Nama Anggota:
1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kelompok manajemen dapat
Manajemen Keperawatan guna memperoleh gelar Ners pada pada program studi
laporan Stase Manajemen Keperawatan ini, banyak bimbingan dan saran yang telah
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Keperawatan ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat menghasilkan laporan yang
lebih baik.Semoga laporan Stase Manajemen Keperawatan ini bermanfaat serta dapat
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Rumah sakit
adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan peralatan ilmiah yang
rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam
menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan medic modern untuk
tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Perawat merupakan salah satu tenaga terlatih dan terdidik dalam rumah sakit.
Perawat adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal
dan berfungsi. Sedangkan keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan
kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan
bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang
mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia. Perawat sebagai tenaga terlatih dan
terdidik dalam rumah sakit memiliki tugas menjalankan asuhan. Mutu asuhan baik adalah
tersedia dan terjangkau , tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat standar profesi / etika
profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi pasien yang dilayani.
Selain bertugas menjalankan asuhan yang baik, perawat juga memiliki tugas
untuk menjalankan manajemen yang baik. Secara umum aktivitas manajemen dalam
organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya
lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.
Manajemen secara umum dan khusus memiliki banyak sudut pandang dan persepsi.
Manajemen pada umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk meraih
tujuan pada organisasi melalui berkerja sama dan bekerja sama dengan sumber daya yang
dipunyai organisasi. Sedangkan manajemen secara khusus dapat lebih spesifik lagi yaitu
ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, dan pengawasan terhadap
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Salah satu tempat praktek klinik yang bisa digunakan untuk manajemen
keperawatan adalah rumah sakit karena seperti yang kita ketahui bahwa hampir 40-60%
pelayanan dalam rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Di Kabupaten Brebes,
terdapat beberapa rumah sakit salah satunya RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
yang digunakan mahasiswa profesi ners UMP untuk menimba dan menerapkan ilmu
manajemen keperawatan yang telah dipelajari.
Rumah Sakit Islam Banjarnegara awalnya merupakan Yayasan Jama’ah Haji
Banjarnegara yang dibentuk pada tanggal 16 september 1981, lalu pada tanggal 01 Juni
1983 Yayasan Jama’ah Haji Banjarnegara meresmikan gedung poliklinik dan rumah
bersalin. Pada tanggal 13 Februari 1987 terjadi pergantian nama dari Yayasan Jamaah
Haji Banjarnegara menjadi Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Pemilik Yayasan
Jama’ah Haji yang pengelolanya diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam
Banjarnegara. Sejak saat itu pengembangan pembangunan terjadi begitu pesat, tahun
1999- Juli 2004 pembangunan gedung utama lantai 3, limbah, gedung Assalam I,II,III.
Dalam perkembangannnya RSI Banjarnegara menjadi Rumah Sakit Tipe-D, sesuai
dengan SK Keputusan Bupati Banjarnegara No. 445/3125 tentang Surat Ijin Operasional
Rumah Sakit Umum Kelas D. Lokasi RSI Banjarnegara terletak di jl. Raya Bawang KM
8 Banjarnegara- Jawa Tengah, yang merupakan jalur penghubung kota Purbalingga dan
Wonosobo. RSI Banjarnegara yang ber-alamat di Jl. Raya Limpung- Bawang KM 8,
Mrica, Bawang, Banjarnegara Jawa Tengah 53471 ini mempunyai luas tanah : 27.635 M2
dengan luas bangunan sekarang : 7.780 M2.
.
Ruang Assalam merupakan ruang perawatan penyakit dalam, syaraf, dan bedah.
Ruang Assalam berada di lantai 1 tepatnya disebelah selatan ruang unit gizi dan di
sebelah utara ruang Al-alamin yang seharusnya menerapkan patient safety.
Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa dilakukan dengan
pembelajaran akademik maupun di lahan praktik. Melalui praktik tersebut diharapkan
mahasiswa dapat melakukan pendekatan melalui manajemen keperawatan di ruang
Assalam RSI Banjarnegara. Aplikasi manajemen keperawatan diaplikasikan pada ruang
Assalam dari tanggal 21 Desember 2020 sampai 17 Januari 2021 mencakup sistem
manajerial yang ada pada ruang Assalam.
Besar harapan mahasiswa ners kepada kepala ruang, beserta staf di ruang Assalam
berperan dalam bimbingan ataupun berperan dalam kegiatan profesi ners untuk
peningkatan pelayanan kesehatan dan patient safety di Assalam.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dalam praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu
diruang Assalam RSI Banjarnegara yaitu mahasiswa mampu memahami dan
mengelola manajemen keperawatan baik pelayanan asuhan keperawatan profesional,
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sudah didapatkan pada saat sarjana.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan
dalam beberapa hal, yaitu :
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan di ruang Assalam RSI
Banjarnegara
b. Mampu melakukan analisis situasi, identifikasi masalah dan menyusun prioritas
permasalahan manajemen keperawatan di ruang Assalam RSI Banjarnegara
c. Mampu melakukan/menerapkan SP2KP di ruang Assalam RSI Banjarnegara
d. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada di ruang
Assalam RSI Banjarnegara
e. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun sesuai prioritas di ruang Assalam RSI Banjarnegara
f. Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut untuk
perbaikan.
C. WAKTU PRAKTIK
Praktik stase manajemen dilakukan selama 4 minggu pada tanggal 21 Desember
2020 sampai 17 Januari 2021 di ruang Assalam RSI Banjarnegara
D. CARA PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan
dengan metode:
1. Angket
Angket di gunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, katim, perawat pelaksana, keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan.
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, kepala tim, perawat pelaksana, pasien,
petugas rekam medis, manajer keuangan, dan petugas SDI (Sumber Daya Insani) yang
dilakukan selama 3 hari selama berturut-turut secara langsung dengan pertanyaan-
pertanyaan terbuka untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam proses
pengkajian.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan,
keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien.
Observasi yang dilakukan dengan cara megikuti operan jaga pada shift pagi dalam
pelaporan jumlah pasien, tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan dalam beberapa
hari dan evaluasi yang telah dicapai dalam perawatan di ruang Assalam RSI Banjarnegara
oleh mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto kelompok 9.
Dalam mendapatkan data mahasiswa ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto membagikan kuisioner kepada responden yang terkait selama 2 hari berturut-
turut. Setelah kuisioner terkumpul kembali, maka akan diambil kesimpulan dalam setiap
kuisionernya sesuai kategori masing-masing.
E. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan
SP2KP.
b. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat khususnya diruang
Mukaromah, sehingga dapat mengelola manajemen ruang dan asuhan
keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan SP2KP
di ruang Mukaromah.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).
F. KATEGORI PENILAIAN
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2014) yang diberikan pada masing-
masing komponen instrumen data: 5M, SP2KP, instrumen A, instrumen B, instrumen C,
patient safety, mutu asuhan keperawatan (A, B, C), mutu bimbingan pkk, mutu klinik
keperawatan (angka infeksi), kepuasan perawat didapatkan hasilnya, kemudian akan
dilakukan penilaian berdasarkan kriteria kategori sebagai berikut :
BAB II
KONSEP TEORI DAN GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Banjarnegara mempunyai Visi, Misi dan Moto sebagai berikut :
a. VISI
Menjadi rumah sakit umum tipe C terkemuka di Banjarnegara dan sekitarnya
pada tahun 2025 yang memberikan pelayanan prima
b. MISI
Misi Rumah Sakit Islam Banjarnegara adalah :
- Menyelenggarakan pelayana kesehatan yang terstandarisasi
- Mengembangkan pelayanan unggulan Urologi dan PONEK
- Mengembangkan manajemen yang efektif dan dinamis
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara optimal
- Melaksanakan promosi dan pemasaran secara massif
c. MOTO
“ Brayan waras, brayan mulya, rahmatan lil alamiin “
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA
1) Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumusan Sakit Islam Banjarnegara adalah Rumah Sakit Swasta yang
diresmikan pada tanggal 1 Juni 1983. Rumah sakit ini awalnya dibangun pada
tanah waqaf dan dengan kegigihan pengurus awal serta para ulama Rumah
Sakit Islam terus mengalami perbaikan dan perubahan kea rah lebih baik.
Dibawah kepemimpinan dr. Agus Ujianto, Sp.B, Rumah Sakit Islam
Banjarnegara terus berusaha untuk meningkatkan mutu dan pelayanan guna
membantu sesama dalam hal penanganan dalam bidang kesehatan. Ada 11
pelayanan dokter spesialis terbaik yang memberikan pelayanan setiap hari.
Rumah Sakit Islam Banjarnegara awalnya merupakan Yayasan Jama’ah
Haji Banjarnegara yang dibentuk pada tanggal 16 september 1981, lalu pada
tanggal 01 Juni 1983 Yayasan Jama’ah Haji Banjarnegara meresmikan
gedung poliklinik dan rumah bersalin. Pada tanggal 13 Februari 1987 terjadi
pergantian nama dari Yayasan Jamaah Haji Banjarnegara menjadi Yayasan
Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Pemilik Yayasan Jama’ah Haji yang
pengelolanya diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Sejak saat itu pengembangan pembangunan terjadi begitu pesat, tahun 1999-
Juli 2004 pembangunan gedung utama lantai 3, limbah, gedung Assalam
I,II,III.
Dalam perkembangannnya RSI Banjarnegara menjadi Rumah Sakit Tipe-
D, sesuai dengan SK Keputusan Bupati Banjarnegara No. 445/3125 tentang
Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas D.
Lokasi RSI Banjarnegara terletak di jl. Raya Bawang KM 8 Banjarnegara-
Jawa Tengah, yang merupakan jalur penghubung kota Purbalingga dan
Wonosobo. RSI Banjarnegara yang ber-alamat di Jl. Raya Limpung- Bawang
KM 8, Mrica, Bawang, Banjarnegara Jawa Tengah 53471 ini mempunyai luas
tanah : 27.635 M2 dengan luas bangunan sekarang : 7.780 M2. RSI
Banjarnegara memiliki sejumlah 230 tempat tidur yang terdiri dari tempat
tidur VIP, kelas I, kelas II, kelas III, dan isolasi.
11
Rumah Sakit Islam Banjarnegara memiliki 10 penyakit terbanyak pada
bulan Desember :
Table 2.2 Sepuluh besar penyakit rawat inap pada periode bulan
Desember 2020
No. Kode ICD Diagnosa Jumlah
1. Z37.0 Single live birth 96
2. J18.9 Pneumonia, unspecified 78
3. D64.9 Anemia, unspecified 56
4. I50.0 Congestive heart failure 52
5. P03.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery 49
6. P39.9 Unspecified 49
7. K21.9 Gastro-oesophageal reflux disease without oesophagitis 45
8. J40 Bronchitis, not specified as acute or chronic 43
9. O82.9 Delivery by caesarean section, unspecified 41
10. A01.0 Typhoid fever 24
Sumber : simrs/statistic/rekammedikRSIB
12
9. J40 Bronchitis, not specified as acute or chronic 470
10. P03.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery 467
Sumber : simrs/statistic/rekammedikRSIB
13
3. Pelayanan Intensive Care Unit
RSIB memiliki pelayanan Intensive Care Unit (ICU) untuk
meningkatkan mutu pelayanan di RS agar RS dapat memberikan
pelayanan secara paripurna. ICU RSIB saat ini memiliki kapasitas 6
tempat tidur, yang terdiri dari 4 Tempat tidur dewasa, 2 Tempat tidur.
4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang di RSIB menunjukkan kinerja yang
cenderung meningkat. Jumlah pemeriksaan yang terbanyak dilakukan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan Pemeriksaan
Rawat Jalan.
Berikut ini adalah pelayanan penunjang yang dimiliki RSI
Banjarnegara:
Pelayanan Radiologi ( termasuk USG )
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Fisiotherapi
Pelayanan Bank Darah
3) Pelayanan Ambulance
Pemulasaraan Jenazah
Laundry
Gizi
Pelayanan Bina Rohani
g) Profil Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Tenaga keperawatan di RSI Banjarnegara berjumlah 178 orang yang
terdiri dari perawat dengan pendidikan Ners sejumlah 39 orang, perawat
dengan pendidikan D3 sejumlah 139 orang, Tenaga keperawatan di RSI
Banjarnegara memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta
14
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui
hubungan profesional.
Tenaga keperawatan memiliki tanggungjawab dan tanggunggugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
kepada pasien dan keluarganya.Agar mutu profesionalisme dan
perkembangan profesi tenaga keperawatan dapat terjaga dan terus
berkembang maka di perlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian
yang terencana melalui mekanisme krudensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika disiplin oleh komite keperawatan RSI Banjarnegara.
B. Gambaran Umum Ruang Assalam RSI Banjarnegara
Ruang Assalam merupakan salah satu ruang rawat inap di RSI Banjarnegara yang
memberikan pelayanan yang terdiri dari 8 kamar dan 11 bed yang terdiri dari ruang VIP
dan kelas 1, ruang tindakan, ruang perawat, ruangan tindakan, dan 1 ruangan kepala
ruangan. VIP terdiri dari 4 ruangan dengan masing-masing ruangan terdiri dari : 1 tempat
tidur pasien,1 tempat tidur penunggu, 1 kamar mandi,1 kulkas besar, 1 kursi, 1 lemari
pasien, 1 jam dinding, 1 wastafel, 1 dispenser, 1 TV, 1 AC. Sedangkang pada ruangan
kelas 1 dengan berisi 1 bed terdiri dari : 1 tempat tidur pasien, 1 kamar mandi, 1 kipas
angin, 1 dispenser, 1 TV. Kemudian pada ruangan kelas 1 yang berisi 2 bed terdiri dari :
2 tempat tidur pasien, 2 kipas angin, 1 kamar mandi, 1 jam dinding, 1 dispenser.
Ruangan Assalam merupakan salah satu ruang perawatan di RSI banjarnegara
yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki dan perempuan dengan mencakup usia
remaja hingga lansia. Ruang Assalam merupakan ruang rawat inap dengan kasus
campuran meliputi penyakit dalam, penyakit jantung, penyakit bedah dan syaraf.
Terdapat beberapa ruangan yang ada diruang Assalam seperti nurse station yang
di gunakan sebagai pusat pelayanan pasien, 1 ruang kepala ruang juga digunakan sebagai
tempat istirahat perawat, tempat sholat, makan dan minum kemudian 1 ruang yang
digunakan untuk penyimpanan obat dan alat habis pakai serta alat lain. Selain itu ruang
assalam merupakan ruangan rawat inap yang memberikan pelayanan untuk pasien umum,
pasien BPJS, dan asuransi lain.
Ruang Assalam terletak digedung sayap 3 lantai 1 sebelah timur dan selatan
membentuk huruf L. Batas ruang as salam di sebelah utara berbatasan dengan ruang
15
instalasi gizi dan sebelas timur berbatasan dengan ruangan Haji dan Asyfaa, dan sebelah
selatan ruangan al amin.
Susunan organisasi di ruang Assalam yaitu 1 orang kepala ruang, 4 orang
penanggung jawab shift dan 4 orang perawat pelaksana, dimana sudah dibagi untuk
pelaksanaannya dan sudah berjalan sesuai dengan timnya masing-masing. Tingkat
pendidikan D3 keperawatan berjumlah 7 karyawan, berpendidikan S1 profesi Ners
berjumlah 2 karyawan dan di bantu asisten perawat berjumlah 3 karyawan.
16
C. Struktur Organisasi Ruang Assalam RSI Banjarnegara
Direktur
Dr. Agus Ujianto, Msi., Med., Sp. B
Yasubid Yankep
Joni Krismanto, S.Kep.,Ns
Kepala Ruang
Indriyani Kelik F. Amk
Asper Asper
Ruang Assalam terletak digebung sayap tiga lantai satu sebelah timur dan selatan
membentuk huruf “L” batas ruang Assalam di sebelah utara berbatasan dengan
ruang instalasi gizi dan sebelah timur berbatasan dengan ruang Haji dan ruang
Assyifa dan ruang sebelah selatan ruang Al amin.
18
D. Profil Tenaga Keperawatan Ruang Assalam
Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan Tenaga Perawat di Ruang
Assalam :
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data pendidikan formal
perawat di Ruang Assalam sebagai berikut :
No Nama perawat dan Jabatan Pendidikan Masa kerja Pelatihan
NIP terakhir
1 Indriyani kelik f Kepala D3 16 tahun HPK, K3RS,
Amk ruang Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
SIM RS,
Optimalisasi kinerja
Ka Ru
2 Diah enggar PJ Shif D3 3,5 tahun HPK, K3RS, MKP,
Keperawatan Sanitasi RS, SKP,
PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
SIM RS
3 Fajar riyadi Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
4 Yurika fian Amk D3 3 tahun HPK, K3RS,
19
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
5 Purnama Ns. Sarjana 6 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan
+ Ners
6 Indarto Amk D3 6 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
7 Nur elisa Ns Sarjana 1 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan PPI
+ Ners
8 Maita indah Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
9 Emi dwi L amk D3 1,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
20
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
21
hari)
4 BTO 7 kali 7 kali 5 kali 6,33 kali (6
kali)
BAB III
PENGKAJIAN MANAJEMEN
A. Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (M-1)
- Perawat
22
a. Kuantitas
1) Kajian Teori
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di rumah sakit.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan selama 24 jam
kepada pasien sehingga perawat menjadi orang yang paling mengetahui
perkembangan pasien. Perilaku perawat mencerminkan citra rumah sakit
karena perilaku perawat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan hendaknya bermutu,
efektif dan efesien. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan adalah ketersediaan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya
manusia/perawat harus sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit sangat tergantung pada kemampuan
manajemen dalam menentukan tenaga perawat dengan sistem, struktur
organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Sumber daya
manusia seringkali menjadi penyebab kegagalan rumah sakit dalam
mengembangkan kualitas pelayanan, Oleh karena itu penetapan sumber daya
manusia di Rumah Sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan
untuk menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan pada suatu ruangan
inap. Untuk keperluan itu, beberapa orang ahli telah mengembangkan
beberapa formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang, atau berlebih.
AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari
Keterangan :
A : Jam efektif / 24 jam
B : (BOR x Jumlah TT)
C : Jumlah hari libur
c) Menurut Departemen Kesehatan
Model penetapan yang dilakukan dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan menurut DepKes adalah :
Cara perhitungan berdasarkan :
a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan tingkat jenis kasus :
- Rata-rata pasien perhari
- Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
24
- Jam perawatan diperlukan/ruangan/hari
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah :
2) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dengan perawat diruang Assalam
didapatkan tenaga pelaksana diruang Assalam ini adalah 9 perawat. Dengan
perincian 1 orang Kepala Ruang, 4 Kepala TIM, dan 4 Perawat Pelaksana.
Dari 9 tenaga perawat yang ada, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4
tim yang jadwalnya sudah ditentukan oleh kepala ruang. Perawat di ruang
Assalam dibagi menjadi 3 shif jaga yaitu :
a) Shif Pagi :3
b) Shif Sore :2
c) Shif Malam :2
d) Libur :2
25
Jumlah perawat yang bertugas dalam shif pagi secara menetap adalah
KaRu, Kepala TIM, sedangkan Perawat Pelaksana sesuai jadwal shif. Dalam
penentuan jumlah tenaga perawat di ruang Assalam ditentukan oleh bidang
keperawatan berdasarkan rasio dan angka ketergantungan pasien.
Sedangkan untuk jam pemberlakuan jam efektif tindakan keperawatan di
ruang Assalam 3 jam per pasien dalam satu hari (1x24 jam).
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas didapatkan jumlah
tenaga keperawatan yang diperlukan yaitu 4,8 dibulatkan menjadi 5 orang
perawat. Sedangkan di ruang Assalam RSI Banjarnegara tersedia 9 orang
perawat, hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga perawat sudah
terpenuhi/mencukupi.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut :
AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari
12.114,861
:
293 x 7
12.114,861
:
2.051
26
a) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
- Rata-rata pasien setiap hari : 8 orang pasien
- Rata-rata perawatan/pasien/hari : 3 hari
- Rata-rata jam perawatan/kerja efektif per shif : 7 jam/hari
b. Kualitas
1. Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam proses
pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan
(tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi, tekhnologi, tugas,
budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM
seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi di rumah sakit.
Menurut analisis Teng (2002) dalam Soeroso (2003) penyebab
kegagalan organisasi dari sisi SDM yaitu, sikap serta pola pikir yang
negative, Staff Turnover (tingkat pergantian staff) yang tinggi, program
insentif yang buruk, dan rendahnya kemampuan merngembangkan dan
memotivasi karyawan. Dalam keperawatan tujuan kualitas pelayanan
adalah untuk memastikan bahwa jasa pelayanan keperawatan yang
dihasilkan sesuai standar/keinginan pasien. Kualitas pelayanan asuhan
keperawatan merupakan salah satu indikator untuk menentukan
keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.
28
Secara teori indikator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan
yang berkualitas ditentukan juga oleh sumber daya manusia yang
melakukan pelayanan perawatan itu, yang diharapkan adalah tenaga
yang berkualitas tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
PPNI sendiri sebagai organisasi profesi telah mengusulkan pula
perpaduan perawat di suatu ruangan adalah: 85% perawat profesional
(D III ke atas), 9% perawat bukan profesional dan 6% asisten perawat.
Menurut Djojodibroto (2008) konsep pengembangan SDM atau
Human Reseource Development (HRD) mempunyai 3 program yaitu :
30
Triase, EWS, BHL,
SIM RS
3 Fajar riyadi Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
4 Yurika fian Amk D3 3 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
5 Purnama Ns. Sarjana 6 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan
+ Ners
6 Indarto Amk D3 6 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
7 Nur elisa Ns Sarjana 1 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan PPI
+ Ners
8 Maita indah Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
31
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
9 Emi dwi L amk D3 1,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
Analisis Data
Tingkat pendidikan tenaga perawat di ruang Assalam rata-rata adalah
DIII keperawatan sebanyak 7 orang ( 77,77 %), Ners sebanyak 2 orang
( 22,23 %). Untuk pendidikan non formal, seluruh tenaga perawat diruang
Assalam sudah pernah mengikuti pelatihan seperti BHD dan,pelatihan PPI
dasar serta lainnya yang dapat menunjang kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pelatihan-pelatihan yang telah
dilakukan oleh para perawat ruang Assalam tersebut tidak lain untuk
menambah pengatahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dimana semakin
banyak pelatihan yang diikuti maka akan semakin banyak ilmu yang
32
didapatkan. Sehingga bisa berbagi dengan perawat lain sebagai
pembelajaran dan meningkatkan kualitas, karena kualitas seseorang tidak
hanya dilihat dari pendidikan formal semata saja.
Pasien
1) Kajian Teori
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata
pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.
Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti
dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter),
penderita (sakit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah setiap orang
yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sakit maupun sehat.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001:100) secara tradisional pasien diartikan
sebagai pelanggan, yaitu orang yang membeli, menggunakan ataupun
memanfaatkan suatu produk atau jasa. Istilah dalam perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan.
Pohan (2007:118) mendefinisikan pelanggan layanan kesehatan merupakan
orang yang melakukan kontak dengan layanan kesehatan. Terdapat dua macam
pelanggan dalam layanan kesehatan, yakni pelanggan eksternal dan internal.
Pelanggan eksternal adalah orang yang memperoleh layanan kesehatan namun
berada di luar organisasi layanan kesehatan. Pasien dan keluarga pasien termasuk
dalam pelanggan eksternal. Sedangkan pelanggan internal adalah orang yang
bekerja di dalam organanisasi layanan kesehatan dan menghasilkan layanan
kesehatan. Pasien sebagai pelanggan eksternal layanan kesehatan tidak hanya
membutuhkan kesembuhan dari sakit, tetapi pasien juga merasakan dan menilai
layanan kesehatan yang ia terima.
33
Kesimpulan dari berbagai penjelasan mengenai pelanggan diatas, bahwa
pelanggan (dalam hal ini adalah pasien) adalah pembeli atau pemakai produk atau
jasa perusahaan sehubungan dengan kualitas dari kinerja perusahaan tersebut atau
hasil kinerja produk atau jasa yang telah digunakan. Pelanggan dalam penelitian
ini masuk dalam jenis konsumen eksternal mengingat bahwa pelanggan telah
melakukan pembelian, penggunaan, dan merasakan akhir suatu produk atau jasa.
Pelanggan dalam penelitian ini adalah konsumen sebagai pengguna atau penerima
jasa layanan rumah sakit yang disebut sebagai pasien.
2) Kajian Data
Tabel 3.4
Distribusi 10 Besar Penyakit di Ruang Assalam RSI Banjarnegara Siti
Aminah Bumiayu Bulan Oktober-Desember 2020
2. Money
35
b. Pendapatan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh dari pembayaran
pasien yang dijamin oleh pihak ketiga yang terdiri dari:
- Pasien Umum
Pasien umum adalah pasien bukan peserta BPJS dan bukan peserta
asuransi lain.
1. Setelah pasien dinyatakan / diizinkan pulang maka petugas ruang
harus melakukan rekapan sisa obat ataupun alat kesehatan
2. Petugas ruang melakukan verifikasi pada lembar kuning dengan
input data pada SIM RS
3. Kemudian petugas ruang menyerahkan berkas kepulangan ke kasir
dan sisa obat atau alat kesehatan ataupun resep tambahan ke
farmasi
4. Petugas kasir akan memverifikasi jumlah rincian tagihan
pembayaran pasien dengan jumlah tagihan yang ada di SIM RS,
jika ada perbedaan maka petugas kasir melakukan konfirmasi ke
petugas ruangan
5. Kemudian setelah kasir selesai memverifikasi jumlah rincian
tagihan pembayaran maka petugas kasir menghubungi petugas
ruang untuk menyampaikan kepada keluarga pasien untuk menuuju
kasir untuk melakukan pembayaran administrasi rawat inap.
6. Setelah keluarga pasien melakukan pembayaran maka akan diberi
kartu pink dari kasir untuk pengambilan obat ke loket farmasi dan
kartu tersebut diserahkan ke petugas ruang sebagai bukti telah
melakukan transaksi pembayaran lunas.
- Pasien JAMKESDA
Pasien jamkesda adalah program jaminan bantuan pembayaran
biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah
kepada masyarakat. Sasaran program JAMKESDA adalah seluruh
masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa jamkesmas,
askes, dan asuransi kesehatan lainnya.
36
Jika pasien adalah jamkesda PMKS maka seluruh biaya RS akan
mendapat perhitungan free.
Jika pasien adalah jamkesda PRATAMA maka pasien membayar
50 % dari jumlah tagihan (jumlah maksimal yang tercover jamkesda
pratama sebesar 5 juta)
- Pasien BPJS
Pasien BPJS adalah badan penyelenggaraan jaminan sosial atau
BPJS merupakan lembaga yang terbentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-Undang No. 40
tahun 2004 dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011.
BPJS kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan atau
atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak
dokumen klien diterima lengkap, besaran pembayaran kepada fasilitas
kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS kesehatan
dan asosiasi fasilitas kesehatan dengan mengacu pada standart tarif yang
ditetapkan oleh mentri kesehatan.
Pada pasien BPJS yang sesuai kelas maka seluruh biaya rumah
sakit akan dicover BPJS dan mendapat perhitungan free. Jika pasien
BPJS naik kelas maka akan mendapatkan perhitungan selisih bayar.
Pada pasien BPJS dan JAMKESDA sebelum pulang harus sudah
ada surat jaminan (SEP). Prosedur transaksi pembayaran BPJS dan
JAMKESDA sama seperti pasien umum.
37
- Pendapatan penunjang medis, yaitu semua pendapatan yang diperoleh
dan timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi penunjang
Pendapatan lain-lain, yaitu semua pendapatan yangg diperoleh dan timbul dari kegiatan
atau pelayanan selain dari pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dan penunjang medis
3. Machine
4. Material
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan ini dilakukan pada ruangan
assalam rumah sakit islam banjarnegara dengan uraian denah sebagai berikut:
a. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang al amin
b. Sebelah utara berbatasan dengan instalasi gizi
38
Ruang asalam berbentuk huruf L terdapat ruang nurse station, kamar mandi,
ruang kepla ruang yang digunakan sekaligus sebagai tempat sholat, aseptic
dispensing, tempat istirahat perawat, tempat makan dan minum perawat
1. Ruang perawatan assalam terdiri dari kamar vip , kelas I sebagai berikut:
a) Kamar perawatan VIP
Kamar perawatan VIP terletak pada sisi utara raung asaalam,
terdiri dari 4 kamar dengan total tempat tidur 4 tepat tidur pasien
dan 4 tempat tidur penunggu pasien, masing-masing kamar berisi:
2 tempat tidur, 1 bed pasien dan 1 bed penunggu pasien
1 almari
1 kursi untuk penunggu pasien
1 AC di setiap kamar
1 wastafel
1 televisi
4 gorden di setiap ruangan/jendela
1 kamar mandi din setiap ruangan
1 kulkas di setiap ruangan
b) Kamar perawatan kelas 1 isi 1
1 bed pasien dan 1 kursi penunggu pasien
1 almari
1 kipas angin
1 dispenser
1 televisi
1 gorden di jendela
1 kamar mandi
c) Kamar perawatan kelas I isi 2
2 bed pasien dan 2 kursi penunggu pasien
2 almari
2 kipas angin
1 dispenser
39
1 televisi
2 gorden penyekat ruangan
1 gorden pada jendela ruangan
1 kamar mandi
5. Method
Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode
asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode
yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan
supaya efektif dan efisien.
a. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat
dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya
perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka
dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang
seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan
sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan
tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap
bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia.
b. Model Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat
kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian
tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain
itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan.\
B, Unsur proses
40
1. Proses pelayanan keperawatan/ SP2KP
a. Penilaian pelaksanaan tugas kepala ruang
Jumlah 1412
Presentase 85,71
%
Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0
Analisa data
42
adalahmerupakan aspek input dan proses dari kinerja suatu pekerjaan, di
mana menurut Amstrong ( 2009) kompetensi didefinisikan mencakup
karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan antara orang yang
berkinerja tinggi yang dalam halini menyangkut prestasi kerja yang
ditunjukkan oleh seseorang.
43
a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan
45
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
18) Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian dinas
46
d. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan
pasien
e. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar
f. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.
PP 3 PP 4
PP 1 PP 2
No Variabel yang dinilai
Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Ya Tidak Ya
47
pagi
7. Membagi tugas/pasien √ √ √ √
kepada Perawat Pelaksana
sesuai kemampuan dan
beban kerja
8. Melakukan pengkajian, √ √ √ √
menetapkan
masalah/diagnosa dan
perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang
menjadi tanggungjawabnya
dan ada bukti di rekam
medis keperawatan
9. Memonitor dan √ √ √ √
membimbing tugas Perawat
Pelaksana
10. Membantu tugas Perawat √ √ √ √
Pelaksana untuk kelancaran
asuhan pasien
11. Mengoreksi, merevisi dan √ √ √ √
melengkapi catatan askep
yang dilakukan oleh
Perawat Pelaksana yang ada
di bawah tanggungjawabnya
12. Melakukan evaluasi hasil √ √ √ √
pada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam
perencanaan askep dan ada
bukti dalam rekam medis
keperawatan
48
13. Melaksanakan post √ √ √ √
conference setiap akhir
dinas dan menerima laporan
akhir tugas jaga dari
Perawat Pelaksana untuk
persiapan operan tugas jaga
berikutnya
14. Mendampingi Perawat √ √ √ √
Pelaksana dalam operan
tugas jaga kepada Perawat
Pelaksana tugas jaga
berikutnya
15. Memperkenalkan Perawat √ √ √ √
Pelaksana yang ada dalam
satu grup/yang akan
merawat selama pasien di
rawat kepada
pasien/keluarga baru
16. Mendelegasikan tugas √ √ √ √
kepada Perawat Pelaksana
17. Melaksanakan √ √ √ √
pendelegasian tugas Katim
bila pagi hari tidak bertugas
18. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
kasus atau conference
dengan dokter atau tim
kesehatan lain seminggu
sekali
19. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
atau kasus conferensi dalam
49
pertemuan rutin
keperawatan diruangan
minimal sebulan sekali
20. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
kasus/conference sesuai
prosedur
21. Melaksanakan tugas sesuai √ √ √ √
uraian tugas
JUMLAH 18 3 17 4 17 4 18 3
total skor
Prosentase PP 1 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
18
= x 100%
21 x 1
= 85,71 % (baik)
total skor
Prosentase PP 2 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
17
= x 100%
21 x 1
= 80,95 % (baik)
total skor
Prosentase PP 3 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
17
= x 100%
21 x 1
= 80,95 % (baik)
total skor
Prosentase PP 4 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
18
= x 100%
21 x 1
= 85,71 % (baik)
50
333,32
=
4
= 83,33 % (baik)
Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0
51
Tugas Perawat Assosiate
52
setiap akhir tugas pada semua pasien yang
menjadi tanggungjawabnya dan ada
buktinya di rekam medis
12. Mengikuti post conference yang di adakan 4
oleh PN pada setiap akhir tugas dan
melaporkan kondisi/perkembangan semua
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
kepada PN
13. Bila PN tidak ada, wajib mengenalkan AN 4
yang ada dalam satu grup yang akan
memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14. Melakukan pendelegasian tugas PN pada 4
S/M/HL.
15. Mengikuti diskusi kasus atau confrence 3 1
dengan dokter/grup kesehatan lain setiap
seminggu sekali
16. Mengikuti diskusi kasus atau conference 3 1
dengan pertemuan rutin keperawatan di
ruangan.
17. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 2 2
AN
Jumlah 31 34 3
62+68+3
prosentase= x 100 %
17 x 4 x 3
= 65,2 %
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
53
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
tugas perawat assosiate di Ruang Assalam RSI Banjarnegara sudah dilaksanakan
dengan cukup baik terbukti dari penilaian mendapatkan hasil 65,2%.
54
N ASPEK YANG DINILAI NILAI
O
YA TIDAK
Serah terima pasien/operan jaga dilaksanakan sesuai
jadwal berikut :
1 Operan jaga pagi – jaga sore : jam 13.30 WIB 9
2 Operan jaga sore – jaga malem : jam 19.30 WIB 9
3 Operan jaga malem – jaga pagi : jam 07.30 WIB 9
4 Operan jaga dilaksanakan di Nurse station selanjutnya 9
keliling melaporkan pasien satu persatu
5 PJ shift melaporkan kepada petugas shift berikutnya 9
mengenai hal-hal sebagai berikut :
√ Total jumlah pasien yang dirawat
√ Jumlah pasien baru
√ Jumlah pasien pulang
√ Jumlah pasien pindah
√ Jumlah pasien meninggal
√ Jumlah pasien sesuai tingkat ketergantunganya
(maksimal care, intermediate care, minimal care)
√ Jumlah pasien kelompok berresiko (manula, balita,
bayi, pasien cacat, pasien tidak sadar, pasien jiwa, dan
pasien dengan kondisi khusus)
√ IKP ( pasien jatuh, salah obat, dll )
√ Pasien komplen
√ Lain-lain ( terkait sarpras contoh EKG rusak, lampu
mati, dll )
√ Sarana prasarana baik alat kesehatan maupun alat
kedokteran
6 Dilanjutkan keliling ruangan untuk mengoperkan pasien 9
satu persatu sambil menginformasikan kepada pasien dan
keluarga bahwa ada pergantian petugas jaga sambil
memperkenalkan petugas jaga berikutnya
7 Dalam mengoperkan masing masing kondisi pasien 9
pastikan :
● Data pasien update dan merupakan rangkuman dari
dokumen yang tertulis di RM
● informasi yang disampaikan harus terkait dengan
rencana asuhan
55
● Staf yang akan melaksanakan tugas berikutnya
memiliki kemampuan / kompetensi yang sesuai
Adapun komponen dari operan pasien antara lain :
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa Data :
Dari data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
Operan Jaga perawat di ruang Assalam RSI Banjarnegara pada kategori baik
yaitu sebesar 81,8 %. Beberapa yang perlu di tingkatkan adalah mengoperkan
alat-kedokteran dan alat kesehatan lain dan kondisi masing-masing alat
tersebut, Kegiatan diakhiri dengan jabat tangan antara petugas jaga.
d. Penialaian terhadap meeting morning
Salah satu aktivitas perorganisasian di ruangan SP2KP (Sistem Pemberian
Layanan Keperawatan Profesional) adalah adanya morning meeting yaitu
suatu pertemuan yang dilakuakan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shif malam dan shif pagi. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan
ini adalah koordinasi intern ruang perawatan sebagai wahana informasi dan
komunikasi.
56
1 Karu memberikan arahan kepada staf
dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya termasuk memberikan
informasi-informasi terbaru yang ada di
rumah sakit
2 Karu melakukan klarifikasi masalah yang
terjadi pada sift malam
3 Memberikan kesempatan kepada staf
untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul diruangan
4 Bersama-sama staf mendiskusikam
pemecahan masalah yang dapat di tempuh
5 Karu memberi motivasi dan reinforcement
kepada staf
6 Karu menyimpulkan hasil kegiatan
7 Karu menutup metting moerning
C Tahap terminasi
8 Karu mendokumentasikan hasil kegiatan
dalam catatan ruangan
Total 9
Presentase 100 %
Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0
57
Berdasarkan table data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan meeting
morning yang dilakukan oleh karu di ruang Assalam sudah sangat baik
(100%).
e. Penilaian Discharge planning
Indikator penilaian terhadap keberhasilan dicharge planning adalah kriteria
proses dan kriteria hasil yang dapat diukur dengan meningkatkan status
fungsional, jumlah hari rawatan atau kunjungan berulang.
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A Pra interaksi
1 Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan
dan pengetahuan pasien atau keluarga)
2 Mengidentifikasi kebutuhan perawatan lanjutan
pasien dirumah
3 Membuat rencana interaksi
4 Menyiapkan tempat untuk memberikan discharge
planning
5 Menyiapkan bahan untuk pemberian discharge
planning (pedoman pemberian discharge planing,
leaflet)
B Orientasi
1 Memberi salam dengan senyum
2 Memperkenalkan diri (nama dan peran) dan
menjelaskan tugas perawat (karu, PN/ PJTJ)
3 Menanyakan perasaan pasien atau keluarga
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
5 Menjelaskan tujuan kegiatan
6 Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk kegiatan pemberian discharge planning
C Kerja
1 Memberikan kesempatan pasien atau keluarga
58
untuk klarifikasi informasi yang telah
disampaikan
2 Menjelaskan informasi discharge planning secara
urut sesuai pedoman:
a. Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut
dirumah
b. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan:
- Cara pemakaian obat
- Cara makan dan minum/ pengaturan diit
- Cara pengaturan aktivitas dan istirahat
- Lain-lain: contoh cara perawatan luka,
cara menyusui
c. Periksa ulang atau kontrol
3 Mengklarifikasi informasi yang telah diberikan
4 Menanyakan kejelasan informasi discharge
planning yang telah disampaikan pada pasien
atau keluarga
D Terminasi
1 Mengevaluasi pengetahuan pasien atau keluarga
tentang informasi discharge planning yang
diberikan
2 Memberikan re-inforcement positif pada pasien
atau keluarga (terimakasih atas kerja samanya,
dsb)
3 Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan
salam
E Dokumentasi
1 Perawat (karu/ PN/ PjTj) dan pasien atau
keluarga menandatangani bukti pemberian
discharge planning di blanko rekam medik yang
telah disediakan
Jumlah 68 36
59
Presentase 65,4%
Keterangan :
YA skor 4
TIDAK skor 0
60
B Tahap kerja
1 Menyampaikan salam 4
2 Mengawali dengan doa 4
3 Menjelaskan tujuan di lakukan pre 4
conference
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien 4
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Mendikusikan masalah keperawatan yang 4
di alami oleh pasien
6 Mendiskusikan tentang diagnosa 4
keperawatan pasien yang munccul pada
pasien
7 Mendiskusikan tentang intervensi 4
keperawatan
8 Membagi tugas perawat pelaksana sesuai 3 1
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 3 1
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil conference 4
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri pre conferance 4
2 Mendokumentasikan hasil pre conferance 4
Total 54 2
Presentase 96,43
%
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
61
<45% : Kurang
62
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 3 1
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil post conference 4
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri post conferance 4
2 Mendokumentasikan hasil post conferance 4
3 Total 54 2
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
63
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh
pasien yang ada diruangan setiap awal tugas
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang
menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
3 PN menginformasikan peraturan dan tata tertib
RS yang berlaku kepada setiap pasien atau
keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dalam satu grub
yang akan merawat selama pasien dirawat di RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi
pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana
tindakan atau program pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan
PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima
konsultasi/ keluhan pasien/ keluarga dan
berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau
perawat yang bertanggungjawab selama ia
dirawat dan ditulis pada papan pasien
10 PN atau AN memberi tahu dan mempersiapkan
pasien yang akan pulang
Jumlah 9 1
Presentase 90%
Keterangan :
Ya : skor 1
64
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
65
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari
jaga sebelum dan tugas jaga berikutnya
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama
dalam pengkajian, menetapkan diagnosa dan
penyusunan rencana keperawatan
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama
dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan
10 PN membuat laporan tugas pada PJ ruang
keperawatan setiap akhir tugas terutama
keadaan umum pasien dan permasalahan yang
ada
11 PN melakukan motivasi/ bimbingan / re-
inforcement dengan AN setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada
13 PP menggantikan tugas PJ ruangan pada tugas
siang, malam, hari libur
Jumlah 11 2
Presentase 84,6 %
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
Berdasarkan tabel hasil dan observasi menunjukkan bahwa hubungan
profesional antar staf perawat yang dapat menjamin asuhan keperawatan di
ruang assalam RSI Banjarnegara sudah dilaksanakan dengan baik dengan
hasil presentase 84,6 % (Arikunto , 2014).
66
i. Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan
Hubungan staf keperawatan dan dokter/tim kesehatan sudah baik dan
saling berkolaborasi. Perawat mampu berkomunikasi secara efektif dengan
tim kesehatan lainnya sehingga dapat mengintegrasikan perawatan yang aman
dan efektif bagi pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Contoh komunikasi
interprofesionalyang digunakan adalah SBAR (Situation-Background-
Asessment-Recommendation). SBAR merupakan teknik dalam
mengkomunikasikan informasi yang penting yang membutuhkan perhatian
dan tindakan dengan segera sehingga keselamatan pasien dapat terjamin dan
terlindungi.
Tabel Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan
67
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
69
d. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah,
terinci danjelas atau melibatkan pasien/keluarga.
e. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengantim kesehatan
lain
4) Implementasi
Tindakan keperawatandilakukan sesuai diagnose danrencana yang
ditetapkan, merupakan proses lanjutan dari perencanaan yangdibuat,
tindakan untuk menyelesaikan/ mengatasi masalah kesehatan pasien,
tidakan keperawatan yang telah dikerjakan harus 100% dicatat didalam
lembar dokumen keperawatan
a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.
b. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
c. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
d. Semua tindakan yang telah dilaksanakandicatat ringkas dan jelas.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan sesuai masalah yang ditetapkan
danyang sudah dilakukan tindakan, merupakan proses lanjutandari
tindakan untuk menyelesaikan/mengatasi masalah kesehatan pasien,
evaluasi keperawatan yang telah dikerjakan harus 100% dicatat didalam
lembar dokumen keperawatan.
a. Evaluasi mengacu pada tujuan.
b. Hasil evaluasi dicatat.
c) Instrumen C (5 SOP)
Menurut Tjipto Atmoko (2011), mengatakan bahwa standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman (SOP) merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerja sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintahberdasarkan indicator-
indakator teknis, administrative dan proseduaral sesuai tata kerja, prosedur
kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tanggal 22 Desember 2020
sampai dengan 25 Desember di Ruang Assalam RSI banjarnegara sudah
terdapat SOP yang didokumentasikan, akan tetapi dari hasil observasi yang
telah dilakukan utuk pemasangan infus perawat belum menerapkan cara cuci
tangan yang dilakukan tindakan ke pasien, tidak menggunakan pengalas saat
pemasangan infus, dan belum menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan
infus kepada pasien.
d) Keselamatan pasien (patient safety)
1) Kajian Teori
72
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak
terhadap pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien ini dilakukan
sebagai usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD)
yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di Rumah Sakit sehingga
sangat mungkin untuk merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak
Rumah Sakit. Kejadian tidak diharapkan (KTD) bisa disebabkan oleh berbagai
faktor yaitu beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
tepat, penggunaan sarana kurang tepat dan yang lain sebagainya (Nursalam,
2014).
74
Dalam melaksanakan komunikasi dan pendidikan kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan atau
keluaganya.
c) Meningkatkan keamanan pemakaian obat-obatan yang perlu
diwapadai atau high alert medication (HAM)
Yang termasuk obat high alert yaitu NORUM/LASA (nama obat mirip
atau LASA : Look Alike Sound Alike/ rupa mirip dan kedengarannya
mirip), Elektrolit konsentrat atau pekat, Obat Cytostatica atau
kemoterapi.
Intruksi lisan atau telepon obat HAM diperbolehkan dalam keadaan
darurat dan nama obat harus di EJA perhuruf.
Pada obat dengan kriteria NORUM/LASA labeling menggunakan
stiker warna dasar PUTIH dan tulisan MERAH
Pada obat dengan kriteria HIGH ALERT labeling menggunkan stiker
warna dasar MERAH dan tulisan HITAM.
Elektrolit konsentrat atau pekat yang disimpan di unit pelayanan
pasien harus disimpan pada area yang terbebas aksesnya.
Dalam memberikan obat kepada pasien harus mengacu pada 5 benar.
Obat High alert medication (HAM) yang dimasukkan dalam infus
harus di cek kecepatan dan ketepatan tetesannya serta diberi/ditempeli
stiker/form obat.
d) Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Menerapkan hand hygiene (cuci tangan) secara efektif dengan 6
langkah.
Menaruh cairan handrubs sebanyak 3 cc atau cairan antiseptic
untuk handwash sebanyak 1 cc.
Menggosok kedua telapak tangan dengan arah ke ibu jari.
Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan
tangan kanan, dan sebaliknya.
Menggososk kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
75
Menggosok dengan posisi jari-jari dalam saling mengunci.
Menggosok ibu jari kiri berputar ke arah luar dalam genggaman
tangan dan sebaliknya.
Menggosok ujung-ujung jari tangan kanan dengan cara berputar ke
telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Menerapkan 5 momen (FIVE MOMENTS) cuci tangan:
Sebelum kontak dengan pasien.
Sebelum melakukan tindakan aseptic.
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien yang terinfeksi.
Setelah kontak dengan pasien.
Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
- Bila tangan kotor cuci tangan dengan menggunakan sabun atau
antiseptic dan air yang mengalir.
- Bila tangan tidak tampak kotor cuci tangan menggunakan
alternatif cuci tangan (alcuta) yaitu bersihkan dengan gosok
cairan/gel berbasis alcohol (handrub).
- Cuci tangan BEDAH dilakukan untuk tindakan pembedahan
sesuai prosedur.
e) Mengurangi resiko pasien cidera karena jatuh.
Menerapakan assessment awal pada pasien resiko jatuh dan
assessment ulang pada pasien bila ada perubahan kondisi atau
pengobatan.
Penilaian resiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala atau
scoring HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE.
Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan, tempatkan bel
panggil dalam jangkauan pasien.
Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip.
Sediakan kursi roda yang terkunci, tongkat penyangga (walkers) sesuai
kebutuhan di samping tempat tidur pasien.
76
Pastikan bahwa kalur kr kamar kecil bebas dari hambatan dan cahaya
terang
Pasang bedside rel (tempat tidur berpengaman)
Pasang restraint (tali pengikat) bila diperlukan.
Pengawasan yang ketat terhadap pasien dengan therapy obat-obatan
yang berisiko jatuh seperti obat sedative, antidepresi, antipsikotik,
antiarrtimi, antihistamin, diuretic, dan yang lainnya.
Cek kursi dan tinggi tempat tidur sesuai kondisi pasien.
Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera
laporkan untuk perbaikan.
Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah
diagnostik atau terapi.
Pastikan pasien yang dibawa dengan brandcard atau tempat tidur,
posisi bedside rel dalam keadaan terpasang.
Edukasi kepada pasien dan atau anggota keluarga mengenai rencana
keperawatan untuk mencegah jatuh.
2) Kajian Data
Tabel 3.22 Evaluasi Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Assalam RSI
Banjarnegara
N=9
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
SL SR KD TD
1 Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Perawat menuliskan identitas 8 1
pasien dengan lengkap dan
jelas dalam setiap
pendokumentasian asuhan
keperawatan
b. Perawat menanyakan nama, 9
umur dan alamat pasien pada
saat mau melakukan tindakan
c. Perawat mengecek gelang 5 4
identitas
Jumlah=24+30+4x100= 71,60% 8x3= 15x2 4x1=4
3x9x3 24 =30
2 Komunikasi Efektif
77
a. Menyebutkan identitas pasien, 5 4
diagnosa medis, diagnose
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan serta pelaksanaannya
b. Menginformasikan jenis dan 9
waktu rencana tindakan yang
belum dilakukan
c. Menyebutkan perkembangan 4 5
pasien yang ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan 9
tindakan medis beserta
waktunya
e. Menyebutkan tindakan medis 7 2
yang belum dilakukan selama
shift
Jumlah=33+60+4 x100= 71,85% 11x3= 30x2 4x1=4
5x9x3 33 =60
3 Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (HIGH
ALERT)
a. Perawat memberi obat sesuai 9
dengan prinsip 7 benar (obat,
dosis, waktu, tempat, orang,
pendokumentasian, tepat
indikasi).
b. Perawat memisahkan 8 1
penyimpanan obat-obat yang
perlu diwaspadai (HIGH
ALERT)
c. Terdapat tempat khusus 9
penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai(HIGH ALERT)
d. Adanya dokumentasi 8 1
mengenai pemberian obat
yang diwaspadai (HIGH
ALERT)
Jumlah=102+4x100=98,14% 34x3= 2x2=
4x9x3 102 4
4 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
a. Perawat melakukan cuci 9
tangan sebelum kontak dengan
pasien
b. Perawat melakukan cuci 9
tangan sebelum melakukan
tindakan aseptic
c. Perawat melakukan cuci 9
tangan setelah melakukan
tindakan aseptic
d. Perawat melakukan cuci 9
78
tangan setelah kontak dengan
cairan tubuh pasien
e. Perawat melakukan cuci 9
tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien
f. Perawat menggunakan APD 8 1
selama melakukan tindakan
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
79
Dari data observasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan patient safety di
ruang Assalam RSI Banjarnegara pada kategori Baik yaitu sebesar 82,83 %.
Pasien safety meliputi:
a. Pelaksanaan identifikasi pasien diruang Mukharomah sudah baik dengan persentase
hasil 82,83%. Identitas pasien yang lengkap akan memudahkan pengidentifikasian
pasien yang berhubungan dengan kegiatan di Rumah Sakit, dapat membuat semua
tindakan yang akan dilakukan menjadi tepat sehingga meminimalkan terjadinya
kesalahan pemberian tindakan karena tidak jelas identitasnya.
b. Pasien laki-laki menggunakan gelang identitas warna biru. Untuk resiko jatuh dan
alergi obat menggunakan stiker yang masing masing berwarna kuning dan merah.
c. Pelaksanaan komunikasi efektif diruang Assalam baik dengan persentase hasil
71,85%. Komunikasi yang efektif, Komunikasi yang telah dilakukan dengan
menerapkan komunikasi terapeutik akan menjadikan segala sesuatu tindakan menjadi
jelas tanpa ada misscomunication baik dengan antar perawat maupun dengan pasien
sehingga tindakan yang dilakukan akan berjalan dengan lancar.Penggunaan
komunikasi dengan TUBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali) berjalan dengan
baik, setiap konsul dokter melalui alat komunikasi, langsung ditulis TUBAK pada
lembar konsultasi dokter dan di konfirmasi setaip 1x24 jam.
d. Pelaksanaan peningkatan kemanan obat high alert diruang Assalam sangat baik
dengan persentase hasil 98%. Peningkatan keamanan obat, perawat sudah
memberikan obat sesuai dengan prinsip 7 benar(pasien, obat, dosis, waktu, cara
pemberian, dokumentasi dan indikasi). Pada loker obat sudah ada nama/identitas
pasien secara lengkap dan tersedia buku untuk ceklist saat pemberian obat.
e. Pelaksanaan pengendalian infeksi diruang Assalam sangat baik dengan persentase
hasil 98,76%. Pengurangan resiko infeksi, Perawat diruangan sudah melakukan 6
langkah cuci tangan dengan benar dan pada 5 momen, namun perawat sering terlewat
pada momen pertama yaitu sebelum kontak dengan pasien. Selain itu untuk
pengelolaan sampah sudah sesuai dengan aturan dipisahkan pada plastik khusus
untuk medis dan non medis, untuk medis menggunakan plastik berwarna kuning dan
non medis menggunakan plastik hitam.
80
f. Pelaksanaan pengurangan resiko jatuh diruang Assalam sudah baik dengan
persentase hasil 73,83%. Pengurangan resiko jatuh, di ruang Assalam setiap tempat
tidur sudah mempunyai bedrailnya sehingga mengurangi resiko jatuh pasien.Tanda
identitas untuk pasien resiko jatuh ada 2 yaitu pada gelang identitas dan tanda
segitiga warna kuning. Tanda yang dipasang yaitu baru stiker warna kuning yang
menempel pada gelang identitas. Yang terpenting adalah menginformasikan pada
keluarga pasien untuk ikut serta menjaga keamanan pasien dengan resiko jatuh.
81
kesehatan dengan
15 1x normal
SUB TOTAL
0=0
TOTAL 15
PROSENTASE 93,75%
B. Diagnosa Ada beberapa dx
1. Dx. Keperawatan berdasarkan keperawatan yang
masalah yang dirumuskan. 2 2 dirumuskan tidak
82
lain.
SUB TOTAL 20 4
TOTAL 20
PRESENTASE 83,33%
D. Tindakan Ya Tidak Keterangan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 4 Dikolom catatan
pada rencana keperawatan. perkembangan
2. Perawat mengobservasi respon 4 perawat sudah diisi
pasien terhadap tindakan dan dibuat
keperawatan. berdasarkan masalah
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 3 1
namun masih ada
evaluasi
yang kurang ringkas
4. Semua tindakan yang telah 3 1
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 14 2
TOTAL 14
PROSENTASE 87,5%
84
berdasarkan masalah. Ada beberapa dx keperawatan yang dirumuskan tidak
berdasarkan masalah yang ada pada pasien dan hanya merumuskan diagnosa
keperawatan yang aktual saja. Perawat sudah melakukan perencanaan tindakan
keperawatan kepada pasien namun tidak mengurutkan prioritas masalah sesuai
dengan kebutuhan pasien, Dikolom catatan perkembangan perawat sudah diisi dan
dibuat berdasarkan masalah namun masih ada yang kurang ringkas Evaluasi
tindakan keperawatan masih ada yang terlewatkan dalam pendokumentasian
dalam rekam medik, Catatan asuhan keperawatan sudah di lakukan sesuai SPO
namun beberapa pencatatan yang ditulis dengan tidak jelas
Keterangan
No Pernyataan Ya Tidak
.
1. Perawat memberi penjelasan tentang 10
keadaan/peraturan ruangan/rumah sakit
2 Bila saya memanggil perawat, mereka segera datang 10
85
3 Informasi yang saya dapat dari seorang perawat 6 4
dengan perawat lainnya sama
4 Fasilitas ruangan yang saya burtuhkan antara lain: 9 1
pispot, urinal, alat mandi, sudah disiapkan bila saya
perlukan
5 Perawat membantu saya dalam melakukan kegiatan: 8 2
kebrsihan diri, latihan gerak, napas dalam
6 Perawat yang merawat saya terlihat trampil 10
7 Saya mendapat informasi yang jelas dari perawat 10
tentang kondisi kesehatan saya
86
18 Perawat di ruangan ini ramah 9 1
jawaban Ya
nilai= x 100 %
jumlah total pertanyaan
178
¿ x 100 %=89 % ( sangat puas)
200
Keterangan:
51-75% = puas
Analisa Data:
Sebagian besar pasien ruang Assalam sudah merasa sangat puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat, berdasarkan hasil kuesioner didapatkan
dengan presentase kepuasan 89% yang artinya pasien sangat puas dengan
pelayanan perawat diruang Assalam. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
menyatakan sangat puas dikarenakan pelayanan yang diberikan para staf perawat
sesuai dengan standar profesional.
87
3) Instrument C merupakan evaluasi tentang pedoman observasi tindakan
keperawatan
89
Terkait dengan mutu bimbingan PKK, terdapat empat hal utama yang dapat
digunakan dalam menjamin mutu proses bimbingan yang diharapakan dapat
memberikan kepuasan bagi mahasiswa maupun pembimbing terhadap bimbingan
PKK yang diberikan di ruangan. Empat hal tersebut meliputi :
1. Dokumentasi pelaksanaan bimbingan PKK yang telah dilakukan oleh
pembimbing klinik
2. Persepsi mahasiswa PKK terhadap mutu bimbingan yang diberikan pembimbing
klinik melalui angket
3. Kepatuhan pembimbing klinik terhadap prosedur pembelajaran yang diberikan
pada mahasiswa PKK bed site teaching, ronde keperawatan, pre dan post
conference.
4. Pencapaian kompetensi mahasiswa PKK melalui pengukuran pre dan post test di
ruangan terkait.
3. Efisiensi ruang rawat ( BOR, LOST, TOI, BTO)
Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator tersebut
bersumber dari sensus harian rawat inap:
a) BOR (Bed Occupancy Ration) = angka penggunaan tempat tidur
BOR merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85 %
(Depkes RI, 2012).
Rumus:
jumlah hari perawatan
BOR = x 100 %
jumlah tempat tidur x hari perawatan
343
x 100 %=100,58 %
11 x 31
Bulan desember
Hari perawtan : 343
TT : 11 bed
Periode bulan desember : 31 hari
b) LOS (Rata-rata lama pasien dirawat)
90
LOS menurut Depkes RI (2012) adalah rata-rata dari lama rawat seorang pasien.
indikator ini dismping memberikan gambaran singkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Rumus:
jumlah hari perawatan pasien keluar rumah sakit
jumlah pasien keluar(hidup+mati )
238
=4 hari
61(hidup)
Menurut Depkes nilai ideal untuk LOS adalah 4 hari. Hasil perhitungan
nilai LOS pada bulan Desember di ruang assalam RSI Banjarnegara adalah 4
hari. Hasil tersebut menunjukan bahwa lama perawatan seorang pasien adalah 6
hari di ruang Assalam sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kualitas medis
di ruang Assalam sudah baik.
No Pertanyaan SP P TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima sebanding 1 8
dengan pekerjaan yang telah dilakukan
2 Sistem penggajian yang dilakukan oleh 1 8
institusi tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 1 8
dengan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu 1 8
prestasi atau kerjasama
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan 4 5
yang mendukung pekerjaan
6 Tersediaannya fasilitas penunjang seperti 1 8
kamar mandi, tempat parkiran dan kantin
7 Kondisi ruang kerja terutama dengan 1 8
ventilasi udara dan kebisingan
93
8 Ada jaminan atas kesehatan atau 5 4
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap 1 8
saudara
10 Hubungan antar karyawan dan kelompok 1 8
kerja
11 Kemampuan dalam bekerjasama antar 1 8
karyawan
12 Sikap teman-teman terhdap saudara 1 8
13 Kesesuaian antar pekerjaan dan latar 3 6
pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 3 6
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervisi atau pengawasan 1 8
dalam membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama saudara bekerja 9
disini
17 Kebebasan dalam melakukan metode 4 5
sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan 3 6
kemampuan kerja melalui pelatihan dan
pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi 1 8
yang lebih tinggi
20 Kesempatan untuk mendapatkan prestasi 1 8
dan kenaikan pangkat
Jumlah total: 44 136
95
1. Kebersihan Tangan
Analisa data:
Berdasarkan hasil observasi dalam melakukan tindakan cuci tangan telah di
lakukan secara optimal dengan presentase 100%.
No Tahapan prosedur P1 P2 P3 P4 P5
. pelaksanaan
1 Melakukan
pengecekan program
96
terapi, mencuci
tangan, mengecek
identitas
2 Menghitung intake - - - - -
oral (minum)
3 Menghitung intake - - - - -
oral (makan)
4 Menghitung intake - - - - -
parenteral
5 Menentukan cairan - - - - -
metabolisme
6 Menghitung output - - - - -
urine dan feses
7 Menghitung output - - - - -
abnormal (muntah,
drain, perdarahan,
dll)
8 Menghitung balance - - - - -
cairan
9 Menghitung output - - - - -
EWL
hasil 1 1 1 1 1
Presentase rata-rata 11,11
%
Analisa data:
Berdasarkan hasil observasi pada penilian balance cairan diruang Assalam RSI
Banjarengara belum dilakukan pendokumentasian dalam perhitungan intake
cairan masuk pada pasien yang berguna untuk mengetahui balance cairan pasien
dalam kategori kurang dengan presentase 11,11%
3. Pemberian informasi dan edukasi
Analisa data:
4. Etika batuk
Analisa data:
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada staf keperawatan dan
juga pasien dan keluarga pasien menunjukan data bahwa pasien dan keluarga pasien
belum mengetahui dan melakukan etika batuk dengan baik dan benar dengan
presentase 0%. Hasil tersebut kemungkinan terjadi karena belum di lakukannya
sosialisasi mengenai etika batuk yang baik dan benar.
99
BAB IV
PERENCANAN
A. Identifikasi Masalah
1. M-1 (Sumber Daya Manusia)
Pada saat pengkajian ditemukan bahwa jumlah ketenagakerjaan di Ruang
Assalam bahwa kebutuhan tenaga perawat yang tersedia di Ruang Assalam
sudah memenuhi/ mencukupi yaitu sebanyak 6 orang perawat menurut
perhitungan ketenagakerjaan Gillies, namun untuk kualitas ketenagakerjaan di
ruang Assalam sudah mengikuti pelatihan internal refreshing/penyegaran
keterampilan dasar meliputi BHD (Bantuan Hidup Dasar), APAR (Alat
Pemadam Api Ringan )PPI (Pencegahan Penanggulangan Infeksi), K3
(Keselamtan Kesehatan Kerja), Dari angket tentang kepuasaan perawat yang
telah diisi oleh perawat menunjukkan bahwa perawat di ruang sebagian besar
100
menyatakan puas dengan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan dan pendidikan tambahan dan adanya kesempatan untuk
mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat.
2. M-2 (Money)
4. M-4 (Mutu)
Pada saat pengkajian dengan menyebarkan instrumen berupa kuesioner
kepuasan pasien dan perawat didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
tingkat kepuasaan sudah masuk dalam tingkat sangat puas dengan kepuasan
pasien dan kepuasan perawat sebesar 76%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kepuasan pasien dan perawat sudah menunjukkan mutu pelayanan
keperawatan yang baik.
5. M-5 (Method)
Di ruang Assalam proses SP2KP dalam menjalankan proses asuhan
keperawatan menggunakan metode fungsional modifikasi sudah sesuai
dengan standar prosedur operasional yang sudah ditentukan oleh Rumah
Sakit, sehingga mencapai tujuan sesuai yang diharapkan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien. Proses SP2KP di ruang Assalam sudah baik
101
seperti Meeting report (100% dalam kategori sangat baik), operan jaga
(65,2% kategori baik), Pre Conference (96,43% dalam kategori sangat baik),
Post Conference ( 96,43% dalam kategori sangat baik). Di ruang Assalam
hanya terdapat 33 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dari 10 total kasus
terbesar selama November – Desember 2020.
6. Pasien Safety
Keterangan :
C = Capability
102
A = Accessibility
R = Readyness
L = Leverage
Rentang Nilai:
1 – 10
103
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa Data
1. Analisa SWOT
Kekuatan (Strongth): Kelemahan (Weak):
1. Seluruh perawat di ruang Assalam sudah mengikuti 1. Ketenagakerjaan perawat di
pelatihan-pelatihan dasar sesuai dengan kompetensi Ruang Assalam masih banyak
EKSTERNAL yang ada diruangan berlatar pendidikan D3, hanya
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan ada 3 orang perawat di Ruang
Rekam Medik manual Assalam yang berlatar
3. Ruang Assalam memiliki fasilitas O2 terminal di pendidikan S1+Ners.
setiap tempat tidur pasien yang masih berfungsi 2. Penerapan SP2KP pada
dengan baik dan perawat menggunakanya. Meeting morning, pre
INTERNAL 4. Semua tenaga perawat menggunakan APD lengkap conference, post conference
apabila akan melakukan tindakan ke pasien. ,operan jaga kurang berjalan
5. Tersedianya fasilitas untuk cuci tangan ( sumber air dengan baik, masih banyak
mengalir, tersedianya sabun, maupun handscrub ) dan yang terlewatkan.
handscrub tersedia disetiap tempat tidur pasien serta 3. SAK di RSI Banjarnegara
terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius di belum lengkap dan masih
setiap kamar pasien. banyak yang belum ada dari
6. Mutu pelayanan di ruang Assalam baik ditandai kasus 10 besar penyakit.
dengan sebagian besar pasien ruang Assalam sudah 4. Tidak tersedianya ruangan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh untuk menyiapkan obat dan
perawat, berdasarkan hasil kusioner didapatkan ruangan pertemuan untuk
104
dengan presentase kepuasan 76% yang artinya pasien berdisukusi khususnya bagi
puas dengan pelayanan perawat di ruang Assalam. mahasiswa yang sedang
Tingkat kepuasan pasien dan keluarga pasien praktek di Ruang Assalam
menyatakan puas dikarenakan pelayanan yang sedangkan Ruang Assalam
diberikan oleh para staf perawat sudah sesuai dengan digunakan sebagai lahan
standar profesional. praktek bagi mahasiswa.
5. Belum optimalnya kepatuhan
keluarga dan pasien terhadap
etika batuk.
105
Rumah Sakit. terkait mutu pelayanan kesehatan
5. Adanya mahasiswa profesi ners 4. Meningkatkan kepatuhan
yang praktek dengan stase keluarga dan pasien terhadap
manajemen Keperawatan sebagai etika batuk di ruang Assalam
sarana untuk evaluasi diri. Selain terkait cara pengendalian
itu, juga ada mahasiswa praktek pengurangan infeksi
dari institusi lain dengan stase
berbeda.
106
penurunan kepuasan paien.
107
Tabel 4.1 Distribusi Posisi Organisasi yang Ditujukan Oleh Titik (X,Y)
Pada Kuadran SW
Tabel 4.2 Distribusi Posisi Organisasi yang Ditujukan Oleh Titik (X,Y)
Pada Kuadran OT
46−33 13
Selisih Total Peluang- Total Tantangan = = = 1.3
10 10
110
Dari tabel 4.1 dan 4.2 berikut kuadran RSI Banjarnegara
O
5
4,9
4,8
4,7
4,6 Progresif (+,+)
Ubah Strategi (-, +)
4,5
4,4
4,3
Kuadran I
Kuadran III 4,2
4,1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9
W 6 Kuadran IV Kuadran II
-1,1 S
-1,2
-1,3
Strategi bertahan (-, -) Diversifikasi strategi (+,-)
-1,4
-1,5
-1,6
-1,7
-1,8
-1,9
-2
111
Berdasarkan hasil skoring dan posisi kuadran diatas RSI Banjarnegara berada
pada Kuadran I (Positif, Positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Rumah
sakit dapat menerapkan strategi progresif karena memiliki kekuatan berupa:
1. Seluruh perawat di ruang Assalam sudah mengikuti pelatihan-pelatihan dasar sesuai
dengan kompetensi yang ada diruangan
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan Rekam medik manual
3. Ruang Assalam memiliki fasilitas O2 terminal di setiap tempat tidur pasien yang
masih berfungsi dengan baik dan perawat menggunakanya
4. Semua tenaga perawat selalu menggunakan APD lengkap apabila akan melakukan
tindakan
5. Tersedianya fasilitas untuk cuci tangan ( sumber air mengalir, tersedianya sabun,
maupun handscrub ) dan handscrub tersedia disetiap tempat tidur pasien
6. Mutu pelayanan di ruang Assalam Baik ditandai dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang telah diberikan perawat sudah sesuai dengan standar
profesional
B. Metode CARL
112
C = Capability
A = Accessibility
R = Readyness
L = Leverage
Rentang Nilai:
1 – 10
113
C. PLAN OF ACTION
Plan of Action (PoA) Praktik Manajemen Keperawatan Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Di Ruang Assalam RSI Banjarnegara
Waktu Penanggung
No Masalah Tujuan Metode Sasaran
Target dan Jawab
Tempat
Pasien Safety 1) Pasien dan keluarga - Ceramah - Pasien Setelah dilakukan 8 Januari Meli erlina
1
: PPI ( Etika mampu memahami dan - Diskusi - Keluarga tidakan edukasi 2021 Di Dewi ratnasari
Batuk) mengetahui etika batuk - Roleplay pasien (Pendidikan Ruang
yang benar kesehatan) dan Assalam
demonstrasi tentang
2) Pasien dan keluarga
mampu memperaktekan etika batuk diharapkan
dan menerapkan etika presentase penerapan
batuk yang benar pencegahan dan
pengendalian infeksi :
etika meningkat yaitu
sebesar 50 %,
1). Perawat mampu - Ceramah - KaRu Setelah dilakuka role 7 Januari
2. Ketidakefektifan Mengetahui status cairan - Diskusi - PP play mengenai 2021 Di Isnaeni aldina
dalam tubuh pasien - Praktek - PA pendokumentasian Ruang novita rahma
pendokumentasian
2) Perawat mampu - Pasien balance cairan Assalam
balace cairan
mengetahui jumlah masuk - Keluarga diharapkan presentase
cairan pasien pasien kepatuhan
3) Perawat mampu pendokumentasian
mengetahui keluaran dapat meningkat 50%
114
cairan pasien
4) Perawat mampu
mengetahui balance cairan
pasien
5) Perawat mampu
menetukan kebutuhan
cairan pasien
6) Mendukung misi RSI
Banjarnegara untuk
mengembangkan
pelayanan unggulan
urologi
116
BAB V
Pelaksanaan
117