MANAJEMEN LAKTASI
Oleh:
PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
Kelompok 8
1. Asri Purwanti Rahayu
2. Kiki Nur Roismawati
3. Emilia Dyah Novitasari
Mengetahui,
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
PAKET ACARA PENYULUHAN (PAP)
A. Latar Belakang
Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang
bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi
yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana
melakukan manajemen laktasi. Selain itu diperlukan dukungan dari pihak
manajemen, lingkungan kerja, dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri.
(Depkes,2005)
Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu untuk
menunjang keberhasilan menyusui, Manajemen laktasi dimulai pada masa
kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja ruang
lingkup manajemen laktasi periode postnatal meliputi ASI eksklusif, cara
menyusui, memeras ASI, menyimpan ASI peras, dan memberikan ASI peras.
(Siregar, 2009)
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pamberian ASI
Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan
dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun, rekomendasi
serupa juga oleh American Academy of Pediatrics (AAP), Academy of
Breasfeeding Medicine demikian pula oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) (Suradi,dkk,2010)
Pencapaian ASI Eksklusif masih kurang, hal ini berdasarkan data yang
diperoleh dari profil kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
2008 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 28,96%,
terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang
mencapai 27,35%. Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan
dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%. (Dinkes,
2008).
Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya
adalah : rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat
ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan
dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, gencarnya pemasaran
susu formula, dan faktor ibu yang bekerja.(Dinkes,2008).
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kartasura terdapat 12
wilayah desa dengan presentase ibu yang memberikan ASI Eksklusif umur 0-6
bulan pada bulan November 2011 sebesar 34,54 % yang berarti dapat
disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih rendah dari target
pencapaian ASI eksklusif sebesar 80%.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Pucangan
(merupakan salah satu desa yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Kartasura)
kepada 5 ibu, menyatakan bahwa ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif.
Hal ini disebabkan oleh kesibukan ibu yang bekerja diluar rumah. Seperti
seorang ibu yang diwawancarai oleh peneliti menyatakan bahwa ibu hanya
mendapat cuti bekerja selama 3 bulan, sehingga tidak dapat memberikan ASI
secara eksklusif. Ibu menyatakan kurang memiliki 3 pengetahuan tentang
manajemen laktasi pada ibu bekerja, seperti cara memberikan ASI perah dan
cara penyimpanan ASI yang baik selama bekerja diluar rumah. Ibu juga
menyatakan bahwa ditempat bekerja tidak diperbolehkan membawa bayi. Oleh
karena itu, ibu menyatakan bahwa lebih praktis memberikan susu formula
selama anak ditinggal ibu bekerja.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk membuat
pendidikan kesehatan pada keluarga dan pengunjung yang berjudul
“Manajemen Laktasi” di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 30 menit peserta
mampu memahami tentang manajemen laktasi pada Ibu dalam pemberian
ASI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit peserta diharapkan
dapat :
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang manajemen
laktasi
b. Menyebutkan manfaat menyusui
c. Menyebutkan cara menyusui yang benar
d. Menyebutkan cara memegang payudara
C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah keluarga pasien , dan pengunjung
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Power point
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan dan Metode Media
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Membuka dengan 1. Menjawab salam Ceramah -
(5 MENIT)
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri. 4. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Melakukan kontrak
waktu.
5. Menanyakan kepada
peserta tentang
materi yang akan
disampaikan
Penyajian 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah Leaflet,
(15 MENIT)
materi tentang: memberikan , Tanya Power Point,
a. Pengertian tanggapan dan Jawab Laptop, LCD
kejang demam pertanyaan
b. Penyebab mengenai hal yang
kejang demam kurang di
c. Tanda gejala mengerti.
kejang demam 2. Memberikan
d. Patofisiologis pemaparan dan
kejang demam penjelasan dengan
e. Pemeriksaan baik.
penunjang
kejang demam
f. Perbedaan
kejang demam
dengan kejang
biasa
g. Penatalaksanaan
kejang demam
2. Memberi
kesempatan untul
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah Leaflet
10 (MENIT)
pengetahuan pada pertanyaan , Tanya
peserta setelah 2. Memberikan Jawab
dilakukan tanggapan baik
penyuluhan
2. Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
3. Menutup dengan
salam
G. Evaluasi
1. Proses
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah LCD
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan 3 hari sebelum kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Hasil
- Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang pengertian manajemen laktasi, cara pemberian ASI.
- Setelah dilakukan penyuluhan tentang manajemen laktasi diharapkan
dapat melakukan manajemen laktasi untuk memberikan ASI atau asupan
nutrisi yang baik untuk bayi.
Lampiran Materi
MANAJEMEN LAKTASI
B. ASI EKSKLUSIF
ASI esklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain
pada bayi berumur 0-6 bulan (Depkes RI, 2004). Selama itu bayi tidak
diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk,
ait teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI esklusif bayi juga tidak diberikan
makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan
sebagainya. ASI esklusif diharaokan dapat diberikan sekurang-kurangnya
selama empat bulan dan kalau memungkinkan sampai enam bulan. Pemberian
ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia enam
bulan tanpa makanan pendamping. Di atas usia enam bulan bayi ememrlukan
makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur
dua bulan.
Bayi diberikan ASI pada kebutuhannya atau setiap 2 sampai 3 jam. Makin
sering bayi menghisap makin banyak ASI yang dihasilkan. Menghisap
menyebabkan kelenjar pituitari melepaskan dua hormone yaitu oksitosin dan
prolaktin. Oksitosin menyebabkan kontraksi di dalam payudara ya ng
menyemburkan ASI keluar untuk mempermudah bayi. Prolaktin merangsang
sel-sel untuk membentuk susu. Makin sering bayi menghisap, makin banyak
prolaktin yang dibentuk.
C. MANFAAT ASI
Komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu mengandung protein 0,9 %,
lemak 3,8 %, laktosa 7,0 %. Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan bayi
pada keadaan masing-masing yaitu ASI dari ibu yang melahirkan bayi
premature sesuai dengan kebutuhan bayi premature dan juga sebaliknya ASI
dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan sesuai dengan kebutuhan bayi
cukup bulan tersebut.
1. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Terdapat sekitar 50
% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5 –
4,5 %. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap
oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.
2. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Manfaat lain dari
laktosa yaitu memperinggi absorbsi kalsium dan merangsang
pertumbuhan laktobasilus bifidus.
3. Protein
Kadar protein dalam ASI adalah sekitar 0,9 %.Protein dalam susu
adalah kasein dan whey. Whey lebih mudah dicerna daripada kasein
( protein utama dalam susu sapi ). Kecuali mudah dicerna, dalam ASI
terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi
yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic
sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.
5. Vitamin
ASI mengandung vitamin cukup yang diperlukan bayi. Vitamin K
yang berfungsi sebagai katalisator pada prosesd pembekuan darah
terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan miudah diserap.
Dalam ASI juga banyak mengandung vitamin E dan vitamin D.
Memenuhi kebutuhan
1. Masa Antenatal
• KIE manfaat dan keunggulan ASI
• meyakkinkan ibu untuk menyusukan anaknya
• melakukan pemeriksaan kesehatn, kehamilan dan payudara
• memantau kecukupan gizi ibu hamil
• menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan
kehamilan ibu
3. Masa Neonatal
• Menjamin pelaksanaan ASI ekslusif
• Rawat gabung ibu - bayi
• jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan (on demand)
• melaksanakan tehnik menyusui yang benar
• upayakan bayi mendapatkan ASI apabila bayi tidak bersama
dengan ibu
• Vitamin A dosis tinggi (20.000 SI) bagi ibu nifas
• bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah mendapatkan
ASI yang cukup
• Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
• Perhatikan kecukupan gizi ibu
• rujuk ke konselor ASI apabila ibu mengalami masalah laktasi
DAFTAR HADIR
HARI/TANGGAL :
TOPIK :
TEMPAT :
PETUGAS :
NO NAMA ALAMAT TTD
1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
Daftar Rujukan