2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SINDROM NEFROTIK (SN) PADA ANAK
DI RUANG FIRDAUS RSI BANJARNEGARA
A. Tujuan Umum
3. Sasaran dapat mengetahui Tanda-tanda dan Gejala Sindrom Nefrotik Pada Anak
4. Sasaran dapat mengetahui Dampak atau Akibat yang Ditimbulkan dari Sindrom
C. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
E. Materi
F. Proses
3. Waktu: 20 menit
Keterangan :
: Penyuluh
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
: Peserta
Pertanyaan:
5. Sebutkan makanan apa saja yang diperbolehkan bagi anak yang menderita Sindrom
Nefrotik?
4) Sasaran dapat menjelaskan tanda dan gejala Sindrom Nefrotik Pada Anak
5) Sasaran dapat menjelaskan Dampak atau Akibat yang Ditimbulkan dari Sindrom
Nefrotik Pada Anak
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit ginjal yang paling sering dijumpai
pada anak yang ditandai dengan kumpulan gejala seperti proteinuria masif (>40
mg/m2LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstick ≥
2+), hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL, edema, dan dapat disertai hiperkolesterolemia.
1. Kongenital
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya
adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap semua
pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal pada masa
neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya penderita meninggal dalam
bulan-bulan pertama kehidupannya.
2. Primer atau idiopatik
Pada kejadian primer atau idopatik dapat disebabkan oleh kelainan histopatologi
sebagai berikut:
a. Sindrom nefrotik kelainan minimal (SNKM)
b. Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS)
c. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNMPD)
d. Glomerulonefritis membrano-proliferatif (GNMP)
e. Glomerulopati membranosa (GNM)
3. Sekunder
Terkadang SN dapat mengikuti penyakit lain baik infeksi, penyakit sistemik, maupun
obat-obatan. Hal ini disebut sindrom nefrotik sekunder. Hal ini dapat memperburuk
prognosis. Berikut ini penyakit lain yang dapat mengikuti sindrom nefrotik sekunder:
a. Infeksi
1. Sifilis, toxoplasmosis, cytomegalovirus, rubella kongenital
2. Hepatitis B dan C
3. AIDS
4. Malaria
5. Penyakit sistemik
6. Lupus erimatosus sistemik (LES)
7. Keganasan, seperti leukimia dan limfoma
8. Vaskulitis, seperti granulomatosis Wegener (granulomatosis dengan poliangitis),
sindrom Churg-Strauss (granulomatosis eosinofilik dengan poliangitis), poliartritis
nodosa, poliangitis mikroskopik, purpura Henoch Schonlein
9. Immune complex mediated, seperti post streptococcal (postinfectious)
glomerulonephritis
b. Obat-obatan
1. Penicillamine
2. Emas
3. Obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
4. Interferon
5. Air raksa
6. Heroin
7. Pamidronate
8. Lithium
2. Hipoalbumin.
3. Serum kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia)
4. Edema (ditandai pitting edema pada ekstremitas atas dan bawah).
5. Asites
8. Diare
9. Pucat
10.Pusing
D. Dampak atau Akibat yang Ditimbulkan dari Sindrom Nefrotik Pada Anak
1. Penurunan kesadaran
4. Kerusakan kulit
5. Infeksi
1. Tujuan:
a. Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal
b. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
c. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
d. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
e. Meningkatkan nafsu makan
2. Syarat diet:
b. Lauk Hewani: daging tanpa lemak, ikan, susu, telur, ayam tanpa lemak, hati.
a.Sumber Natrium: garam, vetsin, soda kue, makanan yang diawetkan (telur asin, ikan
asin, makanan minuman dalam kaleng)
c.Sumber Natrium: garam, vetsin, soda kue, makanan yang diawetkan (telur asin, ikan
asin, makanan minuman dalam kaleng)
6. Pemberian Diet
DAFTAR PUSTAKA
Noer MS, 2017, Sindrom Nefrotik, In: Putra ST, Suharto, Soewandojo E, editors,
Patofisiologi Kedokteran, Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlanggap. 137-
46.
Wila Wirya IG, 2017, Sindrom nefrotik, In: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede
SO, editors, Buku Ajar Nefrologi Anak, Edisi-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
pp. 381-426.