukan
KETUA TIM
a. Bersama penanggung jawab √
ruangan/kepala ruanagn/perawat
associate/anggota tim mengadakan serah
terima tugas setiap penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat associate dengan
mempertimbangkan kemampuan masing- √
47
masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan √
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi
d. Mengikuti visite dokter √
e. Menciptakan suasana harmonis √
f. Membuat laporan pasien √
g. Mengorientasikan pasien baru √
h. Membina hubungan saling percaya
antara perawat, pasien dan keluarga √
i. Memberikan pertolongan segera pada
pasien dengan kedaruratan √
j. Membuat laporan pasien dan mencatat
kasus dari pasien, kejadian diluar dugaan
yang tidak diinginkan √
k. Mengatur waktu istirahat √
l. Melakukan ronde keperawatan bersama
kepala ruang, dan melaporkan tentang √
kondisi pasien, asuhan keperawatan
yang dilakukan, kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore dan malam √
melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada anggota tim
o. Membuat perincian tugas anggota tim. √
p. Menerim konsultasi dari anggota tim dan
memberikan instruksi keperawatan √
q. Memimpin pertemuan timkeperawatan
untuk menerima laporan, sistem
pengarahan tentang tugas anggita tim, √
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
masalah yang dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik √
secara vertical maupun horizontal
s. Melakukan penyluhan kepada √
48
Menurut diagram di atas dapat diketahui bahwa Ketua tim patuh dalam melakukan
tugasnya. Sebanyak 92% tugas ketua tim selalu dilakukan, dan 8% jarang dilakukan.
PERAWAT PELAKSANA
Uraian Tugas Selalu Jarang Tidak
Dilakukan dilakukan Dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan pelayanan keperawatan
secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih
yaitu:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai √
dengan masalah klien
2) Melaksanakan tindakan keperawatan √
sesuai dengan rencana
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan √
yang telah diberikan
49
Menurut diagram di atas dapat diketahui bahwa perawat pelaksana hampir selalu
melakukan tugasnya. Sebanyak 96 % tugas pelaksana selalu dilakukan, dan 4 % masih
jarang di lakukan.
4. Klasifikasi Pasien
Klasifikasi pasien di dalam ruangan dalam hal penentuan ruangan kelas
ditentukan berdasarkan kriteria asuransi atau jenis pembayaran yang digunakan.
Selain itu, penentuan ruangan kelas ditentukan berdasarkan jenis kelamin namun
belum dibedakan untuk usia, jenis kasus penyakit, maupun tingkat kejadian infeksi.
51
Dalam hal jenis tingkat ketergantungan pasien dibedakan menjadi 3 yakni total care,
partial care, dan minimal care.
C. Fungsi Ketenagaan
1. Sistem penghitungan tenaga keperawatan
Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan, dilakukan
oleh kepala bidang SDM dan diklat Rumah Sakit dengan menggunakan Rumus
Gillies.
2. Jadwal dinas
a. Penanggung jawab shift
Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun pada shift sore
maupun shift malam penanggung jawab shift didelegasikan kepada ketua tim
yang telah dijelaskan lebih lanjut pada fungsi pengarahan dan pengawasan.
b. Pendistribusian tenaga setiap shift
Pembagian shift ditentukan oleh kepala ruangan.
c. Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadwal
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh kepala ruang tanpa
melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kerjasama antar pegawai. Akan tetapi, kepala ruangan tetap
memberikan kesempatan pada staf untuk mendiskusikan hari libur yang
diinginkan.
3. Ketenagaan
a. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)
Kepala ruangan Santa Marta menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai
baru baik itu medis maupun non medis kepada Bagian Personalia/ HRD rumah
sakit.
b. Sistem seleksi
Santa Marta tidak memiliki persyaratan untuk pegawai (perawat). Kepala Ruang
Santa Marta mengatakan bahwa sistem seleksi pegawai baru sepenuhnya
dilakukan oleh Bagian Personalia RS.
c. Orientasi ruangan
Terdapat orientasi untuk perawat baru selama 2 minggu dan roliing Rumah sakit
selama 3 bulan. Orientasi biasanya berisi prosedur ruangan dan rutinitas
ruangan.
d. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan
Tiap tenaga keperawatan mengikuti pelatihan (in house training) tindakan
kesehatan setiap bulan. Dari Rumah sakit sendiri, menetapkan pelatihan ini
diadakan 20 jam/ tahun. Untuk perawat yang ingin mengikuti pelatihan di luar
52
Rumah Sakit, bisa mengajukan diri ke kepala bidang keperawatan dan dapat
mengikuti jika pengajuannya disetujui.
e. Jenjang karir
Peningkatan jenjang karir berdasarkan golongan kontrak dan lama kerja.
Jenjang karir mengalami peningkatan pada pegawai yang telah mencapai kredit
poin tertentu. Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian yang dilakukan oleh
Kepala Ruangan dan lama kerja 5 tahun.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada sistem reward yang
ditentukan, sedangkan apabila terdapat pelanggaran akan diberikan punishment
berupa surat peringatan atas pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.
3. Supervisi
a. Mekanisme
Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan petugas rawat inap
seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti bagaimana perawat melakukan
tindakan keperawatan, pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem
pembuangan limbah, atau standar-standar prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke perawat ruangan, supervisi juga
dilakukan ke pasien dengan mengevaluasi apa yang dilakukan perawat pada
pasien apakah sudah dilakukan dengan benar atau tidak. Tidak ada jadwal tetap
untuk supervisi, tetapi dilakukan ketika memungkinkan baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk supervisi tidak langsung, dilakukan setiap hari
dengan memperhatikan kinerja perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan
untuk supervisi secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian
kinerja perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil supervisi tidak
langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap SOP, maka akan dibahas
saat operan dengan membacakan SOP yang benar-benar perlu diperhatikan dan
dipatuhi perawat atau memperingatkan secara personal. Pendokumentasian
hasil supervisi dimasukkan dalam penilaian kinerja perawat. Supervisi juga
dilakukan oleh tim komite keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.
b. Waktu dan Frekuensi Pelaksanaan Supervisi
Waktu dan pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan di setiap saat
setiap waktu saat dibutuhkan untuk melakukan supervisi.
c. Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan supervisi terdapat penghambat seperti keterbatasan waktu
dan kegiatan kepala ruangan yang banyak sehingga tidak dapat dilaksanakan
secara optimal.
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab
ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya mendelegasikan tugas kepala ruangan
kepada penanggung jawab tim apabila kepala ruangan berhalangan. Dimana yang
dipilih untuk menerima tugas delegasi tersebut adalah perawat yang sudah menjalani
masa tugas selama lebih dari 3 tahun. Alur pendelegasian dilakukan dari atasan ke
bawahan.
5. Mekanisme Penyelesaian Masalah: Manajemen Konflik
Konflik yang terjadi di Santa Marta diselesaikan secara kekeluargaan. Apabila
terdapat konflik atau permasalahan akan diselesaikan secara internal bersama
kepala ruangan. Serta diupayakan sistem rolling tim keperawatan untuk mengurangi
konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim keperawatan.
54
E. Fungsi Pengendalian
1. Penilaian Kinerja
a. Penilaian penampilan kinerja
Perawat di ruang santa Marta, setiap 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 4 tahun
mengikuti tes penilaian kinerja untuk mengukur seberapa berkompetensinya.
Tes ini biasanya dilakukan serentak dan dilakukan oleh kepala ruangan kepada
staff perawat ruangan.
b. Alat untuk penilaian
Dalam penilaian kinerja karyawan kepala ruangan beserta kepala bidang
menilai berdasarkan form khusus (kuisioner) yang terdiri dari disiplin,
komunikasi, ketrampilan, dan kepemimpinan.
c. Hasil dari penilaian
Setelah dilakukan penilaian terhadap staff karyawan hasilnya langsung
dilaporan oleh kepala ruang secara computer based dan bersifat rahasia.
2. Pengendalian Mutu
a. Kegiatan pengendalian mutu
Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis
Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail
Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan
Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang administrasi,
ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo farmasi, ruang
perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian besar ruangan
b. Indikator pengendalian mutu
1. Keselamatan pasien, meliputi : Kejadian jatuh atau Dekubitus
2. Kesalahan pemberian obat pasien, meliputi : tangibility (bukti fisik yaitu
ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait kehandalan dari tenaga
kesehatan), responsiveness (tanggap), assurance (jaminan), empathy
(perhatian).
c. Tim pengendalian mutu
Tidak Ada
3. Pengembangan Standar
a. Standar askep
Ruang santa Marta sudah memiliki standar asuhan keperawatan secara
spesifik dengan panduan Dungus. Setelah itu akan dievaluasi hasil
pengaplikasiannya apakah lebih efektif dan efisien.
b. Standar kinerja
Perawat-perawat di ruang santa marta sudah memiliki pengalaman
pelatihan. Pelatihan yang diikuti dibagi menjadi dua jenis, yaitu in house
training dan Pelatihan keluar RS (dengan pengajuan diri)
55
PEDOMAN OBSERVASI
1 Visi Ruangan √
2 Misi Ruangan √
8 BOR (RM) √
9 ALOS (RM) √
10 TOI (RM) √
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN SANTA MARTA
RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG
A. Fungsi Perencanaan
1. Apakah di ruangan mempunyai visi dan apa visinya? “Tidak ada”
2. Apakah di ruangan mempunyai misi, dan apa misinya? “Tidak ada”
3. Apakah filosofi yang dimiliki ruangan? “Tidak ada”
4. Apakah ruangan telah memiliki Standart Kinerja sebagai pedoman para staff?
“Ya, ada SPO dan sudah ada yang terbaru di komputer ruangan.”
5. Apakah telah memiliki kebijakan dan ketentuan yang mengatur tentang jenjang
karir perawat?
“Ya ada, PK 1-4.”
6. Apakah telah dibuat rencana program pengembangan tenaga keperawatan baik
melalui program pendidikan maupun pelatihan ? “Ya ada setiap 1 tahun sekali
termasuk dalam bagian membuat program kedepannya”
7. Apakah telah merencanakan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
keperawatan ?
“Ya itu bagian dari perencanaan program 1 tahun sekali”
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi? “Ya sudah ada, kami
menggunakan struktural Kaur, PJ shift dan Katim. Tapi kalau secara bentuknya
belum, ya buat apa, yang penting kami sudah mengetahui strukturalnya”
2. Apakah setiap staff sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi
tiap tenaga keperawatan?
“Ya sudah, setiap 6 bulan staff maju dan sebelum diberikan SK disitu sudah
tertulis dengan jelas tugas tanggung jawabnya dalam bekerja”
3. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas?
“Ya sudah cukup jelas”
4. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan? ”Metode
modifikasi TIM”
5. Bagaimana realisasi pengembangan MPKP di rumah sakit ini? “Ini diterapkan
oleh seluruh unit di RS, bukan hanya diruangan ini dengan metode ini dan
ruangan lain berbeda. Ya kalau penerapan metode murni kami tidak mencukupi
sumber daya.
6. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP? “Tidak ada”
57
C. Fungsi Ketenagaan
1. Bagaimana pernecanaan kebutuhan tenaga diruang santa Marta? “Untuk
ketenagaan baik perawat maupun non perawat, sepenuhnya kami serahkan ke
kepala bidang SDM dan Diklat Rumah Sakit”
2. Bagaimana penentuan jadwal / shift dinas? “Jadwal dibuat oleh karu, namun
perawat bisa mengajukan hari libur yang diinginkan sebelum jadwal dibentuk.”
3. Bagaimana sistem seleksi dan penerikmaan tenaga baru? “Kami menyerahkan
sepenuhnya ke bagian HRD Personalia Rumah Sakit”
4. Apakah terdapat orientasi untuk perawat baru? “ada, diadakan rolling selama 3
bulan dan orientasi 2 minggu.”
5. Apakah selama ini terdapat pelatihan untuk perawat? “ada, dari rumah sakit
mengadakan in house training 1 bulan sekali dimana di rumah sakit sendiri
menetapkan peraturan adanya pelatihan selama 20 jam/tahun. Dan untuk
perawat yang ingin mengikuti pelatihan diluar RS bisa mengajukan diri ke kepala
bidang keperawatan untuk disetujui.”
D. Pengarahan
1. Bagaimana penilaian motivasi perawat?
“Perawat diberikan angket”
2. Apakah cara yang digunakan untuk meningkatkan motivasi perawat? “selama ini
tidak ad acara untuk mengingkatkan motivasi perawat ruangan”
3. Apakah terdapat sistem Reward atau punishmen?
“Tidak ada reward, kalau punishment ada berupa surat peringatan.”
4. Apakah diruangan ada manajemen konfliks? “ya ada, diselesaikan saat itu juga.
Tapi kalau siang dan malam ada PJ shift yang bertanggung jawab sebagai
konselor jika ada masalah yang belum teratasi”
5. Apakah supervisi dilakukan rutin dan berkala?
“Ya, 1 bulan sekali itu pertemuan unit. Biasanya yang disupervisi apakah
tindakannya sudah sesuai standart yang ada, tetapi kalau supervisi saat operan
apakah tahu kondisi pasiennya selama semalaman atau engga”
6. Apakah operan dilakukan rutin dan berkala?
“Ya rutin, kalau pagi jam 06.45 atau 07.00 tetapi kalau siang jam 13.30 WIB”
E. Fungsi Pengendalian
1. Bagaimana mekanisme penialian kinerja di ruang rawat? “dari rumah sakit, tiap 6
bulan, 1 tahum, 2 tahun, dan 4 tahun daiadakan pengisian kuisioner secara
serentak”
2. Apakah ada tim pengendali mutu diruangan? “tidak ada”
Bagaimana melakukan penilaian mutu terhadap BOR, AVLOS, TOI, infeksi
nosokomial dan cedera? “biasanya setiap bulan direkap, yang mendata rekam
medis. Dari karu hanya menyusun secara tertulis dengan formulir sensus harian
saja, selebihnya rekam medis yang merekapnya”
58
TANGG TOTAL
No Variabel AL selama 2 hari
12 13
1. Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi 3 3 6
Dekubitus
% Angka Kejadian Dekubitus 3 3 0%
Tabel 3.27 Angka kejadian KNC di Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari
2018
59
TANGGAL TOTAL
Variabel selama 2
12 13
hari
Salah Pasien 0 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0 0
Salah waktu 0 0 0 0
1.1 Terlambat pemberian obat 0 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan 0 0 0 0
3.1 Cara oral 0 0 0 0
3.2 Intra vena 0 0 0 0
3.3 Intra muskuler 0 0 0 0
3.4 Lain-lain 0 0 0 0
Salah dosis 0 0 0 0
4.1 Dosis kurang 0 0 0 0
4.2 Dosis berlebih
Salah obat 0 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0 0
Jumlah Kesalahan 0 0 0 0
Jumlah pasien 17 21 0 38
3.1.3.3 Kejadian Pasien Jatuh
Formula
Jumlahpasienjatuh
x100%
= Jumlahpasienyangberisikojatuh
0
x100% 0%
25
Tabel 3.28 Tabel angka kejadian pasien jatuh di Ruangan Santa Marta RSPN
tanggal 12-13 Febuari 2018
TANGGAL TOTAL
No Variabel selama 2
12 13
hari
1. Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 22 23 25
% Angka kejadian jatuh 0 0 0
Tabel 3.29 Angka Kejadian Flebitis di Ruangan Santa Marta RSPN tanggal 12-13
Februari 2018
TANGG TOTAL
No Variabel AL selama 2 hari
12 13
1. Jumlah Kejadian Flebitis 0 1 1
2. Jumlah Pasien Beresiko Terjadi Flebitis 17 21 38
% Angka kejadian Dekubitus 0 0 0,026 %
4. Kebijakan di rumah sakit tentang prosedur yang mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi telah sesuai dengan kebijakan di ruang
Santa Martha. Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil praktek identifikasi
sesuai dengan prosedur yang ada, namun beberapa masih dengan satu identitas.
5. Kebijakan rumah sakit mengenai gelang identifikasi pasien bahwa identifikasi pasien
menggunakan gelang warna biru untuk laki-laki dan merah muda untuk perempuan.
Ruang Santa Martha telah menggunakan kebijakan tersebut. Hasil observasi pasien
di ruang Santa Martha telah menggunakan gelang identitas dimana gelang
berwarna biru untuk pasien laki-laki dan gelang berwarna merah muda untuk pasien
perempuan.
. menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum
induksi); “sebelum insisi/time-
out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out
(sebelum meninggalkan kamar
operasi)?
4. Kebijakan dan prosedur telah V
dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna
memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi/dental
yang dilaksanakan di luar kamar
operasi
Keterangan :
Kebijakan dari rumah sakit telah menerapkan prosedur identifikasi sebelum memulai
operasi dan diberikan tanda centang pada lokasi operasi dengan marker. Menurut
wawancara dengan karu didapatkan hasil menggunakan lembar checklist yang disediakan
di ruangan untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan
fungsional dan Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum induksi); “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/tindakan pembedahan dan sign out dan semua tercatat dalam rekam medis
pasien.
3.1.3.7 Kenyamanan
a. Angka Tatalaksana Pasien Nyeri
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada pasien rawat inap terdapat
pasien yang terdokumentasi nyeri dalam asuhan keperawatan.
Pasien pada umumnya mengalami nyeri di karenakan respon fisiologis klien
terhadap penyakit yang dialaminya. Setiap keluhan dari klien, pasti akan
mendapatkan tindak lanjut dari tenaga tenaga untuk mengurangi keluhan yang
membuat klien tidak nyaman tersebut. Termasuk pada keluhan nyeri yang dialami
oleh klien. Intervensi tersebut dilakukan dengan pemberian obat ataupun dengan
teknik-teknik distraksi, relaksasi yang dapat di ajarkan terhadap klien. Sehingga
dengan intervensi tersebut dapat menurunkan nyeri yang di alami oleh klien dan
memberikan kenyamanan kepada klien.
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan angka tatalaksana pasien nyeri
selama hari (12-13 Februari 2018) sebagai berikut:
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
Jumlah total pasien dalam 2 hari
Tabel 3.26 Tabel angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam
askep diruang Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari 2018
69
12 13
1. Jumlah Pasien nyeri yang terdokumentasi 7 5 12
2. Jumlah Pasien yang dirawat (non KRS) 17 21 38
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 41,2 23,8 31,5
Nyeri
Tabel 3.26 Tabel angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam
askep diruang Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari 2018
Tabel 3.26 Tabel angka kenyamanan pasien diruang Santa Marta RSPN
tanggal 12-13 Februari 2018
3.1.3.8 Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
a. Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui informasi tentang perawatan
penyakitnya.
Rumus angka pengetahuan pasien tetang perawatan penyakit
ANALISA SWOT
3.2 Analisa dan Kurva SWOT
3.2.1 Analisa SWOT
1. Man
Strength
Weakness
1 Perawat di ruang santa marta yaitu 0,2 3 0,6
95 % berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 5% yang
berpendidikan S1, sehingga perlu
ditingkatkan untuk bisa melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
2 Proses recruitment karyawan baru 0,2 2 0,4
dilakukan melalui proses lamaran
yang dikirim melalui email ke bagian
personalia RSPN
Total 0,4 1
Opportunity
Total 0,5 1
Threat
Kurva :
X : 2,4 – 1 = 1,4
Y : 1 - 1,5 = 0,5
Strength
Weakness
Opportunity
Threat
Kurva
3. Methode
Strength
Weakness
Opportunity
Threat
Kurva :
X : 0,95 – 2.25 = - 1,3
Y : 1,5 – 1 = 0,5
76
4. Market
Strength
Weakness
Opportunity
Total 0,5 2
Threat
Kurva :
X : 1,8 – 0,8 = 1,0
Y : 2 – 1,5 = 0,5
5. Mutu
Strength
77
Weakness
Opportunity
Threat
Total 0,5 1
Kurva :
X : 1,6 – 1,4 = 0,2
Y : 1,5 – 1 = 0,5
6. Keselamatan pasien
Strength
Total 0,4 2
Weakness
No. pertama
Faktorkali. Selanjutnya
Strategi Eksternal hanya Bobot Rating Skor
melihat gelang identitas.
Opportunity
2. 33 % perawat melakukan cuci tangan 0,3 4 1,2
1. 90% pasien ditemani oleh keluarga 0,6 2 1,2
sebelum kontak dengan pasien
Total 0,5 1,2
Total 0,6 2,4
Threat
Kurva :
X : 2 – 2,4 = - 0,4
Y : 1,2 – 0,8 = 0,4
80
7. Fungsi Manajemen
STRENGTH
WEAKNESS
Tidak adanya motivasi yang diberikan oleh kepala ruangan 0,2 3 0,6
kepada katim dan perawat pelaksana
TOTAL 0,5 1,5
OPPORTUNITY
THREAT
Kurva
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH
DAFTAR MASALAH
tangan.
5. Penetapan
duta cuci tangan dari perawat
yang mendapat poin kepatuhan
tertinggi untuk melanjutkan
supervisi cuci tangan pada
perawat yang lain
3 Edukasi 5 momen cuci 1. Membuat checklist hal-hal yang
tangan kepada keluarga akan dilakukan.
2. Penyediaan blanko tentang
prosedur identifikasi pasien
sebelum melakukan tindakan
dan pemberian obat.
3. Melakukan supervisi identifikasi
pasien sebelum melakukan
tindakan dan pemberian obat.
88
89
4. Evaluasi keefektifan
pengetahuan cuci
91
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Aditama, Yoga Tjandra, 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar.
Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit
Ruang Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Ilyas. 2001. Teori, Penilaian dan Penelitian Kinerja. Cetakan Kedua. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI.
Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.