Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA PERAWATAN TALI PUSAT BAYI

Disusun Oleh:

Bestria Yeita P3.73.24.3.16.006


Falira Dilla P3.73.24.3.16.012
Naila Fahira P3.73.24.3.16.027
Qori Mustika P3.73.24.3.16.032
Wulan Widyaningsih P3.73.24.3.16.045
Yoelanda P3.73.24.3.16.048

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2020
Cara Perawatan Tali Pusat Bayi

Topik : Cara perawatan tali pusat pada bayi


Sasaran : Ibu Nifas
Target : 20 Orang
Hari/ Tanggal :
Waktu : 07.00 WIB – 07.30 WIB
Tempat : Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos. Kota Depok
Penyuluh : 1. Naila Fahira
2. Wulan Widyaningsih

Latar Belakang
Menurut Who Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi baru lahir di
dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun
dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara.
Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem registrasi kelahiran
yang baik sehingga tidak diperoleh data yang akurat tentang jumlah kematian bayi
baru lahir atau pun kematian pada bulan pertama. Dalam Kenyataannya, penurunan
angka kematian bayi baru lahir di setiap negara di Asia Tenggara masih sangat
lambat. Perkiraan kematian yang terjadi karena tetanus adalah sekitar 550.000 lebih
dari 50 % kematian yang terjadi di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan karena
Infeksi pada tali pusat pada umumnya menjadi tempat masuk utama bakteri, terutama
apabila diberikan sesuatu yang tidak steril (Sarwono, 2008).
Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum, yang dapat
menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal
kuman infeksi. Karena itu, tali pusat harus dalam keadaan bersih dan tetap kering
sampai tali pusat mengering, menyusut, dan lepas dari pusat bayi (Iis Sinsin, 2008).
Tetanus pada bayi yang baru lahir disebabkan kuman Clostridium tetani.
Biasanya terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat pemotongan tali pusat
tidak bersih. Selain itu, tetanus dapat disebabkan tali pusat yang diberi macam-
macam ramuan. Ibu yang tidak mendapat suntikan tetanus toksoid lengkap sewaktu
hamil akan membuat ibu dan bayi berisiko terserang kuman tetanus (Iis Sinsin, 2008).

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 35 menit diharapkan ibu
nifas mampu memahami dan mengimplementasikan cara perawatan tali
pusat sehari – hari  yang baik dan benar pada bayi.

Tujuan Khusus:
1. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu nifas mampu memahami
pengertian, tujuan, dan waktu perawatan tali pusat.
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu nifas mampu memahami tanda-
tanda infeksi dan hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat.
3. Setelah mengikuti proses penyuluhan, ibu nifas mampu
mendemonstrasikan cara perawatan tali pusat.

B. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian perawatan tali pusat
2. Tujuan perawatan tali pusat
3. Waktu perawatan tali pusat
4. Tanda-tanda Infeksi tali pusat
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat

C. METODE
 Ceramah
 Paparan Materi
.
D. MATERI
Terlampir

E. MEDIA
Leaflet
Poster

F. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Waktu Kegiatan Mengajar Kegiatan Audience

1. 2 menit 1. Memperkenalkan diri, Menjawab salam


mengucapkan salam dan doa Mendengarkan dan
2. Menjelaskan maksud dan Menyetujui kontrak
tujuan pembelajaran.
3. Melakukan kontrak
waktu
4. Menginformasikan topik
yang akan dibahas
2. 18 menit 1. Pengertian perawatan tali Mendengarkan
pusat Memperhatikan
2. Tujuan perawatan tali pusat
3. Waktu perawatan tali pusat
4. Tanda-tanda Infeksi tali pusat
5. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
perawatan tali pusat
3. 5 menit Memberikan kesempatan Mendengarkan
audience untuk bertanya Memperhatikan
Menyampaikan pertanyaan
4. 5 menit Mengucapkan salam penu-tup, Mendengarkan dan menjawab
penutupan dan doa salam

EVALUASI
Evaluasi Struktur
Kesiapan media meliputi : Leaflet dan poster
Penentuan waktu : Pukul 07.00 WIB – 07.30 WIB
Penentuan tempat : Kelurahan Tapos, Kota Depok
Evaluasi Proses :-
Evaluasi Hasil :-
Pengorganisasian
Pemateri : Naila Fahira dan Wulan Widyaningsih
LAMPIRAN MATERI

PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI

1. Pengertian Perawatan Tali Pusat


Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilikalis
merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali
pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan
mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2
cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40
cm. Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi
tali pusat tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas
yang ada di plasenta yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai
saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin
seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah
ibu yang kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).
Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir
sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan
untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka
bekas pemotongan tali pusat.
Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan
tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan
kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, dan
tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin,2012)

2. Tujuan Perawatan Tali Pusat


1) Mencegah infeksi
2) Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3) Mempercepat terlepasnya tali pusat
4) Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir

3. Waktu perawatan tali pusat


1) Sehabis mandi pagi atau sore.
2) Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran
bayi.
3) Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

4. Tanda-tanda Infeksi tali pusat


Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh
Clostridium tetani. Clostridium tetani mengeluarkan toksin tetanospasmin
yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menghancurkan sel darah
merah, merusak Lekosit, dan dapat menyebabkan kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran.
Tanda-tanda infeksi pada tali pusat dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pangkal tali pusat atau sekitarnya berwarna merah atau bengkak.
2) Keluar cairan yang berbau dan bernanah.
3) Ada darah yang keluar terus menerus.
4) Kejang.
5) Bayi mengalami demam.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat


1) Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
2) Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan
bersih,
3) Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
4) Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat.
5) Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas kesehatan.
6) Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke
puntung tali pusat.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pintar Ibu & Bayi, Panduan Lengkap Merawat Buah Hati & Menjadi Orang
Tua
Cerdas. 2001. Gramedia.
Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat
Sodikin.2012.Prinsip Perawatan Demam Pada Anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Wilkinson, J.M & Ahern, N.R.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Nanda
Who. https://www.who.int/country/idn/en. Diakses pada 08 Maret 2020
Depkes. Https://www.depkes.go.id/ . Diakses pada 08 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai