Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Nama : Lutfiani Samaun


Kelas : B-Ners Lanjutan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS LANJUTAN
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ASFIKSIA NEONATORUM

Topik : Asfiksia Neonatorum


Sasaran : Keluarga klien
Tempat : di Ruang NICU
Hari/ Tanggal :
Waktu : 45 menit

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien mengetahui dan memahami
tentang Asfiksia Neonatorum

B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
1. Menjelaskan pengertian asfiksia neonatorum
2. Menyebutkan penyebab asfiksia neonatorum
3. Menyebutkan tanda dan gejala asfiksia neonatorum
4. Menyebutkan cara pencegahan asfiksia neonatorum
5. Menyebutkan penanganan asfiksia neonatorum

C. Materi
1. Pengertian asfiksia neonatorum
2. Penyebab asfiksia neonatorum
3. Tanda dan asfiksia neonatorum
4. Cara pencegahan asfiksia neonatorum
5. Penanganan asfiksia neonatorum
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan: Menyambut salam dan


1. Memperkenalkan diri mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
3. Melakukan kontrak waktu.
4. Menyebutkan materi penyuluhan
yang akan diberikan
2. 20 menit Pelaksanaan : Mendengarkan dan
1. Menjelaskan pengertian asfiksia memperhatikan
neonatorum
2. Menyebutkan penyebab asfiksia
neonatorum
3. Menyebutkan tanda dan gejala
asfiksia neonatorum
4. Menyebutkan cara pencegahan
asfiksia neonatorum
5. Menyebutkan penanganan asfiksia
neonatorum
1.
3. 15 menit Evaluasi : Menjawab dan
1. Memberikan kesempatan pada menjelaskan
sasaran untuk bertanya pertanyaan
2. Menjelaskan kembali hal yang
belum dimengerti oleh sasaran
3. Menanyakan kembali materi yang
telah diberikan
4. 5 menit Teriminasi : Mendengarkan dan
1. Mengucapkan terimakasih membalas salam
2. Salam terapeutik

G. Evaluasi :
1. Standar persiapan : Alat, pengaturan tempat, kesiapan materi
2. Standar proses : Strategi yang digunakan dalam penyuluhan
3. Standar hasil : Kriteria hasil yang diharapkan dalam
memberikan penyuluhan
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan asfiksia neonatorum?
2. Apa penyebab dari asfiksia neonatorum?
3. Apa saja tanda dan gejala asfiksia neonatorum?
4. Bagaimana cara pencegahan asfiksia neonatorum?
5. Bagaimana penanganan asfiksia neonatorum?
LAMPIRAN MATERI
ASFIKSIA NEONATORUM

A. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran (Mendri & Sarwo
prayogi, 2017). Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat
bernapas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
meningkatnya CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut (Jumiarni & Mulyati, 2016).

B. Penyebab
Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi yang terdiri dari: faktor ibu,
faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan (Jumiarni & Mulyati, 2016).
a. Faktor ibu meliputi: hipoksia pada ibu yang terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian obat analgetika atau anastesia dalam, usia ibu kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial
ekonomi rendah, setiap penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu
pertukaran gas janin seperti: kolesterol tinggi, hipertensi, hipotensi,
jantung, paru-paru / TBC, ginjal, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain.
b. Faktor plasenta meliputi: solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta
kecil, plasenta tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya.
c. Faktor janin atau neonatus meliputi: tali pusat menumbung, tali pusat
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli,
IUGR, premature, kelainan kongenital pada neonatus dan lain-lain.
d. Faktor persalinan meliputi: partus lama, partus dengan tindakan, dan lain-
lain (Jumiarni & Mulyati, 2016).

C. Tanda dan Gejala Khas


Beberapa tanda dan gejala Asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut:
a. Tidak bernafas atau napas megap-megap atau pernapasan cepat,
b. Tangisan lemah atau merintih
c. Warna kulit pucat atau biru
d. Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
e. Denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali per menit)

D. Cara Pencegahan
Tidak semua kasus asfiksia neonatorum dapat dicegah. Ibu hamil
disarankan untuk melakukan kontrol secara teratur ke tempat pelayanan
kesehatan. Kontrol teratur bisa membantu memastikan kondisi kehamilan dan
kesehatan janin dalam kondisi baik. Dengan demikian risiko bayi mengalami
asfiksia neonatorum pun bisa menurun.

E. Penanganan
Penanganan asfiksia neonatorum berbeda-beda, bergantung pada
penyebabnya. Namun secara umum, bayi yang mengalami asfiksia neonatorum
akan mendapatkan suplementasi oksigen saat lahir dan perlu menjalani
perawatan yang intensif di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai