SKILL LAB
SKENARIO
Afgan (19 tahun) merupakan mahasiswa FKp Universitas Riau yang sedang
melaksanakan kegiatan profesi komunitas bersama dengan 10 temannya yang lain.
Praktik profesi mereka di RW 01 Kelurahan Cinta Damai. Afgan bersama teman-
temannya yang biasa disebut ners muda, telah melakukan pengumpulan data
kesehatan warga RW 01. Setelah data ditabulasi, ditemukan masalah kesehatan
utama di RW 1 diantaranya kesehatan lingkungan, kenakalan remaja dan hipertensi
pada lansia. Para ners muda segera merencanakan kegiatan Lokakarya Mini
Masyarakat (LKMM) untuk menginformasikan hasil temuan masalah kesehatan
tersebut kepada pihak-pihak yang terkait. Selain itu, ners muda telah membentuk
RW Siaga dengan nama “Pesona Hati” RW 01 dan kegiatan pelantikan pengurusnya
bersamaan dengan kegiatan LKMM.
Pertanyaan:
1. Persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh ners muda untuk melaksanakan
kegiatan LKMM tersebut ?
2. Siapa saja pihak terkait yang sebaiknya diundang untuk menghadiri acara LKMM
tersebut?
3. Dalam menyusun susunan acara LKMM, bagaimana prosedur pelaksanaan
kegiatan inti LKMM?
4. Apakah urgensi dari pembentukan dan pelantikan RW Siaga?
2
A. Pendahuluan
Ners muda merupakan generasi perawat professional di masa datang. Ners
muda yang bekerja di Puskesmas harus mengetahui tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik sehingga mampu mengaplikasikan ilmu
keperawatan secara professional, salah satunya pelaksanaan LKMM.
Lokakarya Mini Masyarakat merupakan bagian dari manajemen Puskesmas
yang berfungsi memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan pemecahan masalah yang dihadapi serta tersusunnya
rencana kerja baru. LKMM dilaksanakan dengan bekerjasama lintas program
maupun lintas sektoral.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan instruksional umum
Setelah menyelesaikan praktikum selama 2x60 menit diharapkan
mahasiswa akan dapat melaksanakan kegiatan LKMM dan RW Siaga
secara lengkap dan tepat.
3
C. Landasan Teori
1. Lokakarya Mini Masyarakat (LKMM)
LKMM atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan
perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD)
dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh
dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007). Tujuan dari kegiatan MMD atau LKMM
adalah bagaimana masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
melalui bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan desa siaga dan poskesdes dan menyusun rencana kerja
untuk menanggulangi masalah kesehatan, melaksanakan desa/RW siaga
dan poskesdes.
LKMM atau MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas
Puskesmas, dan sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi
pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-
lain). Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
a. Pembukaan dengan menguraikan tujuan MMD dan menghimbau
seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan
suasana keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan
rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang
dipimpin oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh
Kepala Desa.
h. Penutup.
4
2. RW Siaga
1. Maksud :
a. Menata kesiapan warga masyarakat dalam karya bakti nyata melalui
kegiatan pencegahan dan pengendalian bencana serta pertolongan
kesehatan bagi masyarakat.
b. Penyelenggaraan RW Siaga merupakan suatu upaya untuk
menyediakan wadah bantuan solidaritas sosial kemanusiaan dalam
membantu mengatasi setiap keadaan gawat darurat yang menimpa
warga di lingkungannya.
c. Organisasi RW Siaga mampu melakukan kegiatan yang dapat
meringankan beban biaya proses persalinan masyarakat yang belum
mampu serta pengawasan gizi keluarga.
2. Tujuan
a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan.
b. Meningkatnya kegiatan masyarakat dalam mengantisipasi dan
melakukan tindakan penyelamatan terhadap ibu hamil, nifas, bayi,
anak dan masyarakat;
c. Meningkatnya kegiatan masyarakat dalam pengamatan penyakit,
dan faktor risiko, kesiapsiagaan bencana dan Kejadian Luar Biasa
(KLB);
d. Meningkatnya kadar gizi keluarga dan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS);
e. Meningkatnya sanitasi dasar (RAKSA);
f. Meningkatnya UKBM.
Indikator RW Siaga
1. Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal
fasilitator masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW siaga.
2. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika
terdapat fasilitas kesehatan dasar, misalnya pustu, polindes atau
rumah bersalin.
3. Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang
dikembangkan, jika terdapat 1 posyandu per RW.
4. Memiliki system pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis
masyarakat, jika terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan
di tingkat masyarakat yang mencakup minimal 80% kegiatan,
6
1. Pembina
a. Memberikan pembinaan secara berkala terhadap kegiatan RW
SIAGA;
b. Memberikan bimbingan terhadap anggota RW SIAGA;
c. Mengevaluasi program dan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA.
2. Ketua
a. Mengkordinasikan kegiatan RW SIAGA;
b. Memimpin kegiatan pertemuan RW SIAGA;
c. Membagi tugas kegiatan RW SIAGA pada anggota setiap unit;
d. Membantu anggota RW SIAGA untuk melakukan kegiatan
pengawasan;
e. Membantu pengawasan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA;
f. Mengevaluasi kegiatan RW SIAGA.
3. Petugas kesehatan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
4. Sekretaris
a. Mencatat seluruh kegiatan RW SIAGA;
b. Melaporkan kegiatan hasil kepada seluruh anggota RW SIAGA;
7
3. Pokja Lingkungan
a. Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan
b. Membantu pengelolaan sampah, air bersih.
c. Membantu pengelolaan kebersihan lingkungan (gotong royong,
pemantauan jentik)
4. Pokja Surveilance
a. Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di
masayarakat seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan,
HIV/AIDS (NAPZA).
b. Menggalakan imunisasi di posyandu dan anak sekolah
5. Pokja Kegawatdaruratan
a. Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor),
bencana karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana
karena penyakit (penyakit yang berpotensi wabah). Seperti pemberian
pertolongan pertama pada korban banjir.
b. Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat
menyebabkan kematian.
Indikator keberhasilan pengembangan RW SIAGA
Indikator masukan (Input)
a. Ada/ tidaknya forum masyarakat desa
b. Ada/ tidaknya Posyandu dan sarananya
c. Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)
d. Ada/ tidaknya UKBM lain
D. Referensi
Kemenkes RI. 2006. Panduan Lokakarya Mini Puskesmas. Jakarta : Kemenkes
RI
E. Proses Pelaksanaan
Alat dan Bahan :
1. Slide hasil pengumpulan data kesehatan (ppt)
2. White board, spidol, penghapus, infokus
3. Kursi dan meja
Setting :
Referensi
Stanhope & Lancaster. (2004). Community & Public Health Nursing. Sixth edition.
Mosby: New Jersey
30