Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang diperhatikan
secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan
mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun,
sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama
anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan
dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-32).
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh
selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru;
menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau sebagian.
Sedangkan perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning)
(Wong, 2000).
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, akan tetapi
keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan. Pertambahan ukuran fisik
akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak. Pada dasarnya tumbuh kembang
mempunyai prinsip yang berlaku secara umum, hal ini karena tumbuh kembang
merupakan suatu proses terus-menerus dari konsepsi sampai dewasa yang pada
umumnya memiliki pola yang sama, hanya kecepatan yang terkadang berbeda. Proses
tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan, misalnya mulai melihat,
tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri, berjalan sampai dengan berlari
(Nursalam, 2005).
Menurut Hidayat (2006), Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan
tiap-tiap tahapan mempunyai ciri tersendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak
adalah usia prasekolah (3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh
kembang anak sebelumnya adalah penting bagi anak prasekolah (3-6 tahun) untuk
memperbaiki tugas-tugas, yang sudah dikuasai pada masa toddler. Usia prasekolah
mempunyai karakteristik sendiri, masa ini sebagai masa persiapan anak menuju periode
sekolah, kemampuan interaksi dengan anak lain dan orang dewasa menggunakan bahasa
untuk menunjukkan kemampuan mental, bertambahnya perhatian terhadap waktu dan
ingatan.
2

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada anak pra
sekolah pada An. A Perempuan usia 60 bulan.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subyektif secara komprehensif pada anak pra
sekolah pada An. A Perempuan usia 60 bulan
b. Melakukan pengkajian data obyektif secara komprehensif pada anak pra
sekolah pada An. A perempuan usia 60 bulan
c. Dapat menentukan dan mengidentifikasi masalah (analisa) yang muncul pada
An. A perempuan usia 60 bulan
d. Dapat menentukan perencanaan intervensi dalam asuhan pada An. A
perempuan usia 60 bulan
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dalam
asuhan pada An. A perempuan usia 60 bulan
f. Dapat melakukan pendokumentasian dalam asuhan pada An. A perempuan
usia 60 bulan
g. Membandingkan teori dengan kasus yang ada di lapangan / lahan praktik

C. Manfaat
1. Bagi Profesi Kebidanan
Mendapatkan pengetahuan dan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan pada
anak pra sekolah agar dapat mengaplikasikan teori Asuhan Kebidanan anak pra
sekolah dalam praktik pelayanan kesehatan di Bidan Praktik Mandiri ataupun di
Puskesmas. Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan dalam asuhan kebidanan
pada anak pra sekolah baik di lapangan dan dalam teori.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi kepada mahasiswa dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan kebidanan pada anak pra sekolah
3. Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat mengembangkan teori
Asuhan Kebidanan pada anak pra sekolah dan mengaplikasikannya di lapangan
(Bidan Praktik Mandiri dan Puskesmas).
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori dari Asuhan Anak Pra Sekolah


1. Pengertian Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan sel dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur (Whally dan Wong, 1998).
Perkembangan pada anak terjadi mulai pertumbuhan dan perkembangan secara
fisi, intelektual, maupun emosional. Peristiwa pertumbuhan secara fisik dapat terjadi
dalam perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga
perubahan organ tubuh. Pertumbuhan secara intelektual dapat di lihat dari kemampuan
secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, dan membaca,
sedangkan perkembangan secara emosional dapat di lihat dari perilaku sosial di
lingkungan anak (Suryani, 2005).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.
Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak
dengan orang tuanya.Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan (Hidayat, 2005).

2. Tingkat Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Menurut Whalley dan Wong (2008), perkembangan anak prasekolah di bagi atas
perkembangan kepribadian dan perkembangan fungsi mental.
a. Perkembangan kepribadian : Perkembangan kepribadian terdiri dari
perkembangan psikososial, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan
mental.
(1) Perkembangan Psikososial
Menurut Nursalam (2005), masalah psikososial, mengatakan krisis yang
dihadapi anak pada usia 3 dan 6 tahun di sebut inisiatif versus rasa
bersalah. Dimana orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga,
anak normal telah menguasai perasaan otonomi, anak mengembangan rasa
bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa imajinasinya dan
aktivitasnya tida dapat menoleransi penindaan kepuasan dalam periode
pertama

3
4

b. Perkembangan mental
Menurut Whalley dan Wong (1998), pada perkembangan kognitif salah satu
tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk
sekolah dan pelajaran sekolah. Disini terdapat fase praoperasional (piegat) pada
anak usia 35 tahun. Fase ini termasuk perkambangan prakonseptual pada usia 2-4
tahun, dan fase pikiran intuitif pada usia 47 tahun. Salah satu transisi utama
selama kedua fase adalah pemindahan dari pikiran egosentris menjadi total
menjadi kesadaran sosial dan kemampun untuk mempertimbangkan sudut pndang
orang lain.
3. Pemantauan Perkembangan
a. DDST
1). Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan
anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).
2). Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,
bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
3). Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi : Personal
Social (Perilaku Sosial), Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus),
Language (Bahasa), Gross Motor (Gerak Motorik Kasar).
4). Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya
berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya
sekitar 15-20 menit saja.
a) Alat yang Digunakan
b) Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
(1). Tahap pertama :
secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 36
bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
(2). Tahap kedua :
dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan
evaluasi diagnostik yang lengkap.
5

c) Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O).
Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong
garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu
dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal,
abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
(1). Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
(2). Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
(3). Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
(4). Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas
b. KPSP
Skrining Pemeriksaan Perkembangan Anak dengan mengunakan KPSP (Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan), Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan KPSP
dilakukan rutin pada usia 3, 6, 9, 12,15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan
72 bulan (IDAI Jawa Timur, 2006:54-55).
c. TDD
Anak umur < 24 bulan yang belum sekolah tes bisa dilakukan oleh Orang Tua atau
Pengasuh Anak. Semua pertanyaan di jawab oleh orang tua atau pengasuh anak
Bacakan pertanyaan secara berurutan dengan suara yang jelas dan nyaring.
6

Tabel Pertanyaan Tes Daya Dengar

No Umur 12 24 bulan Hasil

1. Pada waktu anak tidur kemudian anda berbicara atau


membuat kegaduhan, apakah anak akan Ya Tidak
bergerak atau terbangun dari tidurnya ?
2. Pada waktu anak tidur terlentang dan anada duduk di dekat
kepala anak pada posisi tidak terlihat oleh anak, kemudian Ya Tidak
anda bertepuk tangan denag keras, apakah anak terkejut
atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh
sambil mengangkat kaki tangannya ke atas ?
3. Apabila ada suara nyaring ( misal suara batuk,salak Ya Tidak
anjing,piring jatuh, ke lantai dan lain lain ), apakah anak
terkejut atau terlompat ?
4. Tanpa terlihat oleh anak, buat suara yang menarik
perhatian anak, apakah anak langsung mengetahui posisi Ya Tidak
anda sebagai sumber suara yang berpindah pindah
5. Ucapkan kata kata yang mudah dan sederhana, dapatkah Ya Tidak
anak menirukan anda ?

No Umur 24 60 bulan Hasil

1. Tutup mulut anda dengan buku / kertas tanpa melihat gerakan


bibir anda,tanyakan pada anak : pegang matamu , pegang Ya Ti
kakimu . Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan da
benar ? k
2. Pilih gambar dari majalah / buku bergambar. Tutup mulut
anda denag buku / kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, Ya Ti
tanyakan pada anak : tunjukkan gambar kucing ( da
anjing,kuda, mobil,orang,rumah,bunga dan sebagainya ). k
Dapatkah anak menunjukkan gambar yang di maksud dengan
benar ?
3. Tutup mulut anda dengan buku / kertas,tanpa melihat gerakan
bibir anda , perintahkanand untuk mengerjakan sesuatu seperti Ya Ti
: berikan boneka itu pada saya . taruh kubus ini di atas da
meja / kursi , dan sebagainya . apakah anak dapat k
mengerjakan perintah tersebut dengan benar ?
7

No Umur 60 72 bulan hasil


1. Perhatikan benda benda yang ada di sekeliling anak seperti
sendok,cangkir,bola, bunga dan sebagainya . suruhanak Ya Ti
menyebutkan nama benda benda tersebut dengan benar ? da
k
2. Suruh anak duduk,anda duduk dalam jarak 3 meter di depan
anak. Suruh anak mengulangi angka angka yang telah anda Ya Ti
ucapkan : empat , satu , delapan atau menirukan da
dengan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan k
buku atau kertas, ucapkan empat angka yang berlainan.
Apakah anak dapat mengulangi atau menirukan ucapan anda
dengan menggunakan jari tanganya ?
( anak dapat mengulanginya dengan suara keras )

Bila ada 1 atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami Gangguan
Daya Dengar, silahkan dikonsultasikan ke dinas terkait missal Puskesmas atau
rumah sakit.
d. KMME
e. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) pada Anak
f.
NO PERTANYAAN YA T
I
D
A
K
1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab
yang jelas?
(Seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman
atau anggota keluarganya?
(Seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau meras
sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa diminati)
3 Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan di sekitarnya?
(Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
8

melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya atau


menyiksa binatang atau anak-anak lainnya serta tampak
tidak peduli dengan nasehat-nasehat yang sudah diberikan
kepadanya)
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan yang berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya atau tidak sebanding dengan anak lain
seusianya?
5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur?
(Seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk atau mengigau)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(Seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?
10 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alasan yang jelas

g. GPPH
Tujuan mengetahui secara dini adanya GGPH apad anak umur 36 bulan keatas.
Jadwal dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orang tua atau ada
kecurigaan jika ditemukan kondisi anak tidak bisa duduk tenang, selalu bergerak
tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah, perubahan suasana hati yang mendadaki.
9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
a. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom
Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
b. Faktor Lingkungan
1) Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide,
pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta,
hormon tiroid, insulin)
2) Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
a). Lingkungan Biologis
b). Faktor fisik
c). Faktor psikososial

B. Tinjauan Teori Proiritas Kebutuhan Dasar Klien


1. Pengertian kebutuhan gizi bayi, balita dan anak pra sekolah
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal
meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
a. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan
tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
olahraga, bermain dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu
Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
1). Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
2). Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian,
rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
3). Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas
fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu
10

makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang


pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.
4). Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara
teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK
minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan
Februari dan bulan Agustus.

5). Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah

penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

b. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):


Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:

1). menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,

2). diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa)
dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan,
melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/
hukuman).

c. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin


kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum
ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar
sel-sel otak bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).

Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini
akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur,
moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian,
kreativitas, produktifitas, dst
11

Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan


emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual
anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu
deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi
dini dan rujukan dini bila diperlukan.

C. Tinjauan Teori Pendokumentasian


SOAP (E-jurnal)
1. Subjective (Pernyataan atau Keluhan Pasien)
Merupakan data yang berhubungan / masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi
pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan lansung atau
ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada orang yang bisu,
di bagian data di belakang S diberi tanda O atau X Ini menandakan orang itu
bisu. Data subjektive menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
2. Objective (Data yang diobservasi)
Merupakan mendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medis dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data objektive ini
sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, USG) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam kategori ini. Apa yang
dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang
akan ditegakkan.
3. Assessment (Diagnosa)
Merupakan pendokumentasian hasil analisis interpretasi (kesimpulan) dari data
subyektif dan obyektif, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami
perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun obyektif
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data pasien cepat diketahuinya perubahan pada
pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat.
4. Penatalaksanaan (Apa yang dilakukan terhadap Masalah)
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang, untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga /
mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan
pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus
membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana
dokter jika melakukan kolaborasi dan dilanjutkan implementasi (Pelaksanaan)
12

tindakan untuk mengatasi masalah, keluhan atau mencapai tujuan pasien sesuai
rencana yang sudah disusun. Tindakan ini harus disetujui oleh pasien kecuali bila
tidak dilaksanakan. Oleh karena itu pasien harus sebanyak mungkin menjadi bagian
dari proses ini. Bila kondisi pasien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah
atau disesuaikan serta Evaluasi (Respon Pasien terhadap Tindakan) merupakan
tafsiran dari efek tentang tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk
menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi
fokus dari penilaian ketepatan tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga
mencapai tujuan.
13

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari pemeriksaan tumbuh kembang yang telah dilakukan pada An. A perempuan usia 60
bulan mulai dari pemeriksaan KPSP, KMME, TDD, TDL, GPPH, DDST diperoleh hasil :
KPSP : ada jawaban ya 9 dan yang satu yaitu anak belum mampu sepenuhnya berpakaian
sendiri tanpa bantuan, dalam hal ini perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhan
umurnya
KMME : semua jawaban tidak, dalam hal ini anak normal tidak ada masalah mental
emosional.
GPPH : jumlah total 9 normal, anak tidak mempunyai mempunyai gangguan pemusatan
perhatian dan hiperrekativitas.
TTD : jawaban ya semua, tidak mempunyai gangguan pendengaran
TDL : anak mampu melihat sampai baris ke 3, normal
DDST : anak masuk dalam kategori normal karena semua yang tidak tercantum dalam
kriteria
Dari hasil seluruh pemeriksaan tumbuh kembang yang telah dilakukan baik KPSP,
KMME, TDD, TDL, GPPH, sampai dengan DDST dapat ditarik kesimpulan bahwa An. A
Perempuan usia 60 bulan tidak mengalami masalah keterlambatan perkembangan,
perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhan usianya. Hal ini dibuktikan dengan
melakukan pemeriksaan tumbuh kembang (deteksi perkembangan) yang sesuai dengan
penunjuk pelaksanaan pada setiap pemeriksaan dalam berbagai kategori (KPSP, KMME,
TDD, TDL, GPPH, sampai dengan DDST) sesuia dengan teori (Asuhan neonatus, bayi,
balita, dan anak pra sekolah) yang menjelaskan tentang bagaimana cara mendeteksi
perkembangan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah.

12
14

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang didapatkan dari sumber-sumber dan data-data dari An.
A yang membahas mulai dari pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,
implementasi, serta melakukan pemeriksaan tumbuh kembang maka dapat
menyimpulkan isi dari pembahasan yang telah dilakukan pada An. A yaitu :
Dari hasil seluruh pemeriksaan tumbuh kembang yang telah dilakukan baik KPSP,
KMME, TDD, TDL, GPPH, sampai dengan DDST dapat ditarik kesimpulan bahwa An.
A Perempuan usia 60 bulan tidak mengalami masalah keterlambatan perkembangan,
perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhan usianya. Hal ini dibuktikan dengan
melakukan pemeriksaan tumbuh kembang (deteksi perkembangan) yang sesuai dengan
penunjuk pelaksanaan pada setiap pemeriksaan dalam berbagai kategori (KPSP,
KMME, TDD, TDL, GPPH, sampai dengan DDST) sesuia dengan teori (Asuhan
neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah) yang menjelaskan tentang bagaimana cara
mendeteksi perkembangan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah.

B. Saran
Setelah melakukan studi kasus tentang pemeriksaan tumbuh kembang, penulis
mengemukakan saran yaitu :
1. Bagi rumah sakit
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun klien
sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan kebidanan yang optimal pada
umumnya dan pada asuhan pada anak pra sekolah khususnya.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada asuhan
kebidanan pada anak pra sekolah. Bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan
profesional dan komprehensif
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan
profesional, sehingga dapat tercipta tenaga kesehatan yang inovatif, terampil,
bermutu yang mampu memberikan asuhan secara menyeluruh berdasarkan kode
etik.

13

Anda mungkin juga menyukai