Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK

Disusun Oleh :

Kelompok 3 (S17C)

1.Dewa Samudra Harmula P (S17119)

2.Dian Sukma Kenangasari (S17120)

3.Dinarikasari Baskara Putri (S17121)

4.Durrotul Mustafidah (S17122)

5.Endang Novianti (S17124)

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Agregat Anak”
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan tapi
berkat bimbingan dari semua pihak maka makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
,Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap makalah ini bermanfaat bagi
pembaca guna menambah wawasan dalam asuhan keperawatan komunitas pada agregat anak.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan


nilai (values) perhatian (interest )yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun,dkk.2006)
Keperawatan komunitas di bagi berdasarkan kelompok usia diantaranya adalah kelompok
usia anak sekolah.Menurut wong (2008) anaksekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak.Periode ketika anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka teman
sebaya dan orang lainnya.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 mulai masuk sekolah merupakan hal
penting bagi tahap perkembangan anak Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah
:seperti misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kelainan retraksi
ketajaman penglihatan dan masalah gigi Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi
pada anak usiaSekolah.(Profil Kesehatan Indonesia.2014)
Sulitnya memenuhi target penjaringan SD/MI dapat disebabkan oleh beberapa masalah.
Masalah utama yang sering ditemukan di daerah yaitu kurangnya tenaga di puskesmas
sedangkan jumlah SD/MI cukup banyak,sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan
membutuhkan waktu lebih lama.Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi dengan
baik. Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di puskesmas namun di
beberapa provinsi, pengelola program UKS dkabupaten/kota berada pada struktur organisasi
yang berbeda sehingga menjadi penyebab koordinasi pencatatan dan pelaporan tidak berjalan
dengan baik (Profil Kesehatan Indonesia.2014)
Capaian pada tahun 2015 sebesar 57% yang berarti sebanyak 5.541 puskesmas sudah
melaksanakan penjaringan peserta didik kelas I sedangkan target nasional tahun 2015 sebesar
50% dengan demikian dari 34 provinsi terdapat 19 provinsi yang mencapai target Puskesmas
melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas I (Profil Kesehatan Indonesia.2015)
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan karena selain jumlahnya yang besar mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik.Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan
untuk siswa SD /MI sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih oleh guru UKS dan dokter kecil. Tenaga
kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas
lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS adalah guru kelas atau guru
yang ditunjuk sebagai pembina UKS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS Dokter kecil
adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat
yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil (Profil Kesehatan Indonesia.2015)
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa
dilaksanakan sedini mungkin, Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta
lingkungan pada umumnya.(Profil Kesehatan Indonesia.2015)
Berdasarkan masalah diatas maka untuk dapat mencapai kondisi kesehatan yang optimal
kesehatan masyarakat Indonesia haruslah dimulai dari bawah yaitu terciptanya keadaan dan
kesadaran tiap individu atau keluarga dalam masyarakat untuk mengupayakan hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari

B.Rumusan Masalah

Bagaimana mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan komunitas pada


anak usia sekolah?

C.Tujuan

1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan komunitas pada
agregat anak usia sekolah.
2.Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat (Community Health Nursing)
c. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian anak usia sekolah
d. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya kesehatan anak usia sekolah
e. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada
agregat anak usia sekolah.

D.Manfaat

Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam
memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan keperawatan
komunitas pada agregat anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values) perhatian (interest )yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun,dkk.2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi.2010).

B.Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi.
Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi termasuk kelompok masyarakat penduduk di
daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat dapat diberikan secara langsung melalui tatanan
pelayanan kesehatan masyarakat
a. Unit pelayanan kesehatan :Rumah Sakit Puskesmas, dll yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
b. Rumah
Perawat “home care" memberikan pelayanan secara langsung pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.
c.Sekolah
d.Tempat kerja/industry
e.Barak-barak penampungan
f.Puskesmas Keliling.
g.Panti khusus
h.Kelompok Resiko Tinggi

C.Pengertian Anak usia sekolah


Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization;
yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun ,sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 7-12 tahun.
Pada masa anak sekolah ini anak-anak membandingkan dirinya dengan Teman-temannya
di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman bila pada masa
ini ia sering gagal dan merasa cemas akan tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu
tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya
dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya, akan timbul
motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataan terpupuklah
"industry"(Gunarsah,2006).

D.Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar,mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik.Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan
untuk siswa SD/MI sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih guru UKS dan dokter kecil.
1.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri : mandiri, di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
2.Pemberian Asupan Gizi Seimbang
Cara pemberian makan pada anak yang tidak tepat dapat menjadikan anak sulit makan,
contohnya memberikan makanan dengan kasar atau dengan marah-marah, suka memaksa anak
untuk cepat-cepat menghabiskan makanan setiap kali makan,memberikan makan terlalu banyak,
menetapkan banyak aturan yang harus dilakukan anak pada saat makan,dan waktu yang tidak
tepat.
3.Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Kebersihan mulut dan gigi bertujuan untuk mencegah terbentuknya Plak, Plak adalah
transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi dan melekat pada gigi atau
plak merupakan lapisan lengket pada gigi yang mengandung bakteri dan sisa makanan yang
terbentuk pada gigi, menjelaskan bahwa plak yang menempel pada celah-celah dan fissure gigi
akan menghasilkan zat asam acis yang apabila tidak teratur di bersihkan, secara perlahan akan
merusak gigi, plak akan melapisi permukaan enamel gigi, dan pada akhirnya menyebaban
penyakit gusi (periodontal disease)

E.Askep Keperawatan Komunitas

1.Pengkajian

Yang dikaji meliputi demografis, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan
individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan,
pelayanan social, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui
pengamatan langsung, data statistic, angket dan wawancara.

2.Analisa data dan diagnosis keperawatan

Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat
tersebut.Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan

3.Perencanaan
Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas :penapisan masalah, penetapan tujuan
dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.

4.Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat Pencegahan :

a.Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke
populasi sehat pada umumnya,mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya,kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi,
stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga

b.Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat
kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit
atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji
dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.

c.Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian indi.idu pada tingkat
fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke
fungsi semula dan menghambat proses penyakit

5.Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH
DI RW 03 KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA

KASUS :
Di sebuah perumahan di RW III RT I Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota
Surakarta pada tanggal 07 Mei 2020 dikaji dan diperoleh data bahwa kurangnya pengetahuan ibu
dalam mencegah dan menangani secara mandiri anak usia sekolah yang mengalami masalah
kesehatan khusunya ISPA dan caries gigi.Dan juga ditemukan kurangnya pendidikan anak usia
sekolah tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dan Kurangnya pengetahuan tentang
makanan sehat yang menyebabkan siswa sekolah dasar banyak jajan sembarangan dan tidak cuci
tangan terlebih dahulu.

PENGKAJIAN
A. Pengkajian Data Umum
Berdasarkan data komunitas di RW 03 RT 01 Kelurahan Kadipiro Kecamatan
Mojosongo Kota Surakarta pada tanggal 07 Mei 2020 dan kegiatan focused group
discution (FGD) pada tanggal 08 Mei 2020 diperoleh data sebagai berikut:
1. Lokasi: RW 03 RT 01 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota Surakarta
2. Batas Daerah/ Wilayah:
a. Utara: RT 03
b. Selatan: RT 02
c. Barat: RT 03
d. Timur : RT 02

B. Hasil Winshield survey


1. Lingkungan fisik : Hampir seluruh warga dengan anak usia sekolah memiliki
rumah dengan status kepemilikan sendiri. Seluruh rumah bertipe permanen dengan lantai
terbuat dari tegel.Terdapat jendela disetiap rumah dan rata-rata tidak memiliki halaman
yang luas.Semua warga terbiasa BAB DAN BAK di jamban/WC , dan semua warga
menggunakan air PDAM untuk kehidupan sehari-hari
2. Pendidikan : Jumlah anak usia sekolah (7-12) tahun adalah 68 orang
anak dan sarana pendidikan terdapat SD dan TK
3. Keamanan dan transportasi : Tidak terdapat sistem keamanan seperti pos kamling,
sebagian warga menggunakan sepeda motor atau sepeda,sebagian lagi menggunakan
angkutan umum
4. Politik dan Pemerintahan : Terdapat system pemerintahan RT.RW,Camat dst.terdapat
kegiatan PKK dan posyandu.
5. Yenkes dan yensos
a. Layanan kesehatan : sarana kesehatan terdekat di wilayah gresikan yakni puskesmas
dan posyandu. Sebagian besar masyarakat membawa keluarganya ke rumah sakit bila
sakit. Sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan, semua warga biasanya membeli obat
bebas. Carak antara layanan kesehatan dengan pemunkiman warga sekitar 1 km.
b. Layanan sosial : Fasilitas pendidikan yang ada adalah satu SD, satu TK, dan satu
PAUD tidak ada sarana olahraga , terdapat satu masjid ,satu gereja dan satu mushola
sebagai sarana tempat ibadah, dan terdapat satu pasar tradisional sebagai sarana
kegiatan ekonomi warga.
6. Ekonomi : Hampir semua keluarga dengan anak usia sekolah ,
berpenghasilan rata-rata lebih dari 1.000.000 Namun hanya sebagian kecil warga yang
memiliki tabungan.
7. Komunikasi : Komunikasi formal : warga biasanya menggunakan HP
sebagai alat komunikasi, selain itu warga juga biasanya membaca koran dan menonton
TH sebagai sarana utnuk mendapatkan informasi.
8. Komunikasi informal : warga biasanya menggunakan speacker masjid untuk
menyampaikan pengumuman atau mengumpulkan warga dan anak-anak biasanya
menggunakan bahasa daerahnya untuk berkomunikaisi.
9. Rekreasi : warga biasanya berkumpul di gang untuk mengobrol dan
bercengkrama, selain itu gang di rt rw juga biasanya digunakan oleh anak-anak untuk
Bermain.
C.Data inti Komunitas

Pengkajian Inti Komunitas Temuan


Sejarah atau riwayat
 Riwayat daerah/ wilayah : Wilayah mojosongo termasuk
 Apakah pernah ada pemekaran/perubahan daerah/
wilayah; dataran rendah
 Berapa usia penduduk yang paling tua di wilayah Pernah
tersebut Usia yang paling tua dalam
kriteria anak sekolah di
wilayah tersebut adalah 12
tahun.
Demografi
 Usia, Usia anak sekolah 5-12
 Karakteristik jenis kelamin tahun
 Distribusi ras dan distribusi etnis Laki-laki sebanyak 30
 Tingkat Pendidikan orang dan perempuan
 Status Pekerjaan sebanyak 38 orang.
 Tingkat Penghasilan Masyarakat Tingkat pendidikan dari
TK-SD
Status pekerjaannya adalah
pelajar,Tingkat penghasilan
Masyarakat lebih dari
1000.000
Tipe keluarga Tipe keluarga anak usia
 (keluarga/bukan keluarga, kelompok); sekolah adalah keluarga
Status perkawinan 100% anak usia sekolah
 (kawin, janda/duda, single); belum kawin
Statistik Vital Angka prevelansi kelahiran
 Angka prevalensi Kelahiran 18.5/1000
 Angka prevalensi masalah kesehatan di komunitas Status gizi
Gizi baik 50 orang,gizi
 Angka kesakitan dalam 2 tahun terakhir
cukup 16 orang,gizi kurang
 Angka Kematian kelompok usia 2 orang.
 Penyebab kematian Kebiasaan gosok gigi
Rajin sebanyak 42
orang,tidak rajin sebanyak
26 orang
Kejadian sakit gigi
54 orang pernah mengalami
sakit,14 orang tidak
ISPA
54 orang pernah mengalami
,12 orang belum pernah
Angka kesakitan dalam 2
tahun terakhir
54 orang pernah mengalami
kejadian sakit gigi
Angka kematian
28/1000
Penyebab
Jantung 40 %
DBD 25%
Nilai-nilai dan Keyakinan
 Latar belakang budaya Budaya yang dianut adalah
 Bangunan tempat Ibadah budaya Jawa
Tempat ibadah ditemukan
 Keyakinan terhadap suatu penyakit
Gereja dan Masjid
 Kepercayaan masyarakat tentang penyakit dan Penyakit adalah sesuatu
kesehatan yang menganggu akivitas
manusia
Dan kepercayaan jika warga
sakit haruslah cepat pergi ke
klinik terdekat
Agama 70 % anak beragama islam
30% beragama non islam

D.Data Subsistem komunitas


Pengkajian Subsistem Komunitas Lingkungan Fisik Temuan
Inspeksi
 Perumahan, Terdapat pintu dan semua rumah
 Ruang terbuka, berjendela,ada satu ruang terbuka
 Batas-batas, untuk warga berolahraga,layanan
 Layanan transportasi pusat, transportasi seperti angkutan
 Pasar, umum,terdapat satu pasar,tempat
 Tempat bertemu orang-orang di jalan, rekreasi tidak ada ,agama yang
dianuut sebagian islam sebagian
 Tempat rekreasi
non islam,warga mojosongo
 Etnis,
terutama anak usia sekolah yang
 Agama, menjadi focus mahasiswa adalah
 Kesehatan dan morbiditas, anak sekolah ditemukan banyak
 Media politik yang belum mencuci tangan dan
makan makanan yang kurang
sehat sehingga bisa
menyebabkan sakit
Auskultasi  Hampir seluruh warga
 Mendengarkan warga masyarakat tentang dengan anak usia
lingkungan fisik. sekolah memiliki rumah
 Tanda-tanda vital dengan mengamati iklim, dengan status
kepemilikan sendiri.
medan, serta batas alam, seperti sungai dan Seluruh rumah bertipe
bukit- bukit. permanen dengan lantai
 Sumber daya masyarakat dengan mencari tanda- terbuat dari
tanda kehidupan, seperti pengumuman, poster, tegel.Terdapat jendela
perumahan dan bangunan baru. disetiap rumah dan rata-
rata tidak memiliki
 Sistem review, arsitektur, bahan bangunan yang
halaman yang
digunakan, air, pipa, sanitasi, jendela, dan
luas.Semua warga
sebagainya.
terbiasa BAB DAN
 Juga fasilitas bisnis dan rumah ibadah (masjid, BAK di jamban/WC ,
gereja dan vihara, dan sebagainya). dan semua warga
menggunakan air
PDAM untuk kehidupan
sehari-hari

Pemeriksaan laboratorium Tidak ada pemeriksaan


 Data sensus atau studi perencanaan untuk laboratorium
proses mapping masyarakat, yang berarti untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi data atau
informasi tentang status kesehatan komunitas
yang dibutuhkan sebagai dasar dalam
perencanaan.

Pelayanan kesehatan dan sosial


Pengkajian subsistem komunitas Pelayanan Temuan
Kesehatan dan Sosial
 Pelayanan Kesehatan yang diberikan
 Puskesmas, klinik, rumah sakit, Terdapat satu klinik yang dekat
 Pengobatan tradisional, dengan perumahan warga dan
 Agen pelayanan kesehatan di rumah, warga bisa kapan saja untuk
 Pusat emergensi, rumah perawatan, mendatangi klinik tersebut dan
 Fasilitas pelayanan sosial, juga ada satu puskesmas ,tidak
ada yang mengalami sakit akut
 Pelayanan kesehatan mental,
maupun kronis
 Apakah ada yang mengalami sakit akut atau
kronis.

Ekonomi
Pengkajian subsistem komunitas Ekonomi Temuan
 Karakteristik keuangan keluarga dan individu
 Status pekerja, Warga rata-rata berpenghasilan
 Kategori pekerjaan lebih dari 1000.000 dan kategori
 Jumlah penduduk yang tidak bekerja, pekerjaan PNS 10%, Swasta
30%, Buruh 20 % , IRT 20%,
 Lokasi industri, Lokasi industry dekat pasar
Pasar, dan pusat bisnis.

Transportasi dan keamanan

Pengkajian subsistem komunitas Transportasi dan Temuan


keamanan
Transportasi
 Alat transportasi penduduk datang dan ke luar Alat transportasi anak sekolah
wilayah, biasanya menggunakan angkutan
 Transportasi umum (bus, taksi, angkot, dan umum namun kebanyakan dari
sebagainya serta transportasi privat (sumber mereka diantar jemput oleh orang
transportasi atau tuanya , Transportasi untuk
 Transpor untuk penyandang cacat). penyandang cacat menggunakan
Keamanan kursi roda dan motor yang sudah
 Layanan perlindungan kebakaran, dimodifikasi .
 Polisi, Terdapat layanan keamanan
 Sanitasi, dan pemadam kebakaran,polisi.
 Kualitas udara. Sanitasi pembuangan juga baik
untuk kualitas udara sedikit
memburuk karena banyaknya
polusi udara dari kendaraan
bermotor.

Komunikasi

Pengkajian subsistem komunitas Komunikasi Temuan


Komunikasi formal
 Surat kabar, radio dan televisi, telepon, Kebanyakan warga dan anak
internet, dan hotline, serta usia sekolah sudah menggunakan
Komunikasi informal komunikasi lewat telepon
 Papan pengumuman, poster, brosur, halo-halo, android
dan sebagainya. Terdapat papan pengumuman

Pendidikan

Pengkajian subsistem komunitas Pendidikan Temuan


 Sekolah yang ada di komunitas,
 Tipe pendidikan, Sekolah terdapat satu SD,PAUD
 Perpustakaan, dan TK ,Pelayanan kesehatan di
 Pendidikan khusus, sekolah sudah terdapat UKS
tetapi belum berjalan dengan
 Pelayanan kesehatan di sekolah, baik,program makan siang di
 Program makan siang di sekolah, dan sekolah belum diterapkan ,

Rekreasi

Pengkajian subsistem komunitas Rekreasi Temuan


 Taman, Terdapat satu lapangan
 Area bermain, kecil di area perumahan
 Perpustakaan, untuk berolahraga terutama
 Rekreasi umum dan privat anak-anak ,tidak ada
 Fasilitas khusus. perpustakaan rekreasi
umum hanya ada di kota
dengan terdapat satu taman.

E.Data Persepsi

Pengkajian subsistem komunitas Persepsi Temuan


Tempat tinggal
 Bagaimana perasaan masyarakat tentang Anak sekolah di lingkungan
komunitasnya, perumahan merasa bahwa
lingkungan ramah dan mereka
 Apa yang menjadi kekuatan mereka diberi kebebasan untuk bermain
 Permasalahan, karena kebebasan itu maka
 Tanyakan pada masyarakat dalam kelompok kebanyakan anak usia sekolah di
yang berbeda (misalnya, lansia, remaja, perumahan diperbolehkan jajan
pekerja, profesional, ibu rumah tangga, dan sembarangan dengan makanan
sebagainya). yang kurang sehat dan tidak
memulai makan dengan selalu
Persepsi umum
cuci tangan.
 Pernyataan umum tentang kesehatan dari
komunitas,
 Apa yang menjadi kekuatan, A
 Apa masalahnya atau potensial masalah yang
dapat diidentifikasi.
F. Data Sekunder
1. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan jenis kelamin

Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan jenis kelamin di RT 01 RW 03


kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta pada
tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan jenis kelamin yaitu laki laki sebanyak 30 orang dan
perempuan sebanyak 38 orang.

2. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan status gizi


Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan status gizi di RT 01 RW 03
kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta pada
tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan status gizi baik sebanyak 50 orang, gizi cukup
sebanyak 16 orang dan gizi kurang sebanyak 2 orang.

3. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan imunisasi

Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan imunisasi di RT 01 RW 03


kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta pada
tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan imunisasi seluruh anak usia sekolah telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap

4. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan kebiasaan gosok gigi


Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan gosok gigi di RT 01
RW 03 kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta
pada tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan kebiasaan gosok gigi rajin sebanyak 42 orang dan
tidak rajin 26 orang.

5. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan kejadian sakit gigi

Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan kejadian sakit gigi di RT 01
RW 03 kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta
pada tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan kejadian sakit gigi yaitu sebanyak 54 orang
pernah mengalami sakit gigi dan sebanyak 14 orang tidak pernah
mengalami sakit gigi.
6. Porposi anak usia sekolah RT 01 RW 03 berdasarkan kejadian ISPA
Gambar 3.1 Porposi anak usia sekolah berdasarkan kejadian ISPA di RT 01 RW
03 kelurahan kadipiro kecamatan mojosongo kota Surakarta pada
tanggal 07 mei 2020.
Gambar 3.1 Menunjukan bahwa porposi anak usia sekolah pada rentang usi 5 – 12
tahun berdasarkan kejadian ISPA yaitu sebanyak 54 orang pernah
mengalami ISPA dan sebanyak 12 orang tidak pernah mengalami
ISPA.

Data inti komunitas


KATEGORI DATA RINGKASAN LAPORAN KESIMPULAN
Vital Statistik

18.5/1000 Angka kelahiran tergolong


rendah
Penyebab kematian
Jantung 40 % Penyebab kematian paling
DBD 25% besar adalah penyakit jantung
ddan DBD
Vital Statistik
Angka Kematian
28/1000 Angka kematian paling tinggi

Sub Sistem Komunitas

KATEGORI DATA RINGKASAN KESIMPULAN


LAPORAN/PERNYATAAN
Lingkungan Fisik
Inspeksi
Windsheld suvey pada
Masyarakat yang ditemui Warga pada umumnya
selama pns,swasta dan buruh dan
berkeliling komunitas pada mayoritas suku Jawa dengan
umumnya agama mayoritas penduduk
adalah pns ,buruh dan swasta, Islam, mereka tinggal di
suku Jawa umumnya dataran rendah.
mayoritas memeluk agama
Islam. Mereka tinggal di
wilayah dataran rendah.
Kondisi lingkungan tempat
tinggal lumayan panas ,
kadang-kadang hujan.

.
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
ada fasilitas pelayanan Warga masyarakat sudah
kesehatan di dalam komunitas, dekat dengan fasilitas
yaitu terdapat satu klinik dan pelayanan kesehatan namun
satu puskesmas. belum dimanfaatkan dengan
baik
.
Transportasi
Warga menggunakan angkutan Pada umumnya transportasi
umum dan motor sedangkan yang
anak sekolah berangkat Digunakanwarga adalah
menggunakan angkutan umum angkutan umum dan motor
juga dan sebagian dari mereka .
diantar oleh orang tuanya
Pendidikan
Rata-rata warga lulusan SMA Kebanyakan warga lulusan
SMA
Ekonomi

Penghasilan warga lebih dari


1000.000 dengan berbagai Penghasilan warga lebih dari
pekerjaan muali dari 1000.000
pns,swasta dan buruh

Keamanan Tidak terdapat sistem Tidak terdapat sistem


Polisi siskamling siskamling

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Statement Atau Pernyataan Identifikasi Faktor Etiologi Tanda & Gejala
Masalah, Respon, Atau Berkaitan/Berhubungan dimanifestasikan oleh
Keadaan. Dengan Masalah.
(Aktual/Resiko/Potensial)
Perilaku kesehatan cenderung a. Kurangnya minat warga a. Ditunjukkan dengan
berisiko karena anak usia untuk mengecek rutin banyaknya kejadian anak
sekolah di mojosongo kesehatan gigi anaknya. usia sekolah yang sakit
walaupun sebagian sudah b. Kurangnya perhatian dan gigi
menerapkan rajin gosok gigi penegasan dari orangtua
namun masih saja ditemukan terhadap anaknya
anak sekolah yang giginya mengenai masalah
masih sakit. kesehatan gigi
Ketidakefektifan Pemeliharaan a. Kurangnya perhatian .a.Ditunjukkan dengan
Kesehatan karena anak usia orang tua terhadap kurangnya pengetahuan siswa
sekolah dibebaskan anaknya mengenai mengenai penerapan PHBS
orangtuanya dan tidak ada PHBS (cuci tangan terutama cuci tangan
larangan tegas untuk tidak sebelum makan)
jajan sembarangan dan b. Kurangnya penyuluhan
memakan makanan yang sehat dari tenaga kesehatan
serta menerapkan PHBS (cuci bagi warga
tangan sebelum makan)

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN


No Diagnosa Kep A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Komunitas

1 Perilaku 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1
Kesehatan
Cenderung
berisiko
2. Ketidakefektifan 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 4
Pemeliharaan
Kesehatan
Keterangan Pembobotan
Sangat rendah = 1
Rendah= 2
Cukup=3
Tinggi=4
Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai
A : Risiko terjadi
B:Risiko parah
C: Potensial untuk penkes
D: Minat masyarakat
E:Mungkin diatasi
F: Sesuai program pemerintah
G: Tempat
H:Waktu
I: Dana
J:Fasilitas
K:Sumber daya

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Sasaran Tujuan Intervensi
1 Perilaku Menurunnya 1.Terbentuk a.lakukan
Kesehatan angka kejadian kelompok anak pendekatan
Cenderung caries gigi atau yang peduli formal antara
Beresiko sakit gigi kesehatan gigi orang tua dan
2.anak sekolah anak
tidak mengalami 2.Berikan
sakit gigi penyuluhan
3.anak sekolah tentang caries
mendapatkan gigi
pengetahuan 3.Demonstrasi
cukup tentang cara menggosok
caries gigi gigi
2. Ketidakefektifan 1.Terbentuknya 1.Pendekatan
pemeliharaan Menurunnya kelompok anak formal ke anak
kesehatan angka anak usia yang peduli I 2.Berikan
sekolah yang dengan cuci Penyuluhan
jajan tangan mengenai cuci
sembarangan dan 2.Anak sekolah tangan
semakin tidak lagi jajan 3.Demonstrasikan
menerapkan sembarangan cara cuci tangan 6
PHBS terutama 3.agregat anak langkah.
cuci tangan sekolah
mendapatkan
penyuluhan
tentang PHBS
(Cuci tangan)

EVALUASI TINDAKAN

No Hari,tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf


Proses Hasil
1. Kamis,7 mei 1.Memberikan 100 % anak Peningkatan
2020 penyuluhan tentang dalam
dan orangtua
kkaries gigi kemauan
2.Mendemonstrasikan hadir untuk
cara menggosok gigi menggosok
90 % anak
gigi
aktif terlibat
dalam
penyuluhan
2 Kamis,7 mei 1.Memberikan 100 % anak Peningkatan
2020 penyuluhan tentang pengetahuan
dan orangtua
PHBS (Cuci tangan) anak usia
2.Mendemonstrasikan hadir sekolah
cara cuci tangan 6 terhadap
90 % anak
langkah yang benar pentingnya
aktif terlibat
cuci tangan
dalam
penyuluhan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan


nilai (values) perhatian (interest )yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun,dkk.2006)
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan,
karena selain jumlahnya yang besar,mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau
karena terorganisir dengan baik.Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa
SD/MI sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih guru UKS dan dokter kecil.
1.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

B.Saran

1.Pentingnya menerapkan dan meningkatkan PHBS

2.Diharapkan semua masyarakat untuk meningkatkan PHBS


DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan Indonesia.(2014).Kemitraan Menuju Indonesia Sehat: 2014.Jakarta

Profil Kesehatan Indonesia.(2014).Kemitraan Menuju Indonesia Sehat: 2015.Jakarta

Sumijatun,dkk.(2006).Keperawatan Kesehatan KomunitasTeori dan Praktik dalam


Keperawatan.Jakarta.Salemba Medika

Wahyudi.(2010).Keperawatan Komunitas dengan pendekatan praktis . Yogyakarta :Nuha


Medika

Gunarsah.(2006).Ilmu Keperawatan Komunitas 1.Jakarta : Salemba Medika


SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Disusun Oleh
1. Dewa Samudra Harmula P S17119
2. Dian Sukma Kenangasari S17120
3. Dinarikasari Baskara Putri S17121
4. Durrotul Mustafidah S17122
5. Ending Novianti S17124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
Pokok Bahasan : Cuci Tangan 6 Langakah
Sasaran : Siswa kelas 4, 5 dan 6
Tempat : SDN Kadipiro 4 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota
Surakarta
Hari/ Tanggal : Senin, 11 Mei 2020
waktu : 60 Menit
Metode : Ceramah, Praktek
Penyuluh : Dewa Samudra Harmula P S17119
Dian Sukma Kenangasari S17120
Dinarikasari Baskara Putri S17121
Durrotul Mustafidah S17122
Ending Novianti S17124

I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat mengerti dan memahami
tentang cuci tangan 6 langkah.

2. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan para siswa mampu mempraktekan cuci tangan 6 langkah
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga dan pengunjung mampu memahami tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan

b. Menjelaskan tujuan cuci tangan

c. Menjelaskan manfaat mencuci tangan

d. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan

e. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan

f. Menjelaskan enam langkah cuci tangan


2. SASARAN
Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SDN Kadipiro 4 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota
Surakarta

3. SUP POKOK BAHASAN


1. Defenisi cuci tangan

2. Tujuan cuci tangan

3. Manfaat mencuci tangan

4. Dampak jika tidak cuci tangan

5. Kapan waktu cuci tangan

6. Enam langkah cuci tangan

4. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, Simulasi

5. MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu

6. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Wakt Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media
u
Pendahulua 5 1. Memberi salam Ceramah
n menit 2. Memperkenalkan 1. Menjawab dan tanya
diri salam jawab
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan dan memperhatikan
pokok materi yang 3. Menjawab
akan disampaikan pertanyaan
4. Mengkaji
pengetahuan siswa
SD tentang Cuci
tangan 6 langkah
yang benar
Penyajian 45 1. Menjelaskan materi Mendengarkan dan Ceramah LCD
menit a. Defenisi cuci tangan memperhatikan dan tanya
b. Tujuan cuci tangan Mempraktekan jawab
c. Manfaat mencuci mencuci tangan
tangan
d. Dampak jika tidak
cuci tangan
e. Kapan waktu cuci
tangan
f. Enam langkah cuci
tangan
2. Penyuluh mencontohkan
cara mencuci tangan
yang benar
3. Memberikan sesi untuk
bertanya

Penutup 10 Tanya LCD


menit 1. Meminta peserta untuk 1. Mengajukan jawab
menjelaskan kembali pertanyaan
materi yang telah di 2. Menjawab
berikan dengan singkat. pertanyaan yang
2. Meminta peserta untuk di berikan oleh
mempraktekan cuci penyuluh
tangan yang benar 3. mempraktekan
cuci tangan
yang benar
4.Membalas salam

7. MEDIA

8. MATERI
(terlampir)

9. KRITERIA PEMANTAUAN

1. Pemantauan
a. Input

b. Proses

idak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan


c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan

d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik

10. Evaluasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap indikator
dampak (dampak dari program seperti cuci tangan 6 langkah dan etika batuk)

MATERI
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1. Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci
tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar
kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang.

2. Tujuan Mencuci Tangan


1. Menjaga Kebersihan diri

2. Mencegah infeksi silang


3. Sebagai pelindung diri

3. Manfaat Cuci Tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.

2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).

3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.

4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
4. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan
1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat. Potensi ini
juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri
salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk
mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan dokter.

2. Keracunan Bakteri E. Colli


Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci tangan.
Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan
setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli bisa
masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan diare
yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka
bisa menyebabkan gagal ginjal. (baca juga : bahaya gagal ginjal – gejala dan
pencegahannya)

3. Resiko Tertular Flu atau Pilek


Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara umum. Penularan
ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas umum atau bersentuhan dengan
orang lain. Kemudian ketika Anda makan secara langsung maka bisa menyebabkan virus
segera berpindah tangan. Virus akan menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam
tubuh tapi juga berpindah lewat saluran pernafasan.

4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan


Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang sudah
melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke
saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir. Kemudian bakteri akan
tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa
menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya radang
tenggorokan kronis)

5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena penyakit
diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya sudah ada di
tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan
langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa
menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat reaksi
diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.

6. Infeksi Penyakit Hepatitis B


Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis B. Penyakit
hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan penderita sulit untuk memiliki
tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis penyakit yang mudah menular. Salah satu
cara untuk mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum makan
bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat udara
dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat endemi hepatitis B.
(baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis hepatitis yang perlu diwaspadai)

7. Resiko Infeksi Shigellosis


Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi akibat jenis
bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan
karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor
setelah melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang bersarang
dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan itu sendiri atau tangan yang
kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam, diare yang parah, diare bisa disertai darah
dan dehidrasi.

8. Resiko Infeksi Botulisme


Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena infeksi penyakit
botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan tangan yang kotor.
Ini termasuk jenis infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi potensi bahaya
yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah seperti diare, sakit perut, mual,
muntah, demam, pandangan kabur dan hilang kesadaran.

9. Resiko Infeksi Amoebiasis


Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan karena tidak
mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan penderita mengalami
disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica.
Infeksi ini tidak hanya menyerang pada saluran pencernaan namun juga berbagai organ
lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam tubuh dan membutuhkan perawatan
darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa mencegah kondisi yang lebih berbahaya.

10. Resiko Radang Pernafasan


Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk,
flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang
dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
membuat penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja
berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk mengatasi
berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar dan steril agar
benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.

5. Kapan waktu cuci tangan


1. Menurut Handayani , dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum dan setelah makan.

b. Setelah ganti pembalut.

c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang
bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.

d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.

e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.

g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.

h. Setelah menangani sampah.

i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.

j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain).

k. Pulang bepergian dan setelah bermain.

l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

2. Bagi petugas medis/tenaga kesehatan

a. Sebelum menyentuh pasien

b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril

c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien

d. Setelah menyentuh pasien

e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6. Enam langkah cuci tangan


1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya

3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin

4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci

5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya

6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan
mengunci

DAFTAR PUSTAKA

.2012.(online)www.dechacare.com (diakses pada tanggal 21 November 2016)


.2012.(online)www.surabaya-ehealth.org (diakses pada tanggal 21 November 2016)
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
JNPK_KR. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan
Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. (2000). KapitaSelektaKedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta
: Media Aesculapius FKUI.
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Jakarta
SATUAN ACARA
PEYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
Disusun Oleh Kelompok 3
1. Dewa Samudra Harmula P S17119
2. Dian Sukma Kenangasari S17120
3. Dinarikasari Baskara Putri S17121
4. Durrotul Mustafidah S17122
5. Ending Novianti S17124

PROGRAM STUDI SARJANA


KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
Pokok Bahasan : Cuci Tangan 6 Langakah
Sasaran : Siswa kelas 4, 5 dan 6
Tempat : SDN Kadipiro 4 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota Surakarta
Hari/ Tanggal : Senin, 11 Mei 2020
waktu : 60 Menit
Metode : Ceramah, Praktek
Penyuluh : Dewa Samudra Harmula P S17119
Dian Sukma Kenangasari S17120
Dinarikasari Baskara Putri S17121
Durrotul Mustafidah S17122
Ending Novianti S17124
I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat mengerti dan memahami
tentang cuci tangan 6 langkah.
2. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan para siswa mampu mempraktekan cuci tangan 6 langkah
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga dan pengunjung mampu memahami tentang :
a. Menjelaskan defenisi cuci tangan
b. Menjelaskan tujuan cuci tangan
c. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
d. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
e. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
f. Menjelaskan enam langkah cuci tangan

2. SASARAN
Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SDN Kadipiro 4 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Mojosongo Kota Surakarta

3. SUP POKOK BAHASAN


1. Defenisi cuci tangan
2. Tujuan cuci tangan
3. Manfaat mencuci tangan
4. Dampak jika tidak cuci tangan
5. Kapan waktu cuci tangan
6. Enam langkah cuci tangan
4. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya Jawab, Simulasi

5. MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu

6. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Peserta Metode Media


Penyuluh
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi Ceramah dan
salam 1. Menjawab tanya jawab
2. Memperkena salam
lkan diri 2. Mendengark
3. Menjelaskan an
tujuan memperhatik
penyuluhan an
dan pokok 3. Menjawab
materi yang pertanyaan
akan
disampaikan
4.Mengkaji
pengetahuan siswa
SD tentang Cuci
tangan 6 langkah
yang benar
Penyajian 45 menit 1. Menjelaskan Mendengarkan dan Ceramah dan tanya LCD
materi
a. Defenisi cuci memperhatikan jawab
tangan Mempraktekan
b. Tujuan cuci
tangan mencuci tangan
c. Manfaat
mencuci tangan
d. Dampak jika
tidak cuci tangan
e. Kapan waktu
cuci tangan
f. Enam langkah
cuci tangan
2. Penyuluh
mencontohkan
cara mencuci
tangan yang benar
3. Memberikan
sesi untuk
bertanya
Penutup 10 menit Tanya jawab LCD
1. Meminta peserta 1. Mengajukan
untuk pertanyaan
menjelaskan 2. Menjawab
kembali materi pertanyaan
yang telah di yang di berikan
berikan dengan oleh penyuluh
singkat. 3. mempraktekan
2. Meminta peserta cuci tangan
untuk yang benar
mempraktekan 4.Membalas salam
cuci tangan
yang benar
7. MEDIA
• LCD

8. MATERI
(terlampir)

9. KRITERIA PEMANTAUAN
1. Pemantauan
a. Input
• Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 5 peserta
• Media penyuluhan yang digunakan adalah LCD, Laptop dan Leaflet
• Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
• Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
• Tempat penyuluhan adalah diruang penyuluhan
• Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan

b. Proses
• Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
• Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
• Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan

d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik

10. Evaluasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap indikator dampak
(dampak dari program seperti cuci tangan 6 langkah dan etika batuk)
MATERI
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1.Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang.

2.Tujuan Mencuci Tangan


1. Menjaga Kebersihan diri
2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai pelindung diri

3.Manfaat Cuci Tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
4.Dampak Jika Tidak Cuci Tangan
1. Keracunan Bakteri Salmonella
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa
hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri salmonella adalah seperti diare,
sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah

2. Keracunan Bakteri E. Colli


Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan setelah
menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan. Keracunan ini bisa menyebabkan diare yang sangat
berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan gagal
ginjal.

3. Resiko Tertular Flu atau Pilek


Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara umum

4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan


Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran
pencernaan. Makanan yang masuk ke saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir.
Kemudian bakteri akan tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang dengan pesat.
5. Diare
Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian
akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan tangan.

6. Infeksi Penyakit Hepatitis B


. Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa
menjadi tempat endemi hepatitis B. (baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis hepatitis yang
perlu diwaspadai)

7. Resiko Infeksi Shigellosis


Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi akibat jenis bakteri shigela.
Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak
mencuci tangan sebelum makan.

8. Resiko Infeksi Botulisme


Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan tangan yang kotor. Ini termasuk jenis infeksi
yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

9. Resiko Infeksi Amoebiasis


Penyakit ini akan menyebabkan penderita mengalami disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini
termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica.
10. Resiko Radang Pernafasan
Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa
menyebar lewat bakteri atau virus yang masuk ke tubuh lewat makanan.

5.Kapan waktu cuci tangan


1. Menurut Handayani , dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai berikut:
a. Sebelum dan setelah makan.
b. Setelah ganti pembalut.
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang bahan mentah,
seperti produk ternak dan ikan.
d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
h. Setelah menangani sampah.
i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain).
k. Pulang bepergian dan setelah bermain.
l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
2. Bagi petugas medis/tenaga kesehatan
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril
c. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6.Enam langkah cuci tangan


1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci
DAFTAR PUSTAKA

.2012.(online)www.dechacare.com (diakses pada tanggal 21 November 2016)


.2012.(online)www.surabaya-ehealth.org (diakses pada tanggal 21 November 2016)
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
JNPK_KR. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber
Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. (2000). KapitaSelektaKedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI.
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai