Anda di halaman 1dari 13

SATUAN PENYULUHAN

PERAWATAN TALI PUSAT BAYI


DIRUANG ASOKA RS Dr.SOBIRIN LUBUK LINGGAU
KABUPATEN MUSIRAWAS

DI SUSUN OLEH:

1. Elin Sonalia, S.Kep 1. Gusti Randi, S.Kep


2. Lilis Sumarni, S.Kep 2. Dedi Robiansyah, S.Kep
3. Icha Alvionita, S.Kep 3. Mezi Ade Saputra, S.Kep

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Ns.Pawiliah, S.Kep, MAN) ( Ns.Nafiah, S.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN TALI PUSAT BAYI

Mata Ajaran : Maternitas


Topik : Perawatan Tali Pusat Bayi
Sub Topik : Mencegah Infeksi
Sasaran : ibu dan keluarga yang memiliki bayi
Tempat : Ruang Asoka RS Dr. Sobirin Lubuklinggau
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Waktu : 10.00 Wib

A. LATAR BELAKANG
Menurut Who Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi
baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi
baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan
pertama di Asia tenggara. Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang
mempunyai sistem registrasi kelahiran yang baik sehingga tidak diperoleh
data yang akurat tentang jumlah kematian bayi baru lahir atau pun kematian
pada bulan pertama. Dalam Kenyataannya, penurunan angka kematian bayi
baru lahir di setiap negara di Asia Tenggara masih sangat lambat. Perkiraan
kematian yang terjadi karena tetanus adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 %
kematian yang terjadi di Afrika dan Asia Tenggara disebabkan karena Infeksi
pada tali pusat pada umumnya menjadi tempat masuk utama bakteri, terutama
apabila diberikan sesuatu yang tidak steril (Sarwono, 2008).
Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum,
yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup
kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusat harus dalam keadaan
bersih dan tetap kering sampai tali pusat mengering, menyusut, dan lepas dari
pusat bayi (Iis Sinsin, 2008).
Tetanus pada bayi yang baru lahir disebabkan kuman Clostridium
tetani. Biasanya terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat
pemotongan tali pusat tidak bersih. Selain itu, tetanus dapat disebabkan tali
pusat yang diberi macam-macam ramuan. Ibu yang tidak mendapat suntikan
tetanus toksoid lengkap sewaktu hamil akan membuat ibu dan bayi berisiko
terserang kuman tetanus (Iis Sinsin, 2008).
Sehingga penulis menyusun makalah satuan acara penyuluhan (SAP)
dengan tema Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (BBL).
B. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit
diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang perawatan tali
pusat sehari – hari yang baik dan benar.
C. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta
dapat mengeti dan mampu menjelaskan kembali tentang perawatan tali pusat
bayi \baru lahir yang baik dan benar.
D. Sasaran
Ibu dan Keluarga yang memiliki bayi
E. Materi ( Terlampir)
1. Mengapa perlu dilakukan perawatan tali pusat pada bayi
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan tali pusat bayi
3. Cara melakukan perawatan tali pusat bayi
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Media
1. Leaflet
2. Kassa steril
3. Betadin
H. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab : Dedi Robiansyah, S.Kep
2. Presenter : Lilis Sumarni,S. Kep
 Tugas : Menyampaikan materi dan melakukan perawatan tali
pusat bayi baru lahir
3. Moderator : Elin Sonalia,S.Kep
 Tugas : Membuka acara, memperkenalkan anggota kelompok,
membuat kontrak waktu, menjelaskan tujuan demontrasi, penutup
acara.
4. Fasilitator : Mezi Ade Saputra, S.Kep
 Tugas : Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama
penyuluhan, memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama
Demontrasi
5. Observer : Gusti Randi, S.Kep
 Tugas : Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
membuat laporan hasil Demontrasi

I. Setting Tempat

a.
Keterangan :
: Moderator
: Presenter

: Pembimbing
: Fasilitator
: Obsever
: Audiens

J. Metode Evaluasi
1) ibu dan keluarga dapat menjelaskan pengertian perawatan tali pusat
2) ibu dan keluarga dapat menjelaskan Tujuan dari perawatan tali pusat
3) ibu dan keluarga dapat menyebutkan perawatan tali pusat kurang baik
4) ibu dan keluarga dapat menyebutkan Cara Perawatan Tali Pusat yang
benar
K. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab
(5 menit)  Menyampaikan tujuan salam
 Mendengarkan
2. Inti  Memberikan  Mendengarkan
(15 menit) pengetahuan tentang  Memperhatikan
perawatan tali pusat pada bayi  menceritakan
baru lahir yang baik dan benar pengalamannya
 Memeragakan dan melatih dan berdiskusi
teknik perawatan tali pusat dengan
yang baik dan benar mahasiswa
 Menggali pengalaman peserta (penyuluh
setelah dilakukan tindakan.
3. Penutup  Tanya jawab  Megajukan
(10 menit)  Evaluasi pertanyaan,
 Menyimpulkan hasil  Menjawab
penyuluhan
 Menutup penyuluhan dengan  Menjawab
Salam salam

L. Daftar Pustaka
Markum A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
1991
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran
Egc, Jakarta, 1995
Whaley & Wong, Nursing Care Of Infant’s And Children, Fifth Edition,
Mosby Company, Missouri, 1995
Martono, Lydia Herlina, Mengasuh Dan Membimbing Anak Dalam Keluarga,
Edisi I, Pt Pustaka Antara, Jakarta, 1996
MATERI
PERAWATAN TALI PUSAT

1. Pengertian Tali pusat


Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus
umbilikalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan. Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan
plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan
ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang
normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan jembatan penghubung
antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya mencakup fungsi
pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta yakni
menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk
mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti
urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah
ibu yang kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).
Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu
vena yang tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai
Wharton’s jelly, yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa
(kelanjutan dari amnion). Selama hamil, plasenta menyediakan semua
nutrient untuk pertumbuhan dan menghilangkan produk sisa secara terus-
menerus melalui tali pusat. Setelah lahir, tali pusat mengering dengan cepat,
mengeras dan berubah warnanya menjadi hitam (suatu proses yang disebut
gangren kering). Proses ini dibantu oleh paparan udara. Pembuluh umbilical
tetap berfungsi selama beberapa hari, setelah resiko infeksi masih tetap
tinggi sampai tali pusat terpisah (Trotter, 2010)
Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian
janin (vili korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi
menjadi beberapa bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan
membran amniotik dan merupakan membran yang halus serta berwarna
kelabu dengan tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya
sebagai penyalur sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin
(Sarwono, 2010)
Jadi kesimpulnnya Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran
kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran
kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-
zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak
diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

2. Pengertian Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi
baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering
dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan
mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat (Sodikin,
2009).
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang
bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan
mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang
digunakan hanya kassa steril, air dan sabun. (Hidayat, 2009).
Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat
dengan tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat
selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah
tali pusat (Sodikin,2012)
Jadi kesimpulannya perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan
perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat
sampai tali pusat puput, dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali
pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali
pusat/ puput tali pusat.
3. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan dari perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat, yaitu:
a. Mencegah terjadinya infeksi.
b. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
c. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
d. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat menurut


Sodikin (2009), yaitu :
a. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena
dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering
dan bersih
c. Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan
apapun ke puntung tali pusat.
e. Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan
atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi
petugas kesehatan.

5. Waktu Perawatan Tali Pusat Waktu untuk melakukan perawatan tali


pusat menurut Sodikin (2009), yaitu :
a. Sehabis mandi pagi atau sore.
b. Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau
kotoran bayi.
c. Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

6. Hal-hal yang akan terjadi jika perawatan tali pusat kurang baik
Menurut Sodikin (2012), Perawatan tali pusat tidak steril akan
mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus
neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu di tekankan
untuk mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka
yang dapat disebabkan karena spora Clostridium tetani dan bakteri
stapilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatife. tanda dan gejala
infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek
atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu seperti
biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan (karpermond),
mudah dan sering kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku,
sampai opistotonus.
Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan tetanus bayi, yang ditandai dengan :
a) Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi
pusat bernanah.
b) Kesulitan menyusui
c) Mulut tidak bisa dibuka
d) Kejang-kejang bila disentuh, kena sinar atau mendengar suara keras
e) Kadang demam (Iis Sinsin, 2008).
7. Cara Perawatan Tali Pusat
Menurut rekomendasi WHO, untuk perawatan sehari-hari tali pusat
cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan
perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembesih
dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat
dengan cara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan
perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol.
Penelitian lainnya yang dilakukan Kurniawati menyimpulkan bahwa
perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip udara terbuka (tidak
menutup tali pusat menggunakan kassa/pembalut), waktu yang dibutuhkan
untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat dengan
menggunakan Air Susu Ibu (ASI)
Menurut Surat edaran tentang panduan ini, pertama kali
dipublikasikan pada tahun 2004 dan sesuai dengan nasihat terbaru
berdasarkan bukti yang ada (Trotter,2008b) memberitahukan perawatan tali
pusat dengan menjagalah area sekitar tali pusat agar tetap bersih dan kering.
Cara terbaik untuk ssmelakukannya adalah dengan membiarkan daerah ini
dan tidak memberikan apapun setelah mandi pertama kali dalam air bersih
biasa, tepuk-tepuk agar kering dengan handuk bersih. Lipat kembali popok,
pada setiap kali ganti, sampai tali pusat lepas (Trotter, 2010).
Kesimpulannya Menurut saya, perawatan tali pusat yang baik yaitu
tali pusat harus tetap bersih dan kering ditutup dengan kasa steril tanpa
dibubuhi apapun, dan juga perlu diperhatikan adanya tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan tali pusat, berbau dan bernanah, serta suhu tubuh bayi
meningkat.

Penatalaksanaan perawatan tali pusat (Panduan APN, 2010)


Peralatan Yang Dibutuhkan:
1. 2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk
membilas
2. Washlap kering dan basah
3. Sabun bayi
4. Kassa steril
5. 1 set pakaian bayi

Prosedur Perawatan Tali Pusat:


1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat.
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong
yang sudah digelar.
4. Buka bedong bayi.
5. Lepas bungkus tali pusat
6. Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah.
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus.
9. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di
pinggir. Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jik0a pipis tidak
langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10. Bereskan alat.
11. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai