Oleh:
Dewi Larasati
NIM. 140070500011018
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing praktik dan
pembimbing akademik di Puskesmas Pujon, Kab. Malang
.
Malang,
Juli 2015
Mahasiswa
Dewi Larasati
NIM 140070500011018
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
NIK 14033279627
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
Asuhan Kebidanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Balita Umur 23 Bulan 8
Hari di Puskesmas Pujon
Laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian
pendidikan profesi pada program studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada:
1.
Dr. Wiwit wijayati selaku kepala puskesmas Pujon, Kab. Malang yang telah
2.
3.
4.
5.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan
yang dilakukan sejak anak masih didalam kandungan sampai 5 tahun pertama
kehidupannya,
ditujukan
untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya
fisik, psikologi,
dan
sosial.
Sedini
mungkin
pemantauan
dapat
KMS
mempunyai
fungsi
sebagai
monitoring
pertumbuhan
dan
perkembangan balita yang harus dicapai oleh grafik berat badan sesuai standar
kelompok balita sehat. Salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan
perkembangan balita adalah gizi balita. Intervensi kesehatan dan gizi harus
diberikan secara optimal pada masa balita ini untuk menjamin kelangsungan
hidup dan tumbuh kembang anak. Salah satu indikator gizi yang paling sensitif
adalah kenaikan berat badan (Sedyaningsih, 2011). Seorang anak dikatakan
memiliki gizi baik dan pertumbuhan normal apabila pertambahan umur diikuti
dengan pertambahan berat badan sesuai standar.
Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan.
Gangguan perkembangan akan semakin baik prognosisnya jika dijumpai pada
tahap dini halini dapat terjadi jika dilakukan deteksi secara dini agar dapat segera
diintervensi pada tahap awal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005).
Oleh karena itu program - program melakukan deteksi dini untuk melakukan
pertumbuhan dan perkembangan semakin meningkat. Di Indonesia pun program
pada
tingkat
sel,
organ
maupun
TujuanUmum
1.2.1 Tujuan
Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan kebidanan deteksi dini
tumbuh kembang pada balita
1.2.2 Tujuan Umum
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
2.
3.
4.
5.
6.
balita
Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
7.
3.
4.
5.
6.
balita
Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
7.
1.3
1.3.1
Manfaat
Petugas Kesehatan
penyimpangan
tumbuh
kembang
dan
Ruang Lingkup
Laporan pendahuluan ini membahas tentang latar belakang, tinjauan
teori, pathway tumbuh kembang fisiologis, kerangka konsep asuhan kebidanan,
pengkajian dan pembahasan kasus klinik yang dikaitkan dengan teori yang ada.
1.5
Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Bagian ini menerangkan keternalaran mengapa topik yang dinyatakan
pada judul itu dikaji.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bagaian yang berisi tentang paparan teori maupun bukti ilmiah
mengenai topik yang diangkat. Bersumber dari jurnal terbaru maupun text
book..
3.
4.
5.
Bab V Pembahasan
Dalam bagian ini diuraikan apa saja hasil pembuatan kasus yang
mencakup semua spek yang terkait dengan teori kasus, SOP Rumah Sakit,
Evidence Based practice.
6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002, dikutip oleh
Nursalam
2005:33).
Meskipun
pertumbuhan
dan
perkembangan
(Nursalam,
2005).
Menurut
Soetjiningsih
(2002),
faktor
yang
2.2.2
2.
3.
Faktor Pascanatal
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruhi
terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
2.3
10) Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masamasa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana
pertumbuhan berlangsung lambat
(Soetjiningsih, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32-33).
2.4 Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak
Prenatal
Bayi: 0-11 bulan
Neonatal (lahir-28 hari)
Oral
: 0 1 th
Anal
: 1 3 th
Phallic : 3 6 th
Latency
Genital: > 12 th
: 6 12 th
: 0 1 th
: 1 3 th
: 3 6 th
Industri vs inferioritas
: 6 12 th
: 12 18 th
Intimasi vs isolasi
: 18 40 th
Kebangkitan vs kemacetan
: 40 64 th
: >65 th
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Proses Merangkak
Menggerakan kepala
Mengangkat kepala
Menahan kepala
Menopang badan dengan kedua lengan saat tengkurap
Tengkurap
Tengkurap dengan keseimbnagan
Bergerak melata
Merangkak tanpa koordinasi
Bangkit untuk duduk dari posisi tengkurap
Merangkak dengan stabil
Proses Duduk
Kepala menghadap ke samping kanan kiri seimbang
Kedua kaki menendang
Terlentang dapat menahan kepala
Posisi duduk dapat mempertahankan kepala tegak
Bila anak diangkat kepala tidak terkulai kebelakang
Dengan posisi terlentang, apabila ditarik dapat mengangkat kepala
Kepala tegak bila diposisikan duduk
Aktif membalik badan
Duduk sendiri
Dapat bangun dari posisi terlentang untuk duduk
Proses Memegang
Telapak mengepal
Kepalan terbuka
Mencoba menggerakkan tangan
Meraih mainan
panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang
badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan
pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip
menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola
koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang
dengan benda, senyum naluri dan bersuara.
Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung
perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak
berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu
mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia
lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke
telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk
dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang
menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada
suasana yang tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar padaposisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia
sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk
sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya.
Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian
juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain ci-luk-ba.
Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan,
bermain bola, memukul-mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang
bila diminta. Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap
percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua
yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual
(Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang
2.5
b) Keseluruhan Fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
1.
Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2.
Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
3.
4.
subskapular.
Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada
kecurigaan akan adanya gangguan pertumbuhan. Bagian tulang yang
biasanya di rontgen adalah tulang radius sebelah kiri.
2) Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat
empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot
kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan
banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol,
menempel dan menggunting.
c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan
bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau
keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu
dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari
tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal
dengan Denver Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau
metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak
mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi
perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada
anak (Nursalam dkk, 2005).
b)
minggu kemudian
12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke
c)
d)
e)
biskuit sendiri
9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
f)
apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batasbatas normal. Kalau ada kecurigaan dapat dilakukan tes skrining (deteksi
dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal,
antara lain dengan DDST (Denver Development Screening Test) yaitu
meliputi :
a)
b)
Motorik kasar
Berdiri pada satu kaki selama 1 detik
Lompat di tempat
Naik sepeda roda 3 (tiga)
Lompatan lebar
Berdiri pada satu kaki selama 5 detik
Motorik halus
c)
Mencoret sendiri
Menata dari 4 kubus
Menata dari 8 kubus
Meniru garis vertikal dalam batas 300
Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri
Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh
Mengikuti membuat +
Mengikuti membuat O
Meniru jembatan
Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).
Personal sosial
Memakai baju
Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
Mudah dipisahkan dari ibu
Bermain dengan anak lain
Mengancing baju
Memakai baju dengan pengawasan
Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun
2.6
7. Perkembangan anak dan latihan yang perlu diberikan sesuai dengan usia
anak.
8. Pertolongan pertama pada anak diare (Depkes Jawa Timur, 2008).
Isi dari KMS antara lain:
1. Tentang pertumbuhan
2. Perkembangan anak/balita
3. Imunisasi
4. Penanggulangan diare
5. Pemberian kapsul vitamin A dan kondisi kesehatan anak
6. Pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
7. Pemberian makanan anak/Balita dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
8. Berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita
tentang kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan
sebuah garis.Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik
pertumbuhan anak.Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam
KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda
(Depkes RI, 2000).
a) Balita naik berat badannya bila:
Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.
b) Balita tidak naik berat badannya bila:
Garis pertumbuhannya turun, atau
Garis pertumbuhannya mendatar, atau
Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna
dibawahnya
c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga
harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit.
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
2.8
Tanyakan isi KPSP sesuai urutan yang suadah disesuaikan dengan usia
balita atau melaksanakan perintah sesuai KPSP.
penyimpangan
perkembangan
Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak
Jika hasil KPSP ulangan Ya tetap 7 - 8, maka kemungkinan ada
penyimpangan (P) rujuk ke RS terdekat.
Bila jawaban KPSP Ya : 6 atau kurang
Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P)
2.9
OKButir yang dilewati, gagal, atau menolak bersilangan dengan garis usia
pada atau diantara persentil ke-75.
PeringatanButir yang gagal atau ditolak bersilangan dengan garis usia pada
atau diantara persentil ke-75 dan ke 90.
TerlambatButir secara keseluruhan gagal, dilewati pada sebelah kiri garis
usia juga dapat dianggap, terlambat, karena alasan menolak mungkin akibat
ketidakmampuan melakukan tugas.
Interpretasi Uji:
Normaltidak ada keterlambatan dan maksimal hanya ada satu peringatan.
DicurigaiSatu atau lebih keterlambatan dan/atau dua atau lebih peringatan.
Tidak dapat diujiMenolak satu atau lebih butir seluruhnya pada sebelah kiri
garis usia atau lebih dari satu butir yang bersilangan dengan garis usia pada
area 75% sampai 90%.
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor diantaranya
penilaian terhadap personal social motorik halus, bahasa, dan motorik kasar
dengan persyaratan tes sebagai berikut :
a. Personal social (Kepribadian/tingkah laku)
Berhubungan dengan kemampuan
mandiri
kemampuan
anak
melakukan
gerakan
yang
Lulus (pass)
1. Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa
anak dapat melakukan dengan baik.
b.
Gagal (failed)
1. Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan
tugas dengan baik.
c.
d.
Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa
Abnormal
Meragukan
keterlambatan.
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
Meragukan (Questionable)
Normal
BAB III
KERANGKA KONSEPASUHAN KEBIDANAN
TUMBUH KEMBANG BALITA
Pengkajian
Pemeriksa
Tanggal
Pukul
Tempat
No.Register :
I.
Biodata
a) Anak
Nama Anak
Usia
Jenis Kelamin
: Fungsi
reproduksi
pada
anak
perempuan
dengan
anak
perempuan
(Andriana,2011),
Anak ke
: Untuk
mengetahui
paritas
dari
orang
tua
b) Orang Tua
Nama
ditanyakan
untuk
mengenal
dan
Suku
dipengaruhi
Bangsa
kulit
oleh
putih/ras
ras/suku
Eropa
bangsa.
mempunyai
pendekatan
dalam
melaksanakan
: Pendapatan
keluarga
yang
memadai
akan
Alamat
2) AlasanDatang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke fasilitas kesehatan
3) KeluhanUtama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
yang disampaikan oleh orang t ua ataupun anak (Mantondang,
2009)
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah anak sekarang menderita suatu penyakit.
5) RiwayatKesehatan Yang Lalu
Perawatan kesehatan yang teratur tidak pada saat anak sakit saja,
namun pemeriksaan kesehatan secara rutin tiap bulan akan
menunjang tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan
fasilitas kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang mencakup
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Soetjiningsih,
2002)
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan
keluarga yang hubunganya dapat berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Faktor keturunan atau genetik adalah
bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak, misalnya yaitu kekerdilan (Andriana, 2011). Melalui instruksi
genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang yang ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang (Soetjiningsih, 2002)
tertekan
akan
mengalami
hambatan
dalam
8) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat oleh bayi.
Apakah imunisasi dasar bayi lengkap atau tidak, dan apakah
pemberian imunisasi anak sesuai dengan umurnya atau tidak
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Pola makan anak.berapa kali anak makan (3 kali / hari) makanan
yang dikonsumsi anak nasi, sayur, lauk pauk dan apakah ada
kebiasaan minum susu.
b) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali anak BAB ( 1 kali/ hari) dan
BAK ( 7-8 kali/hari)
c) Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat atau tidur berapa jam/ hari.
Tidur siang (2-3 jam/ hari) dan tidur malam ( 8-9 jam/ hari)
d) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas (motorik kasar dan halus) anak
apakah sesuai dengan usia anak atau tidak. Seperti dapatkah
anak menendang bola.
e) Personal hygiene
Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun lingkungan
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat
dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit,
misalnya diare, kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,
demam berdarah, dan sebagainya (Soetjiningsih, 2002)
10)
pada
anak
juga
berpengaruh
terhadap
tumbuh
b.
DataObjektif
1) PemeriksaanUmum
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Pernafasan
Nadi
Suhu
BB
TB
LK
LL
LD
2) PemeriksaanFisik
a) Inspeksi
Kepala
: Normalnya
simetris,
tidak
ada
Mata
: Normalnya
simetris,
sclera
tidak
Telinga
: Normalnya
simetris,
tidak
ada
serumen.
Hidung
Mulut
: Normalnya
simetris,
bibir
tidak
tiroid
dan
pembesaran
kelenjar limfe
Dada
Abdomen
Genetalia
: Normalnya
malformasi
bersih,
tidak
maupun
ada
kelainan
kongenital
EkstremitasAtas
EkstremitasBawah
b) Palpasi
Kepala
: Normalnya
abnormal.
Leher
tyroid,
tidak
teraba
: Normalnya
abnormal
c) Auskultasi
Dada
d) Perkusi
Abdomen
3) Pemeriksaan Penunjang
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan:
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Denver Development Screening Test (DDST)
II.
IDENTIFIKASIDIAGNOSA / MASALAH
Dx: Balita Umur dengan tumbuh kembang normal.
Ds: Data yang diperoleh melalui anamnesa
Do: Data hasil pemeriksaan petugas kesehatan yang menunjang diagnosa.
III.
IV.
V.
INTERVENSI
Dx : Balita Umur ... dengan tumbuh kembang normal
Tujuan : Perkembangan anak sesuai dengan usianya, Anak tumbuh dan
berkembang tanpa ada hambatan
Kriteria Hasil: Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai dengan
usianya dengan baik
Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan
metode DDTK.
merupakan
metode
skrining
terhadap
kelainan
baik
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak.
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan
dalam perkembangannya
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan
5. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ Acuan untuk memberikan stimulus perkembangan
6. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu
terdekat
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak
VI.
IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi yang
telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.
VII.
EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan
yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
PADA AN. RN UMUR 23 BULAN 8 HARI
DI PUSKESMAS PUJON
I.
PENGKAJIAN
NamaMahasiswa
NIM
TanggalPengkajian
Pukul
Tempat
No. Register
I.
: Dewi Larasati
: 140070500011018
: 4 Juni 2015
: 09.45 WIB
: Posyandu Balita Dsn. Ngroto Keb. Pujon
:
DATA SUBYEKTIF
1. IdentitasAnak
Nama anak
: RN
Jeniskelamin
: perempuan
Anak ke
: 2
Ny. AS
Umur
27 tahun
Umur
32 tahun
Suku
Indonesia
Suku
Jawa
Agama
Islam
Agama
Islam
Pendidikan :
SMP
Pendidikan
SMP
Pekerjaan :
Pekerjaan
Swasta
Alamat
Ngroto 29/13
Alamat
Ngroto 29/13
Nama Ayah
Tn. RZ
2. AlasanDatang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya
3. KeluhanUtama
:
:
:
:
:
:
:
:
:
26 Juni 2013
3200 gr
50 cm
spontan normal
BPM
bidan
ya
ya
ibu mengatakan tidak ada masalah
pada ibu dan anaknya saat persalinan
c) Post Natal :
Gizi balita
Psikologis
hubungan
balita
Sosio ekonomi
Stimulasi
stimulasi
melakukan
perkembangan
kepada
9.
NO.
1.
IMUNISASI
BCG
2.
DPT
3.
Polio
4.
Hepatitis B
5.
Campak
Pentavalen
I
04-08-13
(1bln 8 hr)
04-09-13
(2bln 8hr)
04-08-13
(1bln 8 hr)
04-07-13
(1 mggu)
II
04-10-13
(3bln 8hr)
04-09-13
(2bln 8hr)
04-09-13
(2bln 8hr)
III
04-11-13
(4bln 8 hr)
04-10-13
(3bln 8hr)
04-10-13
(3bln 8hr)
IV
04-11-13
(4bln 8 hr)
04-11-13
(4bln 8 hr)
04-04-14
(6bln 4 hr)
Pola eliminasi
Pola istirahat
Pola aktivitas
Personal hygiene : mandi sehari 2 kali, ganti pakaian setiap basah dan
kotor.
10. Riwayat psikososial dan Budaya
Motivasi Belajar
: Ibu
mengatakan
menyediakan
buku-buku
Stress
Cinta dan kasih sayang : Ibu mengatakan anak mendapat cinta dan kasih
sayang dari keluarga maupun kerabat seperti kakek
nenek, bibi, paman dan sepupunya.
Kualitas Interaksi Anak-Orangtua
: Ibu mengatakan bahwa orang tua selalu memiliki
waktu untuk mengajak berbain dan belajar bersama
anak
Kepribadian Ayah/Ibu
: Ibu mengatakan baik ibu maupun suami berusaha
membiasakan diri bersikap terbuka kepada anak
dengan menggunakan obrolan / percakapan seharihari yang dimengerti anak.
DATA OBJEKTIF
1. KeadaaanUmum
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Nadi
: 100 x/menit
Pernafasan
: 40 x/menit
Suhu
: 35,50C
4. Pengukuran Umum
BB
: 11 kg
TB
: 87 cm
LK
: 49 cm
LD
: 49,5 cm
LILA
: 16 cm
5. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala
: bentuk normal, rambut hitam, bersih
b. Wajah
: tidak pucat dan tidak kuning
c. Mata
: simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva merah
d. Hidung
e. Mulut
f. Leher
muda
: bersih, tidak ada sekret
: bersih dan lidah bersih
: tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe
g. Dada
: tidak tampak retraksi dada
h. Abdomen
: tidak ada benjolan abnormal
i. Ekstremitas:
Atas
: simetris, gerakan aktif , tidak ada polidaktil dan
Bawah
sindaktil
: simetris, gerakan aktif, tidak ada polidaktil dan
sindaktil
Palpasi
a. Leher
b. Ekstremitas
Auskultasi
a. Dada
: tidak terdengar ronchi dan wheezing.
6. PemeriksaanPenunjang
Pengukuran DDST:
Personal sosial
a. Membuka pakaian (P)
b. Menyuapi boneka (P)
c. Memakai baju (P)
d. Gosok gigi dengan bantuan (P)
e. Cuci dan mengeringkan tangan (P)
Adaptif-motorik halus
a. Mengambil 1 kubus (P)
b. Memegang dengan Ibu jari dan jari (P)
c. Membenturkan 2 kubus (P)
d. Menaruh kubus di cangkir (P)
e. Mencorat coret (P)
f. Ambil manik-manik ditunjukan (P)
g. Menara dari 4 kubus(P)
h. Meniru garis vertikal (P)
i. Menara dari kubus (P)
j. Menggoyangkan ibu jari (F)
Bahasa
a. 6 kata (P)
b. Menunjuk 2 gambar (P)
c. Kombinasi kata (P)
d. Menyebut 1 gambar (P)
e. Bagian badan (P)
f. Menunjukkan gambar (P)
g. Berbicara dengan dimengerti (P)
h. Menyebut 4 gambar (P)
i. Mengetahui 2 kegiatan (P)
j. Mengerti 2 kata sifat (F)
Motorik kasar
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Berjalan mundur(P)
Lari (P)
Berjalan naik tangga (P)
Menendang bola kedepan (P)
Melompat (P)
Melempar bola lengan ke atas (P)
Lompat jauh (P)
Berdiri 1 kaki 1 detik (P)
Berdiri 1 kaki 2 detik (F)
KeadaaanUmum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi
: 100 x/menit
Pernafasan
: 40 x/menit
Suhu
: 35,50C
Pengukuran Umum
BB
: 11 kg
TB
: 87 cm
LK
: 49 cm
LD
: 49,5 cm
LILA
: 16 cm
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
DDST : Normal
KPSP : Perkembangan anak sesuai umur
III.
IV.
V.
INTERVENSI
Tanggal: 4 Juni 2015
Pukul: 10.15 WIB
Diagnosa
: Balita umur 23 bulan bulan 8 hari dengan pertumbuhan
Tujuan
dan perkembangan
hambatan
Kriteriahasil : anak dapat melakukan tugas sesuai umur dengan baik
Rencana
IMPLEMENTASI
Tanggal: 4 Juni 2015
Personal Sosial
Motorik Halus
Bahasa
Menyebut 4 gambar
Mengetahui 2 kegiatan
Mengerti 2 kata sifat
Menyebut 1 warna
Kegunaan 2 benda
Menghitung kubus
Kegunaan 3 benda
Mengetahui 4 kegiatan
Berbicara semua dimengerti
MotorikKasar
Lompat jauh
Berdiri 1 kaki 1 detik
Berdiri dengan kaki 1
Berdiri 1 kaki 2 detik
Berdiri 1 kaki 3 detiik
EVALUASI
Tanggal : 4 Juni 2015
S
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Balita RN usia 23 bulan 8
hari ditemukan bahwa anak sekarang dalam keadaan sehat. Dan dalam penilaian
didapatkan hasil tidak terdapat kegagalan dalam penilaian DDST dan KPSP.
Sehingga setelah melakukan pengkajian dari data subyektif dan obyektif melalui
tahap pengumpulan data dengan wawancara observasi, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosa yaitu balita umur 23 bulan 8 hari
dengan tumbuh kembang normal, sehingga pada kasus ini antara teori dan praktik
sudah sesuai.
Dalam identifikasi masalah tidak ditemukan masalah yang dialami anak.
Pada masalah potensial tidak ditemukan suatu masalah sehingga dalam
identifikasi kebutuhan segera tidak memerlukan tindakan segera. Setelah
diketahui diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi didapatkan penulis
mengintervensi sesuai apa yang dibutuhkan anak, pada dasarnya intervensi yang
disusun sesuai dengan penatalaksanaan pada umumnya. Dan pada langkah ini
penyusun tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah
merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah dilakukan
tindakan sesuai kebutuhan serta senantiasa menghargai klien sehingga hubungan
antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu evaluasi petugas melakukan
penilaian kembali dengan wawancara serta observasi keadaan klien dan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Sehingga pada kasus ini antara
teori dan praktik sudah sesuai.
Pertumbuhan balita RN sesuai umur, karena sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel, jaringan yang
menambah volume, besar, dan panjang yang merupakan manifestasi pertumbuhan
berat badan dan pertambahan tinggi badan. Hal ini terbukti dari bertambahnya
berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan yang
pertumbuhannya sudah sesuai dengan usianya sekarang. Perkembangan balita
tersebut juga sesuai dengan usia. Namun, perlu diingatkan kepada orang tua
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan balita, diantaranya berbagai macam riwayat seperti riwayat
kesehatan, riwayat psikososial, stimulus dari orang tua, ketersediaan mainan yang
menunjang perkembangan balita dan lainnya. Dilihat dari sisi pertumbuhan
terdapat faktor yang mempengaruhi, seperti pola aktifitas, pola nutrisi, pola
hygiene dan lainnya.
Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa balita RN usia 23 bulan 8 hari
dengan pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai umur.
6.2
6.2.1
Saran
Petugas Kesehatan
Kepada tenaga kesehatan terutama pada bidan dan
untuk lebih
mengedepankan pemberian konseling yang dapat dipahami oleh ibu atau keluarga
dan bisa lebih menjelaskan arti dari hasil pemeriksaan balita baik itu yang sesuai,
6.2.2
Lampiran
3
4
YA
Sosialisasi
&
kemandiria
n
Gerak
halus
Bicara &
bahasa
Gerak
kasar
Gerak
halus
; sosialisasi
&
kemandiria
n
TIDA
K