Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ASSALAM

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Manajemen


Keperawatan

Disusun oleh kelompok Assalam

Nama Anggota:

1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga kelompok manajemen dapat

menyelesaikan laporan Stase Manajemen Keperawatan ini. Penyusunan laporan Stase

Manajemen Keperawatan ini dimaksudkan untuk memenuhi prasyarat stase

Manajemen Keperawatan guna memperoleh gelar Ners pada pada program studi

Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan terselesaikannya

laporan Stase Manajemen Keperawatan ini, banyak bimbingan dan saran yang telah

diberikan oleh berbagai pihak.Oleh karena itu kelompok manajemen ini

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

memberikan saran dan kritikan pada laporan ini.

Kelompok Manajemen menyadari bahwa laporan Stase Manajemen

Keperawatan ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat menghasilkan laporan yang

lebih baik.Semoga laporan Stase Manajemen Keperawatan ini bermanfaat serta dapat

menambah wawasan dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya.

Banjarnegara , 28 Desember 2020

Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Rumah sakit
adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan peralatan ilmiah yang
rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam
menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan medic modern untuk
tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Perawat merupakan salah satu tenaga terlatih dan terdidik dalam rumah sakit.
Perawat adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal
dan berfungsi. Sedangkan keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan
kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan
bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang
mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia. Perawat sebagai tenaga terlatih dan
terdidik dalam rumah sakit memiliki tugas menjalankan asuhan. Mutu asuhan baik adalah
tersedia dan terjangkau , tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat standar profesi / etika
profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi pasien yang dilayani.
Selain bertugas menjalankan asuhan yang baik, perawat juga memiliki tugas
untuk menjalankan manajemen yang baik. Secara umum aktivitas manajemen dalam
organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya
lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.
Manajemen secara umum dan khusus memiliki banyak sudut pandang dan persepsi.
Manajemen pada umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk meraih
tujuan pada organisasi melalui berkerja sama dan bekerja sama dengan sumber daya yang
dipunyai organisasi. Sedangkan manajemen secara khusus dapat lebih spesifik lagi yaitu
ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, dan pengawasan terhadap
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Salah satu tempat praktek klinik yang bisa digunakan untuk manajemen
keperawatan adalah rumah sakit karena seperti yang kita ketahui bahwa hampir 40-60%
pelayanan dalam rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Di Kabupaten Brebes,
terdapat beberapa rumah sakit salah satunya RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
yang digunakan mahasiswa profesi ners UMP untuk menimba dan menerapkan ilmu
manajemen keperawatan yang telah dipelajari.
Rumah Sakit Islam Banjarnegara awalnya merupakan Yayasan Jama’ah Haji
Banjarnegara yang dibentuk pada tanggal 16 september 1981, lalu pada tanggal 01 Juni
1983 Yayasan Jama’ah Haji Banjarnegara meresmikan gedung poliklinik dan rumah
bersalin. Pada tanggal 13 Februari 1987 terjadi pergantian nama dari Yayasan Jamaah
Haji Banjarnegara menjadi Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Pemilik  Yayasan
Jama’ah Haji yang pengelolanya diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam
Banjarnegara. Sejak saat itu pengembangan pembangunan terjadi begitu pesat, tahun
1999- Juli 2004 pembangunan gedung utama lantai 3, limbah, gedung Assalam I,II,III.
Dalam perkembangannnya RSI Banjarnegara menjadi Rumah Sakit Tipe-D, sesuai
dengan SK Keputusan Bupati Banjarnegara No. 445/3125 tentang Surat Ijin Operasional
Rumah Sakit Umum Kelas D. Lokasi RSI Banjarnegara terletak di jl. Raya Bawang KM
8 Banjarnegara- Jawa Tengah, yang merupakan jalur penghubung kota Purbalingga dan
Wonosobo. RSI Banjarnegara yang ber-alamat di Jl. Raya Limpung- Bawang KM 8,
Mrica, Bawang, Banjarnegara Jawa Tengah 53471 ini mempunyai luas tanah : 27.635 M2
dengan luas bangunan sekarang : 7.780 M2.

.
Ruang Assalam merupakan ruang perawatan penyakit dalam, syaraf, dan bedah.
Ruang Assalam berada di lantai 1 tepatnya disebelah selatan ruang unit gizi dan di
sebelah utara ruang Al-alamin yang seharusnya menerapkan patient safety.
Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa dilakukan dengan
pembelajaran akademik maupun di lahan praktik. Melalui praktik tersebut diharapkan
mahasiswa dapat melakukan pendekatan melalui manajemen keperawatan di ruang
Assalam RSI Banjarnegara. Aplikasi manajemen keperawatan diaplikasikan pada ruang
Assalam dari tanggal 21 Desember 2020 sampai 17 Januari 2021 mencakup sistem
manajerial yang ada pada ruang Assalam.
Besar harapan mahasiswa ners kepada kepala ruang, beserta staf di ruang Assalam
berperan dalam bimbingan ataupun berperan dalam kegiatan profesi ners untuk
peningkatan pelayanan kesehatan dan patient safety di Assalam.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dalam praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu
diruang Assalam RSI Banjarnegara yaitu mahasiswa mampu memahami dan
mengelola manajemen keperawatan baik pelayanan asuhan keperawatan profesional,
dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sudah didapatkan pada saat sarjana.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan
dalam beberapa hal, yaitu :
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan di ruang Assalam RSI
Banjarnegara
b. Mampu melakukan analisis situasi, identifikasi masalah dan menyusun prioritas
permasalahan manajemen keperawatan di ruang Assalam RSI Banjarnegara
c. Mampu melakukan/menerapkan SP2KP di ruang Assalam RSI Banjarnegara
d. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada di ruang
Assalam RSI Banjarnegara
e. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun sesuai prioritas di ruang Assalam RSI Banjarnegara
f. Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut untuk
perbaikan.
C. WAKTU PRAKTIK
Praktik stase manajemen dilakukan selama 4 minggu pada tanggal 21 Desember
2020 sampai 17 Januari 2021 di ruang Assalam RSI Banjarnegara
D. CARA PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan
dengan metode:
1. Angket
Angket di gunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, katim, perawat pelaksana, keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan.
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, kepala tim, perawat pelaksana, pasien,
petugas rekam medis, manajer keuangan, dan petugas SDI (Sumber Daya Insani) yang
dilakukan selama 3 hari selama berturut-turut secara langsung dengan pertanyaan-
pertanyaan terbuka untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam proses
pengkajian.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan,
keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien.
Observasi yang dilakukan dengan cara megikuti operan jaga pada shift pagi dalam
pelaporan jumlah pasien, tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan dalam beberapa
hari dan evaluasi yang telah dicapai dalam perawatan di ruang Assalam RSI Banjarnegara
oleh mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto kelompok 9.
Dalam mendapatkan data mahasiswa ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto membagikan kuisioner kepada responden yang terkait selama 2 hari berturut-
turut. Setelah kuisioner terkumpul kembali, maka akan diambil kesimpulan dalam setiap
kuisionernya sesuai kategori masing-masing.

E. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan
SP2KP.
b. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat khususnya diruang
Mukaromah, sehingga dapat mengelola manajemen ruang dan asuhan
keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan SP2KP
di ruang Mukaromah.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).
F. KATEGORI PENILAIAN
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2014) yang diberikan pada masing-
masing komponen instrumen data: 5M, SP2KP, instrumen A, instrumen B, instrumen C,
patient safety, mutu asuhan keperawatan (A, B, C), mutu bimbingan pkk, mutu klinik
keperawatan (angka infeksi), kepuasan perawat didapatkan hasilnya, kemudian akan
dilakukan penilaian berdasarkan kriteria kategori sebagai berikut :

86-100 % : Sangat baik


66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Kategori yang akan kami lakukan implementasi yaitu hasil pengkajian dengan
kategori kurang (<45%), akan tetapi walaupun ada pengkajian dengan kategori baik (66-
85%) jika berhubungan dengan PPI dan patient safety akan tetap kami angkat menjadi
suatu masalah agar meningkat dalam kategori sangat baik.
G. PRAKTIKAN
Mahasiswa profesi Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto stase Manajemen
kelompok Assalam angkatan ke-17 yang berangotakan 7 orang yaitu :
1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)

BAB II
KONSEP TEORI DAN GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Banjarnegara mempunyai Visi, Misi dan Moto sebagai berikut :
a. VISI
Menjadi rumah sakit umum tipe C terkemuka di Banjarnegara dan sekitarnya
pada tahun 2025 yang memberikan pelayanan prima
b. MISI
Misi Rumah Sakit Islam Banjarnegara adalah :
- Menyelenggarakan pelayana kesehatan yang terstandarisasi
- Mengembangkan pelayanan unggulan Urologi dan PONEK
- Mengembangkan manajemen yang efektif dan dinamis
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara optimal
- Melaksanakan promosi dan pemasaran secara massif
c. MOTO
“ Brayan waras, brayan mulya, rahmatan lil alamiin “
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM
BANJARNEGARA
1) Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumusan Sakit Islam Banjarnegara adalah Rumah Sakit Swasta yang
diresmikan pada tanggal 1 Juni 1983. Rumah sakit ini awalnya dibangun pada
tanah waqaf dan dengan kegigihan pengurus awal serta para ulama Rumah
Sakit Islam terus mengalami perbaikan dan perubahan kea rah lebih baik.
Dibawah kepemimpinan dr. Agus Ujianto, Sp.B, Rumah Sakit Islam
Banjarnegara terus berusaha untuk meningkatkan mutu dan pelayanan guna
membantu sesama dalam hal penanganan dalam bidang kesehatan. Ada 11
pelayanan dokter spesialis terbaik yang memberikan pelayanan setiap hari.
Rumah Sakit Islam Banjarnegara awalnya merupakan Yayasan Jama’ah
Haji Banjarnegara yang dibentuk pada tanggal 16 september 1981, lalu pada
tanggal 01 Juni 1983 Yayasan Jama’ah Haji Banjarnegara meresmikan
gedung poliklinik dan rumah bersalin. Pada tanggal 13 Februari 1987 terjadi
pergantian nama dari Yayasan Jamaah Haji Banjarnegara menjadi Yayasan
Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Pemilik  Yayasan Jama’ah Haji yang
pengelolanya diserahkan kepada Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Sejak saat itu pengembangan pembangunan terjadi begitu pesat, tahun 1999-
Juli 2004 pembangunan gedung utama lantai 3, limbah, gedung Assalam
I,II,III.
Dalam perkembangannnya RSI Banjarnegara menjadi Rumah Sakit Tipe-
D, sesuai dengan SK Keputusan Bupati Banjarnegara No. 445/3125 tentang
Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas D.
Lokasi RSI Banjarnegara terletak di jl. Raya Bawang KM 8 Banjarnegara-
Jawa Tengah, yang merupakan jalur penghubung kota Purbalingga dan
Wonosobo. RSI Banjarnegara yang ber-alamat di Jl. Raya Limpung- Bawang
KM 8, Mrica, Bawang, Banjarnegara Jawa Tengah 53471 ini mempunyai luas
tanah : 27.635 M2 dengan luas bangunan sekarang : 7.780 M2. RSI
Banjarnegara memiliki sejumlah 230 tempat tidur yang terdiri dari tempat
tidur VIP, kelas I, kelas II, kelas III, dan isolasi.

11
Rumah Sakit Islam Banjarnegara memiliki 10 penyakit terbanyak pada
bulan Desember :

Table 2.2 Sepuluh besar penyakit rawat inap pada periode bulan
Desember 2020
No. Kode ICD Diagnosa Jumlah
1. Z37.0 Single live birth 96
2. J18.9 Pneumonia, unspecified 78
3. D64.9 Anemia, unspecified 56
4. I50.0 Congestive heart failure 52
5. P03.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery 49
6. P39.9 Unspecified 49
7. K21.9 Gastro-oesophageal reflux disease without oesophagitis 45
8. J40 Bronchitis, not specified as acute or chronic 43
9. O82.9 Delivery by caesarean section, unspecified 41
10. A01.0 Typhoid fever 24

Sumber : simrs/statistic/rekammedikRSIB

Sedangkan untuk rata-rata penyakit terbesar di RSI Banjarnegara selama tahun


2020 adalah sebagai berikut :

Table 2.3 Sepuluh besar penyakit rawat inap


Periode Januari-Desember 2020
No. Kode ICD Diagnosa Jumlah
1. Z37.0 Single live birth 1077
2. K21.9 Gastro-oesophageal reflux disease without oesophagitis 890
3. I50.0 Congestive heart failure 870
4. N39.0 Urinary tract infection, site not specified 848
5. J18.9 Pneumonia, unspecified 771
6. A01.0 Typhoid fever 687
7. D64.9 Anemia, unspecified 587
8. I10 Essential (primary) hypertension 567

12
9. J40 Bronchitis, not specified as acute or chronic 470
10. P03.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery 467

Sumber : simrs/statistic/rekammedikRSIB

2) Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit

1. Pelayanan Rawat Jalan

RSI Banjarnegara saat ini memiliki dokter spesialis yang cukup


lengkap sehingga pelayanan rawat jalan RSI Banjarnegara terbilang
pesat.

Adapun pelayanan rawat jalan RSI Banjarnegara adalah sebagai


berikut :

 Poli Penyakit Dalam


 Poli Anak
 Poli Kandungan (Obgyn)
 Poli Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT)
 Poli Penyakit Saraf
 Poli Penyakit Kulit dan Kelamin
 Poli Mata
 Poli Bedah Orthopaedi
 Poli Gigi
 Poli Paru
 Poli Urologi
 Fisioterapi
 Klinik VCT

2. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam


Dalam melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat,
pelayanan IGD menempati sebuah gedung yang terletak di sayap kiri
bangunan utama Rumah Sakit ,selain dilengkapi oleh peralatan yang
cukup memenuhi standar juga didukung oleh SDM yang terlatih. Saat ini
IGD memiliki 12 Tempat tidur. Pelayanan PONEK 24 jam juga tersedia
di IGD. IGD dilengkapi juga dengan ruang dekontaminasi, triage,
resusitasi, observasi, isolasi dan depo farmasi.

13
3. Pelayanan Intensive Care Unit
RSIB memiliki pelayanan Intensive Care Unit (ICU) untuk
meningkatkan mutu pelayanan di RS agar RS dapat memberikan
pelayanan secara paripurna. ICU RSIB saat ini memiliki kapasitas 6
tempat tidur, yang terdiri dari 4 Tempat tidur dewasa, 2 Tempat tidur.

4. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang di RSIB menunjukkan kinerja yang
cenderung meningkat. Jumlah pemeriksaan yang terbanyak dilakukan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan Pemeriksaan
Rawat Jalan.
Berikut ini adalah pelayanan penunjang yang dimiliki RSI
Banjarnegara:
 Pelayanan Radiologi ( termasuk USG )
 Pelayanan Laboratorium
 Pelayanan Farmasi
 Pelayanan Fisiotherapi
 Pelayanan Bank Darah

3) Pelayanan Ambulance

4) Pelayanan Mobil Jenazah

5) Poli Vaksinasi Internasional

Poli vaksin internasional yang ada di RSI Banjarnegara digunakan untuk


memberikan pelayanan kepada pasien khususnya calon jamaah Haji yang
akan berangkat ke tanah suci.

6) Pelayanan lain terdiri dari :

 Pemulasaraan Jenazah
 Laundry
 Gizi
 Pelayanan Bina Rohani
g) Profil Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Tenaga keperawatan di RSI Banjarnegara berjumlah 178 orang yang
terdiri dari perawat dengan pendidikan Ners sejumlah 39 orang, perawat
dengan pendidikan D3 sejumlah 139 orang, Tenaga keperawatan di RSI
Banjarnegara memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta

14
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui
hubungan profesional.
Tenaga keperawatan memiliki tanggungjawab dan tanggunggugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
kepada pasien dan keluarganya.Agar mutu profesionalisme dan
perkembangan profesi tenaga keperawatan dapat terjaga dan terus
berkembang maka di perlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian
yang terencana melalui mekanisme krudensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika disiplin oleh komite keperawatan RSI Banjarnegara.
B. Gambaran Umum Ruang Assalam RSI Banjarnegara
Ruang Assalam merupakan salah satu ruang rawat inap di RSI Banjarnegara yang
memberikan pelayanan yang terdiri dari 8 kamar dan 11 bed yang terdiri dari ruang VIP
dan kelas 1, ruang tindakan, ruang perawat, ruangan tindakan, dan 1 ruangan kepala
ruangan. VIP terdiri dari 4 ruangan dengan masing-masing ruangan terdiri dari : 1 tempat
tidur pasien,1 tempat tidur penunggu, 1 kamar mandi,1 kulkas besar, 1 kursi, 1 lemari
pasien, 1 jam dinding, 1 wastafel, 1 dispenser, 1 TV, 1 AC. Sedangkang pada ruangan
kelas 1 dengan berisi 1 bed terdiri dari : 1 tempat tidur pasien, 1 kamar mandi, 1 kipas
angin, 1 dispenser, 1 TV. Kemudian pada ruangan kelas 1 yang berisi 2 bed terdiri dari :
2 tempat tidur pasien, 2 kipas angin, 1 kamar mandi, 1 jam dinding, 1 dispenser.
Ruangan Assalam merupakan salah satu ruang perawatan di RSI banjarnegara
yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki dan perempuan dengan mencakup usia
remaja hingga lansia. Ruang Assalam merupakan ruang rawat inap dengan kasus
campuran meliputi penyakit dalam, penyakit jantung, penyakit bedah dan syaraf.
Terdapat beberapa ruangan yang ada diruang Assalam seperti nurse station yang
di gunakan sebagai pusat pelayanan pasien, 1 ruang kepala ruang juga digunakan sebagai
tempat istirahat perawat, tempat sholat, makan dan minum kemudian 1 ruang yang
digunakan untuk penyimpanan obat dan alat habis pakai serta alat lain. Selain itu ruang
assalam merupakan ruangan rawat inap yang memberikan pelayanan untuk pasien umum,
pasien BPJS, dan asuransi lain.
Ruang Assalam terletak digedung sayap 3 lantai 1 sebelah timur dan selatan
membentuk huruf L. Batas ruang as salam di sebelah utara berbatasan dengan ruang
15
instalasi gizi dan sebelas timur berbatasan dengan ruangan Haji dan Asyfaa, dan sebelah
selatan ruangan al amin.
Susunan organisasi di ruang Assalam yaitu 1 orang kepala ruang, 4 orang
penanggung jawab shift dan 4 orang perawat pelaksana, dimana sudah dibagi untuk
pelaksanaannya dan sudah berjalan sesuai dengan timnya masing-masing. Tingkat
pendidikan D3 keperawatan berjumlah 7 karyawan, berpendidikan S1 profesi Ners
berjumlah 2 karyawan dan di bantu asisten perawat berjumlah 3 karyawan.

16
C. Struktur Organisasi Ruang Assalam RSI Banjarnegara

Direktur
Dr. Agus Ujianto, Msi., Med., Sp. B

Kabid Yanked dan Yankep


Dr. Aditya Chandra Putra, Sp.PD

Yasubid Yankep
Joni Krismanto, S.Kep.,Ns

Kasubid Yankep Ranap


Siti Zaenab, S.Kep.,Ns

Kepala Ruang
Indriyani Kelik F. Amk

Ketua shift Ketua shift Ketua shift Ketua shift


Diah Enggar Amk Yurika Fian Amk Indarto Amk Maita Indah
Amk

Perawat Pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana


Fajar Riyadi Amk Ns. Purnama S.Kep Ns. Nur Elisa S.Kep Emi Dwi L. Amk

Asper Asper

Fathul Bari Wahyu


17
Berdasarkan sistem organisasi di RSI Banjarnegara terutama di ruang
assalam dilakukan rolling perawat antar ruangan setiap 1 bulan sekali.

GAMBAR 2.2 DENAH RUANG ASSALAM RAWAT INAP

Ruang Assalam terletak digebung sayap tiga lantai satu sebelah timur dan selatan
membentuk huruf “L” batas ruang Assalam di sebelah utara berbatasan dengan
ruang instalasi gizi dan sebelah timur berbatasan dengan ruang Haji dan ruang
Assyifa dan ruang sebelah selatan ruang Al amin.

18
D. Profil Tenaga Keperawatan Ruang Assalam
Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan Tenaga Perawat di Ruang
Assalam :
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data pendidikan formal
perawat di Ruang Assalam sebagai berikut :
No Nama perawat dan Jabatan Pendidikan Masa kerja Pelatihan
NIP terakhir
1 Indriyani kelik f Kepala D3 16 tahun HPK, K3RS,
Amk ruang Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
SIM RS,
Optimalisasi kinerja
Ka Ru
2 Diah enggar PJ Shif D3 3,5 tahun HPK, K3RS, MKP,
Keperawatan Sanitasi RS, SKP,
PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
SIM RS
3 Fajar riyadi Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
4 Yurika fian Amk D3 3 tahun HPK, K3RS,

19
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
5 Purnama Ns. Sarjana 6 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan
+ Ners
6 Indarto Amk D3 6 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
7 Nur elisa Ns Sarjana 1 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan PPI
+ Ners
8 Maita indah Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
9 Emi dwi L amk D3 1,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,

20
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS

E. Layanan Mutu di Ruang Perawatan


Pengendalian mutu pelayanan rawat internal dilakukan secara terus menerus ditahap
awal pelayanan, tahap proses pelayanan dan pada hasil pelayanan. Pengendalian pada
awal pelayanan melalui perencanaan yang matang terhadap ketanagaan (SDM), sarana
prasarana dan standar prosedur. Pengendalian selama proses pelayanan melalui
pengawasan/supervisi yang berjenjang dan berkesinambungan. Kepala Ruang , Kepala
TIM, dan Perawat Pelaksana.
Evaluasi hasil pelayanan dilakukan secara berkala, sebulan sekali dalam bentuk
laporan bulanan. Laporan bulanan diantaranya meliputi : Sumber Daya Manusia (SDM),
sarana prasarana dan cakupan pelayanan selama 1 bulan terakhir.
Pemantauan dan pelaporan yang dibuat mencakup aspek :
 Kepatuhan dokter spesialis menandatangani stempel CABAK
 Kelengkapan pengkajian awal pasien baru dalam 24 jam pertama (assesment
awal)
 Kepatuhan identifikasi pasien
 Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
 Penandaan resiko jatuh
 Kepatuhan jam visit dokter spesialis
 Angka kejadian reaksi transfuse

Tabel 2.6 Pantauan Pencapaian Pelayanan RSI Banjarnegara

No Parameter Oktober November Desember Rata-rata


1 BOR 70,84 % 74,32% 63,55% 69,57 %
2 LOS 2,58 (3 hari) 2,81 (3 hari) 3,23 (3 hari) 3 hari
3 TOI 1,25 (1 hari) 1,15 (1 hari) 2,14 (2 hari) 1,51 hari (2

21
hari)
4 BTO 7 kali 7 kali 5 kali 6,33 kali (6
kali)

BAB III

PENGKAJIAN MANAJEMEN

A. Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (M-1)
- Perawat
22
a. Kuantitas

1) Kajian Teori
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di rumah sakit.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan selama 24 jam
kepada pasien sehingga perawat menjadi orang yang paling mengetahui
perkembangan pasien. Perilaku perawat mencerminkan citra rumah sakit
karena perilaku perawat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan hendaknya bermutu,
efektif dan efesien. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan adalah ketersediaan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya
manusia/perawat harus sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit sangat tergantung pada kemampuan
manajemen dalam menentukan tenaga perawat dengan sistem, struktur
organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Sumber daya
manusia seringkali menjadi penyebab kegagalan rumah sakit dalam
mengembangkan kualitas pelayanan, Oleh karena itu penetapan sumber daya
manusia di Rumah Sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan
untuk menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan pada suatu ruangan
inap. Untuk keperluan itu, beberapa orang ahli telah mengembangkan
beberapa formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang, atau berlebih.

a) Menurut Douglas (1984)


Douglas (1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar pershiftnya dan Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap shif jaga seperti pada
tabel berikut :
23
Tabel. 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Klien

Minimal Intermediet Total Jumlah


Pagi 0,17 x 9 = 0,27 x 1 = 0,36 x 1 = 2,16
1,53 0,27 0,36
Siang 0,14 x 9 = 0,15 x 1 = 0,30 x 1 = 1,71
1,26 0,15 0
Malam 0,07 x 9 = 0,10 x 1 = 0,20 x 1 = 0,93
0,63 0,10 0,20

b) Menurut Gillies (1989)


Gillies mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu
unit perawatan adalah sebagai berikut :

AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari

Keterangan :
A : Jam efektif / 24 jam
B : (BOR x Jumlah TT)
C : Jumlah hari libur
c) Menurut Departemen Kesehatan
Model penetapan yang dilakukan dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan menurut DepKes adalah :
Cara perhitungan berdasarkan :
a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan tingkat jenis kasus :
- Rata-rata pasien perhari
- Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
24
- Jam perawatan diperlukan/ruangan/hari
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah :

Jumlah hari Minggudalam 1 tahun+Cuti+ Hari Besar


a. x jumlah
Jumlah Hari Kerja Efektif per Tahun
perawat tersedia
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan
diperkirakan 25% dan jam pelayanan keperawatan

Jumlah jam perawatan diruangan/ hari


b.
Jam harikerja efektif
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah ( faktor
koreksi) dengan hari libur / cuti / hari besar ( Loss day )

Jumlah tenaga keperawatan+loss day


c. x 25
100

Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi

2) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dengan perawat diruang Assalam
didapatkan tenaga pelaksana diruang Assalam ini adalah 9 perawat. Dengan
perincian 1 orang Kepala Ruang, 4 Kepala TIM, dan 4 Perawat Pelaksana.
Dari 9 tenaga perawat yang ada, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4
tim yang jadwalnya sudah ditentukan oleh kepala ruang. Perawat di ruang
Assalam dibagi menjadi 3 shif jaga yaitu :
a) Shif Pagi :3
b) Shif Sore :2
c) Shif Malam :2
d) Libur :2

25
Jumlah perawat yang bertugas dalam shif pagi secara menetap adalah
KaRu, Kepala TIM, sedangkan Perawat Pelaksana sesuai jadwal shif. Dalam
penentuan jumlah tenaga perawat di ruang Assalam ditentukan oleh bidang
keperawatan berdasarkan rasio dan angka ketergantungan pasien.
Sedangkan untuk jam pemberlakuan jam efektif tindakan keperawatan di
ruang Assalam 3 jam per pasien dalam satu hari (1x24 jam).
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas didapatkan jumlah
tenaga keperawatan yang diperlukan yaitu 4,8 dibulatkan menjadi 5 orang
perawat. Sedangkan di ruang Assalam RSI Banjarnegara tersedia 9 orang
perawat, hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga perawat sudah
terpenuhi/mencukupi.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut :

AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari

3 x ( 100,58 %X11) x 365


:
( 365−72 ) x Jam Kerja /Hari

12.114,861
:
293 x 7

12.114,861
:
2.051

: 5,90 dibulatkan menjadi 6 orang

Berdasarkan hasil dari perhitungan menurut Gillies didapatkan bahwa


kebutuhan tenaga perawat yaitu 6 orang, dan data di Ruang Assalam RSI
Banjarnegara didapatkan terdapat 9 orang perawat termasuk Karu, hal
tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga perawat sudah terpenuhi/
mencukupi.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan perhitungan :

26
a) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
- Rata-rata pasien setiap hari : 8 orang pasien
- Rata-rata perawatan/pasien/hari : 3 hari
- Rata-rata jam perawatan/kerja efektif per shif : 7 jam/hari

Jumlah jam perawatan diruangan /hari


Rumus =
Jam efektif perawat
24 x 3
=
7 jam
72
=
7 jam
= 10,28 dibulatkan menjadi 10
b) Rumus lossday
=

Jumlah hari Minggudalam 1 tahun+Cuti+ Hari Besar


xJml Prwt Tersedia
Jumlah Hari Kerja Efektif per Tahun
(52+12+14)
= x9
287
78
= x9
287

= 2,44 dibulatkan menjadi 2

c) Rumus faktor koreksi


= (Jumlah Tenaga Perawat + Loss day) x 25 %
= (9+3) x 25%
= 3 orang
Menurut DepKes :
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi
=9+3
= 12 orang perawat
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Assalam adalah 12
orang perawat.
3) Analisa Data
27
Dari tabel diatas terdapat tiga metode perhitungan tenaga keperawatan
yang ada di ruang Assalam menggunakan rumus Gillies, Douglas, dan
DepKes. Menurut Gillies kebutuhan tenaga perawat yang ada diruang
Assalam adalah 6 orang, hal ini didasarkan dari perhitungan jumlah pasien,
rata-rata jam perawatan/hari, jumlah BOR dan jumlah tempat tidur yang
rasionya sudah mencukupi dengan jumlah perawat dan pasien yang ada
sehingga beban kerja perawat menjadi lebih efektif.
Hasil perhitungan menggunakan rumus Douglas lebih kecil hasilnya
yaitu 5 perawat dan perhitungan menurut DepKes didapatkan hasil 12
perawat

b. Kualitas
1. Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam proses
pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan
(tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi, tekhnologi, tugas,
budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM
seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi di rumah sakit.
Menurut analisis Teng (2002) dalam Soeroso (2003) penyebab
kegagalan organisasi dari sisi SDM yaitu, sikap serta pola pikir yang
negative, Staff Turnover (tingkat pergantian staff) yang tinggi, program
insentif yang buruk, dan rendahnya kemampuan merngembangkan dan
memotivasi karyawan. Dalam keperawatan tujuan kualitas pelayanan
adalah untuk memastikan bahwa jasa pelayanan keperawatan yang
dihasilkan sesuai standar/keinginan pasien. Kualitas pelayanan asuhan
keperawatan merupakan salah satu indikator untuk menentukan
keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.
28
Secara teori indikator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan
yang berkualitas ditentukan juga oleh sumber daya manusia yang
melakukan pelayanan perawatan itu, yang diharapkan adalah tenaga
yang berkualitas tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
PPNI sendiri sebagai organisasi profesi telah mengusulkan pula
perpaduan perawat di suatu ruangan adalah: 85% perawat profesional
(D III ke atas), 9% perawat bukan profesional dan 6% asisten perawat.
Menurut Djojodibroto (2008) konsep pengembangan SDM atau
Human Reseource Development (HRD) mempunyai 3 program yaitu :

(1) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada


pekerjaan saat ini.
(2) Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk
pekerjaan yang akan datang.
(3) Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk
pekerjaan pegawai yang bersangkutan secara langsung.Disamping
itu perlunya direncanakan rotasi dan mutasi SDM untuk
menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan.
Sehingga penyesuaian keahlian yang dibutuhkan dilakukan melalui
pelatihan secara terus menerus dan berkesinambung.
Bagi tenaga profesional di rumah sakit menurut Djojodibroto
(2008), pelatihan, kursus dan lokakarya yang diperlukan untuk
Ruang adalah:
(1) Etika komunikasi.
(2) Komunikasi terapeutik dalam perawatan.
(3) Etika keperawatan.
(4) Management keperawatan.
(5) Hospital management training.
(6) Audit Medik.
29
(7) Pencegahan penyakit nosokomial.
2. Kajian Data
Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Assalam terdiri dari 1
Kepala Ruang, 4 Ketua Tim dan 4 Perawat Pelaksana.
Adapun pengembangan kompetensi tenaga keperawatan yang
sudah dan akan dilaksanakan perlu diselaraskan dengan tuntutan dan
kebutuhan profesi, sistem penghargaan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Adapun program
pendidikan jenis-jenis pelatihan di Ruang Assalam adalah sebagai
berikut:

Distribusi Pendidikan Formal, Jabatan, Pelatihan Tenaga Perawat di Ruang


Assalam :
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data pendidikan formal
perawat di Ruang Mukaromah sebagai berikut :
No Nama perawat dan Jabatan Pendidikan Masa kerja Pelatihan
NIP terakhir
1 Indriyani kelik f Kepala D3 16 tahun HPK, K3RS,
Amk ruang Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
SIM RS,
Optimalisasi kinerja
Ka Ru
2 Diah enggar PJ Shif D3 3,5 tahun HPK, K3RS, MKP,
Keperawatan Sanitasi RS, SKP,
PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,

30
Triase, EWS, BHL,
SIM RS
3 Fajar riyadi Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
4 Yurika fian Amk D3 3 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
5 Purnama Ns. Sarjana 6 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan
+ Ners
6 Indarto Amk D3 6 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
7 Nur elisa Ns Sarjana 1 bulan BTCLS
S.Kep Keperawatan PPI
+ Ners
8 Maita indah Amk D3 2,5 tahun HPK, K3RS,

31
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS
9 Emi dwi L amk D3 1,5 tahun HPK, K3RS,
Keperawatan Pemulasaan jenazah,
PMKP, Sanitasi RS,
SKP, PPI, BHD, TB,
HIV/AIDS, PPRA,
Aseptik dan HAM,
Triase, EWS, BHL,
dan SIM RS

Sumber: maping perawat di ruang Assalam RSI Banjarnegara

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Tenaga Perawat di Ruang Assalam per


Bulan Desember 2020
No. KUALIFIKASI JUMLAH
1 S-1 Keperawatan + Ners 2
2 D III Keperawatan 7

Analisis Data
Tingkat pendidikan tenaga perawat di ruang Assalam rata-rata adalah
DIII keperawatan sebanyak 7 orang ( 77,77 %), Ners sebanyak 2 orang
( 22,23 %). Untuk pendidikan non formal, seluruh tenaga perawat diruang
Assalam sudah pernah mengikuti pelatihan seperti BHD dan,pelatihan PPI
dasar serta lainnya yang dapat menunjang kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pelatihan-pelatihan yang telah
dilakukan oleh para perawat ruang Assalam tersebut tidak lain untuk
menambah pengatahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dimana semakin
banyak pelatihan yang diikuti maka akan semakin banyak ilmu yang
32
didapatkan. Sehingga bisa berbagi dengan perawat lain sebagai
pembelajaran dan meningkatkan kualitas, karena kualitas seseorang tidak
hanya dilihat dari pendidikan formal semata saja.
Pasien
1) Kajian Teori
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata
pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.
Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti
dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter),
penderita (sakit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah setiap orang
yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sakit maupun sehat.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001:100) secara tradisional pasien diartikan
sebagai pelanggan, yaitu orang yang membeli, menggunakan ataupun
memanfaatkan suatu produk atau jasa. Istilah dalam perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan.
Pohan (2007:118) mendefinisikan pelanggan layanan kesehatan merupakan
orang yang melakukan kontak dengan layanan kesehatan. Terdapat dua macam
pelanggan dalam layanan kesehatan, yakni pelanggan eksternal dan internal.
Pelanggan eksternal adalah orang yang memperoleh layanan kesehatan namun
berada di luar organisasi layanan kesehatan. Pasien dan keluarga pasien termasuk
dalam pelanggan eksternal. Sedangkan pelanggan internal adalah orang yang
bekerja di dalam organanisasi layanan kesehatan dan menghasilkan layanan
kesehatan. Pasien sebagai pelanggan eksternal layanan kesehatan tidak hanya
membutuhkan kesembuhan dari sakit, tetapi pasien juga merasakan dan menilai
layanan kesehatan yang ia terima.

33
Kesimpulan dari berbagai penjelasan mengenai pelanggan diatas, bahwa
pelanggan (dalam hal ini adalah pasien) adalah pembeli atau pemakai produk atau
jasa perusahaan sehubungan dengan kualitas dari kinerja perusahaan tersebut atau
hasil kinerja produk atau jasa yang telah digunakan. Pelanggan dalam penelitian
ini masuk dalam jenis konsumen eksternal mengingat bahwa pelanggan telah
melakukan pembelian, penggunaan, dan merasakan akhir suatu produk atau jasa.
Pelanggan dalam penelitian ini adalah konsumen sebagai pengguna atau penerima
jasa layanan rumah sakit yang disebut sebagai pasien.
2) Kajian Data
Tabel 3.4
Distribusi 10 Besar Penyakit di Ruang Assalam RSI Banjarnegara Siti
Aminah Bumiayu Bulan Oktober-Desember 2020

No. Nama Penyakit Jumlah Presentase SAK


1 Pneumonia 15 21,42 % Ada
2 CHF (Congestive Heart 8 11,42% Ada
Failure)
3 Kolik abdomen 7 10 % Ada
4 Vertigo 7 10% Ada
5 Bronkhitis 6 8,57% Ada
6 DM (Diabetes Mellitus) 6 8,57% Ada
7 Anemia 6 8,57% Ada

8 BPH 5 7,14% Ada


9 DHF 5 7,14% Ada
10 Hemsin/Hemdex 5 7,14% Ada
Jumlah 70 100% Ada

Sumber : Laporan instalasi rawat inap ruang Assalam RSI Banjarnegara


3) Analisis Data
Berdasarkan tabel 3.4 terdapat 10 penyakit terbesar dalam 2 bulan terakhir
diruang Assalam Dari 10 penyakit diatas, penyakit terbanyak adalah Pneumonia.
1. Peserta Didik / Mahasiswa
34
1) Kajian Teori
Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang
sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).Praktik klinik harus
dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk
berhubungan langsung ke dalam masalah nyata tersebut(Syahreni & waluyanti,
2007). Lingkungan belajar klinik yang kondusif merupakan wadah atau tempat
yang dinamis tempat dengan sumberdaya yang dinamis bagi para mahasiswa,
lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan tujuan
praktek klinik dalam sebuah program pendidikan keperawatan (Emilia, 2008).
2) Kajian Data
Mahasiswa praktek yang ada di Ruang Assalam RSI Banjarnegara berjumlah
7 orang yaitu mahasiswa Ners dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto .
3) Analisis Data
Berdasarkan kajian data, mahasiswa yang melakukan praktik di Ruang
Assalam RSI Banjarnegara merupakan mahasiwa keperawatan dan tidak ada
mahasiswa jurusan lain ynag melakukan prakrtik di Ruang Assalam RSI
Banjarnegara

2. Money

Pendapatan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat


merupakan pendapatan operasional rumah sakit. Pendapatan rumah sakit terdiri dari
pendapatan pasien umum dan pihak ketiga.

a. Pendapatan pasien umum adalah pendapatan yang diperoleh dari pembayaran


langsung pasien dan asuransi lainnya.

35
b. Pendapatan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh dari pembayaran
pasien yang dijamin oleh pihak ketiga yang terdiri dari:
- Pasien Umum
Pasien umum adalah pasien bukan peserta BPJS dan bukan peserta
asuransi lain.
1. Setelah pasien dinyatakan / diizinkan pulang maka petugas ruang
harus melakukan rekapan sisa obat ataupun alat kesehatan
2. Petugas ruang melakukan verifikasi pada lembar kuning dengan
input data pada SIM RS
3. Kemudian petugas ruang menyerahkan berkas kepulangan ke kasir
dan sisa obat atau alat kesehatan ataupun resep tambahan ke
farmasi
4. Petugas kasir akan memverifikasi jumlah rincian tagihan
pembayaran pasien dengan jumlah tagihan yang ada di SIM RS,
jika ada perbedaan maka petugas kasir melakukan konfirmasi ke
petugas ruangan
5. Kemudian setelah kasir selesai memverifikasi jumlah rincian
tagihan pembayaran maka petugas kasir menghubungi petugas
ruang untuk menyampaikan kepada keluarga pasien untuk menuuju
kasir untuk melakukan pembayaran administrasi rawat inap.
6. Setelah keluarga pasien melakukan pembayaran maka akan diberi
kartu pink dari kasir untuk pengambilan obat ke loket farmasi dan
kartu tersebut diserahkan ke petugas ruang sebagai bukti telah
melakukan transaksi pembayaran lunas.
- Pasien JAMKESDA
Pasien jamkesda adalah program jaminan bantuan pembayaran
biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah
kepada masyarakat. Sasaran program JAMKESDA adalah seluruh
masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa jamkesmas,
askes, dan asuransi kesehatan lainnya.

36
Jika pasien adalah jamkesda PMKS maka seluruh biaya RS akan
mendapat perhitungan free.
Jika pasien adalah jamkesda PRATAMA maka pasien membayar
50 % dari jumlah tagihan (jumlah maksimal yang tercover jamkesda
pratama sebesar 5 juta)
- Pasien BPJS
Pasien BPJS adalah badan penyelenggaraan jaminan sosial atau
BPJS merupakan lembaga yang terbentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-Undang No. 40
tahun 2004 dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011.
BPJS kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan atau
atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak
dokumen klien diterima lengkap, besaran pembayaran kepada fasilitas
kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS kesehatan
dan asosiasi fasilitas kesehatan dengan mengacu pada standart tarif yang
ditetapkan oleh mentri kesehatan.
Pada pasien BPJS yang sesuai kelas maka seluruh biaya rumah
sakit akan dicover BPJS dan mendapat perhitungan free. Jika pasien
BPJS naik kelas maka akan mendapatkan perhitungan selisih bayar.
Pada pasien BPJS dan JAMKESDA sebelum pulang harus sudah
ada surat jaminan (SEP). Prosedur transaksi pembayaran BPJS dan
JAMKESDA sama seperti pasien umum.

Pendapatan rumah sakit di bagi lagi menjadi 4 kelompok yaitu :


- Pendapat pasien rawat jalan yaitu, semua pendapatan yang diperoleh dan
timbul dari kegiatan pada instalasi rawat jalan
- Pendapatan pasien rawat inap, yaitu semua pendapatan yang diperoleh
dan timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi rawat inap

37
- Pendapatan penunjang medis, yaitu semua pendapatan yang diperoleh
dan timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi penunjang
Pendapatan lain-lain, yaitu semua pendapatan yangg diperoleh dan timbul dari kegiatan
atau pelayanan selain dari pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dan penunjang medis

3. Machine

Nama Alat Jumlah Kondisi


Kursi roda 1 Baik
Box Apd 1 Baik
Tabung oksigen 4 Baik
Meja Pasien 11 Baik
Stetoskop 2 Baik
Spo2 2 Baik
Tensi digital 2 Baik
Tensi jarum 1 Baik
Termogun 1 Baik
Suction 1 Baik
Nebulizer 1 Baik
Senter 1 Baik
Bed pasien 11 Baik
Emergensi bag 1 Baik
Pispot 8 Baik

4. Material
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan ini dilakukan pada ruangan
assalam rumah sakit islam banjarnegara dengan uraian denah sebagai berikut:
a. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang al amin
b. Sebelah utara berbatasan dengan instalasi gizi

38
Ruang asalam berbentuk huruf L terdapat ruang nurse station, kamar mandi,
ruang kepla ruang yang digunakan sekaligus sebagai tempat sholat, aseptic
dispensing, tempat istirahat perawat, tempat makan dan minum perawat
1. Ruang perawatan assalam terdiri dari kamar vip , kelas I sebagai berikut:
a) Kamar perawatan VIP
Kamar perawatan VIP terletak pada sisi utara raung asaalam,
terdiri dari 4 kamar dengan total tempat tidur 4 tepat tidur pasien
dan 4 tempat tidur penunggu pasien, masing-masing kamar berisi:
 2 tempat tidur, 1 bed pasien dan 1 bed penunggu pasien
 1 almari
 1 kursi untuk penunggu pasien
 1 AC di setiap kamar
 1 wastafel
 1 televisi
 4 gorden di setiap ruangan/jendela
 1 kamar mandi din setiap ruangan
 1 kulkas di setiap ruangan
b) Kamar perawatan kelas 1 isi 1
 1 bed pasien dan 1 kursi penunggu pasien
 1 almari
 1 kipas angin
 1 dispenser
 1 televisi
 1 gorden di jendela
 1 kamar mandi
c) Kamar perawatan kelas I isi 2
 2 bed pasien dan 2 kursi penunggu pasien
 2 almari
 2 kipas angin
 1 dispenser
39
 1 televisi
 2 gorden penyekat ruangan
 1 gorden pada jendela ruangan
 1 kamar mandi
5. Method
Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode
asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode
yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja yang digunakan
supaya efektif dan efisien.
a. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat
dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya
perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka
dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang
seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan
sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan
tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap
bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia.
b. Model Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat
kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian
tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain
itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan.\

B, Unsur proses

40
1. Proses pelayanan keperawatan/ SP2KP
a. Penilaian pelaksanaan tugas kepala ruang

Kepala Ruang adalah manajer operasional yangmerupakan pimpinan


yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya diunit perawatan dan
ikut bertanggungjawab dalam menghasilkan pelayanan yang bermutu.

Standar tugas pokok Kepala Ruang yang ditetapkan oleh Depkes


(2012) meliputi kegiatan menyusun rencana kegiatan tahunan yang meliputi
kebutuhansumber daya (tenaga, fasilitas, alat dan dana), menyusun jadwal
dinas dan cuti,menyusun rencana pengembangan staf, kegiatan pengendalian
mutu, bimbingandan pembinaan staf, koordinasi pelayanan, melaksanakan
program orientasi,mengelola praktik klinik serta melakukan penilaian kinerja
dan mutu pelayanan.

No Variabel yang dinilai Observasi


Ya Tidak
1 Membagi staf kedalam group MPM sesuai dengan 
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN 

3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien 


dan ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk
laporan permasalahan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting moring untuk 
menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali dan
diakhiri dengan doa

5 Membagi pasien kedalam group MPM sesuai 


dengan kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN 
dan AN
7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh 
staf keperawatan untuk mencapai kinerja optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua 
staf termasuk pada saaat mengakhiri meeting
morning kepada dinas malam dan dinas pagi
9 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan 
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui
angket setiap pasien akan pulang.

10 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, 


malam, libur
41
11 Berperan serta sebagai konsultan 

12 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf 


melalui daftar hadir yang ada di ruangan

13 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan 


keluarga
14 Mengadakan CNE ( continuing nursing education) 

Jumlah 1412
Presentase 85,71
%
Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang

Analisa data

Berdasarkan table data diatas didapatkan hasil bahwa penilaian tugas


kepala ruang di ruang Assalam RSI Banjarnegara sudah dilaksanakan dengan baik
(85,71 %)

1. Kompetensi dan Penilaianya

Dalam terminologi organisasi kompetensi diartikan sebagai keahlian


yangdimiliki seseorang yang dapat dikelompokkan menjadi keahlian teknikal
dankeahlian profesional. Sedang dalam konteks sebuah sistem, ko4mpetensi

42
adalahmerupakan aspek input dan proses dari kinerja suatu pekerjaan, di
mana menurut Amstrong ( 2009) kompetensi didefinisikan mencakup
karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan antara orang yang
berkinerja tinggi yang dalam halini menyangkut prestasi kerja yang
ditunjukkan oleh seseorang.

Dalam pelayanan keperawatan seorang pelaksana perawat yang baik


harusmempunyai ketrampilan kognitif (intelektual), kreatif dan
mempunyaikeingintahuan yang tinggi, ketrampilan interpersonal, kompetensi
kultural,ketrampilan psikomotor serta mempunyai ketrampilan teknologi
seiring dengantuntutan kemajuan.

Sedangkan menurut Nurachmah (2011), bagi seorang


manajerkeperawatan, maka harus memiliki beberapa kompetensi agar
pelaksanaan pekerjaannya dapat berhasil yaitu : kemampuan menerapkan
pengetahuan,ketrampilan kepemimpinan, (kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin)dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen, di
mana kelancaran pelayanankeperawatan di suatu ruang rawat baik juga
dipengaruhi oleh beberapa aspekantara lain adanya : visi, misi dan tujuan
rumah sakit yang dijabarkan secara lokalruang rawat., struktur organisasi
lokal, mekanisme kerja (standar-standar) yangdiberlakukan di ruang rawat,
sumber daya manusia keperawatan yang memadaibaik kuantitas maupun
kualitas, metode penugasan, tersedianya berbagai sumberatau fasilitas yang
mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang diberikan,kesadaran dan
motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada serta komitmendan
dukungan dari pimpinan Rumah Sakit.

Menurut Dharma (2005) analisis dan penilaian terhadap kompetensi


mempunyai peran yang penting dalam sebuah organisasi, yang antara lain
dapatbermanfaat dalam manajemen kinerja, seleksi, dan pengembangan karir
pegawai.Seringkali dikatakan bahwa apa yang bisa dikelola, harus dapat pula
diukur,begitu juga dengan kompetensi. Pengukuran kompetensi dilakukan
dapat dengan menggunakan skalapenilaian yang didasarkan pada
keperilakuan yang menguraikan secara rinciberbagai perilaku atau tindakan
yang menunjukan keberhasilan bagi suatu perantertentu

2. Tanggung jawab kepala ruangan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada


kepala instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:

43
a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan  orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan

3. Wewenang Kepala Ruangan

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang


sebagai berikut:

a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan


b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang perawatan
d) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah
Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan

4. Tugas Kepala Ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang


rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya

1) Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :

a) Menyusun rencana kerja kepala ruangan


b) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang bersangkutan
c) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan
d) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala
instansi
44
e) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan.

2) Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)

1) Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang


rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
2) Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan 
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
inap, fasilitas yang ada dan cara penggunaaanya dan kegiatan rutin
sehari hari
4) Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/ asuhan
keperawatan yang sesuai ketentuan.
5) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
6) Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain
yang akan bekerja diruang rawat
7) Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala
instansi / kasi keperawatan / kepala bidang keperawatan.
8) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau dalam
keadaan siap pakai
10) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter khususnya
bila ada perubahan program pengobatan pasien.
11) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi /non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
12) Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat
13) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap
14) Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan
diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan ke MR
15) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat
16) Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek

45
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
18) Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian dinas

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:

a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang


telah di tentukan
b) Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang
telah ditentukan
c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
d) Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
perawatan, peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan
efisien.
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali mutu
asuhan keperawatan.

a. Penilaian ketua tim


Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di
ruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
1. Tanggung jawab ketua tim
a. Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang tepat.
pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan,
dapat melakukan serah terima tugas.
b. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan
yang telah di lakukan.
c. Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
d. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung /
laporan anggota tim.
2. Ketua tim harus memiliki kemampuan :
a. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
b. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
c. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien

46
d. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan
pasien
e. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar
f. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.

Tabel Penilaian ketua Tim

PP 3 PP 4
PP 1 PP 2
No Variabel yang dinilai
Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Ya Tidak Ya

1. Bertugas pada pagi hari √ √ √ √


2. Memberi informasi kepada √ √ √ √
setiap pasien/keluarga
3. Memberi penjelasan tentang √ √ √ √
perawatan di rumah/lanjutan
bagi pasien/keluarga yang
akan pulang
4. Bersama Perawat Pelaksana √ √ √ √
menerima operan tugas jaga
dari Perawat Pelaksana yang
akan tugas jaga malam
5. Bersama Perawat Pelaksana √ √ √ √
melakukan
konfirmasi/supervise
tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan
tugas jaga setiap pasien
6. Melakukan pre conference √ √ √ √
dengan semua Perawat
Pelaksana yang ada dalam
grupnya pada setiap dinas

47
pagi
7. Membagi tugas/pasien √ √ √ √
kepada Perawat Pelaksana
sesuai kemampuan dan
beban kerja
8. Melakukan pengkajian, √ √ √ √
menetapkan
masalah/diagnosa dan
perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang
menjadi tanggungjawabnya
dan ada bukti di rekam
medis keperawatan
9. Memonitor dan √ √ √ √
membimbing tugas Perawat
Pelaksana
10. Membantu tugas Perawat √ √ √ √
Pelaksana untuk kelancaran
asuhan pasien
11. Mengoreksi, merevisi dan √ √ √ √
melengkapi catatan askep
yang dilakukan oleh
Perawat Pelaksana yang ada
di bawah tanggungjawabnya
12. Melakukan evaluasi hasil √ √ √ √
pada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam
perencanaan askep dan ada
bukti dalam rekam medis
keperawatan

48
13. Melaksanakan post √ √ √ √
conference setiap akhir
dinas dan menerima laporan
akhir tugas jaga dari
Perawat Pelaksana untuk
persiapan operan tugas jaga
berikutnya
14. Mendampingi Perawat √ √ √ √
Pelaksana dalam operan
tugas jaga kepada Perawat
Pelaksana tugas jaga
berikutnya
15. Memperkenalkan Perawat √ √ √ √
Pelaksana yang ada dalam
satu grup/yang akan
merawat selama pasien di
rawat kepada
pasien/keluarga baru
16. Mendelegasikan tugas √ √ √ √
kepada Perawat Pelaksana
17. Melaksanakan √ √ √ √
pendelegasian tugas Katim
bila pagi hari tidak bertugas
18. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
kasus atau conference
dengan dokter atau tim
kesehatan lain seminggu
sekali
19. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
atau kasus conferensi dalam

49
pertemuan rutin
keperawatan diruangan
minimal sebulan sekali
20. Menyelenggarakan diskusi √ √ √ √
kasus/conference sesuai
prosedur
21. Melaksanakan tugas sesuai √ √ √ √
uraian tugas
JUMLAH 18 3 17 4 17 4 18 3

total skor
Prosentase PP 1 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
18
= x 100%
21 x 1
= 85,71 % (baik)
total skor
Prosentase PP 2 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
17
= x 100%
21 x 1
= 80,95 % (baik)

total skor
Prosentase PP 3 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
17
= x 100%
21 x 1
= 80,95 % (baik)
total skor
Prosentase PP 4 = x 100%
jumlah pertanyaanx 1
18
= x 100%
21 x 1
= 85,71 % (baik)

8 5,71% +80,95 %+ 80,95 %+85,71 %


Total Prosentase =
4

50
333,32
=
4
= 83,33 % (baik)

Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020

Keterangan :

YA skor 1

TIDAK skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa Data:
Berdasarkan tabel hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar
tugas Ketua TIM di ruang Assalam RSI Banjanrnegara sudah dilaksanakan
dengan total prosentase sebesar 78,57% termasuk kategori baik. Dengan jumlah
prosentase Katim 1 = 85,71,%, Katim 2 = 80,95%, Katim 3 = 80,95%, Katim 4 =
85,71% Tetapi ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti melakukan
pembagian tugas dengan perawat pelaksana yang ada dalam grupnya pada setiap
dinas pagi, memonitor dan pendampingan kepada perawat pelaksana serta
melakukan pertemuan menyelenggarakan diskusi atau kasus conferensi dalam
pertemuan rutin keperawatan diruangan minimal sebulan sekali.
b. Penilaian perawat asosiet
Primary nursing adalah model asuhan keperawatan yang diberikan kepada 1-6
pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan yang diberikan selama 24 jam
dilakukan oleh perawat primer dan dibantu oleh perawat pelaksana (perawat
asosiet), setiap perawat primer memebrikan perawatan secara ,menyeluruh
sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat.

51
Tugas Perawat Assosiate

Penilaian Pelaksanaan Tugas Perawat Assosiate di Ruang Assalam


RSI Banjarnegara

No Variabel yang dinilai Nilai


SL SR KD TP
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan 4
akhir jaga dari dan kepada AN yang ada
dalam satu group
2. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang 3 1
kondisi pasien segera setelah selesai operan
setiap pasien
3. Melakukan doa bersama setiap awal dan 4
akhir tugas yang dilakukan setelah serah
terima operan tugas jaga
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan 4
PN setiap awal tugas pagi
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada 3 1
pasien yang menjadi tanggungjawabnya dan
ada bukti di rekam medis keperawatan
6. Melaksanakan monitoring respon pasien dan 4
ada bukti di rekam medis keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah 3 1
pasien atau keluarga kepada PN
8. Membimbing dan melakukan pendidikan 3 1
kesehatan kepada pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan 3 1
berusaha untuk mengatasinya.
10. Melengkapi catatan asuhan kepada semua 3 1
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan 2 2

52
setiap akhir tugas pada semua pasien yang
menjadi tanggungjawabnya dan ada
buktinya di rekam medis
12. Mengikuti post conference yang di adakan 4
oleh PN pada setiap akhir tugas dan
melaporkan kondisi/perkembangan semua
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
kepada PN
13. Bila PN tidak ada, wajib mengenalkan AN 4
yang ada dalam satu grup yang akan
memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14. Melakukan pendelegasian tugas PN pada 4
S/M/HL.
15. Mengikuti diskusi kasus atau confrence 3 1
dengan dokter/grup kesehatan lain setiap
seminggu sekali
16. Mengikuti diskusi kasus atau conference 3 1
dengan pertemuan rutin keperawatan di
ruangan.
17. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 2 2
AN
Jumlah 31 34 3
62+68+3
prosentase= x 100 %
17 x 4 x 3

= 65,2 %

Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020

Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0

53
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
tugas perawat assosiate di Ruang Assalam RSI Banjarnegara sudah dilaksanakan
dengan cukup baik terbukti dari penilaian mendapatkan hasil 65,2%.

c. Penilaian serah terima tugas atau timbang terima


Tabel . Evaluasi Pelaksanaan Timbang Terima atau Serah Terima Tugas
Jaga Perawat (Operan Jaga)

54
N ASPEK YANG DINILAI NILAI
O
YA TIDAK
Serah terima pasien/operan jaga dilaksanakan sesuai
jadwal berikut :
1 Operan jaga pagi – jaga sore : jam 13.30 WIB 9
2 Operan jaga sore – jaga malem : jam 19.30 WIB 9
3 Operan jaga malem – jaga pagi : jam 07.30 WIB 9
4 Operan jaga dilaksanakan di Nurse station selanjutnya 9
keliling melaporkan pasien satu persatu
5 PJ shift melaporkan kepada petugas shift berikutnya 9
mengenai hal-hal sebagai berikut :
√ Total jumlah pasien yang dirawat
√ Jumlah pasien baru
√ Jumlah pasien pulang
√ Jumlah pasien pindah
√ Jumlah pasien meninggal
√ Jumlah pasien sesuai tingkat ketergantunganya
(maksimal care, intermediate care, minimal care)
√ Jumlah pasien kelompok berresiko (manula, balita,
bayi, pasien cacat, pasien tidak sadar, pasien jiwa, dan
pasien dengan kondisi khusus)
√ IKP ( pasien jatuh, salah obat, dll )
√ Pasien komplen
√ Lain-lain ( terkait sarpras contoh EKG rusak, lampu
mati, dll )
√ Sarana prasarana baik alat kesehatan maupun alat
kedokteran
6 Dilanjutkan keliling ruangan untuk mengoperkan pasien 9
satu persatu sambil menginformasikan kepada pasien dan
keluarga bahwa ada pergantian petugas jaga sambil
memperkenalkan petugas jaga berikutnya
7 Dalam mengoperkan masing masing kondisi pasien 9
pastikan :
● Data pasien update dan merupakan rangkuman dari
dokumen yang tertulis di RM
● informasi yang disampaikan harus terkait dengan
rencana asuhan
55
● Staf yang akan melaksanakan tugas berikutnya
memiliki kemampuan / kompetensi yang sesuai
Adapun komponen dari operan pasien antara lain :
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020

Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang

Analisa Data :
Dari data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
Operan Jaga perawat di ruang Assalam RSI Banjarnegara pada kategori baik
yaitu sebesar 81,8 %. Beberapa yang perlu di tingkatkan adalah mengoperkan
alat-kedokteran dan alat kesehatan lain dan kondisi masing-masing alat
tersebut, Kegiatan diakhiri dengan jabat tangan antara petugas jaga.
d. Penialaian terhadap meeting morning
Salah satu aktivitas perorganisasian di ruangan SP2KP (Sistem Pemberian
Layanan Keperawatan Profesional) adalah adanya morning meeting yaitu
suatu pertemuan yang dilakuakan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shif malam dan shif pagi. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan
ini adalah koordinasi intern ruang perawatan sebagai wahana informasi dan
komunikasi.

No Uraian Tugas Ya Tidak


A Tahap pre interaksi 
Karu menyiapkan tempat untuk
melakukan metting morning
B Tahap kerja

56
1 Karu memberikan arahan kepada staf 
dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya termasuk memberikan
informasi-informasi terbaru yang ada di
rumah sakit
2 Karu melakukan klarifikasi masalah yang 
terjadi pada sift malam
3 Memberikan kesempatan kepada staf 
untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul diruangan
4 Bersama-sama staf mendiskusikam 
pemecahan masalah yang dapat di tempuh
5 Karu memberi motivasi dan reinforcement 
kepada staf
6 Karu menyimpulkan hasil kegiatan 
7 Karu menutup metting moerning 
C Tahap terminasi
8 Karu mendokumentasikan hasil kegiatan 
dalam catatan ruangan
Total 9
Presentase 100 %

Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa data

57
Berdasarkan table data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan meeting
morning yang dilakukan oleh karu di ruang Assalam sudah sangat baik
(100%).
e. Penilaian Discharge planning
Indikator penilaian terhadap keberhasilan dicharge planning adalah kriteria
proses dan kriteria hasil yang dapat diukur dengan meningkatkan status
fungsional, jumlah hari rawatan atau kunjungan berulang.
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A Pra interaksi
1 Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan 
dan pengetahuan pasien atau keluarga)
2 Mengidentifikasi kebutuhan perawatan lanjutan 
pasien dirumah
3 Membuat rencana interaksi 
4 Menyiapkan tempat untuk memberikan discharge 
planning
5 Menyiapkan bahan untuk pemberian discharge 
planning (pedoman pemberian discharge planing,
leaflet)
B Orientasi
1 Memberi salam dengan senyum 
2 Memperkenalkan diri (nama dan peran) dan 
menjelaskan tugas perawat (karu, PN/ PJTJ)
3 Menanyakan perasaan pasien atau keluarga 
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 
6 Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan 
untuk kegiatan pemberian discharge planning
C Kerja
1 Memberikan kesempatan pasien atau keluarga 

58
untuk klarifikasi informasi yang telah
disampaikan
2 Menjelaskan informasi discharge planning secara 
urut sesuai pedoman:
a. Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut 
dirumah
b. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan: 
- Cara pemakaian obat 
- Cara makan dan minum/ pengaturan diit 
- Cara pengaturan aktivitas dan istirahat 
- Lain-lain: contoh cara perawatan luka, 
cara menyusui
c. Periksa ulang atau kontrol 
3 Mengklarifikasi informasi yang telah diberikan 
4 Menanyakan kejelasan informasi discharge 
planning yang telah disampaikan pada pasien
atau keluarga
D Terminasi
1 Mengevaluasi pengetahuan pasien atau keluarga 
tentang informasi discharge planning yang
diberikan
2 Memberikan re-inforcement positif pada pasien 
atau keluarga (terimakasih atas kerja samanya,
dsb)
3 Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan 
salam
E Dokumentasi
1 Perawat (karu/ PN/ PjTj) dan pasien atau 
keluarga menandatangani bukti pemberian
discharge planning di blanko rekam medik yang
telah disediakan
Jumlah 68 36

59
Presentase 65,4%

Keterangan :
YA skor 4
TIDAK skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa data
Berdasarkan hasil table data diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
discharge planning di ruang assalam yaitu cukup baik (65,4 %). Terdapat
perawat dalam melakukan discharge planning pada tahap pra interaksi tidak
mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien atau
keluarga) dan 4 perawat tidak membuat rencana interaksi kemudian pada tahap
orientasi 4 perawat tidak memperkenalkan nama dan menjelaskan tugasnya
sebagai perawat/karu dan 4 perawat tidak memberikan pedoman leaflet untuk
pasien pulang hanya memberikan surat kontrol.

f. Penilaian evaluasi pendekatan pengarahan (pre dan post conference)


Pre conference adalah rencana tiap perawat atau rencana harian dan tambahan
rencana dari Karu dan Katim, sedangkan post conference adalah komunikasi
katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjng shif dan sebelum
operan pada shif berikutnya.
Tabel . Penilaian Evaluasi Pre Conference
NO URAIAN TUGAS YA TIDAK
A Tahap pra interaksi
1 Menyiapkan ruangan atau tempat 4
2 Menyiapkan rakamedik pasien dalam 4
tanggung jawabnya

60
B Tahap kerja
1 Menyampaikan salam 4
2 Mengawali dengan doa 4
3 Menjelaskan tujuan di lakukan pre 4
conference
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien 4
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Mendikusikan masalah keperawatan yang 4
di alami oleh pasien
6 Mendiskusikan tentang diagnosa 4
keperawatan pasien yang munccul pada
pasien
7 Mendiskusikan tentang intervensi 4
keperawatan
8 Membagi tugas perawat pelaksana sesuai 3 1
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 3 1
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil conference 4
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri pre conferance 4
2 Mendokumentasikan hasil pre conferance 4
Total 54 2
Presentase 96,43
%

Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup

61
<45% : Kurang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pre conference


di Ruang Assalam RSI Banjarnegara sudah dilakukan. Dengan sangat baik
(96,43 %) (Arikunto , 2014) :

Tabel. Penilaian Evaluasi Post conference


NO URAIAN TUGAS YA TIDAK
A Tahap pra interaksi
1 Menyiapkan ruangan atau temapat 4
2 Menyiapkan rakamedik pasien dalam 4
tanggung jawabnya
B Tahap kerja
1 Menyampaikan salam 4
2 Mengawali dengan doa 4
3 Menjelaskan tujuan di lakukan post 4
conference
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien 4
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Mendikusikan masalah keperawatan yang di 4
alami oleh pasien
6 Mendiskusikan tentang diagnosa 4
keperawatan pasien yang munccul pada
pasien
7 Mendiskusikan tentang intervensi 4
keperawatan
8 Membagi tugas perawat pelaksana sesuai 3 1

62
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 3 1
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil post conference 4
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri post conferance 4
2 Mendokumentasikan hasil post conferance 4
3 Total 54 2

Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan post conference


di Ruang Assalam RSI Banjarnegara sudah dilakukan dengan sangat baik
(96,43 %) (Arikunto , 2014).
g. Hubungan profesional antar staf / perawat dan pasien
Adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat
perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai
asuhan keperawatan. Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat
profesional yang di arahkan pada pencapaian tujuan.
Tabel. Hubungan profesional antar staf / perawat dan pasien
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak

63
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh 
pasien yang ada diruangan setiap awal tugas
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang 
menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
3 PN menginformasikan peraturan dan tata tertib 
RS yang berlaku kepada setiap pasien atau
keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dalam satu grub 
yang akan merawat selama pasien dirawat di RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring 
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi
pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana 
tindakan atau program pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 
PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima 
konsultasi/ keluhan pasien/ keluarga dan
berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau 
perawat yang bertanggungjawab selama ia
dirawat dan ditulis pada papan pasien
10 PN atau AN memberi tahu dan mempersiapkan 
pasien yang akan pulang
Jumlah 9 1
Presentase 90%

Keterangan :
Ya : skor 1

64
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Hubungan


profesional antar staf / perawat dan pasien di Ruang Assalam RSI Banjarnegara
sudah dilakukan dengan sangat baik (90 %) (Arikunto , 2014) :

h. Hubungan antar staf keperawatan


Hubungan komunikasi antar kepala ruangan dan staf keperawatan yang baik
dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Tabel. Hubungan antar staf keperawatan
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Penanggung jawab pelayanan mengadakan 
pertemuan rutin karu minimal satu 1x/ minggu
2 PJ ruangan keperawatan mengadakan 
pertemuan rutin dengan seluruh staf
keperawatan minimal sebulan sekali
3 Karu mengadakan peretmuan rutin dengan PN 
minimal 1x/ minggu
4 PN mengadakan pre dan post conferenc pada 
setiap awal dan akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang tugas 
jaga sebelumnya
6 PN mendampingi serah terima tugas jaga 
antara AN pada tugas jaga berikutnya

65
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari 
jaga sebelum dan tugas jaga berikutnya
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama 
dalam pengkajian, menetapkan diagnosa dan
penyusunan rencana keperawatan
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama 
dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan
10 PN membuat laporan tugas pada PJ ruang 
keperawatan setiap akhir tugas terutama
keadaan umum pasien dan permasalahan yang
ada
11 PN melakukan motivasi/ bimbingan / re- 
inforcement dengan AN setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada 
13 PP menggantikan tugas PJ ruangan pada tugas 
siang, malam, hari libur
Jumlah 11 2
Presentase 84,6 %

Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
Berdasarkan tabel hasil dan observasi menunjukkan bahwa hubungan
profesional antar staf perawat yang dapat menjamin asuhan keperawatan di
ruang assalam RSI Banjarnegara sudah dilaksanakan dengan baik dengan
hasil presentase 84,6 % (Arikunto , 2014).
66
i. Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan
Hubungan staf keperawatan dan dokter/tim kesehatan sudah baik dan
saling berkolaborasi. Perawat mampu berkomunikasi secara efektif dengan
tim kesehatan lainnya sehingga dapat mengintegrasikan perawatan yang aman
dan efektif bagi pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Contoh komunikasi
interprofesionalyang digunakan adalah SBAR (Situation-Background-
Asessment-Recommendation). SBAR merupakan teknik dalam
mengkomunikasikan informasi yang penting yang membutuhkan perhatian
dan tindakan dengan segera sehingga keselamatan pasien dapat terjamin dan
terlindungi.
Tabel Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan

67
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa data
Kategori (Arikunto , 2014) :

No Hubungan professional/kemitraan antar staf Observbasi


keperawatan dengan dokter/ tim kesehatan lain
Ya Tidak
1 PN/AN melakukan visit bersama dengan dokter atau 
tim kesehatan lain yang merawat
2 PN melakukan diskusi kasus dengan dokter atau tim 
kesehatan lain minimal 1x per minggu
3 Hubungan professional/kemitraan dengan dokter /tim 
kesehatan lain tercemin dalam dokumen rekam medic
4 PN/AN dalam segera memberikan data pasien yang 
akurat dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim
kesehatan lain biladibutuhkan
5 PN/AN menggunakan rekam medic sebagai sarana 
hubungan professional dalam rangka pelaksanaan
program kolaborasi
6 Dokter / tim kesehatan lain menggunakan rekam 
keperawatan sebagi sarana hubungan profesional
dalam rang program kolaborasi
7 Tim / dokter kesehatan lain mengetahui setiap pasien 
siapa PN yang merawat
8 PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien / 
keluarga dengan dokter /tim kesehatan lain
Jumlah 8
Persentase 100%

86-100 % : Sangat baik


66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
Berdasarkan tabel hasil dan observasi menunjukkan bahwa hubungan
profesional antar staf keperawatan dan dokter/tim kesehatan yang dapat
68
menjamin asuhan keperawatan di ruang assalam RSI Banjarnegara sudah
dilaksanakan dengan baik dengan hasil presentase 100% sangat baik
(Arikunto , 2014).
2. Pengkajian instrumen ABC
a) Instrumen A ( Dokumen asuhan keperawatan)
1) Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan berupa
pengumpulan data yang sistimatis dalam asuhan keperawatan sesuai
kebutuhan klien, diperoleh dariwawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik,
pengamatan, dokumen perawatan harus terisi 100% (observasi) hal ini
sesuai keputusan direktur rumah sakit tentang StandarAsuhanKeperawatan
(SAK).
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan proses mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien sebagai suatu pernyataan singkat, tegas dan jelas
yang didasarkan pada pengumpulan dan evaluasi data dokumen harus
terisi 100%.
a. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
b. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
3) Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan proses merencanakan
tindakan untuk menyelesaikan/mengatasi masalahkesehatan pasien
sebagai suatu pernyataan singkat,tegas dan jelas yang didasarkan
padadiagnose keperawatan dokumen harus terisi 100%.
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Disusun menurut urutan prioritas.
c. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek,
perubahan, perilaku,kondisi pasien dan atau kriteria.

69
d. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah,
terinci danjelas atau melibatkan pasien/keluarga.
e. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengantim kesehatan
lain
4) Implementasi
Tindakan keperawatandilakukan sesuai diagnose danrencana yang
ditetapkan, merupakan proses lanjutan dari perencanaan yangdibuat,
tindakan untuk menyelesaikan/ mengatasi masalah kesehatan pasien,
tidakan keperawatan yang telah dikerjakan harus 100% dicatat didalam
lembar dokumen keperawatan
a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.
b. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
c. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
d. Semua tindakan yang telah dilaksanakandicatat ringkas dan jelas.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan sesuai masalah yang ditetapkan
danyang sudah dilakukan tindakan, merupakan proses lanjutandari
tindakan untuk menyelesaikan/mengatasi masalah kesehatan pasien,
evaluasi keperawatan yang telah dikerjakan harus 100% dicatat didalam
lembar dokumen keperawatan.
a. Evaluasi mengacu pada tujuan.
b. Hasil evaluasi dicatat.

Catatan Asuhan Keperawatan.

Catatan keperawatan digunakan untuk mencatat komunikasi penting perihal


pasienyang menyangkut masalah yang dialami oleh pasien.

a. Menulis pada format yang baku.


b. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
70
d. Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas,dan tanggal jam dilakukannya tindakan.
e. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
f.
b) Instrumen B ( mutu pelayanan keperawatan)
Mutu pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosil dan spiritual
pasien.
Tujuan mutu pelayanan keperawatan
1. Penyusunan standar atau kriteria
2. Mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria
3. Identifikasi sumber informasi
4. Mengumpulkan dan menganalisa data
5. Evaluasi ulang

Faktor mutu pelayanan keperawatan :

1. Komunikasi dari mulut ke mulut, biasanya komunikasi dari mulut ke mulut


sering dilakukan oleh masyarakat awal yang telah mendapatkan perawatan
dari sebuah instansi.
2. Kebutuhan pribadi, kebutuhan dari masing-masing pasien bervariasi maka
mutu pelayanan keperawatan juga harus menysuaikan berdasarkan
kebutuhan pribadi pasien.
3. Pelayanan masa lalu, pasien akan cenderung menilai suatu berdasarkan
pengalaman yang pernah di alami
4. Komunikasi eksternal, sebagi pemberi mutu pelayanan keperawatan juga
dapat melakukan promosi sehingga pasien akan mempercayai penuh
terhadap mutu pelayanan keperawatan di instansi tersebut.

Menurut Nursalam (2013) suatu pelayanan keperawatan harus memiliki mutu


yang baik dalam pelaksanaanya diantaranya adalah
71
1. Caring adalah sikap peduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada
pasiennya
2. Kolaborasi adalah tindakan kerjasama anatar perawat dengan anggota
medis lainnya, pasien, keluarga pasien, dan tim sejawat keperawatan dalam
menyelesaikan prioritas perencanaan pasien
3. Kecepatan, suatu sikap perwat yang cepat dan tepat dalam memberiksan
asuhan keperawatan
4. Empati adalah sikap ang harus ada pada semua perawat
5. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat
6. Sincerety adalah kejujuran dalam diri perawat,
7. Komunikasi terapeutik, salah satu cara yang paling mudah untuk dilakukan
perawat dalam memberiksan asuhan keperawatan

c) Instrumen C (5 SOP)
Menurut Tjipto Atmoko (2011), mengatakan bahwa standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman (SOP) merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerja sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintahberdasarkan indicator-
indakator teknis, administrative dan proseduaral sesuai tata kerja, prosedur
kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tanggal 22 Desember 2020
sampai dengan 25 Desember di Ruang Assalam RSI banjarnegara sudah
terdapat SOP yang didokumentasikan, akan tetapi dari hasil observasi yang
telah dilakukan utuk pemasangan infus perawat belum menerapkan cara cuci
tangan yang dilakukan tindakan ke pasien, tidak menggunakan pengalas saat
pemasangan infus, dan belum menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan
infus kepada pasien.
d) Keselamatan pasien (patient safety)

1) Kajian Teori

72
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak
terhadap pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien ini dilakukan
sebagai usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD)
yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di Rumah Sakit sehingga
sangat mungkin untuk merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak
Rumah Sakit. Kejadian tidak diharapkan (KTD) bisa disebabkan oleh berbagai
faktor yaitu beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
tepat, penggunaan sarana kurang tepat dan yang lain sebagainya (Nursalam,
2014).

a) Mengidentifikasi pasien dengan benar


Untuk melakukan identifikasi pasien dengan benar, perawat perlu
memperhatikan beberapa hal, seperti :
 Pemasangan gelang identitas pasien.
 Pemasangan stiker penanda.
 Pasien di RSI Banjarnegara di identifikasi dengan 3 identitas yaitu
nama, tanggal lahir, dan nomor RM pasien.
 Menjelaskan manfaat pemasangan gelang.
 Pasien di identifikasi sebelum melakukan pemberian obat, sebelum
transfuse atau pemberian produk darah, sebelum melakukan
pengambilan sampel darah atau cairan tubuh lain untuk pemeriksaan
klinik/laboratorium, sebelum melakukan tindakan dan sebelum
pengobatan.
 Meminta pasien mengingatkan petugas apabila petugas tidak melihat
gelang identitas saat akan melakukan tindakatan atau pemberian obat.
 Menerapkan label identitas pasien pada produk darah, obat, cairan dan
makanan pasien.
 Proses identifikasi dilakukan dengan 3 cara yaitu pada pertemuan
pertama dengan pasien, pertemuan berikutnya dan libatkan pasien
untuk mengingatkan petugas saat pelaksanaan tindakan baik secara
verbal maupun visual.
73
 Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada pasien
dengan kondisi gawat darurat atau tidak sadar baik di ruang IGD, ICU,
kamar operasi dan ruang rawat lain dengan tetap memperhatikan data
pada gelang identtas pasien dan dokumentasi RM.
 Pasien dengan NAMA SAMA atau HAMPIR SAMA harus diberi
tanda HATI-HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA/HAMPIR
SAMA pada RM dan formulir permintaan.
 Pelepasan gelang dilaksanakan sesui ijin perawat ruangan baik saat
pulang, meninggal dunia ataupun dirujuk.
b) Meningkatkan komunikasi yang efektif
 Selalu menerapkan komunikasi efektif
 Perintah lisan dan atau melalui telepon termasuk hasil pemeriksaan
kritis ditulis secara lengkap oleh penerima informasi, diparaf dan
ditulis nama terang penerima informasi berikut tanggal dan jam
menerima pasien, selanjutnya penerima informasi secara lengkap
membacakan kembali (READ BACK), catat kembali (CABAK), atau
tulis ulang baca konfirmasi (TUBAK), konfirmasi lisan oleh pemberi
perintah dengan mengatakan “YA SUDAH BENAR, ITU SALAH
TOLONG DIULANGI”.
 Penerima informasi membubuhkan CAP READ BACK pada sebelah
pesan yang telah dicatat dan dibacakan kembali tadi.
 Perintah/hasil pemeriksaan dikonfirmasik atau di verifikasi (diparaf)
oleh DPJP maksimal 1x24 jam, disertai tanggal dan waktu verifikasi.
 Informasi yang disampaikan saat melaporkan pasien kepada profesi
lain atau saat operan jaga menggunakan teknik SOAP.
 Persiapan perawat sebelum lapor kepada dokter atau DPJP.
 Informasi yang disampakan pada saat transfer atau memindahkan
pasien meliputi resume alasan masuk Rumah Sakit, resuma temuan
yang penting, resume diagnostik, resume kondisi pasien saat pindah
atau tranfer.

74
 Dalam melaksanakan komunikasi dan pendidikan kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan atau
keluaganya.
c) Meningkatkan keamanan pemakaian obat-obatan yang perlu
diwapadai atau high alert medication (HAM)
 Yang termasuk obat high alert yaitu NORUM/LASA (nama obat mirip
atau LASA : Look Alike Sound Alike/ rupa mirip dan kedengarannya
mirip), Elektrolit konsentrat atau pekat, Obat Cytostatica atau
kemoterapi.
 Intruksi lisan atau telepon obat HAM diperbolehkan dalam keadaan
darurat dan nama obat harus di EJA perhuruf.
 Pada obat dengan kriteria NORUM/LASA labeling menggunakan
stiker warna dasar PUTIH dan tulisan MERAH
 Pada obat dengan kriteria HIGH ALERT labeling menggunkan stiker
warna dasar MERAH dan tulisan HITAM.
 Elektrolit konsentrat atau pekat yang disimpan di unit pelayanan
pasien harus disimpan pada area yang terbebas aksesnya.
 Dalam memberikan obat kepada pasien harus mengacu pada 5 benar.
 Obat High alert medication (HAM) yang dimasukkan dalam infus
harus di cek kecepatan dan ketepatan tetesannya serta diberi/ditempeli
stiker/form obat.

d) Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
 Menerapkan hand hygiene (cuci tangan) secara efektif dengan 6
langkah.
 Menaruh cairan handrubs sebanyak 3 cc atau cairan antiseptic
untuk handwash sebanyak 1 cc.
 Menggosok kedua telapak tangan dengan arah ke ibu jari.
 Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan
tangan kanan, dan sebaliknya.
 Menggososk kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
75
 Menggosok dengan posisi jari-jari dalam saling mengunci.
 Menggosok ibu jari kiri berputar ke arah luar dalam genggaman
tangan dan sebaliknya.
 Menggosok ujung-ujung jari tangan kanan dengan cara berputar ke
telapak tangan kiri dan sebaliknya.
 Menerapkan 5 momen (FIVE MOMENTS) cuci tangan:
 Sebelum kontak dengan pasien.
 Sebelum melakukan tindakan aseptic.
 Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien yang terinfeksi.
 Setelah kontak dengan pasien.
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
- Bila tangan kotor cuci tangan dengan menggunakan sabun atau
antiseptic dan air yang mengalir.
- Bila tangan tidak tampak kotor cuci tangan menggunakan
alternatif cuci tangan (alcuta) yaitu bersihkan dengan gosok
cairan/gel berbasis alcohol (handrub).
- Cuci tangan BEDAH dilakukan untuk tindakan pembedahan
sesuai prosedur.
e) Mengurangi resiko pasien cidera karena jatuh.
 Menerapakan assessment awal pada pasien resiko jatuh dan
assessment ulang pada pasien bila ada perubahan kondisi atau
pengobatan.
 Penilaian resiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala atau
scoring HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE.
 Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan, tempatkan bel
panggil dalam jangkauan pasien.
 Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip.
 Sediakan kursi roda yang terkunci, tongkat penyangga (walkers) sesuai
kebutuhan di samping tempat tidur pasien.

76
 Pastikan bahwa kalur kr kamar kecil bebas dari hambatan dan cahaya
terang
 Pasang bedside rel (tempat tidur berpengaman)
 Pasang restraint (tali pengikat) bila diperlukan.
 Pengawasan yang ketat terhadap pasien dengan therapy obat-obatan
yang berisiko jatuh seperti obat sedative, antidepresi, antipsikotik,
antiarrtimi, antihistamin, diuretic, dan yang lainnya.
 Cek kursi dan tinggi tempat tidur sesuai kondisi pasien.
 Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera
laporkan untuk perbaikan.
 Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah
diagnostik atau terapi.
 Pastikan pasien yang dibawa dengan brandcard atau tempat tidur,
posisi bedside rel dalam keadaan terpasang.
 Edukasi kepada pasien dan atau anggota keluarga mengenai rencana
keperawatan untuk mencegah jatuh.
2) Kajian Data
Tabel 3.22 Evaluasi Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Assalam RSI
Banjarnegara
N=9

Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
SL SR KD TD
1 Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Perawat menuliskan identitas 8 1
pasien dengan lengkap dan
jelas dalam setiap
pendokumentasian asuhan
keperawatan
b. Perawat menanyakan nama, 9
umur dan alamat pasien pada
saat mau melakukan tindakan
c. Perawat mengecek gelang 5 4
identitas
Jumlah=24+30+4x100= 71,60% 8x3= 15x2 4x1=4
3x9x3 24 =30
2 Komunikasi Efektif

77
a. Menyebutkan identitas pasien, 5 4
diagnosa medis, diagnose
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan serta pelaksanaannya
b. Menginformasikan jenis dan 9
waktu rencana tindakan yang
belum dilakukan
c. Menyebutkan perkembangan 4 5
pasien yang ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan 9
tindakan medis beserta
waktunya
e. Menyebutkan tindakan medis 7 2
yang belum dilakukan selama
shift
Jumlah=33+60+4 x100= 71,85% 11x3= 30x2 4x1=4
5x9x3 33 =60
3 Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (HIGH
ALERT)
a. Perawat memberi obat sesuai 9
dengan prinsip 7 benar (obat,
dosis, waktu, tempat, orang,
pendokumentasian, tepat
indikasi).
b. Perawat memisahkan 8 1
penyimpanan obat-obat yang
perlu diwaspadai (HIGH
ALERT)
c. Terdapat tempat khusus 9
penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai(HIGH ALERT)
d. Adanya dokumentasi 8 1
mengenai pemberian obat
yang diwaspadai (HIGH
ALERT)
Jumlah=102+4x100=98,14% 34x3= 2x2=
4x9x3 102 4
4 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
a. Perawat melakukan cuci 9
tangan sebelum kontak dengan
pasien
b. Perawat melakukan cuci 9
tangan sebelum melakukan
tindakan aseptic
c. Perawat melakukan cuci 9
tangan setelah melakukan
tindakan aseptic
d. Perawat melakukan cuci 9

78
tangan setelah kontak dengan
cairan tubuh pasien
e. Perawat melakukan cuci 9
tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien
f. Perawat menggunakan APD 8 1
selama melakukan tindakan

Jumlah=102+38 x100= 98,76% 34x3= 19x2


6x9x3 102 =38
5 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
a. Perawat melakukan assessment 9
awal resiko pasien jatuh
b. Perawat memasang pengaman 1 8
tempat tidur pasien
c. Perawat memberikan tanda 5 3 1
berwarna kuning pada gelang
untuk pasien dengan resiko
jatuh
Jumlah=18+40+1 x100= 73,83% 6x3= 20x2 1x1=1
3x9x3 18 =40
JumlahTotal 93x3= 86x2 9x1=2
279 =
172
total skor
prosentase= x 100 %
jmlh pertanyaanx 3
= 71,60%+71,85%+98,14%+98,76%+73,83% = 82,83%
5
Sumber : Hasil observasi di ruang Assalam pada 22 Desember 2020

Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0

Kategori (Arikunto , 2014) :


86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang

79
Dari data observasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan patient safety di
ruang Assalam RSI Banjarnegara pada kategori Baik yaitu sebesar 82,83 %.
Pasien safety meliputi:
a. Pelaksanaan identifikasi pasien diruang Mukharomah sudah baik dengan persentase
hasil 82,83%. Identitas pasien yang lengkap akan memudahkan pengidentifikasian
pasien yang berhubungan dengan kegiatan di Rumah Sakit, dapat membuat semua
tindakan yang akan dilakukan menjadi tepat sehingga meminimalkan terjadinya
kesalahan pemberian tindakan karena tidak jelas identitasnya.
b. Pasien laki-laki menggunakan gelang identitas warna biru. Untuk resiko jatuh dan
alergi obat menggunakan stiker yang masing masing berwarna kuning dan merah.
c. Pelaksanaan komunikasi efektif diruang Assalam baik dengan persentase hasil
71,85%. Komunikasi yang efektif, Komunikasi yang telah dilakukan dengan
menerapkan komunikasi terapeutik akan menjadikan segala sesuatu tindakan menjadi
jelas tanpa ada misscomunication baik dengan antar perawat maupun dengan pasien
sehingga tindakan yang dilakukan akan berjalan dengan lancar.Penggunaan
komunikasi dengan TUBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali) berjalan dengan
baik, setiap konsul dokter melalui alat komunikasi, langsung ditulis TUBAK pada
lembar konsultasi dokter dan di konfirmasi setaip 1x24 jam.
d. Pelaksanaan peningkatan kemanan obat high alert diruang Assalam sangat baik
dengan persentase hasil 98%. Peningkatan keamanan obat, perawat sudah
memberikan obat sesuai dengan prinsip 7 benar(pasien, obat, dosis, waktu, cara
pemberian, dokumentasi dan indikasi). Pada loker obat sudah ada nama/identitas
pasien secara lengkap dan tersedia buku untuk ceklist saat pemberian obat.
e. Pelaksanaan pengendalian infeksi diruang Assalam sangat baik dengan persentase
hasil 98,76%. Pengurangan resiko infeksi, Perawat diruangan sudah melakukan 6
langkah cuci tangan dengan benar dan pada 5 momen, namun perawat sering terlewat
pada momen pertama yaitu sebelum kontak dengan pasien. Selain itu untuk
pengelolaan sampah sudah sesuai dengan aturan dipisahkan pada plastik khusus
untuk medis dan non medis, untuk medis menggunakan plastik berwarna kuning dan
non medis menggunakan plastik hitam.

80
f. Pelaksanaan pengurangan resiko jatuh diruang Assalam sudah baik dengan
persentase hasil 73,83%. Pengurangan resiko jatuh, di ruang Assalam setiap tempat
tidur sudah mempunyai bedrailnya sehingga mengurangi resiko jatuh pasien.Tanda
identitas untuk pasien resiko jatuh ada 2 yaitu pada gelang identitas dan tanda
segitiga warna kuning. Tanda yang dipasang yaitu baru stiker warna kuning yang
menempel pada gelang identitas. Yang terpenting adalah menginformasikan pada
keluarga pasien untuk ikut serta menjaga keamanan pasien dengan resiko jatuh.

A. Unsur out put/ keluaran

1. Mutu asuhan keperawatan (A,B,C)


Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan keperawatan adalah
dengan menggunakan instrument A, B dan C.
1) Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak KET.


A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai 4
Perawat sudah sesuai
dengan pedoman pengkajian
dalam melakukan
2 Data dikelompokan (bio-Psiko- 4
pengkajian pasien
sosial-spiritual)
3 Data yang dikaji sejak pasien 4 dari awal masuk
masuk sampai pulang sampai pasien keluar
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 3 1 sesuai dengan
kesenjangan antara status kesehatan standar yang sudah
dengan norma dan pola fungsi di tentukan. Namun
kehidupan ada perawat yang
merumuskan
masalah tidak
berdasarkan
kesenjangan status

81
kesehatan dengan
15 1x normal
SUB TOTAL
0=0
TOTAL 15
PROSENTASE 93,75%
B. Diagnosa Ada beberapa dx
1. Dx. Keperawatan berdasarkan keperawatan yang
masalah yang dirumuskan. 2 2 dirumuskan tidak

2. Dx. Keperawatan mencerminkan berdasarkan masalah

PE/PES 4 yang ada pada pasien


3. Merumuskan diagnosa keperawatan 3 1 dan hanya
aktual/potensial. merumuskan
diagnosa
keperawatan yang
aktual saja.
SUB TOTAL 9 3x0=0
TOTAL 9
PROSENTASE 75%
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak Keterangan
C. Perencanaan
1 Berdasarkan Dx. Keperawatan 4 Perawat sudah
2 Disusun menurut urutan prioritas. 2 2
3 Rumusan tujuan mengandung 4 melakukan

komponen pasien/subyek, perencanaan

perubahan, perilaku, kondisi pasien, tindakan

dan atau kriteria waktu. keperawatan kepada


4 Rencana tindakan mengacu pada 2 2 pasien namun tidak
tujuan dengan kalimat perintah, mengurutkan
terinci dan jelas. prioritas masalah
5. Rencana tindakan menggambarkan
4 sesuai dengan
keterlibatan pasien/keluarga
kebutuhan pasien.
6. Rencana tindakan menggambarkan
4
kerjasama dengan tim kesehatan

82
lain.
SUB TOTAL 20 4
TOTAL 20
PRESENTASE 83,33%
D. Tindakan Ya Tidak Keterangan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 4 Dikolom catatan
pada rencana keperawatan. perkembangan
2. Perawat mengobservasi respon 4 perawat sudah diisi
pasien terhadap tindakan dan dibuat
keperawatan. berdasarkan masalah
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 3 1
namun masih ada
evaluasi
yang kurang ringkas
4. Semua tindakan yang telah 3 1
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 14 2
TOTAL 14
PROSENTASE 87,5%

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak Keterangan


E. EVALUASI.
1. Evaluasi mengacu pada tujuan. 4 Evaluasi tindakan
2 Hasil evaluasi dicatat. 3 1
keperawatan masih
ada yang terlewatkan
dalam
pendokumentasian
dalam rekam medik.
SUB TOTAL 7x1=7 1x0=0
TOTAL
PROSENTASE 87,5%
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak Keterangan
CATATAN ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku 4 Catatan asuhan
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan 4
keperawatan sudah
tindakan yang dilaksanakan
di lakukan sesuai
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, 3 1
83
ringkas, istilah yang baku dan SPO namun
benar. beberapa pencatatan
4. Setiap melakukan tindakan atau 4
yang ditulis dengan
kegiatan perawat mencantumkan
tidak jelas
paraf/nama jelas dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan 4
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
SUB TOTAL 19 1x0=
0
TOTAL 19
PRESENTASE 95%

Sumber: hasil observasi tanggal 22 Desember 2020


Nilai rata-rata: 93,75%+75%+83,33%+87,5%+87,5%+95%= 87,01%
6
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa Data :

Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A dapat dianalisa bahwa proses


asuhan keperawatan dalam kategori sangat baik yaitu 87,01% . Namun ada
perawat yang merumuskan masalah tidak berdasarkan kesenjangan status
kesehatan dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti pada bagian
pengkajian, perawat sudah sesuai dalam melakukan pengkajian pasien dari awal
masuk sampai pasien keluar sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.
Sedangkan, pada kolom catatan perkembangan perawat sudah diisi dan dibuat

84
berdasarkan masalah. Ada beberapa dx keperawatan yang dirumuskan tidak
berdasarkan masalah yang ada pada pasien dan hanya merumuskan diagnosa
keperawatan yang aktual saja. Perawat sudah melakukan perencanaan tindakan
keperawatan kepada pasien namun tidak mengurutkan prioritas masalah sesuai
dengan kebutuhan pasien, Dikolom catatan perkembangan perawat sudah diisi dan
dibuat berdasarkan masalah namun masih ada yang kurang ringkas Evaluasi
tindakan keperawatan masih ada yang terlewatkan dalam pendokumentasian
dalam rekam medik, Catatan asuhan keperawatan sudah di lakukan sesuai SPO
namun beberapa pencatatan yang ditulis dengan tidak jelas

Berdasarkan penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam


pendokumentasian askep oleh perawat diruang Assalam sudah lengkap namun
pada catatan asuhan keperawatan sebagianperawat kurang. Kelengkapan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting karena nantinya hal
tersebut dapat mempengaruhi outcome dan kepuasaan pasien.

Hasil Evaluasi Standar Asuhan Keperawatan Dengan Instrumen A

Aspek Yang Dinilai Nilai Keterangan


Pengkajian 5 Tercapai penuh
Diagnosa Keperawatan 5 Tercapai penuh
Perencanaan Keperawatan 5 Tercapai penuh
Implementasi Keperawatan 3 Tercapai sebagian
Evaluasi Keperawatan 5 Tercapai penuh
Dokumentasi Keperawatan 5 Tercapai penuh
Rata-rata 28 93%

2) Instrumen B merupakan evaluasi tentang persepsi pasien terhadap asuhan


keperawatan

Keterangan
No Pernyataan Ya Tidak
.
1. Perawat memberi penjelasan tentang 10
keadaan/peraturan ruangan/rumah sakit
2 Bila saya memanggil perawat, mereka segera datang 10
85
3 Informasi yang saya dapat dari seorang perawat 6 4
dengan perawat lainnya sama
4 Fasilitas ruangan yang saya burtuhkan antara lain: 9 1
pispot, urinal, alat mandi, sudah disiapkan bila saya
perlukan
5 Perawat membantu saya dalam melakukan kegiatan: 8 2
kebrsihan diri, latihan gerak, napas dalam
6 Perawat yang merawat saya terlihat trampil 10
7 Saya mendapat informasi yang jelas dari perawat 10
tentang kondisi kesehatan saya

8 Perawat menjawab pertanyaan saya dengan jelas 10

9 Perawat menjelaskan kepada saya tentang obat-obatan 9 1


sayang saya gunakan

10 Perawat mempunyai cukup waktu untuk 9 1


mendengarkan keluhan saya

11 Perawat memberikan motivasi terkait menghadapi 10


ujian penyakit dalam diri saya
12 Perawat membantu saya mengatasi kekhawatiran saya 8 2

13 Perawat membantu saya merasa tenang selama di 8 2


rumah sakit

14 Sebelum melakukan tindakan, perawat terlebih dahulu 9 1


memberi penjelasan tentang tindakan tersebut

15 Perawat memperlakukan keluarga saya dengan baik 10

16 Perawat memperhatikan saya dengan sepenuh hati 7 3

17 Saya merasa, karena berbagai tindakan perawat 9 1


masalah saya dapat diatasi

86
18 Perawat di ruangan ini ramah 9 1

19 Saya mendapat penjelasan dari perawat tentang 7 3


bagaimana cara saya menjaga kesehatan di rumah

20 Perawat memantau saya secara berkala, pada sift pagi, 10


sore dan malam

Jumlah total 178 22

Sumber: hasil observasi di ruang Assalam pada tanggal 24 Desember 2020

jawaban Ya
nilai= x 100 %
jumlah total pertanyaan

178
¿ x 100 %=89 % ( sangat puas)
200

Keterangan:

Kategori (Nursalam, 2005):

76-100% = sangat puas

51-75% = puas

25-50% = tidak puas

<25% = sangat tidak puas

Analisa Data:

Sebagian besar pasien ruang Assalam sudah merasa sangat puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat, berdasarkan hasil kuesioner didapatkan
dengan presentase kepuasan 89% yang artinya pasien sangat puas dengan
pelayanan perawat diruang Assalam. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
menyatakan sangat puas dikarenakan pelayanan yang diberikan para staf perawat
sesuai dengan standar profesional.

87
3) Instrument C merupakan evaluasi tentang pedoman observasi tindakan
keperawatan

No. Perasat F Nilai Keterangan


rata-rata
(%)
1. Kebersihan tangan 100% Selama 4 hari observasi
perawat menerapkan 5
momen cuci tangan
dengan baik dan benar
sesuai SPO
2. Penilaian balance cairan 100% Selama dilakukan
observasi tidak di
dapatkan perawat yang
melakukan penghitungan
balance cairan pasien
dan dan pada cairan
infus tidak diberikan
label tidak dilakukan
sesuai SPO yang ada di
ruangan.
3. Pemberian informasi dan TDD Selama dilakukan
edukasi observasi perawat sudah
memberikan informasi
dan edukasi kepada
pasien dan keluarga
mengenai tindakan yang
akan di lakukan sesuai
SPO tetapi masih masih
ada beberapa item yang
kurang.
4. Etika batuk TDD Selama di lakukan
observasi dan
88
wawancara pada staf
perawat dan pasien serta
keluarga pasien
ditemukan bahwasanya
pasien dan keluarga
psien dengan riwayat
pernapasan belum
mengtahui dan
melakukan tindakan
etika batuk yang baik
dan benar
5. Deischarge planning TDD Selama di lakukan
observasi pada staf
keperawatan di ruang
Assalam RSI
Banjarnegara di
dapatkan bahwa perawat
telah melakukan
deischarge planning
namun ada bebebrapa
ponit yang terlewat dan
kurang optimal pasien
pulang tidak di belkasi
leaflt terkait dengan
penyakit.

2. Mutu bimbingan PKK


PKK (praktik klinik keperawatan ) merupakan proses tranformasi dari mahasiswa
yang akan menjadi perawat professional. Pada fase ini mahasiswa berkesempatan
beradaptasi pada perannya sebagai perawat professional dalam masyarakat
keperawatan dan lingkungan pelayanan atau asuhan keperawatan.

89
Terkait dengan mutu bimbingan PKK, terdapat empat hal utama yang dapat
digunakan dalam menjamin mutu proses bimbingan yang diharapakan dapat
memberikan kepuasan bagi mahasiswa maupun pembimbing terhadap bimbingan
PKK yang diberikan di ruangan. Empat hal tersebut meliputi :
1. Dokumentasi pelaksanaan bimbingan PKK yang telah dilakukan oleh
pembimbing klinik
2. Persepsi mahasiswa PKK terhadap mutu bimbingan yang diberikan pembimbing
klinik melalui angket
3. Kepatuhan pembimbing klinik terhadap prosedur pembelajaran yang diberikan
pada mahasiswa PKK bed site teaching, ronde keperawatan, pre dan post
conference.
4. Pencapaian kompetensi mahasiswa PKK melalui pengukuran pre dan post test di
ruangan terkait.
3. Efisiensi ruang rawat ( BOR, LOST, TOI, BTO)
Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator tersebut
bersumber dari sensus harian rawat inap:
a) BOR (Bed Occupancy Ration) = angka penggunaan tempat tidur
BOR merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85 %
(Depkes RI, 2012).
Rumus:
jumlah hari perawatan
BOR = x 100 %
jumlah tempat tidur x hari perawatan
343
x 100 %=100,58 %
11 x 31
Bulan desember
Hari perawtan : 343
TT : 11 bed
Periode bulan desember : 31 hari
b) LOS (Rata-rata lama pasien dirawat)
90
LOS menurut Depkes RI (2012) adalah rata-rata dari lama rawat seorang pasien.
indikator ini dismping memberikan gambaran singkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Rumus:
jumlah hari perawatan pasien keluar rumah sakit
jumlah pasien keluar(hidup+mati )

238
=4 hari
61(hidup)

Jumlah hari perawatan pasien keluar RS : 238 hari

Jumlah pasien keluar hidup dan mati : 61 pasien

Menurut Depkes nilai ideal untuk LOS adalah 4 hari. Hasil perhitungan
nilai LOS pada bulan Desember di ruang assalam RSI Banjarnegara adalah 4
hari. Hasil tersebut menunjukan bahwa lama perawatan seorang pasien adalah 6
hari di ruang Assalam sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kualitas medis
di ruang Assalam sudah baik.

c) TOI (Tegangan berputar)


TOI menurut Depkes RI (2012) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak berisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus:
( jumlah tempat tidur x periode ) −hari perawatan
jumlah pasien keluar (hidup+ mati)
( 11 x 31 hari )−238 hari
61 ( pasienkeluar )
103
=1,7
61
Jumlah TT : 11
Periode : 31 hari
Jumlah hari rawat : 238 hari
Jumlah pasien keluar hidup dan mati: 61 pasien
91
d) BTO
BTO merupakan kepanjangan dari Bad Run Over atau tingkat penggunaan
tempat tidur dalam satu tahun.
Rumus:
B = D/A
B = 61/ 11
= 5,54
Keterangan:
D: artinya jumlah pasien yang keluar dalam periode tertentu
A: artinya jumlah tempat tidur rawat inap di rumah sakit yang akan dimasukkan
dalam perhitungan BOR.

4. Mutu klinik keperawatan ( angka infeksi)


Di rumah sakit islam Banjarnegara angka infeksi terbanyak berasal dari terjadinya
flebitis, infeksi saluran kemih, infeksi luka operasi
d. Flebitis atau pembengkakan
Flebitis adalah peradangan pembuluh darah dengan atau pembekuan darah.
Apabila ada terdapat kasus flebitis penatalaksanaannya yaitu dari perawat
pelaksana melaporkan kejaidian atau kasus kepada kepala ruang yang
kemudian di laporkan kedapa IPCN ( perawat pencegah dan pengendali
infeksi).
e. Infeksi saluran kemih
Merupakan infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk
ginjal akibat poliferasi suatu mikroorganisme. Jika pada pasien terpasang DC
pada hari ke 0 pengecekan hasil leukosit urine 0-5 akan dilakukan pengecekan
leukosit urine ulang pada hari ke 2 pengasangan DC. Jika hasil leukosit urine
pada H 0 jumlah leukosit itu lebih dari 5 menunjukan adanya infeksi saluran
kemih maka penatalaksanaannya yaitu perawat pelaksana melaporkan kepada
penanggung jawab sift kemudian kemudian kepala ruang melaporkan kepada
case manager atau IPCN.
f. Infeksi luka operasi (ILO)
92
Merupakan infeksi yang terjadi pada luka bekas sayapan operasi kondisi ini
umumnya muncul dalam 30 hari pertama setelah operasi dengan gejala nyeri,
kemerahan, dan rasa panas pada bekas luka, kasus ILO jarang sekali terjadi.
Apabila terjadi ILO maka penatalaksanaannya yaitu perawat pelaksana
melaporkan kepada penanggung jawab sift kemudian kepala ruang melaporkan
kepada case manager atau IPCN.
5. Kinerja individu keperawatan (DP3, dll)
Kinerja individu perawat biasanya dilakukan sebulan sekali kepada karyawan
tetap maupun karyawan kontrak namun penilaian sementara tidak di lakukan karena
masih dalam proses revisi. Kinerja DP3 dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk menilai
kinerja dari karyawan kontrak.
6. Kepuasan perawat
Berdasarkan data yang didapatkan di Ruang Assalam, secara keseluruhan perawat
mengatakan kepuasan dengan pekerjaan serta dari observasi pada perawat di ruangan
memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya. Perawat mengatakan menikmati
pekerjannya.
Interaksi antar perawat maupun pegawai lainnya sudah baik dan lancar, komunikasi
sudah terjalin dengan baik antara dokter-perawat-ahli gizi dan tenaga medis lain.

No Pertanyaan SP P TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima sebanding 1 8
dengan pekerjaan yang telah dilakukan
2 Sistem penggajian yang dilakukan oleh 1 8
institusi tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 1 8
dengan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu 1 8
prestasi atau kerjasama
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan 4 5
yang mendukung pekerjaan
6 Tersediaannya fasilitas penunjang seperti 1 8
kamar mandi, tempat parkiran dan kantin
7 Kondisi ruang kerja terutama dengan 1 8
ventilasi udara dan kebisingan
93
8 Ada jaminan atas kesehatan atau 5 4
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap 1 8
saudara
10 Hubungan antar karyawan dan kelompok 1 8
kerja
11 Kemampuan dalam bekerjasama antar 1 8
karyawan
12 Sikap teman-teman terhdap saudara 1 8
13 Kesesuaian antar pekerjaan dan latar 3 6
pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 3 6
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervisi atau pengawasan 1 8
dalam membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama saudara bekerja 9
disini
17 Kebebasan dalam melakukan metode 4 5
sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan 3 6
kemampuan kerja melalui pelatihan dan
pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi 1 8
yang lebih tinggi
20 Kesempatan untuk mendapatkan prestasi 1 8
dan kenaikan pangkat
Jumlah total: 44 136

Sumber: hasil kuesioner di ruang Assalam RSI Banjarnegara


44+136
nilai total = x 100 %
20 x 8 x 2
180
¿ x 100 %
320
¿ 60 % ( puas )
Kategori (Nursalam, 2005):
76-100% = sangat puas
94
51-75% = puas
25-50% = tidak puas
< 25% = sangat tidak puas
Analisa Data: berdasarkan tabel tentang evaluasi kepuasan perawat ruang
Assalamdiatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan perawat RSI Banjarnegara
sudah merasa puas karena nilainya mencapai 60% (puas)

MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN


INSTRUMEN SPO
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

95
1. Kebersihan Tangan

No. Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


1 Antiseptik berbasis alkohol atau     
sabun cair tuangkan kedalam
tangan
2 Gosokkan tangan seperti SPO cuci     
tangan
3 Lakukan cuci tangan dengan     
menggunakan antiseptik berbasis
alkohol atau sabun cair pada saat:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan asepsis
d. Setelah terkena cairan tubuh
pasien
e. Setelah kontak dengan
lingkungan pasien
Hasil 3 3 3 3 3
Presentase Rata-rata ( %) 100 100 100 100 100

Analisa data:
Berdasarkan hasil observasi dalam melakukan tindakan cuci tangan telah di
lakukan secara optimal dengan presentase 100%.

2. Penilaian Balance Cairan

No Tahapan prosedur P1 P2 P3 P4 P5
. pelaksanaan
1 Melakukan     
pengecekan program

96
terapi, mencuci
tangan, mengecek
identitas
2 Menghitung intake - - - - -
oral (minum)
3 Menghitung intake - - - - -
oral (makan)
4 Menghitung intake - - - - -
parenteral
5 Menentukan cairan - - - - -
metabolisme
6 Menghitung output - - - - -
urine dan feses
7 Menghitung output - - - - -
abnormal (muntah,
drain, perdarahan,
dll)
8 Menghitung balance - - - - -
cairan
9 Menghitung output - - - - -
EWL
hasil 1 1 1 1 1
Presentase rata-rata 11,11
%

Analisa data:
Berdasarkan hasil observasi pada penilian balance cairan diruang Assalam RSI
Banjarengara belum dilakukan pendokumentasian dalam perhitungan intake
cairan masuk pada pasien yang berguna untuk mengetahui balance cairan pasien
dalam kategori kurang dengan presentase 11,11%
3. Pemberian informasi dan edukasi

No. Tahapan prosedur P1 P2 P3 P4 P5


pelaksanaan
97
1 Lakukan perkenalan diri dan - - - - -
menjelaskan tujuan
2 Lakukan identifikasi pasien √ √ √ √ √
3 Jelaskan materi pendidikan - - - - -
kepada pasien dan keluarga
4 Lakukan verifikasi kepada - - - - -
pasien dan keluarga terhadap
materi pendidikan yang akan
diberikan
5 Tawarkan kembali “apakah - - - - -
masih ada pertanyaan yang
akan diajukan?”
6 Tawarkan bantuan kembali - - - - -
“apakah masih ada yang saya
bantu?”
7 Lakukan dokumentasi di format √ √ √ √ √
pendidikan pasien dan keluarga
multidisipliner
hasil 2 2 2 2 2
Presentase rata-rata 28,57%

Analisa data:

Berdasarkan hasil observasi di lakukannya pemberian informasi dan edukasi paada


pasien baru belum maksimal dilakukan dan menunjukan data yang kurang baik dengan
presentase 28,37%.

4. Etika batuk

No Tahapan prosedur pelaksanaan P1 P2 P3 P4 P5


1 Semua pasien/ pengunjung dan - - - - -
petugas kesehatan harus dianjurkan
untuk selalu mematuhi etika batuk
dan kebersihan pernafasan untuk
mencegah sekresi pernafasan
98
2 Lakuakan cuci tangan dengan - - - - -
menggunakan antiseptik berbasis
alkohol atau sabun cair pada saat:
1. Tutup hidung dan mulut anda
menggunakan tisu atau sapu
tangan atau lengan baju
2. Segera buang tisu yang sudah
dipakai kedalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan
menggunakan air bersih dan
sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol
4. Gunakan selalu masker bedah
bila anda sedang batuk
Hasil 0 0 0 0 0
Presentase rata-rata 0%

Analisa data:

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada staf keperawatan dan
juga pasien dan keluarga pasien menunjukan data bahwa pasien dan keluarga pasien
belum mengetahui dan melakukan etika batuk dengan baik dan benar dengan
presentase 0%. Hasil tersebut kemungkinan terjadi karena belum di lakukannya
sosialisasi mengenai etika batuk yang baik dan benar.

99
BAB IV
PERENCANAN
A. Identifikasi Masalah
1. M-1 (Sumber Daya Manusia)
Pada saat pengkajian ditemukan bahwa jumlah ketenagakerjaan di Ruang
Assalam bahwa kebutuhan tenaga perawat yang tersedia di Ruang Assalam
sudah memenuhi/ mencukupi yaitu sebanyak 6 orang perawat menurut
perhitungan ketenagakerjaan Gillies, namun untuk kualitas ketenagakerjaan di
ruang Assalam sudah mengikuti pelatihan internal refreshing/penyegaran
keterampilan dasar meliputi BHD (Bantuan Hidup Dasar), APAR (Alat
Pemadam Api Ringan )PPI (Pencegahan Penanggulangan Infeksi), K3
(Keselamtan Kesehatan Kerja), Dari angket tentang kepuasaan perawat yang
telah diisi oleh perawat menunjukkan bahwa perawat di ruang sebagian besar
100
menyatakan puas dengan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan dan pendidikan tambahan dan adanya kesempatan untuk
mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat.
2. M-2 (Money)

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 25 Desember 2020


menunjukkan bahwa pendanaan atau pemasukan RSI Banjarnegara berasal
dari pemasukan dari pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Selama
pengkajian tidak ditemukan adanya kesenjangan dalam hal pendanaan
(money) di RSI Banjarngara.

3. M-3 (Material atau Sarana Prasarana)

Pada sarana dan prasarana tidak terjadi kesenjangan mengenai pengadaan


alat diruang Assalam karena sudah memadai untuk memfasilitasi tingkat
ketergantungan pasien yang mayoritas adalah minimal care. Sehingga
diharapkan pelayanan akan semakin baik dengan kelengkapan sarana dan
prasarana yang ada.

4. M-4 (Mutu)
Pada saat pengkajian dengan menyebarkan instrumen berupa kuesioner
kepuasan pasien dan perawat didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
tingkat kepuasaan sudah masuk dalam tingkat sangat puas dengan kepuasan
pasien dan kepuasan perawat sebesar 76%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kepuasan pasien dan perawat sudah menunjukkan mutu pelayanan
keperawatan yang baik.
5. M-5 (Method)
Di ruang Assalam proses SP2KP dalam menjalankan proses asuhan
keperawatan menggunakan metode fungsional modifikasi sudah sesuai
dengan standar prosedur operasional yang sudah ditentukan oleh Rumah
Sakit, sehingga mencapai tujuan sesuai yang diharapkan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien. Proses SP2KP di ruang Assalam sudah baik
101
seperti Meeting report (100% dalam kategori sangat baik), operan jaga
(65,2% kategori baik), Pre Conference (96,43% dalam kategori sangat baik),
Post Conference ( 96,43% dalam kategori sangat baik). Di ruang Assalam
hanya terdapat 33 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dari 10 total kasus
terbesar selama November – Desember 2020.
6. Pasien Safety

Dalam pelayanan asuhan keperawatan harus menerapkan 6 sasaran


keselamatan pasien sebagai bentuk dari upaya meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan rumah sakit. Dari 6 poin tersebut berdasarkan hasil observasi
mahasiswa terdapat permasalahan terkait kegiatan “Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi”. Untuk mengurangi resiko infeksi tersebut salah satu
yang harus diterapkan pada bangsal Paru adalah pengkajian data, karena
sebagian besar pasien kurang mematuhi tata cara etika batuk yang benar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang AssalamPencegahan dan
pengendalian infeksi : etika batuk.

a) Prioritas Masalah CARL


1) Skoring

No Masalah C A R L Skor Prioritas


Pasien Safety : PPI
1. 5 5 5 5 625 1
( Etika Batuk)
Ketidakefektifan dalam 2
5 4 4 5 400
1. pendokumentasian
balace cairan
3 SP2K ( penerimaan 3
3 4 4 4 192
pasien baru , discharge
planning belum
maksimal dilakukan

Keterangan :
C = Capability
102
A = Accessibility
R = Readyness
L = Leverage
Rentang Nilai:

1 – 10

103
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa Data
1. Analisa SWOT
Kekuatan (Strongth): Kelemahan (Weak):
1. Seluruh perawat di ruang Assalam sudah mengikuti 1. Ketenagakerjaan perawat di
pelatihan-pelatihan dasar sesuai dengan kompetensi Ruang Assalam masih banyak
EKSTERNAL yang ada diruangan berlatar pendidikan D3, hanya
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan ada 3 orang perawat di Ruang
Rekam Medik manual Assalam yang berlatar
3. Ruang Assalam memiliki fasilitas O2 terminal di pendidikan S1+Ners.
setiap tempat tidur pasien yang masih berfungsi 2. Penerapan SP2KP pada
dengan baik dan perawat menggunakanya. Meeting morning, pre
INTERNAL 4. Semua tenaga perawat menggunakan APD lengkap conference, post conference
apabila akan melakukan tindakan ke pasien. ,operan jaga kurang berjalan
5. Tersedianya fasilitas untuk cuci tangan ( sumber air dengan baik, masih banyak
mengalir, tersedianya sabun, maupun handscrub ) dan yang terlewatkan.
handscrub tersedia disetiap tempat tidur pasien serta 3. SAK di RSI Banjarnegara
terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius di belum lengkap dan masih
setiap kamar pasien. banyak yang belum ada dari
6. Mutu pelayanan di ruang Assalam baik ditandai kasus 10 besar penyakit.
dengan sebagian besar pasien ruang Assalam sudah 4. Tidak tersedianya ruangan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh untuk menyiapkan obat dan
perawat, berdasarkan hasil kusioner didapatkan ruangan pertemuan untuk
104
dengan presentase kepuasan 76% yang artinya pasien berdisukusi khususnya bagi
puas dengan pelayanan perawat di ruang Assalam. mahasiswa yang sedang
Tingkat kepuasan pasien dan keluarga pasien praktek di Ruang Assalam
menyatakan puas dikarenakan pelayanan yang sedangkan Ruang Assalam
diberikan oleh para staf perawat sudah sesuai dengan digunakan sebagai lahan
standar profesional. praktek bagi mahasiswa.
5. Belum optimalnya kepatuhan
keluarga dan pasien terhadap
etika batuk.

Peluang (Opportunity): SO: WO:


1. Adanya kesempatan para perawat
1. Optimalkan proses keperawatan dengan bantuan 1. Meningkatkan kualitas tenaga
untuk melanjutkan pendidikan
mahasiswa manajemen. kerja untuk menambah mutu
dan pelatihan ke jenjang yang
2. Maksimalkan pelatihan-pelatihan yang harus dimiliki pelayanan rumah sakit.
lebih tinggi
perawat ruang cendana sebgai ruang khusus paru untuk 2. Akreditasi menjadikan perawat
2. RSI Banjarnegara merupakan
memenuhi peningkatan kualitas kesehatan pasien. meningkatkan pengetahuan dan
Rumah Sakit tipe D.
3. Optimalkan Standar Prosedur Operasional yang ada di skill serta menjadikan perawat
3. Wilayah RSI Banjarnegara
ruangan untuk meningkatkan pelayanan di ruangan melaksanakan tugas sesuai
strategis dari tempat pelayanan
4. Optimalkan pelaksanaan SP2KP untuk meningkatkan dengan protap yang sudah ada.
kesehatan lain untuk dijadikan
mutu pelayanan dan untuk mencapai tujuan asuhan 3. Mengupayakan pembuatan SAK
rumah sakit rujukan.
keperawatan serta mempertahankan di RSI Banjarnegara dari 10
4. Adanya akreditasi yang berulang
kepercayaan/kepuasan pasien terhadap pelayanan. kasus besar penyakit sesuai
dapat meningkatkan kualitas
perkembangan ilmu keperawatan

105
Rumah Sakit. terkait mutu pelayanan kesehatan
5. Adanya mahasiswa profesi ners 4. Meningkatkan kepatuhan
yang praktek dengan stase keluarga dan pasien terhadap
manajemen Keperawatan sebagai etika batuk di ruang Assalam
sarana untuk evaluasi diri. Selain terkait cara pengendalian
itu, juga ada mahasiswa praktek pengurangan infeksi
dari institusi lain dengan stase
berbeda.

Tantangan (Treat): ST: WT:


1. Adanya Rumah sakit lain yang
1. Optimalkan pelayanan perawat dalam hal 6 sasaran 1. Memaksimalkan penggunaan
jaraknya dekat dengan RSI
keselamatan pasien untuk mempertahankan mutu sarana prasarana untuk
Banjarnegara sebagai kompetitor.
pelayanan. mempertahankan mutu pelayanan
2. Karakteristik pasien yang semakin
2. Memanfaatkan tersedianya perlengkapan dan peralatan rumah sakit.
kritis dan sadar akan pentingnya
yang mendukung pekerjaan dan pendokumentasian 2. Menargetkan untuk mencapai
kesehatan terhadap pelayanan
asuhan keperawatan dengan menggunakan aplikasi keberhasilan akreditasi.
keperawatan.
berbasisi komputer (EMMRI) untuk memenuhi tuntutan 3. Memfasilitasi perawat untuk
3. Adanya kebijakan rumah sakit
tinggi dari masyarakat untuk pelayanana lebih mendapatkan
menuntut perawat untuk bekerja sesuai
profesional pelatihan/pendidikan
SPO ( Standar Prosedur Operasional ).
3. Optimalkan penerapan SP2KP untuk meningkatkan mutu
4. Adanya tuntutan tinggi dari
pelayanan keperawatan.
masyarakat untuk pelayanan lebih
4. Optimalkan SAK yang sudah ada dan pelayanan
professional
keperawatan profesional untuk untuk mencegah

106
penurunan kepuasan paien.

107
Tabel 4.1 Distribusi Posisi Organisasi yang Ditujukan Oleh Titik (X,Y)
Pada Kuadran SW

No FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING SKOR


KEKUATAN
1 Seluruh perawat di ruang Assalam sudah 5 3 15
mengikuti pelatihan-pelatihan dasar sesuai
dengan kompetensi yang ada diruangan
2 Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah 3 3 9
menggunakan rekam medik manual
3 Ruang Assalam memiliki fasilitas O2 terminal 5 4 20
di setiap tempat tidur pasien yang masih
berfungsi dengan baik dan perawat
menggunakanya
4 Semua tenaga perawat selalu menggunakan 3 3 9
APD lengkap apabila akan melakukan tindakan

5 Tersedianya fasilitas untuk cuci tangan 5 4 20


( sumber air mengalir, tersedianya sabun,
maupun handscrub ) dan handscrub tersedia
disetiap tempat tidur pasien
6 Mutu pelayanan di ruang Assalam Baik 4 3 12
ditandai dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang telah diberikan
perawat sudah sesuai dengan standar
profesional
TOTAL 25 20 85
KELEMAHAN
1 Ketenagakerjaan perawat di Ruang Assalam 5 4 20
masih banyak berlatar pendidikan D3
2 Penerapan MPKP pada pre conference, post 2 1 2
conference ,operan jaga kurang berjalan
dengan baik, masih banyak yang terlewatkan.
3 PAK di ruang Assalam belum lengkap dan 3 1 3
masih banyak yang belum ada dari kasus 10
besar penyakit

4 Tidak tersedianya ruangan untuk menyiapkan 3 2 6


obat dan ruangan pertemuan untuk berdisukusi
khususnya bagi mahasiswa sedangkan ruang
Assalam sering digunakan sebagai lahan
praktek bagi mahasiswa
5 Belum optimalnya kepatuhan keluarga dan 3 3 9
pasien terhadap etika batuk
TOTAL 16 11 40
108
85−40 45
Selisih : Total kekuatan – Total kelemahan = = = 4,5
10 10

Tabel 4.2 Distribusi Posisi Organisasi yang Ditujukan Oleh Titik (X,Y)
Pada Kuadran OT

No FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR


PELUANG
1 Adanya kesempatan melanjutkan 2 3 6
pendidikan dan pelatihan ke jenjang
yang lebih tinggi
2 RSI Banjarnegara menjadi rujukan 2 1 2
RS tipe D
3 Wilayah RSI Banjarnegara strategis 2 1 2
dari tempat pelayanan kesehatan lain
untuk dijadikan rumah sakit rujukan.

4 Adanya akreditasi yang berulang 2 4 8


dapat meningkatkan kualitas Rumah
Sakit.

5 Adanya mahasiswa profesi ners yang 4 4 16


praktek dengan stase manajemen
sebagai sarana untuk evaluasi diri

6 Adanya akreditasi rumah sakit yang 3 4 12


menuntut adanya pengendalian resiko
infeksi di ruangan
TOTAL 15 17 46
TANTANGAN
1 Munculnya rumah sakit baru atau lain 3 2 6
sebagai kompetitor

2 Karakteristik pasien yang semakin 3 3 9


kritis dan sadar akan pentingnya
kesehatan terhadap pelayanan
keperawatan
3 Adanya kebijakan rumah sakit 3 4 12
menuntut perawat untuk bekerja
109
sesuai SPO ( Standar Prosedur
Operasional )

4 Adanya tuntutan tinggi dari 2 3 6


masyarakat untuk pelayanan lebih
profesional
TOTAL 26 12 33

46−33 13
Selisih Total Peluang- Total Tantangan = = = 1.3
10 10

110
Dari tabel 4.1 dan 4.2 berikut kuadran RSI Banjarnegara
O

5
4,9
4,8
4,7
4,6 Progresif (+,+)
Ubah Strategi (-, +)
4,5
4,4
4,3
Kuadran I
Kuadran III 4,2
4,1
-1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9

W 6 Kuadran IV Kuadran II
-1,1 S
-1,2
-1,3
Strategi bertahan (-, -) Diversifikasi strategi (+,-)
-1,4
-1,5
-1,6
-1,7
-1,8
-1,9
-2

111
Berdasarkan hasil skoring dan posisi kuadran diatas RSI Banjarnegara berada
pada Kuadran I (Positif, Positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Rumah
sakit dapat menerapkan strategi progresif karena memiliki kekuatan berupa:
1. Seluruh perawat di ruang Assalam sudah mengikuti pelatihan-pelatihan dasar sesuai
dengan kompetensi yang ada diruangan
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan Rekam medik manual
3. Ruang Assalam memiliki fasilitas O2 terminal di setiap tempat tidur pasien yang
masih berfungsi dengan baik dan perawat menggunakanya
4. Semua tenaga perawat selalu menggunakan APD lengkap apabila akan melakukan
tindakan
5. Tersedianya fasilitas untuk cuci tangan ( sumber air mengalir, tersedianya sabun,
maupun handscrub ) dan handscrub tersedia disetiap tempat tidur pasien
6. Mutu pelayanan di ruang Assalam Baik ditandai dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang telah diberikan perawat sudah sesuai dengan standar
profesional

B. Metode CARL

No Masalah C A R L Skor Prioritas


Pasien Safety : PPI
1. 5 5 5 5 625 1
( Etika Batuk)
Ketidakefektifan dalam 2
5 4 4 5 400
2. pendokumentasian
balace cairan
3 SP2K ( penerimaan 3
3 4 4 4 192
pasien baru , discharge
planning belum
maksimal dilakukan
Keterangan :

112
C = Capability
A = Accessibility
R = Readyness
L = Leverage
Rentang Nilai:

1 – 10

113
C. PLAN OF ACTION
Plan of Action (PoA) Praktik Manajemen Keperawatan Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Di Ruang Assalam RSI Banjarnegara
Waktu Penanggung
No Masalah Tujuan Metode Sasaran
Target dan Jawab
Tempat
Pasien Safety 1) Pasien dan keluarga - Ceramah - Pasien Setelah dilakukan 8 Januari Meli erlina
1
: PPI ( Etika mampu memahami dan - Diskusi - Keluarga tidakan edukasi 2021 Di Dewi ratnasari
Batuk) mengetahui etika batuk - Roleplay pasien (Pendidikan Ruang
yang benar kesehatan) dan Assalam
demonstrasi tentang
2) Pasien dan keluarga
mampu memperaktekan etika batuk diharapkan
dan menerapkan etika presentase penerapan
batuk yang benar pencegahan dan
pengendalian infeksi :
etika meningkat yaitu
sebesar 50 %,
1). Perawat mampu - Ceramah - KaRu Setelah dilakuka role 7 Januari
2. Ketidakefektifan Mengetahui status cairan - Diskusi - PP play mengenai 2021 Di Isnaeni aldina
dalam tubuh pasien - Praktek - PA pendokumentasian Ruang novita rahma
pendokumentasian
2) Perawat mampu - Pasien balance cairan Assalam
balace cairan
mengetahui jumlah masuk - Keluarga diharapkan presentase
cairan pasien pasien kepatuhan
3) Perawat mampu pendokumentasian
mengetahui keluaran dapat meningkat 50%

114
cairan pasien
4) Perawat mampu
mengetahui balance cairan
pasien
5) Perawat mampu
menetukan kebutuhan
cairan pasien
6) Mendukung misi RSI
Banjarnegara untuk
mengembangkan
pelayanan unggulan
urologi

1) Memberi gambaran - Ceramah - Pasien dan Setelah dilakukan Januari


3 SP2KP
( penerimaan tentang keadaan dan - Diskusi keluarga orientasi lingkungan 2021 Di Riyo fajar
pasien baru) lingkungan di ruangan - Pemberian terhadap pasien baru Ruang iman
media
belum maksimal 2) Memberikan informasi tentang menggunakan media Assalam Widia mei
dilakukan atau sosialisasi kepada profil binder di harapkan
pasien dan keluarga ruangan dapat lebih
3) Meningkatkan kepuasan dan meningkatkan
pasien edukasi pengetahuan dan
yang di
kepuasan pasien
butuhkan
pasien mengenai proses rawat
inap di ruang assalam
1) mempersiapkan pasien dan - Ceramah - Karu Setelah dilakukan Januari Adityana
4. SP2KP (discharge - Diskusi - PP
planning) belum keluarga secara fisik dan - Pemberian - Perawat
penjelasan discharge 2021 Di Meta
maksimal psikologis untuk pulang planning dan Ruang margaretna
leaflet pelaksana
dilakukan 2) mempersiapkan keluarga pada ruang pembagian leaflet Assalam
115
secara emosional dan Assalam dapat lebih
psikologis terhadap perubahan meningkatkan
kondisi pasien kemandirian pasien
3) memberikan informasi pada dan keluarga untuk
pasien dan keluarga sesuai meningkatkan derajat
kebutuhan kesehatan pasien
4) meningkatkan kemandirian
pasien dan keluarga untuk
meningkatkan atau
mempertahankan derajat
kesehatannya
5) memberikan kontinuitas
perawatan antar rumah sakit
dengan lingkungan rumah

116
BAB V

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Pelaksanaan

Persiapan Implementasi Evaluasi


Pada tanggal 7 Januri

117

Anda mungkin juga menyukai