Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya

orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat

diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen

kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi

dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan

pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan

koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai

tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan

harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan

pelayanan keperawatan akan tercapai.

Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua

tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan

klien.

Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak diterima

dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan

(1983). Sejak saat itu berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya adalah dengan

membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan Kurikulum Diploma III


keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan

standar praktik keperawatan. Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat

Keperawatan di Departemen Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan

untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan

dapat ditingkatkan. (Sitorus, 2006). Walaupun sudah banyak hal positif yang telah

dicapai di bidang pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan

keperawatan belum memuaskan. Layanan keperawatan masih sering mendapat

keluhan masyarakat, terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien atau keluarga. (Sitorus, 2006).

Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.

Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,

pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan

pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri

tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan

restrakturing, reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan keperawatan

melalui pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang

diperbaharui dengan SP2KP. (Sitorus, 2006).

MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu

manajemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan

keperawatan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh

personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

(perawat asosiate). Dalam menerapkan praktek keperawatan professional karena bisa

memberikan asuhan keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai

kendala terutama reward yang belum didapatkan dan dirasakan oleh perawat MPKP
maka menjadikan motivasi dari perawat menurun dan tidak bersemangat dalam

menerapkan MPKP.

Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman

dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan dasar kehendak perawat sendiri

dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah

yang terjadi pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu

meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan

dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi

sosialnya maupun keagamaannya.

Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau

administrator yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada

semua aspek manajemen. Perawat menajer siap terhadap perubahan dan mampu

menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang system

pendukung untuk yang lain.

Kondisi-kondisi tersebut diperlukan upaya perubahan dalam manajemen

pelayanan keperawatan di rumah sakit. Sehingga Rumah Sakit mampu berdaya saing

dan tingkat kepuasan pasien akan pelayanan mampu untuk ditingkatkan. Berdasarkan

hal di atas program Studi Profesi (Ners) Stikes Panrita Husada Bulukumba melakukan

suatu program praktek dengan lingkup manajemen keperawatan di Ruang Perawatan

(Interna) RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto.

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan konsep dan prinsip kepemimpinan manajemen


keperawatan melalui penerapan model praktik keperawatan professional (MPKP) di

ruangan perawatan.

C. Manfaat

a. Bagi Ruangan

Melalui praktik ini, mahasiswa dapat membantu Ruang VIP untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan yang dapat meningkatkan kualitas/mutu

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen yang dijalankan sesuai

aturan atau standar.

b. Bagi Program S1 Ners STIKES PHB

Kegiatan praktik ini bermanfaat untuk mahasiswa praktik profesi ners karena

dapat memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang situasi dan kondisi system

pengelolaan manajemen keperawatan apakah berfungsi sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan terutama untuk penerapan MPKP.

c. Bagi Mahasiswa

Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang nyata dalam pengaplikasian

ilmu manajemen keperawatan.


BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Sejarah singkat

Tujuan pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan upaya bangsa

Indonesia agar mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesahatan masyarakat yang optimal sebagai bagian dari

tujuan nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan

diperlukan perencanaan yang baik dan strategik, oleh karena itu. Sesuai dengan

dasar-dasar pembangunan system kesehatan nasional bahwa upaya kesehatan

menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Selain itu,

memasuki erah desentralisasi telah mendorong pemerintah daerah untuk

membangun wilayahnya dengan mengembangkan berbagai program termasuk

program peningkatan pelayanan kesehatan secara efektif efesien dan ekonomis.

Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar

yang diperlukan setiap orang, dan rumah sakit senantiasa berusaha meningkatkan

mutu pelayanan, profesionalisme, peningkatan peralatan kesehatan maupun

menejerial khususnya dalam peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum

Lanto Daeng Pasewang .

Rumah Sakit Umum Lanto Daeng Pasewang merupakan pusat rujukan dari

berbagai puskesmas yang berada di Wilayah Kabupaten Jeneponto yang bertujuan

menciptakan jaringan antara sarana kesehatan lainnya. Sehubungan dengan ini

bantuan teknologi, bantuan medic, bantuan sarana dan bantuan operasional agar

dapat menunjang peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu secara berhasil


guna dan berdaya guna sasaran pokok Rumah Sakit Umum Lanto Daeng

Pasewang adalah bagaimana meningkatkan profesional kerja dalam menyiapkan,

menetapkan dan melaksanakan tingkat pelayanan dasar dan tingkat pelayanan

spesialistik dalam menunjang peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum

Lanto Daeng Pasewang Kabupaten Jeneponto.

Rumah sakit umum daerah lanto daeng pasewang merupakan salah satu sarana

pelayanan kesehatan dengan standar pelayanan dasar dalam rujuk ditingkat

Kabupaten Jeneponto yang saat ini berstatus tipe C sesuai keputusan menteri

kesehatan RI No. 375/Menkes/SK/IV/2008 tanggal 15 april 2008. Rumah Sakit

Umum Daerah Lanto Daeng Pasewang dibangun diatas lahan seluas 4,5 ha yang

berlokasi dijalan lingkar Kelurahan Empoang Selatan.

Letak geografis Rumah Sakit Umum Lanto Daeng Pasewang Kab. Jeneponto

terletak pada :

1. Sebelah utara : kabupaten Gowa dan Takalar

2. Sebelah timur : Kabupaten Bantaeng

3. Sebelah selatan : Laut Flores

4. Sebelah barat : Kabupaten Takalar

2. Falsafah, motto, visi, misi, dan tujuan.

a. Visi Dan Misi

Dalam rangka upaya meningkatakan pelayanan RSUD Lanto Dg

Pasenwang maka perlu mengacu pada visi,misi dan berbasis pada analisi

lingkungan strategis.

Adapun visi dan misi rumah sakti umum daerah lanto dg pasewang

sebagai berikut :
“ Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Yang Terpercaya Dengan

Pelayanan Profesional Dan Berdaya Saing”.

Apabila visi diatas dikaji lebih mendalam maka dapat memberikan

daya ungkit bagi penigkatan pelayanan secara profesional,yang merupakan

suatu upaya palayanan kesehatan yang dapat dijadikan sebagaiprimadona

dalam pengembangan dan pembangunan rumah sakit ke dapan dan jasa

pelayanannya sesuai dengan stndar pelayanan demi kepuasan pasien,yang

merupakan target RSUD Lanto Dg Pasewang dalam menunjang rencanan

pembangunan kesehatan dimana misinya adalah :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan

akrditasi rumah sakit

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sarana dan prasaran sesuai

perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

3. Mewujudkan sistem informasi manajemen rumah sakti dan manajemen

keuangan secara efektif efesien,transparan dan akuntabel.

4. Mengupayakan kesejahtraan dan perlindungan sumber daya manusia.

5. Maningkatkan upaya kerja sama,lintas sektor dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan

6. Mewujudkan kawasan lingkungan yang bersih aman dan nyaman.

Sasaran kegiatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan pada

masyarakat yang terjangkau dan bermutu dengan bertumpu pada hal-hal

sebagai berikut:

1. Terwujudkan peningkatan pelayanan disemua unit pelayanan sebagi upaya

untuk memberikan pelyanan yang prima kepada pelanggan

2. Terlaksananya pemantapan alur pelayanan sesuai standar pelayanan medis


3. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia yang terampil dan

profesional melaaaalui pendidikan dan pelatihan tehnis

4. Terlaksananya pemantapan sistem informasi manajemen

5. Terlaksananya akreditasi 5 pelayanan dasar antara lain : pelayanan IGD,

pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rekam medis,

pelayanan administrasi dan manajemen, sehingga RSUD Lano Dg pasewang

mendapat pengakuan dari pemerintah berdasarkan standar pelayanan

6. Terwujudnya cakupan pelayanan rujukan.

7. Tersedianyaa peralatan medis dan non medis yang standar dan sesuai

dengan kebutuhan

8. Terwujudnya lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang

yang bersih,asri nyaman dan indah.

3. Kedudukan, tugas dan fungsi

1. Sarana dan Prasarana

a. Fisik bangunan

Luas tanah RSUD Lanto Dg Pasewang : 4,5 Ha

Luas bangunan yang ada : 22,076 m2

Bangunan yang ada saat ini meliputi :

1. Bangunan kantor : 1 unit

2. Instalasi rawat jalan :

a) Poli klinik umum : 1 unit

b) Poli klinik interna : 1 unit

c) Poli klinik bedah : 1 unit

d) Poli klinik anak : 1 unit

e) Poli klinik KIA/Obgyn : 1 unit


f) Poli klinik Dots : 1 unit

g) Poli klinik gigi dan mulut : 1 unit

h) Poli klinik/konsultasi gizi : 1 unit

i) Poli klinik saraf : 1 unit

j) Poli klinik THT : 1 unit

k) Poli klinik mata : 1 unit

l) Poli klinik jiwa : 1 unit

m) Poli klinik kulit dan kelamin : 1 unit

n) Poli klinik fisioterapi : 1 unit

3. Instalasi rawat inap

Instalasi rawat inapterdiri dari

a) Perawatan lontara I : 1 unit

b) Pearawatan lontara II : 2 unit

c) Perawatan lontara III : 2 unit

d) Perawatan lontara IV : 2 unit

e) Perawatan anak : 1 unit

f) Perawatn bayi/perinatologi : 1 unit

g) Perawatan kelas : 1 unit

h) VIP utama : 1 unit

i) ICU : 1 unit

4. Instalasi Gawat Darurat ( IGD) terdri dari :

a) Bedah : 1 unit

b) Non bedah : 1 unit

5. Pelayanan penunjang medik terdiri dari :

a) Instalasi radiologi : 1 unit


b) Instalasi laboratorium : 1 unit

c) Instalasi farmasi : 1 unit

d) Instalasi gizi : 1 unit

e) Instalasi IPSRS : 1 unit

f) Instalasi sanitasi : 1 unit

g) Instalasi IPAL : 1 unit

b. Ketenagaan

Jumlah tenaga yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang

tahun 2018 adalah :

Status
Jumlah
No Uraian Kepegawaian
Pegawai
PNS Non PNS
1. Dokter Spesialis 9 7 15
2. Dokter Umum 16 2 18
3. Dokter Gigi 5 0 5
4. Perawat 90 249 339
5. Bidan 13 88 101
6. Tenaga Tekhnis Lainnya 106 228 334
Total 239 574 805
Adapun komdisi objektif Rumah Sakit Umum Lanto Dg Pasewang

Kabupaten Jeneponto denga indikator sebagai berikut :

1. Jumlah kunjungan rawat jalan

Jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2014 sebanyak : 37.349 pasien jika

dibandingkan dnegan tahun 2015 sebnayak : 30.757 pasien ini

menunjukkan kunjungan pasien rawat jalan mengalam

penuruan.disebabkan karena pasien masih bisa ditangani di

Puskesmas,sehingga jumlah rujukan ke RSUD berkurang


2. Jumlah kunjungan rawat inap

Jumlah kunjungan rawat inap tahun 2014 : 11.954 pasien.jika

dibandingkan dengan tahun 2015 sebnayak : 12.211 pasien,ini

menunjukkan kunjungan pasien rawat inap dari tahun ketahun mengalami

peningkatan

3. Pengguanaan tempat tidur atau BOR

Jumlah pengguanaan tempat tidur pada Rumah Sakit Umum Daerah

Lanto Dg Pasewang pada tahun 2013 sebanyak : 78%, sedangkan pada

tahun 2014 sebesar 74%, sedangkan tahun 2015 sebesar 76% dengan

jumlah tempat tidur yang ada sebnyak 185 tempat tidur. BOR digunakan

untuk mengatahui pemanfaatan tempat tidur angka BOR tahun 2014

meningkat disebabkan pemanfaatan fasilitas tempat tidur oleh

masyarakat. Kalau kita lihat BOR tahun 2015 dengan jumlah tempat tidur

yang ada mengalami kemajuan jumlah kunjungan rawat inap.

4. Rata-rat lama perawatan/Lengh of stay ( LOS)

Los digunakan untuk mengukur efesiensi Rumah Sakit dalam mengetahui

rata-rata lama hari perawatan bagi seorang pasien. Pada tahun 2013 rata-

rata hari perawatan 2 hari,sedangkan pada tahun 2014 rata-rat hari

perawatan per pasien 3 hari. Dan pada tahun 2015 rata-rata hari

perawatan per pasien adalah 3 hari. LOS idealnya 3-12 hari.

5. Bed Turn Over ( BTO)

BTO memberikan gambaran tingkat efesiensi dan pemakaian tempat

tidur di rumah sakit. Pada tahun 2013 : 79 kali dan pada tahu 2014

sebanyak : 76 kali dan pada tahun 2015 sebanyak : 66 kali. Frekuensi ini
menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur yang digunakan dalam

setahun. BTO di idealnya 40 – 50 kali.

6. Turn Of Interval ( TOI )

TOI adalah rata – rata jumlah hari tempat tidur yang tidak terpakai dari

saat kosong ke saat terisi berikutnya. TOI pada tahun 2013 sebanyak : 1

hari, sedangkan pada tahu 2014 sebanyak : 2 hari dan pada tahun 2015

sebanyak : 1 hari. Indikator ini menunjukkan tingkat efisiensi pelayanan

di rumah sakit. TOI idealnya adalah 1 – 3 hari.

7. Gross Deat Rate (GDR )

GDR adalah angka kematian total pasien rawat inap. Seluruh sarana

pelayanan belum di lengkapi dengan sarana penunjang sesuai standar

pelayanan kesehatan dengan tenaga, peralatan, dan prasarana penunjang

lainnya yang masih kurang.

Hasil dari kegiatan tersebut dapat di lihat dari beberapa indikator dari

tahun 2013 – 2015 sebagai berikut :

Nilai Ideal
No Indikator
2013 2014 2015 Ket.
1. kapasita TT 111 199 185
2. Pemanfaatan
TT :
BOR 76 % 74 % 76 % 75 – 85 %
LOS 1 hari 2 hari 1 hari 1 – 3 hari
TOI 79 kali 76 kali 66 kali Min. 30 kali
3. LOS 1 hari 3 hari 3 hari 3 – 12 hari
4. NDR 0,26 ≤ 2, 5 % ≤3, 1 % ≤ 45 %
5. GDR 0,35 ≤ 4, 3 % ≤ 8, 8 % ≤ 25 %
c. Sumber Daya Keuangan

Rumah Sakit Umu Daerah Lanto Dg Pasewang di dalam menjalankan tugas

dan fungsinya menggunakan dana dari APBD II serta sumber dana lainnya

dari pemerintah Kabupaten Jeneponto dan pemerintah pusat.

Perkembangan 3 tahun terakhir target dan realisasi PAD Rumah Sakit Umum

Daerah Lanto Dg. Pasewang mengalami peningkatan sebagaimana terlihat

sebagai berikut :

TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PENCAPAIAN (%)


2013 1.100.000.000 1.314.005.944 119.45
2014 11.700.000.000 11.360.576.612 97.10
2015 47.340.366.495.00 19.040.519.111 40.22

2. Jenis-jenis pelayanan kesehatan

Kabupaten Jeneponto mempunyai jumlah penduduk sebanyak 303.035

jiwa, yang terbesar di sebelag kecematan, 113 desa/kelurahan luas 74.979 ha

atau 749.79 km bujur sangkar.

Rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu

dan terjangkau oleh pengguna jasa karena mutu pelayanan yang baik tidak

hanya diukur dari kemewahan fasilitas, kelengkapam teknologi dan

penampilan fisik tugasnya, tetapi juga diukur dari efesiensi dan efetivitas

tindakan yang diperlukan terhadap konsumen.

Mutu pelayanan yang menjadi ambaan setiap pengunjung dapat

dijadikan suatu indikotor keberhasilan pelayanan. Apabila dapat ditingkatkan

demi kepuasan pasien dengan keterampilan tenaga-tenaga yang professional,

maka mutu pelayanan tentunya dapat terwujud dimana selama tiga tahun
terakhir berdasarkan indicator jumlah kunjungan rawat jalan maupun rawat

inap RSUD Lanto Dg Pasewang semakin tahun mengalami peningkatan.

1. Di status kepemilikan

Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang terletak di Kab.

Jeneponto, dengan alamat jalan lingkar No.8 Kelurahan Empoan Selatan Kec.

Binamu adalah merupakan milik pemerintah daerah yang dibangun diatas

lahan seluar 45.000 M2 (4,5 Ha), dan luas bangunan kurang lebih 22.076 M2,

sesuai izin operasioanl No: 115/1797/2014 tanggal 17 Novenber 2016.

Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang merupakan salah satu

sarana pelayanan dasar dan efesialistik yang menjadi pusat rujukan ditingkat

Kabupaten Jeneponto, dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar sesuai

keputusan Menteri Kesehatan R.I No: UN.01.10/III/1014/10 Tahun/2010, oleh

karena itu rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu

dan terjangkau oleh pengguna jasa pelayanan.

2. Akreditasi

Berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit dan dalam

rangka mewujudkan akutabilitas pelayanan yang lebih baik kepada

masyarakat, maka Kementrian Kesehatan Republik Indonesia cq. Didjen Bina

Upaya Kesehatan melaksanakan upaya akreditasi rumah sakit melalui

direkturat bina upaya kesehatan rujukan dan KARS (Komite Akreditas Rumah

Sakit). Akreditas RS ini merupakan suatu pengakuan yang diberikan oleh

pemerintah kepada RS karena telah memenui standar yang telah ditentukan.

Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang telah melalui proses tahapan

akreditasi sampai pada pemberiam status akreditasi penuh tingkat dasar sesuai

keputusan mentri Kesehatan Republik Indonesia No: TM.01.10/1014/2010


RSUD Lanto Dg Pasewang kabupaten jeneponto pada tanggal 11 januari 2010

telah terakreditasi 5 jenis pelayanan yaitu :

1. Pelayanan administrasi dan manajemen

2. Pelayanan medis

3. Pelayanan gawat darurat

4. Pelayanan keperawatan

5. Pelayanan rekam medis

Seiring dengan perjalanan waktu maka status akreditasi sudah kadaluarsa

sehingga RSUD Lanto Dg Pasewang telah melakukan upaya untuk memperbaharui

status akreditasi, akan tetapi terkendala dengan proses lokasi rumah sakit ke lokasi

yang baru disamping itu adanya mutasi beberapa pejabat dan staf yang menjadi

penanggung jawab pokja akreditasi. Upaya untuk memperoleh status akreditasi

yaitu dengan mengalokasikan anggaran melalui DAU T.A 2016 dan sementara

melakukan proses pembenahan untuk selanjutnya di ajukan permohonan untuk di

nilai oleh TIM penilai akreditasi.

a. Kelas Rumah Sakit

Rumah sakit umum Daerah Lanto Dg Pasewang adalah Rumah Sakit

kelas C sesuai keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No.

367/MenKes/IV/2008 tanggal 15 april 2008 tentang penetapan kelas Rumah

Sakit Umum daerah Lanto Dg Pasewang yang merupakan sarana pelayanan

kesehatan di kabupaten jeneponto yang mempunyai pasilitasdan kemampuan

pelayanan medis 4 ( empat) spesialistik dasar dan 4 ( empat) spesialistik

penunjang.

Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan medis

maka didukung dengan sarana dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik
dan benar rumah sakit harus memenuhi,persyaratan teknis saran dan prasarana

yang dapat menunjang pelayanan kesehatan secaraparipurna.

B. Pengumpulan Data

1. Data Umum

a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)

Tenaga keperawatan adalah tenaga seseorang yang telah menyelesaikan

jenjang pendidikan keperawatan.

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang menderita

penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.

Jumlah tenaga perawat di Ruang VIP sebanyak 26 orang. Dengan kualifikasi

pendidikan untuk jenjang DIII sebanyak 13 orang, S1 Keperawatan sebanyak 6

orang, dan S1 Keperawatan+Ners sebanyak 8 orang.

Jumlah pasien yang dirawat di VIP sebanyak pasien dengan pasien sistem

immune dan pernafasan sebanyak 2 orang.

b. M2-Bangunan, Sarana dan Prasarana (Material)

a. Bangunan

Bentuk bangunan Ruang VIP adalah berbentuk permanen 2 lantai

dengan kapasitas 16 kamar, 13 kamar perawatan, 1 kamar dokter, 1 kamar

rapat, 1 gudang, 6 kamar tidak terpakai, 13 bed, 16 AC, 2 kipas, 19 WC, 2

ruangan perawat, 1 ruangan administrasi, 1 ruangan Kepala ruangan.

b. Sarana dan prasarana

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan

atap yang didirikan secara permanen disuatu tempat.


Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat yang

dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari

suatu produksi.

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselanggaranya produksi.

Adapun sarana dan prasarana yang di miliki oleh Ruang VIP

diantaranya adalah memiliki fasilitas tempat tidur sebanyak 13 bed yang

dilengkapi dengan meja sebanyak 13 juga. Fasilitas AC sebanyak 1 buah

disetiap kamar pasien, kipas angin sebanyak 2 buah, fasilitas WC dengan

rincian 19 WC untuk pasien, 6 kamar tidak terpakai. 2 WC untuk perawat.

Di Ruang VIP terdapat sarana penunjang dalam memberikan asuhan

keperawatan diantaranya, stetoskop, tensimeter, nebuliser, tiang infus,

tabung oksigen, troli emergency, tromol, nierbecken, com, klem, gunting

plaster,koentang, spoit 1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc dan 20 cc, handscoon,

masker, kaih has, kapas, alcohol, plaster. Serta beberapa cairan diantaranya

glukosa 5%, 10%, 40%, NaCl, KCL,Ringer Lactat.

b. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Methode)

Adalah merupakan suatu tindakan keperawatan atau proses dalam


praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien
untuk memenuhi kebutuhan objektif klien sehingga dapat mengatasi masalah
yang sedang dihadapinya,dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
kaidah-kaidah ilmu keperawatan.
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan yang diterapkan dalam

Ruang VIP adalah MPKP. Namun dalam penerapannya, metode MPKP

belum diterapkan secara optimal.


c. Pembiayaan (M4/Money)

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk mendukung investasiyang telah direncanakan, baik dilakukan

sendiri maupun lembaga.

d. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang pelu dilakukan oleh

perusahaan baik itu perusahaan barang dan jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Pemasaran dilakukan oleh pihak RSUD Lanto Dg Pasewang

Jeneponto.

2. Data Khusus (Fungsi Manajemen Keperawatan diruangan)

a. Fungsi Perencanaan

1) Visi Ruangan

Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi

itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai

landasan perencanaan organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, saat ini, belum

ada visi atau pernyataan yang dibuat.

2) Misi Ruangan

Pernyataan misi suatu organisasi menggambarkan manfaat keberadaan

organisasi tersebut. Misi ini bagi organisasi merupakan suatu alat atau cara

untuk mengalahkan setiap individu dalam organisasi tersebut untuk

berperan secara produktif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, saat ini, belum

ada misi atau pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi di Ruang

Perawatan VIP.
3) Standar Operasional Prosedur

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat di Ruang

Perawatan VIP mengacu pada Standar Opersional Prosedur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, di Ruang

Perawatan VIP penyusunan Standar Operasional Prosedur belum

dilakukan.

4) Standar Asuhan Keperawatan

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat di Ruang

Perawatan VIP mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, di Ruang

Perawatan VIP penyusunan Standar Asuhan keperawatan belum

dilakukan.

5) Standar Kinerja

Standar kinerja merupakan standar yang menilai kualitas

pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar praktik

keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan tindakan keperawatan. Berdasarakan hasil wawancara

dengan Kepala Ruangan, standar kinerja untuk di Ruang Perawatan

VIP belum ditetapkan, Kepala ruangan hanya mengamati kinerja

perawat secara langsung.

b. Fungsi Pengorganisasian

1) Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah komponen-komponen dalam suatu

organisasi yang menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan


bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan

atau dikordinasikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, Ruangan

Perawatan VIP dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh dua ketua

tim, dan beberapa perawat pelaksana. Hasil obervasi menunjukkan struktur

organisasi sudah ada namun belum tertempel pada dinding ruangan karena

telah diperbaharui kembali untuk struktur organisasi yang baru.

2) Uraian Tugas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, uraian tugas

untuk di Ruang Perawatan VIP sudah ditetapkan dan berjalan secara

optimal. Berdasarkanobservasi menunjukkan uraian tugas di Ruang

Perawatan VIP tertera dalam bentuk buku.

3) Pengaturan Jadwal Dinas

4) Pengaturan Daftar Pasien

5) System Penghitungan Tenaga

c. Fungsi Pengarahan

1) Operan

Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan

malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke

dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas

sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, kegiatan

operan sudah dilakukan di Ruang Perawatan VIP. Hasil observasi

menunjukkan kegiatan operan di Ruang PerawatanVIP berjalan dengan

baik.
2) Pre dan Post Conferent

Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah

selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin

oleh Katim atau Pj Tim. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat

(rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.

Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana

tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift

berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal

penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim

atau PJ tim.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, Pre dan Post

Conferent di Ruang Perawatan VIP berjalan secara optimal. Kegiatan ini

dilakukan oleh semua perawat di Perawatan VIP yang di pimpin oleh

Kepala Ruangan. Hasil observasi menunjukkan kegiatan Pre dan Post

Confrence berjalan dengan baik.

3). Supervisi

Supervise adalah memberikan bantuan, bimbingan/pengajaran,

dukungan pada seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai

kebijakan prosedur, mengembangkan keterampilan baru, pemahaman yang

lebih luas tentang pekerjaannya sehingga dapat melakukannya lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, kegiatan supervisi

di Ruang Perawatan VIP sudah terlaksana.

d. Fungsi Pengendalian

1) Indikator Mutu
Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa

aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan

berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, penilaian

indicator mutu di Ruang Perawatan VIP menggunakan Standar Pelayanan

Minimal dalam bentuk pelaporan seperti penghitungan angka cedera,

penghitungan angka infeksi nososkomial. Hasil observasi menunjukkan

terdapat indikator mutu dalam bentuk pelaporan untuk angka cedera, dan

penghitungan angka infeksi nosocomial. Akan tetapi untuk penghitungan

BOR, ALOS dan TOI belum dilakukan secara maksimal.

2) Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan

keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Audit

Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan VIP tergambar

jelas dalam Buku Status Pasien.

3) Survey Kepuasan

4) Survey Masalah Pasien

Anda mungkin juga menyukai