PENDAHULUAN
Anak usia prasekolah menurut para ahli psikologi disebut sebagai masa
penjelajah dan usia bertanya karena mereka pada masa kini gemar menjelajahi
lingkungan, terdapat dorongan rasa ingin tahu mengenai apa yang ada
tidak bosan menjawab pertanyaan mereka. Alternatif untuk anak anak yaitu sering
diajak jalan-jalan untuk menyalurkan hasrat ingin tahu mengenai lingkungan dan
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berada direntang usia 3-5 tahun
atau 36-72 bulan, yang memiliki ciri khas tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan, yang bersifat kuantitatif
hingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (IDAI, 2002 dalam
Pertumbuhan fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan berat badan
1,8 sampai dengan 2,7 kg dan rata-rata berat badan anak usia pra sekolah adalah
14,6 kg dan penambahan tinggi badan anak usia pra sekolah sekitar 7,5cm dan
1
dalam waktu tertentu, seperti, kecerdasan, sikap dan tingkah laku (Susanto, 2011).
kasar, bahasa dan motorik halus, sedangkan menurut Piaget dalam Wong (2008)
IQ dan test psikologi (Hidayat, 2008). Metode pengkajian yang digunakan peneliti
untuk menilai perkembangan anak pra sekolah pada penelitian ini adalah KPSP
(Kuesioner Pra Skrinning). KPSP adalah salah satu alat deteksi dini yang sudah
baku dan di keluarkan oleh Depkes serta sudah teruji validitasnya (Susanti, 2014).
prasekolah
2
3. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang dilakukan oleh seorang bidan
prasekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.1 Definisi Anak Usia Prasekolah
Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik,
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun yang
2004).
dihadapi anak pada usia 3 dan 6 tahun disebut inisiatif versus rasa
dibandingkan usia lainnya, rasa takut yang umumnya terjadi seperti takut
takut anak prasekolah muncul dan berasal dari tindakan dan penilaian orang
melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3
4
tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif
versus rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun),
tahap identitas versus kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm
117).
b. Perkembangan Psikoseksual
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh
pada anak usia 3-5 tahun. Fase ini termasuk perkembangan prakonseptual
pada usia 2-4 tahun, dan fase pikiran intuitif pada usia 4-7 tahun.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Menurut Nursalam (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sesuai dengan jenis kelamin anak. Jenis kelamin dan determinan keturunan sangat
mendapatkan hasil akhir tersebut. Pada dimensi kepribadian dapat kita lihat saat
malu, diyakini dapat diturunkan. Anak yang mengalami gangguan mental dan
5
fisik yang diturunkan akan mengubah atau mengganggu pertumbuhan emosi, fisik
Selama bayi dan anak-anak, kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi
3. Hubungan Interpersonal
Pada masa anak-anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan peran
dan kepribadian. Anak yang melakukan kontak dengan orang lain dapat
memberikan pengaruh pada anak yang sedang berkembang. Tetapi dengan luasnya
perkembangan optimal anak. Pada anak yang sosial ekonominya rendah tidak
perkembangan kognitif anak karena gizi yang masuk tidak memenuhi kebutuhan
6
5. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi
terlihat pada gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan sedikitnya
nutrisi tubuh pada anak akan menyebabkan efek merugikan pada pertumbuhan
adalah bahan kimia dan radiasi. Air dan udara serta makanan yang terkontaminasi
dari berbagai sumber telah didokumentasikan dengan baik. Inhabilasi asap rokok
secara pasif oleh anak sangat berbahaya pada proses perkembangan anak (Riyadi
diperhatikan seperti konsep diri anak, sikap, rasa tanggung jawab, dan motivasi
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan
tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan
7
juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama
pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh
dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak
2011).
(KPSP)
Check list for autism in toddlers (CHAT) atau cek list deteksi dini
autis
8
2.2.1 Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis
badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) (Depkes, 2012,
hlm.41).
terlatih. alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur,
alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus
b) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
c) setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
9
d) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab
oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu atau
pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau kadang kadang
melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh menjawab
anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengsuh tidak tahu.
Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan (Depkes, 2012, hlm 53).
10
Bila perkembangan anak meragukan (M), beri petunjuk pada ibu untuk
melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu melakukan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang Ya tetap 7
atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P) (Depkes, 2012, hlm 53).
kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes,
1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
11
Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur,
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
panjang.
tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh
12
contoh ini?
telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah berikut ini: Letakkan
dan di belakang
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau
13
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat
daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih.
Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar
binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok,
14
a) Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
c) Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijawab oleh
orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan
jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. jawaban YA
jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya adlam
sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh
perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
pengasuh. Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang tua atau
pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih
Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman atau
15
Suruh anak menyebutkan nama benda tersebut.
lebih keras.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat
dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes
ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau
sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart (Depkes,
16
Cara melakukan tes daya lihat :
b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart,
d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk
pemeriksa.
kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai
petunjuk pada poster E atau snellen chart. lakukan hal ini dengan benar
f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan
alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu
persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris E terecil
17
yang masih dapat dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E
yang ada di tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart.
Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara
yang sama.
g. Tulis baris E terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah
Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat
mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E atau
snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. kemungkinan anak
autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat
terlambat diketahui , maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
18
pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in Todlers (CHAT) dan
deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan Hiperaktivitas pada anak pra
masalah mentah pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental
emosional rutin dilakukan setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72
bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining atau pemeriksaan perkembangan
anak.
Cara melakukan Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak yaitu
tanyakan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu prilaku yang tertulis pada
KMME pada orang tua atau pengsuh anak. Catat jawaban YA kemudian hitung
Interpretasi hasil pemeriksaan KMEE yaitu apabila ada jawaban YA, maka
dilakukan bila ada jawaban YA hanya 1 (satu), maka lakukan konseling pada ibu
dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila anak tidak ada perubahan maka rujuk
kerumah sakit. bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih maka rujuk anak kerumah
sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang atau kejiwaan. Rujukan harus
19
disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.
NO Pertanyaan Ya Tidak
20
sepanjang hari, sering terbangun saat tidur malam
oleh karena mimpi buruk, mengigau).
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18-36 bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan, kader, BKB, petugas PAUD , Pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan
interaksi sosial, prilaku yang berulang-ulang. Alat yang digunakan adalah CHAT
pada orang tua atau pengasuh anak, dan 5 perintah bagi anak untuk menjelaskan
tugas yang tertulis pada CHAT. Bila setelah diperiksa anak resiko menderita autis
21
atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk kerumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak (Depkes, 2012,
hlm.76).
A Pertanyaan
B Pengamatan
22
dengan nama benda yang dikenal anak dan ada disekitar kita)
perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak 36 bulan keatas. Jadwal deteksi
dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan
dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan , kader, BKB,
petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK, keluhannya dapat berupa anak tidak
bisa duduk tenang, anak selalu bergerak atnpa tujuan dan tidak mengenal lelah,
perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive (Depkes, 2012, hlm.78).
ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atauguru TK dan pertanyaan
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, stu persatu prilaku
23
c. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak
berada, misal ketika dirumah, disekolah, pasar, toko, dll) setiap saat dan
pemeriksaaan.
masingmasing jawaban sesuai dengan bobot nilai, nilai 0 bila keadaan tersebut
ditemukan pada anak, nilai 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
nilai 3 bila keadaan tersebut selalu ada pada anak. Bila nilai total 13 atau lebih,
kemungkinan anak dengan GPPH. Intervensi yang dilakukan jika jumlah nilai
terbesar anak berkemungkinan dengan GPPH perlu dirujuk kerumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak untuk konsultasi
3. Mengganggu anak-anak
24
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
Jumlah
Nilai Total
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya, waktu yang
perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih dibawah
lima tahun.
salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak
25
halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak (Depkes,
2012, hlm.80).
yang dilakukan secara intensif di rumah selama dua minggu, yang diikuti
dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur skrining
perkembangan, sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur
yang ada. Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari
sekitar 3-4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan tidak
bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel
26
dapat diintervensi lagi (Depkes, 2012, hlm.82). Setelah orang tua dan
dua minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan atau
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya, dan kader)
dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa
27
3. Tingkat Rumah Sakit Rujukan
fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli
tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak,
(fisioterapi, terapis bicara, dan sebagainya) ahli gizi dan psikolog (Depkes,
2012, hlm.83).
No.36 tahun 1990 yang mengandung kewajiban negara untuk pemenuhan hak
anak. Secara khusus, pemerintah juga telah mengeluarkan UU No.20 tahun 2003
Prasekolah serta PP No.39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
28
dan Balita), TK, TPA (Taman Penitipan Anak), Raudhatul Athfal (RA) dan
kelompok bermain.
PAUD juga tampaknya belum tinggi. Mungkin orang tua belum cukup memiliki
pendidikan kepada anak dapat dilakukan ketika anak memasuki usia SD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berada direntang usia 3-5 tahun atau 36-
72 bulan, yang memiliki ciri khas tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
(KPSP)
29
Tes Daya Lihat (TDL)
Check list for autism in toddlers (CHAT) atau cek list deteksi dini
autis
Indonesia. Program kegiatan PAUD meliputi posyandu, BKB (Bina Keluarga dan
Balita), TK, TPA (Taman Penitipan Anak), Raudhatul Athfal (RA) dan kelompok
bermain.
3.2 Saran
30
anak prasekolah sesuai dengan teori dan masalah yang ada dilapangan pada
umumnya.
31