Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu Senang Bayi Tenang

Sub Topik : Relaksasi Menyusui dan Asi Eksklusif

Hari/Tanggal : Senin, 9 September 2019

Tempat : Ruangan kelas

Waktu : 20 Menit

Penyuluh/Pembicara : Chaerani Tri Handayani

Fernanda Dian Shafira

Sinta Permaiswari

Tiana Widyastuti

Ziyan Jannati

Peserta : Ibu Nifas dan Menyusui

Jumlah : ±10 orang

Tujuan Umum : Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan


pelayanan kesehatan ibu nifas dan menyusui dengan meningkatkan
kemampuan ibu dalam memberikan informasi mengenai bagaimana
pemberian ASI yang baik.

Tujuan Khusus : 1. Memahami pelayanan kesehatan

2. Memberikan informasi kepada ibu mengenai ASI

3. Mengenal permasalahan ibu menyusui di masyarakat

4. Dapat memberikan konseling dan motivasi mengenai ASI


Pada akhir pertemuan peserta dapat:

1. Menjelaskan tentang definisi menyusui


2. Menjelaskan tentang keuntungan dan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu
3. Menjelaskan tentang posisi menyusui
4. Menjelaskan tentang tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui
5. Menjealaskan ukuran lambung bayi
6. Menjelaskan tentang bayi cukup ASI
7. Menjelaskan persiapan ASI untuk ibu yang bekerja
8. Mampu merelaksasi diri untuk dapat memberikan ASI
9. Mampu melakukan pijak laktasi

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Leaflet, audio, visual, audio visual dan standing poster.

Kegiatan

No Materi Kegiatan
1 Pembukaan (2 menit) 1. Membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus pertemuan ini.
3. Menyampaikan waktu/kontrak waktu yang
akan digunakan dan mendiskusikannya
dengan peserta.
4. Memberikan sedikit gambaran mengenai
apa yang akan dibahas melalui pertemuan
ini.
5. Relaksasi Ibu menyusui
2 Proses (15 menit) 1. Menjelaskan tentang definisi menyusui
2. Menjelaskan tentang keuntungan dan
manfaat menyusui bagi bayi dan ibu
3. Menjelaskan tentang posisi menyusui
4. Menjelaskan tentang tanda-tanda
perlekatan bayi saat menyusui
5. Menjelaskan ukuran lambung bayi
6. Menjelaskan tentang bayi cukup ASI
7. Menjelaskan persiapan ASI untuk ibu
bekerja
8. Mempraktikan pijat laktasi
3 Evaluasi (2 menit) 1. Memberikan pertanyaan secara lisan
kepada peserta secara bergantian.
2. Peserta mengerti seluruh materi
penyuluhan yang telah disampaikan.
3. Diharapkan kemampuan petugas kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan
ibu dan anak dan meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan ibu
mengenai pentingnya menyusui
4. Diharapkan pada ibu menyusui dapat
mengoptimalkan pemberian ASI
5. Tanya jawab dan evaluasi
4 Penutup (1 menit) 1. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
segala perhatian peserta.
2. Mengucapkan salam penutup

LAMPIRAN MATERI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui merupakan proses fisiologis, tidak ada hal yang lebih bernilai dalam kehidupan
seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak awal kehidupan.
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Salah satu upaya untuk
meningkatkan status gizi bayi adalah dengan memberikan ASI secara eksklusif. World
Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sekurang-
kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan
pendamping sampai usia 2 tahun rekomendasi serupa juga didukung oleh American
Academy of Pediatrics (AAP), Academy of Breasfeeding Medicine demikian pula oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (Suradi et al, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menyusui?
2. Apa keuntungan dan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu?
3. Bagaimana posisi menyusui?
4. Bagaimana tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui?
5. Berapa ukuran lambung bayi?
6. Bagaimana ciri-ciri bayi cukup ASI?
7. Bagaimana persiapan ASI untuk ibu bekerja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi menyusui
2. Untuk mengetahui keuntungan dan manfaat menyusui bagi bayi dan ibu
3. Untuk mengetahui posisi menyusui
4. Untuk mengetahui tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui
5. Untuk mengetahui ukuran lambung bayi
6. Untuk mengetahui bayi cukup ASI
7. Untuk mengetahui persiapan ASI untuk ibu bekerja
8. Untuk mengetahui pijat laktasi
9. Untuk mengetahui hypno breastfeeding

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Menyusui
Setiap ibu yang sehabis melahirkan akan menghasilkan air susu yang kita sebut
dengan ASI sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. ASI akan diberikan
kepada bayi sesegera mungkin saat setelah melahirkan, proses pemberian ASI kepada
bayi inilah yang disebut dengan proses menyusui. ASI adalah makanan satu – satunya
yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama.
Selain itu, dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan
jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik selama kehidupannya. (Saleha 2009)

B. Keuntungan dan Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu


Air susu adalah makanan pilihan utama untuk bayi. Seperti diketahui ASI
adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang
bayi pada enam bulan pertama. Menyusui memberi banyak keuntungan nutrisi,
imunologis dan psikologis. Menurut Worthington-Roberts (1993, di dalam Bobak
2004) menyusui memiliki banyak keuntungan sebagai berikut.

Keuntungan menyusui bagi bayi antara lain:

1. bayi mendapat immunoglobulin untuk melindunginya dari banyak penyakit dan


infeksi;
2. bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan atas;
3. bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain;
4. bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe
tertentu;
5. jenis protein dalam ASI mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi;
6. bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makanan
yang berlebihan akibat (harus menghabiskan susu di botol);
7. insidensi bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada dewasa menurun;
8. menyusui meningkatkan kontak ibu-anak.

Keuntungan Menyusui untuk Ibu antara lain:

1. menyusui menyebabkan involusi uteri;


2. menyusui merupakan perlindungan terhadap kanker ovarium;
3. resiko kanker payudara pramenopause menurun, khususnya jika laktasi
pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangungsung selama sekurang-
kurangnya 6 bulan;
4. resiko osteoporosis dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang telah hamil
dan menyusui bayi mereka;
5. penundaan ovulasi mendukung pengaturan jarak anak;
6. sekresi prolaktin meningkatkan relaksasi dan prolaktin serta oksitosin
meningkatkan kelekatan ibu-anak;
7. menurut Ruth Lawrence, memberdayakan seorang wanita untuk melakukan
sesuatu yang istimewa untuk bayinya. Hubungan seorang ibu dan bayinya
melakukan gerakan menghisap payudara mempertimbangkan sebagai ikatan
paling kuat pada manusia;
8. menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu dan pelapis botol
menambah keuntungan dari sisi ekonomi (Sinclair, 2009).

C. Posisi Menyusui
Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi
secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan
perlekatan bayi pada payudara yang tepat (IDAI, 2008). Posisi yang nyaman untuk
menyusui sangat penting. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama
proses menyusui berlangsung (Kristiyanasari, 2009). Lecet pada puting susu dan
payudara merupakan kondisi tidak normal dalam menyusui tetapi penyebab lecet yang
paling umum adalah posisi perlekatan yang tidak benar pada payudara. Posisi ibu
harus adekuat di atas kursi atau tempat tidur. Tidak ada satu posisi pun yang paling
benar dalam menyusui. Posisi menggendong, menggendong menyilang dan football
sering kali bermanfaat bagi ibu baru. Akan tetapi tidak perlu menyesuaikan posisi jika
ibu dan bayi nyaman dan jika transfer air susu adekuat. (Varney, 2007).

Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi
duduk, posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football
(mengepit) dan posisi berbaring miring. Berikut ini adalah posisi menyusui menurut
Saryono (2008) dalam Qoni'ah (2014):

1. Posisi Dekapan

Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.

2. Posisi Football hold

Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau
menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan
tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.

3. Posisi Berbaring

Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada
beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan
lengan atas.

D. Tanda-Tanda Perlekatan Bayi Saat Menyusui


Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri
pada putting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan
secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi
akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan
mongering (IDAI, 2008).
Tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui yang benar antara lain:
1) tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas lebih banyak
terlihat;
2) mulut terbuka lebar;
3) bibir atas dan bawah terputar keluar;
4) dagu bayi menempel pada payudara;
5) gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk;
6) jaringan payudara meregang sehingga membentuk dot yang panjang;
puting susu sekitar 1/3-1/4 bagian dari dot saja;
7) bayi menyusu pada payudara, bukan puting susu;
8) lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (dibawah gudang ASI), melingkari dot
jaringan payudara (Sulistyawati,2009).

Gambar : Perlekatan yang benar

Tanda-tanda perlekatan bayi saat menyusui yang tidak benar antara lain:

1) tampak sebagian besar kalang payudara/areola mamae berada di luar;


2) hanya puting susu atau disertai sedikit areola yang masuk mulut bayi;
3) seluruh atau sebagian gudang ASI berada di luar mulut bayi;
4) lidah tidak melewati gusi (berada di depan putting susu) atau lidah sedikit sekali
berada di bawah gudang ASI;
5) hanya puting susu yang menjadi dot;
6) bayi menyusu pada puting ;
7) bibir “mencucu” atau monyong ;
8) bibir bawah terlipat ke dalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
(Sulistyawati,2009).

Gambar : Perlekatan yang salah

E. Ukuran Lambung Bayi

Usia Ukuran Semisal Waktu Pemberian


1-2 hari 5-7 ml Kelereng atau Buah
Cherry 8-12x/ hari karena
3-6 hari 22-27 ml Seukuran Kemiri atau
pengosongan
Kacang Walnut
lambung bayi itu
1 minggu 45-60 ml Bola Pingpong atau
kurang lebih 2 jam
Buah Apricot
1 bulan 80-150 ml Telur Ayam
(Redaksi Kasih Peduli, 2015)

F. Bayi Cukup ASI


Indikator terbaik kecukupan air susu adalah peningkatan berat badan dan haluaran
bayi. Diharapkan bahwa bayi baru lahir akan :

1) minimum 3-4 kali buang air besar, fesesnya harus sekitar 1 sendok makan atau
lebih dan setelah hari ketiga fesesnya berwarna kuning;
2) buang air kecil minimal 1-2 kali pada hari pertama dan 6 kali atau lebih setiap
hari setelah hari ketiga;
3) mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram perhari setelah air
susu matur keluar;
4) memiliki berat badan yang sama dengan atau di atas berat badan lahir pada usia
10 hari (Varney, 2007).
G. Persiapan ASI untuk Ibu Bekerja
1) Memerah Asi
 Memerah dengan Tangan
1. Cuci tangan
2. Kompres kedua payudara dengan air hangat selama 15 menit
3. Lakukan pemijatan ringan pada payudara, pijat perlahan ke arah bawah,
lakukan gerakan melingkar membuat spiral ke arah putting
4. Santai dan pikirkan sang bayi
5. Tempatkan tangan pada salah satu payudara, tepatnya tepi areola (area
kehitaman di sekitar puting susu)
6. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk.
7. Letakkan ibu jari jam 12 dan jari telunjuk pada jam 6
8. Tekan tangan kearah dada lalu tekan ibu jari dan telunjuk dengan lembut
secara bersamaan. Pertahankan jangan sampai menggeser ke puting
9. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran, ulangi payudara yang lain.
10. Pijat payudara diantara waktu pemerahan, jangan meremas dan menggosok
kulit payudara agar tidak terjadi kerusakan jaringan
11. Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk memerah kedua payudara
12. Minum air putih setelah memerah ASI

 Memerah dengan pompa ASI


1. Cuci tangan
2. Gunakan pompa ASI yang benar, elektrik atau manual yang berbentuk seperti
piston atau suntikan karena bagian dari pompa tersebut bisa dibersihkan.
3. Pompa yang berbentuk corong atau bohlam tidak dianjurkan karena sulit
dibersihkan dan tidak bisa disterilisasi
4. Minum air putih setelah memerah ASI
5. Masukkan ASI perah kedalam botol yang steril masukkan dalam kulkas atau
cooler bag sebelum dimasukkan ke freezer (UNISA, 2016).

2) Menyimpan ASI

Tempat Penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan


Suhu Ruangan max 28o C 6-8 jam
Cooler Bag -15 sampai 4 o C 24 jam
Lemari es 4oC 5 hari
Freezer 1 pintu -15 o C 2 minggu
Freezer 2 pintu -18 o C 3-6 bulan
Freezer pintu atas -20 o C 6-12 bulan

H. Pijat laktasi atau Lactation massage

Menurut KBBI, laktasi adalah pengeluaran susu dari kelenjar susu. Laktasi juga
merupakan suatu proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu
(ASI) dari payudara ibi. Proses untuk mendapatkan ASI tersebut, bayi menggunakan
refleks menghisap dan menelan.

Pijat laktasi merupakan suatu kegiatan dalam melakukan gerakan pemijatan pada
bagian-bagian tubuh tertentu untuk memperlancar proses menyusui. Teknik pemijatan
yang diajarkan dapat berdampak positif terhadap kondisi pikiran dan tubuh ibu, memberi
efek tenang, menormalkan sirkulasi darah, merangsang pembesaran payudara, serta
meningkatkan pasokan ASI bagi sang bayi (RSUA, 2013)

Pijat laktasi dilakukan untuk merangsang oksitosin atau reflex let down. Pijat ini
dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang
belakang. Dengan dilakukan pemijatan ini, ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah
melahirkan akan hilang sehingga dapat membantu merangsang pegeluaran hormone
oksitosin (Mardiyaningsih,2010).

Berikut ini manfaat dari pijat laktasi antara lain:

 Meningkatkan produksi ASI


 Membantu melancarkan pengeluaran ASI
 Mencegah terjadinya sumbatan payudara
 Melancarkan peredaran darah agar tak terjadi thrombosis
 Kecukupan oksigen yang dibutuhkan untuk sirkulasi darah
 Memperbaiki tonus dan penguatan otot yang melemah dan terengang sewaktu
kehamilan dan kelahiran seperti dasar panggul
 Mengajarkan perempuan mengenai pola kerja yang benar dalam aktivitas sehari-hari
usai melahirkan

Teknik pemijatan

 Leher
Lakukan massage dengan tangan kanan dileher dan tangan kiri menopang kepala,
lakukan dari atas kebawah ada tekanan dan dari bawah ke atas tidak ada tekanan atau
usapan saja, lakukan sebanyak 5-6x lalu tekan pressure di tulang belakang.
 Bahu
Lakukan pemijatan kedua bahu dengan kedua tangan dari luar kedalam ada tekanan dan
dari dalam keluar mengusap, lakukan 5-6x, setelah itu lakukan titik pressure diatas tulang
clavikula yang cekungan, lalu bentuk huruf C tekan depan dan belakang

 Scapula
Lakukan pemijatan ada sela tulang scapula kiri 5-6x setelah itu tekan titik pressure di jam
3, 6, 8, dan scapula kanan caranya sama namun di titik pressure 9,6,4
 Punggung
Terdiri dari 4 gerakan
1. Usapan dengan rileksasi dengan vibrator
2. Lakukan pemijatan dengan menggunakan telapak tangan dan kelima jari
3. Gerakan jari memutar circle kecil di sela tulang belakang
4. Usap dari leher kearah scapula menuju payudara diarah titik jam 6 lalu tekan

 Kupu-kupu besar

 Kupu-kupu kecil
 Sayap

 Gerakan jari memutar putaran kecil

 Gerakan segitiga

 Titik pressure
 Lakukan putaran kecil kemudian tekan

 Titik fressure 6 jari diatas putting

 Lakukan pengukuran 6 jari diatas putting

 Lalu sejajarkan dengan putting kemudian lakukan putaran kecil dan tekan
 Kunci C besar dan jari telunjuk

 Kunci C kecil

 Telunjuk menari

 Memerah asi
I. Hypno Breastfeeding
1. Pengertian hypnobreastfeeding
Hipnosis merupakan suatu metode sederhana dengan mengeksplor pikiran
bawah sadar untuk menjadi sangat sugestif sehingga dapat mempengaruhi prilaku
seseorang. Pada masa nifas atau menyusui, ilmu hipnosis dapat diterapkan karena dapat
membantu proses pemulihan kondisi ibu pasca melahirkan untuk kembali seperti
kondisi semula (sebelum hamil) serta untuk mencegah masalah - masalah yang
mungkin terjadi selama masa pemulihan tersebut. Dengan demikian, angka morbiditas
dan mortalitas baik ibu dan bayi pun dapat ditekan.

Hypnobrestfeading merupakan upaya alami untuk menanamkan niat ke pikiran


di alam bawah sadar ibu menyusui untuk menghasilan ASI yang cukup untuk
kebutuhan bayi. Menurut Jurnal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (2011),
Hypnobrestfeading berasal dari 2 kata, yaitu hypnos dan breastfeeding. Hypnos berasal
dari kata “Yunani” yang berarti tidur atau pikiran tenangsedangkan breastfeeding
adalah proses menyusui. Jadi, pengertian hypnobreastfeeding adalah suatu upaya alami
untuk menggunakan energi bawah sadar agar proses menyusui berjalan dengan nyaman
lancer serta ibu dapat menghasilkan ASI yang mencukupi untuk kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. Manfaat hypnobreastfeeding
Manfaat yang didapat dari penggunaan hipnosis dalam hpynobrestfeading adalah
sebagai sarana relaksasi. Relaksasi hypnobreastfeeding mampu menghadirkan rasa
santai, nyaman dan tenang selama menyusui yang menyebabkan seluruh sistem di
dalam tubuh ibu menyusui akan berjalan jauh lebih sempurna sehingga proses
menyusui-pun menjadi proses yang penuh arti dan menyenangkan baik bagi ibu
maupun bagi bayi. Oleh karena itu, hypnobreastfeeding mampu membantu ibu yang
mengalami kesulitan saat menyusui juga dapat membuat ibu mampu untuk relaktasi.

Hpynobreastfeeding juga mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

1. Biaya yang relatif rendah karena tanpa menggunakan obat-obatan.


2. Metode yang digunakan relatif sederhana.
3. Mudah dipahami dan dipraktekkan oleh ibu atau orang banyak

3. Teknik melakukan hypnobreastfeeding


Dalam melakukan Hypnobreastfeeding, hal yang perlu dilakukan adalah
mempersiapkan secara menyeluruh tubuh, pikiran dan jiwa agar proses pemberian ASI
sukses. Meniatkan yang tulus dari batin ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi
yang disayangi. ibu yang bekerja atau di rumah harus yakin memiliki kemampuan
untuk menyusui/memberi ASI pada bayinya. Kegiatan Hypnobreastfeeding dimulai
dengan memberi sugesti positif. Contoh kalimat sugesti atau afirmasi, misalnya “ASI
saya cukup untuk bayi saya sesuai dengan kebutuhannya” atau “Saya selalu merasa
tenang dan rileks saat mulai memerah”. Kalimat sugesti juga dapat diberikan suami.
Tujuan afirmasi positif tersebut adalah untuk menjadikan aktifitas

Teknik relaksasi Hypnobreastfeeding terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1.  Pertama, relaksasi otot mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki, termasuk
wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan, daerah dada, perut, pinggul, sampai
kedua kaki.
2. Kedua, relaksasi nafas. Hidup di kota besar membuat orang sering dilanda stres
karena dituntut untuk melakukan segala sesuatu serba cepat dan terburu-buru.
Apalagi, zaman sekarang banyak perempuan yang memiliki peran ganda sebagai
seorang ibu sekaligus wanita karier. untuk mencapai kondisi relaks, tarik nafas
panjang melalui hidung dan hembuskan keluar pelan-pelan melalui hidung atau
mulut (fokuskan pernafasan di perut). Lakukan selama beberapa kali sampai
ketegangan mengendur dan hilang.
3. Ketiga, relaksasi pikiran. karena pikiran orang sering kali berkelana jauh dari lokasi
tubuh fisiknya. Untuk itu, belajarlah memusatkan pikiran agar berada di tempat
yang sama dengan tubuh fisik kita. Untuk mendukung relaksasi, perlu diciptakan
suasana tenang, misalnya dengan memutar musik atau menggunakan aroma terapi
untuk memberikan atmosfer relaks.
Contoh narasi Hypnobreastfeeding :
Ibu betapa hebatnya engkau mampu melewati lelah, letih, dan sakit dikala
melahirkan anakmu..
Betapa banyaknya peluh keringat yang kau keluarkan demi melahirkan dia…
anakmu..
Betapa kuatnya engkau melewati proses demi proses gelombang cinta yang kau
rasakan….
Sekarang.. ketika ia sudah di dalam dekapan mu… terasa dingin tubuhnya…
kemudian engkau berikan kehangatan baginya… tak terasa jemarinya menggapai
dan merasakan kehangatan dari tubuhmu.. jemari kecilnya berusaha
merengkuhmu… mengenalkan kepada tubuh mungil yang dingin itu bahwa yang
sedang ia peluk ialah seseorang yang selalu ada dalam detik..menit… hari.. hingga
9 bulan yang lalu…
Menarik nafas dn menghembuskannya membuat mu merasa semakin nyata bahwa
ia yang kau tunggu slema 9 bulan sudah di dekapanmu… terasa bibir kecilnya
berusaha menggapai dan mencari sesuatu yang membuatnya iya lapar… tak lama
setelah ia mendapatkan kehangatannya ia diambil untuk dibersihkan dari sisa darah
yang menempel ditubuhnya.. kemudian tak lama ia hadir kembali ke dekapanmu..
dengan mendengar “ibu anakmu rindu padamu serta lapar, ia berusaha mencari mu
hingga meronta menandaan ia kelaparan dan merindukanmu”, mendengar hal itu
membuat jantung mu terpacu… “waktunya pemberiaan ASI untuknya” dalam
hatimu berbicara… “apakah aku mampu” seraya engkau menggapai tubuh kecilnya
ke dekapanmu, ketika sampai didekapanmu, engkau lihat wajah kecilnya, serta bibir
kecilnya yang berusaha mencari sesuatu untuk melampiaskan rasa laparnya….
Suara rintihan kecil darinya membuatmu tersenyum… engkau pun mencoba untuk
memberinya asi… dengan sigap bibir kecilnya melahap dan berusaha mengambil
sesuatu untuk menyelesaikan rasa haus dan laparnya.. kau tersenyum… kau elus
helaian rambut tipisnya… keu elus daun telinganya yang kecil dan begitu imut.. kau
sentuh pipi kecilnya… dan kau bisikkan.. anakku aku mencintaimu…

III. PENUTUP
A. Kesimpulan

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih,
air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai
berumur 6 bulan. Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,
keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI
mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.

Komposisi ASI dan berbagai factor pertumbuhan yang ada didalam ASI sangat
menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan manajemen pemberiannya. Dengan mempelajari dan
mengetahui jenis dan susunan makanan (gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sel otak serta kapan nutrisi itu sangat dibutuhkan, ibu dan bidan dapat
melakukan intervensi dari luar terhadap kecerdasa seorang anak. Intervensi dari luar ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan kebutuhan zat pembentuk sel yang
semuanya harus tersedia cukup dan dalam waktu yang tepat. Dan kebutuhan ini
sebenarnya telah dipenuhi oleh ASI

B. Saran
 Memperbanyak penyuluhan mengenai program ASI Eksklusif, manfaat ASI, dan cara
menyusui yang benar baik kepada ibu bersalin maupun ibu yang sedang hamil.
 Memberikan dukungan kepada ibu bersalin untuk melakukan ASI Eksklusif selama 6
bulan, dari semua pihak:
 Pusat pelayanan kesehatan (dokter atau bidan): tidak mempromosikan susu formula,
memberi informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, serta
memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi mereka.
 Keluarga dan suami: melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan
menyusui, memberikan pujian, semangat, dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk
menyusui.
 Masyarakat/ sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi,
memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar
ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
 Perusahaan/ tempat bekerja: menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai
perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk
memerah/ menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja.
 Pemerintah: mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, menindak tegas
segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian
ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia, mempertegas peraturan tentang
pemasaran pengganti ASI untuk bayi di bawah 1 tahun, sehingga mengurangi pemikiran
ibu untuk memberikan susu formula dibandingkan ASI-nya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anik , Maryunani . 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas.

Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan. Maternitas.

IDAI. (2008). Bedah ASI

Kristiyansari, W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari.

Manuaba, IBG. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berancana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Musbikin. (2005). Panduan Ibu Hamil dan Melahirkan.

Neonatal, Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjMustika, 2003. Buku 50
tahun IBI, Edisi 3. Jakarta: PP IBI

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Qoni’ah, Siti. 2014. Posisi Menyusui.

Redaksi Kasih Peduli. 2015. AKSI ASI: Ibu Bekerrja, ASI Beraski.

RSUA, Sekar. 2013. Pijat Laktasi untuk Memperlancar Produksi ASI

Rustam, Mochtar. (2009). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi edisi

Saifuddin. 2008 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sinclair. Constance. 2009. BukuSaku Kebidanan.

Suradi, R dan Hegar. (2010). Indonesia Menyusui.

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan


WHO. 1993.Infant And Young Child Feeding

Anda mungkin juga menyukai