Disusun Oleh :
Kelompok 3 (S17C)
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Agregat Anak”
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan tapi
berkat bimbingan dari semua pihak maka makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
,Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap makalah ini bermanfaat bagi
pembaca guna menambah wawasan dalam asuhan keperawatan komunitas pada agregat anak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan komunitas pada
agregat anak usia sekolah.
2.Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat (Community Health Nursing)
c. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian anak usia sekolah
d. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya kesehatan anak usia sekolah
e. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada
agregat anak usia sekolah.
D.Manfaat
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam
memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan keperawatan
komunitas pada agregat anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values) perhatian (interest )yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun,dkk.2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi.2010).
1.Pengkajian
Yang dikaji meliputi demografis, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan
individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan,
pelayanan social, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui
pengamatan langsung, data statistic, angket dan wawancara.
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat
tersebut.Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan
3.Perencanaan
Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas :penapisan masalah, penetapan tujuan
dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
4.Pelaksanaan
a.Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya,mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya,kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi,
stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga
b.Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat
kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit
atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji
dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
c.Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian indi.idu pada tingkat
fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke
fungsi semula dan menghambat proses penyakit
5.Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH
DI RW 03 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
KASUS :
Di sebuah perumahan di RW III RT I Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota
Surakarta pada tanggal 07 Mei 2020 dikaji dan diperoleh data bahwa kurangnya pengetahuan ibu
dalam mencegah dan menangani secara mandiri anak usia sekolah yang mengalami masalah
kesehatan khusunya ISPA dan caries gigi.Dan juga ditemukan kurangnya pendidikan anak usia
sekolah tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dan Kurangnya pengetahuan tentang
makanan sehat yang menyebabkan siswa sekolah dasar banyak jajan sembarangan dan tidak cuci
tangan terlebih dahulu.
PENGKAJIAN
A. Pengkajian Data Umum
Berdasarkan data komunitas di RW 03 RT 01 Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Mojosongo Kota Surakarta pada tanggal 07 Mei 2020 dan kegiatan focused group
discution (FGD) pada tanggal 08 Mei 2020 diperoleh data sebagai berikut:
1. Lokasi: RW 03 RT 01 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota Surakarta
2. Batas Daerah/ Wilayah:
a. Utara: RT 03
b. Selatan: RT 02
c. Barat: RT 03
d. Timur : RT 02
Ekonomi
Pengkajian subsistem komunitas Ekonomi Temuan
Karakteristik keuangan keluarga dan individu
Status pekerja, Warga rata-rata berpenghasilan
Kategori pekerjaan lebih dari 1000.000 dan kategori
Jumlah penduduk yang tidak bekerja, pekerjaan PNS 10%, Swasta
30%, Buruh 20 % , IRT 20%,
Lokasi industri, Lokasi industry dekat pasar
Pasar, dan pusat bisnis.
Komunikasi
Pendidikan
Rekreasi
E.Data Persepsi
Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan kejadian sakit gigi di RT 01
RW 03 kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta
pada tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan kejadian sakit gigi yaitu sebanyak 54 orang
pernah mengalami sakit gigi dan sebanyak 14 orang tidak pernah
mengalami sakit gigi.
6. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan kejadian ISPA
Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan kejadian ISPA di RT 01 RW
03 kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta pada
tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan kejadian ISPA yaitu sebanyak 54 orang pernah
mengalami ISPA dan sebanyak 12 orang tidak pernah mengalami
ISPA.
.
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
ada fasilitas pelayanan Warga masyarakat sudah
kesehatan di dalam komunitas, dekat dengan fasilitas
yaitu terdapat satu klinik dan pelayanan kesehatan namun
satu puskesmas. belum dimanfaatkan dengan
baik
.
Transportasi
Warga menggunakan angkutan Pada umumnya transportasi
umum dan motor sedangkan yang
anak sekolah berangkat Digunakanwarga adalah
menggunakan angkutan umum angkutan umum dan motor
juga dan sebagian dari mereka .
diantar oleh orang tuanya
Pendidikan
Rata-rata warga lulusan SMA Kebanyakan warga lulusan
SMA
Ekonomi
1 Perilaku 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1
Kesehatan
Cenderung
berisiko
2. Ketidakefektifan 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 4
Pemeliharaan
Kesehatan
Keterangan Pembobotan
Sangat rendah = 1
Rendah= 2
Cukup=3
Tinggi=4
Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai
A : Risiko terjadi
B:Risiko parah
C: Potensial untuk penkes
D: Minat masyarakat
E:Mungkin diatasi
F: Sesuai program pemerintah
G: Tempat
H:Waktu
I: Dana
J:Fasilitas
K:Sumber daya
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Sasaran Tujuan Intervensi
1 Perilaku Menurunnya 1.Terbentuk a.lakukan
Kesehatan angka kejadian kelompok anak pendekatan
Cenderung caries gigi atau yang peduli formal antara
Beresiko sakit gigi kesehatan gigi orang tua dan
2.anak sekolah anak
tidak mengalami 2.Berikan
sakit gigi penyuluhan
3.anak sekolah tentang caries
mendapatkan gigi
pengetahuan 3.Demonstrasi
cukup tentang cara menggosok
caries gigi gigi
2. Ketidakefektifan 1.Terbentuknya 1.Pendekatan
pemeliharaan Menurunnya kelompok anak formal ke anak
kesehatan angka anak usia yang peduli I 2.Berikan
sekolah yang dengan cuci Penyuluhan
jajan tangan mengenai cuci
sembarangan dan 2.Anak sekolah tangan
semakin tidak lagi jajan 3.Demonstrasikan
menerapkan sembarangan cara cuci tangan 6
PHBS terutama 3.agregat anak langkah.
cuci tangan sekolah
mendapatkan
penyuluhan
tentang PHBS
(Cuci tangan)
EVALUASI TINDAKAN
A.Kesimpulan
B.Saran
Disusun Oleh
1. Dewa Samudra Harmula P S17119
2. Dian Sukma Kenangasari S17120
3. Dinarikasari Baskara Putri S17121
4. Durrotul Mustafidah S17122
5. Ending Novianti S17124
I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat mengerti dan memahami
tentang cuci tangan 6 langkah.
2. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan para siswa mampu mempraktekan cuci tangan 6 langkah
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga dan pengunjung mampu memahami tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan
4. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, Simulasi
5. MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu
6. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Wakt Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media
u
Pendahulua 5 1. Memberi salam Ceramah
n menit 2. Memperkenalkan 1. Menjawab dan tanya
diri salam jawab
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan dan memperhatikan
pokok materi yang 3. Menjawab
akan disampaikan pertanyaan
4. Mengkaji
pengetahuan siswa
SD tentang Cuci
tangan 6 langkah
yang benar
Penyajian 45 1. Menjelaskan materi Mendengarkan dan Ceramah LCD
menit a. Defenisi cuci tangan memperhatikan dan tanya
b. Tujuan cuci tangan Mempraktekan jawab
c. Manfaat mencuci mencuci tangan
tangan
d. Dampak jika tidak
cuci tangan
e. Kapan waktu cuci
tangan
f. Enam langkah cuci
tangan
2. Penyuluh mencontohkan
cara mencuci tangan
yang benar
3. Memberikan sesi untuk
bertanya
7. MEDIA
8. MATERI
(terlampir)
9. KRITERIA PEMANTAUAN
1. Pemantauan
a. Input
b. Proses
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik
10. Evaluasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap indikator
dampak (dampak dari program seperti cuci tangan 6 langkah dan etika batuk)
MATERI
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1. Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci
tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar
kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
4. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan
1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat. Potensi ini
juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri
salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk
mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan dokter.
5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena penyakit
diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya sudah ada di
tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan
langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa
menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat reaksi
diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang
bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain).
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan
mengunci
DAFTAR PUSTAKA
2. SASARAN
Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SDN Kadipiro 4 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota Surakarta
5. MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu
6. KEGIATAN PENYULUHAN
8. MATERI
(terlampir)
9. KRITERIA PEMANTAUAN
1. Pemantauan
a. Input
• Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 5 peserta
• Media penyuluhan yang digunakan adalah LCD, Laptop dan Leaflet
• Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
• Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
• Tempat penyuluhan adalah diruang penyuluhan
• Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
b. Proses
• Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
• Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
• Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik
10. Evaluasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap indikator dampak
(dampak dari program seperti cuci tangan 6 langkah dan etika batuk)
MATERI
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1.Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang.