Anda di halaman 1dari 32

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF


DI PUSKESMAS MULYOREJO

Disusun Oleh:
Nur Indah Dwi Yanti 011511233033
Nadya Khuswatun Khasanani 011511233034
Amila Anasantrianisa 011511233035
Tri Adharia Sekarwati 011711223031
Pingkan Fredelia Lontoh 011711223032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Pentingnya ASI


2. Sasaran : Peserta ibu post partum, ibu menyusui dan pasien lain
yang ada di Puskesmas Mulyorejo, Surabaya.
3. Hari, tanggal : Selasa, 5 Mei 2018
4. Waktu : 07.30-08.00 WIB
5. Tempat : Di ruang tunggu Puskesmas Mulyorejo, Surabaya
6. Tujuan Instruksional
a. TIU : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.
b. TIK : Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
 Menjelaskan pengertian ASI
 Menyebutkan karakteristik nutrisi ASI
 Menyebutkan manfaat pemberian ASI untuk bayi
 Menyebutkan manfaat pemberian ASI untuk ibu
 Menyebutkan langkah-langkah pemberian ASI yang
berhasil
 Menjelaskan manajemen laktasi pada wanita karir
7. Media dan Metode:
Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
dengan peserta, dalam hal ini klien yang datang ke Puskesmas Mulyorejo,
Surabaya.
Media yang digunakan leaflet ASI dan power point
8. Materi : Terlampir (lampiran 1)
9. Pengorganisasian
a. Pembawa acara : Nadya Khuswatun
Uraian tugas:
 Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
 Melakukan kontrak waktu.
 Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
 Menutup acara penyuluhan.
b. Pembicara : Tri Adharia Sekarwati
Nur Indah Dwi Yanti
Uraian tugas:
 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta.
 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Fasilitator : Amila Anasantriannisa
Uraian tugas:
 Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta.
 Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
 Memotivasipeserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
 Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta.
d. Observer : Pingkan Fredelia Lontoh
Uraian tugas :
 Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan dan jawaban yang diajukan peserta
 Membuat dan menyampaikan simpulan hasil penyuluhan
10. Kegiatan Penyuluhan :

Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Media


Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Leaflet,
2. Memperkenalkan diri salam power-
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan point
penyuluhan 3. Memerhatikan
4. Menjelaskan 4. Menjawab
mekanisme kegiatan kuisoner
yang akan pretest
dilaksanakan
5. Menyebutkan kontrak
waktu
6. Membagikan kuisioner
pretest
.
Penyuluhan 15 1. Menjelaskan 1. Menjawab Leaflet,
menit pengertian ASI pertanyaan power-
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan point
karakteristik nutrisi 3. Memberikan
ASI umpan balik
3. Menyebutkan manfaat dalam
pemberian ASI untuk memahami
bayi penjelasan
4. Menyebutkan manfaat tentang ASI.
pemberian ASI untuk
ibu
5. Menyebutkan langkah-
langkah pemberian
ASI yang berhasil
6. Menjelaskan
manajemen laktasi
pada wanita karir
7. Menanyakan kembali
materi kepada sasaran
.
Penutup 10 1. Mengucapkan 1.Memerhatikan
menit terimakasih 2.Menjawab
2. Membuka sesi tanya salam
jawab
3. Menutup acara
penyuluhan
4. Mengucapkan salam
11. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
 Peserta ibu post partum dan pasien lain yang ada di Puskesmas
Mulyorejo, Surabaya.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang tunggu Puskesmas
Mulyorejo, Surabaya.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
b. Hasil
 Ibu dapat menyebutkan dan menjelaskan materi tentang pentingnya
ASI
 Jumlah sasaran peserta penyuluhan sebanyak 15 orang.
 Durasi waktu penyuluhan selama 30 menit.
c. Proses
 Ibu antusias terhadap materi penyuluhan.
 Ibu konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
benar.
12. Absensi Panitia dan Peserta
Terlampir (Lampiran 2 dan 3)
13. Daftar Pertanyaan-Jawaban dan Simpulan
Terlampir (Lampiran 4)
14. Daftar Pustaka

Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2012. Keunggulan Asi Dan Manfaat Menyusui. dari


http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/05/KEUNGGULAN-ASI-DAN-
MANFAAT-MENYUSUI.doc. Diakses pada 3 Juni 2018.

Depkes RI, 2016. Inilah Sepuluh Manfaat Asi. dari


http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-
16100600005 Diakses pada 3 Juni 2018.

JNPK-KR. 2015. Asuhan Persalinan Normal dan InisiASI Menyusu Dini.

Lissauer, T. dan Fanaroff, A.A., 2009. At a Glance Neonatologi. Jakarta:


Erlangga.

Kemenkes RI, 1997. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency)

Rini, S. dan Kumala, F., 2016. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based
Practice, edisi pertama. Yogyakarta: Deepublish.

Setiawan, Albertus. 2009. Pemberian MP-ASI Dini dengan Prevalensi


Kejadian Infeksi Pada Bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Universitas
Indonesia, pp.13-14.

Sugito, M.W., Wardoyo, A.S. dan Mahmudiono, Tri. 2017. Amerta Nutr.
Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Underweight di Jawa
Timur tahun 2016, pp. 180-188.

Wahana visi indonesia, 3 Tahapan ASI.


http://www.mothercare.co.id/media/wysiwyg/mc_staticpage/Breas
tfeeding_Essential_Information.pdf diakses tanggal 4 Juni 2018

Video Panduan Posisi Perlekatan saat Menyusui.


http://www.youtu.be/LXg249QQg-l diakses pada tanggal 3 juni
2018

Yuliandarin, E.M. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ASI. dari


http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125313-S-5663-Faktor-faktor
%20yang-Literatur.pdf diakses pada 3 Juni 2018.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA ASI

1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) direkomendasikan sebagai makanan eksklusif untuk
semua bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk
beralih ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm
(kurang bulan) namun perlu diperkaya. Semua ibu harus didorong dan
didukung untuk menyusui. Konseling harus sudah dimulai pada awal
kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat/bidan maupun spesialis
laktasi (Lissauer dan Fanaroff, 2009).ASI mengandung semua kebutuhan
gizi yang diperlukan bayi, memperkuat daya tahan bayi dan sumber vitamin
A, dengan demikian bayi/ anak yang mendapat ASI memiliki daya tahan
tubuh yang lebih tinggi.
Prevalensi kasus gizi buruk di Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sebesar
3,4%, sedangkan target Rencana Strategis Provinsi Jawa Timur Tahun 2016
sebesar 2%. Prevalensi kasus underweight sebesar 17,3%, sedangkan target
program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebesar 12,9% (Sugito dkk,
2017). Sebanyak 50 bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif, 76,7%
diantaranya menderita gizi buruk (Susanty dkk, 2012; Sugito dkk, 2017).
menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih banyak yang
menderita diare sebesar 66%, daripada yang diberi ASI eskklusif 12,5%.
Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berpeluang sebesar 13 kali terkena
diare dibandingkan bayi yang diberi ASI eksklusif. pemberian susu formula
pada bayi usia 0-6 bulan memiliki risiko 6,250 kali terkena diare
dibandingkan bayi yang diberikan ASI eksklusif (Istyaningrum, 2010;
Sugito dkk, 2017).
2. Karakteristik Nutrisi ASI
1) Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang pertama kali keluar, berwarna putih
kekuningan dengan dengan viskositas kental, banyak mengandung
protein, anti bakteri, dan antibody yang memperkuat daya tahan tubuh
bayi. Kolostrum berubah menjadi ASI matur kira-kira 15 hari sesudah
bayi lahir, bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan sering menyusui
maka proses produksi ASI akan meningkat.
Protein utama pada kostrum adalah immunoglobulin (IgG, IgA
dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibody untuk mencegah dan
menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang
keluar sedikit, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara
mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume
kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
2) ASI transisi
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum ASI matur, yaitu seak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua
minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta
komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan
lemak dan laktosa meningkat.
3) ASI matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI
matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relative konstan,
tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu mengalir pertama kali atau
saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer dan
mempunyai kandungan lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral
dan air.Selanjutnya air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya
akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebi cepat
kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik
foremilk maupun hindmmilk (Rini & Kumala, 2016).
Tabel Kandungan Kolostrum, ASI transisi dan ASI matur

Kandungan Kolostrum ASI transisi ASI matur


Energi (kgkal) 57 63 65
Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7
Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Gambar. ukuran lambung dan kebutuhan minum bayi.
Sumber: www.mothercare.co.id

Berikut kandungan ASI:


1) Protein
 ASI mengandung protein lebih rendah dari susu formula, tetapi
protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah
dicerna).
 ASI mengandung asam amino esensiil taurin yang tinggi, yang
penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. ASI
mengandung sistin lebih tinggi yang sangat penting untuk
pertumbuhan otak bayi.
2) Lemak
Kadar lemak dalam ASI dan susu formula relatif sama, merupakan
sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut
dalam lemak (A, D, E dan K) dan sumber asam lemak esensiil.
Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan susu
formula:
 Bentuk emulsi lebih sempurna.
 Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam susu formula
yang diperlukan untuk perkembangan sistem syaraf.
3) Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan
dengan susu formula (6,50 – 7,00 gram%). Karbohidrat yang utama
terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat
menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi
asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam didalam
usus bayi yang dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya
menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis, memacu
pertumbuhan mikoorganisme yang memproduksi asam organik dan
mensintesis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan dari ca-
caseinat, memudahkan absorpsi dari mineral misalnya kalsium, fosfor
dan magnesium.
4) Mineral
 ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan
 Total mineral selama masa laktasi adalah konstan, tetapi beberapa
mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diit dan stadium
laktasi
 Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi oleh diet ibu
 Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium,
kalium dan natrium dari asam klorida dan fosfat.
5) Vitamin
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Jumlah vitamin A,
tiamin dan vitamin C bervariasi sesuai makanan yang di konsumsi ibu.

Tabel Perbandingan ASI dan Susu Formula


No. Perbedaan ASI Susu Formula
1. Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi yang
antara lain: faktor pembentuk terkandung di dalamnya
sel-sel otak, terutama DHA, dapat diserap oleh tubuh
dalam kadar tinggi. ASI juga bayi. Misalnya, protein susu
mengandung whey (protein sapi tidak mudah diserap
utama dari susu yang karena mengandung lebih
berbentuk cair) lebih banyak banyak casein.
daripada kasein (protein Perbandingan whey: casein
utama dari susu yang susu sapi adalah 20:80.
berbentuk gumpalan) dengan
perbandingan 65:35.

2. Nutrisi Mengandung imunoglobulin Protein yang dikandung


dan kaya akan DHA (asam oleh susu formula berguna
lemak tidak polar yang berikat bagi bayi lembu tapi
banyak) yang dapat kegunaan bagi manusia
membantu bayi menahan sangat terbatas lagipula
infeksi serta membantu immunoglobulin dan gizi
perkembangan otak dan yang ditambah di susu
selaput mata. formula yang telah
disterilkan bisa berkurang
ataupun hilang

3. Pencernaan Protein ASI adalah sejenis Tidak mudah dicerna:


protein yang lebih mudah serangkaian proses produksi
dicerna selain itu ada sejenis di pabrik mengakibatkan
unsur lemak ASI yang mudah enzim-enzim pencernaan
diserap dan digunakan oleh tidak berfungsi. Akibatnya
bayi. Unsur elektronik dan zat lebih banyak sisa
besi yang dikandung ASI pencernaan yang dihasilkan
lebih rendah dari susu formula dari proses metabolisme
tetapi daya serap dan guna yang membuat ginjal bayi
lebih tinggi yang dapat harus bekerja keras. Susu
memperkecil beban ginjal formula tidak mengandung
bayi. Selain itu ASI mudah posporlipid ditambah
dicerna bayi karena mengandung protein yang
mengandung enzim-enzim tidak mudah dicerna yang
yang dapat membantu proses bisa membentuk sepotong
pencernaan antara lain lipase susu yang membeku
(untuk menguraikan lemak), sehingga berhenti di perut
amilase (untuk menguraikan lebih lama, oleh karena itu
karbohidrat) dan protease taji bayi lebih kental dan
(untuk menguraikan protein). keras yang dapat
menyebabkan susah BAB
dan membuat bayi tidak
nyaman.

4. Kebutuhan Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap


hubungan ibu dan anak. ASI payudara: mudah menolak
adalah makanan bayi, dapat ASI yang menyebabkan
memenuhi kebutuhan bayi, kesusahan bayi
memberikan rasa aman menyesuaikan diri atau
kepada bayi yang dapat makan terlalu banyak, tidak
mendorong kemampuan sesuai dengan prinsip
adaptasi bayi. kebutuhan.

5. Ekonomi Lebih murah: menghemat Biaya lebih mahal: karena


biaya alat-alat, makanan, dll menggunakan
yang berhubungan dengan alat,makanan, pelayanan
pemeliharaan, mengurangi kesehatan, dll. Untuk
beban perekonomian memelihara sapi. Biaya ini
keluarga. sangat subjektif yang
menjadi beban keluarga.

6. Kebersihan ASI boleh langsung diminum Polusi dan infeksi:


jadi bias menghindari pertumbuhan bakteri di
penyucian botol susu yang dalam makanan buatan
tidak benar ataupun hal sangat cepat apalagi di
kebersihan lain yang dalam botol susu yang
disebabkan oleh penyucian hangat biarpun makanan
tangan yang tidak bersih oleh yang dimakan bayi adalah
ibu. Dapat menghindari makanan bersih akan tetapi
bahaya karena pembuatan dan karena tidak mengandung
penyimpanan susu yang tidak anti infeksi, bayi akan
benar. mudah mencret atau kena
penularan lainnya.

7. Praktis Tidak perlu disterilkan atau Penyusuan susu formula


lebih mudah dibawa keluar, dan alat yang cukup untuk
lebih mudah diminum, menyeduh susu.
minuman yang paling segar
dan suhu minuman yang
paling tepat untuk bayi.

8. Penampilan Bayi mesti menggerakkan Penyusuan susu formula


mulut untuk menghisap ASI, dengan botol susu akan
hal ini dapat membuat gigi mengakibatkan penyedotan
bayi menjadi kuat dan wajah yang tidak puas lalu
menjadi cantik. menyedot terus yang dapat
menambah beban ginjal dan
kemungkinan menjadi
gemuk.

9. Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI Bagi bayi yang alergi
dapat menghindari alergi terhadap susu formula tidak
karena susu formula seperti dapat menghindari mencret,
mencret, muntah, infeksi muntah,infeksi saluran
saluran pernapasan, asma, napas, asma, kemerahan,
bintik-bintik, pertumbuhan pertumbuhan terganggu dan
terganggu dan gejala lainnya. gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu
formula.

10. Kebaikan Dapat membantu kontraksi Tidak dapat membantu


bagi ibu rahim ibu, lebih lambat kontraksi rahim yang dapat
datang bulan sehabis membantu pengembalian
melahirkan sehingga dapat tubuh ibu jadi rahim perlu
ber-KB alami. Selain itu dapat dielus sendiri oleh ibu.
menghabiskan kalori yang Tidak dapat memperlambat
berguna untuk pengembalian waktu datang bulan yang
postur tubuh ibu. Berdasarkan dapat menghasilkan cara
biodata statistik, ibu yang KB alami. Berdasarkan
menyusui ASI lebih rendah biodata statistik, ibu yang
kemungkinan menderita menyusui susu formula
kanker payudara, kanker lebih tinggi kemungkinan
rahim dan keropos tulang. menderita kanker payudara.

Tabel Komposisi Zat Gizi ASI dan Susu Formula per 100 ml
(Guthrie dkk, 1995; Setiawan, 2009).
3. Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi
a) Memberikan kekebalan pasif melalui kolostrum
 ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminASI.
 Immunoglobulin A (Ig A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup
tinggi. Sekretori ig.a tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
 Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
 Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
Salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih
banyak daripada susu sapi.
 Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: brochus-asociated lympocyte
tissue (balt) antibodi pernafasan, gut asociated lympocyte tissue
(galt) antibodi saluran pernafasan, dan mammary asociated
lympocyte tissue (malt) antibodi jaringan payudara ibu.
 Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
b) Memberikan kebutuhan gizi yang sesuai
 ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai,
juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
 Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan
antara whei dan casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whei dengan
casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan
susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan whey :casein
adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
 Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
 Komposisi taurin, DHA dan AA pada ASI
- Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam
ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya
gangguan pada retina mata.
- Decosahexanoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids)
yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.
Jumlah dha dan aa dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu dha dan aa
dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya
(precursor) yaitu masing-masing dari omega 3 (asam linolenat)
dan omega 6 (asam linoleat).
c) Risiko terkena infeksi lebih rendah
 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama iga untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
 Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
d) Terhindar dari alergi
Penyakit alergi pada bayi lebih banyak ditemukan pada pengguna susu
sapi daripada ASI. Zat anti alergi pada bayi didapatkan pada kolostrum
yang terkandung dalam ASI. selain dari susu sapi, penyakit alergi pada
bayi didapat juga dari makanan yang hiperalergenik yang sering
diberikan pada usia terlalu dini (0-6 minggu) seperti telur dan gandum.
Hal tersebut terjadi karena saluran pencernaan pada bayi belum matur
baik secara imunologis maupun anatomis, sehingga makromolekul
protein ASIng mudah diserap. Oleh karena itu tetap berikan kolostrum
dan ASI yang mengandung SIgA hingga umur 4 – 6 bulan. Hal ini
untuk mencegah alergi pada bayi.
e) Meningkatkan kecerdasan otak
 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki iq point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia
8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

4. Manfaat Pemberian ASI Untuk Ibu


a) Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan.
Apabila bayi disusukan segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan
terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum) akan
berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang
berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga
pendarahan akan lebih cepat berhenti.
b) Menjarangkan Kehamilan Menyusui
Merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan
hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan
hamil sampai bayi berusia 12 bulan. Selama menyusui produksi
hormon FSH dan LH dihambat oleh hormone prolaktin sehingga tidak
terjadi ovulasi.
c) Membantu proses pemulihan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu
rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
d) Praktis
Tersedia setiap saat dengan suhu yang sesuai dengan kemampuan bayi
e) Menurunkan risiko osteoporosis
Menyusui dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang
setelah meyapih, sehingga melindungi dari osteoporosis dan keretakan
tulang pada usia tua (Artikel info Bunda, 2008).
f) Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih, diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma
mammae sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.
5. Langkah-Langkah Pemberian ASI yang Berhasil
a) Posisi menyusui
1) Letakkan bayi pada dada langsung setelah lahir atau segera setelah
lahir
2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung dengan posisi
yang nyaman. Berikut posisi badan ibu dan bayi :

3) Pemberian ASI sesuai kebutuhan lebih disukai daripada menyusui


sesuai jadwal. Hal ini menstimulasi produksi susu dan mengurangi
rasa kenyang dan ketidaknyamanan. Bayi dapat diletakkan di
payudara sebanyak 8-12 kali atau lebih per 24 jam. Bayi minum
ASI tiap 2-3 jam.
4) ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi,
setiap hari setiap malam.
5) Susui bayi dengan kedua payudara setiap kali menyusui. Ganti
dengan payudara lain ketika bayi berhenti dan melepaskan salah
satu payudara. Berikan kebebasan untuk lamanya menyusui.
Mulailah dengan payudara yang terakhir digunakan.
6) Pengosongan payudara secara adekuat dapat menghindari
pembengkakan.
7) Susu yang pertama kali keluar adalah kolostrum-volume sedikit,
namun memiliki kandungan protein dan immunoglobulin yang
tinggi. Air susu membutuhkan waktu 24-72 jam untuk keluar.
8) Peringatkan ibu bahwa bayi pada awalnya akan mengalami
penurunan berat badan (sampai 10% dari berat lahir) dan baru
bertambah setelah 4 hari. Bayi seharusnya kembali ke berat lahir
dalam 10-21 hari.
9) Jangan berikan air tambahan atau formula kecuali dengan indikasi
medis
10) Biarkan ibu dan bayi selalu bersama (dalam satu kamar) selama 24
jam sehari
11) Informasikan kepada ibu tentang kelompok pendukung ASI
(Lissauer dan Fanaroff, 2009).
b) Perlekatan mulut bayi pada areola

1) Dagu menyentuk payudara


2) Mulut terbuka lebar
3) Hidung bayi mendekati atau kadang menyentuh payudara ibu
4) Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola
5) Bibir bawah bayi melengkung keluar
6) Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-
kadang disertai berhenti sesaat (JNPK-KR, 2015).
6. Manajemen Laktasi pada Wanita Karir
a) Pengeluaran ASI
Tindakan pengeluaran ASI dilakukan sebelum menyusui, pada ibu
yang bekerja, untuk bayi yang punya masalah menghisap,
menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI dan juga pada
ibu yang sakit sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara langsung
(Bahiyatun, 2009).
Tindakan pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
pengeluaran ASI dengan tangan dan pompa.
1) Pengeluaran ASI dengan tangan
 Mencuci tangan hingga bersih
 Payudara dikompres dengan handuk hangat dan dimasase secara
merata dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah areola
payudara
 Masase sekitar areola lalu areola payudara ditekan ke arah dada.
 Daerah areola diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, bukan
memijat puting.
 Ulang tindakan (tekan-peras-lepas--tekan-peras-lepas). pada
awalnya ASI tidak keluar, namun setelah beberpa kali ASI akan
keluar.
2) Pengeluaran ASI dengan pompa
Ada banyak jenis pompa ASI yang beredar dipasaran, namun
hanya ada 2 jenis pompa ASI yang baik digunakan
 Pompa ASI Manual
Pompa ASI manual adalah pompa yang digunakan untuk
memomp ASI secara manual, alias hanya mengandalkan
kekuatan tangan. Pompa jenis ini kelebihannya sangat praktis
karena bisa dibawa ke mana pun dan tidak ribet saat dibawa
mengingat beratnya yang cukup ringan. Perintilannya pun tidak
terlalu banyak sehingga cukup mudah merakit dan
membereskannya kembali. Untuk harga, pompa ASI jenis ini
juga terhitung murah. Namun kekurangannya, jika sedang
memompa ASI, ibu tidak bisa melakukan kegiatan lain karena
butuh tenaga dan konsentrasi yang cukup besar saat memompa
ASI dengan pompa ASI manual.
 Pompa ASI Elektrik
Pompa ASI jenis ini relatif lebih mudah penggunaannya.
Karena bekerja secara elektrik, Moms cukup memasang dan
memegangi corong pompanya saja dan biarkan pompa ASI
yang bekerja memompa payudara. Sambil memompa ASI, ibu
bisa mengerjakan pekerjaan lain Untuk ibu bekerja pun sangat
cocok karena aktivitas pumping bisa dilakukan bahkan di dalam
kubikel. Namun kekurangannya, tidak bisa dibawa ke mana-
mana kecuali kalau pompa elektrik tersebut dilengkapi dengan
rechargeable battery. Masalah harga, tentu pompa ASI elektrik
lebih mahal dibandingkan yang manual. Namun dari segi
efektivitas lebih menjanjikan pompa ASI elektrik, Apalagi jika
menggunakan pompa ASI elektrik dengan corong double. Ibu
bisa benar-benar hands-free saat memompa ASI.
Pompa manual
Pompa Manual Pompa Elektrik
b) Penyimpanan ASI Perah (ASIP)
 Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
(dikukus atau direbus),
 Pastikan botol tersebut bebas BPA, artinya bahan tersebut terbebas
dari bahan BPA atau bisphenol-A. BPA (bisphenol-A) merupakan
zat kimia sintetis yang biasa digunakan pada beragam produk, salah
satunya botol bayi

 Berikan label (tanggal dan jam) setiap kali akan menyimpan botol
ASI.
 Botol harus tertutup rapat (Bahiyatun, 2009).
Tempat Penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP Segar) 6-8 jam ruangan ber AC dan
19 ᵒC sampai 26ᵒC
4 jam ruang non AC
Dalam ruangan (ASIP beku 4 jam
4 jam
yang sudah dicairkan)
Kulkas <4 2 – 3 hari
Freezer pada lemari es 1 pintu -18 ᵒC s.d 0 ᵒC 2 minggu
Freezer pada lemari dua pintu -20 ᵒC s.d -18 ᵒC 3– 4 bulan

c) Penyajian ASI Perah


1. Cek tanggal dan label wadah/botol ASI, gunakan ASI yang paling
dulu disimpan
2. Untuk ASI beku (yang disimpan difreezer), pindahkan ASI ke
lemari es, diamkan selama 1 malam agar mencair
3. Keluarkan ASI dari lemari es dan pindahkan di ruangan terbuka
(suhu ruangan) terlebih dahulu dan selanjutnya direndah dalam
wadah berisi air hangat
4. Setelah dicairkan, ASI tidak boleh dimasukkan kembali ke dalam
lemari es
5. Pemberian ASI kepada bayi sebaiknya tidak menggunakan dot
karena dapat menyebabkan “bingung puting”.
6. Berikan menggunakan cangkir atau sendok.
EVALUASI HASIL PENYULUHAN

1. Struktur
 Peserta penyuluhan tidah hanya terdiri dari ibu post partum kan tetapi
hadir pula suami dari ibu post partum dan beberapa pasien yang akan
berobat.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang tunggu Puskesmas
Mulyorejo, Surabaya.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan masih kurang.
 Kontrak waktu penyuluhan tidak disampaikan kepada peserta
penyuluhan.
 Tampilan slide kurang menampilkan gambar.

2. Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
 Ibu mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh kelompok
 Banyak menggunakan bahasa medis saat menyampaikan materi
penyuluhan.
 Penyaji dalam menyampaikan materi suaranya semakin rendah.
 Evaluasi materi kepada peserta penyuluhan pada akhir tidak sempat di
sampaikan.

3. Hasil
 Jumlah sasaran peserta penyuluhan sebanyak 16 orang. Di mana jumlah
tersebut telah memenuhi target (15 orang).
 Time keeper kurang jeli dalam mengorganisir waktu sehingga lebih 5
menit sehingga menjadi 35 menit.
Lampiran 2
ABSENSI PANITIA PENYULUHAN PENTINGNYA ASI

Di Ruang Tunggu Puskesmas Mulyorejo, Surabaya

N
NAMA NIM Pengorganisasian TTD
o
1 Nur Indah Dwi Yanti 011511233033 Pembicara

2 Nadya Khuswatun K. 011511233034 Pembawa acara

3 Amila Anasantrianisa 011511233035 Fasilitator

4. Tri Adharia Sekarwati 011711233031 Pembicara

5. Pingkan Fredelia L. 011711233032 Observer


Lampiran 3

ABSENSI PESERTA PENYULUHAN PENTINGNYA ASI


Di Ruang Tunggu Puskesmas Mulyorejo, Surabaya

No. NAMA Alamat TTD

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23
24

25
Lampiran 4

DAFTAR PERTANYAAN-JAWABAN DAN SIMPULAN PENYULUHAN

Di Ruang Tunggu Puskesmas Mulyorejo, Surabaya


LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan


Pentingnya ASI
Di Ruang Tunggu Puskesmas Mulyorejo, Surabaya

Telah Diperiksa, Dievaluasi, dan Disetujui oleh Pembimbing Praktik Klinik


Puskesmas Mulyorejo, Surabaya.
Hari : Selasa
Tanggal : 05 Juni 2018

Mengetahui,

Pembimbing Praktik Klinik Pembimbing Akademik


Puskesmas Mulyorejo Program Studi Pendidikan Bidan

Ismi Apriliani, Amd., Keb Rize Budi Amalia, S. Keb., Bd., M.Kes
NIP. 19880423 201001 2 007 NIK. 19841023 201611 3 201
DOKUMENTASI PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai