Anda di halaman 1dari 92

1

LAPORAN DISEMINASI AWAL


DEPARTEMEN MANAJEMEN

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Departemen Manajemen


Di Ruang Santa Marta Rumah Sakit Panti Nirmala Malang

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5B/PSIK 2013
Andhika Susila Widjaya 170070301111064
Arinda Rizky Febyantari 170070301111049
Aulia Dian Trisussilowati 170070301111041
Dewi Pujiastuti 170070301111052
Erfan Dani 170070301111109
Esthi Dwi Yuliawati 170070301111007
Lala Aisyana 170070301111022
Mahartika Lupita Sari 170070301111030
Siti Rodliyah 170070301111101
Sunardiman 170070301111020

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat (Permenkes, 2014). Hidayat (2009) menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap
orang. Untuk itu, rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna
menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Gillies (2006)
menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan
manajemen keperawatan.

Menurut Azwar (2009) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan


tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
pasien.Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan
kesehatan.Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan di
rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting.Berdasarkan
standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan
keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus
menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit. Menurut Ilyas
(2001) dalam Sabarguna (2004) Pelayanan keperawatan adalah kinerja pelayanan
keperawatan dengan penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah diberikan kepada
individu atau kelompok.

Departemen kesehatan (2008) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang


memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk
pelayanan biologis, psikologis social, spiritual yang ditunjukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan
melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai
peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang
memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif, Aditama
(2002).

Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai tingkat
tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan. Pada suatu instansi
membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang
perilaku manusia untuk mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas
3

(termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan


pengendalian) yang diarahkan pada sumbersumber daya organisasi (manusia, financial,
fisik dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif
(Griffin, 2004).
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK Menteri Kesehatan RI
No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, maka
rumah sakit umum harus menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi
pelayanan manajemen keperawatan, sehingga untuk rumah sakit umum ditetapkan seorang
wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan yang mempunyai tugas melakukan
bimbingan pelaksanaan asuhan/pelayanan keperawatan, profesi keperawatan, logistik
keperawatan, serta etika dan mutu keperawatan (Sahar & Junati, 2000).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (swanburg, 2000). Manajemen memiliki
fungsi antara lain: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan
(Actuating),pengawasan (Controlling). Berdasarkan hal tersebut kami dari kelompok 5
profesi akan belajar mengidentifikasi dan menganalisa proses dari 5M (Man, Money,
Method, Materials and Machine, dan Market) hingga perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing) pengarahan (Actuating),pengawasan (Controlling) Model
pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan
Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan metode tim
pemberian asuhan keperawatan. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen
manajemen, kami (kelompok 5B) mencoba mengidentifikasi dan menganalisis Model
Asuhan Keperawatan Profesional yang ada dan lebih cocok untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan di Ruang Santa Marta RSPN. Mengingat pentingnya fungsi
manajemen dalam menjamin kelancaran dan keberhasilan pelayanan keperawatan, maka
konsep manajemen keparawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek
guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan
kepada klien.
.
4

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah melakukan tahapan pendidikan profesi keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan
pada asuhan keperawatan terhadap klien secara menyeluruh melalui manajemen
pelayanan keperawatan dan berupaya memprakarsai perubahan yang efektif dalam
sistem asuhan keperawatan.

B. Tujuan Khusus
a. Mempelajari profil RS. Panti Nirmala Malang
b. Mampu melakukan pengkajian manajemen yang dilaksanakan di Ruang Santa
Marta RS Panti Nirmala Malang.
c. Mampu menentukan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak rumah sakit.
d. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan of action) untuk
mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
e. Mampu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses
pada manajemen keperawatan.
f. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan ruang Santa
Marta RS Panti Nirmala Malang.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
 Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen keperawatan
dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan atau
teori manajemen melalui penerapan fungsi manajemen bangsal.
 Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa manajemen
bangsal ruangan
 Mengaplikasikan metode praktek manajemen keperawatan.
 Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen.

2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit


Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau pengembangan
fungsi manajemen ruangan guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan di ruangan.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Rumah Sakit


Rumah Sakit Panti Nirmala Malang adalah Rumah Sakit Rumah Sakit Swasta Non
Pendidikan di Kabupaten Malang. Berlokasi di Jl. Kebalen Wetan No. 2-8, Malang,
JawaTimur, Indonesia. Rumah Sakit Panti Nirmala telah terakreditasi paripurna pada tahun
2012.

2.1.1 Sejarah Singkat RS Panti Nirmala Malang


Rumah Sakit Panti Nirmala Malang, didirikan tahun 1920-an berawal dari sebuah
poliklinik sederhanan bernama Tiong Hwa Ie Sia (THIS). Lokasi poliklinik pun berpindah
pindah. Pertama di jalan pecinan (sekarang jalan pasar besar), berpindah ke jalan kotalama
(sekarang jalan kolonel sugiono), pindah lagi ke jalan kidul pasar (jalan kyai tamin), lalu
pindah lagi ke Djagalantram-straat (jalan sutan syahrir). Kemudian pindah lagi ke jalan
klenteng (sekarang jalan laksamana martadinata).
Karena kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat semakin meningkat dan
untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat bawah, diputuskan untuk
membeli gudang kopi di JL. Gudang garam no.8 Malang (sekarang Jl. Kebalen Wetan
2 – 8 Malang). Lokasi ini adalah lokasi gedung induk (Unit 1) RS Panti Nirmala sekarang.
Perluasan lokasi kembali dilakukan di tahun 1954, bertepatan dengan ulang tahun
ke-25 perkumpulan/rumah sakit, dengan penambahan tanah seluas 5.000 m2. Areal ini
dimanfaatkan untuk bangunan poliklinik umum, kebidanan, penyakit dalam, poliklinik
gigi dan ruang perawatan.
Pada 1 April 1948, THIS beroperasi penuh dengan 60 tempat tidur. Dalam
perkembanganya, Rumah sakit ini juga mendapat bantuan dari berbagai pihak, yakni
dari lembaga supplier alat-alat kesehatan di Negeri Belanda, yaitu SIMAVI (Steun In
Medische Aangelegenheden Voor Inheemschen) serta dari Uskup Malang.
Untuk memantapkan eksistensinya, sejak tahun 1961 nama “Tiong Hwa Ie Sia”
diganti menjadi “Panti Nirmala”, meskipun tetap berinduk pada perkumpulan Tiong Hwa Ie
Sia.Pada perjalanan selanjutnya, di tahun 1980 dibentuklah Yayasan Rumah Sakit Panti
Nirmala Malang.
Sejak awal tahun 1993 Yayasan mulai berusaha dan mencari cara bagaimana
Rumah Sakit Panti Nirmala bisa mengembangkan diri. Pembenahan dan penelitian pun
dilakukan melalui berbagai pembicaraan dengan Perdhaki dan beberapa pihak.
Hasilnya pada tahap pertama diperlukan penelitian secara khusus terhadap Rumah
Sakit Panti Nirmala. Penelitian pendahuluan dilakukan tanggal 27 Oktober 1994 dan 10
- 11 November 1994. Hasil penelitian tersebut, menguraikan berbagai kelemahan
Rumah Sakit Panti Nirmala dan cara - cara mengatasinya. Pengurus Yayasan pun
6

segera melakukan pembenahan intern dan menghubungi berbagai lembaga khususnya


yang bergerak di bidang kesehatan.
Sejalan dengan pembenahan dan pembangunan fisik (gedung), juga dilakukan
pembenahan manajemen Rumah Sakit Panti Nirmala secara menyeluruh. Karena itu
Yayasan mendukung sepenuhnya prakarsa jajaran Direksi Rumah Sakit Panti Nirmala
untuk melakukan akreditasi Rumah Sakit. Hasilnya, Rumah Sakit Panti Nirmala merupakan
rumah sakit swasta yang pertama di Kota dan Kabupaten Malang yang telah terakreditasi
pada tahun 1999.
Pengurus Yayasan Rumah Sakit Panti Nirmala beserta Direksi dan seluruh staf
dan karyawan terus bekerja keras dalam mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Panti
Nirmala, sebagai rumah sakit pilihan masyarakat di kota Malang.

2.1.2 Visi Rumah Sakit


Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima, pilihan utama masyarakat.

2.1.3 Misi Rumah Sakit


1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan akurat.
2. Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, sehingga mampu
melaksanakan pelayanan yang professional.
5. Meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat memberikan nilai lebih bagi
pelayanan kesehatan.

2.1.4 Motto Rumah Sakit


“Merawat penuh kasih demi kesembuhan”

2.1.5 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit


Fasilitas yang ada di RS Panti Nirmala Malang antara lain .
- Instalasi gawat darurat
- Instalasi rawat jalan
- Instalasi rawat inap
- Instalasi radiologi
- Instalasi laboratorium
- Instalasi rehabilitasi medis
- Instalasi farmasi
- Instalasi rawat intensif
- Instalasi sterilisasi sentral
- Instalasi kamar operasi
- Unit hemodialisa
- Unit stroke
- Unit endoscopy
- Medical Check-Up
7

2.2 Ruang Santa Marta


Ruang Santa Marta berdiri bersamaan dengan berdirinya RS Panti Nirmala Malang.
Ruang ini termasuk kelas utama, kelasI, dan kelas II dengan tipikal multiple case atau
menangani pasien dengan kasus beragam seperti penyakit dalam, obgyn, onkologi, dan
lainnya. Terdiri dari 15 kamar dan 25 Tempat Tidur.

2.2.1 Denah Ruang Santa Marta

Keterangan:
Ruang Santa Marta terletak di lantai 3 gedung baru RS Panti Nirmala Malang. Ruang
Santa Marta yang di sebelah utara berbatasan dengan ruangan ICU dan ruang OK,
sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Unit Stroke. Ruang Santa Marta berada
dekat dengan Ruang Unit Stroke karena pasien pasien dari Ruang Unit Stroke yang memiliki
kondisi telah stabil akan di pindah dan di rawat di Ruang Santa Marta.
Ruang Santa Marta memiliki nurse station yang terletak tepat di depan lift dan
tangga. Letak nurse station memudahkan pasien untuk menghubungi perawat. Kamar
pasien terbagi menjadi dua sisi dari nurse station. Di sebelah kanan nurse station terletak
kamar pasien 310-317, sedangkan sebelah kiri dari nurse station terdapat kamar pasien
301-308.
Ruang Santa Marta memiliki fasilitas ruangan yang cukup lengkap. Ruang Santa
Marta di masing masing bagian dari ruangannya mudah untuk di jangkau dan sudah
digunakan sesaui dengan fungsinya masing masing. Ruang kepala perawat, ruang linen,
pantry, ruang obat, spoelhook, kamar ganti petugas dan kamar mandi petugas rumah sakit
terletak di sebelah kiri nurse station. Sebelah kanan nurse stasion terdapat kamar mandi.
8

BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN

3.1 Hasil Pengkajian


3.1.1 5M (Man, Material and Machine, Methode, Money, Market dan Mutu)
1. Man
a. Kuantitas Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Santa Marta Rumah Sakit Panti Nirmala
sebanyak 24 orang.
b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi tenaga
perawat di Ruang Santa Marta sejumlah 24 orang dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala Malang
NO Nama Pendidikan Lama Kerja
1. FC Niluh Purba CH S1 Keperawatan 18 tahun 4 bulan
2. Dewi Agustina D3 Keperawatan 18 tahun 6 bulan
3. Kristina Ana D3 Keperawatan 13 tahun 9 bulan
4. Widya D3 Keperawatan 13 tahun 4 bulan
5. Yunia Rika D3 Keperawatan 9 tahun 3 bulan
6. Theresia Risang D3 Keperawatan 8 tahun 7 bulan
7. Afi D3 Keperawatan 6 tahun 5 bulan
8. Dwi Rinda D3 Keperawatan 6 tahun 10 bulan
9. Uul Devia D3 Keperawatan 6 tahun 5 bulan
10. Eny Meilinda D3 Keperawatan 5 tahun 11 bulan
11. Adel D3 Keperawatan 1 tahun 9 bulan
12. Ria D3 Keperawatan 1 tahun 11 bulan
13. Fransiska Dea D3 Keperawatan 3 tahun 7 bulan
14. Ristin D3 Keperawatan 3 tahun 7 bulan
15. Nuraini D3 Keperawatan 3 tahun 7 bulan
16. Siska Risa D3 Keperawatan 3 tahun 3 bulan
17. Carita Intan D3 Keperawatan 3 tahun 3 bulan
18. Chusnun Nadiroh D3 Keperawatan 6 tahun 11 bulan
19. Ghea Maharani D3 Keperawatan 1 tahun 5 bulan
20. Dhian D3 Keperawatan 1 tahun 4 bulan
21. Musriani D3 Keperawatan 7 tahun 11 bulan
22. Dhanisa D3 Keperawatan 1 tahun
23. Risma D3 Keperawatan 1 tahun
24. Sri Wahyuni D3 Keperawatan 8 bulan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 23 perawat


berpendidikan DIII Keperawatan dan hanya 1 perawat yang berpendidikan
S1. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perawat masih
berpendidikan DIII dan diharapkan mampu untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
9

2. Tenaga Non Keperawatan Non Medis


Jumlah Tenaga Non Keperawatan Non Medis di Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala adalah 8 orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang di Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala Malang
NO Kualifikasi Jumlah
1. Petugas Pantry 1
2. Petugas linen 2
3. Cleaning Service 5
Total 8

Berdasarkan tabel diatas bahwa Tenaga Non Keperawatan Non Medis


di Ruang Santa Marta sebanyak 8 orang. 2 orang bekerja sebagai petugas
linen, 1 orang sebagai petugas pantry dan 5 orang sebagai cleaning service.
Tenaga Non Keperawatan Non Medis di Ruang Santa Marta memiliki tugas
dan tanggung jawab masing-masing, seperti mengganti linen pasien yang
kotor, membersihkan ruangan, menyiapkan makanan pasien dengan adanya
hal ini sangatlah membantu dan meringankan beban perawat dalam
melaksanakan kegiatan perawatan serta membantu menjaga keamanan
pasien.
10

c. Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang
Santa Marta Rumah Sakit Panti Nirmala pada tahap pengkajian yakni tanggal
12, 13 dan 14 Februari 2018 adalah, sebagai berikut :

Tabel 3.3 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Santa Marta
RS Panti Nirmala pada tanggal 12 Februari 2018

Tim Initial Pasien Ruangan Diagnosa Medis Skor Ketergantungan


Ny.SN 301 (1) DM T
Ny. C 301 (2) DM P
Ny.DN 302 (1) Hemoroid Anemia P
1. Ny.M 302 (2) CVA trombosis T
Ny. SY 303 (1) AF &HF P
Ny.SD 303 (2) Vomiting T
Tn. SH 304 (1) Hepatitis P
Tn. B 304 (2) DM P
Ny. TS 305 (1) Selulitis M
Ny. E 305 (2) Ca Usus M
- 306 (1) - -
2.
- 306 (2) - -
- 307 - -
Ny. SF 308 (1) DC P
Ny. EL 308 (2) Selulitis M
Tn. HP 310 (1) Typhoid P
Tn. SR 310 (2) Ca Usus P
Tn. EG 311 (1) Sindrom nefrotik M
Tn. M 311 (2) Selulitis &DM P
Tn. AS 312 (1) Selulitis P
3.
- 312 (2) - -
- 314 - -
- 315 - -
- 316 - -
- 317 - -
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 12
Februari 2018 terdapat 17 pasien, sebanya 10 pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan parsial, 3 orang pasien memiliki tingkat ketergantungan
total, dan 4 orang pasien dengan tingkat ketergantungan mandiri.

Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Santa Marta
RS Panti Nirmala pada tanggal 13 Februari 2018
Tim Initial Pasien Ruangan Diagnosa Medis Skor Ketergantungan
1. Ny.SN 301 (1) DM T
Ny. C 301 (2) DM P
Ny.DN 302 (1) Hemoroid Anemia P
Ny.M 302 (2) CVA trombosis T
Ny. SY 303 (1) AF &HF P
Ny.SD 303 (2) Vomiting T
11

Tn. SH 304 (1) Hepatitis P


Tn. B 304 (2) DM P
Ny. TS 305 (1) Selulitis P
Ny. ED 305 (2) Ca Usus M
Ny.DY 306 (1) CKD P
2.
Ny. DJ 306 (2) Ca Mammae P
Ny.DA 307 Low Back Pain M
Ny. SF 308 (1) DC P
Ny. EL 308 (2) Belum terdiagnosa M
Tn. HP 310 (1) Thypoid M
Tn. SR 310 (2) Ca Usus M
Tn. EG 311 (1) Sindrom nefrotik M
Tn. M 311 (2) Selulitis &DM M
Tn. Sukapdi 312 (1) CHF P
3.
Tn. AS 312 (2) Selulitis P
- 314 - -
- 315 - -
- 316 - -
- 317 - -
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 13
Februari 2018 terdapat 21 pasien, sebanyak 11 pasien yang dirawat memiliki
tingkat ketergantungan partial, 3 pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total dan 7 pasien untuk tingkat ketergantungn mandiri.

d. Proses Recruitment
Jenjang karir di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang khususnya Ruang
Santa Marta belum dilaksanakan. Proses perekrutan perawat di RSPN adalah
melalui rekruitmen terbuka dengan membuka informasi melalui website RSPN.
Berkas lamaran dikirim melalui email atau dikirim langsung ke bagian personalia
RSPN. Berkas yang dikirimkan akan diseleksi berdasarkan kelengkapan
administrasi seperti: Laki-laki/Perempuan usia maksimal 35 tahun, Memiliki STR
dan Pendidikan S1/D3 Keperawatan. Setelah melalui seleksi administrasi,
pelamar akan melalui tes tulis, kesehatan, psikotest dan tes wawancara.
Kelulusan ditentukan dari hasil akumulasi nilai dari semua tes. Pelamar yang
lulus akan menjalani orientasi karyawan baru yang diadakan oleh RSPN dengan
orientasi pada tiap ruangan selama 3 bulan, dan selanjutnya akan ditempatkan
di ruangan yang telah ditentukan.
Setiap bulan di Rumah Sakit diagendakan pelatihan tentang keperawatan
diantaranya BLS, yang diikuti oleh seluruh perawat untuk memenuhi kewajiban
mengumpulkan 20 jam pelatihan yang berguna untuk akreditasi, yang telah
diatur oleh Permenkes nomor 1796 tahun 2011. Bagi perawat yang tidak mampu
mengumpulkan 25 SKP selama 5 tahun, maka perawat bersangkutan akan
terhalang, tidak memenuhi salah satu syarat untuk memperpanjang STR yang
dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI).
12

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Metode Gillies


1) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Hari Berdasarkan Metode Gillies
Tanggal 12 Februari 2018
1. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal : 4 orang
(b) Parsial : 10 orang
(c) Total :3 orang
2. Jumlah Jam Perawatan
 Keperawatan Langsung

Minimal  2x4 =8 Jam


Parsial  4 x 10 = 40 Jam
Total  6x3 = 18 jam +
66 Jam
 Keperawatan tidak langsung
17 x 60 menit = 1020 menit = 17 jam
 Penyuluhan
17 x 15 menit = 255 menit = 4,25 jam
 Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung +
penyuluhan = 66 jam + 17 jam + 4,25 jam = 87,25 jam
 Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 87,25 jam = 12 orang
Waktu kerja efektif 7 jam
3. Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 12 = 6 orang


Sore = 35% x 12 = 4 orang
Malam = 17% x 12 = 2 orang

Tanggal 13 Februari 2018


1. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal : 7 orang
(b) Parsial : 11 orang
(c) Total :3 orang

2. Jumlah Jam Perawatan


 Keperawatan Langsung

Minimal  2x7 = 14 Jam


Parsial  4 x 11 = 44 Jam
Total  6x3 = 18 jam +
76 Jam
 Keperawatan tidak langsung
21 x 60 menit = 1260 menit = 21 jam
 Penyuluhan
21 x 15 menit = 315 menit = 5,25 jam
 Total waktu keperawatan
13

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung +


penyuluhan= 76 jam + 21 jam + 5,25 jam = 102 jam
 Jumlah kebutuhan perawat per hari
Total waktu keperawatan = 102 jam = 15 orang
Waktu kerja efektif 7 jam

3. Jumlah Kebutuhan Pershift

Pagi = 47% x 15 = 7 orang


Sore = 35% x 15 = 5 orang
Malam = 17% x 15 = 3 orang
2) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Unit
Dari hasil pengkajian selama 2 hari didapatkan penghitungan jumlah
kebutuhan tenaga perawat per unit dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
= Jumlah rata-rata jam perawatan pasien per hari (2 Hari) x 365
(365- jumlah hari libur selama 1 tahun (86 hari)) x Jam kerja per
hari
=Jumlah keperawatan yg dibutuhkan/ tahun
Jumlah perawat yang dibutuhkan/ tahun
Diketahui :
 Jumlah rata-rata jam perawatan pasien perhari, selama 2 hari adalah :
= (87,25 + 102) = 94,625/95 jam
2
 Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 86 hari (hari libur + cuti bersama)
= 279 hari
 Jumlah jam kerja perawat dalam sehari adalah :
= 7 jam sehari
 Jumlah kebutuhan tenaga perawat dalam 1 tahun adalah :
= Jumlah rata-rata jam perawatan pasien per hari x 365
Jumlah hari libur dalam 1 tahun x jam kerja perawat dalam 1 hari
= 95 x 365
279 x7
= 34.538
1.953
= 17,6 /18 orang perawat per unit
Rumus Perhitungan Tenaga Keperawatan (Lokakarya PPNI )
Jumlah Perawat = Ax52 (minggu)x7 hari (TTxBOR) + 25%
41 minggu x 40 jam/minggu
= 6x52(minggu)x7 (25x76%) + 25%
1.640 jam
= 312x7x19 + 25%
1.640 jam
= 41490 + 25%
1640
14

= 25 + (25x25%)
= 25 + 6,25
= 31,25
= 31 perawat per unit

2. Material and Machine


a. Fasilitas untuk Pasien
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Santa Marta RS Panti
Nirmala tentang inventaris, fasilitas dan bahan obat-obatan yang tersedia
dengan perincian, sebagai berikut:
Kapasitas Santa Marta ada 25 tempat tidur, terdiri dari :
1) Kelas Utama
Kelas utama merupakan kamar dengan fasilitas 1 kamar untuk 1
pasien, 1 nakas, 1 meja mayo, 2 sofa single, 1 meja sofa, 1 buah lemari 1
pintu, 1 buah TV 42”, 1 buah AC, 1 buah jam dinding, 4 buah lampu TL 40, 1
lampu PLS, 1 buah lampu tidur, 1 buah cermin, bel perawat, 1 buah tempat
sampah non medis di luar kamar mandi, 1 Wastafel, 1 cermin, 1 handrub, 1
toilet. Toilet : closet duduk, shower, 1 buah kotak sampah medis di dalam
kamar mandi, pegangan, lampu, ventilasi, keset.
2) Kelas I
Kelas satu yaitu kamar dengan fasilitas 1 kamar untuk 2 pasien, 2
buah nakas, 2 buah lemari semi buffet, 2 buah kursi tunggu, 2 meja mayo, 1
buah TV 42”, 1 AC, bel perawat, 1 buah jam dinding, 2 buah lampu TL 40, 2
buah lampu tidur, 1 wastafel, 1 buah cermin, 1 buah handrub, 1 buah tempat
sampah non medis di luar kamar mandi, 1 toilet. Toilet : closet duduk,
shower, 1 kotak sampah medis di dalam kamar mandi, pegangan, lampu,
ventilasi, keset.
3) Kelas II
Kelas dua merupakan kamar dengan fasilitas 1 kamar untuk 2 pasien,
2 nakas, 2 buah kursi tunggu, 1 buah TV 21”, 1 buah exhaust fan dinding, 1
buah jam dinding, 2 buah lampu TL 40, 1 buah lampu PLS, 2 buah lampu
tidur, bel perawat, 1 buah tempat sampah nonmedis di luar kamar mandi, 1
toilet. Toilet : Closet duduk, shower, 1 buah kotak sampah medis di dalam
kamar mandi, pegangan, lampu, ventilasi, keset.

b. Fasilitas untuk perawat Nurse Stasion


Terdapat nurse station dengan kondisi cukup rapi dan sudah terstrukur
mengenai penempatan status dan dokumen asuhan keperawatan. Nurse station
berada di tengah-tengan ruang Santa Marta, perawat dapat mengakses pasien
dengan cepat karena letaknya di tengah-tengah kamar pasien. Nurse station
dilengkapi dengan 1 buah meja besar, 1 buah almari rak dokumentasi, dan 8 buah
15

kursi. Untuk dokumentasi dilengkapi dengan 1 buku dokumentasi laborat, 1 buku


laporan pulang, 1 buku kuitansi, 1 buku apotek (serah terima obat). Selain itu
terdapat 1 buah telephone, 1 set computer, dan 2 buah bel panggilan yang
terhubung ke kamar pasien.
Toilet
Terdapat 2 toilet yang cukup bersih, lokasinya terletak di dekat ruang spoelhoek
dan didekat ruang gudang dan kamar 304. Dalam toilet terdapat toilet duduk, 1
handrub, pegangan, handrub, 1 tempat sampah medis
Ruang Ganti
Terdapat 2 ruang ganti : ruang ganti letaknya berdampingan dengan toilet dan
depan nurse station.
Pantri
Terdapat 1 pantri, letaknya berdampingan dengan ruangan kepala perawat.
Terdapat alat makan dan masak sesuai kebutuhan pasien dan petugas kesehatan.
Komponen : tempat cuci piring, rak alat masak, rak alat makan, 1 dispenser dan
peralatan makan dan minum untuk pasien.
Ruang Kepala Perawat
Ruang kepala perawat terletak berdampingan dengan dapur. Terdapat peralatan
dan perlengkapan yang dapat mendukung pelaksanaan tugas kepala perawat.
Komponen : 1 meja, 2 kursi, 1 kulkas, 1 almari berisikan dokumen.
Ruang Obat/Ruang Pertemuan
Terdapat 1 ruang obat yang terletak dekat dengan nurse station. Ruang obat
merupakan tempat menyimpan obat-obatan, dan tempat mempersiapkan obat
sebelum diberikan ke pasien. Namun di dalam ruang obat belum terdapat tempat
sampah khusus, sehingga saat pengoplosan masih membuang di tempat sampah
luar. Untuk obat-obatan yang berlabel khusus seperti obat high arlert belum ada
sticker atau label tertentu. Selain itu ruangan ini juga digunakan untuk menyimpan
alat-alat pendukung perawatan pasien (syring pump, EKG, dan lain-lainnya).
Didepan ruang obat terdapat 5 tempat sampah. Terdiri dari 2 buah tempat sampah
non infeksius, 1 buah tempat sampah infeksius, 1 buah tempat sampah playboth, 1
buah tempat sampah sitostatistika, dan 1 buah safety box.
Ruang Linen Bersih
Terdapat 1 ruang tempat menyimpan linen bersih dengan kondisi tertata rapi dan
disusun secara terstuktur tetapi terkadang untuk kamar ganti pakaian.
Ruang Spoelhoek
Terdapat 1 ruangan spoelhoek, terletak berdampingan dengan toilet khusus
perawat. Dipergunakan untuk menyimpan linen kotor, dan untuk dekontaminasi
peralatan yang akan digunakan dan sesudah digunakan untuk pasien dan perawat.
Gudang
16

Terdapat 2 gudang penyimpanan barang-barang di Santa Marta.

c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


Tabel 3.5 Daftar Inventaris Alat Keperawatan Tahun 2018 Santa Marta bulan
Februari 2018 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1 Bengkok disposable 22 22
2 EKG 1 1
3 Syringe Pump 2 1
4 Nebulizer 2 2
5 Emergency Kit 1 1
6 Stetoskop dewasa 4 4
7 Stetoskop anak 1 1
8 Tensimeter air raksa berdiri 1 1
9 Tensi meter air raksa duduk 4 3
10 Termometer rektal 1 1
11 Termometer air raksa 12 12
12 Thermometer infra red 1 1
13 Ambu bag 1 1
14 Suction 1 1
15 Pengaman tempat tidur (bedsaid rail) 22 22
16 Hands rub 22 22
17 Pulse oxymetri 1 1
18 GDA stick 1 1
19 Oksigen central 25 18 7
20 Humidifier 25 18 7
21 Identitas kamar 15 15
22 Rambu – rambu dilarang merokok 6 6
23 Kursi petugas jaga 8 8
24 Hydrant 2 2
25 APAR 1 1
26 Heat detector 8 8
27 Smoke detector 1 1
28 Sprinkler 30 30
29 Washtafel 2 2
30 Hands rub 3 3
31 Safety box 1 1
32 Tempat sampah infeksius (sitostatis) 1 1
33 Tempat sampah infeksius 1 1
34 Tempat sampah non infeksius 9 9
35 Playboth 1 1
36 Sterilisasi obat kemoterapi 1 1
37 Gliserin spuit 1 1
38 Reflek hammer 1 1
39 Gunting verban 1 1
40 Alat Penumpuk Obat 1 1
41 Timbangan BB 2 1 1
42 Cangkir kapas alkhohol 2 0 2
43 Troli injeksi 2 2
44 Troli Instrumen 1 1
17

45 Troli emergency 1 0 1
46 Troli Obat 1 1
47 Lampu Baca Foto 1 1
48 Irigator 1 0 1
49 Urinal 25 25
50 Pispot 25 25
51 Standar Infus Stenlis Stelan Bed 25 25
52 Standar Infus Stenlist Beroda 8 8
53 Sputum Pot 24 24
54 Bengkok Sedang 25 25
55 Tourniket 2 2
56 Name holder 25 25
57 Pemotong ampul 1 1
58 Tempat Oplos Obat Kemo 1 1
59 Blood Warmer 1 1
60 Resusitator Dewasa 1 1
61 Resusitator Anak 1 1
62 Suction Lendir 1 1
63 Auto Klik 1 1
64 Tempat Poster 10 10
Jumlah 431 409 20

d. Daftar peralatan inventaris cleaning service


Tabel 3.6 Daftar inventaris Alat Cleaning Service Tahun 2018 Santa Marta
bulan Februari 2018 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1 Troli double bucket 1 1
2 Troli variant 1 1
3 Duspen tertutup 1 1
4 Duspen 2 1
5 Ember 10 liter 0 0
6 Ember toilet 2 2
7 Kain mooping 2 2
8 Kapi 1 1
9 Karet dorong 1 1
10 Kuas 1 1
11 Revil lobby medium 2 2
12 Revil lobby biru 0 0
13 Revil lobby panjang 1 1
14 Roll kaca 1 1
15 Sapu ijuk 2 2
16 Sapu lidi 0 0
17 Sepatu boot 2 pasang 2 pasang
18 Sikat pendek 1 1
19 Sikat tangkai 1 1
20 Sikat toilet 1 1
21 Spayer 2 2
22 Stick dinding 2 2
23 Stick kaca 1 1
24 Stick lobby 2 2
25 Stick mooping 2 2
18

26 Stick sarang laba 1 1


27 Stick mopping bulat + ember 0 0
28 Tempat sampah induk 3 3
29 Gayung 1 1
30 White floor 2 2
31 Kunci gudang cleaning service 1 1
32 Kop westafle 1 1
Jumlah 41 41
Rata-rata 1,3 1,3

e. Daftar inventaris alat tenun


Tabel 3.7 Daftar Inventaris Alat Tenun Tahun 2018 Santa Marta bulan
Februari 2018 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
Mutasi
Jumlah Jumlah
No Nama Barang
Lama Hilang Kembali Tambah Baru
1 Alas + tutup troli linen bersih 2 1 3
2 Alas piring 12 12
3 Baju infus besar 110 110
4 Baju infus kecil 10 10
5 Bantal besar 48 48
6 Bantal kecil 4 4
7 Bad cover 20 20
8 Celana pasien 20 20
9 Gorden jendela 34 34
10 Gorden jendela vitrage 18 18
11 Gorden pasien 38 38

12 Gorden pasien Cadangan 35 35


13 Guling dakron 10 10
14 Handuk 6 6
15 Kain kemoterapi 2 2
16 Keset handuk 48 48
17 Laken 88 88
18 Lap bongkar 49 49
19 Lap piring 40 40
20 Lap tangan handuk kecil 250 250
21 Masker kain 6 6
22 Skoret kain 30 30
23 Skoret kemoterapi 2 2
24 Skoret plastic 1 1
Skoret plastic lengan
2 2
25 panjang
26 Sel panjang 25 25
27 Sel pendek 30 30
28 Selimut 64 64
29 Sloop bantal besar 100 100
30 Sloop bantal kecil 4 4
19

31 Sloop guling 20 20
32 Steek laken 122 122
33 Tali pasien 10 10
34 Taplak 3 3
35 Tile 6 6
36 Topi karyawan 4 4
37 Tutup suction 2 2
38 Kantong keset 2 2
39 Kantong lap tangan 2 1
Jumlah 1279 1279
Rata – rata 32,8 32,8
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa peralatan inventaris alat
tenun sudah sesuai standart.

f. Daftar lembar pendokumentasian


Tabel 3.8 Fasilitas untuk pendokumentasian Tahun 2018 Santa Marta bulan
Februari 2018 dengan Kapasitas 25 Tempat Tidur
No Lembar Pendokumentasian
1 Penilaian riwayat jatuh
2 Form informasi dan edukasi
3 Lembar pemberian cairan
4 Lembar persetujuan tindakan medis
5 Lembar persetujuan tindakan kedokteran
6 Lembar instruksi dan laporan perawatan
7 Lembar konsultasi dan lembar jawaban
8 Tindakan keperawatan
9 Lembar perencanaan pasien pulang
10 Persetujuan pembayaran
11 Persetujuan tindakan invasive
12 Lembar assessment kebutuhan edukasi
13 Lembar cacatan perkembangan pasien
14 Lembar penempelan lembar umum
15 Lembar penempelan resep
16 Lembar hasil lab, X-Ray, EKG, EEG
17 Lembar TTV
20

3. Method
Ruang Santa Marta menerapkan model TIM modifikasi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan seperti berikut:

Kepala Ruangan

PJ 1 PJ 2 PJ 3

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

PP PP PP

Ruang Santa Marta saat ini menggunakan model asuhan keperawatan yang
jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah metode tim modifikasi yang terdiri
atas anggotanya yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat Ruang Santa Marta dibagi menjadi 3 tim, yaitu
tim 1 bertanggung jawab atas 4 ruangan yaitu R. 301-304, tim 2 bertanggung jawab
atas 4 ruangan yaitu R.305-308, dan tim 3 bertanggung jawab atas 7 ruangan yaitu
R. 310-312 dan 314-317.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila
ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala
ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan.

Tindakan Keperawatan di Ruang Santa Marta RS Panti Nirmala


a. Operan
Table 3.9 Tabel Checklist Operan Ruang Santa Marta di RS Panti Nirmala
Tanggal
No. Aspek yang dinilai
12/02/2018 13/02/2018 14/02/2018

1. Kepala ruang/PJ shift membagi TIM


(penentuan katim dengan
anggotanya/pasien sesuai kasusnya - -
untuk unit khusus) dengan dibantu
oleh PJ shif sebelumnya

2. Kedua kelompok dinas sudah siap, √ √


shif sebelumnya oleh katim/PJ
21

pasien

3. Laporan timbang terima


√ √
disampaikan oleh katim/PJ pasien

4. Perawat yang melaksanakan


timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah, kebutuhan
dan semua tindakan yang telah √ √
dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan
(tanggung jawab)

5. Hal-hal yang perlu disampaikan


dalam timbang terima

a. Identitas klien dengan


√ √
menggunakan Nama dan Tanggal
Lahir serta diagnose medis.
b. Masalah keperawatan yang
masih muncul saat itu - -
c. Rencana/tindakan medis/
keperawatan, persiapan operasi,
pemeriksaan
√ √
penunjang/konsultasi atau
prosedur yang lain
d. Tindakan keperawatan yang telah
atau belum dilaksanakan (secara
umum) √ √
e. Tindakan kolaboratif yang telah
atau belum dilaksanakan

√ √

6. Hal-hal yang sifatnya khusus,


memerlukan perincian yang matang
√ √
sebaiknya dicatat khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya

7. Perawat yang melakukan timbang


terima dapat melakukan klarifikasi,
√ √
tanya jawab, dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah di
timbang terimakan atau bertanya
22

terhadap keterangan-keterangan
yang kurang jelas

8. Penyampaian keadaan klien secara


jelas dan singkat, serta lama
√ √
timbang terima tiap pasien tidak
lebih dari 5 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit

9. a. Setelah timbang terima di nurse √ √


station, perawat sesuai dengan tim
atau kasusnya masing-masing
menuju ke kamar pasien untuk
melakukan verifikasi.

b. melakukan pra conference atau


√ √
pembagian pasien beserta tugasnya
dilakukan oleh katim saat sebelum
verifikasi/kunjungan atau sesudah
verifikasi/kunjungan.

10. Saat pertengahan dinas pj shift


dengan katim (atau bila
- -
memungkinkan diikuti oleh anggota
timnya) melakukan middle
conference/ pembahasan rencana
yang telah dibuat saat pre
conference apakah sudah terlaksana
atau belum dan diakhir dinas
melakukan post conference untuk
evaluasi atas semua tindakan yang
telah dilakukan dan untuk dioperkan
ke shift berikutnya

11 Saat proses timbang terima - -


karu/katim memperkenalkan diri, dan
menyatakan pergantian shift kepada
pasien

Keterangan :
√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
23

KETERANGAN
Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim
kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur.
Operan dilakukan sebesar 100% pada tanggal 12 sampai 13 Februari 2017
berlangsung di nurse station, saat operan berlangsung masing-masing PJ setiap tim
melaporkan nama pasien, tanggal lahir, dokter yang merawat, diagnosa medis,
laporan visite dokter, tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan selama shift. Setelah operan selesai perawat yang
dinas malam dan dinas pagi melakukan operan keliling ke pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa operan yang dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang
berlaku. Namun perawat terkadang lupa memperkenalkan diri saat pergantian shift.
Kepala Ruangan Santa Marta RS Panti Nirmala menggabungkan Pre Conference,
Operan/Timbang Terima dan Post Conference saat operan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu saat pergantian dinas sesuai waktu yang telah
disepakati, operan dipimpin oleh karu, operan diikuti oleh semua perawat yang akan
dan telah berdinas.
24

b. Pre Conference
Tabel 3.10 Tabel Checklist Pre Conference Ruang Santa Marta di RS Panti
Nirmala
Tanggal
No. Aspek yang Dinilai 12/02/2018 13/02/2018 14/02/2018
Semua anggota tim hadir dalam diskusi
1. - - -
awal (konferensi awal)

Memberi pengarahan kepada anggota tim


tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang
disampaikan oleh PP meliputi:
2. - Keadaan umum klien
- - -
- Keluhan klien
- Tanda-tanda vital dan kesadaran
- Hasil pemeriksaan laboratorium/
diagnostik terbaru
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan hari ini
- Perubahan terapi medis
- Rencana medis
Memberi penugasan pada anggota tim
3. - - -
bila ada pasien baru
Memberi kesempatan kepada anggota
4. - - -
Tim untuk bertanya
Memberi penekanan pada hal – hal yang
5. - - -
perlu diperhatikan
Memberi kesempatan pada pendidikan
6. - - -
Pasien
Membahas pasien-pasien yang menjadi
7. - - -
prioritas pada shift tersebut
Menanyakan kesiapan fisik, mental
8. - - -
anggota dalam melakukan asuhan
Semua anggota tim menyepakati
9. - - -
pertemuan diskusi akhir
Mengucapkan selamat bekerja kepada
10. - - -
anggota tim
Total nilai 0 0 0
Prosentase 0% 0% 0%
Keterangan :
25

√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 aspek yang harus dilakukan
pada Pre Conference, tidak ada (100%) aspek yang dilakukan pada saat proses Pre
Conference

KETERANGAN
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada tanggal 12-13 Februari 2018, pelaksanaan operan di ruang Santa Marta
yaitu sebagai berikut :
1. Pre dan post conference digabung dengan operan, sehingga tidak pernah
dilaksanakan pre dan post conference
2. Tim yang akan menerima operan shift tidak membawa buku catatan, hanya
berupa lembaran kecil untuk catatan operan
3. Belum maksimalnya perkenalan diri perawat penerima operan, terutama untuk
shift sore dan malam (kepala jaga)
4. Penjelasan kondisi pasien belum lengkap, perawat tidak menyebutkan masalah
keperawatan pasien

c. Post Conference
Tabel 3.11 Tabel Checklist Post Conference Ruang Santa Marta di RS Panti
Nirmala
Tanggal
No. Aspek yang Dinilai 12/02/18 13/02/18 14/02/18
1. Semua anggota tim hadir dalam - - -
konferensi akhir

2. Menanyakan hasil dan kegiatan yang - - -


sudah dilaksanakan anggota tim terkait
dengan asuhan keperawatan
- - -
3. Mengevaluasi tentang kelengkapan
dokumentasi ASKEP, pelaksanaan
program dan administrasi pasien - - -

4. Memberikan pujian akan apa yang telah


dilaksanakan dengan baik - - -

5. Mengevaluasi hambatan yang dialami


26

setiap anggota tim - - -

6. Memberi umpan balik kepada anggota - - -


tentang pelaksanaan yang telah
Dilakukan

7. Mengucap terimakasih atas kerjasama - - -


anggota tim
8. Semua anggota tim menyepakati - - -
pertemuan konferensi selanjutnya
Total nilai 0 0 0

Prosentase 0% 0% 0%

Keterangan :
√ : Dilakukan
- : Tidak Dilakukan

KETERANGAN
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isi
post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal-hal penting
untuk operan selanjutnya agar bisa ditindak lanjuti. Post conference dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim (Keliat dan Akemat, 2006).
Di ruang Santa Marta RS Panti Nirmala Post conference tidak dilakukan (100%)
secara formal akan tetapi disampaikan bersamaan dengan operan. Hal ini dilakukan
karena keterbatasan waktu.

d. Ronde Keperawatan dan Ruangan


Tabel 3.12 Tabel Checklist Ronde Ruang Santa Marta di RS Panti Nirmala
Tanggal

No Aspek yang Dinilai 12/02/2018 13/02/2018 14/02/2018

P P P

A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde - - -
untuk kegiatan bimbingan (dalam
bentuk tertulis)

2 Mempersiapakan tempat yang - - -


cukup sesuai jumlah peserta
Ronde
27

3 Mendapatkan data mengenai - - -


kondisi pasien yang akan
dilakukan ronde keperawatan
serta meminta ijin pasien

4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - -

5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - -


ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
Peserta

B Pelaksanaan

Ruang Perawat

6 Membuka kegiatan ronde - - -


dengan mengucapkan salam

7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - -


waktu, tujuan ronde
Keperawatan

8 Menjelaskan tentang hasil yang - - -


diharapkan dari hasil ronde

9 Menjelaskan secara umum - - -


pasiennya (data fokus, diagnose
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah yang
belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - -
Pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - -
kontrak untuk ronde
keperawatan dan menanyakan
kondisi kepada pasien
12 Mereview masalah yang - - -
dikeluhkan pasien, tindakan
keperawatan dan medis yang
sudah dilakukan serta
28

perkembangan kondisi pasien


13 Memberi kesempatan untuk - - -
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/
Pasien
14 keluarga atas kerjasamanya - - -
dalam melaksanakan kegiatan
ronde keperawatan

C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di - - -
ruangan pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - -
Keperawatan
17 Memnberikan pujian pada - - -
Peserta
18 Rencana tindak lanjut setelah - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - -
Keperawatan
Total Nilai 0 0 0
Prosentase 0 0 0

Keterangan :
√ : Dilakukan
 : Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

KETERANGAN
Dari hasil observasi selama 2 hari yaitu pada tanggal 12-13 Februari 2018 di Santa
Marta RS Panti Nirmala, perawat tidak melakukan ronde keperawatan dan ronde ruangan
karena memang tidak ada kasus pasien yang perlu untuk dirondekan.

e. Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru


Jumlah pasien baru selama 2 hari pengkajian di ruang Santa Marta tanggal 12-13
Februari 2018 yaitu 13 pasien. Dimana ketika ada pasien baru, perawat melakukan
29

pengkajian terkait keluhan, riwayat pengobatan dan alergi perawat juga belum
memberikan orientasi terkait ruang dan peraturan rumah sakit
.
f. Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Santa Marta didapatkan
informasi bahwa pendidikan kesehatan dilakukan sesuai kebutuhan pasien dan biasa
dilakukan ketika operan shift pagi.

g. Pengelolaan obat
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Obat diantar oleh asisten
apoteker ke ruang Santa Marta, lalu dilakukan serat terima obat oleh apoteker dengan
perawat Santa Marta. Perawat tiap shift bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan
obat. Obat peroral dan injeksi sudah ditempatkan tersendiri pada kotak obat masing-masing
pasien, diberi identitas nama pasien agar tidak tertukar antar pasien satu dengan yang lain.

Tabel 3.13 Pengelolaan obat


PENGELOLAAN OBAT YA TIDAK
Penerimaan Obat 1. Obat yang telah diresepkan di tunjukkan √
kepada perawat dan obat yang telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat. Perawat
menuliskan nama pasien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan dalam kartu control, dan
diketahui oleh keluarga atau pasien dalam
bukumasuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasankapan atau
bilamana obat tersebutakan habis. Serta
penjelasan tentang 6B.
2. Pasien atau keluarga selanjutnya √
mendapatkan salinan obat yang harus
ditebus beserta kartu sediaan obat.
3. Obat Yang telah diserahkan √
selanjutnya disampaikan kepada
perawat dan diletakkan dalam kotak
Obat
Pembagian obat 1. Obat yang telah Diterima untuk √
selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
2. Obat yang telah Disimpan untuk √
selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memerhatikan Alur yang
tercantum dalam buku daftar
30

PENGELOLAAN OBAT YA TIDAK


penerimaan obat: dengan terlebih
dahulu dicocokan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter dan kartu obat
yang ada pada pasien.
3. Pada saaat pemberian obat, perawat √
menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping.
Usahakan tempat atau wadah obat
kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi. Pantau efek samping pada
pasien.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya √
diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang
atau petugas yang ditujukan dan di
dokumentasikan dalam Buku masuk
obat. Obat-obatan yang hampir habis
akan diinformasikan kepada keluarga
dan kemudian dimintakan resep kepada
dokter penganggung jawab pasien.

Penambahan obat 1. Bila terdapat Penambahan atau √


Baru perubahan jenis, dosis atau perubahan
alur pemberian obat, maka informasi ini
akan dimasukkan dalam buku masuk
obat dan sekaligus dilakukan perubahan
dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin
maka dekomentasi hanya dilakukan pada buku
mauk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat √
Obat khusus 1. Obat dikategorikan khusus apabila √
sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping
yang cukup besar atau hanya diberiakn
dalam waktu tertentu.
2. Pemberian obat khusus dilakukan √
menggunakan Kartu Khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer
3. Informasi yang diberikan kepada pasien √
atau keluarga: nama obat, waktu
pemberian, efek samping,
penanggungjawab, pemberian, dan
wadah obat sebaiknya diserahkan atau
ditunjukkan kepada keluarga setelah
pemberian. Usahakan terdapat saksi
dari keluarga saat pemberian obat

TOTAL 9 4
31

PENGELOLAAN OBAT YA TIDAK

PERSENTASE 69 % 31%

h. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan
sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan perkembangan pasien dibuat setiap hari
secara berkesinambungan sesuai dengan kondisi pasien saat itu, namun pendokumentasian
kurang optimal karena banyak beberapa sub yang kosong. Hal ini terjadi karena menurut
perawat pasien terlalu banyak dan tenaga perawat kurang, sehingga tidak punya waktu
untuk mengisi.
Berdasarkan hasil observasi selama 2 hari yakni tanggal 12-13 Februari 2018
menunjukkan bahwa pengisian pendokumentasian sudah cukup lengkap. Mulai dari data
pasien sampai resume sudah terdapat pada pendokumentasian

i. Cuci Tangan
6 langkah dan 5 momen cuci tangan sebagai program pengendalian infeksi. Tangan
adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya
kebiasaan cuci tangan. Ketidakpatuhan cuci tangan merupakan penyebab tertinggi dari
penyakit infeksi. Penyakit infeksi tak jarang berujung pada kematian. Penyebaran infeksi yg
di dapat atau menyebar di rumah sakit di namakan infeksi nosokomial.

Tabel 3.14 Instrument cuci tangan 5 momen

Diagram diatas merupakan diagram jenis – jenis hand hygen yang di lakukan para
perawat selama pre implementasi. Diagram diatas menunjukkan bahwa 65% perawat
32

melakukan hand hygen dengan handwash. Diagram menunjukkan 35% perawat ruangan
melakukan hand hygen dengan menggunakan handrub. Perawat ruangan tidak ada yang
tidak melakukan hand hiegine.

Diagram diatas merupakan hasil observasi pada tanggal 13 Februari 2018


terhadap 5 momen cuci tangan yang di lakukan perawat selama tindakan keperawatan.
Dari 12 tindakan sebanyak 33% perawat yang melakukan cuci tangan sebelum kontak
dengan pasien, sebanyak 33% yang melakukan cuci tangan sebelum tindakan aseptik,
sebanyak 33% yang melakukan cuci tangan sesudah tindakan aseptik, sebanyak 100%
yang melakukan cuci tangan sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien, sebanyak
100% yang melakukan cuci tangan sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
33

Diagram diatas merupakan hasil observasi pada tanggal 13 Februari 2018


terhadap cuci tangan 6 langkah yang di lakukan perawat selama tindakan keperawatan.
Dari 13 tindakan sebanyak 100% perawat melakukan langkah pertama cuci tangan,
sebanyak 100% perawat melakukan langkah kedua cuci tangan, sebanyak 84%
perawat melakukan langkah ketiga, sebanyak 69% perawat melakukan langkah
keempat cuci tangan, sebanyak 61% perawat melakukan langkah kelima cuci tangan,
sebanyak 15% perawat melakukan langkah keenam cuci tangan.

4.Money
a. Sistem gaji dan remunerisasi SDM
Sistem gaji dirumah sakit Panti Nirmala Malang diklasifikasikan sebagai berikut: gaji
pokok, Fungsional (uang makan, uang transport dll), Insentif pada tengah bulan.
Sedangkan untuk remunrasi hanya THR yang didapatkan oleh pegawai rumah sakit
panti nirmala.
b. Biaya perawatan dan biaya kamar
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 12 Februari 2018, Sistem pembayaran bagi
pasien semuanya diurus oleh bagian administrasi rumah sakit. Ruangan tidak
mengetahui bagaimana proses uang masuk atau keluar yang berasal dari pasien.
asuransi Untuk pasien BPJS maupun pasien asuransi lainnya apabila diharuskan
menjalani terapi lain yang alat atau bahannya tidak disediakan oleh ruangan (misal.
Tranfusi, dll) pembiayaannya akan diurus langsung oleh bagian.

Tabel 3.15 Tarif kamar

No Jenis kamar Harga (perhari)


1 Utama Rp. 700.000
2 Kelas 1 b Rp. 600.000
34

3 Kelas 2 b Rp. 300.000

Tabel 3.16 Tarif tindakan keperawatan


No Tindakan Kelas

utama 1 2

1 Infus Rp 85.000 Rp 80.000 Rp 75.000

2 NGT Rp 90.000 Rp 85.000 Rp 75.000

3 Syringe Pump Rp 130.000 Rp 110.000 Rp 90.000

4 Nebulizer setiap kali Rp 40.000 Rp 35.000 Rp 30.000


pemakaian

5 Suction setiap kali Rp 45.000 Rp 40.000 Rp 30.000


pemakaian

6 Injection plug Rp 80.000 Rp 75.000 Rp 70.000

7 Kateter Rp 90.000 Rp 85.000 Rp 75.000

8 Angkat jahitan Rp 85.000 Rp 80.000 Rp 65.000

9 Rawat luka kecil Rp 92.500 Rp 90.000 Rp 75.000

10 Rawat luka sedang Rp 100.000 Rp 95.000 Rp 90.000

11 Rawat luka besar Rp 120.000 Rp115.000 Rp 110.000

Tabel 3.17 Tarif tindakan keperawatan


NO TINDAKAN KELAS

UTAMA 1 2

1 Kumbah lambung Rp 115.000 Rp 110.000 Rp 105.000

2 Lavement untuk konstipasi Rp 93.000 Rp 90.000 Rp 85.000

3 Lavement untuk melena Rp 170.000 Rp 165.000 Rp 155.000

4 Pleura punksi Rp 115.000 Rp 105.000 Rp 100.000

Tabel 3.18 Tarif tindakan keperawatan

NO TINDAKAN KELAS
35

UTAMA 1 2

1 ECG Rp 75.000 Rp 70.000 Rp 60.000

2 Kasur Decubitus Rp 53.000 Rp 50.000 Rp 45.000

3 WSD Rp 165.000

4 Pulse oxymetri Rp 40.000

5 Blood warmer Rp 20.000

Tabel 3.19 Tarif tindakan

NO TINDAKAN TARIF

1 Surat kelahiran Rp 20.000

2 Gendok Rp 5.000

Pemakaian O₂ ≤ 4 ltr/ Rp 4.000


menit

3 Pemakaian O₂ > 4 ltr-6 Rp 3.000

ltr/menit

Rp 2.000

Pemakaian O₂ > 6 ltr/

menit

Tabel 3.20 Tarif Konsul Dokter


No kelas Dokter umum Dokter spesialis

1 1 Rp 125.000 Rp 175.000

2 2 Rp 70.000 Rp 125.000
36

Tabel 3.21 Tarif pencucian linen

No Tindakan Tarif pencucian linen

1 Sapu tangan Rp 3.000

2 Kaos kaki Rp 3.000

3 popok Rp 3.000

4 singlet Rp 4.000

5 Gaun Rp 4.000

6 Baju tidur Rp 4.000

Rp 4.000
7 Celana pendek

Rp 4.000
8 Piyama

Rp 4.000
9 Kain panjang/ sarung

Rp 4.000
10 Selendang/pasmina

Rp 4.000
11 Kemeja

Rp 4.500
12 Handuk
Rp 4.500

13 Rok dan blouse

Rp 4.500
14 Selimut baby

Rp 4.500
15 Celana panjang

Rp 5.000
16 Mantel/ jaket

Rp 5.500
17 Kimono

Rp 7.000
18 Selimut Lorek Rp12.500
37

19 Selimut Tebal

5. Market
a. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruangan (Standar yang digunakan di Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala )
Tabel 3.22. Indikator Efisiensi Ruangan di Ruangan Ruang Santa Marta Rumah
Sakit Panti Nirmala
No. Indikator Standar

1. BOR 60-85%

2. ALOS 6-9 hari

3. TOI 1-3 harian

4. BTO 40-50x/tahun

Sumber: Depkes, 2005

BOR (Bed Occupancy Rate)


BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Jumlah tempat tidur di Ruangan Santa Marta Rumah Sakit Panti Nirmala )

Tabel 3.23. Hasil Pengkajian Analisis Selama Tanggal 12-13 Februari 2018
Jumlah BOR

Tanggal
(ƩPx/ƩBed x 100%)
Bed Px

12-09-2018 25 18 72%

13-02-2018 25 21 84%

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR pada tanggal 12-13 Februari
2018 adalah 78% dengan demikian jumlah BOR sesuai dengan standar yaitu 60 -
85%.
38

Hasil Penghitungan BOR Di Ruangan Ruang Santa Marta di Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)

BOR = (∑HP / (∑Bed x ∑Periode) x 100%)

= 17+21 / (25 x 2) x 100%


= 38/50 x 100%
= 76 %
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam 2 hari terakhir mulai
12-13 Februari 2018 adalah 76% dengan demikian jumlah BOR sesuai dengan
standar yaitu 76 - 85%.

TOI (Turn Of Interval)


TOI menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu
tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai dengan diisi lagi.Standar 1-3 hari untuk
rumah sakit dalam 1 tahun (menurut Barber Johnson).

Hasil Penghitungan TOI Di Ruangan Ruang Santa Marta di Rumah Sakit Panti
Nirmala Selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)

TOI = ((∑Bedx∑Periode) - ∑HP/∑Pasien Keluar Hidup & Meninggal)


= {(25 x 2 ) – 38 / 7}
= { (50 – 38) / 7 }
= 1,71
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI dalam 2 hari terakhir mulai 12-
13 Februari 2018 adalah 1-2 hari dengan demikian sesuai dengan standar yaitu 1 – 3
hari.

ALOS (Average Length of Stay)


ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan diagnose tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(depkes, 2005).

Hasil Penghitungan ALOS Di Ruangan Ruang Santa Marta Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)
39

ALOS = (∑LD/∑Pasien Keluar Hidup & Meninggal

= (17+21) / 7
= 38 / 7
= 5,
Berdasarkan data diatas didapatan rata-rata ALOS selama 2 Hari Terakhir (12-
13 Februari 2018) adalah dengan demikian sesuai dengan standar yaitu 6-9 hari.

BTO (Bed Turn Over)


BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Hasil Penghitungan Di Ruangan Santa Marta Rumah Sakit Panti Nirmala selama
2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)

BTO = (∑Pasien dirawat Hidup & Meninggal/∑Bed)


= (17+21)/25
=2
b. Kasus Terbanyak
Tabel 3.24 Analisis Kasus Terbanyak Di Ruangan Santa Marta Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)

Hari Kasus Jumlah

Senin, 12 Februari 2018


DM 3

Selasa, 13 Februari 2018


DM 4

Berdasarkan data dari Selama 2 Hari Terakhir 12-13 Februari 2018 kasus
terbanyak adalah kasus DM.

c. Jenis Pembayaran Persentase Pembiayaan


Table 3.25. Persentase Pembiayaan Di Ruangan Santa Marta Rumah Sakit Panti
Nirmala selama 2 Hari Terakhir (12-13 Februari 2018)
Jenis
12/02/2018 13/02/2018
Pembiayaan

Umum 4 5
40

BPJS 10 13

Asuransi 2 3

d. Asal Daerah Pasien


Asal daerah pasien mayoritas adalah dari Kabupaten Malang.

3.1.2 Fungsi Manajemen


A. Fungsi Perencanaan
1. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi: Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan prima pilihan utama
masyarakat
Misi:
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.
2) Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien
3) Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat
4) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan, sehingga
mampu melaksanakan pelayanan yang profesional.
5) Meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat memberikan nilai
lebih bagi pelayanan kesehatan.
b. Visi dan Misi Keperawatan
Visi: Sumberdaya keperawatan yang modern dengan managemen yang
bermutu serta di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai
sehingga mampu memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas efisien dan efektif serta professional.
Misi: Memberikan pelayanan keperawatan yang professional paripurna
dengan memperhatikan efektifitas efisien dalam meningkatkan
derajat kesehatan pasien dan keluarga dengan sentuhan cinta kasih.
c. Visi dan Misi Ruangan
Visi misi Ruang Santa Marta sesuai dengan visi misi keperawatan
2. Kebijakan dan Prosedur
a. Kebijakan dan prosedur Santa Marta
Kebijakan berdasarkan atas kesepakatan bersama dengan tenaga
kesehatan lain yang ada di ruangan dan berpedoman pada kebijakan
rumah sakit
b. Kebijakan prosedur terkait dengan keperawatan
Kebijakan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan diklit.
41

3. Peraturan Organisasi
a. Peraturan Santa Marta
Peraturan dibuat oleh kepala bidang keperawatan dan dijalankan oleh
seluruh tenaga keperawatan di Ruang Santa Marta RS Panti Nirmala.
Jadwal jaga perawat di Santa Marta dibuat berdasarkan otoritas kepala
ruangan dan dijalankan oleh seluruh staf perawat. Penyusunan jadwal
tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan seluruh staf (contoh: hari cuti
dan hari libur bisa diajukan pada awal bulan oleh perawat yang
berkepentingan kepada kepala ruangan).
b. Peraturan yang terkait dengan keperawatan
Peraturan langsung dibuat atau ditentukan oleh badan diklit.
4. Perencanaan Strategis
a. Rencana strategis
 Identifikasi Pasien, dilakukan dengan menggunakan gelang
 Cara Pencegahan INOS
 Data Phlebitis
 Penerapan komunikasi SBAR
 Pasien safety
b. Rencana operasional: rencana jangka pendek rumah sakit dan terkait
dengan keperawatan
1) Rencana Harian
Santa Marta telah membuat rencana harian yang berisi tentang
penghitungan kebutuhan tenaga setiap hari pada setiap shitft dengan
menghitung tingkat ketergantungan pasien, dan membuat rencana
tindakan harian untuk pasien.
2) Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Perawat ikut terlibat dalam penentuan rencana harian, bulanan dan
tahunan yang terbagi dalam jobdesk tersendiri. Perawat unit ruangan
membuat perencanaan yang selanjutnya diajukan ke unit diklit dan
menunggu dari persetujuan pihak yang berwenang.

B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

PJ 1 PJ 2 PJ 3

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2 Ketua Tim 3

2. Uraian Tugas PP PP PP
Kepala Ruangan
42

Uraian Tugas selalu Jarang Tidak


Dilakukan Dilakukan Dilakukan
KEPALA RUANG
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi : √
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
bulanan dan tahunan. √
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing
c. Mengidentifikasi tingkat ketergangtungan √
klien dibantu perawat primer. √
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan tingkat
ketergantungan pasien dibantu oleh perawat √
primer. √
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
perawatan
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui √
kondisi, patofisiologi, tindkaan medis yang
dilakukan terhadap klien
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi √
dengan kepala perawatan/kepala instalasi,
i. Menysusun rencana kebutuhan fasilitas, alat √
dan dana keperawatan √
j. Menyusun jadwal dinas. √
k. Menyusun jadwal cuti √
l. Menyusun rencana pengembangan staf
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
Total 10 2 1
Presentase 77% 15% 8%
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi :
a. Merumuskan metode penugasan yang √
digunakan √
b. Merumuskan tujuan metode penugasan √
43

c. Membat rincian tugas ketua tim dan perawat


pelaksana secara jelas √
d. Membuat rentang kendali √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan √
f. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
g. Menyelenggarakan konferen
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruanag rawat melakui
kerja sama dengan petugas lain yang √
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat. √
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang √
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan
praktik
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi penjelasan √
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari- √
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk √
melaksanakan asuhan keperawatan
m. Mengadakan pertemuan berkal/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan petugas √
lain yang bertugas diruang rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan √
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan. √
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan √
pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan
siap pakai. √
44

q. Mengelompokkan pasien dan mengatur


penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk √
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat,
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan √
program dietnya
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam √
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkas tersebut
ke bagian medical record bila pasien √
keluar/pulang dari rumah sakit tersebut. √
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan
praktik √
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
Total 20 2 3
Presentase 80% 8% 12%
3. Melaksanakan fungsi pengawasan
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi :
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa √
keperawatan untuk memperoleh pengalaman
belajar sesuai tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tengaa √
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan
45

c. Memberikan pengarahan tentang penugasan √


kepada ketua tim dan perawat pelaksana √
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik √
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan √
pengetahuan. Keterampilan dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien. √
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya √
h. Meningkatkan kolaborasi
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit √
dokumentasi asuhan keperawatan √
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama

Total 8 1 2
Presentase 73% 9% 18%

Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan hampir selalu melakukan
fungsi perencanaan. Sebanyak 77% fungsi perencanaan selalu dilakukan 15% jarang
dilakukan, dan 8% tidak dilakukan.
46

Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan hampir selalu melakukan
fungsi penggerakan dan pelaksanaan. Sebanyak 80% fungsi penggerakan dan pelaksanaan
selalu dilakukan 8% fungsi pergerakan jarang di lakukan, dan 12% tidak dilakukan

Menurut diagram diatas diketahui bahwa kepala ruangan selalu melakukan fungsi
pengawasan, pegendalian dan penilaian sebesar 73%, jarang dilakukan 9%, dan tidak
dilakukan 18%.

Ketua TIM
Uraian Tugas Selalu Jarang Tidak
Dilakukan dilakukan Dilakukan
KETUA TIM
a. Bersama penanggung jawab √
ruangan/kepala ruanagn/perawat
associate/anggota tim mengadakan serah
terima tugas setiap penggantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat associate dengan
mempertimbangkan kemampuan masing- √
47

masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan √
mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi
d. Mengikuti visite dokter √
e. Menciptakan suasana harmonis √
f. Membuat laporan pasien √
g. Mengorientasikan pasien baru √
h. Membina hubungan saling percaya
antara perawat, pasien dan keluarga √
i. Memberikan pertolongan segera pada
pasien dengan kedaruratan √
j. Membuat laporan pasien dan mencatat
kasus dari pasien, kejadian diluar dugaan
yang tidak diinginkan √
k. Mengatur waktu istirahat √
l. Melakukan ronde keperawatan bersama
kepala ruang, dan melaporkan tentang √
kondisi pasien, asuhan keperawatan
yang dilakukan, kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore dan malam √
melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada anggota tim
o. Membuat perincian tugas anggota tim. √
p. Menerim konsultasi dari anggota tim dan
memberikan instruksi keperawatan √
q. Memimpin pertemuan timkeperawatan
untuk menerima laporan, sistem
pengarahan tentang tugas anggita tim, √
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
masalah yang dihadapi.
r. Memelihara komunikasi efektif baik √
secara vertical maupun horizontal
s. Melakukan penyluhan kepada √
48

pasien/keluarga atau kepada anggota tim


t. Memberi teguran dan pujian √
u. Melengkapi catatan yang telah dibuat
oleh anggota tim √
v. Mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksana √
w. Mengawasi proses asuhan keperawatan √
yang dilakukan oleh anggota tim
x. Membantu kepala ruangan membimbing √
peserta didik.
TOTAL 22 2 0
PRESENTASE 92% 8% 0%

Menurut diagram di atas dapat diketahui bahwa Ketua tim patuh dalam melakukan
tugasnya. Sebanyak 92% tugas ketua tim selalu dilakukan, dan 8% jarang dilakukan.

PERAWAT PELAKSANA
Uraian Tugas Selalu Jarang Tidak
Dilakukan dilakukan Dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan pelayanan keperawatan
secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih
yaitu:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai √
dengan masalah klien
2) Melaksanakan tindakan keperawatan √
sesuai dengan rencana
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan √
yang telah diberikan
49

4) Mencatat atau melaporkan semua √


tindkaan perawatan dan respon klien
pada catatan perawatan
b. Melaksanakan program berikut dengan
penuh tanggung jawab:
1) Pemberian obat, yaitu :
- Obat oral √
- Obat injeksi √
2) Pemeriksaan laboratorium √
3) Persiapan klien yang akan operasi √
c. Memperhatikan keseimbangan kebtuhan
fisik, mental, sosial, dan spiritual klien:
1) Memelihara kebersihan klien dan √
lingkungan
2) Mengurangi penderitaan klien dengan √
memberikan rasa aman, nyaman.
3) Pendekatan dan komunikasi √
terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan
mental untuk menghadapi tindkan √
perawatan dan pengobatan atau
diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. √
f. Memberikan pertolongan segera pada √
pasien kritis
g. Membantu kepala ruangan dalam
penatalaksanaan ruang secara efektif: √
1) Menyiapkan data klien baru, rujukan,
pulang, atau meninggal. √
2) Penyuluhan PKMRS √
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat
dirunagn menurut fungsinya supaya siap
pakai √
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan,
keamanan, kenyaman, dan keindahan
ruangan. √
j. Melaksanakan tugas dinas
50

pagi/sore/malam atau hari libur secara


bergantian sesuai dengan jadwal dinas. √
k. Memberikan penyuluhan kesehtan
sehubungan dengan penyakitnya. √
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai
keadaan klien baik secara lisan maupun
tulisan √
m. Membuat laporan harian klien √
n. Operan dengan dinas berikutnya √
o. Menerima bantuan bimbinga katim / ka
shift dan melaksakan pendelegasian dari
kepala ruangan
TOTAL 23 1 0
PRESENTASE 96 % 4% 0%

Menurut diagram di atas dapat diketahui bahwa perawat pelaksana hampir selalu
melakukan tugasnya. Sebanyak 96 % tugas pelaksana selalu dilakukan, dan 4 % masih
jarang di lakukan.

3. Pengorganisasian Perawatan Pasien


Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat di dalam
ruangan menggunakan metode modifikasi tim dengan ketua tim yang dapat berganti
setiap harinya begitu juga dengan anggota timnya serta anggota tim lain dapat
membantu melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada pasien jika tugas
anggota tim yang membantu sudah selesai.

4. Klasifikasi Pasien
Klasifikasi pasien di dalam ruangan dalam hal penentuan ruangan kelas
ditentukan berdasarkan kriteria asuransi atau jenis pembayaran yang digunakan.
Selain itu, penentuan ruangan kelas ditentukan berdasarkan jenis kelamin namun
belum dibedakan untuk usia, jenis kasus penyakit, maupun tingkat kejadian infeksi.
51

Dalam hal jenis tingkat ketergantungan pasien dibedakan menjadi 3 yakni total care,
partial care, dan minimal care.

5. Pendokumentasian Proses Keperawatan


Pendokumentasian proses keperawatan yang terdapat di rekam medis terdiri
dari pengkajian awal keperawatan, rencana tindakan keperawatan, catatan
perkembangan pasien dengan format SOAP atau SBAR yang diisi setiap shift oleh
perawat. Catatan terlihat lengkap.

C. Fungsi Ketenagaan
1. Sistem penghitungan tenaga keperawatan
Sistem penghitungan tenaga keperawatan dan non-keperawatan, dilakukan
oleh kepala bidang SDM dan diklat Rumah Sakit dengan menggunakan Rumus
Gillies.
2. Jadwal dinas
a. Penanggung jawab shift
Penanggung jawab setiap shift adalah kepala ruangan. Namun pada shift sore
maupun shift malam penanggung jawab shift didelegasikan kepada ketua tim
yang telah dijelaskan lebih lanjut pada fungsi pengarahan dan pengawasan.
b. Pendistribusian tenaga setiap shift
Pembagian shift ditentukan oleh kepala ruangan.
c. Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadwal
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan sepenuhnya oleh kepala ruang tanpa
melibatkan perawat asosiate atau ketua tim. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kerjasama antar pegawai. Akan tetapi, kepala ruangan tetap
memberikan kesempatan pada staf untuk mendiskusikan hari libur yang
diinginkan.
3. Ketenagaan
a. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)
Kepala ruangan Santa Marta menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai
baru baik itu medis maupun non medis kepada Bagian Personalia/ HRD rumah
sakit.
b. Sistem seleksi
Santa Marta tidak memiliki persyaratan untuk pegawai (perawat). Kepala Ruang
Santa Marta mengatakan bahwa sistem seleksi pegawai baru sepenuhnya
dilakukan oleh Bagian Personalia RS.
c. Orientasi ruangan
Terdapat orientasi untuk perawat baru selama 2 minggu dan roliing Rumah sakit
selama 3 bulan. Orientasi biasanya berisi prosedur ruangan dan rutinitas
ruangan.
d. Pengembangan staf: pendidikan dan pelatihan
Tiap tenaga keperawatan mengikuti pelatihan (in house training) tindakan
kesehatan setiap bulan. Dari Rumah sakit sendiri, menetapkan pelatihan ini
diadakan 20 jam/ tahun. Untuk perawat yang ingin mengikuti pelatihan di luar
52

Rumah Sakit, bisa mengajukan diri ke kepala bidang keperawatan dan dapat
mengikuti jika pengajuannya disetujui.
e. Jenjang karir
Peningkatan jenjang karir berdasarkan golongan kontrak dan lama kerja.
Jenjang karir mengalami peningkatan pada pegawai yang telah mencapai kredit
poin tertentu. Kredit poin didapatkan dari hasil penilaian yang dilakukan oleh
Kepala Ruangan dan lama kerja 5 tahun.

D. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan


1. Komunikasi
a. Arah komunikasi
Jenis komunikasi yang berhubungan dengan instruksi penugasan dilakukan
secara vertikal dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala ruang kepada ketua
tim kemudian ketua tim menyampaikan kepada perawat penanggung jawab di
masing-masing tim. Sedangkan, untuk komunikasi terkait informasi yang
berkaitan dengan keadaan di ruangan, dapat dilakukan baik dari atasan ke
bawahan atau sebaliknya.
Komunikasi yang dilakukan perawat dengan tenaga kesehatan lain mengenai
kondisi yang mendesak bersifat langsung tanpa melalui kepala ruangan. Jika
ada informasi yang datang dari atasan akan disampaikan kepada kepala
ruangan, kemudian dari kepala ruangan akan disampaikan langsung kepada
perawat saat operan jika informasi itu bersifat mendesak. Atau akan
disampaikan melalui group obrolan ruang yang sudah dibentuk.
b. Jadwal pertemuan/rapat
Jadwal rapat rutin ditetapkan 1 bulan sekali, namun pada pelaksanaannya
terkadang tidak dapat berjalan sesuai jadwal dikarenakan beberapa hambatan
seperti jadwal shift yang berbeda-beda dan tempat tinggal perawat yang cukup
jauh sehingga untuk menentukan jadwal rapat tidak bisa dilaksanakan dengan
rutin atau mundur. Agenda pembahasan dalam rapat tersebut berupa
penyampaian hasil angket, hasil rapat dengan atasan, dan lain-lain.
c. Faktor penghambat dan pendukung komunikasi
Faktor penghambat komunikasi adalah adanya perbedaan jadwal shift dari
masing-masing perawat namun hal ini dapat cukup diatasi dengan
membicarakan masalah-masalah yang ada pada saat operan dinas serta
memanfaatkan media komunikasi berupa grup di whatsapp.
2. Motivasi
a. Penilaian motivasi perawat
Ruang santa Marta menggunakan system angket untuk melakukan penilaian
terhadap motivasi perawat yang bekerja diruangan tersebut.
b. Cara meningkatkan motivasi perawat
Kepala ruang santa Marta menyampaikan bahwa selama ini belum ada strategi
tertentu untuk memberikan motivasi terhadap perawat diruangan.
c. Sistem reward atau punishment
53

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tidak ada sistem reward yang
ditentukan, sedangkan apabila terdapat pelanggaran akan diberikan punishment
berupa surat peringatan atas pelanggaran yang dilakukan untuk bisa dievaluasi.
3. Supervisi
a. Mekanisme
Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan petugas rawat inap
seperti katim. Hal-hal yang disupervisi seperti bagaimana perawat melakukan
tindakan keperawatan, pendokumentasian askep, identifikasi pasien, sistem
pembuangan limbah, atau standar-standar prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan ruangan. Selain dilakukan ke perawat ruangan, supervisi juga
dilakukan ke pasien dengan mengevaluasi apa yang dilakukan perawat pada
pasien apakah sudah dilakukan dengan benar atau tidak. Tidak ada jadwal tetap
untuk supervisi, tetapi dilakukan ketika memungkinkan baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk supervisi tidak langsung, dilakukan setiap hari
dengan memperhatikan kinerja perawat serta lingkungan ruangan, sedangkan
untuk supervisi secara langsung dilakukan sebagai rangkaian tahapan penilaian
kinerja perawat selama beberapa kali dalam setahun. Dari hasil supervisi tidak
langsung, apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap SOP, maka akan dibahas
saat operan dengan membacakan SOP yang benar-benar perlu diperhatikan dan
dipatuhi perawat atau memperingatkan secara personal. Pendokumentasian
hasil supervisi dimasukkan dalam penilaian kinerja perawat. Supervisi juga
dilakukan oleh tim komite keperawatan dari rumah sakit ke ruangan.
b. Waktu dan Frekuensi Pelaksanaan Supervisi
Waktu dan pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan di setiap saat
setiap waktu saat dibutuhkan untuk melakukan supervisi.

c. Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan supervisi terdapat penghambat seperti keterbatasan waktu
dan kegiatan kepala ruangan yang banyak sehingga tidak dapat dilaksanakan
secara optimal.
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab
ditentukan oleh kepala ruangan, misalnya mendelegasikan tugas kepala ruangan
kepada penanggung jawab tim apabila kepala ruangan berhalangan. Dimana yang
dipilih untuk menerima tugas delegasi tersebut adalah perawat yang sudah menjalani
masa tugas selama lebih dari 3 tahun. Alur pendelegasian dilakukan dari atasan ke
bawahan.
5. Mekanisme Penyelesaian Masalah: Manajemen Konflik
Konflik yang terjadi di Santa Marta diselesaikan secara kekeluargaan. Apabila
terdapat konflik atau permasalahan akan diselesaikan secara internal bersama
kepala ruangan. Serta diupayakan sistem rolling tim keperawatan untuk mengurangi
konflik akibat kejenuhan dan ada variasi susunan tim keperawatan.
54

E. Fungsi Pengendalian
1. Penilaian Kinerja
a. Penilaian penampilan kinerja
Perawat di ruang santa Marta, setiap 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 4 tahun
mengikuti tes penilaian kinerja untuk mengukur seberapa berkompetensinya.
Tes ini biasanya dilakukan serentak dan dilakukan oleh kepala ruangan kepada
staff perawat ruangan.
b. Alat untuk penilaian
Dalam penilaian kinerja karyawan kepala ruangan beserta kepala bidang
menilai berdasarkan form khusus (kuisioner) yang terdiri dari disiplin,
komunikasi, ketrampilan, dan kepemimpinan.
c. Hasil dari penilaian
Setelah dilakukan penilaian terhadap staff karyawan hasilnya langsung
dilaporan oleh kepala ruang secara computer based dan bersifat rahasia.
2. Pengendalian Mutu
a. Kegiatan pengendalian mutu
 Tersedinya tempat sampah medis dan nonmedis
 Tersedianya bed pasien dan mempunyai side rail
 Tersedianya SOP pada masing-masing ruangan
 Tersedianya format dokumentasi yang lengkap
 Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, ruang administrasi,
ruang depo farmasi, ruang administrasi, ruang depo farmasi, ruang
perawatan, kamar mandi, wastafel pada sebagian besar ruangan
b. Indikator pengendalian mutu
1. Keselamatan pasien, meliputi : Kejadian jatuh atau Dekubitus
2. Kesalahan pemberian obat pasien, meliputi : tangibility (bukti fisik yaitu
ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait kehandalan dari tenaga
kesehatan), responsiveness (tanggap), assurance (jaminan), empathy
(perhatian).
c. Tim pengendalian mutu
Tidak Ada
3. Pengembangan Standar
a. Standar askep
Ruang santa Marta sudah memiliki standar asuhan keperawatan secara
spesifik dengan panduan Dungus. Setelah itu akan dievaluasi hasil
pengaplikasiannya apakah lebih efektif dan efisien.
b. Standar kinerja
Perawat-perawat di ruang santa marta sudah memiliki pengalaman
pelatihan. Pelatihan yang diikuti dibagi menjadi dua jenis, yaitu in house
training dan Pelatihan keluar RS (dengan pengajuan diri)
55

PEDOMAN OBSERVASI

Nama Ruangan : Santa Marta

Tanggal Observasi : Senin-Selasa, 12 Februari-13 Februari 2018

No Objek Observasi Hasil Observasi

Ada Tidak Ada

1 Visi Ruangan √

2 Misi Ruangan √

3 Standart asuhan keperawatan (SAK) (Bidang √


Keperawatan)

4 Standart Operasional prosedur (SOP) √

5 Struktur organisasi ruangan √

6 Ketersediaan format pengkajian keperawatan √

7 Kelengkapan setiap tahap pendokumentasian askep √


berdasarkan Instrumen A Departemen Kesehatan
(Instrumen terlampir)

8 BOR (RM) √

9 ALOS (RM) √

10 TOI (RM) √

11 Angka infeksi nosokomial (computer based) √

12 Angka cedera (computer based) √

Ttd Mahasiswa Kelompok 5B


56

Program Profesi Nurse UB

PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN SANTA MARTA
RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

Tanggal Wawancara : Senin-Selasa, 12 Februari-13 Februari 2018


Tempat Wawancara : Santa Marta
Waktu Wawancara : 12.00 WIB

A. Fungsi Perencanaan
1. Apakah di ruangan mempunyai visi dan apa visinya? “Tidak ada”
2. Apakah di ruangan mempunyai misi, dan apa misinya? “Tidak ada”
3. Apakah filosofi yang dimiliki ruangan? “Tidak ada”
4. Apakah ruangan telah memiliki Standart Kinerja sebagai pedoman para staff?
“Ya, ada SPO dan sudah ada yang terbaru di komputer ruangan.”
5. Apakah telah memiliki kebijakan dan ketentuan yang mengatur tentang jenjang
karir perawat?
“Ya ada, PK 1-4.”
6. Apakah telah dibuat rencana program pengembangan tenaga keperawatan baik
melalui program pendidikan maupun pelatihan ? “Ya ada setiap 1 tahun sekali
termasuk dalam bagian membuat program kedepannya”
7. Apakah telah merencanakan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan
keperawatan ?
“Ya itu bagian dari perencanaan program 1 tahun sekali”

B. Fungsi Pengorganisasian
1. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi? “Ya sudah ada, kami
menggunakan struktural Kaur, PJ shift dan Katim. Tapi kalau secara bentuknya
belum, ya buat apa, yang penting kami sudah mengetahui strukturalnya”
2. Apakah setiap staff sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi
tiap tenaga keperawatan?
“Ya sudah, setiap 6 bulan staff maju dan sebelum diberikan SK disitu sudah
tertulis dengan jelas tugas tanggung jawabnya dalam bekerja”
3. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas?
“Ya sudah cukup jelas”
4. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan? ”Metode
modifikasi TIM”
5. Bagaimana realisasi pengembangan MPKP di rumah sakit ini? “Ini diterapkan
oleh seluruh unit di RS, bukan hanya diruangan ini dengan metode ini dan
ruangan lain berbeda. Ya kalau penerapan metode murni kami tidak mencukupi
sumber daya.
6. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP? “Tidak ada”
57

C. Fungsi Ketenagaan
1. Bagaimana pernecanaan kebutuhan tenaga diruang santa Marta? “Untuk
ketenagaan baik perawat maupun non perawat, sepenuhnya kami serahkan ke
kepala bidang SDM dan Diklat Rumah Sakit”
2. Bagaimana penentuan jadwal / shift dinas? “Jadwal dibuat oleh karu, namun
perawat bisa mengajukan hari libur yang diinginkan sebelum jadwal dibentuk.”
3. Bagaimana sistem seleksi dan penerikmaan tenaga baru? “Kami menyerahkan
sepenuhnya ke bagian HRD Personalia Rumah Sakit”
4. Apakah terdapat orientasi untuk perawat baru? “ada, diadakan rolling selama 3
bulan dan orientasi 2 minggu.”
5. Apakah selama ini terdapat pelatihan untuk perawat? “ada, dari rumah sakit
mengadakan in house training 1 bulan sekali dimana di rumah sakit sendiri
menetapkan peraturan adanya pelatihan selama 20 jam/tahun. Dan untuk
perawat yang ingin mengikuti pelatihan diluar RS bisa mengajukan diri ke kepala
bidang keperawatan untuk disetujui.”

D. Pengarahan
1. Bagaimana penilaian motivasi perawat?
“Perawat diberikan angket”
2. Apakah cara yang digunakan untuk meningkatkan motivasi perawat? “selama ini
tidak ad acara untuk mengingkatkan motivasi perawat ruangan”
3. Apakah terdapat sistem Reward atau punishmen?
“Tidak ada reward, kalau punishment ada berupa surat peringatan.”
4. Apakah diruangan ada manajemen konfliks? “ya ada, diselesaikan saat itu juga.
Tapi kalau siang dan malam ada PJ shift yang bertanggung jawab sebagai
konselor jika ada masalah yang belum teratasi”
5. Apakah supervisi dilakukan rutin dan berkala?
“Ya, 1 bulan sekali itu pertemuan unit. Biasanya yang disupervisi apakah
tindakannya sudah sesuai standart yang ada, tetapi kalau supervisi saat operan
apakah tahu kondisi pasiennya selama semalaman atau engga”
6. Apakah operan dilakukan rutin dan berkala?
“Ya rutin, kalau pagi jam 06.45 atau 07.00 tetapi kalau siang jam 13.30 WIB”

E. Fungsi Pengendalian
1. Bagaimana mekanisme penialian kinerja di ruang rawat? “dari rumah sakit, tiap 6
bulan, 1 tahum, 2 tahun, dan 4 tahun daiadakan pengisian kuisioner secara
serentak”
2. Apakah ada tim pengendali mutu diruangan? “tidak ada”
Bagaimana melakukan penilaian mutu terhadap BOR, AVLOS, TOI, infeksi
nosokomial dan cedera? “biasanya setiap bulan direkap, yang mendata rekam
medis. Dari karu hanya menyusun secara tertulis dengan formulir sensus harian
saja, selebihnya rekam medis yang merekapnya”
58

3.1.3 Indikator Klinik Mutu Pelayanan Keperawatan


Indikator klinik keperawatan adalah suatu variabel untuk Mengukur dan mengevaluasi
kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak terhadap pelayananan kesehatan.
Indikator klinik mutu pelayanan keperawatan klinik terdapat 6 indikator yaitu keselamatan
pasien (patient safety), keterbatasan perawatan diri, kepuasan pasien, kecemasan,
kenyamanan, dan pengetahuan (depkes, 2008).
a. Patient Safety
3.1.3.1 Angka Kejadian Dekubitus

Jumlah KejadianDe kubitus


x100%
Formula = JumlahPasi enBeresiko TerjadiDek ubitus
0
 x100%  0%
3
Tabel 3.26 Angka Kejadian Dekubitus di Ruang Santa Marta RSPN tanggal
12-13 Februari 2018

TANGG TOTAL
No Variabel AL selama 2 hari
12 13
1. Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi 3 3 6
Dekubitus
% Angka Kejadian Dekubitus 3 3 0%

3.1.3.2 Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Angka KTD dalam pemberian Obat
Formula
Angka KNC dalam pemberian Obat
Formula

Tabel 3.27 Angka kejadian KNC di Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari
2018
59

TANGGAL TOTAL
Variabel selama 2
12 13
hari
Salah Pasien 0 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0 0
Salah waktu 0 0 0 0
1.1 Terlambat pemberian obat 0 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan 0 0 0 0
3.1 Cara oral 0 0 0 0
3.2 Intra vena 0 0 0 0
3.3 Intra muskuler 0 0 0 0
3.4 Lain-lain 0 0 0 0
Salah dosis 0 0 0 0
4.1 Dosis kurang 0 0 0 0
4.2 Dosis berlebih
Salah obat 0 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0 0
Jumlah Kesalahan 0 0 0 0
Jumlah pasien 17 21 0 38
3.1.3.3 Kejadian Pasien Jatuh
Formula
Jumlahpasienjatuh
x100%
= Jumlahpasienyangberisikojatuh
0
 x100%  0%
25

Tabel 3.28 Tabel angka kejadian pasien jatuh di Ruangan Santa Marta RSPN
tanggal 12-13 Febuari 2018
TANGGAL TOTAL
No Variabel selama 2
12 13
hari
1. Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 22 23 25
% Angka kejadian jatuh 0 0 0

3.1.3.4 Kejadian Infeksi Karena Jarum Infus


Formula
60

Tabel 3.29 Angka Kejadian Flebitis di Ruangan Santa Marta RSPN tanggal 12-13
Februari 2018

TANGG TOTAL
No Variabel AL selama 2 hari
12 13
1. Jumlah Kejadian Flebitis 0 1 1
2. Jumlah Pasien Beresiko Terjadi Flebitis 17 21 38
% Angka kejadian Dekubitus 0 0 0,026 %

3.1.3.5 Keterbatasan Perawatan Diri


a. Keterbatasan Perawatan Diri
Rumus Keterbatasan Perawatan Diri

Tabel 3.30 Keterbatasan Perawatan Diri di Santa Marta RSPN tanggal 12 – 13


Februari 2018
TOTAL
TANGGAL selama 3
No Variabel
hari
12 13
1. Jumlah Pasien yg tidak terpenuhi 0 0 0
kebutuhan diri
2. Jumlah Pasien dirawat dengan 14 14 42
ketergantungan total dan parsial
% Angka keterbatasan diri 0 0 0
61

PENGKAJIAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh Standar Akreditasi Rumah
Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011), dan JCI (Joint Commision International) Acredition yang merupakan
badan akreditasi internasional yang isi di dalamnya membahas tentang patient safety, dan sasaran
tersebut meliputi 6 elemen berikut.
Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien
Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas V
(Tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien)
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, V
atau produk darah.
3 Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan V
. spesimen lain untuk pemeriksaan klinis?
4 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan V
. dan tindakan/prosedur
5 Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi V
. yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
6 Penggunaan gelang identitas di ruangan (berdasarkan V
jenis kelamin dan kancing untuk identifikasi pasien
beresiko)
Keterangan :
1. Kebijakan di rumah sakit tentang ketepatan identifikasi pasien bahwa identifikasi
pasien menggunakan minimal dua identitas. Ruang Santa Marta telah menerapkan
kebijakan tersebut Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil bahwa
ketepatan identifikasi pasien telah menggunakan nama dan nomer rekam medis.
Namun, berdasarkan observasi terdapat 100% perawat yang menanyakan nama
dari pasien dan tanggal lahir pasien tanpa memastikan nomer rekam medis pada
gelang dan RM.
2. Kebijakan di rumah sakit tentang identifikasi pasien sebelum pemberian obat, darah,
atau produk darah bahwa pasien diidentifikasi menggunakan 7 benar. Ruang Santa
Martha telah menerapkan kebijakan tersebut. Menurut wawancara dengan karu
didapatkan hasil Pasien diidentifikasi menggunakan 7 benar, yaitu benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar rute pemberian, benar waktu, benar informasi, dan
benar dokumentasi
3. Kebijakan dari rumah sakit tentang identifikasi pasien sebelum pengambilan darah
dan spesimen lain diidentifikasi dengan benar identitas, benar rute, dan benar
sampel. Ruang Santa Martha telah menerapkan kebijakan tersebut. Menurut
wawancara dengan karu didapatkan hasil Pasien diidentifikasi benar identitas, benar
rute, dan benar sampel.
62

4. Kebijakan di rumah sakit tentang prosedur yang mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi telah sesuai dengan kebijakan di ruang
Santa Martha. Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil praktek identifikasi
sesuai dengan prosedur yang ada, namun beberapa masih dengan satu identitas.
5. Kebijakan rumah sakit mengenai gelang identifikasi pasien bahwa identifikasi pasien
menggunakan gelang warna biru untuk laki-laki dan merah muda untuk perempuan.
Ruang Santa Martha telah menggunakan kebijakan tersebut. Hasil observasi pasien
di ruang Santa Martha telah menggunakan gelang identitas dimana gelang
berwarna biru untuk pasien laki-laki dan gelang berwarna merah muda untuk pasien
perempuan.

Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)


Dilakukan Tidak Dilakukan

1. Perintah lisan, melalui telepon, V


atau pun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah.
2 Perintah lisan, melalui telepon, V
. atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh
penerima perintah
3 Perintah atau hasil pemeriksaan V
. dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah
4 Kebijakan dan prosedur V
. mendukung praktik yang
konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan melalui telepon
Keterangan :
Kebijakan di rumah sakit telah melakukan prosedur SBAR dan TBAK dan melalui
wawancara dengan karu ruang Santa Martha telah melakukan prosedur ini. Format untuk
SBAR dicatat dalam catatan terintegrasi pada RM.

Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert


medications)
Dilakukan Tidak Dilakukan
1. Kebijakan dan/atau prosedur V
dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian
63

label, dan penyimpanan obat-


obat yang perlu diwaspadai
2. Kebijakan dan prosedur yang ada V
benar-benar diimplementasikan
3. Elektrolit pekat tidak berada di V
unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan
tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang tidak sengaja di
area tersebut
4. Elektrolit pekat yang disimpan di V
unit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan
cara yang membatasi akses
(restrict access)
5. Penandaan dan penyimpanan V
obat high alert
Keterangan :
Kebijakan dari rumah sakit telah ada untuk mengatur identifikasi, lokasi, pemberian label,
dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai. Obat High Alert diberikan label warna
merah dan biasanya disimpan di apotek dan diambil sesuai dengan kebutuhan ruangan
.Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil Obat-obat High Alert diberikan label
merah dan didapatkan hasil Elektrolit pekat berada di Apotek dan Unit-unit tertentu (ICU,
IGD) dan ruang Santa Martha mengambil obat sesuai dengan kebutuhan dan identitas
pasien.

Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi


1. Rumah sakit menggunakan suatu V
tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien dalam proses
penandaan/pemberian tanda
2 Rumah sakit menggunakan suatu V
. checklist atau proses lain untuk
melakukan verifikasi praoperasi
tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan
tepat-pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat/benar,
dan fungsional
3 Tim operasi yang lengkap V
64

. menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum
induksi); “sebelum insisi/time-
out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out
(sebelum meninggalkan kamar
operasi)?
4. Kebijakan dan prosedur telah V
dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna
memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi/dental
yang dilaksanakan di luar kamar
operasi
Keterangan :
Kebijakan dari rumah sakit telah menerapkan prosedur identifikasi sebelum memulai
operasi dan diberikan tanda centang pada lokasi operasi dengan marker. Menurut
wawancara dengan karu didapatkan hasil menggunakan lembar checklist yang disediakan
di ruangan untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan
fungsional dan Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum induksi); “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya
suatu prosedur/tindakan pembedahan dan sign out dan semua tercatat dalam rekam medis
pasien.

Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


1. Rumah sakit mengadopsi atau V
mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang baru-baru
ini diterbitkan dan sudah diterima
secara umum (antara lain dari
WHO Patient Safety)
2 Rumah sakit menerapkan V
. program hand hygiene yang
efektif
3 Penerapan program cuci tangan V
65

dalam bentuk poster atau lainnya


di ruangan
4 Penerapan program batuk efektif V
di ruangan
5 Kebijakan dan/atau prosedur V
. dikembangkan untuk
mendukung pengurangan secara
berkelanjutan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan
Keterangan :
- Kebijakan rumah sakit telah menerapkan cuci tangan 6 benar dan 5 moments
.Buktinya di semua ruangan terdapat poster cuci tangan 6 benar dan 5 moments di
samping wastafel. Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil menggunakan
sistem edukasi kepada pasien mengenai cuci tangan yang baik dan benar, setiap
ruangan juga telah ada sabun dan wastafel serta poster cuci tangan secara jelas. Hasil
observasi didapatkan hasil setiap ruangan dan di sekitar lingkungan ruangan Santa
Martha sudah terpasang poster tentang cuci tangan 6 langkah dan 5 moments. Hasil
observasi didapatkan tidak semua pasien mendapat edukasi cuci tangan dengan 6
langkah.
- Tidak ada edukasi secara langsung terkait etika batuk yang benar dan efektif
- Tidak terpasang poster edukasi mengenai etika batuk yang benar dan efektif

Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh


1. Rumah sakit menerapkan proses V
asesmen awal risiko pasien jatuh
dan melakukan pengkajian ulang
terhadap pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan?
2. Pengkajian ulang pasien risiko V
K jatuh dilakukan

3. Adanya langkah-langkah yang V


diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap
berisiko
4. Langkah-langkah dimonitor V
hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh maupun
66

dampak yang berkaitan secara


tidak disengaja
5. Kebijakan dan/atau prosedur V
telah mendukung pengurangan
berkelanjutan dari risiko cedera
pasien akibat jatuh di rumahsakit
6. cara mengidentifikasi pasien V
risiko jatuh
7. Tindakan khusus untuk pasien V
resiko jatuh
Keterangan :
- Kebijakan dari rumah sakit telah menerapkan monitoring resiko jatuh pada pasien .
Menurut wawancara dengan karu didapatkan hasil Terdapat pengkajian awal pasien
resiko jatuh, dan monitoring per hari untuk pasien yang memiliki resiko jatuh.
- Identifikasi pasien resiko jatuh menggunakan skala morse untuk dewasa dan skala
humpty dumpty untuk pasien anak-anak, serta sydey scoring untuk geriatrik.
- Menggunakan bedrail pada semua pasien
- Berdasarkan wawacara karu dan observasi, pengkajian resiko jatuh diulangi setiap 24
jam sekali pada pasien dengan resiko sedang-tinggi, hal tersebut juga tercantum dalam
format pengkajian resiko jatuh
- Edukasi keluarga, pasien, dan perawat untuk melakukan pendampingan dan tindakan
kewaspadaan
- jika terjadi kejadian jatuh pada pasien maka akan dibuatkan laporan dan akan diberikan
tindak lanjut sesuai SOP rumah sakit.
67

3.1.3.5 Tingkat Kepuasan


Tingkat Kepuasan Pasien
1) Untuk mengetahui tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara,
kuesioner dan observasi.
2) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan
dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 2
hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup. Data jumlah pasien didapatkan
dari rekam medis.
3) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang
masuk kriteria penilaian. Klien mengisi kuesioner dengan 25 pertanyaan
untuk menjawab indikator-indikator kepuasan seperti tangibility (bukti fisik
yaitu ruangan dan fasilitasnya), reliability (terkait kehandalan dari tenaga
kesehatan), responsiveness (tanggap), assurance (jaminan), empathy
(perhatian).
4) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah menjawab
pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan.
Skor 1-5 = sangat tidak puas
Skor 6-10 = tidak puas
Skor 11-15 = cukup puas
Skor 16-20 = puas
Skor 21-25 = sangat puas

Gambar 3.2. Diagram tingkat kepuasan pasien


Dari 16 kuesioner yang di bagikan, dapat disimpulkan bahwa 37,5%
(n=6) pasien puas menjalani perawatan di ruang Santa Marta sedangkan
62,5% (n=10) pasien sangat puas menjalani pearawatan di ruang Santa
Marta.
3.1.3.6 Tingkat Kecemasan Pasien
Tingkat Kecemasan Pasien
Tingkat kecemasan pada pasien diruang rawat inap Santa Marha RSPN dinilai
menggunakan kuesioner skala peringkat kesecemasan diri Zung Self yang terdiri dari
20 item.
68

Gambar 3.3. Diagram tingkat kecemasan pasien

Dari 16 kuesioner yang di bagikan, dapat disimpulkan bahwa 62,5% (n=10)


pasien memiliki tingkat kecemasan ringan, sedangkan 25% (n=4) memiliki tingkat
kecemasan sedang, sebanyak 12,5% (n=2) pasien tidak dapat terkaji dengan alasan
kondisi yang memburuk di ruang perawatan Santa Marta.

3.1.3.7 Kenyamanan
a. Angka Tatalaksana Pasien Nyeri
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada pasien rawat inap terdapat
pasien yang terdokumentasi nyeri dalam asuhan keperawatan.
Pasien pada umumnya mengalami nyeri di karenakan respon fisiologis klien
terhadap penyakit yang dialaminya. Setiap keluhan dari klien, pasti akan
mendapatkan tindak lanjut dari tenaga tenaga untuk mengurangi keluhan yang
membuat klien tidak nyaman tersebut. Termasuk pada keluhan nyeri yang dialami
oleh klien. Intervensi tersebut dilakukan dengan pemberian obat ataupun dengan
teknik-teknik distraksi, relaksasi yang dapat di ajarkan terhadap klien. Sehingga
dengan intervensi tersebut dapat menurunkan nyeri yang di alami oleh klien dan
memberikan kenyamanan kepada klien.
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan angka tatalaksana pasien nyeri
selama hari (12-13 Februari 2018) sebagai berikut:
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
Jumlah total pasien dalam 2 hari

Tabel 3.26 Tabel angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam
askep diruang Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari 2018
69

No Variabel TANGGAL TOTAL

12 13
1. Jumlah Pasien nyeri yang terdokumentasi 7 5 12
2. Jumlah Pasien yang dirawat (non KRS) 17 21 38
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 41,2 23,8 31,5
Nyeri

Persentase tatalaksana pasien nyeri:


Jumlah total tindakan perawat sbg respon nyeri x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri dalam 2 hari
= 12 x 100%
12
= 100%

Tabel 3.26 Tabel angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam
askep diruang Santa Marta RSPN tanggal 12-13 Februari 2018

No Variabel TANGGAL TOTAL


12 13
1. Jumlah total tindakan perawat sbg respon 7 5 12
nyeri
2. Jumlah Pasien yang terdokumentasi nyeri 7 5 12
% pasien dengan nyeri yang terdokumentasi 100 100 100
Nyeri

b. Angka Kenyamanan Pasien


Pasien merasa nyaman adalah pasien dengan rasa nyeri terkontrol. Nyeri
adalah suatu kondisi yang lebih dari sekadar sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu, bersifat subjektif dan sangat individual. Pasien dengan nyeri
terkontrol adalah pasien yang menunjukkan skala nyeri dibawah 4 sampai dengan
0 pada skala 0-10 atau dengan gold standard : pasien menyatakan tidak
merasakan nyeri, tidak ada ketakutan, kecemasan dan depresi setelah diberikan
tindakan keperawatan selama periode waktu tertentu.
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan angka kenyamanan pasien nyeri selama
2 hari (12-13 Februari 2018) sebagai berikut:

Rumus angka kenyamanan pasien


=Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol x 100 %
70

Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri dalam 2 hari


= 12 x 100%
12
100 %

Tabel 3.26 Tabel angka kenyamanan pasien diruang Santa Marta RSPN
tanggal 12-13 Februari 2018

No Variabel TANGGAL TOTAL


12 13
1. Jumlah Pasien nyeri yang terkontrol 7 5 12
2. Jumlah Pasien yang terdokumentasi nyeri 7 5 12
% angka kenyamanan pasien 100 100 100

3.1.3.8 Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
a. Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui informasi tentang perawatan
penyakitnya.
Rumus angka pengetahuan pasien tetang perawatan penyakit

Jumlah pasien yang kurang pengetahuan x 100%


Jumlah pasien yang dirawat dalam 2 hari
= 0 x 100%
38
=0%
b. Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)
Dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan
pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke
tempat lainnya. Perencanaan pemulangan dimulai sejak pasien masuk, bahkan
dapat dilakukan sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien yang akan dilakukan
operasi, dokter telah memberikan penjelasan berapa lama pasien akan dirawat. Di
ruang Santa Marta RSPN discharge planning dibuat saat klien ada rencana keluar
rumah sakit.
Rumus presentase perencanaan pasien pulang:
Jumlah pasien yg tdk dibuat discharge planning dalam 2 hr x 100%
Jumlah pasien yang KRS selama 2 hari
= 0 x 100% = 0%
5
71

ANALISA SWOT
3.2 Analisa dan Kurva SWOT
3.2.1 Analisa SWOT

1. Man

No Faktor Internal Bobot Rating BxR

Strength

1 Seluruh perawat di ruang santa 0,2 4 0,8


marta sudah melampaui masa
kontrak kerja pertama, sehingga
tidak ada yang masih menjalani
masa orientasi kerja

2 Rata-rata BOR dalam 2 hari terakhir 0,4 4 1,6


mulai 12-13 Februari 2018 adalah
76% dengan demikian jumlah BOR
sesuai dengan standar yaitu
76 - 85%

Total 0,6 2,4

No Faktor Internal Bobot Rating BxR

Weakness
1 Perawat di ruang santa marta yaitu 0,2 3 0,6
95 % berpendidikan DIII
Keperawatan dan hanya 5% yang
berpendidikan S1, sehingga perlu
ditingkatkan untuk bisa melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
2 Proses recruitment karyawan baru 0,2 2 0,4
dilakukan melalui proses lamaran
yang dikirim melalui email ke bagian
personalia RSPN
Total 0,4 1

No Faktor Eksternal Bobot Rating BxR

Opportunity

1 Tenaga kesehatan yang ada di 0,5 2 1


ruamg Santa Marta diperbolehkan
72

untuk mengikuti pelatihan atau diklat


dari pihak luar rumah sakit.

Total 0,5 1

No Faktor Eksternal Bobot Rating BxR

Threat

1 Tingginya persaingan perawat dari 0,5 3 1,5


luar rumah sakit sehingga
meningkatkan tuntutan kerja
perawat di RS Panti Nirmala.

Total 0,5 1,5

Kurva :
X : 2,4 – 1 = 1,4
Y : 1 - 1,5 = 0,5

2. Material and Machine

No. Faktor Stratergi Internal Bobot Rating Skor

Strength

1. 95% inventaris ruangan (alat 0.1 3 0,4


medis, peralatan rumah
tangga, ATK) dalam kondisi
baik

2. Terdapat ruang obat di ruang 0.1 2 0,2


Santa Marta

3. Kotak obat masing-masing 0.1 3 0,3


pasien sudah disendirikan dan
diberi label nama

4. Handrub otomatis ada di 0.1 3 0,3


setiap kamar pasien, setiap
sudut, samping wastafel, dan
lorong

Total 0,4 1,2

No. Faktor Stratergi Internal Bobot Rating Skor


73

Weakness

1. Status Rekam Medis tidak 0.1 3 0.3


selalu ditempatkan di lemari
yang tertutup.

2. Poster/materi edukasi 0.2 1 0,2


kesehatan belum dapat
dijangkau dengan mudah oleh
pasien dan keluarga

3. Materi edukasi kesehatan 0.2 3 0,6


berupa leaflet dan poster di
ruangan kurang lengkap

4 Poster cuci tangan 6 langkah 0,1 1 0,1


dalam 5 momen yang sudah
tersedia, kurang menarik
untuk dilihat karena font yang
terlalu kecil dan kurang
adanya gambar pendukung

Total 0,6 1,2

No. Faktor Stratergi Eksternal Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Sebagai salah satu rumah 0,2 3 0,6


sakit swasta kedua yang
berprovider BPJS dan
memiliki fasilitas lengkap di
Kota Malang

2. Satu-satunya Rumah Sakit 0,2 3 0,6


swasta tipe B di Kota Malang
yang mempunyai CT-SCAN
1,5 slice

Total 0,4 1,2

No. Faktor Stratergi Eksternal Bobot Rating Skor

Threat

1. Tingginya tuntutan masyarakat 0,2 3 0,6


74

terkait fasilitas pendukung


pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit

2. Terdapat Rumah sakit provider 0,4 4 1,6


BPJS lainnya ,sehingga dapat
membuat pasien yang datang
untuk berobat menjadi
berkurang

Total 0,6 2,2

Kurva

X: 1,2 – 1,4 = - 0.2

Y: 1,2 – 2,2 = - 1,0

3. Methode

No. Faktor Stratergi Internal Bobot Rating Skor

Strength

1. Perawat memberikan obat sesuai 0,1 3 0,3


dengan 6 benar yaitu benar waktu,
benar dosis, benar obat, benar pasien,
benar rute, dan benar dokumentasi

2. Operan shift dilakukan oleh Katim 0,1 3 0,3

3. SOP kegiatan di simpan dalam 0,05 3 0,15


komputer ruangan, sehingga lebih
aman dan hanya bisa diakses oleh
petugas ruangan.

4. Obat peroral dan injeksi sudah 0,1 2 0,2


ditempatkan tersendiri pada kotak obat
masing – masing pasien dan diberi
identitas

Total 0,35 0,95


75

No. Faktor Stratergi Internal Bobot Rating Skor

Weakness

1. Belum terlaksananya secara efektif 0,3 4 1,2


orientasi pasien baru
2. Tidak ada pembacaan SOP secara 0,15 3 0,45
rutin
3. Pendidikan kesehatan pada pasien 0,2 3 0,6
dilakukan secara kondisional sesuai
kebutuhan pasien
Total 0,65 2,25

No. Faktor Stratergi Eksternal Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Ruang Santa Marta merupakan ruang 0,5 3 1,5


keperawatan medikal dan surgikal
yang sering di gunakan sebagai
sarana pendidikan bagi mahasiswa
Profesi Ners (S1 Keperawatan)
sehingga senantiasa update trend
issue dalam pengembangan
pelayanan.

Total 0,5 1,5

No. Faktor Stratergi Eksternal Bobot Rating Skor

Threat

1. Terdapat Rumah Sakit Umum (RSU) 0,2 2 0,4


dan banyak rumah sakit swasta yang
memiliki daya saing tinggi di Malang
dan sekitarnya

2. Banyak RS lain yang sudah 0,3 3 0,6


menerapkan metode tim-primer.
Contoh: RSU.Karsa Husada Batu
Total 0,5 1

Kurva :
X : 0,95 – 2.25 = - 1,3
Y : 1,5 – 1 = 0,5
76

4. Market

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Strength

1. Rata-rata BOR 76% 0,3 3 0,6

2. Nilai ALOS 5,4 hari 0,3 4 1,2

Total 0,6 1,8

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Weakness

1. BTO ruang 2 hari pengkajian adalah 0,4 2 0,8


2x.
Total 0,4 0,8

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Masih ada pasien dari luar wilayah 0,5 4 2


Kota Malang

Total 0,5 2

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Threat

1. Sebagian besar pasien berasal dari 0,5 3 1,5


daerah Kota Malang dibanding dengan
daerah lainnya

Total 0,5 1,5

Kurva :
X : 1,8 – 0,8 = 1,0
Y : 2 – 1,5 = 0,5

5. Mutu

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Strength
77

1. Pasien yang mengalami 0,1 4 0,4


keterbatasan perawatan diri dibantu
oleh perawat

2 Angka kepuasan selama perawatan 0,05 4 0,2


di RSPN mencapai 100%

3 Persentase tatalaksana pasien nyeri 0,05 4 0,2


mendekati 70%

4 Angka kenyamanan pasien nyeri 0,05 4 0,2


mencapai 100%

5 Tidak terdapat pasien yang tidak 0,1 3 0,3


tahu mengenai penyakitnya

6 Persentase kejadian dekubitus 0,05 3 0,15


selama pengkajian selama 2 hari (12-
13 Februari 2018) sebanyak 0%

7 Persentase kejadian phlebitis selama 0,03 3 0,09


pengkajian selama 2 hari (12-13
Februari 2018) mendekati 0%

8 Persentase kejadian infeksi saluran 0,02 3 0,06


kemih selama pengkajian selama 2
hari (12-13 Februari 2018) sebanyak
0%

Total 0,45 1,6

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Weakness

1 Persentase pasien dengan nyeri yang 0,05 4 0,2


terdokumentasi dalam askep
sebanyak 31,5%

3 Persentase kejadian ansietas sedang 0,2 3 0,6


pada ruang Santa Marta sebanyak
25%

4 Instrumen kuesioner yang digunakan 0,2 3 0,6


oleh ruangan bersifat penilaian umum
78

kepuasan pelayanan rumah sakit.

Total 0,55 1,4

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Opportunity

1. Terdapat IPCN (Infection Prevention 0,5 3 1,5


Control Ners) dan IPCLN (Infection
Prevention Control Link Ners) di
rumah sakit untuk melakukan
survailance.

Total 0,5 1,5

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Threat

1 Pasien memiliki latar belakag 0,5 2 1


pendidikan yang beragam sehingga
saat di berikan KIE tidak semua
pasien benar-benar memahami
dengan jelas

Total 0,5 1

Kurva :
X : 1,6 – 1,4 = 0,2
Y : 1,5 – 1 = 0,5

6. Keselamatan pasien

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Strength

1. Tidak ada pasien yang mengalami 0,2 4 0,8


kejadian jatuh di Ruang Santa Marta

2. Tidak ada kejadian kesalahan obat di 0,1 4 0,4


Ruang Santa Marta

3. Pemakaian gelang identitas pasien, 0,1 4 0,8


penanda resiko jatuh, & alergi sudah
dilakukan
79

Total 0,4 2

No. Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Weakness

1. Identifikasi pasien hanya dilakukan 0,3 4 1,2


pada saat pasien baru datang

No. pertama
Faktorkali. Selanjutnya
Strategi Eksternal hanya Bobot Rating Skor
melihat gelang identitas.
Opportunity
2. 33 % perawat melakukan cuci tangan 0,3 4 1,2
1. 90% pasien ditemani oleh keluarga 0,6 2 1,2
sebelum kontak dengan pasien
Total 0,5 1,2
Total 0,6 2,4

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Threat

1. Kondisi pasien yang bermacam- 0,4 2 0,8


macam

Total 0,4 0,8

Kurva :
X : 2 – 2,4 = - 0,4
Y : 1,2 – 0,8 = 0,4
80

7. Fungsi Manajemen

Faktor Internal Bobot Rating BxR

STRENGTH

a. Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah 0,1 4 0,4


dilakukan 100% lengkap
b. Kepala ruangan sudah menjalankan fungsi manajemen 0,1 4 0,4
keperawatan dengan baik
c. Sekitar 80-90% staff karyawan memenuhi kriteria 0,2 3 0,6
standar penilaian
d. Metode yang digunakan ruangan dalam 0,1 3 0,3
pengorganisasian perawatan pasien menyesuaikan
sesuai kondisi yang ada
TOTAL 0,5 1,7

Faktor Internal Bobot Rating BxR

WEAKNESS

Tidak adanya motivasi yang diberikan oleh kepala ruangan 0,2 3 0,6
kepada katim dan perawat pelaksana
TOTAL 0,5 1,5

Faktor Eksternal Bobot Rating BxR

OPPORTUNITY

a. Dari pihak luar rumah sakit diperbolehkan untuk 0,3 3 0,9


memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan di RS
Panti Nirmala.
b. Dari pihak rumah sakit memfasilitasi pengadaan 0,2 4 0,8
pelatihan bagi staff karyawannya
TOTAL 0,5 1,7

Faktor Eksternal Bobot Rating BxR

THREAT

a. Banyak RS lain yang sudah menerapkan metode 0,2 3 0,6


modifikasi tim.
b. Beberapa RS setipe di daerah Malang menjalin 0,3 3 0,9
kerja sama dengan banyak perusahaan/ asuransi
jaminan kesehatan lainnya.
81

TOTAL 0,5 1,5

Kurva

X : 1,7 – 1,5 = - 0,2

Y : 1,7 – 1,5 = 0,2


82

Diagram laying analisa SWOT


83

BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH

4.1. Penentuan Prioritas Masalah


Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria matrik (criteria
matrix technique)” yaitu teknik pemungutan suara dengan menggunakan kriteria tertentu.
Adapun kriteria yang dapat digunakan banyak macamya secara sederhana dapat dibedakan
atas lima yaitu :
1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnitude = Mg).
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity = Sv).
3. Bisa dipecahkan (manageability = Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (nursing consent = Nc)
5. Ketersediaan sumber daya (affordability = Af).

DAFTAR MASALAH

N Daftar Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas


O
1 Perawat di ruang santa marta yaitu 95 % 2 | 2 2 2 10 XXVIII
berpendidikan DIII Keperawatan dan hanya
5% yang berpendidikan S1
2 Proses recruitment karyawan baru dilakukan 2 2 2 2 2 10 XXV
melalui proses lamaran yang dikirim melalui
email ke bagian personalia RSPN
3 Tingginya persaingan perawat dari luar rumah 2 2 2 2 2 10 XXVI
sakit sehingga meningkatkan tuntutan kerja
perawat di RS Panti Nirmala.
4 Belum adanya petugas administrasi khusus 2 2 2 2 2 10 XXVII
yang terdapat di ruang Santa Marta sehingga
perawat juga yang mengurus administrasi
pasien

5 Pemeriksaan penunjang yang tidak dapat 3 3 5 2 5 18 VI


dilakukan di RS (dikarenakan alat rusak)
dilakukan oleh unit terkait (Santa Marta)

6 Status Rekam Medis tidak selalu ditempatkan 2 3 2 3 3 13 XVII


di lemari yang tertutup.

7 Poster/materi edukasi kesehatan belum dapat 3 4 4 3 4 18 VII


dijangkau dengan mudah oleh pasien dan
keluarga

8 Materi edukasi kesehatan berupa leaflet dan 3 4 4 3 4 18 VIII


84

poster di ruangan kurang lengkap

9 Edukasi cuci tangan kepada keluarga 5 3 5 3 5 21 III


pasien

10 Tingginya tuntutan masyarakat terkait fasilitas 4 3 3 3 4 17 IX


pendukung pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit

11 Terdapat Rumah sakit provider BPJS lainnya 4 4 3 3 3 17 X


,sehingga dapat membuat pasien yang datang
untuk berobat menjadi berkurang

12 Belum terlaksananya secara efektif orientasi 2 3 2 2 2 11 XXIII


pasien baru
13 Kepatuhan SOP (injeksi dan pasang infus) 5 5 4 5 4 23 I
perawat
14 Pendidikan kesehatan pada pasien dilakukan 2 3 2 2 2 11 XXIV
secara kondisional sesuai kebutuhan pasien
15 Terdapat Rumah Sakit Umum (RSU) dan 2 2 3 3 3 13 XVIII
banyak rumah sakit swasta yang memiliki
daya saing tinggi di Malang dan sekitarnya

16 Banyak RS lain yang sudah menerapkan 3 3 3 3 3 15 XII


metode tim-primer.
Contoh: RSU.Karsa Husada Batu
17 BTO ruang 2 hari pengkajian adalah 2x. 4 4 4 3 4 19 V

Sebagian besar pasien berasal dari daerah 4 4 3 3 3 17 XI

18 Kota Malang dibanding dengan daerah


lainnya

Persentase pasien dengan nyeri yang 3 3 2 4 2 14 XIII


19 terdokumentasi dalam askep sebanyak 31,5%

Persentase kejadian ansietas sedang pada 2 3 2 2 2 11 XXII


20 ruang Santa Marta sebanyak 25%

21 Instrumen kuesioner yang digunakan oleh 3 3 2 2 2 12 XIX


ruangan bersifat penilaian umum kepuasan
pelayanan rumah sakit.

22 Pasien memiliki latar belakag pendidikan yang 3 3 2 2 2 12 XX


beragam sehingga saat di berikan KIE tidak
semua pasien benar-benar memahami dengan
jelas

23 Identifikasi pasien hanya dilakukan pada saat 3 4 2 2 2 13 XVI


pasien baru datang pertama kali. Selanjutnya
85

hanya melihat gelang identitas.

24 Kepatuhan dalam melaksanakan 5 momen 5 4 4 4 4 21 II


cuci tangan

25 Kondisi pasien yang bermacam-macam 3 3 2 2 2 12 XXI

26 Tidak adanya motivasi yang diberikan oleh 5 3 5 4 4 21 IV


kepala ruangan kepada katim dan perawat
pelaksana
27 Banyak RS lain yang sudah menerapkan 3 3 2 4 2 14 XIV
metode modifikasi tim.
28 Beberapa RS setipe di daerah Malang 3 3 4 2 2 14 XV
menjalin kerja sama dengan banyak
perusahaan/ asuransi jaminan kesehatan
lainnya.
Keterangan :
5: sangat sering/sangat besar kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat diperhatikan.
4: sering/besar kerugian/mudah dipecahkan/diperhatikan
3: kadang-kadang/kerugian sedang/agak mudah dipecahkan/jarang diperhatikan
2: jarang/sedikit kerugian/agak sulit dipecahkan/kurang diperhatikan.
1: tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit dipecahkan/tidak diperhatikan.

4.2. Alternatif Penyelesaian Masalah


No. Masalah Alternatif Penyelesaian Masalah
1. Sosialisasi masalah
2. Mengumpulkan SOP yang akan
Kepatuhan SOP (injeksi
dibacakan
1 dan pemasangan infus) 3. Perawat dan mahasiswa
bergantian membaca SOP
perawat
setelah pre conference
4. Evaluasi
2 Kepatuhan dalam 1. Membuat
melaksanakan 5 momen checklist hal-hal yang akan
cuci tangan oleh perawat dilakukan.
2. Penyediaan
blanko penilaian 5 moment cuci
tangan perawat
3. Menjadi Role
Model cuci tangan pada
perawat pelaksanaan
4. Memberikan
poin kepatuhan cuci tangan
kepada perawat yang patuh
terhadap 5 moment cuci
86

tangan.
5. Penetapan
duta cuci tangan dari perawat
yang mendapat poin kepatuhan
tertinggi untuk melanjutkan
supervisi cuci tangan pada
perawat yang lain
3 Edukasi 5 momen cuci 1. Membuat checklist hal-hal yang
tangan kepada keluarga akan dilakukan.
2. Penyediaan blanko tentang
prosedur identifikasi pasien
sebelum melakukan tindakan
dan pemberian obat.
3. Melakukan supervisi identifikasi
pasien sebelum melakukan
tindakan dan pemberian obat.

4.3 Indikator Keberhasilan Program


1. Kepatuhan dalam SOP (injeksi dan pemasangan infus) perawat
a. Adanya supervisi dari mahasiswa tentang ketepatan tindakan perawat sesuai
SOP
Hasil yang ingin dicapai:
a. Perawat dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang ada
2. Kepatuhan dalam melakukan 5 momen cuci tangan.
Indikator Keberhasilan
a. Jumlah perawat yang patuh 5 momen cuci tangan minimal 80%
perawat
Hasil yang ingin dicapai:
a. Perawat patuh melakukan 5 momen cuci tangan dan 6 langkah
3. Edukasi 5 momen cuci tangan kepada keluarga
Indikator Keberhasilan :
a. Perawat memberikan edukasi kepada keluarga terkait 5 momen cuci tangan
Hasil yang ingin dicapai :
a. Tingkat pengetahuan keluarga terkait 5 momen cuci tangan meningkat
4.4 Perencanaan dan Pengorganisasian
Berdasarkan analisis situasi lingkungan tempat aplikasi model praktik
keperawatan profesional, maka kelompok mahasiswa membuat tim kerja sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Tabel Pengorganisasian Manajemen Kelompok

No Masalah Penanggung jawab


87

1 Kepatuhan terkait SOP (injeksi dan Sunardiman


pemasangan infus) perawat Esthi
Lala
2 Andhika
Kepatuhan dalam melaksanakan 5
Mahartika
momen cuci tangan
Siti Rodliyah

3 Edukasi 5 momen cuci tangan Erfan Dani


Arinda
Aulia
Dewi

Susunan kepanitiaan ini berfungsi dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal


seputar teknis penyelenggaraan kegiatan management yang bersifat umum.

4.5 Rencana Kegiatan Management


Tabel 4.2 Tabel Rencana Kegiatan Management
Minggu I 12-17 Februari 2018 1. Pengkajian
2. Penyusunan makalah diseminasi
awal
3. Seminar diseminasi awal
4. Perumusan prioritas masalah dan
alternatif pemecahan masalah
(POA)
Minggu II-V 19 Februari – 17 Maret 1. Persiapan program
2. Implementasi program
2018
Minggu VI 19 – 25 Maret 2018 1. Evaluasi pelaksanaan program
2. Penyusunan makalah diseminasi
akhir
3. Seminar diseminasi akhir
4.6 Rencana Kegiatan
Tabel 4.3 Tabel Rencana Kegiatan Manajemen di Ruangan Santa Marta
Prioritas
NO Why What Where Who When How POA How Much
Masalah
1 Kepatuhan Sebagai Perawat dan Ruang - Karu Minggu ke- 1. Sosialisasi masalah
SOP (injeksi, indikator mutu mahasiswa Santa - Katim 2 sampai 2. Mengumpulkan
dan pasang pelayanan bergantian Marta - Perawat minggu ke- SOP yang akan
dibacakan
infus) perawat ruang Santa membaca SOP pelaksana- 5
3. Perawat dan
Marta dalam Kesehatan setelah Mahasiswa (Periode
mahasiswa
perannya pre conference praktik 19 bergantian
memberikan Februari membaca SOP
pelayanan PJ: -17 Maret setelah pre
prima Lala 2018) conference
Sunardiman 4. Evaluasi
Esthi
2 Kepatuhan Belum Memaksimalkan Ruang - Karu Minggu ke- 1. Membuat materi Rp 50.000,-
five moment maksimalnya kegiatan cuci Santa - Katim 2 sampai untuk sosialisasi
cuci tangan pelaksanaan tangan dengan Marta - Perawat minggu ke- 2. Mencari media untuk

88
89

perawat cuci tangan benar (6 langkah) pelaksana 5 sosialisasi


five moments five moments - Mahasiswa (Periode 3. Sosialisasi program
praktik 19 cuci tangan five
Februari moments
-17 Maret 4. Melakukan
PJ : 2018) pengkajian awal
Andhika kepatuhan 5
moments cuci dalam
Mahartika
setiap tindakan yang
Siti Rodliyah
dilakukan perawat
dengan metode
pengisian check list
kepatuhan cuci
tangan yang
diadaptasi dari WHO
5. Melakukan supervisi
dan menjadi role
model kepatuhan
cuci tangan 5
moment pada tiap
tindakan
6. Melakukan
pengkajian setelah
dilakukan observasi
dan menjadi role
model bagi perawat
dengan metode
90

pengisian cek list


kepatuhan cuci
tangan yang
diadaptasi WHO
7. Evaluasi
pelaksanaan cuci
tangan five
moments
3 Edukasi cuci Belum Mengoptimalkan Ruang - Karu Minggu ke- 1. Membuat poster Rp 60.000,-
tangan kepada maksimalnya pemberian Santa - Katim 2 sampai cuci tangan yang
keluarga pemberian informasi dan Marta - Perawat minggu ke- menarik dan tulisan
pasien edukasi cuci praktek mengenai pelaksana 5 yang jelas
tangan pada cuci tangan kepada - Mahasiswa (Periode
pasien dan keluarga pasien praktik 19 2. Memberikan
keluarga Februari kuesiner pre untuk
Belum -17 Maret mengukur tingkat
tersosialisasi PJ : 2018) pengetahuan
dengan baik Aulia keluarga terdapat
penggunaan cuci tangan
Arinda
hand rub di Erfan Dani 3. Memberikan
tiap ruangan Dewi edukasi cuci tangan
untuk cuci Pujiastuti dengan media
tangan poster yang telah
disediakan

4. Evaluasi keefektifan
pengetahuan cuci
91

tangan yang telah


diberikan dengan
memberikan
kuesioner post
edukasi
92

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika

Aditama, Yoga Tjandra, 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar.

Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit
Ruang Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes

Gillies, D. A. (2006). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem Edisi Kedua.


Terjemahan Illiois W. B. Saunders Company

Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta

Ilyas. 2001. Teori, Penilaian dan Penelitian Kinerja. Cetakan Kedua. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI.

Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.

Swanburg, R.C, 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk


Perawat Klinis. Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai