Dosen Pembimbing:
Ns.Jek Amidos Pardede, M.Kep., Sp.Kep.J
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menulis makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan dan Tumbuh Kembang Anak
Pada Masa Prasekolah ” hingga selesai. Meskipun dalam makalah ini penulis mendapat banyak
rintangan, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik secara moral, materil maupun
spiritual.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing serta semua
pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran atas selesainya penulis makalah ini. Di
dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan
mengingat keterbatasannya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, sangat di
harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan
makalah ini dan berikutnya.
Medan,
April 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut Keliat (2011) merupakan suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan
dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif
dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima
dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan
Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun
pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi
kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam
memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling
menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini
sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang
muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan
anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah
yang tetap paling baik dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan
keluarga dengan anak prasekolah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia
prasekolah.
Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan
anak prasekolah.
Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia
prasekolah.
Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selam fase prasekolah.
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan
anak prasekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi keluarga
1. Friedman (1998), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2. ayekti (1994), Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
3. Kamus webster (1993)
A social unit consisting of parent and the children they rear.
A group of people related by ancestry of marriage.
Sumardjan (1993), Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter
ikat dengan jalur keturunan.
Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati
90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata
95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada
usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh
2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4
tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka.
Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah
mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil
terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak
berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa
menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar.
Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak
prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan
kelebihan.
Perkembangan
1. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
2. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3. Mulai memahami waktu.
4. Penggunaan tangan primer terbentuk.
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik.
Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak
mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis
kelamin.
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa
bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui
kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan
memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.
Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas.
Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi,
yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
1.Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik.
Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan
pada tindakan yang dilakukan.
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat salah, orang
tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua memberikan
hukuman
2. Motorik
3.Ketakutan
o Pengrusakan diri
o Dikebiri
o Gelap
o Ketidaktahuan
o Objek bayangan, tak dikenal.
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya,
dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
1. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
2. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
3. Faktor prenatal
o Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan
o Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal, misalnya club foot
o Toksin, zat kimia, radiasi
o Kelainan endokrin
o Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
o Kelainan imunologi
o Psikologis ibu
4. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
5. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan
kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-
obatan
1.Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar
air, difteri, dan campak.
Distribusi: sentrifetal,
menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
Lharyngeal :
Masa inkubasi :
10-20 hari
Periode penularan :
Manifestasi klinis :
Fase prodromal:
Ruam :
3. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
4. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang
terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi
adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan
(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan
terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur
3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror
dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah
terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa
yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam
pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai
beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan
panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
a. Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
b. Berikan cerita yang pendek.
c. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
d. Gunakan lampu redup.
e. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5
tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian
dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri
serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 th dan
10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah
denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada anak
yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai
model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah
berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan
proses toliet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk
memuji bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya
dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak tetap bertahan duduk di toilet sebaiknya
diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak makan. Tetepi jika hal ini
berlangsung selama beberapa hari sebaiknya tolet traing ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan
toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai dikurangi.
Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa
menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
1.Usia 3 tahun
Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih
luas.
Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang ragu/bimbang.
Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan
menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan
emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.
Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan berubah
menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.
Usia 4 tahun
Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik dan
penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
Masukkan anak ke TK
Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia sebelumnya
2.Usia 5 tahun
1.Definisi bermain
1. Perkembangan sensori-motorik
2. Perkembangan intelektual
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan kreativitas
5. Perkembangan kreasi diri
6. Perkembangan moral
7. Bermain sebagai terapi
8. Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut:
Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan
dalam tumbang.
Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti
yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada
masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS. Stress
yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang
tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk
dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di RS secara efektif.
3.Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)
Sejalan denga tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan
halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan
imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya
semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan skill
play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya denga komunikasi yang
sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu
yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang
menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis
alat pewrmainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga,
berenang dan permainan balok-balok besar, dll.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A Pengkajian
Identitas
1. Nama pasien, Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi
kekeliruan dengan pasien lain.
2. Umur, Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor
resiko pada epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam penatalaksanaan untuk epilepsi.
3. Agama dan suku bangsa, Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan
keluarga sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai
dengan agama dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
4. Pendidikan, Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota
keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang bagi
anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi.
5. Komposisi keluarga, Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa
generasi, apakah terdapat anggota keluarga yang terkena penyakit yang
serupa/penyakit turunan.
6. Tipe keluarga, Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang
mengalami sakit.
7. Pekerjaan, Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji
untuk mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses
penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan bagi anak
yang sakit.
8. Alamat, Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari
kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk
keperluan kunjungan rumah bila diperlukan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga, Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga
memenfaatkan aktifitas rekreasi keluarga yang digunakan untuk menghilangkan
kepenatan dalam kehidupan sehari-harinya.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Riwayat keluarga inti.
Riwayat keluarga sebelumnya.
Lingkungan
Karakteristik rumah.
Karakteristik lingkungan.
Mobilitas keluarga.
Hubungan keluarga dengan lingkungan.
Sistem sosisl yang mendukung.
Struktur keluarga
Pola komunikasi.
Pengambilan keputusan.
Peran anggota keluarga
Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
Identitas anak.
Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
Pemeriksaan fisik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
Toddler (1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun),
remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga
dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Dengan Prevalensi anak usia prasekolah di
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang
(meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998).Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan
ukuran tertentu dalam kedewasaan
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan
( Soetjiningsih : 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta.
EGC,